Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan, yang mana atas berkat
rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tidak
lupa pula sholawat serta salam kita ucapkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, yang mana beliau telah membawa umatnya dari alam yang
gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan.
Penulis menyusun makalah yang berjudul Penyakit Urethritis ini
karena ada sangkut pautnya antara ilmu keperawatan dengan Ilmu Keperawatan
khususnya pada Sistem Perkemihan. Penulis berharap makalah Penyakit
Urethritis ini akan sangat berguna dalam menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran di bidang Ilmu Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan segala kekurangan
dan kemampuan yang sangat terbatas dimiliki oleh penulis, sehingga dalam
penulisan, penyusunan kalimat dan dalam mencari sumber buku serta internet
masih kurang dan teramat sulit. Namun penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen pembimbing dan berusaha untuk menjadikan yang terbaik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan penulis
berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.

Kediri, 25 November 2015

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................
Kata Pengantar...............................................................................

i
ii

Daftar Isi........................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................

iii
1
2
2
3

BAB II Tinjauan Pustaka


2.1 Pengertian Penyakit Urethritis............................................

2.2 Klasifikasi Penyakit Urethritis............................................

2.3 Etiologi Penyakit Urethritis................................................

2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis................................

2.5 Patofisiologi dan Web of Caution Penyakit Urethritis........

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis......................

11

2.7 Penatalaksanaan Penyakit Urethritis...................................

11

2.8 Komplikasi Penyakit Urethritis..........................................

12

2.9 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Urethritis. . .

12

BAB III Pembahasan Ilustrasi Kasus.............................................

17

BAB IV Pembahasan Jurnal Penyakit Urethritis...........................

25

BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan.........................................................................

28

5.2 Saran...................................................................................

28

Daftar Pustaka................................................................................

29

Lampiran Jurnal yang Mendukung Penyakit Urethritis.................

30

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak zaman dahulu, penyakit urethritis sudah dikenal di kalangan dunia
medis sebagai penyakit infeksi di saluran perkemihan akibat invasi oleh bakteri
baik yang bersifat menular atau tidak menular. Menurut The Center For Deseases
Control and Prevention (CDC) di Atlanta mengatakan Chlamyda adalah infeksi
sexual yang paling sering terjadi di Amerika (diperkirakan 3 juta orang Amerka
mengidap penyakit ini setiap tahun dan sebagian besar berumur 15 dan 24 tahun) .
Chlamydia disebabkan melalui hubungan seksual, tetapi bukan sebagai virus,
seperti kebanyakan penyakit akibat hubungan seksual lain. Ini disebabkan oleh
suatu bakteri yang disebut Chlamydia.
Di Indonesia Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang
dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik
laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja,
dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5 15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama E. coli. Resiko dan beratnya meningkat dengan
kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru dan septikemia.
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya
infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian,
panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.
Dengan demikian, penulis berusaha menemukan hal hal yang baru
terutama tentang hal yang berkaitan dengan penatalaksanaan penyakit
urethritis dan hal yang lain yang berkaitan dengan penyakit urethritis.
1

1.2 Rumusan Masalah


Dari makalah yang berjudul tentang Penyakit Urethritis rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan penyakit urethritis?
b. Bagaimana klasifikasi dari penyakit urethritis?
c. Bagaimana etiologi dari penyakit urethritis?
d. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit urethritis?
e. Bagaimana patofisiologi dan Web of Caution dari Penyakit
f.
g.
h.
i.

Urethritis?
Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Penyakit Urethritis?
Bagaimana penatalaksanaan dari Penyakit Urethritis?
Apa saja komplikasi dari Penyakit Urethritis?
Bagaiamana konsep dasar asuhan keperawatan dari Penyakit
Urethritis?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari makalah yang berjudul Penyakit Urethritis tujuan
penulisannya adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui pengertian dari penyakit urethritis.
b. Mengetahui klasifikasi dari penyakit urethritis.
c. Mengetahui etiologi dari pennyakit urethritis.
d. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit urethritis.
e. Mengetahui patofisiologi dan Web of Caution dari penyakit
urethritis.
f. Mengetahui pemeriksaan diagnostik yang digunakan pada
penyakit urethritis.
g. Mengetahui penatalaksanaan untuk penyakit urethritis.
h. Mengetahui komplikasi dari penyakit urethritis.
i. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan dari penyakit
urethritis.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah yang berjudul tentang Penyakit
Urethritis yaitu dapat mengetahui penatalaksanaan terbaru dan hal hal
yang terkait dengan penyakit urethritis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penyakit Urethritis
Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang
menyebar naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal.
Namun demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien.
(Nursalam, 2008).
Uretritis adalah peradangan uretra oleh berbagai penyebab dan
merupakan sindrom yang sering terjadi pada pria. (Sylvia A. Price, 2006)
Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan
gejala penyakit gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.
(Barbara. 2005).
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 2007).
Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks
(PMS) urethritis secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan
nongonococal urethritis.
Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra,
yangterjadi pada lapisan kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang
menyerangsaluran

kemih

seperti

Chlamydia

trachomatis,

neisseria

gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya

terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga
merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate,
vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. dan dapat
dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih superficial atau mukosa
yang tidak menandakan invasi pada jaringan.

2.2 Klasifikasi Penyakit Urethritis


1. Uretritis Akut
a. Penyakit ini disebabkan asending infeksi atau sebaliknya oleh karena
prostate mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita kaum
pria.
b. Tanda dan gejalanya misalnya mukosa merah udematus, terdapat
cairan eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat
secara mikroskopisterlihat infiltrasi leukosit sel sel plasma dan selsel limfosit, ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada
uretritis gonorhea yaitu morning sickness, pada pria diakibatkan
pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok
pus tetapi pada wanita jarang diketemukan.
c. Diagnosa diferential seperti urethritis gonorhea, amicrobic pyuhria,
urethritis karena trichomonas dan prostatitis non spesifik.
d. Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap
secret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.
e. Tindakan pengobatan diberikan antibiotika. Bila terjadi striktuka,
lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougil.
f. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah prostatitis, periuretral abses
yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau urine
fistula.
2. Uretritis kronis
a. Penyebabnya adalah pengobatan yang tidak sempurna pada masa
akut, prostatitis kronis dan striktura uretra.
b. Tanda dan gejalanya mukosa terlihat granuler dan merah, jika dilihat
secara mikroskopis tampak infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit
sel leukosit, fibroblast bertambah, getah uretra (+), dapat dilihat pada

pagi hari sebelum bak pertama, uretra iritasi, vesikal iritasi,


c.

prostatitis, dan cystitis.


Prognosanya bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar

ke kandung kemih, ureter, ataupun ginjal.


d. Tindakan pengobatan berupa pemberian antibiotika sesuai dengan
bakteri penyebabnya dan berikanlah banyak minum.
e. Komplikasinya dapat terjadi peradangan yang dapat menjalar ke
prostate.
3. Uretritis gonokokus
a. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorhoeoe (gonokokus).
b. Tanda dan gejalalanya mukosa merah udematus, terdapat cairan
eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat secara
mikroskopisterlihat infiltrasi leukosit sel sel plasma dan sel sel
limfosit, ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis
gonorhea yaitu morning sickness.
c. Prognosanya infeksi ini dapat menyebar ke proksimal uretra.
d. Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah infeksi yang menyebar
ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan frekuensi kencing.
Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh, mengakibatkan
terjadi infeksi submukosa yang meluas ke korpus spongiosum.
Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akan
menyebabkan terjadinya fibrosis yang dalam beberapa tahun
kemudian mengakibatkan striktura uretra.
4. Uretritis non gonokokus (non spesifik)
a. Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik)
merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang
paling sering diketemukan. Pada pria, lender uretra yang
mukopurulen dan disuria terjadi dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah melakukan hubungan kelamin dengan
wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi
gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau kultur
b. Jumlah insidennya masih merupakan penyakit yang sering terjadi
pada banyak bagian dunia, insiden berhubungan langsung dengan
promiskuitas dari populasi
c. Penyebab dari infeksi ini hampir selalu didapat selama hubungan
seksual. Gonokokus membelah diri pada mukosa yang utuh dari

uretra anterior dan setelah itu menginvasi kelenjar peri uretral,


dengan akibat terjadinya bakteremia dan keterlibatan limfatik.
d. Jika diamati secara makroskopik terjadi peradangan akut dari
mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada permukaan dan
dapat terjadi ulserasi dari mukosa.
e. Perjalanan penyakit ini dapat mengalami resolusi dalam 2-4
minggu, sebagai akibat pengobatan atau kadang kadang spontan
dan jika tidak dilakukan penatalaksanaan dengan benar akan menjadi
kronik.
f. Faktor penyulit proses penyembuhan jika terjadi Uretritis posterior,
prostatitis, vesikulitis, epididimitis, sistitis, abses peri uretral dan
penyebaran sistemik (A.D Thomson,2007).
2.3 Etiologi Urethritis
Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan
organisme penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia
trachomatis, niesseria gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan
kuman-kuman penyebab utama urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi
karena perubahan PH dan flora vulva dalam siklus menstruasi
Ada juga organisme lain seperti ureaplasmaurealyticum, mycoplasma
hominis, tricomonal vaginalis, dan neisseria meningitides yang juga
merupakan organisme penyebab peradangan urethra. Tidak hanya pada
perempuan tapi pada laki-laki dan anak bayi dan remaja bias terjangkit
olehkuman-kuman ini.Kuman gonore atau kuman lain, kadang kadang
uretritis terjadi tanpa adanya bakteri. Penyebab klasik dari uretritis adalah
infeksi yang dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoea. Akan tetapi saat ini
uretritis disebabkan oleh infeksi dari spesies Chlamydia, Eserchia Coli atau
Mycoplasma. Secara umum penyebab dari urethritis adalah sebagai berikut :
1. Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe).
2. Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma
3.
4.
5.
6.

Urelytikum).
Tindakan invasif.
Iritasi batu ginjal.
Trihomonas vaginalis.
Organisme bakteri gram negatif seperti :
a. Escherichia coli .
b. Entero bakteri.
c. Pseudomonas.
6

d. Klebsiella.
e. Proteus.
Pada pria, uretritis biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari
uretra. Jika penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan
mengandung nanah. Jika penyebabnya adalah jasad renik yang lainnya,
maka cairan ini mengandung lendir. Gejala lainnya adalah nyeri pada saat
berkemih dan penderita sering mengalami desakan untuk berkemih.
Jika uretritis karena gonokokus tidak diobati secara adekuat, maka
pada

akhirnya

akan

terbentuk

penyempitan

uretra

(striktur).

Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya uretritis pada uretra yang
lebih tinggi dan kadang menyebabkan terbentuknya abses di sekitar uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra),
yang juga bisa mengalami infeksi. Jika abses menyebabkan terjadinya
perforasi kulit, maka air kemih bisa mengalir melalui saluran baru (fistula
uretra).
2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis
1. Mukosa memerah dan edema.
2. Terdapat cairan exudat yang purulent.
3. Ada ulserasi pada uretra.
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik.
5. Adanya pus pada awal miksi.
6. Nyeri pada saat miksi.
7. Kesulitan untuk memulai miksi.
8. Nyeri pada abdomen bagian bawah.
2.5 Patofisiologi
Secara umum ada 2 penyebab utama dari penyakit urethritis yaitu invasi
kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis dan iritasi
(iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan
permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung
kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung
kemih saja atau dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme
juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah atau kelenjar getah bening,
tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran

kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut
sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan
penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat
menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal atau

hidronefrosis.

Disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai
refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah
jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi
prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta
penyempitan uretra.

2.6 Web of Caution

Invasi kuman bakteri


(Gonorrhoe, Trihomonas Vaginalis,
Orgnisme gram Negatif)

Iritasi
(Iritasi Batu Ginjal, Iritasi Karena
Tindakan Invasif

Ketidak mampuan pertahanan


local terhadap infeksi

Respon traumatic pada uretra

Penempelan bakteri pada uretra

Proses infeksi

Merangsang
hipotalamus

URETHRITIS

Ketidakmampuan dalam proses


transmisi penyakit

Inflamasi

Pusat pengaturan
suhu tubuh
terganggu

Resiko tinggi penularan


penyakit

Kurang paparan
informasi

Port dentry

Hipertermi
Kurang pengetahuan

Kerusakan jaringan
blader

Merangsang keluarnya
mediator kimia

Obstruksi saluran
kemih

Disuria

Resiko Infeksi
Mengenai
reseptor nyeri

Gangguan
Eliminasi Urin

Ansietas
Nyeri Akut

2.7 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis


1. Kultur urine untuk mengidentifikasi organisme penyebab penyakit
urethritis.
2. Urine analisis atau urinalisa untuk memperlihatkan bakteriuria, sel darah
putih, dan endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal
3. Pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap.
4. Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih untuk mengidentifikasi
anomali struktur nyata.
5. Pielogram intravena (IVP untuk mengidentifikasi perubahan atau
abnormalitas.
2.8 Penatalaksanaan Penyakit Urethritis
Pengobatan
tergantung
kepada
Jika

penyebabnya

adalah

bakteri,

mikroorganisme
maka

diberikan

penyebabnya.
antibiotik.

Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat antivirus (misalnya asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan
untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita
harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi
lubang urethra oleh bakteri feces. Antibiotika yang direkomendasikan untuk
N. Gonnorrheae misalnya :
a. Cefixime 400 mg oral.
b. Ceftriaxone 250 mg IM.
c. Ciprofloxacine 500 mg oral.
d. Ofloxacin 400 mg oral.
Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi
gonorrheae sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu
ditambahkan antibiotika anti-chlamydial seperti berikut :
a. Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal).
b. Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.
c. Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari.
d. Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari slama 7 hari.
2.9 Komplikasi Penyakit Urethritis
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitis. Peritonitis dan
perihepatitis juga pernah ditemukan.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
3.1. Pengkajian
1. Identitas
Pada biodata perlu adanya pencatatan secara akurat. Pada kasus
uretritis 90% dialami oleh pria. Sebaliknya Pada wanita hanya sedikit yang
mengalami dan kebanyakan asimptomatik. Semua usia bisa terkena
penyakit ini, biasanya lebih sering pada umur >45 thun.
2. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama
: Nyeri berkemih
2) Riwayat masuk RS
: Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri
dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang
juga disertai darah dan nanah.
3) Pengkajian nyeri
: kaji PQRST

3. Riwayat penyakit terdahulu : penyebab penyakit biasanya akibat dari


penyakit DM
4. Riwayart penyakit keluarga : penyakit keluarga biasanya seperti : DM,
5. Pemeriksaan fisik
:
1) Tanda-tanda Vital
- S
: Suhu meningkat (biasanya antara 37,5-38,5 C)
- N
: meningkat (biasanya >100 x/mnt)
- RR : mengalami peningkatan (>14-20 x/mnt)
- TD : meningkat (>110/70-130/90 mmHg)
2) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan S.Pernafasan
Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis
b.
c.
d.
e.

pubis)
Pemeriksaan S.Kardiovaskuler
Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler
Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
Pemeriksaan S.Muskulus
Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus
Pemeriksaan S.Pencernaan
Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut

bagian bawah.
f. Pemeriksaan S.Perkemihan
a) Nyeri dan panas saat berkemih
b) Terjadi disuria, hematuria, & piuria
c) Mukosa memerah dan edema
d) Terdapat cairan eksudat yang purulent
e) Ada ulserasi pada uretra
f) Adanya rasa gatal yang menggelitik
g) Adanya pus pada awal miksi
h) Kesulitan untuk memulai miksi
i) Nyeri pada abdomen bagian bawah
6. Pemeriksaan penunjang
1) Urinalisa memperhatikan bakteriuria, sel darah putih dan endapan SDP
dengan keterlibatan ginjal
2) Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab
3) Tes bakteri bersalut-antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi
diindikasikan pada pielonefritis
4) Sinar x ginjal, ureter dan kandung kemih (GUK) mengidentifikasi
anomaly struktur nyata
5) Pielogram intravena (IVP)

mengidentifikasi

perubahan

atau

abnormalitas struktur
A. Analisa Data

No

Data

Etiologi
Inflamasi
1. Ds :

Kerusakan jaringan
- Px biasanya mengeluh nyeri
blader
pada kelamin

- Px biasanya mengeluh Nyeri Merangsang keluarnya


dan panas saat BAK
mediator kimia
- Px biasanya mengeluh adanya

rasa gatal yang menggelitik


Mengenai reseptor nyeri

Do :
Nyeri akut

Masalah
Nyeri akut

- TD : meningkat ( >110/80120/90 mmHg)


- N : lebih dari normal (60-100
x/mnt)
- Pengkajian nyeri :
P

: nyeri saat berkemih

Q : seperti ditusuk-tusuk
R

: abdomen bawah

: ringan berat (1-10)

T : hilang timbul (saat


berkemih)
- Wajah menyeringai
- sering memegang abdomen
bawah/daerah simpidis pubis
- menggaruk-garuk
daerah
kelamin
Proses infeksi
2. Ds:
Hipertermi

- px
biasanya
mengeluh Merangsang hipotalamus
badannya
panas,

berkeringat, dan kulitnya


Pusat pengaturan suhu
kemerahan.
tubuh terganggu
- Px
biasanya
mengeluh

kehilangan selera makan

Peningkatan suhu tubuh

Do:
- S
-

: diatas normal ((biasanya


antara 37,5-38,5 C)
RR : mengalami peningkatan
(14-20 x/mnt)
N : meningkat (>100 x/mnt)
Kulit kemerahan
Teraba panas saat disentuh
Menggigil
Merinding

Ds:
- Px biasanya mengeluh nyeri
dan panas saat berkemih
- Px biasanya mengeluh sulit
mengeluarkan urine

Inflamasi

Obstruksi saluran kemih

Disuria

gg. eliminasi
urine

Do:
- Terjadi disuria, hematuria, &
piuria
- Intake cairan urin yang keluar
sedikit
- Adanya rasidu > 200 cc

Ketidakmampuan dalam
Ds:
proses transmisi penyakit Resiko infeksi
- Px biasanya mengeluh saat

berkemih disertai darah dan Resiko tinggi penularan


nanah
penyakit

Do:
Port dentry
- Mukosa memerah dan edema

- Terdapat cairan eksudat yang


Resiko Infeksi
purulent
- Ada ulserasi pada uretra

- Adanya pus pada awal miksi


- Urine berwarna merah

3.2.

Ketidakmampuan dalam
Ds:
proses transmisi penyakit Ansietas
- Px mengeluh takut kambuh

- Px biasanya mengatakan takut Resiko tinggi penularan


penyakitnya semakin parah
penyakit
dan bahaya

Kurang paparan
Do:
informasi

- TD: > normal (110/80-120/90


Kurang pengetahuan
mmHg)

- N : >100 x/mnt
Ansietas
- Px gelisah
- Banyak tanya
- Kontak mata px buruk
- Berkeringat dingin

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi uretra
2. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
3. Gg eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi atau proses peradangan
pada saluran kemih.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyebab patogen secara sistemik
5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

3.3.

Rencana Keperawatan

Dx
1.

NOC
Tujuan:
- nyeri berkurang/hilang
- peningkatan kenyamanan
Kriteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri
- Melaporkan
bahwa
nyeri

NIC
- Kaji nyeri dengan PQRST
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
- Kontrol lingkungan yang dapat menyebabkan
nyeri.
- Observasi TTV
- Berikan obat analgesik sesuai indikasi

berkurang

menggunakan

manajemen nyeri
- Menyatakan
rasa

nyaman

setelah nyeri berkurang.


- TD : 110/80-120/80 mmHg
- N : 60-100 x/mnt
2.

Tujuan :
- Kaji suhu sesering mungkin, minimal tiap 2
- Suhu tubuh normal (36,5-37,5
jam
o
C)
- Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan
akibat kepanasan
- Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
- Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
Kriteria hasil:
kehangatan tubuh
- Suhu tubuh dalam rentang - Observasi TTV
- Kolaborasi pemberian anti piretik
normal (36,5-37,5 oC)
- Nadi dan RR dalam rentang
normal
- Tidak ada perubahan warna kulit
dan tidak ada pusing

3.

Tujuan :
- Kaji intake dan output karakteristik uine
- Mempertahankan pola Eliminasi - Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan
Urine /BAK secara adekuat
pemasukan cairan
- Urine lancar
- Merangsang reflek kandung kemih dengan
kompres dingin pada daerah abdomen
Kriteria hasil :
bawah.
- Ukur residu pasca berkemih setelah usaha
- Kandung kemih kosong secara
mengosongkan kandung kemih, jika vol
penuh
residu urin lebih besar dari 100-200 cc,
- Tidak ada rasidu urine > 100jadwalkan program kateterisasi.
200 cc
- Observasi intake dan output karakteristik urine
- Intake cairan dalam rentang - Kolaborasi teknik latian dengan dokter/
normal
fisioterapi untuk menguatkan otot pelvis
- Balance cairan seimbang

4.

Tujuan :

- Kaji tanda- tanda inflamsi


- Awasi tanda-tanda vital

- Resiko infeksi terkontrol

- Ajarkan cara menghindari infeksi


- Instruksi pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
Kriteria Hasil :
- Berikan terapi antibiotik bila perlu infection
protection.
- Klien bebas dari tanda dan
Gunakan
kateter intermiten untuk menurunkan
gejala infeksi
infeksi kandung kencing
- Mendeskripsikan
proses
penularan penyakit, factor - Monitoring tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal
yang mempengaruhi penularan
Monitoring
kerentangan terhadap infeksi
serta penatalaksanaanya,
- Menunjukan kemampuan untuk - Kolaborasi pemberian antibiotik
mencegah timbulnya infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas
normal
- Menunjukkan perilaku hidup
sehat.

- Kaji TTV
- Instruksikan klien menggunakan teknik
Tujaun :
- Cemas berkurang dan terkontrol
relaksasi
- Temani klien untuk memberikan keamanan
dan

memberikan

informasi

Kriteria hasil :
-

tentang

penyakitnya.
- Observasi tingkat kecemasan klien.
Klien mampu mengidentifikasi - Berikan obat yang telah diindikasikan untuk
dan mengungkapkan gejala
mengurangi kecemasan.
cemas.
Mengidentifikasi,
mengungkapkan,
dan
menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
TD :110/80-120/80 mmHg
N : 60-100 x/mnt

BAB V
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Urehtritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar
naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Urethritis
dapat dikategorikan menjadi urethritis akut, urethritis kronis, urethritis
gonococus dan urethritis non gonococus. Secara umum penyebab penyakit
urethritis adalah kuman gonorhea, kuman non gonorhea, tindakan invasif di
saluran kemih, iritasi batu ginjal, trihomonas vaginalis dan golongan bakteri
gram negative.
Tanda dan gejala dari penyakit urethritis adalah mukosa memerah dan
edema , terdapat cairan exudat yang purulent, ada ulserasi pada uretra ,
adanya rasa gatal yang menggelitik, adanya pus pada awal miksi, nyeri pada
saat miksi, kesulitan untuk memulai miksi dan nyeri pada abdomen bagian
bawah. Pengobatan yang dianjurkan pada penderita penyakit urethritis adalah
antibiotik. Jenis antibiotik yang sering digunakan misalnya cefixime 400 mg
oral, ceftriaxone 250 mg IM, ciprofloraxacin 500 mg oral, dan ofloxacin 400
mg oral.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa Borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitits.

4.2.

Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui dan memahami tentang

Penyakit Urethritis beserta hal hal yang berkaitan dengan penyakit


tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 2009. Urethritis Non Gonococus. Jakarta : Salemba Medika.
Price, Sylvia.A. 2006.Patofisiologi. Jakarta: EGC
Siswantoro, Agus . 2012. Sistem Perkemihan Askep Urethritis. Jakarta : Salemba
Medika.
Thomson. 2007. Catatan Kuliah Patologi. Jakarta : EGC.
https://www.scribd.com/doc/265961659/108551717-Bab-i-Uretritis
https://www.scribd.com/doc/287234423/Makalah-Penyakit-Urethritis

10

Anda mungkin juga menyukai