OLEH :
NI PUTU ARI FEBRIANTARI
PO7120012113
3.3 REGULER
Stadium FIGO
I
Keterangan
Kanker serviks terbatas di serviks (penyebaran ke corpus uteri
IA
diabaikan)
Kanker invasive didiagnosa hanya dengan mikroskopis. Semua lesi
yg dapat terlihat dengan mikroskop meskipun dengan invasi
IA1
IA2
IB
IB2
II
besar
Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 1/3 bawah atau
IIA
IIA1
IIA2
IIB
III
IIIA
IIIB
IVA
IVB
meluas ke pelvis
Metastasis jauh
dan/atau
menyebabkan
5. PATOFISIOLOGI
Pada masa kehidupan wanita terjadi perubahan fisiologis pada epitel serviks;
epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga berasal dari
cadangan epitel kolumnar. Proses pergantian ini disebut proses metaplasia dan terjadi
akibat pengaruh pH vagina yang rendah. Akibat proses metaplasia ini maka secara
morfogenetik terdapat 2 SSK, yaitu SSK (Sel skuamosa karsinoma) asli dan SSK
baru yang menjadi tempat pertemuan antara epitel skuamosa baru dengan epitel
kolumnar (Rahmawan, 2009).
Daerah di antara kedua SSK ini disebut daerah transformasi. Masuknya mutagen
atau bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik pada saat fase
aktif metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang berpotensi ganas. Perubahan ini
biasanya terjadi di daerah transformasi. Mutagen tersebut berasal dari agen-agen yang
ditularkan secara hubungan seksual dan diduga bahwa human papilloma virus (HPV)
memegang peranan penting. Sel yang mengalami mutasi tersebut dapat berkembang
menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.
Perbedaan derajat displasia didasarkan atas tebal epitel yang mengalami kelainan dan
berat ringannya kelainan pada sel. Sedangkan karsinoma in-situ adalah gangguan
maturasi epitel skuamosa yang menyerupai karsinoma invasif tetapi membrana
basalis masih utuh (Rahmawan, 2009). Klasifikasi terbaru menggunakan istilah
Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS) untuk kedua bentuk displasia dan karsinoma insitu. NIS terdiri dari ; NIS 1, untuk displasia ringan; NIS 2, untuk displasia sedang;
dan NIS 3, untuk displasia berat dan karsinoma in-situ.
Patogenesis NIS dapat dianggap sebagai suatu spektrum penyakit yang dimulai
dari displasia ringan, sedang, berat dan karsinoma in-situ untuk kemudian
berkembang menjadi karsinoma invasif. Beberapa penelitian menemukan bahwa 3035% NIS mengalami regresi, yang terbanyak berasal dari NIS 1/NIS 2. Karena tidak
dapat ditentukan lesi mana yang akan berkembang menjadi progresif dan mana yang
tidak, maka semua tingkat NIS dianggap potensial menjadi ganas sehingga harus
ditatalaksanai sebagaimana mestinya. (Rahmawan, 2009)
6. PATWAY
Pathway :
Berhubungan seks < 17
th, merokok, higine
seks yang kurang, virus
HPV, sering melahirkan
dg masalah persalinan,
sering ganti pasangan,
herediter,
Proses
metaplasi
Dysplasia
serviks
Tahap awal
Tahap lanjut
Nekrosis jaringan
serviks
Menyebar ke
pelvik
Ca serviks
Terapi
Pembesaran
msssa
Hambatan
interaksi sosial
Malu
Tekanan
intrapelvik
Tekanan intra
Nyeri Akut
abdomen
perdarahan
Pembentukan
asam laktat
Metabolism anaerob
Suplai O2 turun
Kelelahan
Deficit
perawatan diri
anemia
Imunitas
menurun
Hb turun
Radiasi
Pre
Defisiensi
pengetahuan
Mempercepat
pertumbuhan
sel normal
Memperpendek usia
akar rambut
Ansietas
Alopecia
Kerusakan
integritas
kulit
Resiko infeksi
Kemoterapi
Post
Peningkatan
pemanasan
pada
epidermis
kulit
Eritema, pecahpecah, kering,
puiritus
Risiko kekurangan
volume cairan
gastrointestinal
Peningkatan
tekanan gaster
Mual, muntah
perkemihan
cytitis
Pembedahan
Pre
Kurang
pengetahuan
ansietas
Gangguan
citra tubuh
Kompresi pada
RES
anemia
Gangguan
eliminasi urine
anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
7. DIAGNOSIS/KRITERIA DIAGNOSIS
Leukosit
menurun
Resiko infeksi
Post
Aktivitas
fisik terbatas
Intoleransi
aktivitas
Pasien dilarang
Terapi radiasi mempunyai peran penting dalam tata laksana keganasan di bidang
ginekologi-onkologi/kanker kandungan. Kanker serviks, radioterapi berperan
sebagai modalitas terapi kuratif/pengobatan yang bisa sampai pada taraf
kesembuhan.
Menurut NANDA NIC-NOC 2013, penatalaksanaan keperawatan yang dapat
dilakukan pada pasien dengan kanker serviks yaitu berupa HE:
a. Jangan berganti-ganti pasangan
b. Selalu gunakan kondom lateks untuk melidungi terhadap IMS
c. Hindari merokok
d. Post operasi, dianjurkan untuk tetap mejaga kebersihan vagina.
e. Dorong pihak keluarga untuk sepenuh hati memberikan perhatian serta dukungan
bagi pasien
f. Latihan pernapasan perut serta penarikan pengencangan otot anus untuk
mengencangkan otot saluran kencing untuk membantu kandung kemih dalam
pemulihan system sarafnya.
g. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin tinggi protein, serta
makanan lembut yang mudah dicerna, untuk menambahn daya tahan serviks.
9. KOMPLIKASI
a. Pendarahan
b.
Kematian janin
c. Infertil
d.
Obstruksi ureter
e. Hidronefrosis
f.
Gagal ginjal
g.
Pembentukan fistula
h.
Anemia
i. Infeksi sistemik
j. Trombositopenia
10. Penatalaksanaan
a. Stadium A1
Penatalaksanaan yg direkomendasikan adalah histerektomi total
(perabdominal atau pervaginam).Jika terdapat vaginal intraepithelial
neoplasie (VAIN) maka histerektomi menyertakan pengangkatan vagina
sampai batas yg diperkirakan dari VAIN.
Jika fertilitas masih diinginkan, terapi cukup dengan konisasi dilanjutkan
dengan pengamatan lanjut (pap smear pada bulan ke-4 & kemudian tiap
tahun jika kesua smear sebelumnya nagatif)
b. Stadium IA2
mengetahui
sejauh
mana
pengaruh
kesehatan
klien
dalam
Pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada
stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan,
keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Dari data riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai penanda akan adanya
penyulit selama masa nifas. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa
nifas yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ
yang mengalami gangguan. Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus,
infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta
adanya tumor, riwayat menderita penyakit
yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, seperti perdarahan, kelainan letak
juga riwayat pre eklamsi. Selain itu ditanyakan pula tempat melahirkan, cara
melahirkan(spontan atau dengan tindakan) begitu juga dengan kelahiran anak
meliputi BB, PB, jenis kelamin, dan keadaan sekarang (hidup atau mati).
h. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari data riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai penanda penyakit
menular (TBC, AIDS, hepatitis), menahun (Asma, jantung, hipertensi), dan
menurun (DM, Asma, Hipertensi).
i. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Bernafas
Tidak ada gangguan pada pernafasan, tetapi nyeri dapat juga mempengaruhi
pernafasan.
2) Makan dan Minum
Perlu ditanyakan tentang pola makan, konsumsi, variasi, habis berapa porsi,
jumlah, minum, baik sebelum MRS dan selama MRS. Pada pasien dengan.
Dapat terjadi mual dan muntah sehingga harus mengkaji jenis makanan yang
biasa dimakan oleh Ibu serta pantau berat badan Ibu sesuai berat ideal Ibu.
3) Eliminasi
Yang ditanya adalah frekuensi BAB, bagaimana konsistensinya, warna, bau
dan
kapan.
Begitu
juga
bagaimana
dengan
BAKnya,
bagaimana
istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas
dari kanker serviks atau dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh
ibu.
6) Kebersihan Diri
Yang ditayakan adalah berapa kali mandi, kapan ganti baju/pakaian dalam dan
luar, gosok gigi berapa kali, keramas, ganti pembalut, apakah pernah
melakukan perawatan payudara. Tayakan hal tersebut baik sebelum MRS dan
selama MRS. Kanker serviks dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik
pada daerah kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih vagina
yang mengandung zat zat kimia juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker
serviks.
7) Pengaturan Suhu Tubuh
Kaji apakah ada kenaikan suhu, suhu normal : 36,5 0C 37,5 0C. Biasanya
pasien dengan pengaturan suhu tubuh ada disertai kenaikan suhu atau tidak
disertai dengan kenaikan suhu.
8) Rasa Aman
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan
merupakan dampak psikologi klien.
9) Rasa Nyaman
Kaji tingkat nyaman pasien, biasanya pasien dengan kanker serviks akan
merasa tidak nyaman karena terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu
dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya
perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang
berbau busuk dari vagina.
10) Sosialisasi dan Komunikasi
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan
sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan
hubungannya. Ibu hamil dengan kanker serviks harus mendapatkan dukungan
dari suami serta orang orang terdekatnya karena itu akan mempengaruhi
kondisi kesehatan Ibu serta janin yang dikandungnya. Biasanya koping
keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita
penyakit kanker serviks.
11) Rekreasi
Kaji mekanisme koping pasien dalam menghadapi atau mengatasi masalahmasalahnya. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit.
12) Bekerja
Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien, sehingga
memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya kanker serviks. Serta kaji
masalah finansial pasien (status ekonoi pasien).
13) Belajar
Kaji persepsi / pengetahuan pasien mengenai kanker serviks. Pasien dengan
kanker serviks kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai
penyakit kanker serviks, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat.
Dimana salah satu etiologi dari kanker serviks adalah akibat dari sering
berganti ganti pasangan seksual.
14) Spiritual
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang
diyakini.
j. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
b. Palpasi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c. Auskultasi
Pengukuran DJJ
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko kekurangan volume cairan.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tidak adekuat, pemajanan terhadap
pathogen meningkat.
Diagnosa
Resiko
NOC
Setelah dilakukan asuhan
kekurangan
volume cairan.
NIC
Fluid management
a Pertahankan catatan intake
b
b
c
buah segar )
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
dan lakukan persiapan
Resiko
berhubungan
untuk tranfusi
Infection Control (Kontrol
infeksi)
a. Bersihkan lingkungan
tidak
adekuat, indicator:
pemajanan
Immune Status
terhadap
pathogen
Risk control
meningkat.
Kriteria Hasil :
a. Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
b. Mendeskripsikan proses
penularan penyakit, factor
yang mempengaruhi
penularan serta
penatalaksanaannya,
c. Menunjukkan kemampuan
untuk mencegah timbulnya
infeksi
d. Jumlah leukosit dalam
batas normal
e. Menunjukkan perilaku
hidup sehat
Ansietas
infeksi
Anxiety Reduction
berhubungan
(penurunan kecemasan)
dengan
informasi
mengenai
prosedur
pengobatan
Anxiety control
Coping
Impulse control
menenangkan
b. Nyatakan dengan
Kriteria Hasil :
pasien
mampu c. Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
dan
a. Klien
mengidentifikasi
jelas
dan
tehnik
untuk
selama prosedur
d. Pahami prespektif pasien
terhdap situasi stres
e. Temani
pasien
untuk
memberikan
keamanan
mengontol cemas
dan mengurangi takut
c. Vital sign dalam batas normal
f.
Berikan informasi faktual
d. Postur tubuh, ekspresi wajah,
mengenai
diagnosis,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
tindakan prognosis
g. Identifikasi
tingkat
kecemasan
h. Bantu pasien
mengenal
untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
j. Instruksikan
pasien
menggunakan
relaksasi
k. Kolaborasi
teknik
dalam
Intoleransi
aktifitas
keperawatan diharapkan
berhubungan
Tenaga Rehabilitasi
dengan
dengan indicator:
Medik
kelemahan
Energy conservation
Activity tolerance
Self Care : ADLs
dalammerencanakan
umum,
tirah
baring.
Kriteri Hasil :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan
Activity Therapy
a. Kolaborasikan dengan
aktivitas konsisten
kemampuan fisik,
c.
d.
e.
f.
mandiri
Tanda-tanda vital normal
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu berpindah : dengan
yangsesuai dengan
psikologi dan social
d. Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
e. Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
f. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
g. Monitor respon fisik,
berhubungan
Body image
verbal
respon
terhadap tubuhnya
b. Monitor
frekuensi
penyakit
kemoterapi)
kekuatan personal
c. Mendeskripsikan secara factual
perubahan fungsi tubuh
d. Mempertahanakan interaksi
sosial
mengkritik dirinya
c. Jelaskan
tentang
pengobatan,perawatan,ke
majuan
dan
penyakit
d. Dorong
klien
mengungkapkan
perasaanya
e. Fasilitas kontak dengan
individu
Gangguan
prognosis
lain
dalam
kelompok kecil
Urinary retention care
a. Lakukan penilaian kemih
berhubungan
yang
komprehensif
dengan
berfokus
obstruksi
inkontinensia (misalnya,
mekanik,
Urinary elimination
Urinary continuence
penyebab
Kriteria hasil :
multiple
dan
output
pada
urin,
masalah
pola
kencing
penuh
b. Tidak ada residu urine >100-
raeksisten)
b. Merangsang
reflex
200 cc
c. Intake cairan dalam rentang
kandung
kemih
normal
d. Bebas dari ISK
e. Tidak ada spasme bladder
f. Balance cairan seimbang
dengan
dingin
membelai
kemih
menerapkan
untuk
tinggi
atau air.
c. Memantau asupan
perut,
batin
dan
keluaran
d. Memantau tingka distensi
kandung kemih dengan
7
Ketidakseimban
gan
kurang
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
fluid intake
Nutrition status : nutrien
mual
muntah
intake
Weight control
sekunder
terhadap
penyakit
pengobatan
(kemo)
dan
Kriteria hasil :
a. Adanya peningkatan berat
dan vitamin C
e. Monitor jumlah nutrisi
kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
e. Menunjukkan fungsi
pengecapan dari menelan
f. Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
kekeringan jaringan
konjunctiva.
j. Monitor kalori dan intake
nutrisi
k. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
8
oral
Kerusakan
Setelah
dilakukan
asuhan Pressure Management
a. Anjurkan pasien untuk
integritas kulit keperawatan diharapkan masalah
menggunakan
pakaian
berhubungan
kerusakan
integritas
kulit
yang longgar
dengan
terkontrol dengan indicator:
b. Anjurkan untuk menjaga
perubahan
Tissue Integrity : Skin and
kebersihan kulit agar
pigmentasi
Mucous Membranes
tetap bersih dan kering
Hemodyalis
akses
kulit, radiasi
c. Mobilisasi pasien ( ubah
Kriteria Hasil :
posisi pasien) setiap 2
a. Integritas kulit yang baik bias
dipertahankan
(sensasi,elastisitas,temperatur,
hidrasi dan pigmentasi)
b. Tidak ada luka/lesi pada kulit
c. Perfusi jaringan baik
d. Menunjukkan
pemahaman
dalam proses perbaikan kulit
dan
mencegah
jam sekali
d. Monitor
kulit
akan
adanya kemerahan
e. Pleskan
lotion
atau
minyak/baby
oil
pada
terjadinya
ditutupi
dengan
Nyeri
akut Setelah
berhubungan
dengan
keperawatan
dilakukan
diharapkan
nyeri
cidera biologis
Pain Level,
termasuk lokasi,
Pain control,
karakteristik, durasi,
Comfort level
Kriteria Hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan manajemen
nyeri
c. Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
faktor presipitasi
b. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
c. Kaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri
d. Kurangi faktor presipitasi
nyeri
e. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
f. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
g. Tingkatkan istirahat
h. Kolaborasikan dengan
berhasil
normal
pemberian analgesik
pertama kali
f. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
g. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
10
Hambatan
Setelah
dilakukan
Communication
impaired
(nekrosis
membantu meningkatkan
verbal
jaringan), defisif
pemahaman
tentang
Kriteria Hasil :
pengetahuan
pertukaran informasi atau
a. Memahami dampak dari
tentang
sosialisasi, jika perlu
prilaku diri pada interaksi
Ca.Serviks
c. Identifikasi
perubahan
social
perilaku tertentu
b. Mendapatkan/mengingkatkan
d. Berikan umpan balik
keterampilan interaksi social
positif
pasien
saling memahami
c. Mengungkapkan keinginan
lain
e. Anjurkan bersikap jujur
orang lain
d. Perkembangan fisik, kognitif
dan psikososial anak sesuai
dengan usianya
11
jika
menghargai
orang lain
Defisiensi
pengetahuan
keperawatan diharapkan
dengan indicator:
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
a. Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman
tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program
pengobatan
b. Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
c. Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andrijono, Dkk. (2010). Cegah Dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta :PT Elex Media
Komputindo
Cunningham, F. G. (2010). Dasar- dasar ginekologi & obstetri. Jakarta: EGC.
NANDA NIC-NOC. 2013 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Yogyakarta : Mediaction Publisher
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Rahmawan, A. (2009). Kanker serviks pada kehamilan. Banjarmasin: Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan.
Rasjidi, Imam. (2010). 100 Questions And Answer Kanker Pada Wanita. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Samadi Priyanto .H. 2011. Yes, I Know Everything About KANKER SERVIK. Yogyakarta : Tiga
Kelana
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
Suryawan. 2011. Ca Cerviks. http://suyawantewin.blogspot.com/2011/01/ca-cervix.html. Diakses
pada tanggal 5 mei 2014 Pukul 17 : 15
Mahasiswa
Pembimbing Klinik/ CI
NIP.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik