Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan, yang mana atas berkat
rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tidak
lupa pula sholawat serta salam kita ucapkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, yang mana beliau telah membawa umatnya dari alam yang
gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan.
Penulis menyusun makalah yang berjudul Penyakit Urethritis ini
karena ada sangkut pautnya antara ilmu keperawatan dengan Ilmu Keperawatan
khususnya pada Sistem Perkemihan. Penulis berharap makalah Penyakit
Urethritis ini akan sangat berguna dalam menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran di bidang Ilmu Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan segala kekurangan
dan kemampuan yang sangat terbatas dimiliki oleh penulis, sehingga dalam
penulisan, penyusunan kalimat dan dalam mencari sumber buku serta internet
masih kurang dan teramat sulit. Namun penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen pembimbing dan berusaha untuk menjadikan yang terbaik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan penulis
berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................
Kata Pengantar...............................................................................
i
ii
Daftar Isi........................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................
iii
1
2
2
3
11
11
12
12
17
25
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan.........................................................................
28
5.2 Saran...................................................................................
28
Daftar Pustaka................................................................................
29
30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak zaman dahulu, penyakit urethritis sudah dikenal di kalangan dunia
medis sebagai penyakit infeksi di saluran perkemihan akibat invasi oleh bakteri
baik yang bersifat menular atau tidak menular. Menurut The Center For Deseases
Control and Prevention (CDC) di Atlanta mengatakan Chlamyda adalah infeksi
sexual yang paling sering terjadi di Amerika (diperkirakan 3 juta orang Amerka
mengidap penyakit ini setiap tahun dan sebagian besar berumur 15 dan 24 tahun) .
Chlamydia disebabkan melalui hubungan seksual, tetapi bukan sebagai virus,
seperti kebanyakan penyakit akibat hubungan seksual lain. Ini disebabkan oleh
suatu bakteri yang disebut Chlamydia.
Di Indonesia Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang
dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik
laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja,
dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5 15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama E. coli. Resiko dan beratnya meningkat dengan
kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru dan septikemia.
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya
infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian,
panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.
Dengan demikian, penulis berusaha menemukan hal hal yang baru
terutama tentang hal yang berkaitan dengan penatalaksanaan penyakit
urethritis dan hal yang lain yang berkaitan dengan penyakit urethritis.
1
Urethritis?
Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Penyakit Urethritis?
Bagaimana penatalaksanaan dari Penyakit Urethritis?
Apa saja komplikasi dari Penyakit Urethritis?
Bagaiamana konsep dasar asuhan keperawatan dari Penyakit
Urethritis?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penyakit Urethritis
Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang
menyebar naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal.
Namun demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien.
(Nursalam, 2008).
Uretritis adalah peradangan uretra oleh berbagai penyebab dan
merupakan sindrom yang sering terjadi pada pria. (Sylvia A. Price, 2006)
Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan
gejala penyakit gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.
(Barbara. 2005).
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 2007).
Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks
(PMS) urethritis secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan
nongonococal urethritis.
Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra,
yangterjadi pada lapisan kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang
menyerangsaluran
kemih
seperti
Chlamydia
trachomatis,
neisseria
terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga
merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate,
vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. dan dapat
dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih superficial atau mukosa
yang tidak menandakan invasi pada jaringan.
Urelytikum).
Tindakan invasif.
Iritasi batu ginjal.
Trihomonas vaginalis.
Organisme bakteri gram negatif seperti :
a. Escherichia coli .
b. Entero bakteri.
c. Pseudomonas.
6
d. Klebsiella.
e. Proteus.
Pada pria, uretritis biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari
uretra. Jika penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan
mengandung nanah. Jika penyebabnya adalah jasad renik yang lainnya,
maka cairan ini mengandung lendir. Gejala lainnya adalah nyeri pada saat
berkemih dan penderita sering mengalami desakan untuk berkemih.
Jika uretritis karena gonokokus tidak diobati secara adekuat, maka
pada
akhirnya
akan
terbentuk
penyempitan
uretra
(striktur).
Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya uretritis pada uretra yang
lebih tinggi dan kadang menyebabkan terbentuknya abses di sekitar uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra),
yang juga bisa mengalami infeksi. Jika abses menyebabkan terjadinya
perforasi kulit, maka air kemih bisa mengalir melalui saluran baru (fistula
uretra).
2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis
1. Mukosa memerah dan edema.
2. Terdapat cairan exudat yang purulent.
3. Ada ulserasi pada uretra.
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik.
5. Adanya pus pada awal miksi.
6. Nyeri pada saat miksi.
7. Kesulitan untuk memulai miksi.
8. Nyeri pada abdomen bagian bawah.
2.5 Patofisiologi
Secara umum ada 2 penyebab utama dari penyakit urethritis yaitu invasi
kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis dan iritasi
(iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan
permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung
kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung
kemih saja atau dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme
juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah atau kelenjar getah bening,
tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran
kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut
sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan
penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat
menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal atau
hidronefrosis.
Disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai
refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah
jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi
prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta
penyempitan uretra.
Iritasi
(Iritasi Batu Ginjal, Iritasi Karena
Tindakan Invasif
Proses infeksi
Merangsang
hipotalamus
URETHRITIS
Inflamasi
Pusat pengaturan
suhu tubuh
terganggu
Kurang paparan
informasi
Port dentry
Hipertermi
Kurang pengetahuan
Kerusakan jaringan
blader
Merangsang keluarnya
mediator kimia
Obstruksi saluran
kemih
Disuria
Resiko Infeksi
Mengenai
reseptor nyeri
Gangguan
Eliminasi Urin
Ansietas
Nyeri Akut
penyebabnya
adalah
bakteri,
mikroorganisme
maka
diberikan
penyebabnya.
antibiotik.
Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat antivirus (misalnya asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan
untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita
harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi
lubang urethra oleh bakteri feces. Antibiotika yang direkomendasikan untuk
N. Gonnorrheae misalnya :
a. Cefixime 400 mg oral.
b. Ceftriaxone 250 mg IM.
c. Ciprofloxacine 500 mg oral.
d. Ofloxacin 400 mg oral.
Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi
gonorrheae sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu
ditambahkan antibiotika anti-chlamydial seperti berikut :
a. Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal).
b. Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.
c. Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari.
d. Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari slama 7 hari.
2.9 Komplikasi Penyakit Urethritis
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitis. Peritonitis dan
perihepatitis juga pernah ditemukan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
3.1. Pengkajian
1. Identitas
Pada biodata perlu adanya pencatatan secara akurat. Pada kasus
uretritis 90% dialami oleh pria. Sebaliknya Pada wanita hanya sedikit yang
mengalami dan kebanyakan asimptomatik. Semua usia bisa terkena
penyakit ini, biasanya lebih sering pada umur >45 thun.
2. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama
: Nyeri berkemih
2) Riwayat masuk RS
: Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri
dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang
juga disertai darah dan nanah.
3) Pengkajian nyeri
: kaji PQRST
pubis)
Pemeriksaan S.Kardiovaskuler
Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler
Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
Pemeriksaan S.Muskulus
Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus
Pemeriksaan S.Pencernaan
Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut
bagian bawah.
f. Pemeriksaan S.Perkemihan
a) Nyeri dan panas saat berkemih
b) Terjadi disuria, hematuria, & piuria
c) Mukosa memerah dan edema
d) Terdapat cairan eksudat yang purulent
e) Ada ulserasi pada uretra
f) Adanya rasa gatal yang menggelitik
g) Adanya pus pada awal miksi
h) Kesulitan untuk memulai miksi
i) Nyeri pada abdomen bagian bawah
6. Pemeriksaan penunjang
1) Urinalisa memperhatikan bakteriuria, sel darah putih dan endapan SDP
dengan keterlibatan ginjal
2) Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab
3) Tes bakteri bersalut-antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi
diindikasikan pada pielonefritis
4) Sinar x ginjal, ureter dan kandung kemih (GUK) mengidentifikasi
anomaly struktur nyata
5) Pielogram intravena (IVP)
mengidentifikasi
perubahan
atau
abnormalitas struktur
A. Analisa Data
No
Data
Etiologi
Inflamasi
1. Ds :
Kerusakan jaringan
- Px biasanya mengeluh nyeri
blader
pada kelamin
Do :
Nyeri akut
Masalah
Nyeri akut
Q : seperti ditusuk-tusuk
R
: abdomen bawah
- px
biasanya
mengeluh Merangsang hipotalamus
badannya
panas,
Do:
- S
-
Ds:
- Px biasanya mengeluh nyeri
dan panas saat berkemih
- Px biasanya mengeluh sulit
mengeluarkan urine
Inflamasi
Disuria
gg. eliminasi
urine
Do:
- Terjadi disuria, hematuria, &
piuria
- Intake cairan urin yang keluar
sedikit
- Adanya rasidu > 200 cc
Ketidakmampuan dalam
Ds:
proses transmisi penyakit Resiko infeksi
- Px biasanya mengeluh saat
Do:
Port dentry
- Mukosa memerah dan edema
3.2.
Ketidakmampuan dalam
Ds:
proses transmisi penyakit Ansietas
- Px mengeluh takut kambuh
Kurang paparan
Do:
informasi
- N : >100 x/mnt
Ansietas
- Px gelisah
- Banyak tanya
- Kontak mata px buruk
- Berkeringat dingin
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi uretra
2. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
3. Gg eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi atau proses peradangan
pada saluran kemih.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyebab patogen secara sistemik
5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
3.3.
Rencana Keperawatan
Dx
1.
NOC
Tujuan:
- nyeri berkurang/hilang
- peningkatan kenyamanan
Kriteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri
- Melaporkan
bahwa
nyeri
NIC
- Kaji nyeri dengan PQRST
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
- Kontrol lingkungan yang dapat menyebabkan
nyeri.
- Observasi TTV
- Berikan obat analgesik sesuai indikasi
berkurang
menggunakan
manajemen nyeri
- Menyatakan
rasa
nyaman
Tujuan :
- Kaji suhu sesering mungkin, minimal tiap 2
- Suhu tubuh normal (36,5-37,5
jam
o
C)
- Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan
akibat kepanasan
- Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
- Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
Kriteria hasil:
kehangatan tubuh
- Suhu tubuh dalam rentang - Observasi TTV
- Kolaborasi pemberian anti piretik
normal (36,5-37,5 oC)
- Nadi dan RR dalam rentang
normal
- Tidak ada perubahan warna kulit
dan tidak ada pusing
3.
Tujuan :
- Kaji intake dan output karakteristik uine
- Mempertahankan pola Eliminasi - Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan
Urine /BAK secara adekuat
pemasukan cairan
- Urine lancar
- Merangsang reflek kandung kemih dengan
kompres dingin pada daerah abdomen
Kriteria hasil :
bawah.
- Ukur residu pasca berkemih setelah usaha
- Kandung kemih kosong secara
mengosongkan kandung kemih, jika vol
penuh
residu urin lebih besar dari 100-200 cc,
- Tidak ada rasidu urine > 100jadwalkan program kateterisasi.
200 cc
- Observasi intake dan output karakteristik urine
- Intake cairan dalam rentang - Kolaborasi teknik latian dengan dokter/
normal
fisioterapi untuk menguatkan otot pelvis
- Balance cairan seimbang
4.
Tujuan :
- Kaji TTV
- Instruksikan klien menggunakan teknik
Tujaun :
- Cemas berkurang dan terkontrol
relaksasi
- Temani klien untuk memberikan keamanan
dan
memberikan
informasi
Kriteria hasil :
-
tentang
penyakitnya.
- Observasi tingkat kecemasan klien.
Klien mampu mengidentifikasi - Berikan obat yang telah diindikasikan untuk
dan mengungkapkan gejala
mengurangi kecemasan.
cemas.
Mengidentifikasi,
mengungkapkan,
dan
menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
TD :110/80-120/80 mmHg
N : 60-100 x/mnt
BAB V
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Urehtritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar
naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Urethritis
dapat dikategorikan menjadi urethritis akut, urethritis kronis, urethritis
gonococus dan urethritis non gonococus. Secara umum penyebab penyakit
urethritis adalah kuman gonorhea, kuman non gonorhea, tindakan invasif di
saluran kemih, iritasi batu ginjal, trihomonas vaginalis dan golongan bakteri
gram negative.
Tanda dan gejala dari penyakit urethritis adalah mukosa memerah dan
edema , terdapat cairan exudat yang purulent, ada ulserasi pada uretra ,
adanya rasa gatal yang menggelitik, adanya pus pada awal miksi, nyeri pada
saat miksi, kesulitan untuk memulai miksi dan nyeri pada abdomen bagian
bawah. Pengobatan yang dianjurkan pada penderita penyakit urethritis adalah
antibiotik. Jenis antibiotik yang sering digunakan misalnya cefixime 400 mg
oral, ceftriaxone 250 mg IM, ciprofloraxacin 500 mg oral, dan ofloxacin 400
mg oral.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa Borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitits.
4.2.
Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui dan memahami tentang
DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 2009. Urethritis Non Gonococus. Jakarta : Salemba Medika.
Price, Sylvia.A. 2006.Patofisiologi. Jakarta: EGC
Siswantoro, Agus . 2012. Sistem Perkemihan Askep Urethritis. Jakarta : Salemba
Medika.
Thomson. 2007. Catatan Kuliah Patologi. Jakarta : EGC.
https://www.scribd.com/doc/265961659/108551717-Bab-i-Uretritis
https://www.scribd.com/doc/287234423/Makalah-Penyakit-Urethritis
10