Anda di halaman 1dari 253

TEORI PENDEKATAN KONSELING

PETA KOGNITIF
PENDEKATAN KONSELING

KARCGBEPT
ronaleks
nasih
isletakd
teionavs
lsntiak

Tokoh / Pengembang
Konsep Dasar

ia-toen
nslCrat

Tujuan Konseling
Hubungan konselor - klien

g-easld
TEnli
tas
fRrm
aeoliK
cantrso
tlsieHn

Tekhnik
Pengalaman Klien
Peranan Konselor

iafduso
e
rtkm

Syarat Konselor

sal
in
oin
nsg

Karakteristik Konseling
Kelebihan & Kelemahan

ta
li
k
1

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Peta Kognitif
Pendekatan Konseling
Pengembang/ Tokoh

Kelebihan &Kekurangan

Individu

Tahap

Kelompok
Konsep Dasar

Per-kembangan
kepribadian

Proses

Teknik

konseling

Tujuan

Sakit

Konselor

Konseli
Klien

Pengalaman klien dalam konseling


Sehat

Syarat Konselor
Tugas Konselor

TEORI PENDEKATAN KONSELING

PSIKOANALISIS
3

TEORI PENDEKATAN KONSELING

PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALISIS


A. PENGEMBANG PSIKOANALISIS
Psikoanalisis Dipelopori Oleh Sigmun Freud (1856-1939)
Sebagai Tokoh Utama. Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 mei
1856 di Freiburg, dinegeri yang pada waktu itu dikenal AustraliaHongoria. Ia mulai sebagai peneliti, dan kemudian diangkat
sebagai dosen penyakit saraf di Universitas Wina. Ia mulai
mengadakan praktek privat dalam bidang neorologi pada tahun
1886. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Wina, tetapi
kemudian melarikan diri ke London ketika Nazi mulai berkuasa.
Ia tetap giat menulis sampai meninggal pada tahun 1939.
Ide-ide pokok Freud mengenai pembentukan dan struktur
kepribadian langsung tumbuh dari pengalamannya dalam merawat
pasien neorotik. Misalnya, ia mengetahui bahwa banyak sikap dan
perasaan yang diungkapkan pasien-pasiennya tidak mungkin
berasal dari alam sadar melainkan dari alam bawah sadar.
Diantara ciri bawah sadar yang terpenting, ialah desakan untuk
mencapai keinginannya, yang diikuti oleh bermacam-macam
carakadang-kadang dilaksanakan melalui hilang ingatan, yang
membantu orang dalam melepaskan tanggung jawab yang tidak
diingininya. Sama dengan hilang ingatan adalah keadaan pingsan,
4

TEORI PENDEKATAN KONSELING

dimana orang yang kehilangan kesadaran, tidak akan merasakan


keadaan yang tidak dapat dipikulnya. Pengalaman-pengalamannya
kemudian

dalam

terapi

memberinya

keyakinan

bahwa

ketidaksadaran merupakan faktor penentu tingkah laku yang


penting dan dinamik Figur-Figur yang Lain: Jung, Adler, Sullivan,
Rank, Fromm, Horney, Erikson. Secara historis merupakan sistem
psikoterapi pertama. Psikoanalisis adalah suatu teori kepribadian,
sistem filsafat, dan metode psikoterapi.
B. KONSEP DASAR PSIKOANALISIS
1. Hakikat Manusia
Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya
pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Freud
berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kekuatankekuatan irrasional, motivasi dan peristiwa, dorongan biologis
serta dorongan insting dan peristiwa psikoseksual tertentu pada
masa lima tahun pertama kehidupannya, Corey (2009).
Menurut pendekatan aliran Freud, insting adalah sentral.
Insting adalah sumber energi psikis yang dibawa sejak lahir.
Tujuan insting yaitu mempertahankan hidup dan jenis, yang
menjadi sumber insting yaitu kondisi jasmaniah atau kebutuhan.
Jenis insting dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Insting hidup, fungsinya untuk melayani maksud individu
untuk tetap hidup, seperti insting makan, minum.
5

TEORI PENDEKATAN KONSELING

b. Insting mati, insting agresif (merusak). Freud berpendapat


bahwa setiap orang tanpa disadari berkeinginan untuk mati atau
mencederai diri sendiri atau orang lain.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa manusia
dalam pandangan psikoanalisis memiliki tingkah laku yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan instingnya,
serta tingkah laku manusia dikendalikan oleh pengalamanpengalaman masa lalu.
2. Tahap perkembangan kepribadian manusia
Freud mengembangkan teori infantile sexuality dimana
libido mendorong manusia kearah pencarian kesenangan. Libido
mempunyai sifat bawaan seksual, tetapi sebenarnya mencakup
seluruh hal yang menopang kesenangan. Mulai masa kanak-kanak
sampai dewasa, individu didorong oleh libidonya ke arah
kematangan. Fase-fase seksual dibagi menjadi lima (Corey, 2009),
yaitu:
a. Fase oral, terjadi pada tahun pertama, dimana energi
libido berpusat pada sekitar mulut.
b. Fase anal, umur satu sampai tiga tahun, kepuasan terletak
pada anus.
c. Fase falik, 3-6 tahun, pada fase ini alat kelamin
merupakan daerah erogen terpenting.
d. Fase laten, 6-12 tahun, pada saat ini terjadi penurunan
energi dan minat seksual, minat seks diganti pada
6

TEORI PENDEKATAN KONSELING

sekolah, teman bermain, olahraga dan sebagainya. Tahap


ini adalah masa sosialisasi.
e. Fase pubertas, kira-kira 12-20 tahun. Pada fase ini
impuls-impuls menonjol kembali, apabila ini tidak
dipindahkan dan disublimasikan oleh das ich dengan
berhasil maka sampai kepada fase kematangan terakhir
yaitu fase genital.
f. Fase genital, yaitu fase dimana individu akan sampai
pada taraf perkembangan yang sempurna.
3. Struktur kepribadian
Pendekatan psikoanalisis ini didasari oleh teori Freud bahwa
kepribadian seseorang mempunyai tiga unsur, yaitu id, ego, dan
superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls
agresif dan orisinal, dimana psinsip kerjanya pleasure principle.
Id, ego dan superego dianalogikan seperti fenomena gunung es
sebagai berikut:

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Gambar 1.Ilustrasi id, ego, & superego


Ego merupakan ego berpikir secara logis dan realitas serta
memformulasikan rencana tindakan demi pemuasan kebutuhan.
Superego bagian moral (berisikan nilai nilai dan norma) dari
kepribadian manusia, merupakan filter dari sensor baik-buruk,
salah-benar yang dilakukan oleh dorogan ego. Fungsinya adalah
sebagai wadah impuls id, untuk menghimbau ego agar
menggantikan tujuan yang moralistik dengan yang realistik, serta
memperjuangkan kesempurnaan.
Dinamikanya Id dan superego akan saling menekan agar
dapat muncul ke dalam ego, sehingga bisa terkadang id yang
muncul lebih kuat, terkadang superego yang muncul lebih kuat.
Jika ego lemah, ia akan menjadi kesulitan untuk menjaga
keseimbangan antara id dan superego. Id yang berlebihan akan
8

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menyebabkan seseorang menjadi psikopat (tidak memerhatikan


norma-norma masyarakat), sedangkan superego yang berlebihan
akan menyebabkan psikoneurose (kegelisahan yang tinggi dalam
menaati aturan). Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego
menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah. Ego selalu
menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila
tuntutan ini tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam
dan

muncullah

kecemasan

(anxiety).

Dalam

rangka

menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi


defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai defense
mecahnism yang jenisnya bisa bermacam-macam, seperti :
identifikasi, proyeksi, fiksasi, agesi regresi, represi yang akan
dibahas pada point selanjutnya.
4. Kecemasan
Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah
tentang kecemasan. Kecemasan ini menurutnya berkembang dari
konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol
atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada
tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.

TEORI PENDEKATAN KONSELING

a. Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang


dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat
tergantung kepada ancaman nyata.
b. Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan
keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang
dapat mebuatnya terhukum.
c. Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya
sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang
cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan norma moral.
5. Mekanisme pertahanan ego
Dalam aliran psikoanalisis dari Sigmund Freud, mekanisme
pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan
seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk
berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citra diri.
Orang yang sehat biasa menggunakan berbagai mekanisme
pertahanan selama hidupnya. Mekanisme tersebut menjadi
patologis bila penggunaannya secara terus menerus membuat
seseorang berperilaku maladaptif sehingga kesehatan fisik
dan/atau

mental orang itu turut


10

terpengaruhi. Kegunaan

TEORI PENDEKATAN KONSELING

mekanisme pertahan ego adalah untuk melindungi pikiran/diri/ego


dari kecemasan. Mekanisme pertahanan dilakukan oleh ego
sebagai salah satu bagian dalam struktur kepribadian menurut
psikoanalisis Freud selain id, dan super ego. Mekanisme tersebut
diperlukan saat impuls-impuls dari id mengalami konflik satu
sama lain, atau impuls itu mengalami konflik dengan nilai dan
kepercayaan dalam super ego, atau bila ada ancaman dari luar
yang dihadapi ego. Faktor penyebab perlunya dilakukan
mekanisme pertahanan adalah kecemasan. Bila kecemasan sudah
membuat seseorang merasa sangat terganggu, maka ego perlu
menerapkan mekanisme pertahanan untuk melindungi individu.
Adapun bentuk bentuk mekanisme pertahanan ego,
diantaranya (Corey, 2009):
a. Represi : suatu cara pertahanan untuk menyingkirkan dari
kesadaran pikiran dan perasaan yang mengancam. represi
terjadi secara tidak disadari.
b. Penyangkalan: pertahanan melawan kecemasan dengan
menutup mata terhadap keberadaan kenyataan yang
mengancam
c. Fiksasi : menjadi terpaku pada tahap-tahap perkembangan
yang lebih awal karena mengambil langkah selanjutnya
bisa menimbulkan kecemasan
d. Regresi : melangkah mundur ke fase perkembangan yang
lebih awal
11

TEORI PENDEKATAN KONSELING

e. Rasionalisasi : menciptakan alasan-alasan baik untuk


menjelaskan

egonya

yang

terhantam.

rasionalisasi

membantu untuk membenarkan berbagai tingkah laku


spesifik dan membantu untuk melemahkan pukulan yang
berkaitan dengan kekecewaaan. misalnya bila orang tidak
mendapatkan posisi yang diinginkannya dalam pekerjaan,
mereka memikirkan alasan-alasan logis mengapa mereka
tidak

mendapatkannya,

dan

kadang-kadang

mereka

berusaha membujuk dan meyakinkan dirinya sendiri


bahwa sebenarnya dia tidak menghendaki posisi tersebut.
f. Sublimasi : menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi
atau yang secara sosial lebih dapat diterima bagi
dorongan-dorongannya.
g. Displacement/pemindahan : salah satu cara menghadapi
anxietas adalah dengan memindahkannya dari objek yang
mengancam kepada objek yang lebih aman. misalnya
orang penakut yang tidak kuasa melawan atasannya
melampiaskan hostilitasnya di rumah kepada anakanaknya
h. Reaction

Formation/pembentukan

reaksi:

melakukan

tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar.


C. TUJUAN KONSELING PSIKOANALISIS
12

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Tujuan

konseling

pendekatan

psikoanalisis

adalah

membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan


membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien. Proses
pendekatan ini difokuskan pada upaya mengalami kembali
pengalaman-pengalaman

masa

kanak-kanak.

Pengalaman-

pengalaman masa lampau direkontruksi, dibahas, dianalisis, dan


ditafsirkan

dengan

sasaran

merekontruksi

kepribadian.

Pendekatan psikoanalisis menekankan dimensi afektif dari upaya


menjadikan ketidaksadaran diketahui. Pemahaman dan pengertian
intelektual memiliki arti penting, tetapi perasaan dan ingatan yang
berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi.
D. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN
Dalam

konseling

psikoanalisis

PSIKOANALISIS
terdapat dua bagian

hubungan konselor dengan klien, yaitu aliansi dan transferensi.


1. Aliansi, sikap klien kepada konselor yang relatif rasional,
realistik, dan tidak neurosis (merupakan prakondisi untuk
terwujudnya keberhasilan konseling).
2. Tranferensi
a. Pengalihan segenap pengalaman klien di masa lalunya
terhadap orang-orang yang menguasainya yang ditujukan
kepada konselor

13

TEORI PENDEKATAN KONSELING

b. Merupakan bagian dari hubungan yang sangat penting untuk


dianalisis
c. Membantu klien untuk mencapai pemahaman tentang
bagaimana

dirinya

telah

salah

dalam

menerima,

menginterpretasikan, dan merespon pengalamannya pada


saat ini dalam kaitannya dengan masa lalunya.
Sebagai hasil hubungan terapeutik, khususnya penggarapan situasi
transferensi,

klien

memperoleh

pemahaman

terhadap

psikodinamika tak sadarnya. Transferensi memberi peluang bagi


klien untuk melekat pada diri konselor, tanggung jawab dari
urusan yang belum terselesaikan yang berasal dari hubungan
masa lalu. Transferensi terjadi ketika klien bagkit kembali dari
konflik-konflik berat masa kecilnya yang ada hubunagnnya
dengan cinta kasih, seksualitas, permusuhan, keresahan dan
kemarahan, membawanya ke masa kini, mengalaminya kembali
dan melekatkannya pada diri konselor. Pada proses tarnsferensi
ini, klien dapat secara bebas mengungkapkan pengalamanpengalamnnya agar konselor

dapat mengetahui masalah yang

dihadapi klien secara lebih detail. Kesadaran dan pemahaman atas


bahan

yang

didepresi

merupakan

landasan

bagi

proses

pertumbuhan analitik. Klien mampu memahami asosiasi antara


pengalaman-pengalaman masa lampaunya dengan kehidupan
14

TEORI PENDEKATAN KONSELING

sekarang. Pendekatan psikoanalisa berasumsi bahwa kesadaran


diri ini bisa secara otomatis mengarah pada perubahan kondisi
klien.
E. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING
PSIKOANALISIS
Menurut Corey (2009) teknik-teknik yang dilakukan dalam
pendekatan psikoanalisa ini adalah:
1. Asosiasi bebas
Teknik utama pendekatan psikoanalisa adalah asosiasi
bebas.Konselor meminta kepada klien agar membersihkan
pikirannya dari pemikiran dan perenungan sehari-hari, dan
sebisa mungkin mengatakan apa saja yang terlintas dalam
pikirannya, betapapun menyakitkan, tidak logis, dan tidak
relevan kedengarannya.
2. Interpretasi
Mengungkap apa yang terkandung di balik apa yang
dikatakan klien, baik dalam asosiasi bebas, mimpi,
resistensi, dan transferensi klien. Konselor menetapkan,
menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna
perilaku yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
bebas, resitensi dan transferensi.
3. Analisis mimpi
Klien diminta untuk mengungkapkan tentang berbagai
kejadian dalam mimpinya dan konselor berusaha untuk
15

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menganalisisnya. Teknik ini digunakan untuk menilik


masalah-masalah

yang

belum

terpecahkan.

Proses

terjadinya mimpi adalah karena pada waktu tidur


pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang
terdesak pun muncul ke permukaan.
4. Analisis resistensi
Resistensi berati penolakan, analisis resistensi ditujukan
untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya
penolakannya (resistensi). Konselor meminta perhatian
klien untuk menafsirkan resistensi.
5. Analisis transferensi
Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan
dan harapan masa lalu. Dalam hal ini, klien diupayakan
untuk menghidupkan kembali pengalaman dan konflik
masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian,
kecemasan yang oleh klien dibawa ke masa sekarang dan
dilemparkan ke konselor. Biasanya klien bisa membenci
atau mencintai konselor.
F. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING
PSIKOANALISIS
Klien dalam menjalani proses konseling harus melaporkan
perasaan-perasaan,

pengalaman-pengalaman,

16

asosiasi-asosiasi,

TEORI PENDEKATAN KONSELING

ingatan-ingatan dan fantasi-fantasinya melalui beberapa tahapan


pertemuan klien menjalani konseling secara intensif.
G. PERANAN / TUGAS KONSELOR PSIKOANALISIS
Menurut Sayekti (1993) peranan atau tugas konselor dalam
pendekatan konseling psikoanalisis ini yaitu:
Konselor berfungsi sebagai penafsir dan penganalisis,
peranan yang dilakukan yaitu:
a. Mendorong klien mendapatkan kesadaran diri, kejujuran
dan hubungan personal yang efektif
b. Menciptakan hubungan kerja dengan klien dan kemudian
melakukan

serangkaian

kegiatan

mendengarkan

dan

menafsirkan.
c. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi klien
Fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran hal-hal
yang tersimpan dalam ketidaksadaran.
H. SYARAT KONSELOR PSIKOANALISIS
Konselor psikoanalisis harus memiliki kemampuan dalam
bidang:
1. Pengetahuan
2. Sikap

: tentang struktur kepribadian


: mampu menerima klien apa adanya, yaitu

orang yang sakit dan memerlukan penyembuhan.

17

TEORI PENDEKATAN KONSELING

3. Keterampilan

memiliki

kemampuan

dan

terampil

mengungkapkan kehidupan bawah sadar klien dengan


menggunakan teknik tertentu
I. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING
PSIKOANALISIS
Terapi freud lebih berpengaruh lebih bila dibadingkan
teknik terapi yang dikembangkan oleh ahli lainnya. Teknik terapi
Freud memiliki karakteristik tertentu :
a. Dilaksanakan dalam suasana santai
Terapi dilakukan Freud dalam suasana santai. Suasana
seperti itu diciptakan Freud melalui penataan ruang,
warna dinding, pecahayaan dst, yang dibuat dengan
sedemikian rupa sehingga klien betul-betul merasa
nyaman dan betah berada diruang tersebut. Dengan
suasana santai Frued berharap konflik konflik yang
telah ada di alam tidak sadar akan mudah ke alam sadar.
b. Klien diberikan kebebasan
Dalam terapi Freud, klian dibebaskan untuk bicara apa
saja termasuk menangis, menjerit, mengumpat, dst. Jika
klien mengalami bloking atau kebuntuan Freud berusaha
membantu sehingga terjadilah asosiasi antara apa yang
18

TEORI PENDEKATAN KONSELING

ada dalam alam tak sadar dengan apa yang diberikan oleh
konselor
c. Waktu pelaksanaan
Pertemuan terapeutik, pertemuan antara klien dan terapis
dalam psikoterapi, biasa dilakukan 4 atau 5 kali
seminggu (1 2 jam pertemuan), selama 2 sampai 3
tahun.
J. KELEBIHAN & KELEMAHAN PSIKOANALISIS
Psikoanalisis berkembang dari ilmu kedokteran dan
konsepnya dipakai tidak hanya dalam bidang psikologi tetapi juga
bidang lain diluar psikologi. Teori psikoanalisa dari Freud dapat
berfungsi sebagaia tiga macam teori, yaitu sebagai teori
kepribadian, sebagai teknik analisa kepribadian, sebagai metode
terapi (penyembuhan). Adapun beberapa kelebihan dalam
pendekatan konseling psikoanalisis, diantaranya:
1. Riset eksperimental terhadap kesadaran diilustrasikan oleh
studi persepsi tanpa kesadaran, walaupun masih ada
perdebatan mengenai arti penting fenomena bawah sadar,
hampir semua psikolog setuju bahwa seseorang dapat
dipengaruhi oleh stimuli yang berada diluar kesadaran
seseorang
19

TEORI PENDEKATAN KONSELING

2. Bisa mengungkapkan bawah alam sadar dan masa lalu yang


tertekan
3. Pemahaman atas nilai dan peran transferensi yang muncul
pada banyak hubungan konseling
Selain kelebihan, pendekatan konseling
mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
1. Pandangan yang terlalu determistik

psikoanalisis

dinilai

terlalu

merendahkan martabat kemanusiaan.


2. Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan
menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa
lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung
jawab individu berkurang.
3. Cenderung meminimalkan rasionalitas.
4. Data penelitian empiris kurang banyak mendukung sistem
dan konsep psikoanalisis, seperti konsep tentang energi
psikis yang menentukan tingkah laku manusia.
K. APLIKASI PSIKOANALISIS
Kisah Lest
Disebuah daerah di kabupaten Tulungagung
seorang anak kecil yang bernama lest dia adalah seorang
gadis yang lucu dan ceria , dia hidup bersama kedua orang
tuanya seorang kakak laki laki dan adik perempuannya,
namun diusianya yang beranjak 7thn ada kejadian yang
20

TEORI PENDEKATAN KONSELING

membuatnya ini sering sekali merasa ketakutan apalagi pada


saat dekat ayahnya , karna dia sering melihat perlakuan
ayahnya yang kasar terhadap ibunya, kakaknya dan juga
dirinya. pada saat itu ayahnya sering sekali memukuli tanpa
segan-segan benda tajam pun sering ia pakai untuk
mengancam dan menyiksa ibunya jika sedang bertengkar.
Selama bertahun tahun mengalami kejadian mengerikan
hingga lest beranjak dewasa dengan usia 15tahun, ada
banyak rasa kekecewaan hingga membuatnya sering
mengalami ketakutan yang berlebihan. Dia tidak menyangka
sesosok pria yang selama ini dia banggakan hanya dapat
menyakiti seorang wanita lemah . Rasa sakit yang timbul
dalam hatinya mulai merasuk kedalam jiwa dan menjadikan
dia traumatis atau ketakutan yang berlebihan akan sesuatu
hal. Semenjak kejadian itu akhirnya lest pun mulai menutup
dirinya terlebih lebih pada pria .
Disaat lest mulai memasuki bangku SMA dia mulai
mempunyai banyak teman dan salah satu teman terbaik dia
disekolah adalah Lia . Ketika bersama Lia, Lest merasakan
kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Bersama Lia dia bisa berbagi semua beban yang selama ini
dia pendam seorang diri . Dimata Lest sosok Lia adalah
21

TEORI PENDEKATAN KONSELING

sesosok wanita yang sangat mengerti dia saat ini dan selalu
menemani dia kapan pun dia butuh namun ternyata dibalik
semua itu terjadi sesuatu hal yang tanpa ia sadari telah
menyentuh hatinya karna kenyamanan yang dia rasakan
pada Lia membuat dia menyukainya. Dia pun akhirnya
menikmati setiap saat bersama Lia dan semenjak kejadian
itu Lest semakin hari semakin tidak menyukai pria
disekelilingnya apalagi jika pria itu mulai mendekati lest
maka dengan sinis dia menanggapi pria-pria yang tersebut ,
karena Lest masih sering kali terbayang-bayang akan masa
lalu dia sehingga dia takut untuk menjalin hubungan dengan
pria manapun, dia takut kejadian yang dialami ibunya juga
dirinya dan saudaranya
Kepribadian Lest Dalam Perspektif Psikoanalisis
Dalam pandangan psikoanalisa yang menyebabkan
seseorang menjadi lesbian adalah adanya trauma dimasa lalu
yang dalam perkembangan selanjutnya berpengaruh pada
kepribadian khususnya struktur kepribadian yang terdiri dari
id, ego, dan superego. Id yang merupakan komponen
biologis

dan

berprinsip

pada

kesenangan

(pleasure

principle), ego merupakan komponen psikologis yang


berpirinsip kenyataan, sedangkan superego memiliki fungsi,
22

TEORI PENDEKATAN KONSELING

sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanisme


sendiri. Dominasi energi id yang terjadi dalam diri mira
disebabkan oleh lemahnya energi ego dan superego, karena
pada dasarnya kemunculan perilaku menurut Freud selalu
dilatar

belakangi

oleh

dialog

antara

id,

ego

dan

superego.Apabila ego dan superego yang dimiliki mira tidak


kuat maka dalam proses dialog akan selalu dimenangkan
oleh id dan perilaku yang muncul akan selalu didominasi
oleh tujuan tujuan untuk memperoleh kesenangan,yang
merupakan prinsip kerja id.
Dalam

menjalin

hubungan

dengan

teman

perempuannya Lest sangat menikmati dan tanpa rasa


bersalah karena rasa bersalah telah dibuangnya, dan menurut
Lest membangun suatu hubungan yang intens dengan teman
perempuannya lebih mendapat kepuasan dan kenyamanan
batin dan lebih mengetahui titik-titik kepuasan perempuan
dan kenikmatan seksual mudah tercapai. Kondisi seperti ini,
id

mendominasi

karena

mengeksternalisasikan

sifat

diri

id

melalui

yang

instingtual

sebuah

prinsip

kenikmatan (pleasure principle) dan agar tujuan prinsip


kesenangan

tercapai

maka

id

memproduksi

libido

kesenangan yang disebut hasrat seksual. Meskipun ego


23

TEORI PENDEKATAN KONSELING

sebenarnya

menyangkal

untuk

melindungi

diri

dari

kenyataan yang tidak menyenangkan bahwa lawan jenis


tidak bisa memberikan kenyaman batin dan tidak bisa
berkomitment namun superego tidak bisa menghalangi
impuls-impuls dari id dan tidak bisa mendorong ego yang
berprinsip realita menjadi prinsip moralistis sehingga ia
melanggar aturan yang telah ada di lingkungannya, bahwa
seorang perempuan tidak boleh menyukai sesama jenisnya.
Rasa malu, bersalah dan minder sebenarnya bukan dibuang
tetapi direpresi dalam bawah sadarnya (unconciousness)
karena id lebih mendominasi dalam tingkah lakunya,
membutuhkan rasa nyaman dan dimengerti oleh orang lain.

24

TEORI PENDEKATAN KONSELING

25

TEORI PENDEKATAN KONSELING

BEHAVIORISTIK

26

TEORI PENDEKATAN KONSELING

PENDEKATAN KONSELING
BEHAVIORISTIK
A. PENGEMBANG
Burrhus Frederic skinner (B.F. Skinner) lahir di Susquehanna,
Pennsylvania, pada tanggal 20 Maret 1904. Ia merupakan anak pertama
dari pasangan William Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner.
Ayahnya adalah seorang pengacara dan seorang politisi, sedangkan
Ibunya adalah seorang Ibu rumah tangga. Skinner tumbuh dalam
suasana dan lingkungan yang nyaman, bahagia, dan dengan derajat
ekonomi keluarga menengah ke atas. Orang tuanya menerapkan nilainilai kesederhanaan, kebaktian, kejujuran, dan kerja keras dalam
menjalani kehidupan. Keluarga skinner adalah orang-orang gereja,
namun Freud (B.F skinner) pernah hampir kehilangan kepercayaan
terhadap agama ketika masih duduk di bangku sekolah menengah. Dan
kemudian ia tidak menjalankan atau mengikuti agama apapun.
Ketika berusia 2 setengah tahun, adiknya, Edward yang biasa
disapa Ebbie lahir. Freud merasa bahwa adiknya lebih disayang oleh
kedua orang tuanya. Namun, ia tidak merasa kehilangan kasih sayang
dari kedua orang tuanya. Pada tahun pertama Freud di perguruan tinggi,
adiknya, Ebbie meninggal dunia. Sejak saat itu kedua orang tuanya
menjadi progresif dan sulit memberikan izin kepada Freud untuk
bepergian. Mereka menginginkan Freud menjadi anak rumahan The
Family Boy saja. Dengan sungguh-sungguh kedua orang tuanya sukses
27

TEORI PENDEKATAN KONSELING


menjalankan kewajiban dengan menjaga kestabilan keuangan freud,
bahkan hingga ia menjadi seorang psikologi terkemuka di Amerika.
Pada tahun pertama, Skinner tertarik untuk menjadi seorang
penulis profesional, dengan tujuan atau cita-citanya mempublikasikan
Walden Two ketika ia mulai berusia 40 tahun. Ketika Skinner tamat dari
sekolah menengah, keluarganya pindah ke Scranton, Pennsylvania. Dan
hampir dengan seketika Skinner masuk ke Peguruan Tinggi Hamilton,
sebuah sekolah kesenian liberal di Clinton, New York. Setelah
mendapatkan gelar sarjana muda di Inggris, Skinner menyadari
ambisinya untuk menjadi seorang penulis yang kreatif.
Skinner memberi tahu ayahnya bahwa ia berkeinginan untuk
menghabiskan waktu satu tahun dengan tanpa bekerja di rumah kecuali
menulis. Dengan alasan akan kebutuhan untuk membangun/membentuk
kehidupan, ayahnya (William Skinner) dengan terpaksa mendukung
skinner selama satu tahun ini, dengan kondisi atau alternatif skinner
akan mendapatkan pekerjaan yang lain jika karir menulisnya tidak
sukses. Namun, datang sebuah surat pemberi harapan dari Robert Frost,
dengan suratya ia memberikan harapan kepada Skinner untuk menjadi
seorang penulis karena ia telah membaca tulisan-tulisan Skinner.
Skinner pun kembali ke rumah orang tuanya di Scranton, belajar
di loteng dan mulai menulis dari pagi hari. Namun, usahanya tidak
produktif karena ia malah tidak memiliki ide untuk disampaikan dan
dituangkan dalam tulisan-tulisannya. Hingga satu tahun itu disebut
sebagai Tahun Kegelapan bagi Skinner. Tahun kegelapan tersebut
28

TEORI PENDEKATAN KONSELING


memberikan gambarana akan kuatnya kebimbangan identitas hidup
Skinner, dan ini bukanlah kirisis identitas yang terakhir bagi Skinner.
Di akhir tahun kegelapannya yang berlangsung selama 18 bulan,
Skinner dihadapi dengan permintaan untuk mencari pekerjaan baru.
Psikologi pun memberinya isyarat. Setelah membaca beberapa karya
Watson dan Pavlov, ia memutuskan untuk menjadi seorang behavioris.
Ia pun tidak pernah ragu terhadap keputusannya tersebut dan dengan
kesungguhan hati menerjunkan dirinya ke dalam behaviorisme radikal.
Meskipun Skinner tidak pernah mengambil pendidikan sarjana
psikologi, Harvard menerimanya sebagai mahasiswa lulusan psikologi.
Setelah mendapatkan gelar PhD pada tahun 1931, Skinner menerima
beasiswa dari Dewan Penelitian Nasional untuk melanjutkan penelitian
laboratoriumnya di Harvard. Skinner pun menjadi pecaya diri dengan
identitasnya sebagai seorang behavioris. Ia juga membuat garis besar
cita-cita/tujuannya dalam 30 tahun ke depan. Dalam rencananya,
Skinner juga terus mengingatkan dirinya untuk benar-benar taat dan
sungguh-sungguh dalam mendalami metodologi behavioristik. Di tahun
1960, Skinner telah berhasil mewujudkan fase terpenting dalam
rencananya.
Pada tahun, 1936, Skinner mulai mendapatkan posisi atau
kedudukan pada pengajaran dan penelitian di Universitas Minnesota.
Sesaat setelah pindah ke Minneapolis, ia memiliki seorang kekasih
dengan masa pacaran yang pendek dan tidak menentu. Hingga ia
kemudian menikah dengan Yvonne Blue. Skinner mempunyai 2 orang
29

TEORI PENDEKATAN KONSELING


anak, yaitu Julie yang lahir pada tahun 1938 dan Deborah (Debbie) yang
lahir pada tahun 1944. Dalam tahun-tahunnya di Minnesota, Skinner
menerbitkan buku pertamanya yang berjudul The Behavior of
Organisms (1938).
Di usiannya yang ke-40 tahun, Skinner masih bergantung kepada
bantuan keuangan dari ayahnya untuk berjuang dalam ketidak
berhasilannya menulis buku mengenai perilaku lisan (Behavior Verbal).
Karena ia tidak sepenuhnya terlepas dari Tahun Kegelapan dalam 20
tahun pertama. Meski Skinner menjadi sukses dan menjadi seorang
behavioris terkemuka, ia lamban dalam mengatur dan menghasilkan
keuangannya sendiri. Dengan model kekanak-kanakan, ia mengijinkan
orang tuanya untuk membayar mobil, liburan, pendidikan anak-anaknya
di sekolah, bahkan rumah untuk keluarganya.
ketika Skinner masih menuntut ilmu di Universitas Minnesota,
ayahnya memberikan penawaran kepada Skinner, bahwa ia akan
membayar gaji sekolah musim panasnya jika ia terlebih dahulu
mengajar selama musim panas dan membawa istri serta kedua anaknya
ke Scranton. Skinner pun menerima tawaran dari ayahnya untuk pindah
ke Scranton serta untuk kembali menulis. Namun, buku yang ia tulis
masih belum dapat diselesaikan juga hingga beberapa tahun mendatang.
Pada tahun 1945, Skinner meninggalkan Minnesota untuk
mengetuai/mengepalai sebuah Departemen Psikologi di Universitas
Indiana, sebuah pilihan yang menjadikannya lebih frustasi karena tugastugas administifnya menjemukan, ditambah Skinner belum merasakan
30

TEORI PENDEKATAN KONSELING


pengetahuan dan pengalaman akan psikologi itu sendiri. Namun,
istrinya memiliki perasaan atau anggapan yang bertentangan dengan
Skinner. Ia beranggapan bahwa meskipun begitu, krisis pribadi Skinner
akan segera berkahir dan karir profesionalnya pun akan datang.
Pada liburan musim panas tahun 1945, Skinner menulis Wolden
Two, sebuah novel khayalan yang menggambarkan sebuah masyarakat
sosial dengan permasalahan dalam penyelesaian masalah yang
berhubungan dengan perilaku ahli teknik. Meskipun tidak diterbitkan
hingga 1948, bukunya disajikan oleh penulis dengan terapi langsung
dalam bentuk emotional catharsis. Hingga akhirnya Skinner dapat
belajar dari kegagalan menuju kemahiran selama tauhn kegelapannya,
yitu 20 tahun pertama.
Skinner menjelaskan bahwa dua karakter yang ada dalam
bukunya yaitu Farazier dan Burris mewakili usaha/percobaannya untuk
menggabungkan dua askpek berbeda yang ada dalam kepribadiannya
sendiri. Buku Wolden Two pun turut menjadi pembangun karier
profesional Skinner. Tidak lama kemudian ia mengurung diri untuk
pembelajaran laboratorium terhadap tikus dan burung dara, tapi
kemudian ia terlibat/dilibatkan dalam aplikasi analisis tingkah laku
terhadap teknologi pembentukan perilaku manusia dan mendapatkan
ungkapan filosofis dalam Beyond Freedom and Dignity.
Pada tahun 1948, Skinner kembali ke Harvard, dan melanjutkan
eksperimen kecil menggunakan burung dara. Tahun 1964, di usianya
yang ke-60 tahun, Skinner berhenti mengajar. 10 tahun kemudian, ia
31

TEORI PENDEKATAN KONSELING


mengambil 2 program pendanaan karier dari pemerintah pusat untuk
masa 5 tahun, yang mengizinkan Skinner untuk melanjutkan menulis
dan memimpin penelitian. Ia pun berhenti menjadi profesor psikologi
pada tahun 1974. Setelah berhenti mengajar pada tahun 1964, Skinner
menulis beberapa buku penting mengenai tingkah laku manusia (human
behavior) yang membantunya mendapatkan gelar sebagai Americas
best-known living psychologist.
Pada tanggal 18 Agustus 1990, Skinner meninggal karena
menderita leukimia. Satu minggu sebelum kematiannya, Skinner
mengirimkan

pidato

emosianalnya

kepada

konvensi

American

Psychological Association (APA) mengenai kelanjutan advokasinya


tehadap behaviorisme radikal. Dengan adanya konvesi ini, ia mendapat
surat pujian pertama sebagai Outstanding lifetime Constribution to
Psychology. Dan Skinner adalah satu-satunya orang yang mendapat
penghargaan tersebut dalam sejarah APA.

A. KONSEP DASAR
Manusia adalah mahkluk reaktif yang tingkah lakunya
dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Manusia mengawali
kehidupan dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya
dan interaksi tersebut menghasilkan pola perilaku yang berulang
ulang sehingga membentuk kepribadian individu. Pendekatan
behavioral memandang konseling merupakan proses pendidikan.
Pusat konseling adalah membantu klien mempelajari tingkah laku
32

TEORI PENDEKATAN KONSELING

baru untuk memecahkan masalahnya. Prinsip-prinsip dan prosedur


belajar efektif yang digunakan untuk membentuk dasar-dasar
pemberian

bantuan

kepada

klien.

Konseling

behavioral

memandang tingkah laku sebagai suatu yang dipelajari atau tidak


dipelajari oleh klien. Oleh karena itu, peran konselor pada
konseling behavioral adalah aktif, sebagai guru, ahli diagnosis dan
sekaligus menjadi model. Dengan demikian klien juga dituntut
aktif dan mengalami sendiri, semua yang menjadi komitmen,
alternatif yang dipilih sehingga terjadi perubahan perilaku untuk
mengatasi

masalahnya.

Konseling

behavioral

mula-mula

merupakan suatu metode treatment untuk neorosis


Pengertian behavioral/ behaviorisme adalah satu pandangan
teoritis yang beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah
tingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai
kesadaran dan mentalitas ( JP.Chaplin, 2002).Aliran Behaviorisme
ini berkembang pada mulanya di Rusia kemuadian diikuti
perkembangannya di Amerika oleh JB. Watson (1878-1958).
Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori
konseling yang ada merupakan bentuk adaptasi dari aliran
psikologi behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada
perilaku yang tampak. Pada hakikatnya konseling merupakan
sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang konselor kepada
33

TEORI PENDEKATAN KONSELING

klien, bantuan di sini dalam pengertian sebagai upaya membantu


orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri,
mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu
menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya
(Yusuf&Juntika, 2005).
Sedangkan pengertian konseling menurut Muhamad Surya
(1988) mengungkapkan bahwa: konseling merupakan bagian inti
dari kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan
dengan masalah individu secara Pribadi. Juntika (2003) mengutip
pengertian konseling dari ASCA (American School Conselor
Assosiation ) sebagai berikut Konseling adalah hubungan tatap
muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan
pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor
mempergunakan
membantu

pengetahuan

kliennya

dalam

dan

keterampilannya

mengatasi

untuk

maslah-masalahnya.

Menurut Krumboltz & Thoresen(Surya,1988)konseling behavioral


adalah suatu proses membantu orang untuk belajar memecahkan
masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu. Sejarah
Konseling Behavioral Konseling berkembang pertama kali di
Amerika yang dipelopori oleh Jesse B. Davis tahun1898 yang
bekerja sebagai konselor sekolah di Detroit (Surya,1988:39).
Dari beberapa pengertian pendekatan konseling behavioral
yang dipaparkan di atas disimpulan bahwa yang dimaksud dengan
34

TEORI PENDEKATAN KONSELING

pendekatan konseling behavioral adalah sebuah proses konseling


(bantuan) yang diberikan oleh konselor kepada klien dengan
menggunakan pendekatan pendekatan tingkah laku (behavioral),
dalam hal pemecahan masalah-masalh yang dihadapi serta dalam
penentuan arah kehidupan yang ingin dicapai oleh diri klien.
Karakteristik konseling behavioral adalah :
a) Berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik.
b) Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling.
c) Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan
masalah klien
d) Penilaian yang obyektif terhadap tujuan konseling.
Bagi aliran Behaviorisme yang menjadi fokus perhatian
Teknik konseling behavioral didasarkan pada penghapusan respon
yang telah dipelajari (yang membentuk tingkah laku bermasalah)
terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru
(sebagai tujuan konseling) akan dapat dibentuk.
B. TUJUAN KONSELING
Tujuan umum konseling behavioral adalah menciptakan
kondisi kondisi

baru bagi belajar dengan dasar pemikiran

bahwa setiap tingkah laku dipelajari, merupakan tingkah laku


adaptif yang dikehendaki klien. Tujuan-tujuan disini termasuk
pengembalian seorang individu kedalam masyarakat, dalam upaya
membantu dan menolong diri sendiri, meningkatkan keterampilan
keterampilan sosial dan memperbaiki tingkah laku yang
35

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menyimpang. Tujuan konseling yang sifatnya umum dapat


dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik dan

hendaknya

memperhatikan kriteria sebagai berikut :


a) Memperbaiki tingkah laku yang diinginkan klien.
b) Konselor bersedia membantu belajar tentang

proses

pencapaiann tujuan.
c) Klien dapat mencapai tujuan tersebut.
Konselor dan klien secara bersama-sama (bekerja sama)
menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling.
C. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN
Konselor mengendalikan proses konseling dan konselor
bertanggung jawab atas hasil konseling tersebut . Yang menjadi
perhatian utama konselor behavioral adalah perilaku yang tampak,
dengan alasan ini banyak asumsi yang berkembang tentang pola
hubungan konselor-klien lebih manupulatif mekanistik, namun
seperti dituturkan Rosjidan (1988) salah satu aspek yang essensial
dalam terapi behavioral adalah proses penciptaan hubungan
Pribadi yang baik. Untuk melihat hubungan konselor-klien dalam
seting konseling behavioral dapat kita perhatikan dari proses
konseling behavioral. Proses konseling behavioral yaitu sebuah
proses membantu orang untuk belajar memecahkan masalah
interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu. Jika kita
perhatikan lebih lanjut, pendekatan dalam konseling behavioral
36

TEORI PENDEKATAN KONSELING

lebih cenderung direktif, karena dalam pelaksanaannya konselor lah yang lebih banyak berperan. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa hubungan konselor klien :
a. Merumuskan masalah yang dialami oleh klien dan konselor
dapat membantu menentukan apakah konselor dapat
membantu pemecahan masalah klien atau tidak.
b.

Konselor mempunyai tanggung jawab besar untuk kegiatan


konseling, khususnya tentang teknik yang digunakan dalam
konseling.
D. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING
Teknik

konseling

yang

digunakan

untuk

mencapai

perubahan perilaku yang diinginkan adalah tujuan utama


konseling.

Teknik

konseling

behavior,

didasarkan

pada

penghapusan respon yang telah dipelajari dan membentuk tingkah


laku bermasalah, sehingga respon yang baru dapat dibentuk untuk
mencapai perubahan perilaku yang diinginkan untuk mencapai
tujuan konseling dan sebagai hasil konseling. Prinsip Kerja Teknik
Konseling Behavioral sebagai berikut:

37

TEORI PENDEKATAN KONSELING

a) memodifikasi perilaku melalui pemberian penguatan agar


klien termotivasi untuk mengubah perilaku dan motivasi
tersebut

memiliki kekuatan yang cukup dan dilakukan

secara sistematis dan jelas ditampilkan melalui perilaku


klien.
b) Mengurangi frekuensi perilaku yang tidak diinginkan.
c)

Memberikan

penguaant

terhadap

mengakibatkan terhambatnya kemunculan

respon

yang

perilaku yang

tidak diinginkan
d) Mengkoordinasikan perubahan perilaku melalui model
(film, tape recorder, atau contoh nyata langsung).
e) Merencanakan prosedur pemberian penguatan

terhadap

perilaku yang diinginkan dengan sistem kontrak. Penguatan


dapat diberikan dalam bentuk ganjaran materi dan manfaat
sosial. Keuntungan bisa berbentuk dalam bentuk imbalan
materi dan manfaat sosial.
Dengan

memahami

prinsip

kerja

teknik

konseling

behavioral maka berikut ini teknik-teknik yang digunakan dalam


pelaksanaan konseling :
38

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Latiah asertif
Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami
kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah
layak atau benar. Latihan ini terutama berguna di antaranya
untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan
perasaan

tersinggung,

kesulitan

menyatakan

tidak,

mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya. Cara yang


digunakan adalah dengan permainan peran dengan bimbingan
konselor. Teknik untuk melatih keberanian klien dalam
mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang
diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru modelmodel sosial. Maksud utama teknik latihan asertif adalah :
1) Mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai
hal yang berhubungan dengan emosinya.
2) Membangkitkan

kemampuan

klien

dalam

mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau


memusuhi hak asasi orang lain.
3) Mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan
kemampuan diri.
39

TEORI PENDEKATAN KONSELING

4) Meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah lakutingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.

Home work assigments


Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah
untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan
sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang
diharapkan. Dengan tugas rumah yang diberikan, klien
diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide ide
dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis,
mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk
mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan
latihan latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan.
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor
dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka
dengan konselor. Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan
mengembangkan sikap sikap tanggung jawab, kepercayaan
pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri,
pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya
kepada konselor.
40

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih
rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal
(reward)

ataupun

hukuman

(punishment).

Teknik

ini

dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan


yang irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem
nilai yang positif. Dengan memberikan reward ataupun
punishment, maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai
yang diharapkan kepadanya.
Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada
klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu
model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru),
mengobservasi,menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan
norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah
tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral
yang memfokukskan bantuan untuk menenangkan klien dari
41

TEORI PENDEKATAN KONSELING

ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk


rileks. Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku
yang diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang
berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan.
Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak
dikehendaki

dapat

dihilangkan

secara

bertahap.

Jadi

desensitisasi sistematis hakikatnya merupakan teknik relaksi


yang digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat
secara negatif biasanya merupakan kecemasan, dan ia
menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku
yang akan dihilangkan.
Pengkondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan
buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan
klien agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya
dengan kebalikan stimulus tersebut. Stimulus yang tidak
menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara
bersamaan dengan munculnya tingkah laku yang tidak
dikehendaki kemunculannya. Pengkondisian ini diharapkan
terbentuk asosiasi antara tingkah laku yang tidak dikehendaki
dengan stimulus yang tidak menyenangkan.
Pembentukan Tingkah laku Model
42

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku


baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah
terbentuk. Dalam hal ini konselor menunjukkan kepada klien
tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio,
model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan
dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh. Tingkah
laku yang berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari
konselor. Ganjaran dapat berupa pujian sebagai ganjaran sosial.
Covert Sensitization
Teknik ini dapat digunakan untuk merawat tingkah laku yang
menyenangkan klien tapi menyimpang, seperti homosex,
alcoholism.

Caranya:

Belajar

rileks

dan

diminta

membayangkan tingkah laku yang disenangi itu. Kemudian di


saat

itu

diminta

membayangkan

sesuatu

yang

tidak

menyenangkan dirinya. Misalnya, seorang peminum, sambil


rileks diminta untuk membayangkan minuman keras. Di saat
gelas

hamper

menyentuh

bibirnya,

diminta

untuk

membayangkan rasa muak dan ingin muntah. Hal ini diminta


berulangkali

dilakukan,

hingga

peminumnya.
Thought Stopping

43

hilang

tingkah

laku

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang sangat cemas.


Caranya klien disuruh menutup matanya dan membayangkan
dirinya sedang mengatakan sesuatu yang mengganggu dirinya,
misalnya membayangkan dirinya berkata saya jahat!. Jika
klien

memberi

tanda

sedang

membayangkan

yang

dicemaskannya (ia berkata pada dirinya: saya jahat!),


konselor segera berteriak dengan nyaring : berhenti!. Pikiran
yang tidak karuan itu segera diganti oleh teriakan konselor.
Klien diminta berulang kali melakukan latihan ini, hingga
dirinya

sendiri

sanggup

menghentikan

pikiran

yang

mengganggunya itu.

E. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING


Salah satu sumbangan yang unik dari terapi tingkah laku
adalah suatu sistem prosedur yang ditentukan dengan baik yang
digunakan oleh terapis dalam hubungan dengan peran yang juga
ditentukan dengan baik. Terapi tingkah laku juga memberikan
kepada klien peran yang ditentukan dengan baik, dan menekankan
pentingnya kesadaran dan partisipasi klien dalam proses
terapeutik. Carkhuff dan Berenson (1967) menunjukkan bahwa
sekalipun klien boleh jadi berada dalam peran sebagai "penerima
44

TEORI PENDEKATAN KONSELING

teknik-teknik ynag pasif", ia diberi keterangan yang cukup


tentang teknik-teknik yang digunakan. Mereka menyatakan
bahwa "sementara terapis memiliki tanggung jawab utama, klien
adalah fokus perhatian disertai sedikit perhatian pada nilai nilai
sosial, pengaruh orang tua, dan proses-proses tak dasar. Para
terapis modifikasi tingkah laku pertama tama harus memberikan
keterangan rinci mengenai apa yang ada dan akan dilakukan pada
setiap tahap proses treatment" (Carkhuff dan Berenson, 1967).
Marquis (1974), yang menggunakan prinsip prinsip
pendekatan behavioral untuk menunjang pengubahan kepribadian
yang efektif, memandang perlunya peran aktif klien dalam proses
terapi. Melalui model terapi tingkah laku, Marquis menguraikan
program tiga fase yang melibatkan partisipasi klien secara penuh
dan aktif. Pertama, tingkah laku klien sekarang dianalisis dan
pemahaman yang jelas menjangkau tingkah laku akhir dengna
partisipasi aktif dari klien dalam setiap bagian dari proses
pemasangan tujuant tujuan. Kedua, cara-cara alternatif yang
bisa diambil oleh klien dalam upaya mencapai tujuan-tujuan,
dieksplorasi. Ketiga, suatu program treatment direncanakan, yang
biasanya berlandaskan langkah-langkah kecil yang bertahap dari
tingkah laku klien yang sekarang menuju tingkah laku yang
diharapkan membantu klien dalam mencapai tujuannya
45

TEORI PENDEKATAN KONSELING

F. PERANAN / TUGAS KONSELOR


Para konselor behavioral secara khas berperan sebagai guru
dalam mendiaknosa tingkah laku yang tidak tepat dan mengarah
pada tingkah laku yang lebih baik. Konselor behavioral harus
mengasumsikan adanya peranan aktif dalam treatment, karena
mereka menerapkan pengetahuan ilmiah pada penemuan solusi
permasalahan yang dihadapi manusia
G. SYARAT KONSELOR
Konselor harus memahami bagaimana keadaan klien sekarang
dan

hambatan-hambatannya

dalam

beradaptasi

dengan

lingkungan. Oleh karena itu tugas konselor adalah mendorong


klien untuk melihat kenyataan yang ada pada diri klien serta
mau mencoba menghadapinya.
Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan tujan agar
klien menjadi matang dan mampu menyingkirkan hambatanhambatan yang menyebabkan klien tidak dapat menyesuaikan
diri.
Pada saat klien menyalahkan diri sendiri, merasa bodoh,
menyatakan

kekalahannya

terhadap

lingkungan

dan

mengungkapkan berbagai kelemahannya, maka konselor


tugasnya adalah membuat perasaan klien bangkit, bersemangat
46

TEORI PENDEKATAN KONSELING

dan mau menghadapi keadaan yang sebenarnya sehingga


potensinya dapat berkembang secara optimal
H. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING
Adapun karakteristik konseling behavioral adalah :
1.

Memerlukan kecermatan dalam perumusan


tujuan konseling

2.

Mengembangkan

prosedur

perlakuan

spesifik sesuai dengan masalah klien


3.

Penilaian yang obyektif terhadap tujuan


konseling.

4.
5.

Menciptakan konseling yang positip


Mendiagnosis problem-problem keluarga

ke dalam istilah tingkah laku


6.
Mengimplementasikan

prinsip-rinsip

7.

tingkah laku dari penguat dan model


Penggunaan model dan permainan peranan

8.

dalam proses penyembuhan.


Adanya kesepakatan atas hal yang akan
diubah antara konselor dan anggota keluarga

Deskripsi Langkah-langkah konseling:

47

TEORI PENDEKATAN KONSELING

1.

Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk


mengeksplorasi dinamika perkembangan klien (untuk
mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya, kekuatan
dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah
laku penyesuaian, dan area masalahnya) Konselor
mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang
benar-benar dialaminya pada waktu itu. Assesment
diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik
mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang
ingin diubah.

2.

Goal setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan


konseling. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
langkah assessment konselor dan klien menyusun dan
merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling.
Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
(a) Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang
dihadapi klien.
(b) Klien mengkhususkan

perubahan

positif

yang

dikehendaki sebagai hasil konseling.


(c) Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah
ditetapkan klien :
48

TEORI PENDEKATAN KONSELING

apakah

dimiliki dan diinginkan klien.


apakah tujuan itu realistic.
kemungkinan manfaatnya.
kemungkinan kerugiannya.
Konselor bersama klien membuat

merupakan

tujuan

yang

benar-benar

keputusan

apakah melanjutkan konseling dengan menetapkan


teknik

yang

akan

dilaksanakan,

kemudian

mempertimbangkan kembali tujuan yang akan


3.

dicapai, atau melakukan referal.


Technique implementation, yaitu menentukan dan
melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk
mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi
tujuan konseling.

4.

Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan


penilaian

apakah

kegiatan

konseling

yang

telah

dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai


dengan tujuan konseling. Terminasi lebih dari sekedar
menghentikan

konseling. Terminasi dalam konseling

meliputi:

Menguji apa yang dilkaukan oleh klien terakhir.


Eksplorasi kemungkinan konseling tambahan.
Membantu klien dalam mentransfer apa yang
dipelajari dalam konseling tingkah laku klien.
49

TEORI PENDEKATAN KONSELING

5.

Memantau secara terus menerus tingkah laku klien


Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan
balik untuk memperbaiki dan meingkatkan proses
konseling.

I. KELEBIHAN & KELEMAHAN


a. Kelebihan Pendekatan konseling behaoviral
Bagi aliran Behaviorisme yang menjadi focus perhatian
adalah perilaku yang tampak, karena persoalan psikologi
adalahtingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi
mengenai kesadaran dan mental.
Sasaran behaviorisme adalah mampu meramalkan reaksi
dari satu pengenalan mengenai kondisi perangsang,dan
sebaliknya, juga mengenali reaksi, agar bisa meramalkan
kondisi perangsang yang mendahuluinya. Inti dari
behaviorisme

adalah

memprediksi

dan

mengontrol

perilaku.
Pendekatan ini lebih efektif untuk membantu klien yang
bermasalah dengan kesulitan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya.
b. Kelemahan Pendekatan konseling behaoviral :
Manusia dianggap sebagai sesuatu yang dapat dibentuk
dan diprogram sesuai dengan keinginan lingkungan yang
membentuknya.

Tapi

sebenarnya

50

selain

lingkungan

TEORI PENDEKATAN KONSELING

manusia juga berkembang susiai dengan kemampuan


bawaan yang didukung oleh lingkungan.
Manusia memulai kehidupnya dengan memberikan reaksi

terhadap lingkungannya, dan interaksi ini menghasilkan


pola-pola
kepribadian.

perilaku
Namun

yang

kemudian

pendekatan

ini

membentuk
tidak

dapat

menghasilkan perubahan berpikir bagi mereka yang


sedang mengalami gejala depresi yang hanya mengingat
lingkungannya berpengaruh buruk terhadap dirinya.
J. APLIKASI
Contoh kasusnya adalah ada Dora adalah seorang anak
berusia 7 tahun ia baru saja memasuki Sekolah Dasar. Pada
awalnya pola keseharian Dora biasa biasa saja, namun semenjak
Dora bersekolah di SD ia menjadi malas makan di rumah.
Perilakunya tersebut muncul karena ditengarai ia mulai mengenal
beraneka jajanan yang dijajakan di depan sekolahnya. Ketika
dirumah ibunya menyuruhnya makan, namun ia menolak dengan
berbagai alasan, yaitu sudah kenyang, tidak nafsu makan atau
makanan nya tidak enak dan terkadang dia sampai marah-marah
sambil membanting piringnya saat disuruh makan. Ia lebih
berminat untuk makan jajanan yang dijual di warung maupun

51

TEORI PENDEKATAN KONSELING

pinggir jalan, ia juga semakin senang membeli jajanan yang


berhadiah, entah itu uang ataupun mainan.
Analisis Kasus
Jika dipandang menggunakan kaca mata behavioral maka
perilaku Dora ini terbentuk karena adanya pengaruh lingkungan .
Manusia adalah mahkluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol
oleh faktor-faktor dari luar. Manusia mengawali kehidupan
dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi
tersebut menghasilkan pola perilaku yang berulang ulang
sehingga membentuk kepribadian individu. Dora menjadi susah
makan di rumah dan sangat gemar jajanan itu karena adanya
faktor yang mendukung, yakni ketika ia di sekolah pada waktu
jam makan siang otomatis dia merasa lapar, kemudian membeli
jajan,selain memperoleh sesuatu yang mengenyangkan perutnya,
di dalam kemasan jajanan yang ia beli terdapat hadiah entah
berupa mainan ataupun hal hal kecil yang lain, maka hal itu
sebagai penguat (reinforcement) karena pada dasarnya setiap
orang akan senang sekali jika mendapatkan hadiah, dari situ maka
perilaku dora untuk jajan akan mengalami kecenderungan untuk
diulangi lagi.
Alternatif Penanganan Masalah Dengan Pendekatan
Behavioral
52

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Upaya yang dapat dilakukan agar Dora mau makan masakan


ibunya adalah yaitu dengan pengkondisian pengkondisian
tertentu, misalnya ibu memberikan bekal untuk makan siang, jadi
ketika jam makan siang dan Dora merasa lapar maka sudah
mempunyai makanan sehingga tidak perlu membeli jajan.
Kemudian upaya lain yang perlu dilakukan untuk menghentikan
keinginannya untuk membeli jajan karena tergiur hadiah adalah
dengan mengurangi jatah uang saku atau malah sama sekali tidak
memberi uang saku, karena uang yang seharusnya digunakan
untuk jajan itu diarahkan untuk di tabung, dan suatu saat bisa
dibelikan mainan yang disukai Dora sebagai reward. Orang tua
juga perlu bekerja sama dengan guru untuk mengawasi Dora
ketika sedang berada di sekolah. Jika perilaku yang diharapkan
sudah muncul maka orang tua dapat memberikan reward berupa
pujian, ataupun sesuatu yang disukai Dora. Jadi dengan
pendekatan Behavior ini bisa diterapkan untuk penghapusan
tingkah laku yang tidak diinginkan dan pemunculan tingkah laku
yang diharapkan.

53

TEORI PENDEKATAN KONSELING

54

TEORI PENDEKATAN KONSELING

EKSISTENSIAL
HUMANISTIK
PENDEKATAN TEORI
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
A. PENGEMBANG
Lahir di Manhattan, New York, Amerika Serikat pada 1
April 1908, anak sulung dari 7 bersaudara dari pasangan Samuel
Maslow dan Rose Schilosky Maslow. Masa kecilnya di Brooklyn
tidak bahagia, rendah diri, depresi, dan pemalu. Ayahnya jarang di
55

TEORI PENDEKATAN KONSELING

rumah karena bekerja sebagai pengepak barang di kontainer


pelabuhan. Ayah Maslow adalah seorang imigran Rusia berdarah
Yahudi. Maslow sangat membenci ibunya, bahkan sampai ibunya
meninggal ia membuat suatu catatan harian yang isinya
menuangkan kebencian pada ibunya. Hal pertama yang membuat
Maslow membenci ibunya adalah ketika Maslow berusia 9-10
tahun, Maslow menemukan dua anak kucing tergeletak di jalan.
Terdorong oleh belas kasihan, maka Ia membawa kedua anak
kucing malang tersebut ke rumah dan memberinya susu. Ketika
ibunya melihat hal ini, ibunya marah, dan dengan mata kepala
sendiri Maslow menyaksikan ibunya membanting kedua anak
kucing malang tadi dengan kepala membentur lantai sehingga
kedua anak kucing itu mati seketika (Edward Hoffman, 1988).
Sedari kecil Maslow sangat membenci konsep omong
kosong agama yang diajarkan ibunya. Maslow kecil sangat
menjunjung tinggi hal-hal yang berbau ilmiah sesuai hobinya
bereksperimen. Semenjak masa remajanya, Maslow sudah
berkomitmen untuk menjadi Atheis. Maslow menghadapi masamasa anti-semit yahudi di Amerika. Sering untuk membaca buku
di perpustakaan, Ia harus mengambil jalan memutar yang lebih
jauh untuk menghindari geng-geng anti yahudi. Ia lulus dari SMA
Brooklyn dengan nilai yang pas-pasan. Selepas SMA Maslow
56

TEORI PENDEKATAN KONSELING

melanjutkan ke City College New York dalam bidang filsafat.


Namun ia kemudian pindah ke Cornell University hanya satu
semester saja untuk kemudian pindah lagi ke University of
Wisconsin dan mendapatkan gelas sarjana muda filsafat disana.
Tahun

1934

Maslow

menerima

gelar

doktor.

Maslow

mendapatkan skor 195 dalam tes IQ yang diadakan oleh E.L.


Thorndike. Tahun 1930-1940, Maslow menjalin relasi dengan
psikolog Eropa yang lari dari eksodus Nazi Hitler seperti Erich
Fromm, Karen Horney, Max Wertheimer, Alfred Adler, dan Kurt
Goldstein.
Tahun 1938 Maslow melakukan riset antropologis di Suku
Indian Kaki Hitam (Northern Blackfoots Indians) di Alberta,
Kanada. Maslow menikah dengan sepupunya Bertha, dan
mempunyai 2 orang anak perempuan. Pertengahan tahun 1940-an,
kesehatannya menurun. Tahun 1946, di usia 38 tahun, Maslow
menderita penyakit misterius yang memaksa ia pindah ke
Pleasantan, California. Tahun 1951 Maslow menerima posisi
sebagai kepala jurusan psikologi di Brandeis University di
Waltham, Massachussetts. Terjadi pemberontakan mahasiswa
pada tahun 1960-an dimana mahasiswa menuntut fokusnya
pengalaman daripada hal-hal ilmiah dalam metode pengajarannya.
Tahun 1967 Maslow terkena penyakit gangguan liver. 8 Juni 1970,
57

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Maslow pingsan mendadak dan meninggal seketika itu juga


karena penyakit liver kronis yang dideritanya.
B. KONSEP DASAR
Istilah Humanistic Psychoterapy diberikan oleh sekelompok
psychologist di awal 1960 di bawah pimpinan Abraham H.
Maslow. Pertama kali Maslow adalah penganut pandangan
behavioristik, setelah ia menikah dan mempunyai anak,
pandangan

terhadap

behavioristik

berubah.

Psikoterapi

Humanistik merupakan suatu teori atau system yang terorganisasi


tunggal, ia lebih tepat diterangkan sebagai suatu gerakan dalam
arti kumpulan atau konvergensi diri berbagai aliran dan ragam
pemikiran.
Selanjutnya psikologi eksistensial menempatkan manusia
bukan sebagai objek (fisik) melainkan subjek. Manusia tidak
selalu dilihat sebagai organisme (alam), melainkan suatu kesatuan
menyeluruh, yakni kesatuan individu dan dunianya dan dunia
tidak mungkin ada tanpa ada individu yang memaknakannya.
Individu dan dunia saling mencipatakan co-constitute (Zainal,
2007). Filsafat Eksistensialisme yang dikembangkan oleh pemikir
atau penulis seperti: Kiekegaard, Sartre, Heidegger, Albert Camus
dan Binswanger dan lain-lain.
Pandangan tentang manusia
Teori humanistic memandang manusia sebagai berikut:
58

TEORI PENDEKATAN KONSELING

1. Filsafat

Existensialis

memandang

manusia

sebagai

individu dan merupakan problem yang unik dari existensi


manusia
2. Manusia sebagai mahluk hidup, menentukan apa yang ia
lakukan dan tidak ia lakukan. Kemudian manusia juga
bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan
3. Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang
berbeda
4. Menekankan

pada

kesadaran

manusia,

pengalaman

personal yang berhubungan dengan eksistensi dalam dunia


orang lain
Pada dasarnya teori humanistic percaya pada pikiran bahwa
manusia sebetulnya adalah baik, atau paling tidak netral.
Pandangan ini mengatakan bahwa kekuatan jahat, desdruktif dan
berbahaya adalah lahir dari lingkungan buruk dan tidak inheren
dalam diri manusia
Konsep dasar pandangan humanistik
1. Potensi kreatif manusia
Kreatifitas merupakan cirri dan

hakika

manusia.

Kreatifitas merupakan sesuatu yang alami dan tidak selalu


dihubungkan dengan penemuan-penemuan besar, tapi
Maslow percaya bahwa setiap orang bias menjadi orang
yang kreatif
2. Penekanan pada kesehatan psikologis
59

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Pendekatan psikologis hanya sedikit sekali mengamati


fungsi kemanusiaan yang sehat, gaya hidup yang sehat
3. Hierarki teori motivasi,
Proses motivasi merupakan inti dari teorinya.

Ia

mengemukakan bahwa keinginan manusia sifatnya innate


dan tersusun dalam hirarki yang menarik atas dasar
prioritas dan potensi
Hirarki kebutuhan manusia
1. Physiological needs
Manusia memerlukan

pemuasan

akan

kebutuhan

fisiologis. Kebutuhan fisiologis ini seperti: makan, minum,


udara dan lain-lain
2. Savety needs
Setelah kebutuhan fisiologis, manusia berhadapan dengan
needs yang lebih tinggi, yaitu: savety needs, yaitu
kebutuhan akan adana perasaan aman
3. Belongingness needs
Manusia membutuhkan needs pada level ini untuk
memuaskan dirinya dengan membentuk hubungan dengan
orang lain
4. Self esteem needs
Kebutuhan ini meliputi penerimaan, perhatian, status,
nama baik dan lain-lain. Bila terpenuhi maka manusia
akan merasa dihargai, dibutuhkan.namun apabila tidak
dipenuhi maka akan menimbulkan perasaan rendah diri,
keraguan dan ketidak berdayaan
60

TEORI PENDEKATAN KONSELING

5. Self actualization needs


Keinginan untuk menjadi apapun yang dapat dicapai oleh
seseorang, sehingga orang didorong untuk mengarahkan
dan mendapatkan apa yang diinginkan
Hirarki kebutuhan Maslow digambarkan dalam bentuk
piramida mulai dari yang paling dasar adalah kebutuhan fisik,
sampai dengan pada puncaknya yaitu aktualisasi diri.

Gambar. 2. Hirarki Kebutuhan Maslow

Maslow mengemukakan bahwa asumsi manusia yang


bermasalah adalah Gangguan jiwa disebabkan karena individu
yang bersangkutan tidak dapat mengembangkan potensinya.
Dengan perkataan lain, pengalamannya tertekan. Sedangkan ciri ciri manusia yang ideal disamakan dengan manusia yang sehat
atau manusia yang telah mencapai aktualisasi diri, yaitu sebagai
berikut:
61

TEORI PENDEKATAN KONSELING

1. Orang yang mampu melihat secara jelas, berarti ia tidak


melihat hidup/kehidupan sebagaimana yang diinginkan, ia
tidak begitu emosional
2. Mempuyai pandangan yang lebih jelas mengenai hal yang
benar dan sala, dan karena dapat meramalkan masa depan
3. Memiliki kerendahan hati yang memberinyakemampuan
untuk mendengarkan orang lain, tanpa ide-ide yang telah
terbentuk terlebih dahulu atau tanpa pra tanggapan
4. Persepsinya tidak begitu dipalsukan oleh kecemasan,
ketakutan, harapan atau optimisme yang palsu
5. Mengabdi pada pekerjaan,tugas dan jabatan
6. Kreatif, yaitu memiliki cirri-ciri fleksibilitas, spontan,
keberanian,

kemauan

untuk

melakukan

kesalahan,

keterbukaan hati. Seorang yang genius dilahirkan dengan


bakat kreatifitas lebih besar
7. Mengalami konflik diri dalam derajat yang lebih ringan,
hingga kebingungan untuk melihat mana yang benar, baik,
dan buruk tidak begitu besar
8. Orang yang tidak egois untuk orang lain
9. Bebas dari pengaruh orang lain
10. Mempunyai kebebasan psikologi
11. Mempunyai hormat yang sehat terhadap diri sendiri, yang
didasarkan oleh pengetahuan bahwa dirinya adalah mampu
dan adekuat

62

TEORI PENDEKATAN KONSELING

12. Dapat mengalami pengalaman puncak (peak experience),


yaitu adanya integrasi antara subyektif dengan objektif,
antara yang ilmiah, religious dan mistik
C. TUJUAN KONSELING
Tujuan utama terapi eksistensial-humanistik adalah klien
menghadapi eksistensinya sebagai sesuatu yang nyata (Nelson,
2011) dan agar klien mampu bertindak, menerima kebebasan dan
tanggung jawab untuk tindakan-tindakannya (Correy, 2005).
Tujuan utama dari pendekatan konseling humanistic adalah
sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya,
dan menerima keadaan dirinya menurut apa adanya. Saya
adalah saya
2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir,
keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang
tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu
dapat

mengembangkan

diri

dan

menigkatkan

self

actualization seoptimal mungkin.


3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan
dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi tersebut.
4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan
bebas yang mungkin dapat dijangkau, menurut kondisi
dirinya dan dapat bertanggung jawab.

63

TEORI PENDEKATAN KONSELING

5. Klien yang neurotic adalah orang yang kehilangan rasa


ada, dan tujuan terapi ini adalah membantunya agar ia
memperoleh dan menemukan kembali kemanusiannya
yang hilang.
Pada dasarnya tujuan pendekatan ini adalah meluaskan
kesadaran klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan
pilihan, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah
hidupnya. Penerimaan tanggung jawab itu bukan suatu hal yang
mudah, banyakorang yang takut akan beratnya bertanggung jawab
atas menjadi apa dia sekarang dan akan menjadi apa dia
selanjutnya.

Mereka

harus

memilih,

misalnya

akantetap

berpegang pada kehidupan yang dikenalnya atau akan membuka


diri pada kehidupan yang kurang pasti dan lebih menantang.
Justru tiada jaminan dalam kehidupan itulah yang menimbulkan
kecemasan.Oleh karena itu terapi ini juga bertujuan membantu
klien dalam agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan
dengan tindakan memilih sendiri, dan menerima kenyataan bahwa
dirinya lebih dari sekedar korban kekuatan di luar dirinya.
D. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN
Hubungan terapeutik sangat penting bagi konselor
humanistik.

Penekanan

ini

diletakkan

pada

pertemuan

antarmanusia dan perjalanan pada bersama ahli pada teknik yang


64

TEORI PENDEKATAN KONSELING

mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalam klien


sekarang, bukan masalah klien. Hubungan dengan orang lain
dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada di sini dan
sekarang. Masa lampau dan masa depan hanya penting bila
waktunya berhubungan langsung.
Dalam menulis tentang hubungan terapeutik, Sidney Jaurard
(1971) menghimbau agar terapis, melalui tingkah lakunya yang
otentik dan terbuka, mengajak klien kepada keontetikan. Jourard
meminta agar terapis membangun hubungan Aku Kamu, di
mana pembukaan diri konselor yang spontan menunjang
pertumbuhan dan keontentikan klien. Sebagaimana dikatakan
jourard, Manipulasi melahirkan kontramanipulasi. Pembukaan
diri melahirkan pembukaan diri pula. Ia juga menyatakan bahwa
hubungan terapeutik bias mngubah konselor sebagaimana ia
mengubah klien. Hal itu berarti bahwa siapa yang menginginkan
keadaannya dan pertumbuhanya tidak berubah, tidak usah menjadi
terapis
Dalam membicarakan masalah hubungan pertolongan dari
teori humanistik ini, dikemukakan sifat sifat aliran ini sebagai
berikut:
1. Lebih merupakan suatu pendekatan atau semacam filsafat.
2. Teori ini berbicara mengenai pengalaman, yang
mempunyai arti khusus.
65

TEORI PENDEKATAN KONSELING

3. Ganggguan jiwa disebabkan oleh seseorang itu tidak dapat


mengembangkan

potensinya.

Dengan

kata

lain

pengalamannya tertekan.
4. Menitik beratkan adanya potensi yang positif dalam diri
individu.
Dari ciri tersebut kegiatan pertolongan konseling humanistik
diperlukan:
1.
Adanya hubungan psikologis yang akrab antara
2.

konselor dengan klien.


Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk
mengemukakan

3.

problemnya,

dan

apa

yang

diinginkannya.
Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap
dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa

4.

memberikan sanggahan.
Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri
individu dan keyakinan akan kemampuan individu
merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan

5.

dalam hubungan yang diadakan.


Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya
juga keadaan lingkungan sangat diperlukan oleh

konselor.
E. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING
Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik
konseling , yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik
66

TEORI PENDEKATAN KONSELING

konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik


humanistik antara lain :
1. Membina hubungan baik (good rapport)
2. Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala
potensi dan keterbatasannya
3. Merangsang kepekaan emosi klien
4. Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya
sendiri.
5. Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6. Membuat klien menjadi adequate
Teori ini menitik beratkan pada klien, dengan demikian
tehnik client centered counseling tepat digunakan untuk
pendekatan ini. Adapun tehnik-tehnik tersebut adal sebagai
berikut:
1. Acceptance (Penerimaan)
2. Respect (Rasa hormat)
3. Understanding (Mengerti dan memahami)
4. Reassurance (Menentramkan hati atau memahami)
5. Encouragement (Memberi dorongan)
6. Limited Questioning (Pertanyaan bebas)
7. Reflection (Memantulkan pernyataan atau perasaan)
Melalui tehnik tehnik pendekatan yang demikian, klien
selanjutnya akan lebih mampu dalam:
1. Pengenalan dan penerimaan
2. Mengenal lingkungan lebih baik
3. Pengambilan keputusan yang tepat
4. Pengarahan dirinya
5. Perwujudan diri
67

TEORI PENDEKATAN KONSELING

F. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING


Dalam terapi humanisti ini, klien mampu mengalami secara
subjektif persepsi persepsi tentang dunianya. Dia harus aktif
dalam proses terapi, sebab dia harus memutuskan ketakutanketakutan, perasaan-perasaan berdosa dan kecemasan-kecemasan
apa yang akan dieksplorasinya. Memutuskan terapi saja sering
merupakan tindakan yang menakutkan.
Pendek kata, dalam terapi humanistik terlibat dalam
pembukaan pintu masuk menuju diri sendiri. Pengalaman sering
menakutkan atau menyenangkan, mendepresikan atau gabungan
dari semua perasaan tersebut. Dengan membuka pintu yang
tertutup. Klien mulai melonggarkan belengu deterministic yang
telah menyebabkan dia terpenjara secara psikologis. Lambat laun
klien menjadi sadar, apa dia tadinya dan siapa dia sekarang, serta
klien lebih mampu menetapkan, masa epan macam apa yang
diinginkannya. Melalui proses terapi, klien bisa mengeksplorasi
alternatif alternatif guna membuat pandangan-pandangannya
menjadi riil.
G. PERANAN / TUGAS KONSELOR
Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien
sebagai ada dalam dunia. Tehnik yang digunakan mengikuti
ahli ahli mendahului pemahaman. Karena menekankan pada
pengalaman klien sekarang, para terapis humanistic menunjukkan
68

TEORI PENDEKATAN KONSELING

keleluasaan dalam menggunakan metode metode, dan prosedur


yang digunakan loeh mereka bias bervariasi tidak hanya dari klien
yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain
fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama. May (1961)
memandang tugas terapis di antaranya adalah membantu klien
agar menyadari keberadaannya dalam dunia. Frankl (1959)
menjabarkan peran terapis sebagai spesialis mata ketimbang
sebagai pelukis. Yang bertugas memperluas dan memperlebar
lapangan visual pasien sehingga spectrum keseluruhan dari makna
dan nilai-nilai menjadi disadari dan dapat diamati.
Untuk contoh mengenai bagaimana seorang terapis yang
berorientasi humanistic bekerja dalam pertemuan terapi, jika klien
mengungkapkan perasaannya kepada terapis pada pertemuan
terapi, maka terapis akan bertinak sebagai berikut:
1. Memberikan reaksi pribadi dalam kaitan dengan apa yang
dikatakan oleh klien
2. Terlibat dalam sejumlah pernyataan pribadi yang relevan
dan pantas tentang pengalaman-pengalaman yang mirip
dengan yang dialami oleh klien
3. Meminta klien untuk mengungkapkan ketakutannya
terhadap keharusan memilih dalam dunia yang tidak pasti
4. Menantang klien untuk melihat seluruh cara dia
menghindari

pembuatan

putusan

putusan,

memberikan penilaian terhadap penghindaran itu


69

dan

TEORI PENDEKATAN KONSELING

5. Mendorong klien untuk memeriksa jalan hidupnya pada


periode sejak memulai terapi
6. Beritahukan kepada klien bahwa ia sedang mempelajari
bahwa apa yang dialami sesungguhnya adalah suatu sifat
yang khas sebagai manusia: bahwa dia pada akhirnya
sendirian, bahwa dia harus memutuskan untuk dirinya
sendiri, bahwa dia akan mengalami kecemasan
kecemasan atas ketidakpastian putusan putusan yang
dibuatnya,

dan

bahwa

dia

akan

berjuang

untuk

menetapkan makna kehidupannya di dunia yang sering


tampak tak bermakna.
H. SYARAT KONSELOR
Konselor berperan sebagai fasilitator yang mendorong
diwujudkannya potensi yang baik itu, dan ia menghargai klien
sebagai individu yang unik dan bebas :
1. Membantu klien agar ia dapat melihat situasinya sekarang
secara lebih jelas (walaupun asal usulnya terjadi di masa
lampau Perhatian ditujukan kepada Here and Now
2. Membantu klien lebih mengenal dirinya serta perasaan
takut atau perasaan mendua ( ya atau tidak) yang
menyertai / melatarbelakangi problemnya
3. Membantu klien mengeksplorasi berbagai
alternatif

penyelesaian,

kepercayaan diri
70

membina

harga

macam
diri

dan

TEORI PENDEKATAN KONSELING

4. Membantu klien agar lebih berani untuk memilih

lalu

mengambil keputusan alternative penyelesaian mana yang


cocok bagi diri klien
Membantu agar pilihan yang diambil klien adalah realistis
dan dapat dilaksanakan klien sesuai dengan prinsip: counseling is
the art of the possible, dengan merangkul baik aspek positif dan
aspek negative dari pilihannya itu
I. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING
Proses konseling adalah membantu klien aga menyadari
keberadaannya dan potensinya dalam dunia menurut may (dalam
teori dan praktek konseling dan psikoterapi, 1961).Adanya
hubungan yang akrab antara konselor dan konseli. Adanya
kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan
problem dan apa yang diinginkannya. Konselor berusaha sebaik
mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu
dengan tanpa memberikan sanggahan. Unsur menghargai dan
menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan
kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling
menentukan dalam hubungan konseling. Pengenalan tentang
keadaan individu sebelumnya beserta lingkungannya sangat
diperlukan oleh konselor.
1. Adanya hubungan yang akrab antara konselor dan konseli.
71

TEORI PENDEKATAN KONSELING

2. Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk


mengemukakan problem dan apa yang diinginkannya.
3. Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan
keluhan serta perilaku individu dengan tanpa memberikan
sanggahan.
4. Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu
dan keyakinan akan kemampuan individu merupakan
kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan
konseling.
5. Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya beserta
lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor.
J. KELEBIHAN & KELEMAHAN
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam
psikologi yang muncul pada tahun 1950 an, dengan akar
pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada
abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi,
seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas
mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji
secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti

72

TEORI PENDEKATAN KONSELING

tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta,


kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan
sumbangan pemikirannya terhadap perkembangan psikologi
humanistik. Sumbangan Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok
fenomenologi yang mengkaji tentang persepsi. Dia percaya bahwa
seseorang

akan

berperilaku

sejalan

dengan

apa

yang

dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang


yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya
terhadap suatu kejadian.
Dari

pemikiran

Abraham

Maslow

(1950)

yang

memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi


yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna
memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang
merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik. Morris
(1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses
berfikirnya

sendiri

dan

kemudian

mempertanyakan

dan

mengoreksinya. Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia


dapat memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga memiliki
kesadaran akan dirinya. Dengan kesadaran dirinya, manusia dapat
berusaha menjadi lebih baik. Carl Rogers berjasa besar dalam
73

TEORI PENDEKATAN KONSELING

mengantarkan psikologi humanistik untuk dapat diaplikasian


dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu filosofi pendidikan
yang menekankan pentingnya pembentukan pemaknaan personal
selama berlangsungnya proses pembelajaran melalui upaya
penciptaan iklim emosional yang kondusif agar dapat membentuk
pemaknaan personal tersebut. Dia memfokuskan pada hubungan
emosional antara guru dengan siswa. Berkenaan dengan
epistemiloginya, teori-teori humanistik dikembangkan lebih
berdasarkan pada metode penelitian kualitatif yang menitikberatkan pada pengalaman hidup manusia secara nyata (Aanstoos,
Serlin & Greening, 2000). Kalangan humanistik beranggapan
bahwa usaha mengkaji tentang mental dan perilaku manusia
secara ilmiah melalui metode kuantitatif sebagai sesuatu yang
salah kaprah. Tentunya hal ini merupakan kritikan terhadap
kalangan kognitivisme yang mengaplikasikan metode ilmiah
pendekatan

kuantitatif

dalam

pemikiran

dari

usaha

mempelajari

tentang

psikologi

humanistik

banyak

psikologi.
Hasil

dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah


satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan
client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien
74

TEORI PENDEKATAN KONSELING

untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan


dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling
menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu
mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini
bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan
yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien
menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik
asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting
dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien.
Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan
terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi
pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan
humanistik

(humanistic

education).

Pendidikan

humanistik

berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui


pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial,
mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam
model pendidikan humanistik ini.
Sebaliknya, psikologi humanistik pun mendapat kritikan
bahwa teori-teorinya tidak mungkin dapat memfalsifikasi dan
kurang memiliki kekuatan prediktif sehingga dianggap bukan
sebagai suatu ilmu (Popper, 1969, Chalmers, 1999).
75

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Inti konseptual dan dalil-dalil yang positif dari psikologi


humanistik sulit dipahami, sebab psikologi humanistik memiliki
ideologi yang heterogen. Maslow sendiri (1969) dalam Henryk &
Virginia (2009) menyebut psikologi humanistik sebagai koalisi
berbagai sempalan psikologi ke dalam suatu filsafat tunggal.
Lebih lanjut Maslow sendiri (1970) mengakui bahwa
psikologi humanistik ditekan oleh dinamika batinnya sendiri, dan
ia tidak merasa yakin apakah kata humanistik akan merangkum
segenap sintesis dan segenap aspeknya yang bisa dipisahkan.
Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap psikologi
humanistik yakni menyangkut metodologi, perangkat, teknikteknik dan prosedur yang memadai. Para ahli psikologi
humanistik mengakui pentingnya metodologi yang sehingga
Maslow sendiri (1970) mengungkapkan bahwa eksistensial
humanistik masih membutuhkan langkah-langkah selanjutnya
untuk penelitian dan pengkajian.
K. APLIKASI
Kegalauan Menik
Menik seorang siswi kelas 3 SMP N Maju Jaya. Saat ini dia
sedang merasa galau karena tak lama lagi ia akan lulus.
Seharusnya moment kelulusan adalah hal yang membahagiakan,
namun berbeda dengan Menik, ia terlanjur nyaman dengan teman
76

TEORI PENDEKATAN KONSELING

temannya dan lingkungannya saat ini, ia takut jikalu harus


berpisah dan nantinya memasuki SMA yang berbeda dengan
suasana baru, dan tentunya guru serta orang orang baru. Menik
merasa takut jikalau di tempat baru dia akan terasingkan dan tidak
diterima layaknya ketika di SMP. Satu hal yang membuatnya
merasa takut jikalau tidak diterima di lingkungan baru adalah
postur tubuhnya yang gendut, ia berfikiran nantinya bisa saja di
tempat baru ia dijadikan bahan ejekan dan dibully oleh teman
temannya. Ia juga memiliki kebiasaan makan dengan porsi
layaknya anak laki laki. Sebenanrnya kondisi tersebut tidak
menjadi masalah bagi Menik, akan tetapi ia terlampau khawatir
dan merasa tidak percaya diri di sekolah barunya nanti ia sudah
berfikiran akan dijadikan bahan pergunjingan dan diolok olok.
Analisis Kasus Menik
Menurut Pandangan Humanistik manusia sebetulnya adalah
baik, atau paling tidak netral. Pandangan ini mengatakan bahwa
kekuatan jahat, desdruktif dan berbahaya adalah lahir dari
lingkungan buruk dan tidak inheren dalam diri manusia. Jika
dikaitkan dengan kasus Menik sebenarnya tidak ada masalah
dengan dirinya yang gendut dan banyak makan, sebaik ataupun
seburuk apapun kondisi seseorang ia adalah ciptaan Tuhan. Hanya
saja ia khawatir jika orang lain akan memandangnya buruk,
77

TEORI PENDEKATAN KONSELING

sehingga ia merasa terancam dan tidak dihargai, hal ini berkaitan


dengan hirarki kebutuhan yakni kebutuhan akan rasa aman, rasa
aman ini berarti tidak adanya ancaman dari lingkungan. Selain itu
berkenaan dengan Self esteem needs, kebutuhan ini meliputi
penerimaan, perhatian, status, nama baik dan lain-lain. Bila
terpenuhi maka manusia akan merasa dihargai, dibutuhkan,
namun apabila tidak dipenuhi maka akan menimbulkan perasaan
rendah diri, keraguan dan ketidak berdayaan. Keterpenuhan akan
kebutuhan akan self esteem inilah yang saat ini dikhawatirkan
Menik, sehingga ia merasa rendah diri, ragu dan tidak berdaya.
Alternatif Bantuan Pemecahan Masalah Menik
Konselor

memahami

Menik

untuk

menyadari

keberadaannya dalam dunia. Memberikan kesempatan kepada


Menik untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya secara bebas.
maka konselor selanjutnya memberikan reaksi-reaksi pribadi
dalam kaitan dengan apa yang diungkapkan oleh Menik. Konselor
terlibat dalam sejumlah pernyataan pribadi relevan dan pantas
tentang pengalaman Menik, dimana pada Menik merasakan
rendah diri dan kekhawatiran akan keberadaanya.
Tugas utama konselor adalah berusaha memahami Menik
sebagai ada dalam dunia. Tehnik yang digunakan mengikuti
ahli ahli mendahului pemahaman. Karena menekankan pada
78

TEORI PENDEKATAN KONSELING

pengalaman klien sekarang, konselor menunjukkan keleluasaan


dalam menggunakan metode metode, dan prosedur yang
digunakan loeh mereka bias bervariasi tidak hanya dari klien yang
satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase
terapi yang dijalani oleh klien yang sama
Konselor mendorong klien untuk memeriksa jalan hidupnya
pada periode sejak memulai proses konseling. Selanjutnya
konselor memberitahukan kepada klien bahwa ia sedang
mempelajari bahwa apa yang dialaminya adalah suatu sifat yang
khas sebagai manusia bahwa dia pada akhirnya sendiri, bahwa dia
akan mengalami kecemasan atas ketidakpastian keputusan yang
dibuatnya, dan menik akan berjuang untuk menetapkan makna
kehidupannya di dunia yang sering tampak tak bermakna,
sehingga menik dapat mencapai aktualisasi diri dengan segala
kondisinya.

79

TEORI PENDEKATAN KONSELING

4
GESTALT
PENDEKATAN TEORI KONSELING
80

TEORI PENDEKATAN KONSELING

GESTALT
A. PENGEMBANG
Friedrich (Frederick) Salomon Perls (8 Juli 1893 - 14 Maret
1970), lebih dikenal sebagai Fritz Perls, adalah psikiater dan
psikoterapis yang lahir di Jerman. Perls menciptakan istilah
Gestalt terapi untuk mengidentifikasi psikoterapi yang ia
kembangkan bersama istrinya, Laura Perls , pada 1940-an dan
1950-an. Perls bergabung dengan Esalen Institute pada tahun
1964, dan ia tinggal di sana sampai 1969. Pendekatannya untuk
psikoterapi berhubungan dengan, tetapi tidak identik dengan,
Gestalt psikologi , dan itu berbeda dari Gestalt psikoterapi teoritis.
Inti dari proses Gestalt Therapy ditingkatkan kesadaran
sensasi, persepsi , perasaan tubuh, emosi, dan perilaku, pada saat
ini. Hubungan ditekankan, bersama dengan kontak antara diri,
lingkungannya, dan lainnya.
Fritz Perls lahir di Berlin, Jerman, pada tahun 1893. Perls
"tumbuh" di kancah bohemian di Berlin, berpartisipasi dalam
Ekspresionisme dan Dadaism, dan mengalami balik dari seni
avant-garde arah kiri revolusioner. Penyebaran ke garis depan,
trauma perang, anti-Semitisme, intimidasi, melarikan diri, dan
81

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Holocaust merupakan sumber utama yang memepengaruhi


biografi.
Dia diharapkan untuk praktek hukum, setelah diasuh paman
Herman Staub, melainkan ia belajar ilmu kedokteran. Perls
bergabung dengan Angkatan Darat Jerman selama Perang Dunia I,
dan menghabiskan waktu di parit. Setelah perang ia lulus sebagai
dokter medis, dan menjadi asisten Kurt Goldstein , yang bekerja
dengan tentara yang mengalami cedera otak. Perls tertarik ke arah
psikoanalisis.
Pada tahun 1927 Fritz Perls menjadi anggota Wilhelm Reich
seminar teknis di Wina. Konsep Reich analisis karakter
dipengaruhi Perls untuk sebagian besar. Dan pada tahun 1930
Reich menjadi pembimbing analis senior Perls 'di Berlin.
Pada tahun 1930 Fritz Perls menikah Laura Perls (lahir,
Lore Posner), dan mereka memiliki dua anak bersama-sama,
Renate dan Stephen. Pada tahun 1933, segera setelah rezim Hitler
berkuasa, yang keturunan Yahudi, dan karena kegiatan politik
anti-fasis mereka dalam waktu sebelum, Fritz Perls, Laura, dan
anak sulung mereka Renate melarikan diri ke Belanda , dan satu
tahun kemudian mereka pindah ke Afrika Selatan, di mana Fritz
Perls memulai lembaga pelatihan psikoanalitik. Pada tahun 1936

82

TEORI PENDEKATAN KONSELING

ia telah mengadakan pertemuan singkat dan tidak memuaskan


dengan Freud .
Pada tahun 1942 Fritz Perls bergabung dengan tentara
Afrika Selatan, dan ia menjabat sebagai psikiater tentara dengan
pangkat kapten sampai 1946. Sementara di Afrika Selatan, Perls
dipengaruhi oleh "holisme" dari Jan Smuts . Selama periode ini
Fritz Perls menulis buku pertamanya, Ego, Kelaparan, dan Agresi
(diterbitkan pada tahun 1942 dan kembali diterbitkan pada tahun
1947). Laura Perls menulis dua bab dari buku ini. Ketika itu
kembali diterbitkan di Amerika Serikat, namun ia tidak diberi
pengakuan apapun untuk pekerjaannya.
Fritz Perls dan Laura meninggalkan Afrika Selatan pada
tahun 1946 dan berakhir di New York , di mana Fritz Perls bekerja
sebentar dengan Karen Horney , dan Wilhelm Reich. Setelah
hidup melalui episode bergerak, di mana dia tinggal di Montreal
dan menjabat sebagai psikiater kapal pesiar, Perls akhirnya
menetap di Manhattan . Perls menulis buku keduanya dengan
bantuan New York intelektual dan penulis, Paul Goodman , yang
merancang teoritis bagian kedua dari buku berdasarkan Perls
'tulisan tangan catatan. Perls dan Goodman dipengaruhi oleh
karya Kurt Lewin dan Otto Pangkat . Seiring dengan pengalaman

83

TEORI PENDEKATAN KONSELING

pertama bagian, ditulis dengan Ralph Hefferline , buku itu


berjudul Gestalt Therapy dan diterbitkan pada tahun 1951.
Setelah itu, Fritz Perls dan Laura mulai pertama Gestalt
Institute di apartemen Manhattan mereka. Fritz Perls mulai
bepergian di seluruh Amerika Serikat untuk melakukan Gestalt
lokakarya dan pelatihan.
Pada tahun 1960 Fritz Perls meninggalkan Laura Perls
belakang di Manhattan dan pindah ke Los Angeles , di mana dia
berlatih bersama dengan Jim Simkin . Dia mulai menawarkan
lokakarya di Esalen Institute di Big Sur , California, pada tahun
1963. Perls menjadi tertarik pada Zen selama periode ini, dan
memasukkan gagasan mini satori (kebangkitan singkat) ke dalam
praktek-nya. Ia juga melakukan perjalanan ke Jepang , di mana ia
tinggal di sebuah biara Zen.
Akhirnya, ia menetap di Esalen, dan bahkan membangun
sebuah rumah dengan alasan. Salah seorang siswa di Esalen
adalah Dick Harga , yang mengembangkan Gestalt Praktek ,
berdasarkan sebagian besar pada apa yang ia pelajari dari Perls.
Pada Esalen, Perls berkolaborasi dengan Ida Rolf , pendiri Rolfing
Integrasi Struktural , untuk mengatasi hubungan antara pikiran
dan tubuh.

84

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Verbatim Perls telah banyak dikutip di luar bidang


psikoterapi untuk kutipan sering digambarkan sebagai " doa
Gestalt ":
Saya melakukan hal saya dan Anda melakukan hal Anda.
Saya tidak di dunia ini untuk memenuhi harapan Anda, dan
Anda tidak di dunia ini untuk hidup sampai saya. Anda
adalah Anda, dan saya saya, dan jika kebetulan kita
menemukan satu sama lain, itu indah. Jika tidak, hal itu
tidak dapat membantu.
(Fritz Perls, Gestalt Therapy Verbatim, 1969)
Pada tahun 1969 Perls meninggalkan Esalen dan mulai
komunitas Gestalt di Lake Cowichan di Pulau Vancouver,
Kanada. Fritz Perls meninggal karena gagal jantung di Chicago,
pada tanggal 14 Maret 1970, setelah operasi jantung di Rumah
Sakit Memorial Louis A. Weiss.
.
B. KONSEP DASAR
Corey (1995) mengatakan bahwa terapi Gestalt yang
dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi yang
mengharuskan

individu

menemukan

jalannya

sendiri

dan

menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai


kematangan.
Psikoterapi Gestalt menitik beratkan pada semua yang
timbul pada saat ini. Pendekatan ini tidak memperhatikan masa
lampau dan juga tidak memperhatikan yang akan datang. Jadi
85

TEORI PENDEKATAN KONSELING

pendekatan Gestalt lebih menekankan pada proses yang ada


selama terapi berlangsung.
Pendekatan gestalt menekankan konsep-konsep seperti
perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab pribadi, urusan
yang

tak

terselesaikan,

penghindaran,dan

menyadari

saat

sekarang.
Bagi Perls, tidak ada yang ada kecuali sekarang. Karena
masa lalu telah pergi dan masa depan belum terjadi,maka saat
sekaranglah yang terpenting. Guna membantu klien untk membuat
kontak dengan saat sekarang, terapis lebih suka mengajukan
pertanyaan-pertanyaan

apa

dan

bagaimana

ketimbang

mengapa, karena pertanyaan mengapa dapat mengarah pada


pemikiran yang tak berkesudahan tentang masa lampau yang
hanya akan membangkitkan penolakan terhadap saat sekarang.
Konsep dasar pendekatan Gestalt adalah Kesadaran, dan
sasaran utama Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Kesadaran
meliputi:
a) Kesadaran akan efektif apabila didasarkan pada dan
disemangati oleh kebutuhan yang ada saat ini yang
dirasakan oleh individu

86

TEORI PENDEKATAN KONSELING

b) Kesadaran tidak komplit tanpa pengertian langsung


tentang kenyataan suatu situasi dan bagaimana seseorang
berada di dalam situasi tersebut.
c) Kesadaran itu selalu ada di sini-dan-saat ini. Kesadaran
adalah hasil penginderaan, bukan sesuatu yang mustahil
terjadi.
Corey (1995), dalam terapi Gestalt terdapat juga konsep
tentang urusan yang tak terselesaikan, yaitu mencakup perasaanperasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan,
sakit hati, kecemasan rasa diabaikan dan sebagainya. Meskipun
tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan
dengan ingatan dan fantasi tertentu. Karena tidak terungkap dalam
kesadaran, perasaan itu tetap tinggal dan dibawa kepada
kehidupan sekarang yang menghambat hubungan yang efektif
dengan dirinya sendiri dan orang lain. Dengan ini, di harapkan
klien akan dibawa kesadarannya dimasa sekarang dengan
mencoba menyuruhnya kembali kemasa lalu dan kemudian klien
disuruh untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya saat lalu
sehingga perasaan yang tak terselesaikan dulu bisa dihadapi saat
ini. Hakikat manusia menurut Gestalt :

87

TEORI PENDEKATAN KONSELING

a) Manusia

merupakan

keseluruhan

yang

terdiri

dari

badan,emosi, pikiran, sensasi dan persepsi yang semuanya


mempunyai fungsi dan saling berhubungan.
b) Manusia Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya
dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu
c) Manusia adalah proaktif daripada reaktif. Ia menentukan
responnya terhadap stimulus yang dari lingkungannya.
d) Manusia Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi,
emosi, persepsi, dan pemikirannya
e) Manusia melalui kesadaran Dapat memilih dan bertanggung
jawab terhadap tindakan perilakunya.
f) Manusia mempunyai perlengkapan dan sumber sumber
untuk

kehidupannya

secara

efektif

dan

untuk

mengembangkan diri melalui kemampuan yang dimilikinya


sendiri.
g) Manusia hanya dapat mengalami sendiri dalam masa
sekarang. Masa lalu dan masa yang akan dating hanya dapat
dialami dengan melalui mengingat ingat.
Pandangan tentang kepribadian ( produk dari interaksi
antara individu dengan lingkungan yang dipersepsinya, Dorongan
utama individu adalah untuk mencapai self actualization dan self
regulation ) dalam pendekatan gestalt adalah adanya pertentangan
antara

kepentingan

social

dan

biologis,

manusia

sering

menyatakan apa yang seharusnya dari pada apa yang sebenarnya.


88

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Hal ini akan mengarahkan pada manusia untuk berpandangan


bahwa setiap individu tidak usah seperti apa adanya melainkan
apa seharusnya.
C. TUJUAN KONSELING
Menurut Perls Dalam (Corey, 2013) terapi gestalt adalah
menjadikan konseli tidak bergantung pada orang lain, menjadikan
konseli menemukan sejak awal bahwa dia bisa melakukan banyak
hal, lebih banyak daripada yang dikiranya.
Tujuan terapi gestalt menurut Seligman (2001) bersifat
unik, yaitu membantu konseli agar mampu untuk :
1) Mencapai kesadaran diri.
2) Menghayati hidup pada tataran di sini dan sekarang.
3) Mengungkapkan masalah masalah pribadi yang tak
terselesaikan
4) Mencapai dan memanfaatkan sumber sumber potensi
pribadinya.
5) Mengurangi

ketergantungan

pada

orang

lain

atau

lingkungan.
6) Meningkatkan rasa tanggung jawab.
7) Membuat pilihan yang tepat, dan memperoleh kemampuan
diri.

89

TEORI PENDEKATAN KONSELING

8) Melakukan kontak yang bermakna dengan semua aspek


dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
9) Meningkatkan harga diri, penerimaan diri, dan aktualisasi
dirinya.
10) Menurunkan polaritas, khususnya polaritas mental dan
fisik.
11) Mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk
mengelola hidupnya secara berhasil dengan cara yang
tidak merugikan orang lain.
12) Meningkatkan

sense

of

wholeness,

integrasi

dan

keseimbangan.
Tujuan umum
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar
berani

mengahadapi

berbagai

macam

tantangan

maupun

kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna


bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan terhadap
lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat
lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
Individu
memanfaatkan

yang

bermasalah

potensinya

secara

pada
penuh,

umumnya
melainkan

belum
baru

memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang dimilikinya.


Melalui konseling konselor membantu klien agar potensi yang
90

TEORI PENDEKATAN KONSELING

baru dimanfaatkan sebagian ini dimanfaatkan dan dikembangkan


secara optimal.
Tujuan khusus
Secara khusus tujuan konseling Gestalt adalah sebagai
berikut :
1) Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi,
memahami kenyataan atau realitas.
2) Membantu
klien
menuju
pencapaian

integritas

kepribadiannya
3) Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada
pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true
to himself)
4) Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat
beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua
situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan
selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.
D. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN
Subandi (2002), Hubungan antara konselor dan klien adalah
sejajar yaitu hubungan antara klien dan konselor itu adanya
/melibatkan dialog dan hubungan antara keduanya. Pengalaman
pengalaman kesadaran dan persepsi konselor merupakan inti dari
proses konseling.

91

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Corey dalam (2013), hubungan terapis dan klien dalam


praktek terapi Gestalt yang efektif yaitu dengan melibatkan
hubungan pribadi ke pribadi antara terapis dan klien. Pengalaman
pengalaman, kesadaran, dan persepsi-persepsi terapis menjadi
laatar belakang, sementara kesadaran dan reaksi-reaksi klien
membentuk bagian muka proses terapi.
Sebagai cabang dari terapi eksisitensial, praktek Gestalt
mencakup hubungan dekat antara terapis dan klien. Pengalaman
terapis, kesadaran, dan persepsi memberikan latar belakang pada
proses terapi, sedangkan kesadaran serta reaksi klien merupakan
latar depan. Bagi terapis
persepsi

dan

adalah penting untuk aktif berbagi

pengalamanya

sekarang

pada

saat

mereka

menghadapi klien pada saat ini, selanjutnya terapis memberikan


umpan balik, terutama tentang ulah klien dengan tubuhnya.
Umpan balik ini menjadikan klien mengembangkan kesadaran
akan apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Para terapis bertanggung jawab akan kualitas kehadiran
mereka untuk mengenal diri sendiri dan kliennya, untuk tetap
terbuka terhadap kliennya. Mereka juga bertanggung jawab untuk
tetap menjaga terciptanya iklim terapeutik yang akan menunjang
terciptanya semangat kerja dipihak klien.
E. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING
92

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Prinsip kerja teknik konseling Gestalt yaitu:


a) Penekanan tanggung jawab klien. Konselor bersedia
membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien,
konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab
atas tingkah lakunya.
b) Orientasi sekarang dan saat ini. Konselor tidak membangun
kembali (mengulang) masalalu atau motif tidak sadar, tetapi
memfokuskan keadaan sekarang. Masa lalu hanya dalam
kaitannya dengan keadaan sekarang
c) Orientasi kesadaran. Konselor meningkatkan kesadaran
klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya.
Corey (2013), Teknik-teknik yang biasanya dipakai yaitu:
a) Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan
untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling
bertentangan yaitu, kecenderungan top dog (adil, menuntut,
dan berlaku sebagai majikan) dan under dog (korban,
bersikap tidak berdaya, membela diri, dan tak berkuasa).
Disini ada permainan kursi kosong, yaitu klien diharapkan
bermain dialog dengan memerankan top dog maupun under
dog sehingga klien dapat merasakan keduanya dan dapat
melihat sudut pandang dari keduanya
Dialog antara kecenderungan yang berlawanan itu
memiiki sasaran suatu promosi integrasi dalam tingkat
93

TEORI PENDEKATAN KONSELING

tingggi antara polarisasi dan konflik yang ada dalam diri


setiap orang. Sasarannya adalah belajar untuk menerima dan
hidup dengan membawa polaritas itu. Teknik dialog dapat
digunakan baik dalam konseling kelompok maupun
individual.
b) Berkeliling
Merupakan latihan Gestalt yang mencakup meminta
seseorang dalam kelompok untuk menuju ke orang lain
dalam kelompok, baik untuk berbincang-bincang maupun
saling melakukan sesuatu untuk masing-masing. Tujuannya
adalah

untuk

berkonfrontasi,

mengambil

resiko,

mengungkapkan dirinya, bereksperimen dengan perilaku


baru, dan tumbuh serta berubah.
c) Sayalah yang memikul tanggung jawab
Teknik ini merupakan rentangan dari kesadaran, dan
didesain untuk menolong klien mengenali dan mau
menerima perasaan mereka dan bukan memproyeksikan
perasaan mereka pada orang lain.
d) Bermain Proyeksi
Memantulkan pada orang lain perasaan-perasaan yang
dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya. Dinamika
projeksi terdiri dari apa yang oleh seseorang dilihat dalam diri
94

TEORI PENDEKATAN KONSELING

orang lain tentang hal-hal yang ia tidak mau menerimanya


sebagai yang ada pada dirinya. Dalam bermain proyeksi ini
terapis meminta kepada orang yang mengatakan saya tidak
bisa mempercayai anda untuk memainkan peran orang yang
tidak bisa dipercaya, yaitu untuk menjadi orang lain agar bisa
menemukan tingkat rasa tidak percaya diri yang merupakan
konflik batin itu.
e) Teknik Pembalikan
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori
bahwa klien terjun ke dalam suatu yang ditakutinya karena
dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan menjalin
hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau
diingkarinya. Gejala-gejala dan tingkah laku sering kali
mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan
yang mendasari. Jadi konselor bisa meminta klien
memainkan peran yang bertentangan dengan perasaanperasaan

yang

dikeluhkannya

atau

pembalikan

dari

kepribadiannya.
f) Latihan geladi
Geladi internal banyak menyerap energi dan seringkali
mencegah

spontanitas

serta

kemauan

kita

untuk

bereksperimen dengan perilaku baru. Anggota kelompok


terapi bisa saja saling berbagi geladi agar bisa mempertebal
95

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kesadaran akan sarana persiapan yang mereka gunakan


untuk membantu menggelindingkan peran sosial mereka.
Dengan demikian mereka akan menjadi sadar betapa mereka
begitu keras untuk memenuhi harapan orang lain, sadar akan
adanya penerimaan, persetujuan, dan sejauh mana mereka
mendapatkan penerimaan dari orang lain.
g) Latihan membesar besarkan
Salah satu sasaran terapi Gestalt yang ingin dicapai
adalah bahwa klien menjadi lebih sadar akan pertanda serta
petunjuk yang rumit yang dikirimkan lewat bahasa isyarat.
Gerakan, postur, serta isyarat bisa mengkomunikasikan
makna yang signifikan, namun petunjuknya mungkin belum
lengkap.Orangnya diminta untuk berkali-kali melakukan
gerakan atau isyarat tubuh secara berlebihan, yang biasanya
mengintensifkan perasaan yang melekat pada perilaku dan
menjadikan makna internalnya lebih jelas.
h) Tetap dengan Perasaan
Sebagian besar klien ingin sekali melarikan diri dari
stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan tidak
enak. Terapis mungkin bisa meminta kepada klien untuk
tetap bertahan dengan rasa takut dan kepedihan apapun
yang mereka hayati pada masa kini dan membangkitkan
96

TEORI PENDEKATAN KONSELING

semangat mereka utnuk menyusup lebih dalam lagi


keperasaan dan perilaku yang ingin mereka hindari.
Menghadapi, berkonfrontasi, serta menghayati perasaan
tidak hanya membangkitkan keberanian tetapi juga suatu
pertanda akan adanya kemauan untuk bertahan dengan
penderitaan yang ada agar bisa menghilangkan kendala serta
menguak jalan akan tingkat pertumbuhan yang baru.
Teknik ini bisa digunakan pada saat klien menunjuk
pada perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan
yang ia sangat ingin menghindarinya. Terapi mendesak klien
untuk tetap atau menahan perasaan yang ia ingin hindari
itu.
i) Pendekatan Gestalt pada kerja mimpi
Pendekatan Gestalt tidak menafsirkan mimpi tetapi
bertujuan untuk membawa mimpi itu kembali hidup dan
menghidupkan kembali seolah-olah terjadi sekarang. Mimpi
tidak dikatakan sebagai peristiwa masa lalu melainkan
diperankan lagi dimasa sekarang dan si pemimpi menjadi
bagian dari mimpi tersebut. Format disarankan dalam
menangani mimpi mencakup penyusunan daftar dari semua
mimpi secara rinci, dengan mengingat kembali setiap orang,
peristiwa, dan suasana hati didalamnya, dan kemudian
menjadi

bagian

dari

setiap
97

bagian

dengan

jalan

TEORI PENDEKATAN KONSELING

mentransformasikan

diri,

berlaku

sepenuhnya

dan

menemukan dialog. Oleh karena itu setiap bagian dari


mimpi diasumsikan sebagai projeksi diri maka orang akan
menciptakan naskah tentang pertemuan antara berbagai
watak atau bagian-bagian, jadi dengan jalan berdialog antara
sisi-sisi yang bertentangan, maka seseorang secara bertahap
akan menjadi sadar akan tingkat-tingkat perasaan sendiri.
Konsep Perls tentang projeksi adalah sentral dalam
teorinya tentang pembentukan mimpi. Asumsinya setiap
orang dan setiap objek dalam mimpi itu mewakili aspek
yang terprojeksi dari si pemimpi. Menurut Perls (1969)
mimpi merupakan ekspresi dari eksistensi kodrat manusia
yang paling spontan. Mimpi mewakili situasi yang tidak
terselesaikan, tetapi lebih dari situasi yang belum tuntas atau
keinginan yang tidak terpenuhi. Perls menekankan bahwa
apabila

mimpi

ditangani

secara

tepat

maka

pesan

eksistensial itu menjadi lebih jelas.


F. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING
Perls, Dalam (Corey, 2013) mengungkapkan skeptisnya
tentang orang-orang yang mendatangi terapi dan menunjukkan
bahwa tidak begitu banyak orang yang sungguh-sungguh bersedia
bekerja keras guna mencapai perubahan.
98

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Menurutnya siapa pun yang mendatangi terapis memiliki


sesuatu yang disembunyikannya. Lebih lanjut Perls mengatakan
bahwa sekitar sembilan puluh persen orang yang mendatangi
terapis bukan untuk menjadi sembuh, melainkan untuk menjadi
lebih menandai dalam neurosisnya. Jika mereka gila kekuasaan,
mereka ingin memperoleh kekuasaan lebih besar. Jika mereka
intelek, mereka ingin memiliki siasat lebih banyak. Jika mereka
pengejek, mereka ingin memiliki ketangkasan yang lebih tajam
dalam mengejek, dan sebagainya.
Meskipun Perls tampak pesimistis, tidak semua klien hanya
menginginkan perbaikan neurosis. Para klien dalam pengalaman
terapi Gestalt memutuskan sendiri apa yang mereka inginkan dan
berapa banyak yang mereka inginkan. Salah satu tanggung jawab
yang paling pertama harus ditunaikan oleh klien adalah
menetapkan apa yang diinginkan mereka dari terapi. Jika klien
menyatakan bahwa mereka bingung dan tidak tahu, atau jika klien
mengharapkan terapislah yang akan menetapkan tujuan-tujuan,
maka inilah tempat terapis untuk mulai bekerja. Terapis bersama
klien bisa mengeksplorasi penghindaran klien dari tanggung
jawab ini.
Orientasi umum dari terapi Gestalt adalah pemikulan
tanggung jawab yang lebih besar oleh klien bagi mereka sendiri,
bagi pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan tingkah laku mereka.
99

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Para klien dalam terapi Gestalt adalah partisipan-partisipan aktif


yang membuat penafsiran-penafsiran dan makna-maknanya
sendiri. Merekalah yang mencapai peningkatan kesadaran dan
yang menentukan apa yang akan dan tidak akan dilakukan dalam
proses belajarnya.
G. PERANAN / TUGAS KONSELOR
Menurut Perls, Dalam (Corey, 2005) konselor harus
mematangkan konseli dan membongkar hambatan hambatan
yang mengurangi kemampuan konseli berdiri di atas kaki sendiri.
Konselor berusaha mendorong konseli dalam melaksanakan
peralihan dari dukungan eksternal kepada dukungan internal
dengan menentukan letak jalan buntu. Jalan buntu adalah titik
tempat individu menghindari mengalami perasaan perasaan
yang mengancam karena dia merasa tidak nyaman. Konselor
membantu konseli untuk menyadari dan menembus jalan buntu
dengan menghadirkan situasi situasi yang mendorong konseli itu
untuk

mengalami

keterpakuannya

secara

penuh.

Konseli

menggunakan konselor sebagai layar proyeksi dan memandang


konselor sebagai pendorong untuk menemukan apa saja yang
hilang dari diri konseli.
Tugas konselor adalah mendorong klien untuk dapat melihat
kenyataan

yang

ada

pada

dirinya

100

dan

mau

mencoba

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menghadapinya, klien bisa diajak untuk memilih dua alternative,


menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri
untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang.
Selain itu konselor diharapkan menghindari diri dari pikiranpikiran yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan
diagnosis, interpretasi, maupun memberi nasihat.
Konselor sejak awal sudah mengarahkan tujuan agar klien
menjadi matang maupun menyingkirkan hambatan-hambatan
yang menyebabkan klien tidak dapat berdiri sendiri. Konselor
membantu klien menghadapi transisi dari ketergantungannya
terhadap factor luar menjadi percaya akan kekuatannya sendiri.
Usaha

ini

dilakukan

dengan

menemukan

dan

membuka

ketersesatan atau kebuntuan klien. Pada saat klien mengalami


ketersesatan dan klien menyatakan kekalahannya terhadap
lingkungan dengan cara mengungkapkan kelemahannya, dirinya
tidak berdaya, bodoh atau gila. Konselor membantu membuat
perasaan

klien

untuk

bangkit

dan

mau

menghadapi

ketersesatannya sehingga potensinya dapat berkembang lebih


optimal.
H. SYARAT KONSELOR
Persyaratan yang harus dimiliki konselor dengan pendekatan
konseling

gestalt

adalah

memenuhi

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.


101

persyaratan

dalam

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Pengetahuan

konselor

menguasai

konsep-konsep

perkembangan, fungsi psikis, kesadaran diri, dinamika psikis,


body language, komunikasi antar pribadi, cara penyelesaian
unfinished business, metode konfrontasi, pemanfaatan frustasi
untuk perkembangan, kematangan diri, integrasi pribadi dan
integrasi dengan lingkungan.
Sikap konselor meliputi optimis terhadap perubahan konseli,
otentik, kongruen, empati, peka terhadap ekspresi verbal dan non
verbal, lembut, tegas, terbuka, tanggap, mampu mawas diri, tulus,
kreatif, energik.
Keterampilan konselor meliputi good rapport, memberi
motivasi, menyesuaikan diri, konfrontasi, klarifikasi pikiran dan
perasaan,

self

disclosure,

melaksanakan

dinamika

psikis,

observasi kongruensi-inkongruensi kondisi konseli, melakukan


intervensi, memberi feed back, memberi tantangan, membantu
konseli menyelesaikan unfinished businessnya.
I. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING
Konseling bersifat aktif, konfrontatif, yang menekankan apa
dan bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan
apa yang muncul dalam kesadarannya. Konselor tidak membuat
penafsiran terhadap tingkah laku klien tetapi mengembangkan
cara-cara membuat penafsiran sendiri. Klien mengenal dan
menemukan urusan yang tidak terselesaikan yang menghambat
102

TEORI PENDEKATAN KONSELING

fungsi dirinya sekarang. Melibatkan hubungan pribadi dengan


pribadi. Konselor menghindarkan diri dari keinginannya untuk
melakukan diagnosis, interpretasi maupun berkhotbah. Konselor
merupakan instrument bukan teknisi.
Selain pernyataan diatas dapat dijelaskan lebih rinci
mengenai karakteristik konseling dalam pendekatan gestalt, yakni:
1) Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor menekankan
bahwa konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan
bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien
mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.
2) Orientasi Sekarang dan Di Sini, dalam proses konseling
konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif
tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang. Hal ini
bukan berarti bahwa masa lalu tidak penting. Masa lalu
hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang. Dalam
kaitan ini pula konselor tidak pernah bertanya mengapa.
3) Orientasi Eksperiensial, konselor meningkatkan kesadaran
klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga
dengan demikian klien mengintegrasikan kembali dirinya:
Klien mempergunakan kata ganti personal klien

mengubah kalimat pertanyaan menjadi pernyataan.


Klien mengambil peran dan tanggung jawab.
Klien menyadari bahwa ada hal-hal positif dan/atau
negative pada diri atau tingkah lakunya.
103

TEORI PENDEKATAN KONSELING

J. KELEBIHAN & KELEMAHAN


Kelebihan
a) Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa
aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
b) Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan
nonverbal dan pesan pesan tubuh.
c) Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan
sebagai alasan untuk tidak berubah.
d) Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk
menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
e) Terapi
Gestalt
menggairahkan
hubungan
mengungkapkan

perasaan

langsung

dan

menghindari

intelektualisasi abstrak tentang masalah klien.


Kelemahan
a) Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang
kukuh
b) Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang
memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
c) Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita
sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada
orang lain.
104

TEORI PENDEKATAN KONSELING

d) Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai


teknik-teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis
sehingga terapis sebagai pribadi tetap tersembunyi.
e) Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik
Gestalt karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya
terapis berpijak pada kerangaka yang layak agar tidak
tampak hanya sebagai muslihat-muslihat
K. APLIKASI
Kisah Bagong
Bagong merupakan anak bungsu dari dua bersaudara.
Kakaknya bernama Petruk, usia mereka terpaut satu setengah
tahun saja. Petruk suatu ketika pernah mengalami kecelakaan
yang hampir merenggut nyawanya dan membuat pipi sebelah
kirinya terdapat bekas jahitan yang permanen. Semenjak peristiwa
tersebut orang tua bagong lebih perhatian kepada petruk, apa saja
yang diinginkan petruk selalu dituruti. Awalnya

bagong

memaklumi perlakuan orang tuanya tersebut karena peristiwa


mengerikan yang dialami petruk dan orang tuanya hampir
kehilangan anak pertamanya. Namun lama kelamaan bagong
merasa tidak adil karena petruk juga sering bersikap semena
mena terhadapnya seperti menyuruh seenaknya secara paksa
untuk mengerjakan tugas rumah tangga yang seharusnya
105

TEORI PENDEKATAN KONSELING

dikerjakan oleh kakaknya, seperti menyapu, mencuci piring dll.


Bahkan ketika mereka memasuki sekolah menengah perbedaan
perlakuan tersebut masih saja terjadi. Petruk dibelikan motor
bagus, sementara bagong kesekolah hanya naik sepeda Hal inilah
yang menyebabkan bagong merasa tidak terima dan berniat untuk
membalas perilaku kakaknya sehingga membuat Bagong tumbuh
menjadi remaja yang labil dan agresif, pernah suatu hari Bagong
memalak uang teman satu kelasnya, dan seringkali bagong
menyuruh teman yang pintar dikelasnya untuk mengerjakan tugas
tugas sekolahnya. Hal ini membuat Bagong dijauhi temantemannya disekolah.
Analisis Masalah Menggunakan Teori Gestalt

Dalam pendekatan gestalt tedapat konsep tentang urusan


yang tak selesai (unfinished bussines), yakni mencakup perasaanperasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan,
kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa diabaikan dan
sebagainya. Maka akar masalah dari konseli dapat dikategorikan
sebagai Urusan yang tak selesai, konseli juga mengalami konflik
antara dua sisi kepribadiam yamg berlawanan yang berakar pada
mekanisme introyeksi yang melibatkan penggabungan aspek-

106

TEORI PENDEKATAN KONSELING

aspek dari orang lain, dalam hal ini dirinya sewaktu kecil ia
diperlakukan kurang adil oleh orang tua dan juga kakaknya.
Alternatif Bantuan Pemecahan Masalah Bagong
Teknik kursi kosong merupakan suatu cara untuk mengajak
klien agar mampu mengeksternalisasikan introyeksinya. Dalam
hal ini, dua kursi diletakkan di tengah ruangan. Konselor meminta
Bagong untuk duduk di kursi yang satu dan memainkan peran
sebagai top dog (otoriter yang diintoyeksikan dari kakaknya, dan
orang tuanya), kemudian pindah ke kursi lain dan menjadi
underdog (lemah dan tak berdaya yang diintroyeksikan dari masa
kecilnya). Dialog dilangsungkan diantara kedua sisi konseli.
Teknik ini membantu konseli untuk berhubungan dengan perasaan
atau sisi dari dirinya sendiri yang diingkarinya, konseli
mengintenifkan dan mengalami secara penuh perasaan-perasaan
yang

bertentangan,

daripada

hanya

membicarakannya.

Selanjutnya, konselor membantu Bagong untuk menyadari bahwa


perasaan adalah bagian diri yang sangat nyata, untuk mencegah
konseli memisahkan perasaan.
Evaluasi terhadap proses dan hasil konseling terjadi sebagai
bagian konselor dan konseli dalam berpartisipasi. Setelah proses
konseling, konseli menjadi lebih sadar tentang bagaimana ia
107

TEORI PENDEKATAN KONSELING

berperilaku yang selama ini tidak disadarinya. Pada sesi konseling


berlangsung, konselor dan konseli

mungkin memberikan

perhatian pada isu-isu kepribadian secara umum dan berbagai pola


serta

kondisi

umum

yang

memberikan

kontribusi

pada

berkurangnya kesadaran konseli. Selanjutnya, konseli membawa


kesadarannya

kedalam

kehidupan

sehari

hari

dan

mempertahankan serta mendasarkan dirinya padanya setelah


proses konseling berakhir

108

TEORI PENDEKATAN KONSELING

CLIENT
CENTERED
109

TEORI PENDEKATAN KONSELING

PENDEKATAN KONSELING
CLIENT CENTERED

A. PENGEMBANG
Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois, daerah
pinggiran kota Chicago pada 8 Januari 1902, merupakan anak
keempat dari enam bersaudara yang lahir dari pasangan Walter
dan Julia Cushing Rogers. Ayahnya adalah insinyur teknik sipil
yang sukses sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga
pemeluk Kristen yang taat. Dia langsung masuk SD karena sudah
bisa membaca sebelum usia TK. Saat Carl berusia 12 tahun,
keluarganya pindah ke sebuah daerah pertanian 30 mil sebuah
timur Chicago, dan ditempat inilah dia menghabiskan masa
remajanya. Dengan pendidikan yang keras dan kegiatan yang
padat, kepribadian Carl menjadi adak terisolasi, independen dan
sangat disiplin.
Dia masuk Universitas Wisconsin dan mengambil bidang
pertanian. Kemudian dia beralih mempelajari agama dan bercitacita pendeta. Saat itu, dia juga terpilih sebagai salah seorang dari
10 mahasiswa yang akan menghadiri Konferensi Mahasiswa
110

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Kristen Sedunia di Beijing selama 6 bulan. Dia menceritakan


bagaimana pengalaman bari ini memperluas pemikirannya dan dia
mulai meragukan beberapa pandangan yang menjadi dasar agama.
Setelah lulus dia menikah dengan Hellen Elliot (bertentangan
dengan keinginan orangtuanya), yang kemudian pindah ke New
York City dan mengajar di Union Theological Seminary, sebuah
intiusi keagamaan liberal yang cukup terkenal kala itu. Suatu kali,
dia menyarankan agar mahasiswa mengadakan diskusi kelas
dengan tema Kenapa Saya Mau Jadi Pendeta?. Carl mengatakan
bahwa sebagian besar pendeta kelas tersebut menganggap alasan
mereka sudah berdasarkan teks teks keagamaan.
Kehilangan keyakinan terhadap agama tentu saja merupakan
persoalan psikologis. Oleh karena itu, rogers pun kemudian masuk
program psikolofi klinis di Columbia University dan menerima
gelah Ph. D tahun 1931. Dia mulai melakukan praktik di
Rocherster Society for the Privention of Cruelty to Children
(Masyarakat Rochester Mencegah Kekerasan Terhadap Anakanak) di klinik ini, dia mempelajari teori Otto Rank dan teknikteknik terapi yang kemudian menjadi langkah awal bagi
pengembangan pendekatan pendekatannya sendiri. Dia menjabat
professor penuh di Negara Bagian Ohio pada tahun 1940. Tahun
1942,

dia

menulis

buku

pertamanya,
111

Counseling

and

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Psychoterapy. Kemudian, tahun 1945, dia diundang untuk


mendirikan pusat konseling di University of Chicago. Saat bekerja
di sinilah bukunya yang sangat terkenal Client Centered
Therapy diluncurkan, yang memuat garis besar teorinya.
Tahun 1957, dia kembali mengajar di almamaternya. University of
Wisconsin. Sayangnya, saat itu terjadi konflik internal dalam
fakultas psikologi dan Rogers merasa sangat kecewa dengan
system pendidikan tinggi yang dia tangani. Tahun 1964, dengan
senang hati dia menerima posisi sebagai peneliti di La Jolla,
California. Di sini dia memberikan terapi, ceramah ceramah,
dan menulis karya karya ilmiah sampai ajal menjemputnya
tahun 1987.
A. KONSEP DASAR
Pendekatan konseling client centered menekankan pada
kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya
dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari
adalah hal yang menyangkut konsep - konsep mengenai diri (self),
aktualisasi diri, teori kepribadian dan hakekat kecemasan.
Menurut Roger konsep inti konseling berpusat pada klien adalah
konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan
perwujudan diri.

112

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan


pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam
menemukan

kesanggupan-kesanggupan

untuk

memecahkan

masalah masalah. Pendekatan client centered menaruh


kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti
jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri. Hubungan terapeutik
antara terapis dan klien merupakan katalisator bagi perubahan;
klien menggunakan hubungan yang unik sebagai alat untuk
meningkatkan kesadaran dan untuk menemukan sumber-sumber
terpendam yang bisa digunakan secara konstruktif dalam
pengubahan hidupnya.
Pandangan tentang manusia

Manusia pada dasarnya baik dan penuh kepositifan.


Manusia mempunyai kemampuan untuk membimbing,

mengatur dan mengontrol dirinya sendiri.


Setiap individu pada dirinya terdapat motor penggerak.
Setiap individu mempunyai kemampuan beradaptasi dan
menyesuaikan diri serta mempunyai dorongan yang kuat
yntuk ke arah kedewasaan dan kemerdekaan.
Dalam hal ini Rogers juga mengemukakan beberapa

pendapatnya yang lain sebagai berikut:


Kecenderungan aktualisasi diri

merupakan

pertahanan utama dari organisme manusia.


Merupakan fungsi dari keseluruhan organisme.
113

motivasi

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Merupakan

pernenuhan kebutuhan dan motif-motifnya.


Kehidupan adalah suatu proses aktif dan memiliki kapasitas

untuk aktualisasi diri mereka sendiri.


Manusia adalah makhluk yang baik, konstruktif atau
reliable,

konsepsi

dan

menjadi

luas

dari

bijaksana

motivasi,

karena

termasuk

kemampuan

intelektualnya.
B. TUJUAN KONSELING
Tujuan dari konseling client centered adalah :
1. Menyediakan satu iklim yang aman dan kondusif bagi
eksplorasi diri individu sehingga ia mampu menyadari
penghambat-penghambat dan aspek aspek pengalaman
diri yang sebelumnya diingkarinya sehingga menjadi
pribadi yang berfungsi penuh.
2. Membantu individu untuk mampu bergerak ke arah
keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan
spontanitas dan perasaan hidup.
3. Membantu individu untuk sanggup berdiri sendiri dalam
mengadakan integrasi dengan lingkungannya dan bukan
pada penyembuhan tingkah laku itu sendiri.
4. Membantu individu mengadakan perubahan.

114

TEORI PENDEKATAN KONSELING

5. Untuk membantu individu dalam proses pertumbuhan


mereka sehingga menjadi individu yang lebih baik dan
bisa mengatasi masalah mereka saat ini dan masa depan.
Secara umum tujuan konseling dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni:

Tujuan personality grow type


Yang termasuk dalam hal ini misalnya pertumbuhan gaya
hidup secara positif, pengintegrasian kepribadian, atau
pengurangan konflik-konflik intrapsikis.

Tujuan Cure type (tujuan yang lebih spesifik)


Misalnya reduksi simptom-simpton rasa sakit, menjadi
lebih tegas membuat keputusan vokasional yang efektif.
Client Centered Therapy pada dasarnya memiliki tujuan
konseling yang termasuk personality growth type karena
tujuan utamanya adalah reorganisasi diri, sedangkan pada
tujuan tujuan tipe problem solving tidak mengandung
unsur reorganisasi diri. Dinyatakan pula bahwa tujuan
pendekatan

konseling

ini

adalah

meningkatkan

keterbukaan pengalaman sehingga akan meningkatkan


konsep

diri

dengan

pengalaman-pengalamannya,

sehingga akan tumbuh menjadi manusia yang lebih


berfungsi secara penuh.
115

TEORI PENDEKATAN KONSELING

C. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN


Konsep hubungan antara konselor dan klien dalam
pendekatan ini ditegaskan oleh pernyataan Rogers (1961) "jika
saya bisa menyajikan suatu tipe hubungan, maka orang lain akan
menemukan dalam dirinya sendiri kesanggupan menggunakan
hubungan itu untuk pertumbuhan dan perubahan, sehingga
perkembangan pribadi pun akan terjadi. Ada enam kondisi yang
diperlukan dan memadaii bagi perubahan kepribadian :
1. Dua orang berada dalam hubungan psikologis.
2. Orang pertama disebut klien, ada dalam keadaan tidak
selaras, peka dan cemas.
3. Orang kedua disebut konselor, ada dalam keadaan selaras
atau terintegrasi dalam berhubungan.
4. Konselor merasakan perhatian positif tak bersyarat
terhadap klien.
5. Konselor merasakan pengertian yang empatik terhadap
kerangka

acuan

internal

klien

dan

berusaha

mengkomunikasikan perasaannya ini kepada konselor.


6. Komunikasi empatik dan rasa hormat yang positif tak
bersyarat dari konselor kepada klien setidak-tidaknya
dapat dicapai. Ada tiga ciri atau sikap konselor yang
membentuk bagian dengan hubungan teraputik :
116

TEORI PENDEKATAN KONSELING

a. Keselarasana/kesejatian.

Konsep

kesejatian

yang

dimaksud Rogers adalah bagaimana terapis tampil


nyata, utuh, otentik dan tidak palsu serta terintegrasi
selama pertemuan terapi. Konselor bersikap secara
spontan dan terbuka menyatakan sikap-sikap yang ada
pada dirinya baik yang positif maupun negatif.
Konselor

tidak

diperkenankan

terlibat

secara

emosional dan berbagi perasaan-perasaan secara


impulsif terhadap klien. Hal ini dapat menghambat
proses konseling. Jelas bahwa pendekatan client
centered berasumsi bahwa jika konselor menunjukkan
kesejatiannya dalam berhubungan dengan klien maka
proses teraputik bisa berlangsung.
b. Perhatian

positif

tak

bersayarat.

Perhatian

tak

bersayarat itu tidak dicampuri oleh evaluasi atau


penilaian terhadap pemikiran-pemikiran dan tingkah
laku client sebagai hal yang buruk atau baik. Perhatian
tak bersyarat bkan sikap "Saya mau menerima asalkan
melainkan "Saya menerima anda apa adanya".
Perhatian tak bersyarat itu seperti continuum. Semakin
besar derajat kesukaan, perhatian dan penerimaan

117

TEORI PENDEKATAN KONSELING

hangat terhadap klien, maka semakin besar pula


peluang untuk menunjung perubahan pada klien.
c. Pengertian empatik yang akurat. Pada bagian ini
merupakan hal yang sangat krusial, dimana konselor
benar-benar dituntut untuk menggunakan kemampuan
inderanya dalam berempati guna mengenali dan
menjelajahi pengalaman subjektif dari klien. Konsep
ini menyiratkan terapis memahami perasaan
perasaan client yang seakan-akan perasaanya sendiri.
Tugas yang makin rumit adalah memahami perasaan
klien yang samar dan memberikan makna yang makin
jelas. Tugas terapis adalah membantu kesadaran klien
terhadap perasaan-perasaan yang dialami. Regers
percaya bahwa apabila konselor mampu menjangkau
dunia pribadi klien sebagaimana dunia pribadi itu
diamati dan dirasakan oleh klien, tanpa kehilangan
identitas dirinya yang terpisah dari klien, maka
perubahan yang konstruktif akan terjadi.

118

TEORI PENDEKATAN KONSELING

D. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING


Dalam pendekatan client centered tidak terdapat suatu
tekhnik khusus namun dari sekian banyak tekhnik yang bisa
digunakan misalnya :
1. Acceptance ( penerimaan )
2. Respect ( rasa hormat )
3. Understanding ( mengerti, memahami )
4. Reassurance ( menentramkan hati, menyakinkan )
5. Encouragement ( dorongan )
6. Limited questioning ( pertanyaan terbatas )
7. Reflection ( memantulkan petanyaan dan perasaan )
Dalam tiga puluh tahun terakhir, terapi client centered telah
bergeser ke arah lebih banyak membawa kepribadian terapis ke
dalam proses terapeutik. Pada periode paling awal, terapis
nondirektif secara nyata menghindarkan diri dari interaksi dengan
klien. Pada periode ini, teknik teknik seperti bertanya, menggali,
mengevaluasi, dan menafsirkan serta prosedur prosedur seperti
sejarah kasus, tes psikologi, dan diagnosis tidak menjadi bagian
dari proses terapeutik karena kesemuanya berlandaskan pedomanpedoman eksternal; terapi client centered mengandalkan dorongan
pertumbuhan bawaan klien.

119

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Kemudian, terapi beralih dari penekanan kognitif kepada


klarifikasi, yang mengarah pada pemahaman. Peran terapis
dirumuskan ulang, penekanan diperbesar pada ketanggapan
terapis terhadap perasaan-perasaan klien. Terapis merefleksikan
perasaan-perasaan yang semata-mata menjelaskan komentarkomentar klien. Pada periode berikutnya, terapi eksperiental
menitik beratkan kondisi-kondisi tertentu yang "diperlukan dan
memadai" bagi kelangsungan perubahan kepribadian.
Rumusan-rumusan awal dari pandangan client centered
menuntut terapis agar mampu menahan diri dari keinginan
memasukkan nilai-nilai dan penyimpangan-penyimpangannya
sendiri ke dalam hubungan terapeutik. Terapis menjauhi prosedurprosedur yang umum digunakan seperti penetapan tujuan-tujuan,
pemberian saran, penafsiran tingkah laku, dan pemilihan topiktopik yang akan dieksplorasi. Konselor hendaknya lebih bebas dan
aktif berpartisipasi dalam hubungan dengan klien dalam rangka
menciptakan suatu atmosfer di mana klien merasa sepenuhnya
diterima, apapun teknik atau gaya yang digunakan oleh terapis.
E. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING
Perubahan yang terjadi dalam proses terapeutik bergantung
pada persepsi klien, baik pada pengalamannya sendiri dalam
kegiatan terapi maupun sikap dasar terapis. Apabila terapis
120

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menciptakan iklim yang kondusif untuk eksplorasi diri, maka


klien berkesempatan untuk mengalami dan mengeksplorasi
perasaannya secara keseluruhan.(Corey, 1986)
Alasan dasar klien menginginkan terapi adalah rasa
ketidakberdayaan yang mendasar, tidak memiliki kekuasaan dan
ketidakmampuan untuk mengambil keputusan secara efektif serta
kesulitan klien dalam mengarahkan hidupnya. Mereka berharap
bisa menemukan jalan setelah mendapatkan pengajaran dari
terapis. Namun pada konseling client-centered, mereka akan
mengerti bahwa dalam kaitannya dengan permasalahan tersebut
sebenarnya klien bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Mereka bisa belajar untuk dapat lebih merdeka dengan
menggunakan hubungan konseling ini. Klien bisa lebih baik
dalam memahami dirinya sendiri. (Corey, 1986)
Klien akan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam peoses
terapeutik ini karena mereka dilengkapi dengan kondisi-kondisi
yang memungkinkan mereka untuk tumbuh. Mereka akan
menggali kesulitan-kesulitan mereka dan kompetensi natural
dalam lingkungannya yang produktif, di mana mereka akan
berperan penting terhadap potret diri mereka sendiri dan melihat
potensinya secara jelas. Mereka akan berbuat lebih akurat, lebih
baik, dan kongruen. Mereka akan lebih percaya diri, lebih
121

TEORI PENDEKATAN KONSELING

memahami dirinya sendiri, dan dapat menentukan keputusan yang


terbaik bagi dirinya.
Dalam hal ini konselor harus memperhatikan pengalaman
klien yang merupakan salah satu bagian dari proses konseling
yang dilakukan yaitu :
1. Klien merasa aman dan terbuka dalam mengemukakan
masalahnya.
2. Klien merasa tenteram dan bebas dalam mengekspresikan
keinginan-keinginannya, dan rencana-rencananya yang
berkaitan dengan terbantunya dia dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapinya.
3. Klien meyakini bahwa pilihannya benar, dan ia berusaha
untuk mengambil semua resiko yang berkaitan dengan
keyakinannya
4. Klien mantap dengan keputusan yang diambilnya, termasuk
konsekuensi atas keputusannya.
Dalam hubungan konseling, diharapkan konselor dapat
memahami sifat-sifat kliennya secara baik. Karena pada
hakikatnya klien adalah sebagai individu yang memiliki keunikan
tersendiri, di samping mempunyai kesamaan.
Proses

ini

sebagai

suatu

bentuk

pendekatan

yang

memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada klien yang


122

TEORI PENDEKATAN KONSELING

memiliki sifat-sifat : agresif, terbuka, terus terang, serta memiliki


kemampuan untuk mengungkapkan permasalahannya secara terus
terang, bebas, dan lancar
F. PERANAN / TUGAS KONSELOR
Peran terapis mengakar pada cara mereka berada dan
bersikap, bukan ditekankan pada sisi teknik. Sikap terapis yang
menjadi fasilitator terhadap perubahan pribadi pada klien, pada
dasarnya

terapis

menggunakan

dirinya

sebagai

instrumen

perubahan. Manakala terapis berhadapan dengan klien, maka


peran terapis menjadi orang yang tidak memegang peran. Fungsi
terapis adalah menciptakan iklim terapeutik yang bisa membantu
klien untuk tumbuh. Peran terapis di sini adalah menciptakan
hubungan yang bersifat menolong di mana klien bisa mengalami
kebebasan yang diperlukan dalam rangka menggali kawasan
kehidupannya yang saat ini berada dalam kondisi inkongruen.
Sikap terapis yang menunjukkan kepedulian, ikhlas,
menghargai, menerima, dan mengerti keberadaan klien saat ini.
Klien diharapkan mampu mengubah sikap defensif dan
berperilaku kaku serta bergerak ke arah keberfungsian pribadi
klien yang sebenarnya. (Corey, 1986)
Peran terapis dalam membina hubungan dengan klien
adalah sangat penting. Terapis sebisa mungkin membatasi diri
123

TEORI PENDEKATAN KONSELING

untuk mengintervensi klien dengan tidak memberikan nasihat,


pedoman, kritik, penilaian, tafsiran, rencana, harapan, dan
sebagainya, sehingga dia hanya berperan sebagai fasilitator dalam
proses konseling. (Corey, 1986)
Rogers juga menerangkan bahwa peran konselor clientcentered adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan kondisi terapeutik agar klien dapat menolong
dirinya dalam rangka mengaktualisasikan dirinya.
2. Memberikan penghargaan yang positif yang tidak terkondisi
bagi klien.
3. Mendengarkan dan mengobservasi lebih jauh untuk
mendapatkan aspek verbal dan emosional klien.
4. Memberikan pemahaman empatik untuk melihat kekeliruan
dan inkongruensi yang dialami oleh klien.
5. Peduli dan ramah.
Oleh karena itu tugas utama terapis adalah memahami dunia
klien sekomprehensif mungkin dan mendorong klien untuk
bertanggung jawab terhadap perbuatan dan keputusan yang
diambilnya.
Untuk memahami hal tersebut di atas maka terapis harus
memiliki sikap sebagai berikut:

124

TEORI PENDEKATAN KONSELING

1. Menerima (acceptance), sikap yang ditujukan kepada klien


agar mau terbuka dan dapat melihat, menerima, dan
mengembangkan dirinya sesuai dengan keadaan realistis
dirinya.
2. Kehangatan (warmth), agar klien merasa aman dan
memiliki penilaian yang lebih positif tentang dirinya.
3. Tampil apa adanya (genuine). Kewajaran yang ditampilkan
oleh konselor kepada klien akan membantu proses
konseling. Klien memiliki kesan yang positif terhadap
konselor. Diharapkan klien dapat memandang konselor
bahwa konselor sungguh sungguh berniat membantu klien
dan klien dapat percaya serta dapat terbuka dalam
menyampaikan permasalahannya.
4. Empati (emphaty), yaitu menempatkan diri dalam kerangka
acuan batiniah (internal frame of reference).
5. Penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard),
sikap penghargaan tanpa syarat ataupun tuntutan yang
ditunjukkan oleh konselor betapapun negatifnya sikap klien
akan sangat bermanfaat dalam proses bantuan ini.
6. Keterbukaan (transparancy), penampilan konselor yang
terbuka pada saat terapi maupun dalam keseharian konselor
merupakan hal yang sangat penting bagi klien untuk
125

TEORI PENDEKATAN KONSELING

mempercayai dan menimbulkan rasa aman terhadap sesuatu


yang disampaikan klien.
7. Kongruensi (congruence), konselor dan klien berada dalam
posisi yang sejajar dalam hubungan terapi yang sehat.
Sedangkan kualitas konselor bergantung kepada keikhlasan,
empati, kehangatan, akurasi, respek, sikap permisif, dan
kongruen dalam hubungan terapeutik ini. Dalam konseling
ini ada beberapa fungsi yang perlu dipenuhi oleh seorang
terapis, yaitu :
1. Menciptakan hubungan yang permisif, terbuka, penuh
pengertian

dan

penerimaan

agar

klien

bebas

mengemukakan masalahnya.
2. Mendorong kemampuan klien untuk melihat berbagai
potensinya

yang

dapat

menjadi

acuan

dalam

pengambilan keputusan.
3. Mendorong klien agar ia yakin bahwa ia mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
4. Mendorong klien agar ia mampu mengambil keputusan
dan ber-tanggungjawab sepenuhnya atas keputusan yang
telah ditetapkannya. (Corey, 1986)
G. SYARAT KONSELOR
126

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Sehubungan dengan peran konselor dalam pendekatan


Client-centered, menurut Roger, seorang konselor harus memiliki
beberapa syarat, yaitu:
1. Memiliki sensitivitas dalam hubungan insani
2. Memiliki sifat yang objektif
3. Menghormati apa yang ada pada diri orang lain
4. Memahami diri sendiri
5. Bebas dari prasangka dalam dirinya
6. Sanggup masuk dalam dunia klien (empati) secara simpatik
7. Memiliki pribadi yang selaras
8. Secara hangat dan tak bersyarat menerima perasaanperasaan dan kepribadian klien
9. Mampu mempersepsi secara peka dan tepat dunia internal
klien sebagaimana klien mempersepsi dunia internalnya itu.

H. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING


Letak kekuatan CCT adalah pada helping relationship yang
personal. Kondisi hubungan yang dapat membantu perubahan
kepribadian klien, antara lain:
1. Adanya hubungan psikologis antara konselor dan klien
127

TEORI PENDEKATAN KONSELING

2. Adanya pernyataan incongruence oleh klien


3. Adanya pernyataan congruence oleh konselor
4. Adanya unconditional positive regard dan pemahaman yang
empatik dari konselor terhadap klien
5. Adanya persepsi klien terhadap counselor positive regard
dan pemahaman empatik
I. KELEBIHAN & KELEMAHAN
1. Kelebihan:
a. Menekankan pada peranan klien sendiri sebagai pihak
yang akhirnya menentukan keberhasilan atau kegagalan
proses

konseling

sesuai

dengan

keinginan

klien.

(Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor).


b. Klien diberi kebebasan untuk menentukan apa yang akan
diubahnya pada diri sendiri.
c. Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik.
d. Lebih mementingkan hubungan antarpribadi.
e. Lebih mementingkan konsep diri (penghayatan dan
kesadaran tentang dirinya sendiri).
f. Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam
konseling
2. Kelemahan
128

TEORI PENDEKATAN KONSELING

a. Konseling

berpusat

pada

klien

dianggap

terlalu

sederhana.
b. Terlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan
sebagai penentu perilaku tetapi melupakan faktor
intelektual,

kognitif,

dan

rasional.

Sejumlah

ahli

psikologi konseling menunjuk pada tekanan terlalu besar


yang diberikan pada perasaan, sehingga komponen
berpikir rasional tidak mendapat tempat yang sewajarnya.
c. Tujuan konseling yakni pengembangan diri yang
maksimal dianggap terlalu umum, sehingga diragukan
apakah suatu proses konseling akan menghasilkan
perubahan konkrit yang tampak jelas dalam perilaku
klien pada saat saat perubahan, apalagi tanpa
pengarahan dan sugesti sugesti dari pihak konselor.
d. Meskipun terbukti bahwa CCT diakui cukup efektif, tapi
bukti bukti tidak cukup sistematik dan lengkap
terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil
tanggungjawabnya. Tidak semua klien dapat menangkap
makna dari apa yang diterapkan oleh konselor, sehingga
mereka merasa seolah olah dibiarkan berputar putar
dalam dirinya sendiri tanpa ada tujuan dan arah yang
jelas.
129

TEORI PENDEKATAN KONSELING

e. Teknik client-centered counseling kurang tepat untuk


diterapkan pada klien yang memiliki tingkat kecerdasan
yang

biasa-biasa

saja,

karena

bisa

menimbulkan

kebingungan daripada klien untuk berbuat apa dan harus


bagaimana.
f. Teknik client-centered cuonseling dianggap terlalu terikat
dengan kebudayaaan Amerika Serikat yang sangat
menghargai dan yakin atas kemandirian seseorang dalam
kehidupan masyarakat dan pengembangan potensipotensi individual yang dimiliki oleh masing masing
warga masyarakat, sedangkan masyarakat di Indonesia
belum sepenuhnya bisa seperti orang orang Amerika
Serikat.
g. Sulit bagi konselor untuk bersifat netral dalam situasi
hubungan interpersonal.

J. APLIKASI
Cerita Inem
Inem adalah siswa SMA Harapan Jaya, ia menganggap
dirinya adalah seorang siswa yang rajin, pintar dan tidak pernah
menyontek, tetapi pada suatu saat dia mulai sadar bahwa tingkah
130

TEORI PENDEKATAN KONSELING

lakunya bertentangan dengan fikiran itu, karena ternyata dia


berkali - kali mencontek pada waktu ulangan harian dan malas
mengerjakan tugas, kalau ada PR ia kerjakan di pagi hari sebelum
jam masuk kelas dengan melihat pekerjaan temannya . Padahal,
seharusnya tidak boleh bertindak seperti itu. Pengalaman yang
nyata ini menunjuk pada suatu pertentangan antara siapa inem
yang sebenarnya dan seharusnya menjadi orang yang bagaimana.
Bilamana inem mulai menyadari kesenjangan dan mengakui
pertentangan itu, dia menghadapi keadaan dirinya sebagaimana
adanya. Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan itu
menggejala dalam perasaan kurang tenang dan cemas serta dalam
evaluasi diri sebagai orang yang tidak pantas.
Analisis Kasus Inem Menggunakan Client Centered
Seseorang akan menghadapi persoalan jika diantara unsurunsur dalam gambaran terhadap diri sendiri timbul konflik dan
pertentangan, lebih-lebih antara siapa saya ini sebenarnya (real
self) dan saya seharusnya menjadi orang yang bagaimana (ideal
self). Berbagai pengalaman hidup menyadarkan orang akan
keadaan dirinya yang tidak selaras itu, kalau keseluruhan
pengalaman nyata itu sungguh diakui dan tidak di sangkal. Hal
yang menyangkut konsep - konsep mengenai diri (self), aktualisasi
diri, teori kepribadian dan hakekat kecemasan. Menurut Roger
131

TEORI PENDEKATAN KONSELING

konsep inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang


diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan diri.
Jadi dalam hal ini Inem mengalami kecemasan karena
kesenjangan konsep diri dengan tindakannya.
Alternatif Bantuan Pemecahan Masalah
Pendekatan konseling client centered menekankan pada
kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya
dan pemecahan masalah dirinya.
Konselor dalam upaya membantu Inem maka yang dapat
dilakukan adalah, menyediakan satu iklim yang aman dan
kondusif bagi eksplorasi diri individu sehingga ia mampu
menyadari penghambat penghambat dan aspek aspek
pengalaman diri yang sebelumnya diingkarinya sehingga menjadi
pribadi yang berfungsi penuh. Jadi Inem dikondisiskan senyaman
mungkin dengan sikap konselor, agar ia mampu menjajaki dirinya
dan menemukan hal hal yang menjadi hambatan dalam dirinya
yang mengakibatkan ia tidak mampu berfungsi optimal.
Selanjutnya Inem dibantu untuk mengadakan perubahan ke arah
proses pertumbuhan sehingga menjadi individu yang lebih baik
dan bisa mengatasi masalah mereka saat ini dan masa depan.

132

TEORI PENDEKATAN KONSELING

6
133

TEORI PENDEKATAN KONSELING

RATIONAL
EMOTIF
PENDEKATAN KONSELING
RATIONAL EMOTIF
134

TEORI PENDEKATAN KONSELING

A. PENGEMBANG
Teori Rasional Emotif mulai dikembangkan oleh Albert
Ellis (lahir tahun 1913) di Amerika Serikat. Albert Ellis seorang
Dokter dan ahli dalam Psikologi Terapeutik, dia seorang
eksistensialis dan juga seorang neo Freudian. Ketika ia menjadi
seorang

psikoterapis,

dalam

prakteknya

ia

cenderung

mengutamakan pendekatan psikoanalitik sebagai bentuk terapi


yang sangat efektif. Namun kemudian ia mendapatkan bahwa
pendekatan sistem psikoanalisis ini mempunyai kelemahankelemahan. secara teoritis.
Albert Ellis berpendapat bahwa teori Rasional Emotif yang
dikembangkan awal tahun 1960-an, merupakan gelombang baru
yang ketiga dalam dunia treatment psikologis, setelah munculnya
gelombang pemikiran psikoanalitik dari Sigmund Freud di Eropa
dan gelombang pemikiran Rogerian di Amerika sekitar tahun
1950-an. Sedang teori Rasional Emotif itu adalah sintesis baru
dari

behavior

therapy

yang

klasik

(termasuk

Skinnerian

Reinforcement dan Wolpeian Systematic Desensitization). Oleh


karena itu Ellis juga menyebut terapi ini sebagai Cognitive
Behcvior Therapy atau Comprehensive Therapy.
135

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Konsep utama mengenai teori Rasional Emotif diintroduksi


pertama kali oleh Ellis melalui bukunya Reason and Emotion in
Psychotherapyt tahun 1962. Konsep ini sebenarnya adalah
merupakan aliran baru dari Psikoterapi Humanistik. yang berakar
pada filsafat eksistesialisme yang dipelopori oleh Kierkegaard,
Nietzsche, Buber, Heidegger, Jaspers dan Marleau Ponty, yang
kemudian dilanjutkan dalam bentuk eksistensialisme terapan
dalam Psikologi dan Psikoterapi, yang lebih dikenal sebagai
Psikologi Humanistik.
Gagasan mengenai teori Rasional Emotif selanjutnya
mendapat respon yang cukup besar dalam kalangan Psikologi
Terapeutik di Amerika Serikat dengan munculnya tulisan Theory
Versus Outcome in Psycho therapy yang memuat berbagai teori,
penelitian dan praktek dalam psikoterapi, yang terbit tahun 1964.
Kemudian pada tahun 1966 APA (American Psychological
Association) menyelenggarakan simposium yang antara lain
membahas

mengenai

Rational

Emotive

Approach

dalam

psikoterapi. Tahun 1969 The International Journal of Psychiatry


mempublikasikan Suatu artikel yang berjudul A

Cognitive

Approach to Behavior Therapy.


Tahun 1971 The Journal of Individual Psychology
menerbitkan artikel yang berjudul Reason and Emotion in the
136

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Individual Psychology of Adler. Tahun 1972. kembali Ellis


mempublikasikan tulisannya dengan judul Psychotherapy Without
Tears dalam buku yang diedit oleh Arthur Burton Twelve
Therapist. Dalam perkembangan selanjutnya muncul beberapa
ahli lain yang mengikuti jejak Ellis, seperti: R.M. Jurjevk William
S. Sahakian, Don J. Tosi, Morris dan Kanitz, dan lain-lain.
B. KONSEP DASAR
Teori rasional emotif (RET) memisahkan diri secara
radikal dari beberapa dari sistem yang dipaparkan yaitu
pendekatan psikoanalitik, terpusat pada pribadi, dan Gestalt. Ini
merupakan perspektif yang menantang terhadap banyaknya isu
dasar dari konseling dan psikoterapi. RET banyak kesamaannya
dengan terapi yang berorientasi pada kognisi, perilaku, dan
perbuatan, dalam arti bahwa RET menekankan pada berpikir,
memperkirakan, mengambil keputusan, menganalisis dan berbuat.
RET sangatlah didaktis, sangat direktif, dan memiliki kepedulian
yang seimbang antara pikiran dan perasaan. RET didasarkan pada
asumsi bahwa kognisi, emosi, dan perilaku berinteraksi secara
signifikan dan memiliki hubungan sebab akibat yang timbal balik.
Melalui perkembangannya, RET menerus menekankan pada
ketiga modalitas itu serta interaksinya, dan oleh karenanya
137

TEORI PENDEKATAN KONSELING

memberinya ciri sebagai yang menggunakan pendekatan eklektik


yang multimodal Ellis, Dalam Corey (1995)
o Konsep Kunci Pandangan Tentang sifat manusia
Terapi rasional emotif didasarkan pada suatu asumsi bahwa
manusia memiliki potensi berpikir, baik yang rasional atau lurus
maupun

yang

tidak

rasional

atau

bengkok.

Orang

ada

kecenderungan untuk menjaga kelangsungan keadaan dirinya,


keberadaannya,

kebahagiaan,

kesempatan

memikirkan

dan

mengungkapkannya dengan kata-kata, mencintai, berkomunikasi


dengan orang lain, serta terjadinya pertumbuhan dan aktualisasi
diri. Mereka juga memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk
merusak diri-sendiri, menghindar dari memikirkan sesuatu,
menunda-nunda, berulang-ulang melakukan kekeliruan, percaya
pada takhayul, tidak memiliki tenggang rasa, menjadi perfeksionis
dan menyalahkan diri-sendiri, dan menghindari adanya aktualisasi
potensi pertumbuhan yang dimilikinya.
Dengan anggapan bahwa manusia itu tidak sempurna, RET
berusaha untuk menolong mereka untuk mau menerima dirinya
sebagai makhluk yang akan selalu membuat kesalahan namun
pada saat yang bersamaan juga sebagai yang bisa belajar hidup
damai dengan dirinya sendiri. Ellis membuat daftar dari beberapa
asumsi RET:
138

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Orang mengkondisikan diri-sendiri sebagai merasakan


adanya suatu gangguan, dan bukan dikondisikan oleh
sumber yang berasal dari luar dirinya.

Orang ada kecenderungan biologis dan budaya untuk


berpikir berbelit-belit dan menimbulkan gangguan pada dirisendiri, sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Manusia itu unik dalam arti bahwa mereka menemukan


keyakinan yang mengganggu dan membiarkan dirinya
terganggu oleh adanya gangguan itu.

Orang memiliki kapasitas untuk mengubah proses kognitif ,


emotif dan behavioral mereka. Mereka bisa memilih untuk
memberikan reaksi mereka secara berbeda dengan pola yang
biasanya mereka anut, bisa menolak untuk membiarkan
dirinya menjadi marah, dan bisa melatih diri mereka sendiri
sehingga pada akhirnya nanti mereka bisa bertahan
mangalami gangguan yang minim selama sisa hidupnya.
Ellis Dalam Corey (1995) telah menyimpulkan bahwa

manusia itu berbicara sendiri, mengevaluasi sendiri, dan bertahan


sendiri. Mereka mengembangkan kesulitan emosional dan
behavioral mana kala mereka mengambil pilihan sederhana (nafsu
bercinta, mendapatkan persetujuan, mencapai sukses) dan
membuat kesalahan memikirkannya pada saat sangat mendesak.
139

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Ellis

juga

menekankan

bahwa

manusia

memiliki

naluri

kecenderungan menuju ke pertumbuhan dan aktualisasi, namun


mereka sering menjegal gerakan mereka menuju pertumbuhan
sebagai akibat dari naluri kecenderungan mereka menuju ke
pemikiran berbelit-belit dan juga ke pola menggagalkan dirisendiri yang telah mereka pelajari Ellis & Dryden, Dalam Corey
(1995)
Konsep dasar Rational Emotive Therapy (RET) adalah
sebagai berikut:
1. Manusia dilahirkan dengan berbagai kekuatan dan potensi
dan untuk kehidupan. Salah satu kekuatan yang unik pada
manusia adalafi potensi berpikir rasional. Di samping itu ada
pula potensi lainnya, yakni berpikir irasional. Tendensi dari
manusia pada hakekatnya bersumber dari dua kekuatan
berpikir, rasional dan irasional. Tendensi kehidupan manusia
tempat kebahagiaan, kesejahteraan, pencurahan diri, kasih
sayang, pertumbuhan dan perkembangan diri dan aktualisasi
diri secara esensial bersumber pada potensi berpikir
rasional. Sebaliknya tendensi-tendensi berupa self defeating
(merusak" diri sendiri), penolakan terhadap diri sendiri,
sering membuat kekeliruan atau kesalahan, kesedihan,
ketidaksenangan, intoleran, blame (menyalahkan diri) serta
140

TEORI PENDEKATAN KONSELING

gejala-gejala lainnya yang mengganggu potensi aktualisasi


diri sebenarnya bersumber pada kekuatan berpikir yang
tidak logis, irasional yang dikuasai oleh pergolakan
emosional.
2. Pikiran dan emosi adalah dua potensi yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya. Emosi selalu menyertai
proses berpikir. Berpikir yang rasional memerlukan kadar
emosi tertentu, sehingga hasil berpikir rasional memberikan
kegembiraan, kesenangan hidup yang pada gilirannya dapat
mendorong perkembangan dan aktualisasi diri

pada

manusia. Namun suatu proses berpikir yang dikendalikan


oleh emosi akan menyebabkan efek-efek tertentu seperti
terjadinva pembiasaan, prasangka, serta berpikir yang tak
rasional.
3. Berpikir irasional adalah merupakan kenyataan hidup
manusia yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman
serta proses belajar yang tidak logis, yang diperoleh dari
orang tua, keluarga, masyarakat dan kebudayaan. Perilaku
manusia yang bersumber dari dua kekuatan berpikir rasional
dan irasional, ditentukan oleh sistem nilai atau ide-ide yang
dipersepsi dari dunia nyata dimana manusia itu hidup.
Sistem nilai atau ide yang rasional akan diinternalisasikan
141

TEORI PENDEKATAN KONSELING

oleh seseorang ke dalam dirinya melalui proses berpikir


sehingga akan menimbulkan sistem keyakinan yang rasional
dan pada gilirannya menuntun perilaku rasional secara
konsisten. Sebaliknya sistem nilai atau ide-ide yang
irasional akan diinternalisasikan oleh seseorang ke dalam
dirinys melalui proses berpikir dan akan menimbulkan
sistem keyakinan yang irasional dan pada gilirannya
menuntun perilaku yang irasional.
4. Emosi dan pemikiran perrukiran negatif yang bersifat
merusak diri harus ditangani melalui pemikiran yang
rasional, sehingga pemikiran yang irasional dapat diubah ke
arah pemikiran yang rasional.
5. Perasaan dan pikiran sangat erat hubungannya. Namun
kedua potensi ini mempunyai sifat dan fungsi saling
komplementer. Berpikir irasional bersumber pada disposisi
biologis dengan melewati pengalaman sewaktu kecil dengan
pengaruh lingkungan. Lingkungan dapat membuat anak merasa
rendah diri, tak mampu, dan seterusnya.

C. TUJUAN KONSELING
Tujuan utama konseling Rasional Emotif adalah:
142

TEORI PENDEKATAN KONSELING

1. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir,


keyakinan serta pandangan -pandangan klien yang irasional dan
ilogis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan
diri, meningkatkan self actualizationnya seoptimal mungkin
melalui perilaku kognitif dan efektif yang positif.
2. Menghilangkan gangguan-gangguan emosionaJ yang merusak din
sendiri, seperti: rasa benci, rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa,
rasa cemas, rasa was-was, rasa marah. Sebagai konsekuensi dari
cara berpikir dan sistem keyakinan yang keliru dengan jalan
melatih dan hidup secara rasional dan membangkitkan
kepercayaan, nilai-nilai dan kemampuan diri sendiri.
Tujuan khusus konseling Rasional Emotif adalah:
1. Self

Interest

Mencipiakan

kesehatan

mental

termasuk

keseimbangan emosional pada seseorang terletak pada diri sendin,


bukan dan orang lain. Maka konseling harus berfokus pada
kesadaran din dari klien itu sendiri.
2. Self Direction Individu yang memiliki kesehatan mental yang baik
akan selalu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Oleh
karena itu tujuan konseling harus mendorong klien untuk
mengarahkan dirinya sendiri, dalam arti bamva kiiea harus
menghadapi kenyataan-kenyataan hidupnya dengan bertanggung

143

TEORI PENDEKATAN KONSELING

jawab sendiri bukan tergantung atau selalu minta bantuan orang


lain.
3. Tolerance Konseling di sini adalah untuk mendorong dan
membangkitkan rasa toleransi klien terhadap orang lain meskipun
ia bersalah.
4. Acceptance of Uncertanty. Individu yang matang emosinya bersedia
menerima kenyataan bahwa di dunia ini segala sesuatu mungkin
terjadi. Baik buruknya kenyataan hidup harus dihadapi dengan
tenang dan tabah. Maka konseling di sini adalah memberikan
pemahaman yang rasional kepada klien untuk menghadapi
kenyataan hidup secara logis dan tidak emosional.
5. Fleksibel: Mendorong klien agar luwes dalam bertindak secara
intelektual, terbuka terhadap suaru masalah sehingga diperoleh
cara-cara pemecahannya yang dapat mendatangkan kepuasan
kepada diri kiien sendiri.
6. Commitment Individu yang sehat perlu dan dapat mengembangkan
sikap dan perasaan komitmen dengan lingkungannya. Jika tidak
individu itu akan mengalami ketegangan antara apa yang ia
inginkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi di
lingkungannya. Karena itu konseling harus membangkitkan sikap
objektivitas dan komitmen klien untuk menjaga keseimbangan
klien dengan lingkungannya.
144

TEORI PENDEKATAN KONSELING

7. Scientific Thinking: Berpikir rasional secara objektif adalah tujuan


dari Konseling Rasional Emotif. 'Berpikir rasional bukan hanya
terhadap orang lain tetapi juga terhadap diri sendiri.
8. Risk Taking: Konseling Rasional Emotif juga bertujuan
mendorong dan membangkitkan sikap keberanian dalam diri klien
untuk mengubah nasibnya melalui kehidupan nyata, meskipun
belum tentu berhasil. Keberanian ini sangat penting dalam
menanamkan kepercayaan diri pada klien untuk menghadapi masa
depan kehidupannya.
9. Self Acceptance: Penerimaan terhadap diri sendiri, terhadap
kemampuan dan kenyataan diri sendiri dengan rasa gembira dan
senang.
D. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN
Corey (2009) menjelaskan bahwa para pempraktek RET
cenderung tampil informal dan menjadi dirinya sendiri, mereka
sangat aktif dan direktif serta sering memberikan pandanganpandangannya sendiri tanpa ragu, mereka bias menjadi obyektif,
dingin, dan hampir tidak menunjukkan kehangatan kepada
sebagian besar kliennya. Mereka biasa bekerja dengan baik dalam
menangani para klien yang secara pribadi tidak mereka sukai,
sebab minat utama mereka bukan berhubungan secara pribadi,
145

TEORI PENDEKATAN KONSELING

melainkan membantu klien dalam mengatasi gangguan-gangguan


emosionalnya.
E. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING
a. Teknik Emotive
Menurut Corey (1995) ada beberapa teknik emotif, yaitu:
(1) asertive

training;

digunakan

untuk

melatih,

mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus


menerus menyesuaikan dirinya dengan pola perilaku
sesuai dengan yang diinginkannya.
(2) sosiodrama;

digunakan

untuk

mengekspresikan

berbagai jenis perasaan yang menekan klien (perasaanperasaan

negatif)

melalui

suatu

suasana

yang

dramatisasikan sehingga klien dapat secara bebas


mengungkapan dirinya sendiri baik secara lisan, tulisan
ataupun melalui gerakan-gerakan dramatis.
(3) self modeling, digunakan dengan meminta klien
untuk berjanji atau mengadakan komitmen dengan
konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku
tertentu.
(4) imitasi,

digunakan dimana klien diminta untuk

menirukan secara terus menerus suatu model perilaku


146

TEORI PENDEKATAN KONSELING

tertentu dengan maksud menghadapi perilakunya


sendiri yang negatif.
b. Teknik Behavioristik
Ada dua teknik behavioristik yaitu;
(1) Reinforcement, digunakan untuk mendorong klien
kearah perilaku yang lebih rasional dan logis dengan
jalan memberikan pujian verbal ataupun punishment.
(2) Social modeling, digunakan untuk menggambarkan
perilaku -perilaku tertentu, khususnya situasi-situasi
interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan
sosial, interaksi dengan memecahkan masalah-masalah.
c. Teknik Kognitif
Teknik kognitif yang cukup dikenal adalah Home Work
Assigment atau teknik tugas rumah, digunakan agar klien dapat
membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu
yang menuntun pola perilaku yang diharapkan.(Corey, 1995)
F. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING
Pengalaman utama klien dalam RET adalah mencapai
pemahaman, RET berasumsi bahwa pencapaian pemahaman
emosional oleh klien atas sumber-sumber gangguan yang
dialaminya adalah bagian yang sangat penting dari proses
terapuetik. Menurut Corey (2009) mengatakan bahwa RET
147

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menekankan pengalaman-pengalaman disini dan sekarang dan


kemampuan klien untuk merubah pola-pola berfikir dan
beremosi yang diperolehnya pada masa anak-anak.
G. PERANAN / TUGAS KONSELOR
Aktivitas-aktivitas terapeutik utama TRE dilaksanakan
dengan satu maksud utama, yaitu : membantu klien untuk
membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak logis dan
untuk belajar gagasan-gagasan yang logis debagai penggantinya.
Sasarannya adalah menjadikan klien menginternalisasi suatu
filsafat hidup yang rasional sebagaimana dia menginternalisasi
keyakinan-keyakinan dagmatis yang irasional dan tahyul yang
berasal dari orangtuanya maupun dari kebudayaannya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, terapis memiliki tugas-tugas yang
spesifik. Langkah pertama adalah menunjukkan kepada klien
bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan keyakinankeyakinan

irasionalnya,

menunjukkan

bagaimana

klien

mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikapnya, dan menunjukkan


secara

kognitif

bahwa

klien

telah

memasukkan

banyak

"keharusan", "sebaiknya", dan semestinya". Klien harus belajar


memisahkan

keyakinan-keyakinannya

keyakinan-keyakinan

irasionalnya.
148

yang

Agar

rasional
klien

dari

mencapai

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kesadaran, terapis berfungsi sebagai kontrapropogandis yang


menantang propaganda yang mengalahkan diri yang oleh klien
pada mulanya diterima tanpa ragu sebagai kebenaran. Terapis
mendorong, membujuk dan suatu saat bahkan memerintah klien
agar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang akan bertindak sebagai
agen-agen kontra propaganda.
Langkah kedua adalah membawa klien ke seberang tahap
kesadaran

dengan

menunjukkan

bahwa

dia

sekarang

mempertahankan gangguan-gangguan emosional untuk tetap aktif


dengan terus menerus berpikir secara tidak logis dan dengan
mengulang-ulang kalimat-kalimat yang mengalahkan diri dan
yang

mengekalkan

pengaruh

masa

kanak-kanak.

Dengan

perkataan lain, karena klien tetap mendoktrinasi diri, maka dia


bertangung jawab atas masalah-masalahnya sendiri. Terapis tidak
cukup hanya menunjukkan kepada kliennya bahwa klien memiliki
proses-pross yang tidak logis, sebab klien cenderung mengatakan
"Sekarang saya mengerti bahwa saya memiliki ketakutan akan
kegagalan dan bahwa ketakutan ini berlebihan dan tidak realistis.
Sekalipun demikian, saya tetap merasa takut gagal!"
Terapis yang bekerja dalam kerangka TRE fungsinya
berbeda dengan kebanyakan terapis yang lebih konvensional.
Karena TRE pada dasarnya adalah suatu proses terapeutik
149

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kognitif

dan

behavioral

yang

aktif-direktif,

TRE

sering

meminimalkan hubungan yang intens antara terapis dan klien.


TRE adalah suatu proses edukatif, dan tugas utama terapis adalah
mengajari klien cara-cara memahami dan mengubah diri. Terapis
terutama menggunakan metodologi yang gencar, sangat direktif,
dan persuasif yang menekankan aspek-aspek kognitif
Terapis hanya sekedar menggunakan metodologi persuasif
yang memberi tekanan pada mendidik. Berikut ini adalah garis
besar dari apa yang dilakukan oleh praktisi rasional emotif yang
ditulis oleh Ellis (Dalam Corey 1995):

Mendorong klien untuk menemukan beberapa ide irasional


yang memotivasi banyak dari perilaku yang terganggu

Menantang klien untuk membuat idenya itu sahih, kalau


bisa

Menunjukkan kepada klien sifat tidak logisnya pemikiran


mereka itu

Menggunakan humor dan kekonyolan kekonyolan untuk


berkonfrontasi dengan ketidak rasionilan pemikiran klien
itu

Menggunakan analisis yang logis untuk meminimalkan


keyakinan irasionalnya klien
150

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Menunjukkan betapa keyakinan ini tidak operatif dan


betapa keyakinan itu akan membawa mereka ke gangguan
emosi dan perilaku di masa datang menerangkan betapa
ide-ide ini bisa diganti dengan ide yang lebih rasionil yang
bertumpu pada data empiris

Mengajar klien cara mengaplikasikan pendekatan ilmiah


pada jalan pikiran sehingga mereka bisa mengamati dan
meminimalkan ide irasional di masa kini dan yang akan
datang serta pengurangan tidak logis yang memupuk
tumbuhnya cara berperilaku dan merasakan yang bersifat
menghancurkan diri.

Menggunakan beberapa metode emotif dan behavioral untuk


menolong klien secaralangsung menggarap perasaannya dan
untuk berbuat melawan gangguan yang mereka derita.
H. SYARAT KONSELOR
Konselor lebih edukatif-direktif kepada klien yaitu dengan

banyak :
a.
b.

Memberikan

cerita

dan penjelasan khususnya pada tahap awal.


Mengkonfrontasikan
masalah klien secara langsung.
151

TEORI PENDEKATAN KONSELING

c.

Menggunakan
pendekatan

yang

dapat

memberi

semangat

dan

memperbaiki masalah klien, kemudian membantu mereka


untuk dapat mendidik dirinya sendiri.
d.

Dengan

gigih

dan

berulang-ulang dalam menekankan bahwa ide irrasional


e.

yang menyebabkan hambatan emosional pada klien.


Menyerukan
klien
menggunakan kemampuan rasional (rasional power)
daripada emosinya.

f.

Menggunakan
pendekatan didaktik dan filosofis

g.

Menggunakan humor
sebagai

jalan

mengkonfrontasikan

berpikir

secara

irasional
I. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING
Karakteristik konseling Rational Emotive Therapy antara
lain :
Aktif-Directif, artinya bahwa dalam hubungan konseling,
konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam
menghadapi dan memecahkan masalahnya
Kongnitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang
dibentuk berfokus pada aspek kognitif dari klien dan
berintikan pemecahan masalah yang rasional
152

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Emotif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan konseling


yang dikembangkan juga memfokuskan pada aspek emosi
klien

dengan

mempelajari

sumber-sumber

gangguan

emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan


yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang
dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong
terjadinya perubahan tingkah laku klien.
J. KELEBIHAN & KELEMAHAN
a. Kelebihan
Terapis secara aktif mendapat keyakinan irasional klien dan
premis-premis yang mendasar dan membantu klien untuk
mengembangkan keyakinan alternatif dan adaptive (terapy
kognitif).
Penekanan pada pemahaman yang baru diperoleh ke dalam
tindakan seperti metode pelaksanaan pekerjaan rumah
memunkinkan para klien bisa mempraktekan tingkah laku
baru dan membantu mereka dalam proses pengkondisian
ulang
.
b. Kelemahan
1) Konseling rasional-emotif, konselor tidak terlalu banyak
menelusuri kehidupan masa lampau klien. Konselor tidak
153

TEORI PENDEKATAN KONSELING

banyak melakukan pengumpulan data untuk keperluan


analisis maupun diagnosis sebagaimana halnya dalam
konseling klinikal.
2) Pendekatannya terlalu didaktif, maka itu perlu mengenal
dirinya sendiri dengan baik dan hati-hati agar tidak hanya
memaksakan filsafat hidupnya sendiri kepada para kliennya.
3) Therapy rasional memegang suatu posisi konfrontif
menimbulkan bahaya-bahaya tertentu, pempraktek bisa
keliru mengenakan RET dengan menyempitkan RET
menjadi pemberian metode pemyembuhan kilat, yakni
dengan menyampaikan kepada klien apa yang salah dan
bagaimana mereka harus mengubahnya.
K. APLIKASI
Mamat
Mamat merupakan mahasiswa semester 6, ia adalah sosok
mahasiswa yang berprestasi, selama 4 semester terakhir ia selalu
mendapatkan beasiswa, selain rajin kuliah dan mengarjakan tugas
ia juga seorang aktivis kampus, ia memiliki jabatan sebagai wakil
ketua BEM. Kesuksesan mamat sebagai seorang mahasiswa tak
lepas dari dukungan kekasihnya yang bernama Ijjah. Ijjah yang
cantik jelita selalu berada di samping mamat untuk memberikan
suport. Akan tetapi situasi berubah 180 derajad ketika orang tua
Ijjah berniat menjodohkannya dengan pria yang sudah mapan dan
154

TEORI PENDEKATAN KONSELING

berpenghasilan seorang juragan emas. Setelah saat itu perilaku


mamat menjadi berubah, dia lebih sering terlihat murung ,
menyendiri, dan menarik diri. Perilakunya ini berdampak ada
kehidupan kampusnya. IP nya menurun, organisasinya berantakan,
prestasinya jadi rendah dan malas belajar. Mamat menganngap
dirinya orang paling gagal, paling tidak mampu dan tidak berdaya
lagi semenjak adanya kabar perjodohan ijjah. Ia bagaikan butiran
debu yang terhempas angin, karena bagi mamat tak ada wanita
lain di dunia ini yang sesempurna ijjah.
Analisis Kasus MamatMenggunakan RET
Dari ilustrasi permasalahan diatas dapat bahwa Mamat
kehilangan pikiran positifnya , pikirannya irasional , dan kesulitan
memahami apa yang ia alami. Pikiran pikiran irasional mamat
adalah ia menganggap dirinya tak berdaya dan tak berguna lagi
tanpa ijjah disisinya. Mamat juga memandang ijjah satu satunya
wanita di dunia ini yang sempurna. Keterpurukan yang dialami
mamat sejatinya jika dianalisis dengan konsep A-B-C maka . A
adalah pikiran mamat yang terlalu mendewikan ijjah, dan
menganngap dunia seakan kiamat ketika ditinggalkan kekasihnya
tersebut, padahal sebenarnya di dunia ini begitu banyak
perempuan yang tentunya mau menerima mamat apalagi dengan
kemampuan dan segudang prestasi yang dimiliki mamat. B
merupakan perilaku yang ditunjukkan mamat yakni murung ,
155

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menyendiri, dan menarik diri. C merupakan dampak yang muncul


ditandai dengan IP nya menurun, organisasinya berantakan,
prestasinya jadi rendah dan malas belajar.
Alternatif Bantuan untuk Mamat
Aktivitas-aktivitas terapeutik utama RET dilaksanakan
dengan satu maksud utama, yaitu : membantu mamat untuk
membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak logis dan
untuk belajar gagasan-gagasan yang logis debagai penggantinya.
Dengan kerangka kerja RET maka dapat digunakan beberapa
tekhnik misalnya sosiodrama. Selain itu konselor juga dapat
mengkonfrontasi pernyataan pernyataan mamat yang irasional.

7
156

TEORI PENDEKATAN KONSELING

ANALISIS
TRANSAKSIONAL
PENDEKATAN KONSELING
ANALISIS TRANSAKSIONAL
A. PENGEMBANG

157

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Pada 1910, Eric Berne lahir dengan nama Eric Lennard


Bernstein di Montreal, Kanada, dan tumbuh di wilayah miskin
kaum Yahudi di kota itu. Ayahnya tampaknya pernah menjadi
seorang dokter umum berdedikasi yang sering membawa
Berne ke mana-mana. Ibunya, Sara, adalah seorang penulis
dan editor profesional, setelah suaminya meninggal pada
1921,

dialah

yang

mendukung

Berne

dan

saudara

perempuannya dengan cara menulis. Berne mendedikasikan


buku pertamanya untuk ibunya yang mungkin sangat
berpengaruh dalam mengembangkan minat dan keterampilan
menulisnya.
Minat Berne pada kedokteran tumbuh dari contoh
ayahnya.James (1977) menganggap bahwa si Bocah Kecil
dalam diri Berne trauma dengan kematian ayahnya.Jelas
bahwa ayahnya memiliki pengaruh yang kuat pada Berne,
yang tujuannya selalu menyembuhkan pasien. Pengaruh ini
terefleksi dalam dedikasi berbahasa Latin dalam buku seminal
Berne Transactional Analysis in Psychotherapy (1961), yang
terjemahannya adalah "In Memory of My Father David,
Doctor of Medicine, Master of Surgery, and Doctor to the
Poor".

158

TEORI PENDEKATAN KONSELING

1931 Berne belajar Bahasa Inggris, psikologi, dan prakedokteran di McGill University di Montreal dan menerima
BA-nya pada. Pada 1935 ia menerima MD-nya dan gelar
Master of Surgery dari institusi yang sama. Berne kemudian
pergi ke Amerika Serikat, tempat ia menjadi warga negara
Amerika. Setelah magang di Englevvood Hospital di New
Jersey, ia menjadi seorang psychiatric resident di Yale
University School of Medicine. Bereaksi terhadap antiSemitisme di masa itu, ia mengubah namanya menjadi Berne
dan memulai praktik psikiatrik swasta di Novalk, Connecticut.
Ia juga menjalin pernikahan pertama dari tiga pernikahan yang
masing-masing diakhiri dengan perceraian. Berne menjadi
Clinical Assistant di Mt Zion Hospital di New York dan, pada
1941, memulai pelatihan di New York Psychoanalytic Institute, yang dianalisis oleh Paul Federn, mantan teman
sejawat Freud.
Pada 1943 Berne masuk ke Army Medical Corps
sebagai psikiater dan selama masa perang itulah ia mulai
menangani

kelompok.

Selesai

melaksanakan

vvajib

militernya, pada 1946 ia pindah ke Carmel, California, dan


menyelesaikan The Mind in Action, yang setelah direvisi
secara ekstensif sekarang dipublikasikan dengan judul A
159

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Layman's Guide to Psychiatry and Psychoanalysis, la juga


memulai lagi pendidikan psi- koanalitiknya di San Francisco
Psychoanalytic Institute dan menjalani analisis pelatihan
bersama Erik Erikson. Pada 1950 ia mengambil posisi di Mt
Zion Hospital, San Francisco, dan memulai lagi praktik
swastanya. Selama sisa hidupnya ia bekerja di San Francisco
dan di Carmel, yang berjarak 125 mil.
Sejak hari-harinya di angkatan bersenjata, Berne
mengembangkan minat penelitian di bidang intuisi dan
mengembangkan konsep ego image, yaitu gambaran intuitif
seorang konselor tentang seseorang yang dalam beberapa hal
mendeskripsikan egonya. Ego image banyak dida- sarkan
pada observasi dan mendengarkan apa yang dikatakan para
pasien tentang dirinya. Selama periode 1954 sampai 1958
Berne mengembangkan ide-idenya tentang diagnosis ego
slates atau analisis struktural; analisis transaksi individual;
analisis serangkaian transaksi dengan konten terbuka maupun
tertutup, atau disebut game analysis (analisis permainan); dan
pandangan longitudinal analisis seluruh kehidupan seorang
pasien yang memungkinkan untuk meramalkan kemungkinan
masa depannya yang sekarang disebut script analysis (analisis
skrip). Pada September 1945 Berne memulai kelompok
160

TEORI PENDEKATAN KONSELING

analisis transaksional pertamanya. Ide-idenya dikembangkan


lebih jauh dalam serangkaian seminar reguler di Carmel yang
pada 1958 digantikan oleh San Francisco Social Psychiatry
Seminars, yang kelak disebut Eric Berne Seminars.
Berne bergeser jauh dari psikoanalisis ortodoks dan,
pada 1956, lamarannya untuk menjadi anggota Psychoanalytic
Institute of San Francisco ditolak untuk ketiga kalinya.
Tentang kejadian ini ia berkomentar: ".... setelah lima belas
tahun gerakan psikoanalitik dan penulisnya secara resmi
berpisah, (dengan cara yang paling bersahabat) ..." (1961: 13).
Beberapa

tahun

kemudian,

Psychoanalytic

Institute

menawarinya keanggotaan, ia menolak dengan mengucapkan


terima kasih. Berne semakin merasa bahwa konselor yang
efektif harus lebih aktif dibanding yang diizinkan dalam
psikoanalisis

ortodoks

dan

harus

berpraktik

secara

transaksional dan bukan dari bagian kepala bangku panjang.


Pada November 1957, pada Western Regional Meeting
of the American Group Psychotherapy Association di Los
Angeles, Berne mempresentasikan sebuah makalah yang
berjudul "Transactional analysis: a new dan effective method
of group therapy", yang dipublikasikan pada 1958.

161

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Selama tiga musim panasberturut-turut, ia memperluas


pengalamannya dengan pergi ke Pasifik selatan untuk
mempelajari sosialisasi dan sakit mental di berhagai budaya
kepulauan. Menjelang 1961 ia mengunjungi rumah sakit
mental di sekitar 30 negara vang berbeda di Eropa, Asia,
Afrika, dan Kepulauan Atlantik dan Pasifik untuk menguji ideidenya di berbagai macam lingkup-cakupan rasial dan
kultural.
Pada 1961 pernyataan paling sistematik Berne
Transactional Analysis in Psychotherapy dipublikasikan. Pada
1963, ia memublikasikan sebuah diskusi tentang penerapan
analisis transaksional kepada kelompok da- lam Tin' Structure
ami Dynamics of Organization and Groups. Pada 1964 ideidenya tentang menganalisis permainan-permainan psikologis
dipresentasikan secara publik dalam Games Pupil Play: The
Psychology of Human Relationships, meskipun ide-ide
tersebut telah muncul tiga tahun sebelumnya dalam salah satu
edisi pribadi buku itu. Prinsip-prinsip analisis transaksional
bagi para konselor dijelaskan dalam buku tahun 1966-nya
Principles of Group Treatment, dan ide-idenva tentang analisis
skrip dikembangkan dalam What Do You Say After You Say
Hello?, yang dipublikasikan pada 1972, dua tahun setelah
162

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kematiannya. Bernejuga menulis The Happy Valley (1968b)


untuk anak-anak dan Sex in Human Loving (1970) untuk nonprofesional maupun profesional.
Selama 1960-an, bersama kegiatan menulis dan praktik
swastanya,

Berne

menerima

sejumlah

penunjukan.

Penunjukan ini termasuk Consultant in Psychiatry to the


Surgeon General, US Army; Attending Psychiatrist to the
Veterans Administration Mental Hygiene Clinic; Lecturer in
Group Therapy, Langley-Porter Neuropsychiatric Clinic;
Visiting Lecturer in Group Therapy, Stanford Psychiatric
Clinic dan Adjunct Psychiatrist, Mt Zion Hospital, San
Francisco. Pada awal tahun 1970 Berne dan istri ketiganya
bercerai.la meninggal karena serangan jantung pada 15 Juli di
tahun yang sama. Pekerjaan Berne dilanjutkan oleh sejumlah
teman sejawatnya yang mengikuti San Francisco Seminars,
termasuk Claude Steiner, yang mengembangkan analisis skrip.
B. KONSEP DASAR
Menurut Corey (2009) bahwa yang menjadi konsep dasar dari
Analisis Transaksional adalah:
1. Pandangan tentang Sifat Manusia
AT berakar pada suatu filsafat yang anti
deterministik serta menekankan manusia
163

sanggup

TEORI PENDEKATAN KONSELING

melampaui pengondisian dan pemrograman. Di samping


itu, AT (berpijak pada asumsi-asumsi bahwa orang-orang
memahami putusan-putusan masa lampaunya dan bahwa
orang mampu memilih untuk memutuskan ulang.AT
meletakkan kepercayaan pada kesanggupan individu
untuk tampil di luar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi
tujuan-tujuan dan tingkah laku baru.Hal ini tidak me r.
orang-orang terbebas dari pengaruh kekuatan-kekuatan
sosial, juga tidak berarti bahwa, orang-orang sampai pada
putusan-putusan hidupnya yang penting itu sepenuhnya
oleh dirinya sendiri. Bagaimanapun, orang dipengaruhi
oleh pengharapan-pengharapan dan tuntutan-tuntutan dari
orang-orang lain yang berarti, dan putusan-putusan
dininyapun ketika hidup mereka sangat bergantung pada
orang lain. Akantettapi putusan-putusan itu bisa ditinjau
dan ditantang serta jika putusan dini tersebut tidak laik
lagi, bisa dibuat putusan-putusan baru.
Pandangan tentang manusia

ini

memiliki

implikasi-implikasi nyata bagi praktek konseling AT.


Konselor mengakui bahwa salah satu alasan mengapa
seseorang berada dalam konseling adaiah karena dia ingin
memasuki persekongkolan dan memainkan permainan
164

TEORI PENDEKATAN KONSELING

dengan orang lain. bagaimanapun, konselor tidak


mendukung pengembangan hubungan persekongkolan
dalam terapi. Konselor tidak menerima perkataanperkataan saya coba, Saya tidak bisa membantunya,
dan

Jangan

menyalahkan

saya

sebab

saya

bodoh.Dengan premis dasar bahwa orang bisa membuat


pilihan-pilihan, putusan-putusan baru, dan bisa bertindak,
maka praktek terapeutik AT tidak bisa menerima alasan
akal-akalan atau penolakan terhadap kewajiban.Holland
(1973)

mengajukan

komentarnya

bahwa

seorang

konselor yang dengan cepat dan kasar menolak untuk


menerima penolakan kewajiban seorang calon klien tidak
akan memperoleh orang itu sebagai kliennya, kecuali jika
klien itu sungguh-sungguh berjanji untuk berubah. Oleh
karena itu, jika para klien tidak diperbolehkan tetap pada
gaya

menghindari

kewajibannya

dalam

hubungan

terapeutik, maka terdapat kesempatan yang baik bagi


mereka untuk menemukan kekuatan-kekuatan internal dan
kesanggupan-kesanggupannya

untuk

menggunakan

kebebasan dan merancang ulang kehidupannya sendiri


dengan cara-cara yang baru dan efektif.
2. Perwakilan-perwakilan Ego
165

TEORI PENDEKATAN KONSELING

AT adalah suatu sistem terapi yang berlandaskan


teori kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah
laku atau perwakilan ego yang terpisah yaitu orang tua,
orang dewasa, dan anak.
Ego orang tua adalah bagian kepribadian yang
merupakan introyeksi dari orang tua atau dari substitut
orang tua. Jika ego orang tua itu dialami kembali oleh
kita, maka apa yang dibayangkan oleh kita adalah
perasaan-perasaan orang tua kita dalam suatu situasi, atau
merasa dan bertindak terhadap orang lain dengan cara
yang sama dengan perasaan dan tindakan orang tua kita
terhadap diri kita. Ego orang tua berisi perintah-perintah
harus dan semestinya.Orang tua dalam diri kita bisa
orang tua pemelihara atau orang pengritik.
Ego orang dewasa adalah pengolah data dan
informasi

yang

merupakan

bagian

objektif

dari

kepribadian, juga menjadi bagian dari kepribadian.Yang


mengetahui apa yang sedang terjadi. la tidak emosional
dan tidak menghakimi tetapi menangani fakta-fakta dan
kenyataan eksternal, Berdasarkan informasi yang tersedia,
ego orang dewasa menghasilkan pemecahan yang paling
baik bagi masalah tertentu.
166

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Ego anak berisi perasaan perasaan, dorongandorongan, tindakan-tindakan spontan.Anak yang ada
dalam diri kita bisa berupa Anak Alamiah, Profesor
Cilik, atau berupa Anak yang Disesuaikan.Anak
Alamiah adalah anak yang impulsif, tak terlatih, spontan,
dan ekspresif.Profesor Cilik adalah kearifan yang asli dari
seorang anak.ia manipulatif dan kreatif. la adalah bagian
dari ego anak yang intuitif bagian yang bermain di atas
firasat-firasat. Anak yang disesuaikan menunjukkan suatu
modifikasi dari Anak Alamiah.Modifikasi-modifikasi
dihasilkan

oleh

tuntutan-tuntutan,

pengalaman-pengalaman
latihan,

dan

traumatik,

ketetapan-ketetapan

tentang bagaimana caranya memperoleh belaian.


3. Skenario-skenario kehidupan
Skenario-skenario kehidupan adalah ajaran-ajaran
orangtua yang kita pelajari dan putusan awal yang dibuat
oleh kita sebagai anak, yang selnjutnya dibawa oleh kita
sebagai orang dewasa. Kita menerima pesan-pesan dan
dengan demikian kita belajar dan menetapkan tentang
bagaimana kita pada usia dini. Pesan-pesan verbal dan
nonverbal

orangtua

mengkomunikasikan

bagaimana

mereka melihat kita dan bagaimana mereka merasakan


diri kita.Kita membuat putusan-putusan dini yang
167

TEORI PENDEKATAN KONSELING

memberikan andil pada pembentukan perasaan sebagai


pemenang (perasaan OK) atau perasaan orang yang
kalah (perasaan Tidak OK).
Berkaitan dengan konsep-konsep

skenario

kehidupan, pesan-pesan dan perintah orang tua, serta


putusan putusan dini itu adalah konsep dalam AT tentang
empat posisi dasar dalam hidup, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Saya OK kamu OK
Saya OK Kamu Tidak OK
Saya Tidak OK Kamu OK
Saya tidak OK kamu tidak OK
Masing-masing posisi itu berlandaskan putusanputusan yang dibuat orang sebagai hasil dari pengalaman
dini di masa kanak kanak. Jika seseorang telah membuat
suatu putusan, maka dia pada umumnya akan bertahan
pada putusannya itu kecuali jika ada campur tangan
(terapi atau kejadian tertentu) yang mengubahnya. Posisi
yang sehat adalah posisi dengan perasaan sebagai
pemengang atau posisi Saya OK Kamu OK.Dalam
posisi tersebut, dua orang merasa seperti pemenang dan
bisa menjalin hubungan langsung yang terbuka.
4. Kebutuhan Manusia akan belaian
Orang-orang ingin dibelai, baik secara fisik
maupun

secara

emosional.Manusia
168

(juga

hewan)

TEORI PENDEKATAN KONSELING

membutuhkan belaian.Jika kebutuhan belaian itu tidak


terpenuhi, cukup bukti yang menunjukkan bahwa mereka
tidak berkembang secara sehat, baik emosional maupun
fisik.Oleh karena itu AT memberikan perhatian pada
bagaimana orang-orang menyusun waktunya dalam usaha
memperoleh

belaian.

Putusan-putusan

yang

dibuat

seseorang menentukan macam belaian apa yang ingin


diperolehnya, belaian bisa positif dan bisa pula negatif,
dan macam-macam belaian diniditerima oleh seseorang
akan menentukan bagaimana orang itu bertingkah laku.
Menurut AT, kita seharusnya memahami bagaimana kita
memperoleh belaian, belajar untuk memperoleh belaian
yang kita inginkan bertanggung jawab atas ganjaranganjaran atau hukuman-hukuman.
Belaian yang positif adalah

esensial

bagi

perkembangan pribadi yang sehat secara psikologis


dengan perasaan OK. Jika belaian yang kita terima itu
otentik dan bersumber pada posisi Saya OK - Kamu OK,
kita akanterpelihara dengan baik. Belaian-belaiaian yang
positif, yang bisa berbentuk ungkapan-ungkapan afeksi
atau penghargaan, bisa disalurkan melalui kata-kata,
elusan, pandangan, atau mimik muka.
169

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Belaian
mengakibatkan

yang

negatif

terhambatnya

oleh

orang

pertumbuhan

tua
anak.

Belaian-belaian negatif mengambil bentuk pesan-pesan


(verbal dan nonverbal) yang merampas kehormatan dan
menyebabkan seseorang merasa dikesampingkan dan tak
berarti. Belaian negatif, yang mengirimkan pesan Kamu
Tidak

OK,

menyangkut

pengecilan,

penghinaan,

pencemohan, kesewenangan, dan perlakuan terhadap


seseorang sebagai objek. Bagaimanapun, bahkan belaianbelaian negatif itu agaknya lebih disukai daripada tidak
menerima belaian sama sekali, yaitu diabaikan.
AT memungut pandangan tentang

motivasi

manusia bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar berkaitan


langsung dengan tingkah laku sehari-hari yang dapat
diamati. Sejumlah kebutuhan dasar mencakup haus akan
belaian, haus akan struktur, haus akan kesenangan, dan
haus akan pengakuan. Teori AT menyatakan bahwa
banyak tingkah laku manusia yang bisa dipahami dalam
.hubungannya

dengan

cara

seseorang

menyusun

waktunya. Menurut Berne.(1961, 1964) dan Harris


(1967), ada enam tipe transaksi yang bisa muncul di
antara orang-orang, yakni penarikan diri, upacara170

TEORI PENDEKATAN KONSELING

upacara,

aktivitas-aktivitas,

hiburan,

permainan-

permainan, dan Lima tipe pertama bisa menyebabkan


orang-orang terpisah meskipun beberapa di antaranya
berguna dan diperlukan untuk mengubah skenario dan
untuk

mernperoleh

menurut sifatnya

belaian.

Permainan-permainan,

adalah manipulatif dan menghambat

serta menjurus pada perasaan "Tidak OK". Teori AT


menekankan

bahwa

manusia

mengadakan

hubungan

yang

kebutuhan
bisa

dicapai

untuk
dalam

bentuknya yang terbaik melalui keakraban. Harris (1967)


menyatakan bahwa hubungan yang akrab di antara dua
orang bisa dianggap sebagai hubungan yang terlepas dari
kelima cara pertama, yaitu penarikan diri, hiburan,
aktifitas-aktivitas,

upacara-upacara,

dan

permainan-

permainan.
5. Permainan-permainan yang kita mainkan
Para pendukung AT mendorong orang-orang untuk
mengenali dan memahami perwakilan-perwakilan egonya.Alasannya

adalah

dengan

mengakui

ketiga

perwakilan ego itu, orang-orang bisa membebaskan diri


dari putusan-putusan anak yang telah usang dan dari
pesan-pesan orang tua yang irasional yang menyulitkan
171

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kehidupan mereka.AT mengajari orang bagian mana yang


sebaiknya digunakan untuk membuat putusan-putusan
yang penting bagi kehidupannya. Di samping itu, para
tokoh AT mengungkapkan bahwa orang-orang bisa
memahami dialog internalnya antara orang tua dan anak.
Mereka juga bisa mendengar dan memahami hubungan
mereka dengan orang lain. Mereka bisa sadar akan kapan
mereka terus terang dan kapanmereka berbohong kepada
orang lain. Dengan menggunakan prinsip-prinsip AT,
orang-orang

bisa

sadar

akan

jenis

belaian

yang

diperolehnya, dan mereka bisa mengubah respons-respons


belaian dari negatif ke positif. Mereka bisa memberi
belaian yang juga mereka butuhkan.Jika mereka enggan
melakukannya, mereka bisa memastikan bahwa orang tua
pengkritik mereka mendikte mereka agar "jangan" tergilagila kepada diri sencliri. Pendek kata salah satu sasaran
AT adalah membantu orang-orang agar memahami sifat
transaksi-transaksi mereka dengan orang lain sehingga
mereka bisa merespon orang lain secara langsung,
menyeluruh, dan akrab. Dari situ kecenderungan pada
permainan bisa dikurangi.

172

TEORI PENDEKATAN KONSELING

AT memandang permainan-permainan sebagai


penukaran belaian-belaian yang mengakibatkan berlarutlarutnya

perasaan-perasaan

tidak

enak.Permainan-

permainan boleh jadi memperlihatkan keakraban.Akan


tetapi orang-oang yang terlibat dalam transaksi-transaksi
memainkan permainan menciptakan jarak di antara
mereka sendiri dengan mengimpersonalkan pasangannya.
Transaksi itu sekurang-kurangnya melibatkan dua orang
yang memainkan permainan. Transaksi permainan akan
batal jika salah seorang menjadi sadar bahwa dirinya
berada dalam permainan dan kemudian memutuskan
untuk tidak lagi memainkannya. Jadi, langkah pertama
untuk

membatalkan

transaksi

permainan

adaiah

menyadari sifat halus permainan. Permainan-permainan


yang umum meliputi "Saya yang malang", "Pahlawan",
ya, tapi, jika bukan untuk kamu", "Lihat apa yang
kamu lakukan sehingga aku berbuat, "Terganggu",
"Kegaduhan", dan "Si Tolol". Para orang tua sering
menggunakan
mengendalikan

serangkaian
anaknya,

permainan-permainan

anak
yang

permainan
membalas
bahkan

untuk
dengan
lebih

berkembang.Buktinya, anak-anak sangat ahli dalam


173

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menemukan permainan-permainan guna menghindari


tugas-tugas.Masalah yang ditimbulkan oleh permainanpermainan itu adaiah motif yang tersembunyi tetap
terpendam dan para pemain memperoleh perasaan tidak
OK.
Menurut

Corey

C. TUJUAN KONSELING
(2013), tujuan dasar analisis

transaksional adalah membantu klien dalam membuat


putusan- putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya
sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah menolong
klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih
telah dibatasi oleh putusan- putusan dini mengenai posisi
hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara- cara hidup yang
mandul dan deterministik.
Analisis transaksional berusaha membantu klien untuk
mendapatkan sikap hidup I am OK You are OK. Bagi
klien yang oleh pengalaman hidupnya berubah dari pangeran
dan puteri raja menjadi katak, Berne, 1972 (dalam Nelsonjones, 2011) melihat empat kemungkinan tujuan, yaitu:
1. Social control: meskipun masih merasa sedih, klien
dapat mengontrol gejala- gejalanya dengan berinteraksi
dengan orang lain.
174

TEORI PENDEKATAN KONSELING

2. Symtomatic

relief:

membaik,

atau

mengalami

kemajuan yang dianggap Berne menjadikan klien


kotak- kotak yang merasa aman.
3. Transference cure: disini klien bisa keluar dari skip
mereka selama mereka dapat menjaga terapisnya tetap
berada didekatnya, secara harfiah atau secara mental.
4. Autonomy: klien keluar dari kulit kataknya dan sekali
lagi meneruskan perkembangannya sebagai pangeran
atau putri raja yang interupsi.
D. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN
Analisis transaksional adalah suatu bentuk pendekatan
berdasarkan kontrak atau kesepakatan.Dimana kespakatan
yang dibuat haruslah spesifik, ditetapkan secara jelas dan
dinyatakan secara ringkas. Kesepakan merupakan apa yang
akan dilakukan oleh klien, bagaimana klien akan melangkah
dan kapan kesepakan berakhir. Kesepakatan-kesepakatan
dapat dibuat secara bertahap. Konselor akan mendukung dan
bekerja sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat oleh
konseli.
Penekanan

pada

kesepakatan-kesepakatan

yang

spekesifik adalah salah satu sumbangan utama analisis


transaksional

kepada

konseling.Banyak

klien

yang

memandang bahwa konselor adalah obat yang manjur untuk


175

TEORI PENDEKATAN KONSELING

segala macam penyakit, sehingga konseling lebih sering


bersikap pasif dan dependen.Pendekatan kontraktual analisis
transaksional berlandaskan harapan bahwa konseli berfokus
pada

tujuan-tujuan

mereka

dan

membuat

suatu

kesepakatan.Analisis transaksional menekankan pembagian


tanggung jawab dan menyajikan suatu titik awal untuk
bekerja.
Kesepakatan-kesepakatan yang masih luas tidak akan
diterima. Kesepakatan dalam analisis traksaksional heruslah
spesifik dan menggambarkan cara-cara yang akan digunakan
dalan konseling, baik konseling individual maupun konsleing
kelompok.
Banyak konseli yang mengeluh bahwa mereka tidak
tahu apa yang diinginkannya, atau terlalu bingung untuk bisa
membuat kesepakatan yang jelas. konseli dapat memulai
dengan menetapkan kesepakatan-kesepakatan yang lebih
mudah atau dengan mendatangi konselor untuk menetapkan
apa yang diinginkan konseli. Perlu diingat bahwa kesepakatan
bukanlah tujuan melainkan suatu alat untuk membantu
seseorang menerima tanggung jawab karena menjadi otonom.
Dengan berbagai tangung jawab bersama konselor,
klien menjadi rekan dalam proses konseling. Konselor tidak
melakukan apapun kepada konseli selama konseli itu sendiri
176

TEORI PENDEKATAN KONSELING

pasif.Akan tetapi klien dan konslor haruslah sama-sama aktif.


Corey (2009:172) menjelaskan beberapa implikasi yang
menyangkut hubungan konselor dank lien adalah sebagai
berikut:
1) Tidak ada jurang pengertian yang tiadk yang tidak bisa
dijembatani di antara terapis dan klien. Terapis dank lien
berbagi kata-kata dan konsep-konsep yang sama, dan
keduanya memiliki pemahaman yang saam tentang situasi
yang dihadapi.
2) Klien memiliki hak-hak yang sama dan penuh dalam
terapi. Ini berarti bahwa klien tidak bisa dipaksa untuk
menyingkapkan hal-hal yang dipilihnya untuk tidak
disingkapkan. Di samping itu, klien merasa pasti bahwa
dia

tidak

akan

diamati

atau

direkam

di

luar

pengetahuannya atau tanpa persetujuannya.


3) Kontrak memperkecil perbedaan status dan menekankan
persamaan di antara terapis dan klien.
Membicarakan

persamaan

konselor

dank

klien,

Holland (1973) dalam corey (2009:173) menegaskan bahwa


jangan sekali-kali klien disisihkan dari dewan yang kuasa.
Klien mempelajari prinsip-prinsip dan konsep-konsep analisis
transaksional

sehingga

perbedaan-perbedaan

yang

menyangkut pemahaman masalah klien bisa diminimalkan


177

TEORI PENDEKATAN KONSELING

dan kerangka acuan bersama bagi kerja terapeutik bisa


dijamin.
Harris
Pendekatan

(1976:384)
terapi

dalam

Analisis

corey

(2009:173),

Transaksional

melalui

pembentukan hubungan kontraktual memiliki pengaruh


mengangkat pasien kepada status sebagai rekan terapis.
Istilah pasien dan tepis selanjutnya berfungsi untuk
menyatakan peran-peran yang berbeda dalam hubungan
terapeutik alih-alih menunjukkan perbedaan-perbadaan dalam
nilai, status, atau bentuk-bentuk kehormatan lainnya.
Harris (1967:229) dalam Corey (2009:173) juga
menyatakan bahwa semua orang bisa menganalisis transaksitransaksinya sendiri, sebab analisis transaksional pada
dasarnya adalah suatu proses belajar dimana seseorang
menemukan bagaimana mengevaluasi data yang digunakan
dalam pembuatan keputusan.
Menurut Harris, konsep-konsep psikoanalisis tentangg
transferensi dan ristensi menghambat kelangsungan terapi,
dan karenanya analisis transaksional tidak menggunakan
teknik-teknik tersebut. Transferensi, menurut pandangan
analisis
hubungan

transaksional,
terapeutik

tidak
analisis
178

mungkin

muncul,

transaksional

sebab

berwujud

TEORI PENDEKATAN KONSELING

partisipasi timbale balik dan isinya adalah ego orang tua, ego
orang dewasa, dan ego anak.
E. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING
Terdapat beberapa teknik yang sering digunakan dalam
layanan konseling/ terapi Analisis Terapi menurut Corey
(2009:174-186), antara lain:
1. Analisis structural
Analisis struktural adalah alat yang bisa membantu
konseli agar menjadi sadar atas isi dan fungsi ego orang
tua, ego orang dewasa, dan ego anak.Analisis struktural
membantu konseli dalam mengubah pola-pola yang
dirasakan menghambat, juga membantu klien dalam
menemukan perwakilan ego yang mana yang menjadi
landasan tingkah lakunya.Dengan penemuannya, konseli
bisa memperhitungkan pilihan-pilihannya.
Dua tipe masalah yang berkaitan dengan struktur
kepribadian bisa diselidiki melalui analisis struktural, yaitu
pencemaran dan penyisihan.Pencemaran terjadi apabila isi
perwakilan

ego

yang

satu

bercampur

dengan

isi

perwakilan ego yang lainnya.Contohnya, ego orang tua


atau ego anak, atau kedua-duanya, menembus batas ego
orang

dewasa

dan

mencampuri

pemikiran

dan

fungsinya.Penyisihan terdapat ketika ego anak yang


179

TEORI PENDEKATAN KONSELING

tersisih merintangi ego orang tua, atau apabila ego orang


tua yang tersisih merintangi ego anak, yakni apabila garisgaris batas ego yang kaku tidak memungkinkan gerakan
bebas.
2. Metode-metode didaktik
Metode didaktik

dilakukan

karena

Analisis

Transaksional menekankan domain kognitif, anggota


kelompok Analisis Transaksional diharapkan sepenuhnya
mengenal analisis struktural dengan menguasai landasanlandasan perwakilan ego.Ada buku-buku tambahan yang
harus dibaca, selain itu dianjurkan untuk mengikuti
pendidikan/kursus

yang

berkaitan

dengan

Analisis

Transaksional. Buku-buku yang dianjurkan menjadi


referensi, diantaranya adalah Games People Play dan
What Do You Say after You Say Hello karya Eric Berne,
buku I'm OK-You're OK dari Thomas Harris, Scripts
People Live dari Claude Steiner dan Born to win yang
ditulis oleh Muriel James dan Dorothy Jongeward.
3. Analisis Transaksional
Kata transaksi selalu mengacu pada proses
pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi
antar pribadi dikenal transaksi.Yang dipertukarkan adalah
pesan-pesan, baik pesan verbal maupun nonverbal.
180

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Analisis

Transaksional

sebenarnya

bertujuan

untuk

mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa- siapa


saja yang terlibat didalamnya dan pesan apa yang
dipertukarkan).
Analisis Transaksional pada dasarnya adalah suatu
penjabaran atas analisis yang dilakukan dan dikatakan,
dalam hal ini terdapat tiga jenis transaksi antarpribadi
yaitu: transaksi komplementer, transaksi silang, dan
transaksi tersembunyi.
a) Transaksi komplementer
Merupakan jenis transaksi

terbaik

dalam

komunikasi antar pribadi karena terjadi kesamaan


makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan,
pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain
meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda.
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap
yang sama.
b) Transaksi silang
Terjadi manakala

pesan

yang

dikirimkan

komunikator tidak mendapat respons sewajarnya


dari komunikan.Akibat dari transaksi silang adalah
terputusnya
kesalahan

komunikasi
dalam

Komunikator

memberikan

tidak
181

antarpribadi
makna

menghendaki

karena
pesan.
jawaban

TEORI PENDEKATAN KONSELING

demikian,

terjadi

kesalahpahaman

sehingga

kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan


lain.
c) Transaksi tersembunyi
Jika terjadi campuran beberapa sikap diantara
komunikator dengan komunikan sehingga salah
satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya.
Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin
mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si
penerima.
4. Kursi kosong
Kursi kosong adalah suatu prosedur yang sesuai
untuk analisis struktural. McNeel (1976:62) menguraikan
teknik dua kursi sebagai alat yang efektif untuk
membantu konseli dalam memecahkan konflik-konflik
masa lampau dengan orang tuanya atau dengan orang lain
yang ada di lingkungan tempat dia dibesarkan. Jadi tujuan
pemakaian teknik dua-kursi adalah mengakhiri konflik
dengan jalan menuntaskan urusan-urusan yang tidak
selesai yang berasal dari masa lampau.
5. Permainan peran
Permainan peran dilakukan anggota kelompok
untuk memainkan peran sebagai perwakilan ego yang
menjadi sumber masalah bagi anggota lainnya.Bentuk
182

TEORI PENDEKATAN KONSELING

permainan lainnya adalah permainan yang menonjolkan


gaya-gaya khas dari ego orang tua yang konstan, ego
orang dewasa yang konstan dan ego anak yang konstan,
atau permainan-permainan tertentu agar memungkinkan
konseli memperoleh umpan balik tentang tingkah laku
sekarang dalam kelompok.
6. Percontohan keluarga
Percontohan
keluarga

merupakan

suatu

pendekatan lain untuk bekerja dengan analisis struktural,


terutama berguna untuk menangani orang tua yang
konstan, orang dewasa yang konstan atau anak yang
konstan. Konseli diminta untuk membayangkan suatu
adegan yang melibatkan sebanyak mungkin orang yang
berpengaruh
sendiri.Konseli

dimasa

lampau,

menjadi

termasuk

sutradara,

dirinya

produser

dan

aktor.Konseli menetapkan situasi dan menggunakan


anggota kelompok sebagai pemeran para anggota
keluarga/orang-orang

yang

berpengaruh

dan

menempatkan mereka pada situasi yang dibayangkannya.


7. Analisis Skenario
Kekurangan otonomi berkaitan dengan keterikatan
individu pada skenario atau rencana hidup yang
ditetapkan pada usia dini sebagai alat untuk memenuhi
183

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kebutuhan-kebutuhannya di dunia sebagaimana terlihat


dari titik yang menguntungkan menurut posisi hidupnya.
Skenario kehidupan atau rencana seumur hidup yang
berlandaskan serangkaian putusan dan adaptasi sangat
mirip dengan pementasan sandiwara.Ada casting watak,
adegan-adegan, dialog-dialog, plot-plot dan aksi-aksi
yang menuju pada akhir cerita. Skenario kehidupan
psikologis menggariskan kemana seseorang akan menuju
dalam hidupnya dan apa yang akan dilakukannya
setibanya di tempat tujuan. Aspek penting yang terdapat
dalam skenario kehidupan adalah sifat menggerakkannya
yang mendorong seseorang untuk memainkannya.
Pembuatan skenario mula-mula terjadi secara
nonverbal pada masa kanak- kanak melalui pesan-pesan
dari

orang

tua.Selama

tahun-tahun

pertama

perkembangannya, individu belajar tentang nilai dirinya


sebagai

pribadi

dan

tempat

dirinya

dalam

kehidupan.Selanjutnya skenario berjalan melalui cara-cara


langsung maupun tidak langsung. Misalnya, dalam sebuah
keluarga seorang anak boleh jadi menangkap pesan-pesan
seperti ini: "Di keluarga ini, pria adalah boss", "Anakanak ada untuk dilihat tetapi tidak untuk didengar".
184

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Karena skenario kehidupan individu membentuk inti


identitas dan nasib pribadinya, maka pengalamanpengalaman

dapat

mengarahkan

individu

pada

kesimpulan: "Aku benar-benar tolol karena yang Aku


kerjakan tidak pernah benar. Aku kira Aku selalu bodoh".
Analisis skenario adalah bagian dari proses
terapeutik yang memungkinkan pola hidup yang diikuti
oleh individu dapat dikenali. Analisis skenario dapat
menunjukkan kepada individu proses yang dijalaninya
dalam

memperoleh

membenarkan

skenario

dan

tindakan-tindakan

yang

cara-caranya
tertera

pada

skenario. Analisis skenario dapat dilaksanakan dengan


menggunakan suatu daftar skenario yang berisi item-item
yang berkaitan dengan posisi-posisi hidup, penipuanpenipuan,

permainan-permainan

yang

semuanya

merupakan komponen-komponen fungsional utama pada


skenario kehidupan individu.
Selanjutnya Corsini (2003: 373) menuturkan bahwa terdapat
manajemen teknik konseling analisa transaksional yang
meliputi beberapa hal, diantaranya:
1. Pengaturan (Setting)
Tempat pertemuan untuk konseling TA dapat
menggunakan ruang-ruang dalam rumah, dalam kantor
185

TEORI PENDEKATAN KONSELING

ataupun di tempat-tempat formal lainnya. Berne lebih


menyukai tempat atau ruangan yang indah, cahayanya
terang, dan tidak gaduh.Alat perekam diperlukan terutama
berkaitan dengan supervisi, pelatihan dan penilaian
terhadap konselor.
2. Hubungan
Konselor harus menjaga hubungan terutama dalam
hal kerahasiaan konseli dalam proses konseling dan
konselor telah menyediakan alat untuk pengungkapan diri
konseli misalnya data konseli, panduan wawancara, dan
kuesioner.Konselor harus bersikap ramah, gaul dan
nyantai ,serta bersikap informal dengan konselinya,
menggunakan bahasa sehari-hari.
3. Problem-problem Konseli
Karena problem-problem konseli tidak dapat
dikelompokan, maka dalam melaksanakan konseling
analisis transaksional, konselor harus menggunakan status
atau sifat ego Dewasa dan diharapkan pihak konseli
menyesuaikan dengan menggunakan status ego Dewasa
sehingga hubungan antara konselor dan konseli berkualitas
dan mengarah pada target-target tertentu.

F. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING


186

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Salah satu prasyarat dasar untuk menjadi klien analisis


transaksional adalah memiliki kesanggupan dan kesediaan
untuk memahami dan menerima suatu kontrak, terapi.Kontrak
treatment ini berisi suatu pernyataan yang spesifik dan konkrit
tentang sasaran- sasaran yang hendak dicapai oleh klien dan
kriteria untuk menentukan bagaimana dan kapan sasaransasarn itu dicapai secara efektif.Transaksi- transaksi apapun
yang tidak ada hubungannya dengan kontrak antara klien dan
terapis, tidak dimasukkan.
Kontrak menyiratkan bahwa klien adalah agen yang
aktif dalam proses terapeutik. sejak permulaan, klien
menjelasakan dan menyatakan tujuan- tujuan terapinya sendiri
dalam formulir kontrak. Untuk mencapai tujuan- tujuan itu,
klien dan terapis bisa merancang tugas- tugas yang akan
dilaksanakan selama pertemuan terapi dan dalam kehidupan
klien sehari- hari.
Para klien bereksperimen dengan cara- cara baru dalam
bertingkah laku, dan oleh karenanya mereka bisa menentukan
apakah mereka akan memilih tingkah laku lama atau memilih
tingkah laku baru. Dengan cara ini, proses terapi tidak menjadi
sesuatu yang tidak bisa ditentukan dimana klien menjadi
bergantung pada kebijaksanaan terapis.
187

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Harris, 1976 (dalam Correy, 2013) mengungkapkan


tiga alasan yang menjadi penyebab orang- orang mendatangi
terapi dan menginginkan perubahan adalah sebagai berikut:
1. Yang pertama ialah mereka cukup menderita. Mereka telah
bermain dengan mesin- mesin judi yang sama sedemikian
lamanya tanpa hasil sehingga akhirnya berniat untuk
berhenti atau pindah kepada mesin- mesin lainnya.
2. Hal lainnya yang membuat orang- orang ingin berubah
ialah suatu tipe keputusasaan yang lambat yang disebut
perasaan bosan, atau kejenuhan. Apabila orang itu
akhirnya bertanya jadi, bagaimana dia siap berubah.
3. Yang ketiga yang membuat orang- orang ingin berubah
adalah penemuan yang mendadak bahwa mereka bisa
berubah.
G. PERANAN / TUGAS KONSELOR
Analisis transaksional dirancang untuk memperoleh
pemahaman emosional maupun pemahaman intelektual.Akan
tetapi, dengan berfokus pada aspek-aspek rasional, peran
konselor sebagian besar adalah memberikan perhatianperhatian pada masalah-masalh didaktik dan emosional.
Harris (1967:293) dalam Corey (2009:168) melihat
peran terapis sebagai seorang guru, pelatih, dan narasumber
dengan penekanan kuat pada keterlibatan.Sebagai guru,
koselor

menerangkan

konsep-konsep
188

seperti

analisis

TEORI PENDEKATAN KONSELING

structural, analisis transaksional, analisis scenario dan analisis


permainan.
Corey (2009) menyebutkan peran atau tugas konselor,
adalah sebagai berikut:
1) Membantu klien dalam menemukan kondisi kondisi
masa lampau yang merugikan yang menyebabkan klien
membuat

putusan-putusan

dini

tertentu,

memungut

rencana-rencana hidup dan mengembangkan strategi


strategi yang telah digunakannya dalam menghadapi orang
lain yang sekarang barangkali ingin dipertimbangkannya.
2) Membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih
realistis dan mencari alternative-alternatif guna menjalin
kehidupan yang lebih otonom.
3) Menggunakan pengetahuannya untuk menunjang klien
dalam hubungannya dengan suatu kontrak spesifik yang
jelas yang diprakarsai oleh klien.
4) Membantu agar klien memperoleh perangkat yang
diperlukan bagi perubahan.
5) Mendorong dan mengajar klien agar lebih mempercayai
ego orang dewasanya sendiri ketimbang ego orang dewasa
konselor dalam memeriksa putusan-putusan lamanya dan
dalam membuat putusan putusan baru.
H. SYARAT KONSELOR
189

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Konselor analisis transaksional adalah individu yang lebih


banyak berpan sebagai fasilitator dalam proses kelompok dan juga
sebagai pemimpin yang memiliki keahlian dalam menganalisis
status ego, transaksi, permainan, dan naskah hidup (life script).
Disamping itu ada persyaratan lain yang harus dimiliki oleh
konselor yaitu:
1. Konselor harus memiliki kafasitas diri sendiri untuk
mngadakan interaksi, komunikasi, atau transaksi secara
terbuka dengan klien, penuh kehangatan, dan murni.
2. Konselor harus memiliki kemampuan untuk membaca dan
mengamati tingkah laku klien baik secara langsung maupun
tidak langsung baik secara verbal ataupun non verbal.
Eric Berne menyatakan ada dua kebutuhan tambahan yang
harus dimiliki oleh seorang konselor analisi transaksional, yaitu:
1. Konselor harus memiliki kemampuan untuk mengenal dari
mana mamulai untuk mengungkapkan ketiga status ego
klien.
2. Konselor harus dapat memperlihatkan kemurnian dari
komitemen pada klien, menunjukan kepercayaan atas
kemampuan dirinya dalam membantu mengatasi kesulitankesuliatan yang dihadapi oleh klien.
I. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING
190

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Analisis

transaksional

adalah

suatu

bentuk

terapi

berdasarkan kontrak. Suatu kontrak dalam analisis transaksional


menyiratkan bahwa seseorang akan berubah. Kontrak haruslah
spesifik,

ditetapkan

secara

jelas

dan

dinyatakan

secara

ringkas.Penekanan pada kontrak- kontrak yang spesifik adalah


salah satu sumbangan utama analisis transaksional kepada
konseling dan terapi pendekatan kontraktual analisis transaksional
berlandaskan pengharapan bahwa para klien berfokus pada tujuantujuan mereka dan membuat suatu komitmen (Correy, 2013).
Perhatian utama yang diberikan dalam analisis transaksional
adalah terletak pada manipulasi dan siasat yang digunakan oleh
orang dalam berkomunikasi satu sama lain. (games people play).
Dibedakan antara tiga pola perilaku atau keadaan diri (ego states),
yaitu orangtua (parent), orang dewasa (adult), dan anak
(child).Tiga keadaan diri ini tdak terikat pada umur atau fase
perkembangan tertentu, sehingga seorang yang berumur dewasa
berada dalam salah satu dari tiga keadaan diri itu dan dapat
berpindah dari keadaan diri yang satu ke keadaan diri yang
lainnya.
Selama proses konseling orang belajar mengidentifikasikan
tiga keadaan diri pada dirinya sendiri, dan menyadari keadaan diri
manakah yang menjadi dominan serta menentukan pola interaksi
dengan orang- orang lain. konselor memberikan informasi
191

TEORI PENDEKATAN KONSELING

(transactions), dan embantu untuk menganalisis diri sendiri


sehingga disadari keadaan diri mana yang dominan dalam
perilakunya.
J. KELEBIHAN & KELEMAHAN
1. Kelebihan
Menurut Corey, beberapa kelebihan dari pendekatan
Analisis Transaksional adalah:
a) Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah
menggunakannya.
b) Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal
mereka.
c) Integrasi

antara konsep

konsep tertentu

dariterapi

dan praktek AT

dengan

Gestalt amat

berguna

karena konselor bebas bebas menggunakan prosedur dari


pendekatan lain.
d) Memberikan sumbangan kepada konseling multi kultural ka
rena konseling diawali dengan larangan mengkaitkan
permasalahan pribadidengan permasalahan keluarga dan
larangan mementingkan diri sendiri.
Dengan melihat Konsepsi, penekanan, pelaksanaan serta
penerimaan pada klien, maka ada beberapa kebaikan dari AT:

192

TEORI PENDEKATAN KONSELING

a) Punya

Pandangan

Optimis

dan

Realistis

tentang

Manusia. Seperti telah disebutkan pada bab terdahulu, AT


memandang manusia dapat berubah bila dia mau. Manusia
punya kehendak dan kemauan. Kemauan inilah yang
memungkinkan manusia berubah, tidak statis. Sehingga
manusia bermasalah sekalipun dapat berubah lebih baik,
bila kemauannya dapat tumbuh. Karena itu AT lebih
Optimis dan realistis memandang manusia.Bila kita
bandingkan dengan Psikoanalisa, Freud, AT nampak
selangkah lebih maju. Psikoanalisis memandang manusia
deterministik.Perilaku manusia bagaikan suatu rotasi dari
pengalaman masa kecil, kendatipun pengalaman masa
kecil itu tak diingatnya lagi (Unconscious). AT tidak
menolak adanya pengaruh masa kecil ini. Konsepnya
tentang skript kehidupan mengakui adanya kontribusi
pengalaman masa kecil atas kehidupan sekarang. Tapi
karena manusia punya kehendak dan kemauan untuk
bebas, pengalaman itu dapat dirubah (Shertzer & Stone,
1982,). Skript kehidupan manusia diakui AT bersisi dua,
ada yang negatif dan ada yang positif. Sesuai dengan nilainilai yang diterimanya dari orang tuanya atau interaksinya
dengan lingkungan. Karena skrip itu mempengaruhi
193

TEORI PENDEKATAN KONSELING

seseorang untuk mengambil kesimpulan, maka keputusan


orang itu dapat Oke atau Tidak Oke terhadap diri dan
lingkungannya. Hal ini juga lebih realitis dari konsep
Rogers yang memandang manusia baik, rasional dapat
dipercaya, dapat mengubah dirinya lebih baik atau dapat
merealisasikan dirinya menjadi makhluk yang posotif.
b) Penekanan Waktu Sekarang dan Di sini. Tujuan pokok
terapi AT adalah mengatasi masalah klien agar dia punya
kemampuan dan memiliki rasa bebas untuk menentukan
pilihannya. Untuk mengatasi masalah klien itu, AT
berusaha membangkitkan kemauan dan kemampuan orang
dengan melakukan analisis interaksinya dengan orang lain.
Hal ini dimulai dengan mennganalisis interaksinya dengan
terapist. Analisis seperti di atas, analisis interaksi klien
dengan terapist atau orang lain, adalah persoalan interaksi
sekarang. Kini dan di sini (here and now). Metode analisis
struktur, status ego dengan egogram, analisis permainan
semuanya merupakan analisis terhadap perilaku yang di
tampilkan klien pada saat ini, di sini di hadapan konselor.
Kalau analisis itu (struktur, ego state, dan mainan) tidak
mencapai hasil baru AT menggunakan analisis skrip, yang
orientasinya pada masa lalu. Alternatif ini dipergunakan
194

TEORI PENDEKATAN KONSELING

AT sebagai cara terakhir, bila analisis sebelumnya gagal


merenggut hasil
c) Mudah Diobservasi.Banyak teori yang lahir dibelakang
labor ilmiah, tak terkecuali untuk teori-teori Psikologi.
Pada umumnya teori yang muncul dari laboratorium itu
sulit diamati karena itu terlihat abstrak, sehingga kadangkadang tak jarang pula yang hanya merupakan konstruk
pikiran manusia penemunya. Berbeda dengan AT, ajaran
Berne tentang status ego ( O, D dan A) adalah konsep yang
dapat diamati secara nyata dalam setiap interaksi atau
komunikasi

manusia.Status

ego

Berne

jauh

lebih

observable dari teori Freud mengenai Id, Ego dan Super


Ego, yang hanya dapat dijadikan konstruk pikiran kita atas
perilaku seseorang. Lain dengan Ego Orang tua, Dewasa
dan Anak,

dia

dapat

diamati

secara

jelas

tanpa

menggunakan laboratorium. Begitu juga dengan sikap


dasar manusia yang memilah manusia atas 4 posisi (saya
tidak oke-kamu yang oke, saya dan kamu tidak oke, saya
oke-kamu tidak oke, dan saya dan kamu oke) yang
dikembangkan Harris, jauh lebih maju dari konsep karen
Horney yang hanya mengemukakan 3 disposisi manusia.
Helpless (minta pertolongan), hostility (menyerang) dan
195

TEORI PENDEKATAN KONSELING

issolation (mengasingkan diri) (Bischof, 1970,). Horney


membagi 3 disposisi ini dari sudut orang lain. Helpless,
punya arah gerak kepada orang lain (Moving toward
people). Menyerang merupakan arah menentang orang lain
(moving againts people), sedangkan isolasi punya arah
melarikan diri dari orang lain (moving away from
people).Sedangkan Harris membagi sikap dasar manusia
itu atas dasar pandangan terhadap diri sendiri dan orang
lain. Karena itu, konsep ini lebih maju dari Horney yang
hanya melihat dari orang lain saja, pandangan terhadap diri
sendiri juga mempengaruhi hubungan dengan orang lain.
d) Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi
Fokus AT terpusat pada cara bagaimana klien berinteraksi,
maka treatment juga mengacu pada interaksi, cara
bebicara,

kata-kata

yang

dipergunakannya

dalam

berkomunikasi. Analisis terhadap interaksi klien pada


ruangan konseling, memberi kesempatan kepada klien
untuk memperbaiki cara interaksinya dan komunikasinya
baik di dalam ruangan Konseling. Karena itu, AT tidak
hanya berusaha memperbaiki sikap, persepsi, atau
pemahamannya

tentang
196

dirinya

tetapi

sekaligus

TEORI PENDEKATAN KONSELING

mempunyai sumbangan positif terhadap keterampilan


berkomunikasi dengan orang lain. Hal semacam ini tidak
dimilliki oleh pendekatan lainnya.
2. Keterbatasan
Disamping decak kagum orang atas ajaran Berne ini, yang
telah berhasil merekrut teori-teori komunikasi kelapangan
psikologi, bukanlah berarti teori ini tidak punya keterbatasan, banyak
kritik dilontarkan pada AT, diantaranya :
a) Kurang Efisien terhadap Kontrak Treatment
AT mengharapkan, kontrak treatment antara konselorklien harus terjadi antara status ego Dewasa-dewasa.
Artinya menghendaki bahwa klien mengikat kontrak
secara realistis, sebagai orang yang membutuhkan
pertolongan.
Tetapi dalam kenyataannya, cukup banyak ditemui
bahwa banyak klien yang punya anggapan jelek terhadap
dirinya, atau tidak realistis. Karena itu, sulit tercapainya
kontrak, karena ia tidak dapat mengungkapkan tujuan apa
yang sebenarnya diinginkannya. Sehingga memerlukan
beberapa kali pertemuan. Hal semacam ini dianggap tidak
efisien dalam pelaksanaannya.
b) Subyektif dalam Menafsirkan Status Ego.
197

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Apakah ungkapan klien termasuk status Ego Orang tua,


Dewasa, atau Anak-anak merupakan penilaian yang
subyektif. Mungkin dalam hal yang ekstrim tidak ada
perbedaan dalam menafsirkannya. Tapi bila pernyataan itu
mendekati dua macam status ego akan sulit ditafsirkan,
dan mungkin berbeda antara orang yang satu dengan yang
lainnya. Kesalahan atau perbedaan dalam menafsirkan
status ego ini telah dibuktikan oleh Thomson dalam Dusay
(Corsini, 1984) yang telah merekam suatu wawancara
konseling, kemudian kepada konselor dan calon konselor
AT disuruh menganalisis wawancara itu dari 3 macam
status ego. Hasilnya memperlihatkan adanya perbedaan
penafsiran diantara konselor dan calon konselor tadi.
Di pihak lain error dari pihak klien mungkin pula
muncul kepermukaan. Secepat ia memasuki ruangan
konseling secepat itu pula terjad perubahan pola
komunikasinya. Interaksinya diluar ruangan konseling
tidak sama dengan didalam ruangan konseling. Bisa diluar
lebih baik dengan menampilkan status ego dewasa, tapi di
dalam ruangan konseling lebih banyak menampilakn status
ego Anak-anak.

198

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Latar belakang kebudayaan serta bahasa sangat


mempengaruhi pemahaman mengenai status ego ini.
Karena itu analisis terhadap status ego ini bila antara
konselor dengan klien punya latar belakang kebudayaan
dan bahasa yang sama. Dan adalah sangat sulit terciptanya
penafsiran yang sama pada masyarakat yang punya strata
sosial

berbeda,

paternalis

dsb.

Perbedaan

dalam

memahami status ego ini, menyebabkan sulitnya kesamaan


dalam menakar egogram klien.
c) Kurang Petunjuk Mengenai Tingkah laku Konselor
Bagi orang yang ingin mempraktikkan AT ini perlu
petunjuk bagaimana menganalisis transaksi itu secara tepat
dan hemat. Termasuk persoalan bentuk-bentuk responsnya,
dan konten dari ungkapan klien. Mungkin di atas telah
disebutkan adanya analisis struktur, permainan, Skrip
dengan penggunaan beberapa teknik, namun teknik mana
yang dipakai dalam menganalisis itu tidak / belum
dikembangkan secara khusus dalam teori AT ini. Karena
belum adanya petunjuk khusus ini, orang menganggap AT
kurang terinci, karena tidak ada petunjukanya.
K. APLIKASI
SOGI
199

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Sogi (20th)adalah anak bungsu pasangan bu muji dan pak


narto, ia mempunyai seorang kakak yang sudah tinggal di luar
kota karena bekerja. Pak narto sudah meninggal dunia sejak sogi
masih SMP. Bu muji sangat menyayangi sogi dan berharap nanti
sogi menjadi orang sukses seperti almarhum ayahnya yang
seorang juragan emas. Sejak SMP bu muji sudah memasukkan
sogi ke lembaga bimbingan belajar, agar sogi selalu berprestasi
dan kelak bisa masuk perguruan tinggi elite dengan mengambil
jurusan bussines management. Keinginan bu muji selalu dituruti
oleh sogi hingga saat ini ia sudah menjadi mahasiswa jurusan
bussines management. Akan tetapi sogi merasa tidak nyaman
dengan jurusan yang ia tempuh sekarang. Ia lebih menginginkan
kuliah di Bimbingan Konseling. Ia berinisiatif pindah jurusan saja
namun tentu saja ibunya tidak setuju, karena menurut bu muji
prospek BK itu tidak jelas kalau jadi guru cuma duduk duduk
saja. Hal itu lah yang memicu konflik antara sogi dan ibunya, dan
sogi melampiaskan apa yang ia rasakan dengan perilaku yang
kurang terpuji, sering kali ia menenggak minuman keras karena ia
merasa bebannya akan terkurangi dengan melakukan hal itu.
Analisis Kasus SOGI dengan AT

200

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Analisis Transaksional berakar dalam suatu filsafat anti


deterministik yang memandang bahwa kehidupan manusia
bukanlah suatu yang sudah ditentukan. Analisis Transaksional
didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu
memahami keputusan-keputusan pada masa lalu dan kemudian
dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan
kembali keputusan yang telah pernah diambil, jadi yang terjadi
kepada Sogi itu jika diapndang melalui AT adalah sesuatu yang
dikehendaki Sogi sendiri. Bagaimana ia berusaha menyelesaikan
masalah

adalah

keputusan

Sogi

semata.

Perilaku

yang

menyimpang yang dilakukan sogi itu buah dari keputusan yang ia


ambil karena pada dasarnya manusia tidak dterministik menurut
pandangan AT. Pola hubungan Sogi dengan ibuny adaalah
Saya Tidak OKKamu OK, posisi itu berlandaskan pada
keputusan yang dibuat seseorang sebagai hasil dari pengalaman
masa kecil. Karena ego bu muji adalah ego orang tua berisi
perintah-perintah harus dan semestinya. Apapun yang
diinginkan bu Muji sogi harus menurutinya meskipun ia merasa
tidak nyaman.
Alternatif Bantuan Bagi SOGI
Analisis transaksional memberikan hubungan yang supportif
dan suasana yang kondusif bagi klien untuk dapat memikul
201

TEORI PENDEKATAN KONSELING

tanggungjawab pribadi yang lebih besar atas hidupnya. Pada awal


konseling, konselor dank lien menetapkan aturan-aturan dasar dan
menentukan elemen-elemen kontrak kerja dan kontrak belajar.
Konselor melatih klien tentang keterampilan dan menganalisis ego
state. Konselor memberikan kesempatan kepada klien untuk aktif
dalam sesi konseling. Konselor mendukung klien pada saat
mereka mengungkapkan dan menganalisis dirinya secara lebih
lengkap

dan

mengujicobakan

pola-pola

perasaan

tentang

ketergantungannya terhadap miras, perasaan jika efek negatif


miras pada dirinya membuat orang yang disayanginya menjadi
khawatri, pemikiran tentang bahayanya miras, dan perilaku yang
lebih adult dengan mencoba secara bertahap dengan mulai
mengurangi bergaul bersama teman-temannya yang gemar pesta
miras hingga meninggalkan mereka sampai kecanduannya bisa
hilang sepenuhnya.
Konselor dalam konseling analisis transaksional perlu
memisahkan sebuah pola perasaan-pikiran-dan-tindakan (ego
states) dengan pola lainnya. Konselor berusaha mengalihkan
ketergantungannya terhadap miras melalui pemisahan tersebut.
tujuannya untuk membebaskan klien agar memiliki akses yang
tepat ke semua ego states nya tanpa eksklusi dan kontaminasi
yang melemahkan.
202

TEORI PENDEKATAN KONSELING

203

TEORI PENDEKATAN KONSELING

REALITAS
PENDEKATAN KONSELING REALITAS
A. PENGEMBANG
William Glasser lahir pada tanggal 11 Mei 1925 di
Cleveland, Ohio. Dia pergi ke Case Western Reserve
University di mana ia memperoleh gelar BA dan MA.
Melanjutkan pendidikan, Glasser menghadiri UCLA di
204

TEORI PENDEKATAN KONSELING

California

mendapatkan

MD-nya.

Ia

memulai

karir

profesionalnya dengan bekerja sebagai psikiater untuk VA.


Selama itu, Glasser bertemu mentornya, Dr GL Harrington.
Glasser memfokuskan dan menghabiskan sebagian besar
waktunya pada pengembangan teorinya sendiri, khususnya
Teori Pilihan. Ia mempelajari hubungan antara kontrol dan
psikologi serta efek kontrol yang ia diamati selama praktek
sendiri dengan klien selama beberapa dekade. Ia meneliti dan
menganalisis bagaimana pilihan yang dibuat oleh individu
yang berdampak pada orang lain dan bagaimana setiap orang
memiliki kekuatan untuk membuat keputusannya sendiri dan
pilihan secara mandiri.
Psikiater Amerika William Glasser diperkenalkan ke
dunia psikiatri dengan konsep terapi realitas dan terapi
pilihan, sehingga terapi realita didasarkan pada teori
pilihannya psikiater Dr. William Glaser yang bertumpu pada
prinsip bahwa semua motivasi dan perilaku kita adalah dalam
rangka memuaskan salah satu atau lebih (lima) kebutuhan
universal manusia, dan bahwa kita bertanggungjawab atas
perilaku yang kita lakukan atau pilih. Satu ide intinya adala
bahwa terlepas dri apa yang telah terjadi pada kita, kita telah
dilanggar di masa lalu, kita bisa mengevaluasi kembali realita
205

TEORI PENDEKATAN KONSELING

terkini kita dan memilih perilaku yang akan membantu kita


memuaskan kebutuhan kita secara efektif di masa kini dan di
masa depan.Namun, ide-idenya dan pemikiran tentang pilihan
pribadi, transformasi pribadi dan tanggung jawab pribadi
dianggap kontroversial oleh banyak psikiater utama yang
lebih resep obat psikotropika untuk mengobati gangguan
mental. William Glasser bekerja tidak hanya untuk mengobati
individu tetapi juga menerapkan teorinya untuk berbagai
macam isu-isu sosial termasuk, perkawinan, pendidikan,
manajemen, dan lain-lain. Meskipun menjadi psikiater
pribadi, Glasser terbuka memperingatkan masyarakat umum
untuk berhati-hati terhadap psikiatri tradisional karena
tujuannya untuk mendiagnosa orang dengan penyakit mental
dan meresepkan obat ketika pada kenyataannya pasien hanya
dapat berperilaku dengan cara tertentu dari ketidakbahagiaan
dan bukan gangguan mental. Glasser menyarankan bahwa
kesehatan mental juga harus dipertimbangkan sebagai
perhatian masalah kesehatan masyarakat.
Terapi realita berkembang pada pertengahan 1960-an
pada 2 tempat: rumah sakit jiwa dan penjara, keduanya di Los
Angeles, California. Penemunya,William Glaser MD, yang
mendapat pelatihan ilmu penyakit jiwa dalam psikodinamika
206

TEORI PENDEKATAN KONSELING

tradisional dan teori-teori berfokus pada wawasan yang


bertujuan membantu klien berhubungan dengan periode awal
masa kanak-kanaknya dan memahami, mungkin setelah terapi
bertahun-tahun,

bagaimana

gejala-gejala

dan

perilaku

neurotiknya diperoleh dari konflik-konflik bawah sadar.


Namun, selama pelatihan ia melihat bahwa bahkan ketika
proses terapi telah mencapai tujuan awalnya, perubahan
dalam perilaku klien terlalu sedikit, terutama dalam jangka
pendek.
Dari observasi dan praktiknya yang luas, yang
ditemukan Glasser adalah bahwa dengan memampukan klien
bertanggunjawab terhadap perilakunya sendiri, alih-alih
menerima kenyataan bahwa dirinya adalah korban dari
dorongan hati, sejarah masa lalu, atau korban orang lain,
peristiwa atau situasi di sekitarnya, ia mampu membuat
perubahan yang dramatis.
William Glasser membuka Institut Terapi Realitas
pada tahun 1967. Lembaga ini berganti nama setelah
pendirinya,

Glasser

tiga

dekade

kemudian.

Sejak

dikenalkannya terapi realita ini, Glasser dan kawan-kawan


secara perlahan-lahan memperbaiki teori dan aplikasi praktis
terapi secara perlahan-lahan memperbaiki teori dan aplikasi
praktis terapi realita dan terus menerus menunjukkan
207

TEORI PENDEKATAN KONSELING

pemahaman teori dan penerapan luasnya sebagai sebuah


metode. Hingga sekarang, terapi realita telah diterapkan di
hampir semua lingkup konseling/psikoterapi, tetapi paling
banyak pada kasus-kasus kecanduan.
Lembaga ini masih beroperasi dengan banyak cabang
di seluruh dunia menawarkan pendidikan dan pelatihan dan
kemajuan terbaru dalam teori juga dan terapi Glasser. Hari
ini, lembaga Glasser diatur dengan kelompok-kelompok
regional di New England, juga Sunbelt, dan Pantai Barat di
Amerika Serikat. Pada bulan Juli 2010, Asosiasi William
Glasser International didirikan yang terdiri dari badan interim
bertanggung

jawab

untuk

menyiapkan

dan

mengkoordinasikan kegiatan dan konferensi di seluruh dunia.


Di luar Amerika Serikat, Glasser Institute memiliki organisasi
nasional aktif yang independen di Kanada, Inggris, seluruh
Eropa, Asia, Amerika Tengah dan Selatan, Australia dan
Selandia Baru. saat ini, Terapi Realitas William Glasser telah
diakui secara global, diterima dan tekniknya efektif untuk
meningkatkan hubungan dan memuaskan kebutuhan dalam
hubungan.
B. KONSEP DASAR
1. Pandangan tentang Hakikat Manusia

208

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Pada dasarnya Glasser memiliki pandangan yang positif dan


dinamis tentang hakikat manusia. Ia berkeyakinan bahwa manusia
memiliki kemampuan untuk menentukan dan mengarahkan
dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Dengan
mendasarkan diri pada keputusan-keputusan yang dibuatnya,
manusia memilih perilaku untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
sehingga

dapat

hidup

bertanggung

jawab,

berhasil

dan

memuaskan daripada bergantung pada situasi dan lingkungannya.


Latipun (2011) menguraikan satu per satu hakikat manusia
berdasarkan teori terapi realita ini. Berdasarkan konsep perilaku
manusia, prinsip kerja konseling realita ini berdasarkan atas
asumsi-asumsi sebagai berikut:
a) Perilaku manusia didorong oleh usaha untuk menemukan
kebutuhan dasarnya baik fisiologis maupun psikologis.
Kebutuhan dasar seseorang adalah: kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai, kebutuhan untuk merasakan bahwa
kita berguna untuk diri sendiri dan untuk orang lain.
b) Jika individu frustasi karena gagal memperoleh kepuasan
atau tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya dia berhasil
memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhankebutuhannya maka akan mengembangkan identitas
keberhasilan.
209

TEORI PENDEKATAN KONSELING

c) Individu pada dasarnya memiliki kemampuan untuk


mengubah identitasnya dari identitas kegagalan ke
identitas keberhasilan. Individu yang bersangkutan adalah
pihak yang mampu mengubah dirinya sendiri.
d) Faktor tanggung jawab adalah sangat penting pada
manusia. orang yang berusaha memperoleh kepuasan
mencapai success identity menunjukkan perilaku yang
bertanggung jawab.
e) Faktor penilaian individu tentang dirinya sangat penting
untuk menentukan apakah dirinya termasuk memiliki
identitas keberhasilan atau identitas kegagalan.
2. Teori Dasar
Teori dasar konseling realitas adalah teori pilihan yang
menjelaskan bahwa manusia berfungsi secara individu, dan juga
berfungsi secara sosial (kelompok atau masyarakat) dengan
pilihan perilaku efektif yang bertanggungjawab. Teori pilihan
menjelaskan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan adalah
pilihan kita. Apa yang kita lakukan adalah kita yang
memilihnya/memutuskannya untuk melakukan hal tersebut. Setiap
perilaku kita merupakan upaya terbaik untuk mencapai apa yang

210

TEORI PENDEKATAN KONSELING

diinginkan untuk memuaskan kebutuhan kita. Secara utuh setiap


perilaku manusia terdiri dari 4 komponen :
a. Bertindak (acting).
b. Berpikir (thinking).
c. Merasakan (feeling).
d. Fisiologi (physiologi).
Setiap perilaku adalah sebuah pilihan, oleh karena itu bahwa
konseli disadarkan dengan mengungkapkan gejala-gejala perilaku
bermasalahnya dalam bentuk aktif.
Agar perubahan terjadi maka ada 2 syarat :
a) Klien harus menyadari bahwa perilakunya saat ini tidak
efektif untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
b) Klien harus yakin bahwa ia mampu memilih perilaku lain
yang lebih efektif untuk memuaskan kebutuhan dasarnya
Konseling realitas berlandaskan premis bahwa ada suatu
kebutuhan psikologis tunggal yang hadir sepanjang hidup, yaitu
kebutuhan akan identitas yang mencakup suatu kebutuhan untuk
merasakan keunikan, keterpisahan, dan ketersediaan. Kebutuhan
akan identitas meyebabkan dinamika-dinamika tingkah laku,
dipandang sebagai universal pada semua kebudayaan.
Menurut konseling realitas, akan sangat berguna apabila
menganggap identitas dalam pengertian identitas keberhasilan
lawan identitas kegagalan. Dalam pembentukan identitas,
masing-masing dari kita megembangkan keterlibatan-keterlibatan
dengan orang lain dan dengan bayangan diri, yang dengannya kita
211

TEORI PENDEKATAN KONSELING

merasa relatif berhasil atau tidak berhasil. Orang lain memainkan


peranan yang berarti dalam membantu para klien dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar psikologisnya, yang
mencakup kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta
kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna baik bagi diri kita
sendiri maupun bagi orang lain. pandangan tentang manusia
mencakup pernyataan bahwa kekuatan pertumbuhan mendorong
kita untuk berusah mencapai suatu identitas keberhasilan.
Glasser dan Zunin (1973) dalam Corey (2010) menguraikan
Kami percaya bahwa masing-masing individu memiliki suatu
kekuatan ke arah kesehatan atau pertumbuhan. Pada dasarnya,
orang-orang ingin puas hati dan menikmati suatu identitias
keberhasilan, menunjukkan tingkah laku yang bertanggung jawab
dan memiliki hubungan interpersonal yang penuh makna.
Penderitaan pribadi bisa diubah hanya dengan perubahan
identitias. Pandangan terapi realitas menyatakan bahwa, karena
individu-individu bisa mengubah cara hidup, perasaan dan tingkah
lakunya, maka mereka pun bisa mengubah identitasnya.
Perubahan identitas bergantung pada perubahan tingkah laku.
Maka jelaslah bahwa konseling realitas tidak berpijak pada
filsafat deterministik tentang manusia, tetapi dibangun diatas
asumsi bahwa manusia adalah agen yang menentukan dirinya
sendiri. Prinsip ini menyiratkan bahwa masing-masing orang
212

TEORI PENDEKATAN KONSELING

memikul

tanggung

jawab

untuk

menerima

konsekuensi-

konsekuensi dari tingkah lakunya sendiri. Tampaknya orang


menjadi apa yang ditetapkannya.
C. TUJUAN KONSELING
Sama dengan kebanyakan sistem psikoterapi, tujuan umum
terapi realitas adalah membantu seseorang untuk mencapai
otonomi. Pada dasarnya, otonomi adalah kematangan yang
diperlukan

bagi

kemampuan

seseorang

untuk

mengganti

dukungan lingkungan dengan dukungan internal. Kematangan ini


menyiratkan bahwa orang-orang mampu bertanggung jawab atas
siapa mereka dan ingin menjadi apa mereka serta megembangkan
rencana-rencana yang bertanggung jawab dan realistis guna
mencapai tujuan-tujuan mereka. Pendekatan konseling realistis
membantu klien dalam menentukan dan memperjelas tujuantujuan mereka. Selanjutnya ia membantu mereka dalam
menjelaskan cara-cara mereka menghambat kemajuan ke arah
tujuan-tujuan yang ditentukan oleh mereka sendiri. Konselor
membantu klien menemukan alternatif-alternatif dalam mencapai
tujuan-tujuan, tetapi klien sendiri yang menetapkan tujuan-tujuan
terapi (Corey, 2010).
Dengan demikian maka dapat di jabarkan beberapa tujuan
pendekatan konseling realitas sebagai berikut:
213

TEORI PENDEKATAN KONSELING

1) Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri,


supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam
bentuk nyata.
2) Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta
memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan
dan

keinginannya

dalam

perkembangan

dan

pertumbuhannya.
3) Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4) Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian
kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan
nilai-nilai adanya keinginan individu untuk mengubahnya
sendiri.
5) Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas
kesadaran sendiri.
D. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN
Sebelum terapi yang efektif bisa terjadi, keterlibatan antara
klien dan konselornya harus tercipta. Klien perlu tahu bahwa si
penolong

cukup

peduli

terhadap

keduanya

untuk

bisa

menerimanya dan menolongnya memenuhi kebutuhan didunia


nyata. Terapi realitas menekankan suatu perhatian dan hubungan
yang sifatnya mendukung. Satu faktor penting adalah kesediaan
konselor untuk mengembangkan gaya terapeutik pribadi mereka.
214

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Kesungguhan dan tidak tegang yang melekat pada gaya seseorang


merupakan sifat khas agar bisa melaksanakan fungsi terapeutik,
yang menurut Glaser adalah:
Apabila konselor tidak dianggap sebagai sungguh-sungguh,
klienpun tidak akan segera mengalami rasa ikut dalam kelompok
yang merupakan bagian esensial dari pendekatan pemenuhan
kebutuhan yang merupakan sifat mendasar dari terapi realitas.
Apabila konselor itu tidak dilihat nyaman (tidak tegang) maka
klien akan melihat ini sebagai ketiadaan keterampilan dan klien
akan menaruh kepercayaan yang tipis terhadap proses konseling.
Agar bisa terjadi ketrlibatan antara terapis dan klien,
konselor harus memiliki kualitas pribadi tertentu, termaksud
diantaranya kehangatan, pengertian, tangan terbuka, kepedulian,
respek terhadap klien, keterbukaan, dan kesediaan untuk ditantang
orang

lain.

Salah

satu

dari

cara

yang

terbaik

untuk

mengembangkan kemauan baik tersebut dan kemitraan terapeutik


adalah dengan mendengarkan klien. Keterlibatan juga dapat
dipromosikan dengan jalan berbicara tentang topik-topik yang
luas, yang ada relevansinya dengan klien. Demikian, klien sudah
dilibatkan, konselorpun lalu berkonfrontasi dengan realitas dan
konsekuensi yang akan diterima atas perilakunya sekarang.
E. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING
215

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Penggunaan teknik dapat bervariasi sesuai kondisi dan


tujuan yang akan dicapai. Bisa dalam sebuah sesi dapat digunakan
teknik bervariasi sesuai keadaan dan tujuan konseling. Hal ini
dapat dipertimbangkan dalam variasi teknik tersebut adalah:
Situasi klien
Situasi dan kondisi masalah dan tingkah laku yang

diharapkan diwujudkan secara nyata


Keterbatasan therapist atau konselor, waktu dan fasilitas
yang menunjang

Teknik tekniknya antara lain:

Role playing
Humor (guna menciptakan suasana rileks)
Konfrontasi (telah disepakati terlebih dahulu bahwa akan
dilakukan tingkah laku tertentu sesuai dengan keberadaan

klien)
Bersama klien merumuskan tingkah laku apa yang akan

diperbuat
Membuat model peranan therapist atau konselor sebagai

guru yang lebih bersifat mendidik dan persuasif


Membuat batas-batas yang tegas dari struktur dan situasi

therapi
Menggunakan therapy kejutan verbal atau ejekan yang
pantas untuk mengkonfrontasi klien dengan tingkah laku
yang tak pantas. Kejutan verbal tersebut misalnya menegur
216

TEORI PENDEKATAN KONSELING

secara langsung dan segera terhadap tingkah laku atau janji

yang tak dapat dipertanggung-jawabkan klien


Ikut terlibat dalam kenyataan hidup yang lebih efektif,
misalnya

konselor

atau

therapist

bersama-sama

merencanakan model belajar atau sekolah yang dapat


dilaksanakan dalam kehidupan yang nyata.
F. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING
Adapun pengalaman yang dapat diperoleh konseli pada
konseling realitas adalah :
1. Konseli memfokusikan diri pada tingkah laku saat ini
dengan mengalihkan perasaan dan sikapnya
2. Konseli menyadari apa yang telah dilakukannya sekarang
itulah yang membuatnya menjadi cemas
3. Konseli melakukan penilaian atau evaluasi atas apa yang
telah dilakukannya selama proses konseling
4. Konseli mengambil keputusan untuk berubah
5. Konseli membuat rencana-rencana yang spesifik guna
mengubah tingkah lakunya
6. Konseli membuat komitmen untuk melaksanakan rencana
yang telah dibuatnya.
7. Terlibat aktif dalam pelaksanaan kontrak yang telah dibuat.
G. PERANAN / TUGAS KONSELOR
Tugas terapis realitas adalah melibatkan diri dengan klien
dan untuk mengembangkan hubungan dengan mereka yang
217

TEORI PENDEKATAN KONSELING

merupakan landasan kerja dari proses konseling yang masih


tersisa. Konselor berfungsi sebagai guru dengan berlaku aktif
dalam sesi konseling, dengan menolong klien memformulasikan
rencana perbuatan yang spesifik, dengan menawarkan kepada
mereka pilihan-pilihan perilaku dan dengan mengajar mereka teori
kontrol.
Terapis menantang klien dengan pertanyaan mendasar
tentang teori realitas: Apakah anda telah mendapatkan apa yang
anda harapkan setelah melakukan pilihan perilaku yang tlah anda
tentukan? Apabila klien memberikan rernilaian bahwa apa yang
mereka lakukan itu ternyata tidak bisa jalan, terapis mungkin bisa
menyarankan suatu tindakan alternatif

(W.Glasser, 1989).

Konselor juga mengajak klien bagaimana caranya mereka bisa


menciptakan identitas sukses dengan jalan mengenali dan
menerima tanggung jawab atas pilihan perilaku mereka sendiri.
Peranan ini menuntut konselor untuk melakukan beberapa fungsi:
a) Menyediakan sebuah model dari perilaku bertanggung
jawab dan model dari hidup yang didasarkan pada identitas
sukses
b) Menciptakan iklim saling mempercayai yang didasarkan
pada saling mempedulikan dan respek
c) Memfokuskan pada kekuatan dan potensi individual yang
bisa membawa ke sukses
218

TEORI PENDEKATAN KONSELING

d) Secara aktif mempromosikan diskusi tentang perilaku klien


sekarang dan tidak membiarkan dalih-dalih mengapa sampai
tidak dilakukan perilaku tidak bertanggung jawab dn tidak
efektif
e) Memperkenalkan dan mendorong proses evaluasi secara
realistis keinginann yang bisa dipenuhi
f) Mengajar klien memformulasikan dan

melaksanakan

rencana untuk mengubah perilaku mereka


g) Menegakkan struktur dan batas-batas suatu sesi
h) Menolong klien menemukan jalan untuk bisa memenuhi
kebutuhan mereka dan menolak untuk menyerah begitu saja,
bahkan pada saat klien menjadi kehilangan semangat.
Peranan dan fungsi terapis atau konselor tatkala terjadi
helping relationship sebagai berikut:
1. Sebagai motivator; dalam fungsi dan peranan seperti ini
terapist atau konselor harus mampu mendorong klien untuk:
a) Menerima dan memperoleh keadaan nyata baik dalam
perbuatan

maupun

dalam

harapan

yang

akan

dicapainya.
b) Merangsang klien untuk mengambil keputusan sendiri
yang

selanjutnya

akan

menjadi

gaya

hidupnya.

Sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup


selalu dalam ketergantungan yang akan mempersulit
dirinya sendiri karena hidup dalam bayang-bayang
orang lain.
219

TEORI PENDEKATAN KONSELING

2. Terapis atau konselor berfungsi pula sebagai penyalur


tanggung jawab; tampaknya lebih banyak dominasi therapis
atau konselor tapi pada akhirnya klein jugalah yang harus
menentukkan arah hidupnya, sehingga yang akan terjadi
adalah:
a) Keputusan terakhir harus berada ditangan klien, apakah
dia mau atau tidak untuk memilih dan melaksanakan
berbagai alternatif yang ditawarkan atau alternatif
bersama yang telah diputuskan bersama antara konselor
dan klien.
b) Klien akhirnya secara sadar dan bertanggung jawab
secara objektif dan realistis dapat menilai tingkah
lakunya sendiri.
3. Terapis atau konselor berfungsi dan berperan sebagai
moralist.Sebagai

moralist

therapist

atau

konselor

memegang role dan posisinya yang harus menentukkan


kedudukan nilai dari tingkah laku yang dinyatakan kliennya.
4. Therapis atau konselor berfungsi dan berperan sebagai
guru. Hal ini berarti mendidik klein agar memperoleh
berbagai pengalaman dalam mencapai harapannya
5. Sebagai pengikat janji atau kontraktor; artinya peranan
dan fungsi therapist atau konselor mempunyai batas-batas
kewenangan. Batas kewenangan tersebut berupa limit
220

TEORI PENDEKATAN KONSELING

waktu, ruang lingkup kehidupan klien dan akibatnya.


Karena akhirnya klien harus dapat hidup mandiri
H. SYARAT KONSELOR
Syarat untuk menjadi konselor dalam konseling terapi
realita, konselor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Konselor harus mengutamakan keseluruhan individual yang
bertanggung jawab, yang dapat memenuhi kebutuhan
kliennya
2. Konselor harus kuat dan yakin bahwa dia tidak pernah
bijaksana. Dengan demikian konselor dapat menahan diri
dari tekanan klien untuk membenarkan perilakunya dan
menolak alasan dari perilaku klien yang irrasional.
3. Konselor harus hangat, sensitif terhadap kemampuan untuk
memahami orang lain (rasa empati dan simpati)
4. Konselor harus dapat bertukar pikiran demngan klien.
Selain dari pada itu konselor juga harus dapat meyakinkan
klien bahwa kebahagiaan bukanlah terletak pada proses konseling,
akan tetapi pada perilaku dan keputusan klien. Klien adalah pihak
yang paling bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan atas segala
hal yang terjadi atau telah dia perbuat.
I. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING
Konseling realitas adalah merupakan kelompok dari terapi
kognitif-behavioral yang bersifat multikultural dan menjelaskan
bagaimana manusia berfungsi secara individu dan sosial. Terapi
221

TEORI PENDEKATAN KONSELING

ini juga mendasarkan pada realita bahwa setiap manusia memiliki


kebutuhan yang dibawa sejak lahir dan termotivasi (secara
internal) untuk memenuhi/memuaskannya. Oleh karena itu dapat
digunakan oleh orang tua untuk anaknya, manajer untuk
pegawainya, guru untuk muridnya, suami untuk istri, atau
sebaliknya.
Formulasi WDEP (Want, Doing dan Direction, Evaluation,
Planning) dapat juga diterapkan secara fleksibel untuk konseling
kecanduan, kesehatan mental, pendidikan, pekerjaan sosial,
peradilan, dan tempat kerja melalui tuntunan motivasi internal
SAYA/AKU INGIN BERUBAH dengan prinsip reality, right,
and responsibility. Untuk keberhasilan konseling realita dituntut
konselor yang aktif yaitu konselor yang kreatif mencari cara
untuk menjadi bagian dalam dunia klien yang paling sulit
ditembus dan terganggu sekalipun, dengan demikian klien akan
membuka

diri,

mengevaluasi

perilakunya,

dan

membuat

perubahan dengan memilih perilaku yang efektif disini dan saat


ini(here and now).
Corey (2007) menguraikan delapan ciri yang menentukan
terapi realita sebagai berikut:
a) Terapi Realita Menolak Konsep Tentang Penyakit Mental
Ia berasumsi bahwa bentuk-bentuk gangguan tingkah laku
yang spesifik adalah akibat dari ketidak bertanggung
222

TEORI PENDEKATAN KONSELING

jawaban. Pendekatan initidak berurusan dengan diagnosisdiagnosis psikologis. Ia menyamakan gangguan mental
dengan tingkah laku yang tidak bertanggung jawab dan
menyamakan kesehatan mental dengan tingkah laku
bertanggung jawab.
b) Terapi Realita Berfokus Pada Tingkah Laku Sekarang,
Alih-Alih Pada Perasaan-Perasaan Dan Sikap-Sikap.
Meskipun tidak menganggap perasaan-perasaan dan sikapsikap itu tidak penting, terapi realita menekankan
kesadaran atas tingkah laku sekarang. Terapi relaita juga
tidak bergantung pada pemahaman untuk mengubah sikapsikap, tetapi menekankan bahwa prubahan sikap mengikuti
perubahan tingkah laku.
c) Terapi Realita Berokus Pada Saat Sekarang, Bukan
Kepada Masa Lampau.
Karena masa lampau seseorang itu telah tetap dan tidak
bisa diubah, maka yang bisa diubah hanyalah saat
sekarang

dan

masa

yang

akan

datang.

Kalaupundidiskusikan dalam terapi, masa lampau selalu


dikaitkandengan tingkah laku sekarang. Terapis terbuka
untuk mengeksplorasi segenap aspek dari kehiduan klien
sekarang,

mencakup

harapan-harapan,

ketakutan

ketakutan, dan nilai-nilainya. Terapi menekankan kekuatan


223

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kekuatan, potensi-potensi, keberhasilan keberhasilan,


dan kualitas kualitas yang positif dari klien, dan tidak
hanya memperhatikan kemalangan dan gejala gejalanya.
d) Terapi Realita Menekankan Pertimbangan Pertimbangan
Nilai.
Terapi realita menempatkan pokok kepentingannya pada
peran klien dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri
dalam menentukan apa yang membantu kegagalan yang
dialaminya. Terapi ini beranggapan bahwa perubahan
mustahil terjadi tanpa melihat pada tingkah laku dan
membuat

beberapa

ketentuan

mengenai

sifat-sifat

konstruktif dan destruktifnya.


e) Terapi Realita Tidak Menekankan Transferensi
Terapi realita memandang konsep tradisional tentang
transferensi sebagai hal yang penting. Transferensi
dipandang sebagai suatu cara bagi terapis untuk tetap
bersembunyi sebagai pribadi. Terapi realita mengimbau
agar para terapi menempuh cara beradanya yang sejati,
yakni

bahwa

mereka

menjadi

diri

sendiri,

tidak

memainkan peran sebagai ayah atau ibu klien.


f) Terapi Realita Menekankan Aspek-Aspek Kesadaran,
Bukan Aspek-Aspek Ketidaksadaran.
terapi realita berbeda dengan terapi psikoanalisa dalam
memandang

kesadaran.
224

Terapi

realita

memeriksa

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kehidupan klein sekarang secara rinci dan berpegang pada


asumsi bahwa klien akan menemukan tingkah laku sadar
yang tidak mengarahkannya pada pemenuhan kebutuhankebutuhannya.

Oleh

karenanya

terapi

realita

menandaaskan bahwa menekankan ketaksadaran berarti


mengelak dari pokok permasalahan yang menyangkut
ketidakbertangungjawaban klien dan memaafkan klien atas
tindakannya menghindari kenyataan.
g) Terapi Realita Menghapus Hukuman
Glasser mengingatkan bahwa pemberian hukuman guna
mengubah tingkah laku tidak efektif dan bahwa hukuman
untuk

kegagalan

melaksanakan

rencana-rencana

mengakibatkan penguatan identitas kegagalan pada klien


dan perusakan hubungan terapeutik. Ia menentang
penggunan dan pernyataan-pernyataan yang mencela
karena penyataan pernyataan semacam itu merupakan
hukuman.

Alih-alih

menganjurkan

untuk

penggunaan

hukuman,

membiarkan

klien

Glaser

mengalami

konsekuensi konsekuensi yang wajar dari tingkah


lakunya.
h) Terapi Realita Menekankan Tanggung Jawab.
Glasser mendefinisikan hal ini sebagai kemampuan untuk
memenuhi

kebutuhan

225

kebutuhan

sendiri

dan

TEORI PENDEKATAN KONSELING

melakukannya dengan cara tidak mengurangi kemampuan


orang lain dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan
mereka. Belajar tanggung jawab adalah proses seumur
hidup.

Meskipun

kita

semua

memiliki

kebutuhan

untukmencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk


memiliki rasa berguna,kita tidak memiliki kemampuan
bawaan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
J. KELEBIHAN & KELEMAHAN
Kelebihan Konseling Realitas
1) Dapat diterapkan pada banyak populasi yang berbeda.
2) Pendekatan konkret.
3) Menekankan pada treatmen jangka pendek.
4) Meningkatkan tanggung jawab dan kebebasan individu
tanpa penyalahan atau kritik atau berusaha mengatur
kembali keseluruhan kepribadian.
5) Dimaksudkan untuk resolusi konflik.
Kekurangan Konseling Realitas
1) Mengabaikan konsep konsep ketidaksadaran dan sejarah
pribadi.
2) Meyakini bahwa penyakit mental terjadi karena individu
bertindak tidak bertanggung jawab, padahal penyakit
mental tidak terjadi begitu saja.
3) Terlalu sederhana dan hanya punya sedikit konstruk
teoritis.
4) Mudah Sekali Berubah Menjadi Terlalu Moralistik.
226

TEORI PENDEKATAN KONSELING

K. APLIKASI
MINGO
Mingo adalah Mahasiswi Matematika semester 12 di sebuah
PTN ternama, tahun depan jika urusan kuliahnya tak kunjung
beres juga maka ia terancam DO(Drop Out). Suatu ketika ia
dipanggil dosen penasehat akademiknya dan diajak membahas
mengenai kesanggupannya untuk menyelesaikan kuliahnya
sebelum DO. Mingo mengungkapkan seringkali ia mencemaskan
masa depannya jika tidak mendapatkan pekerjaan, dan karena
kegalauannya itu ia maklah jadi enggan untuk masuk kuliah di
beberapa mata kuliah yang masih harus ia program kembali
karena ia mendapat nilai D, selain itu ia juga sangat takut untuk
bimbingan skripsi karena dosen pembimbingnya yang sangat
sibuk, susah ditemui dan terkenal perfectsionis, serta sedikit galak.
Dan ketika ditanya bagaimana dengan dukungan orang tuanya dan
sebagainya Mingo mengatakan bahwa orang tuanya masa bodoh,
yang penting dikasih uang bulanan, karena sudah sejak SD orang
tua Mingo bercerai dan Mingo diurus oleh Kakek dan Neneknya.
Analisis Kasus Mingo
kelakuan yang bertanggung jawab, memperhatikan tiga hal (3-R):
realitas (reality), melakukan hal yang baik (do right), dan
tanggungjawab (esponsiblility). Mingo belum bisa membawa
dirinya dalam 3 komponen tersebut, sehingga ia mengalami
227

TEORI PENDEKATAN KONSELING

kecemasan terhadap situasinya. Seperti halnya teoriteori


psikodinamik konseling realita memandang bahwa kesulitan atau
problema perilaku manusia berakar pada pengalaman pada masa
kanak-kanak. Untuk dapat berkembang dengan sehat anak perlu
berada ditengah-tengah orang dewasa yang dapat memberinya
kasih sayng secara penuh. Kasih sayang yang memungkinkan
anak untuk memeperoleh kebebasan kemampuan, dan kesenangan
dalam cara-cara yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, sejak
tahun-tahun

awal

dalam

kehidupannya,

anak

seharusnya

memperoleh dukungan untuk membentuk sikap dan keyakinan


bahwa ia mampu untuk mengenali dan memenuhi kebutuhannya
dengan cara-cara yang positif. Nampak bahwa Mingo memang
kurang akan kasih sayang karena ditingal cerai orang tuanya dan
diurusi kakek neneknya saja. Kesulitannya semasa kecil
berdampak pada kehidupannya saat ini.
Alternatif bantuan bagi Mingo
Glasser juga memiliki keyakinan bahwa individu memiliki
kemampuan untuk menangani kesulitan-kesulitannya. Seperti
dikatakan Glasser we are ralely the victims of what happened to
us in the past. Manusia yang tidak mau belajaruntuk memenuhi
kebutuhan mereka pada tahun-tahun awal kehidupan cenderung
berpotensi mengalami kesulitan dikemudian hari. Pandangan
228

TEORI PENDEKATAN KONSELING

optimistik Glasser tersebut menegaskan bahwa manusia dapat


mengubah perasaan, tindakan dan nasib kehidupannya sendiri.
Namun, itu dapat dilakukan hanya jika manusia telah menerima
tanggung jawab dan bersedia mengubah identitasnya.Individu
harus berani menghadapi realitas dan bersedia untuk tidak
mengulangi masa lalu.
Konselor bersama dengan Klien mengembangkan sebuah
rencana yang bertujuan untuk memfokuskan pada komponen
terhadap tindakan dari keseluruhan perilaku klien yang berdampak
terhadap komponen berpikirnya. Konselor mengupayakan klien
untuk mengutarakan kecemasannyya dan konselor memberikan
kesepakatan dengan klien untuk membuat rencana supaya klien
ketika sedang mengikuti kuliah dan merasakan kecemasannya
mulai muncul, maka klien untuk sementara waktu izin keluar
kelas dan mencari suasana yang menyenangkan disekitar kampus,
bisa ditaman, atau aula yang kosong, dan setelah beberapa waktu
klien kembali lagi ke kelas.
Klien harus komitmen untuk menjalankan rencana tersebut.
karena komitmen yang kuat akan meningkatkan kemungkinan
pelaksanaan yang kuat pula. Salah satu kunci perasaan memiliki
control adalah kemampuan untuk membuat dan melaksanakannya.
Selanjutnya konselor memuji klien yang berhasil melaksanakan
229

TEORI PENDEKATAN KONSELING

rencananya, karena setiap jenis pernyataan negatif dari konselor


dianggap

sebagai

hukuman.

Dan

hukuman

berdampak

melemahkan keterlibatan klien dengan konselor dan menguatkan


identitas kegagalannya.
Hal penting yang harus dihadapi seseorang adalah
mencoba menggantikan dan melakukan intensi untuk masa depan.
Seorang terapis bertugas menolong individu membuat rencana
yang spesifik bagi perilaku mereka dan membuat sebuah
komitmen untuk menjalankan rencana-rencana yang telah
dibuatnya. Dalam hal ini identitas diri merupakan satu hal penting
kebutuhan sosial manusia yang harus dikembangkan melalui
interaksi dengan sesamanya, maupun dengan dirinya sendiri.
Perubahan identitas biasanya diikuti dengan perubahan perilaku di
mana individu harus bersedia merubah apa yang dilakukannya dan
mengenakan perilaku yang baru. Dalam hal ini terapi realitas
dipusatkan pada upaya menolong individu agar dapat memahami
dan menerima keterbatasan dan kemampuan dalam dirinya.

230

TEORI PENDEKATAN KONSELING

9
231

TEORI PENDEKATAN KONSELING

TRAIT &
FACTOR
PENDEKATAN KONSELING
TRAIT AND FACTOR
A. PENGEMBANG
232

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Konseling dengan pendekatan trait and factor yang


dipelopori oleh Williamson ini disebut pula konseling yang
mengarahkan (directive counseling), karena konselor secara aktif
membantu klien mengarahkan perilakunya kepada pemecahan
kesulitannya. Maka konseling yang directive ini disebut pula
counseling centered atau konseling yang berpusat pada konselor.
Dan konseling semacam inilah yang banyak dilakukan disekolahsekolah baik diluar negeri maupun di negara kita. Berbicara
tentang trait and factor, senantiasa dihubungkan dengan
universitas

Minnesota

yang

termasuk

didalamnya

Walter

Bingham, John Darley, Paterson, dan E.G.Williamson. Tokohtokoh pendekatan ini banyak menggunakan alat pengukur
terhadap atribut klien seperti: bakat, kemampuan, minat, tingkah
laku dan kepribadiannya.
Dari hasil pengukuran tersebut dapat diramalkan dan
diarahkan pendidikan dan jabatan apa yang cocok bagi klien
sehingga

dapat

membahagiakan

hidupnya.

Dengan

hasil

pengolahan test atau angket dan alat pengukur lainnya dapat


diramalkan pula apa yang akan diperbuat oleh klien dalam situasi
tertentu.
Menurut teori trait dan factor, kepribadian merupakan suatu
system sifat atau suatu factor yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen.
233

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Teori ini juga berpendapat bahwa perkembangan kepribadian


manusia

ditentukan

oleh

factor

pembawaan

maupun

lingkungannya. Pada tiap orang ada sifat-sifat yang umum dan


sifat yang khusus terdapat pada seseorang, yang merupakan sifat
yang unik. Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa
bayi hingga dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan factor. Telah
banyak diusahakan untuk membuat kategori orang-orang atas
dasar dimensi macam-macam sifat. Studi ilmiah yang telah
dilakukan adalah:
a. mengukur dan menilai ciri-ciri seseorang dengan test
psikologis.
b. mendefinisikan atau menggambarkan diri seseorang.
c. membantu orang untuk memahami diri dan lingkungannya.
d. memprediksi keberhasilan yang mungkin dicapai dimasa

mendatang.
Hasil yang mendasar bagi konseling sifat dan factor adalah
asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman
diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi
pengembangan

potensinya.

Pencapaian

penemuan

diri

menghasilkan kepuasan intrinsic dan memperkuat usaha untuk


mewujudkan diri.
Williamson mencatat bahwa "landasan konsep konseling
modern" adalah terletak dalam asumsi individualitas yang unik
dari setiap anak dan identifikasi keunikan tersebut dengan
234

TEORI PENDEKATAN KONSELING

menggunakan pengukuran objektif sebagai lawan dari tekhnik


perkiraan subjektif. Para ahli psikologi telah lama mencoba
instrument yang dapat mengukur dan menilai individu secaara
objektif untuk digunakan dalam konseling baik dalam pendidikan
maupun vokasional. Dengan mengidentifikasikan ciri dan factor
individu, konselor dapat membantunya dalam memilih progam
studi, mata kuliah, perguruan tinggi, dan sebagainya secara
rasional serta membuat perkiraan keberhasilan dimasa yang akan
datang.
Maksud konseling menurut Williamson adalah untuk
membantu

perkembangan

kesempurnaan

berbagai

aspek

kehidupan manusia. Dikatakan selanjutnya bahwa tugas konseling


sifat dan faktor adalah membantu individu dalam memperoleh
kemajuan

memahami

dan

mengelola

diri

dengan

cara

membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri. Dalam


hubungan konseling, individu diharapkan mampu menghadapi,
menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Dari
pengalaman ini individu belajar untuk menghadapi situasi konflik
di masa mendatang
B. KONSEP DASAR
Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan
buruk. Manusia be rgatung dan hanya berkembang secara optimal
di tengah- tengah masyarakat. Manusia selalu ingin mencapai
235

TEORI PENDEKATAN KONSELING

hidup yang baik (good life). Manusia banyak berhadapan dengan


banyak pilihan-pilihan yang dintrodusir oleh berbagai pihak.
Manusia merupakan individu yang unik memiliki cirri-ciri yang
bersifat umum. Manusia bukan penerima pasif atas pembawaan
dan lingkungannya.
C. TUJUAN KONSELING
Konseling

bertujuan

untuk

mengajak

klien

berpikir

mengenai dirinya dan menemukan masalah dirinya serta


mengembangkan cara-cara untuk keluar dari masalah tersebut.
Untuk itu secara umum konseling trait and factor dimaksud untuk
membantu klien mengalami:
a. Klarifikasi - diri - (self- clarification)
b. Pemahaman - diri - (self - understanding)
c. Pengarahan - diri (self - acceptance)
d. Pengarahan - diri (self - direction)
e. Aktualisasi - diri (self - actualization)
D. POLA HUBUNGAN KONSELOR KLIEN
Menurut Williamson (dalam Winkel, 2004), hubungan
konseling merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat
pribadi dalam hubungan tatap muka, kemudian konselor bukan
hanya membantu individu atas apa saja yang sesuai dengan

236

TEORI PENDEKATAN KONSELING

potensinya,

tetapi

konselor

harus

mempengaruhi

konseli

berkembang ke satu arah yang terbaik baginya.


Situasi hubungan dalam konseling Trait and Factor (Lutfi
Fauzan, 2004) sebagai berikut:
1. Konseling merupakan suatu thinking relationship yang
lebih mementingkan peranan berpikir rasional, tetapi tidak
meninggalkan sama sekali aspek emosional seseorang.
2. Konseling berlangsung dalam situasi hubungan yang
bersifat pribadi, bersahabat, akrab, dan empatik
3. Konseling yang berlangsung dapat bersifat remediatif
maupun developmental.
4. Setiap pihak (konselor-klien) melakukan perannya secara
proporsional.
E. TEKHNIK TEKHNIK KONSELING
Adapun teknik-teknik konseling dengan pendekatan trait
and factor menurut Sayekti (2002) meliputi:
1. Teknik tes, mengungkapkan kepribadian, bakat, minat,
dan data yang lain hanya dapat diungkap dengan dengan
tes
2. Teknik non tes, meliputi wawancara, angket, observasi,
otobiografi, dokumentasi dan yang lain.
Selain itu dalam pembinaan hubungan maka ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Menciptakan hubungan baik.

Untuk

menciptakan

hubungan baik , konselor perlu menciptakan suasana


237

TEORI PENDEKATAN KONSELING

hangat, bersikap ramah dan akrab, dan menghilangkan


kemungkinan situasi bersifat mengancam.
b. Mengembagkan pemahaman diri. Usaha pertama konselor

adalah membantu klien mampu memahami diri sendiri


yang mencakup segala kelebihan dan kelemahannya.
Selanjutnya , klien di Bantu mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan kelebihannya. Tehnik ini harus menjadi
perhatian utama konselor pada tahap analisis, sintesis, dan
diagnotis.
c. Menasehati atau merencanakan program tindakan. Tugas
konselor setelah membantu klien mengenali dirinya adalah
membantu klien merencanakan program tindakan. Oleh
karena pemahaman konselor yang relative terbatas, maka
dalam mengembangkan alternative penyelesaian masalah ,
konselor hendaknya tidak selalu menggunakan saran
persuasive atau saran eksplanatori.
d. Pelaksanaan rencana. Rencana program tindakan yang

telah dibuat dan yang telah disertai dengan pengujian


kelebihan dan kekurangan maka diikuti pengambilan
keputusan klien untuk dilaksanakan.
e. Rujukan . Pada dasarnya tidak semua masalah klien dapat

dibantu oleh konselor. Kemampuan konselor ada batas-

238

TEORI PENDEKATAN KONSELING

batasnya, maka konselor hendaknya mengirim klien


kepada pihak lain yag lebih berwenang.
F. PENGALAMAN KLIEN DALAM KONSELING
Dalam perkembangannya, manusia membutuhkan bantuan
dari orang lain untuk dapat mengembangkan semua kemampuan
yang dimilikinya secara memadai. Konselor dalam institusi
pendidikan

berusaha

dengan

sejujur-jujurnya

untuk

mempengaruhi arah perkembangan itu; konseli minta bantuan


konselor karena dia dan dirinya sendiri belum dapat menemukan
arah perkembangannya sendiri. Karena konseli belum mengenal
diri sendiri, konselor mendampinginya mengumpulkan data
ekstinsik tentang dirinya untuk melengkapi persepsi konseli
terhadap diri sendiri. Konseli yang menghadap konselor atas dasar
prakarsanya sendiri akan lebih mudah dilayani, tetapi Williamson
cenderung menerima kemungkinan konselor memanggil (maha)
siswa untuk diajak berbicara, meskipun konseli tidak boleh
dipaksa untuk melanjutkan hubungan dengan konselor. Dengan
membantu konseli berpikir secara tepat, berbagai permasalahan
dapat diatasi (problem solving). Dalam hal pengalaman klien
dalam konseling. Winkel (2004) menjelaskan bentuk-bentuk
kesulitan konseli dalam menentukan program penjurusan:

239

TEORI PENDEKATAN KONSELING

a. Konseli yang sudah paham akan informasi tentang dirinya


sendiri dan tentang lingkungan hidupnya serta telah
menafsirkan makna informasi itu bagi perencanaan masa
depannya. Dia sudah menentukan beberapa alternatif dan
telah mulai mempertimbangkannya, namun belum berhasil
membuat pilihan-pilihan yang mantap dalam urutan
prioritas, kedua dan ketiga.
b. Konseli yang dihadapkan

pada

keharusan

untuk

mengambil keputusan dalam waktu singkat, namun belum


berefleksi banyak tentang hal yang haurs diputuskan dan
belum paham akan keharusan untuk mengolah informasi
tentang diri sendiri dan lingkungan hidupnya.
c. Konseli yang kelihatannya sudah yakin akan tindakan
yang diambil, namun ternyata hanya mengikuti kehendak
orang lain tanpa disertai pengolahan informasi tentang diri
sendiri.
d. Konseli yang mendasarkan perencanaan hanya atas
serentetan keinginan, tanpa meninjau apakah keadaan
dirinya dan situasi hidupnya memungkinkan keinginannya
dapat terpenuhi (konseli mempunyai taraf aspirasi yang
tinggi, tetapi kurang realistis).
e. Konseli yang menghadapi konflik dengan keluarganya
mengenai rencana masa depan.
240

TEORI PENDEKATAN KONSELING

G. PERANAN / TUGAS KONSELOR


Adapun peranan konselor menurut Sayekti (2002) adalah :
1. Memberi tahu klien tentang berbagai kemampuannya yang
di peroleh konselor dari hasil testing, anget dan alat
pengukur yang lain. Berdasar hasil testing dan lainlaintersebut konselor mengetahui kelemahan dan kekuatan
klien, sehingga dapat meramalkan jurusan, pendidikan,
atau jabatan, apa yang cocok bagi klien. Konselor
membantu

klien

menentukan

tujuan

yang

akan

dicapaiyang disesuaikan dengan hasil testing. Dengan


memberitahukan sifat serta bakat klien, maka klien dapat
mengelola hidupnya sendiri untuk memahami individu.
1. Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan klien
2. Konselor membantu mencari sebgai individu tidak
memiliki

sumber

personal

untuk

menentukan

individualitasnnya, karena ia tak dapat memahami disinya


secara penuh, diagnosa eksternal yang dilakukan konselor
melengkapi persepsi dirinya. Berdasaran data yang ada,
konselor merumuskan hipotesis untuk memahami individu.
3. Konselor aktif dalam situasi belajar. Melakukan diagnosis,
menyajikan informasi, mengumpulkan dan mengola data,
untuk membatu individu. Konselor berperan sebagai guru
yang bertugas mengajar klien belajar tentang dirinya
sendiri dan lingkungannya.
241

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Jadi kesimpulannya peranan konselor di sini adalah


memberitahukan, memberikan informasi, mengarahkan, karena itu
pendekatan ini disebut pendekatan yang kognitif rasional.
H. SYARAT KONSELOR
Persyaratan yang harus dimiliki konselor dengan pendekatan
konseling Trait and Factoradalah memenuhi persyaratan dalam
penampilan konselor pada proses konseling. Adapun model
penampilan konselor terbagi menjadi:
1) Sikap konselor
a) Dapat menempatkan diri sebagai seorang guru
b) Menerima sebagian tanggung jawab atas keselamatan
klien
c) Bersedia mengarahkan klien kearah yang lebih baik
d) Tidak netral, sepenuhnya terhadap nilai (value)
e) Yakin terhadap asumsi-asumsi konseling yang efektif.
2) Keterampilan konselor
a) Memiliki
pengalaman,
keahlian
dalam
teori
perkembangan manusia dan pemecahan masalah
b) Dapat memanfaatkan teknik teknik pemecahan individu
baik teknik testing maupun teknik non testing.
c) Dapat melaksanakan proses konseling secara fleksibel.
d) Dapat menerapkan strategi pengubahan tingkah laku
beserta teknik tekniknya.
e) Menjalankan peranan utamanya secara terpadu.
I. KARAKTERISTIK PROSES KONSELING
242

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Istilah pendekatan konseling trait and factor merupakan


corak konseling yang menekankan pada pemahaman diri melalui
testing

psikologis

dan penerapan

pemahaman

itu

dalam

memecahkan beraneka masalah yang dihadapi, terutama yang


menyangkut pilihan program studi dan atau bidang pekerjaan.
Dengan kata lain konseling Trait and Factordigunakan sebagai
salah satu alternatif konselor dalam membantu permasalahan klien
yang berkaitan dengan pemilihan karier.
Adapun karakteristik konseling Trait and Factor adalah
terkait pada tahap-tahap konselingnya. Konseling Trait and Factor
memiliki enam tahap dalam prosesnya, yaitu: analisis, sistesis,
diagnosis, prognosis, konseling (treatment) dan follow-up.
1. Analisis
Analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi
tentang diri klien beserta latar belakangnya. Data yang
dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian klien,
seperti kemempuan, minat, motif, kesehatan fisik, dan
karakteristik lainnya yang dapat mempermudah atau
mempersulit penyesuaian diri pada umumnya.Data yang
dikumpulkan diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a. Data Vertikal (mencakup diri klien) yang dapat dibagi
lebih lanjut atas (1) data fisik yang meliputi kesehatan,
243

TEORI PENDEKATAN KONSELING

cirri-ciri fisik, penampakan atau penampilan fisik dan


sebagainya, dan (2) data psikis yang meliputi bakat,
minat, sikap, cita-cita, hobi, kebiasaan dan sebagainya.
b. Data horizontal (berkenaan dengan lingkungan klien
yang

berpengaruh

terhadapnya)

yang

meliputi

keluarga klien, hubungan dengan familinya, temantemannya,

orang-orang

terdekatnya,

lingkungan

tempat tinggalnya, sekolahnya dan sebagainya.


2. Sintesis
Sintesis adalah usaha merangkum, mengolonggolongkan dan menghubungkan data yang telah terkumpul
pada tahap analisis, yang disusun sedemikian sehingga dapat
menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri klien.
Rumusan diri klien dalam sistesis ini bersifat ringkas dan
padat. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam
merangkum data pada tahap sistesis tersebut: cara pertama
dibuat oleh konselor, kedua dilakukan klien, ketiga adalah
cara kolaborasi.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data
dalam bentuk (dari sudut) problema yang ditunjukkan.
Rumusan diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan
atau penarikan simpulan yang logis.Dalam tahap ini terdapat
tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu:
244

TEORI PENDEKATAN KONSELING

a. Identifikasi masalah, Berdasar pada data yang


diperoleh, dapat merumuskan dan menarik kesimpulan
permasalahan klien.
b. Etiologi (Merumuskan

sumber-sumber

penyebab

masalah internal dan eksternal). Dilakukan dengan


cara mencari hubungan antara masa lalu, masa kini,
dan masa depan.
4. Prognosis (tahap ke-4 dalam konseling)
Menurut Williamson prognosis ini bersangkutan dengan
upaya memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi berdasarkan data yang ada sekarang. Misalnya,
bila seorang klien berdasarkan data sekarang dia malas,
maka

kemungkinan

nilainya

akan

rendah,

jika

intelegensinya rendah, kemungkinan nanti tidak dapat


diterima dalam sipenmaru (seleksi penerimaan mahasiswa
baru).
5. Konseling (Treatment)
Dalam konseling, konselor membantu klien untuk
menemukan sumber-sumber pada dirinya sendiri, sumbersumber lembaga dalam masyarakat guna membantu klien
dalam penyesuaian yang optimum sejauh dia bisa. Bantuan
dalam konseling ini mencakup lima jenis bantuan yaitu:
a. Hubungan konseling yang mengacu pada belajar yang
terbimbing kearah pemahaman diri.
245

TEORI PENDEKATAN KONSELING

b. Konseling jenis edukasi atau belajar kembali yang


individu butuhkan sebagai alat untuk mencapai
penyesuaian hidup dan tujuan personalnya.
c. Konseling
dalam
bentuk
bantuan

yang

dipersonalisasikan untuk klien dalam memahami dan


terampil untuk mngaplikasikan pinsip dan teknikteknik dalam kehidupan sehari-hari.
d. Konseling yang mencakup bimbingan dan teknik yang
mempunyai pengaruh terapiutik atau kuratif.
e. Konseling bentuk redukasi bagi diperolehnya kataris
secara terapiutik.
6. Follow Up
Tindak lanjut merujuk pada segala kegiatan membantu
siswa setelah mereka memperoleh layanan konseling, tetapi
kemudian menemui masalah-masalah baru atau munculnya
masalah yang lampau. Tindak lanjut ini juga mencakup
penentuan keefektifan konseling yang telah dilaksanakan.
J. KELEBIHAN & KELEMAHAN
Kelebihan dan kekurang teori trait and factor yaitu:
1. Kelebihan Teori Trait and Factor
a) Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor
b) Identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana
utama dalam mengubah kepribadian
c) Lebih menekankan pada sikap konselor daripada
teknik
246

TEORI PENDEKATAN KONSELING

d) Memberikan

kemungkinan

untuk

penelitian dan penemuan kuanitatif


e) Penekanan emosi, perasaan dan

melakukan

afektif

dalam

konseling
2. Kelemahan Teori Trait and Factor, yaitu:
a) Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap
sederhana
b) Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan
sebagai penentu perilaku tetapi melupakan factor
intelektual, kognitif dan rasional
c) Penggunaan informasi untuk membantu klien tidak
sesuai dengan teori
d) Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri
dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit menilai
individu
e) Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi
hubungan interpersonal.
K. APLIKASI
JAMBUL
Jambul merupakan siswa kelas XII SMA Jaya Mulia. Jambul
sedang mengalami kegalauan karena keinginannya untuk melanjutkan
kuliah jurusan Bimbingan Konseling , namun tidak direstui oleh orang
tuanya. Orang tua Jambul menginginkan supaya ia kuliah mengambil
jurusan Manajemen Ekonomi. Menurut orangtuanya bahwa masa depan
anaknya kelak setelah menjadi lulusan BK akan sulit untuk mencari
247

TEORI PENDEKATAN KONSELING


pekerjaan. Namun disisi lain, Jambul minatnya tetap pada jurusan BK.
Terkadang Jambul sempat memikirkan pendapat orang tuanya dan
membenarkannya, Hingga akhirnya Jambul malah tidak berminat untuk
melanjutkan kuliah lagi karena kebingungannya. Ia malah stag dirumah
saja.
Analisis

Menurut Trait and Factor bahwa Manusia berhadapan


dengan pengintroduksi (orangtua, guru, teman) konsep hidup yang
baik yang menghadapkannya pada pilihan pilihan. Disini Jambul
dihadapkan pada pilihan dirinya dan pilihan orang tua. Hingga
akhirnya klien tidak membuat pilihan karena merasa kebingungan.
Oleh karena itu konseling trait and factor membantu individu
merasa lebih baik dengan menerima pandangan dirinya sendiri
dan membantu individu berpikir lebih jernih dalam memecahkan
masalah dan mengontrol perkembangannya secara rasional.
Alternatif Bantuan
Dari

permasalahan

klien

tersebut,

maka

konselor

mengusahakan pemahaman diri (cultivating self understanding),


yaitu teknik membantu Jambul agar mampu memahami diri
sendiri baik itu yang mencakup kelebihan atau kelemahannya.
248

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Untuk itu konselor membutuhkan hasil aplikasi instrumentasi data


tes beserta non tes dalam kepentingan interpretasi berikut
pengkomunikasiannya kepada Jambul.
Konselor mengumpulkan data tentang Jambul yang relevan,
yaitu taraf inteligensi, bakat khusus, dan minat melalui testing
psikologis. Kemudian dari data hasil testing yang masuk akan
diketahui bertaraf inteligensi, bakat klien. Dengan demikian inti
problemnya adalah menentukan/memilih suatu bidang studi yang
menuntut pola kualifikasi yang sesuai, baik dengan kemampuan di
bidang kognitif maupun dengan arah minat.
Peninjauan itu dilaksanakan dalam wawancara dengan
konselor, sampai klien ahirnya memilih program studi yang sesuai
dan memberitahukan informasi dari konselor kepada orang tua
nya. Jambul diminta menghadap kembali kalau ternyata timbul
kesulitan dalam pelaksanaan keputusannya.

249

TEORI PENDEKATAN KONSELING

DAFTAR PUSTAKA
Corey, G. 2010. Teori dan Praktek Konseling &Psikoterapi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Corsini, Raymond. 2003. Psikoterapi Dewasa Ini.Surabaya : Ikon
Teralitera
Cottone, R.R. 1992. Theories and Paradigms of Counseling and
Psychotherapy. Boston: Allyn and Bacon.
Darminto, Eko. 2007. Teori-teori konseling : Teori dan Praktik
konseling dari berbagai Orientasi teoritik dan pendekatan.
Surabaya : UNESA Press.
Fauzan, Lutfi dan Suliono. 1991/1992. Konseling Individu Trait
and Factor. DEPDIKBUD: Malang
Fauzan,

Lutfi.

2004.

Pendekatan-Pendekatan

Individual. Malang: Elang Mas


250

Konseling

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Gibson, Robert L. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Gudnanto. 2012. Pendekatan Konseling. UMK. FKIP
Gudnanto. 2012. Ringkasan Materi Pendekatan Konseling.
UMK : FKIP
Kumala. C, Wahyu E, Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling.
Jakarta: Indeks.
Latipun.2011. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Manrihu, Thayeb. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling
Karir.Jakarta : Bumi Aksara
Miharja, S. 2010. Teknik Konseling( draf materi kuliah pada
jurusan Bimbingan dan Konseling Islam): Aloegama Porto
Guidance-Counseling.
Nelson, Richard dan Jones, 2011.Teori dan Praktik Konseling dan
Terapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Palmer, Stephen. 2011. Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Prayitno. 1995. Konseling Pancawakista Kerangka Konseling
Eklektik. FIP IKIP PADANG: Padang.

251

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Pujosuwarno, S. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling.


Yogyakarta: Menara Mas Offset.
Sayekti. 2002. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Surakarta:
Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Seligman, Linda. 2001. Systems, Strategies, And Skills Of
Counseling And Psychotherapy. NJ : Upper Saddle River
Subandi, M.A. 2002. Psikoterapi. Unit Publikasi Fakultas
Psikologi UGM : Pustaka Pelajar
Sukardi, D. Ketut. 1985. Pengantar Teori Konseling (Suatu
Uraian Ringkas). Jakarta: Galia Indonesia.
Sukardi, D. Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah : Edisi Revisi. Jakarta
: Rineka Cipta
Surya, Mohamad. 2003. Teori-Toeri Konseling. Bandung : CV.
Pustaka Bani Quraisy
Surya, Mohammad. 1988. Dasar- Dasar Konseling Pendidikan
(Teori & Konsep). Yogyakarta : Kota Kembang.
Willis,

Sofyan.

2010.

Konseling

Praktek.Bandung: Alfabeta

252

Individual

Teori

dan

TEORI PENDEKATAN KONSELING

Biografi Penyusun
Imroatul Hayyu Erfantinni putri pasangan Bpk.Sukardi dan Ibu
Sutini kelahiran Ponorogo, 9 Maret 1992. Riwayat pendidikan
tahun 1996 TK Dharma Wanita Desa Gading Trenggalek, tahun
1998 bersekolah SDN 3 Pangkal Sawoo Ponorogo, pada tahun
2003 mulai SMP N 1 Jetis Ponorogo ,tahun 2007 bersekolah di
SMA N 2 Ponorogo, S1 di Universitas Negeri Surabaya angkatan
tahun 2010, selepas lulus daru UNESA tahun 2014 langsung
menempuh pendidikan S2 di kampus kebanggan Universitas
Negeri Semarang (UNNES) sampai saat ini masih berstatus
sebagai mahasiswi angkatan tahun 2014.

253

Anda mungkin juga menyukai