Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
pengukuran
DISUSUN Oleh :
Kelompok
: 03
Kelas
: 3EGB
Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DINA SAFITRI
MEDIO DESTIAN
MUHAMMAD MARCO SAYPUTRA
PUSPITA ANGGRAINI
RIDHO ANUGERAH
RIZKA RAHMAWATI
YULINDA
Instruktur :
(061440410793)
(061440410799)
(061440410801)
(061440410804)
(061440410806)
(061440410808)
(061440410812)
Tujuan Percobaan
Kamus mendefinisikan pipa sebagai cubing panjang dari tanah liat, konkret,
metal, kayu, dan seterusnya, untuk mengalirkan air, gas, minyak dan cairan-cairan lain.
Pipa yang dimaksud bukan berarti hanya pipa, tetapi fitting- fitting, katup-katup dan
komponen-komponen lainnya
yang merupakan
system perpipaan.
Pipa
dan
pipa Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energi pada pipa. Dengan
adanya sambungan dapat menghambat aliran normal dan menyebabkan gesekan
tambahan. Pada pipa yang pendek dan mempunyai banyak sambungan, fluida yang
mengalir di dalamnya akan mengalami banyak kehilangan energi.
Dalam sistem pipa salah satu konstruksinya adalah menggunakan sambungan yang
berfungsi untuk membelokan arah aliran fluida ke suatu tempat tertentu. Salah satu
efek
yang
muncul
pada
aliran
ketika
melewati
berkaitan dengan pola aliran adalah adanya ketidakstabilan aliran atau fluktuasi
aliran. Fluktuasi aliran yang terjadi terus menerus pada belokan
memberikan
beban
impak
secara
acak
pada
pipa
akan
pembeban impak secara acak yang berlangsung terus menerus bisa menyebakan
getaran pada pipa.
Pada sambungan pipa bekerja gaya yang disebabkan oleh aliran zat cair yang
berbelok, disamping berat pipa dan isinya.
2. Cara Penyambungan Pipa
Penyambungan tersebut dapat dilakukan dengan :
a. Pengelasan
Jenis pengelasan yang dilakukan adalah tergantung pada jenis pipa dan
penggunaannya, misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan las
busur gas wolfram, dan untuk pipa baja karbon digunakan las metal.
b. Ulir (threaded)
Penyambungan ini digunakan pada pipa yang bertekanan tidak terlalu tinggi.
Kebocoran pada sambungan ini dapat dicegah dengan menggunakan gasket tape pipe.
Umumnya pipa dengan sambungan ulir digunakan pada pipa dua inci ke bawah.
c. Menggunakan Flens (flange)
Kedua ujung pipa yang akan disambung dipasang flens kemudian diikat dengan
baut.
3. Kehilangan-kehilangan Energi pada Sistem Perpipaan
Pada mekanika fluida telah diperlihatkan bahwa ada 2 macam bentuk
kehilangan energi, yaitu :
1. Kehilangan Longitudinal (Longitudinal Losses)
Kehilangan longitudinal, yang disebabkan oleh gesekan sepanjang lingkaran
pipa. Ada beberapa persamaan yang dapat digunakan dalam menentukan kehilangan
longitudinal hf apabila panjang pipa L meter dan diameter
d mengalirkan
kecepatan rata-rata V. Menurut White (1986), salah satu persamaan yang dapat
2
digunakan adalah Persamaan
Darcy-Weisbach yaitu :
h f =f x
L V
x
xm
d 2g
Dimana :
f = faktor gesekan (Darcy friction factor), nilainya dapat diperoleh dari diagram
Moody.
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
2
Tabel 1. Kekasaran
rata-rata pipa komersial
(M) 10 -3
0,001 - 0,002
0,0015 - 0,007
(Kaki)
-6
(3,33 - 6,7)10 -5
(0,5 - 2,33)10
-5
Stainless steel
0.015
5x10
-4
Baja komersial pipa
0,045 - 0,09
(1,5 - 3)10
-5
Membentang baja
0.015
5x10
-4
Weld baja
0.045
1.5x10
-4
Baja galvanis
0.15
5x10
-4
Berkarat baja (korosi)
0,15 4
(5 - 133)10
-4
Baru besi cor
0,25 - 0,8
(0.82 - 2.62)10
-3
Dikenakan besi cor
0,8 - 1,5
(2,7 - 5)10
-3
Rusty besi cor
1.5 - 2.5
(5 - 8,3) 10
-5
Lembar besi cor atau aspal
0,01 - 0,015
(3,33 - 5)10
-3
Merapikan semen
0.3
1x10
-3
Biasa beton
0,3 1
(1 - 3,33)10
-3
Beton kasar
0,3 5
(1 - 16,7)10
Terencana kayu
0,18 - 0,9
0.59 - 2.95
-3
Biasa kayu
5
16.7x10
Sumber : http://www.engineeringtoolbox.com/surface-roughnessventilation- ducts-d_209.html
V2
2g
IV.
( )]
D
0,131+ 1,847
2 Ro
Prosedur Percobaan
a. Menutup katup pembuangan yang terletak di bawah tangki
b. Mengisi air dalam tangki
c. Menghubungkan steker listrik ke stop kontak
d. Memutar pasokan listrik saklar utama dalam posisi horizontal
e. Lampu indikator akan menyala
V.
DATA PENGAMATAN
Digital
1. Pipa ( P2- P3 ) Belokan 1800 Diameter: 26,8 mm
Laju alir/Debit
(L/hr)
500
1000
1500
2.
P-I (mbar)
P-II (mbar)
P-III (mbar)
Rata-rata
2
3
6
2
3
6
2
3
6
2
3
6
Laju alir/Debit
(L/hr)
500
P-I (mbar)
P-II (mbar)
P-III (mbar)
Rata-rata
1000
1500
20
39
20
39
20
39
20
39
3. Pipa ( P15- P16 ) Pengecilan Pipa Diameter Kecil: 17,3 mm Diameter Besar: 26,8
mm
Laju alir/Debit
(L/hr)
500
1000
1500
P-I (mbar)
P-II (mbar)
P-III (mbar)
Rata-rata
15
40
81
15
40
81
15
40
81
15
40
81
P-I (mmH2O)
P-II (mmH2O)
P-III (mmH2O)
Rata-rata
38-30,5 = 7,5
48,4-29,2 = 19,2
65-25,5 = 39,5
38-30,5 = 7,5
49-20,5 = 28,5
65-25,5 = 39,5
38-30,5 = 7,5
49-29 = 20
65,5-25,5 = 40
7,5
22,6
39,7
5. Pipa ( P15- P16 ) Pengecilan Pipa Diameter Kecil: 17,3 mm Diameter Besar: 26,8 mm
Laju alir/Debit
(L/hr)
500
1000
1500
P-I (mmH2O)
P-II (mmH2O)
P-III (mmH2O)
37,5-22,4 = 15,1
55-13 = 42
36,4-21,2 = 15,2
36,5-21,4 = 15,1
53,9-11,9 = 42
54,2-12,2 = 42
Tidak terbaca
Rata-rata
15,13
42
HASIL PERHITUNGAN
digital
1. Pipa (P2-P3)
Laju aliran volume/debit (liter/jam
500
Nilai Pengukuran
Kehilangan tekanan (mbar)
2
Nilai Perhitungan
Laju aliran volume/debit (m3/s)
Kecepatan (meter/detik)
Koefisien kehilangan tekanan
Kehilangan tekanan (Pa)
1,3881
0-4
0,2461
1,535
23,2186
1000
1500
2,77781
0-4
0,4925
1,535
92,9878
4,1667104
0,7387
1,535
209,1944
Pipa (P13-P14)
Laju alir volume/debit (liter/jam)
500
1000
1500
Nilai Pengukuran
Kehilangan tekanan (mbar)
6
Nilai Perhitungan
1,3881
0-4
0,1737
0,1941
1,4626
18
38
2,77781
0-4
0,3476
0,1941
5,8572
4,16671
0-4
0,5215
0,1941
13,1838
1000
1500
2,77781
0-4
1,183
0,3402
118,91
4,16671
0-4
1,773
0,3402
267,09
Pipa (P15-P16)
Laju alir volume/debit (liter/jam)
500
Nilai Pengukuran
Kehilangan tekanan
Nilai Perhitungan
1,3881
0-4
0,5215
0,3402
23,1072
1. Pipa (P13-P14)
Laju aliran volume/debit (liter/jam
500
Nilai Pengukuran
Kehilangan tekanan (mbar)
Nilai Perhitungan
Laju aliran volume/debit (m3/s)
Kecepatan (meter/detik)
Koefisien kehilangan tekanan
Kehilangan tekanan (Pa)
1,3881
0-4
0,1737
0,1941
1,4494
1000
1500
2,77781
0-4
0,4925
0,1941
11,7583
4,1667104
0,1941
26,4525
Pipa (P15-P16)
Laju alir volume/debit (liter/jam)
500
Nilai Pengukuran
Kehilangan tekanan (mbar)
1,4638
Nilai Perhitungan
Laju alir volume/debit (liter/jam)
Kecepatan (meter/detik)
Koefisien kehilangan tekanan
1,3881
0-4
0,2461
0,3402
1000
1500
4,0635
2,77781
0-4
0,4925
0,3402
1,32884
5,3829
PERHITUNGAN
Secara Digital
1. Pipa ( P2 P3 ) 1800
A. Laju alir 500 L/h
Secara Praktek
P = 2 mbar
= 2 mbar x
1
1
1,0 x 105 pa
x
= 200 Pa
1000 mbar
Secara Teori
3
Q
1,388 x 104 m /s
A = 5,64 x 104 m2
= 0,2461 m/s
Kecepatan
V=
3,5
0,0268 m
0,131+1,847 (
)
2 x 0,016 m
]( )
180
90
Penurunan Tekanan
1
kg
x 999 3 x 1,535 x
2
m
(0,2461)2
2
m
2
s
= 23,2186 Pa
0,5
1,535
P = 3 mbar
= 3 mbar x
1,0 x 105 pa
1
x
= 300 Pa
1000 mbar
Secara Teori
2,7778 x 10-4
m3/s
Kecepatan
V=
= 0,4925 m/s
Q
2,7778 x 104 m3 /s
A =
5,64 x 104 m2
3,5
0,0268 m
0,131+1,847 (
)
2 x 0,016 m
]( )
180
90
0,5
Penurunan Tekanan
1
kg
x 999 3 x 1,535 x
2
m
(0,4925)2
2
m2
s2
= 92,9878 Pa
1,0 x 105 pa
1
x
= 600 Pa
1000 mbar
1,535
4,1667 x 10-4
m3/s
Kecepatan
V=
= 0,7387 m/s
Q
4,1667 x 104 m3 / s
2
A =
5,64 x 104 m
3,5
0,131+1,847 (
0,0268 m
)
2 x 0,016 m
]( )
180
90
0,5
1,535
Penurunan Tekanan
1
kg
x 999 3 x 1,535 x
2
m
(0,7387)2
2
m2
s2
= 209,1944 Pa
2. Pipa P13-14
A. Laju Alir Volume 500 (L/h)
Kehilangan Tekanan
P = 8 mbar
Konversi Satuan :
1,0 x 105 pa
1
x
8 mbar x
= 800 Pa = 800
1000 mbar
Q= 500
m3/s
kg
2
ms
Kecepatan
L
h
1 dm 3
1 m3
1h
X 1 L x 103 dm 3 x 3600 s
1,388 x 10-4
V=
3
Q
1,388 x 104 m /s
A = 7,99 x 104 m2
= 0,1737 m/s
S1 2
2,35 x 104 m2 2
C = 0,63+0,37 ( S ) =0,63+0,37( 5,64 x 104 m 2 ) =0,6942
2
=
2
2
1
1
1 =
1 =0,1941
C
0,6942
) (
V2
2
P =
1
2
kg
999 3
0,1941 .
.
m .
(0,1737)
m
2
s
= 1,4626 kg / ms2
1,0 x 105 pa
1
x
20mbar x
= 2000 Pa = 2000
1000 mbar
kg
ms2
Q= 1000
L
h
1 dm 3
1 m3
1h
X 1 L x 103 dm 3 x 3600 s
2,7778 x
10-4 m3/s
Kecepatan
V=
Q
2,7778 x 104 m 3 /s
2
A =
7,99 x 104 m
= 0,3476 m/s
4 2 2
S1
2,35 x 10 m
0,63+0,37
(
)
=0,63+0,37(
) =0,6942
4 2
C=
S2
5,64 x 10 m
1
1
1 =
1 =0,1941
C
0,6942
) (
V2
2
P =
1
2
kg
999 3
0,1941 .
.
m .
(0,4376)2
2
m
2
s
= 5,8572 kg / ms2
1
5
1,0 x 10 pa
39 mbar x 1 1000 mbar x
= 3900 Pa = 3900
1 dm 3
1 m3
1h
x 3 3x
1 L 10 dm 3600 s
1500L/h x
Kecepatan
V=
kg
2
ms
Q
4,167 x 104 m3 / s
A =
7,99 x 104 m 2
= 0,5215 m/s
4 2 2
S1
2,35 x 10 m
C = 0,63+0,37 ( S ) =0,63+0,37( 5,64 x 104 m 2 ) =0,6942
2
1
1
1 =
1 =0,1941
C
0,6942
) (
V2
2
1
2
999
m
0,2720 2
s
2
kg
0,1941 .
m3 .
= 13,1838 kg / ms2
3. Pipa P15-16
A. Laju Alir/Debit 500 L/hr
Kehilangan Tekanan
P = 15 mbar
Konversi Satuan :
1,0 x 105 Pa
15 mbar x 1 1000 mbar x
= 1500 Pa = 1500
1 dm 3
1 m3
1h
x 3 3x
1 L 10 dm 3600 s
500L/h x
Q
1,3889 x 104 m3 /s
A =
7,99 x 104 m 2
= 0,5215 m/s
[ ]
[
S
1 1
S2
2,35 104 m 2
1
5,64 104 m 2
= 0,3402
Kecepatan
V=
kg
ms2
1
v2
4
1
kg
x 0,3402 999 3 x 0,5125m/s)2
4
m
= 23,1072 Pa
10 mbar
1 pa
= 0,231072 mbar
1,0 x 105 Pa
1
x
40 mbar x
= 4000 Pa = 4000
1000 mbar
1 dm 3
1 m3
1h
x
x
3
3
1000L/h X 1 L
10 dm 3600 s
Kecepatan
V=
Q
2 , 78 x 104 m 3 /s
A = 2,35 x 104 m2
= 1,183 m/s
[ ]
S
1 1
S2
2,35 104 m 2
1
4 2
5,64 10 m
= 0,3402
1
v2
4
1
kg
x 0,3402 999 3 x 1,183 m/s)2
4
m
= 118,91 Pa
C. Laju alir/debit 1500
102 mbar
1 pa
= 1,1891 mbar
kg
2
ms
Kehilangan Tekanan
P = 81 mbar
Konversi Satuan :
1,0 x 105 pa
1
x
81 mbar x
= 8100 Pa = 8100
1000 mbar
1 dm 3
1 m3
1h
x
x
3
3
1500L/h X 1 L
3600
s
10 dm
Kecepatan
Q
4,167 x 104 m 3 / s
A =
2,35 x 104 m2
V=
= 1,773 m/s
[ ]
S
1 1
S2
2,35 104 m 2
1
4 2
5,64 10 m
= 0,3402
1
v2
4
1
kg
x 0,3402 999 3 x 1,773 m/s)2
4
m
2
= 267,09 Pa
10 mbar
1 pa
= 2,6709 mbar
kg
ms2
1. Pipa P13-14
A. Laju alir/debit 500 L/hr
Secara Praktek
P =
= 7,5 mmH2O
1
1
7,5 mmH2O x
1000 mbar
760 mmHg
1 mmHg
13,6 mmH 2O
= 0,7256 mbar
Secara Teori
Kecepatan
V=
Q
1,388 x 104 m3 /s
A = 7,99 x 104 m2
= 0,1737 m/s
2
2
1
1
1 =
1 =0,1941
C
0,6942
) (
Penurunan Tekanan
P =
1
2
V2
2
kg
999 3
0,1941 .
.
m .
Secara Praktek
(0,1737)2
2
m
2
s
= 1,4494kg / ms2
P =
1000 mbar
1
760 mmHg
22,6 mmH2O x
1 mmHg
13,6 mmH 2O
= 22,6 mmH2O
= 2,1865 mbar
Secara Teori
Kecepatan
V=
Q
2,7778 x 104 m3 /s
A =
5,64 x 104 m 2
= 0,4925 m/s
2
2
1
1
1 =
1 =0,1941
C
0,6942
) (
Penurunan Tekanan
2
V
P =
2
1
2
kg
999 3
0,1941 .
.
m .
m
(0,4925) 2
s
2
2
= 11,7583 kg / ms =
0,117583 mbar
C. Laju alir/debit 1500 L/hr
Secara Praktek
P =
= 39,7 mmH2O
1
1
39,7 mmH2O x
1000 mbar
760 mmHg
1 mmHg
13,6 mmH 2O
= 3,8409 mbar
Secara Teori
Kecepatan
V=
Q
4,1667 x 104 m3 / s
A =
5,64 x 104 m 2
= 0,7387 m/s
1
1
1 =
1 =0,1941
C
0,6942
) (
Penurunan Tekanan
2
P =
1
2
V
2
kg
999 3
0,1941 .
.
m .
(0,7387)2
m
2
s
= 26,4525 kg / ms =
0,264525 mbar
2. Pipa P15-16
= 15,13 mmH2O
1
1
15,13 mmH2O x
1000 mbar
760 mmHg
1 mmHg
13,6 mmH 2O
= 1,4638 mbar
Secara Teori
Q
1,388 x 104 m3 /s
A = 5,64 x 104 m2
= 0,2461 m/s
[ ]
2,35 104
1
4
5,64 10
= 0,3402
Penurunan Tekanan
1
v2
P = 2
D L
m2
1
kg
s2
x 0,3402 999 3 x
0,35
2
0,0268 m
m
(0,2461)2
= 132,8835 Pa
102 mbar
1 pa
= 1,32884 mbar
Kehilangan Tekanan
P =
= 42 cmH2O
1
1
42 mH2O x
1000 mbar
760 mmHg
1 mmHg
13,6 mmH 2O
= 4,0635 mbar
1000L/h x
Kecepatan
Q
2,7778 x 104 m3 /s
A =
5,64 x 104 m2
V=
1 dm 3
1 m3
1h
x 3 3x
1 L 10 dm 3600 s
= 0,4925 m/s
[ ]
S
1 1
S2
2,35 104
1
5,64 104
= 0,3402
P =
1
2
v2
L
D
1
kg
x 0,3402 999 3 x
2
m
= 538,2890 Pa
m2
s2
0,35
0,0268 m
(0,4925)2
102 mbar
1 pa
= 5,3829 mbar
VII.
ANALISA PERCOBAAN
Praktikum kali ini yaitu penurunan tekanan dalam pipa aliran fluida II
yang bertujuan untuk dapat mempelajari kehilangan tekanan dalam singularitas
akibat belokan pipa secara praktek dan teori ialah tentang penurunan tekanan
pada sambungan pipa dan perubahan luas penampang pipa. Pada praktikum kali
ini, penurunan tekanan yang diukur yaitu pada belokan pipa P2-P3, pipa P1314 ,
Pada
variasi debit air yaitu 500 L/hr, 1000 L/hr, dan 1500 L/hr. Variasi debit tersebut
untuk mengetahui besarnya penurunan tekanan dengan adanya perbedaan
kecepatan aliran fluida yang berhubungan langsung dengan besarnya gaya gesek
yang terjadi. Selanjutnya dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa pada
sambungan P2-P3 apabila laju alir fluida semakin besar maka nilai penurunan
tekanan / rugi tekan akibat gesekan yang terjadi akan semakin besar. Sesuai
dengan prinsip Bernouli bahwa dalam suatu aliran fluida peningkatan kecepatan
fluida berbanding lurus dengan penurunan tekanan yang terjadi. Pada
sambungan pipa P13-P14m juga sama halnya bahwa semakin besar laju alir
fluida maka penurunan tekanannya juga semakin besar, dimana penurunan
tekanan tersebut terjadi akibat adanya gesekan fluida terhadap pipa pada
sambungan pipa tersebut. Diketahui juga adanya penurunan tekanan saat terjadi
perubahan luas penampang pipa. Hubungan perbandingan lurus terjadi juga pada
perbesaran pipa dan pengecilan pipa. Apabila laju alir fluida semakin besar maka
gaya gesek dan penurunan tekanan yang terjadi juga semakin besar. Dapat
dianalisa bahwa besar atau kecilnya penurunan tekanan ini disebabkan oleh
adanya koefisien gesek, semakin besar koefisien gesek maka semakin besar
kerugian geseknya dan semakin kecil koefisien gesek maka semakin kecil
kerugian geseknya. Koefisien gesek ini berarti suatu nilai (biasanya berkisar
antara 0-1) yang berlaku tetap untuk satu benda yang menentukan energi yang
harus dikeluarkan untuk memindahkan suatu benda dan artinya adalah semakin
besar koefisien gesek maka semakin besar energi yang harus digunakan untuk
memindahkan fluida tersebut.
Pada percobaan pipa P2-P3 dan P13-P14, dapat diketahui bahwa
kerugian gesek yang terjadi lebih besar penurunan tekanannya pada P13-P14
dikarenakan pada pipa P13-P14 diameter penampangnya lebih kecil daripada
penampang belokan pipa p2-p3 , yaitu dengan diameter 17,3 mm, sehingga
kerugian geseknya akan semakin besar dengan kecilnya luas penampang pipa.
Hal demikian juga dijelaskan oleh adanya kerugian gesek pada perbesaran dan
pengecilan pipa yaitu bahwa saat pengecilan pipa kerugian tekanan akan
semakin besar dan pada pembesaran pipa kerugian tekanan akan semakin kecil
dikarenakan oleh kecilnya penampang pipa sehingga kecepatan fluida naik dan
semakin besar gaya gesek yang terjadi.
Kehilangan tekanan yang paling besar adalah pada pipa P13- P14 hal ini
dikarenakan diameter pada pipa P13-P14 lebih kecil dibandingkan pada pipa P2P3 dan P14-P15, karena semakin kecil diameter pipa maka akan semakin besar
nilai koefisien gesek dan juga menyebabkan penurunan tekanan yang terjadi
akan semakin besar.
VIII.
KESIMPULAN
semakin besar.
Kehilangan tekanan dalam suatu aliran fluida dalam pipa dapat disebabkan oleh
adanya sambungan pipa yang menyebabkan adanya gesekan fluida terhadap pipa.
Nilai koofisien kehilangan tekanan berbanding lurus dengan besarnya kehilangan
tekanan, hal ini dikarenakan semakin besar nilai koefisien gesek maka semakin
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR ALAT