Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGENDALIAN PROSES
PC- 10 (1,2)
(061330401015)
(061330401016)
(061330401017)
(061330401018)
(061330401019)
(061330401025)
(061330401026)
Percobaan 1:
kode
-
nilai
50
Satuan
%
Propotional band
ProP
20
Integral time
Int
1,0
Menit
Derivative time
dEr
20
Detik
CY-t
10
Detik
Histerisis
HYSt
Pr-L
100
SP- L
100
limit)
CS-
-0 5 8
Rentang (range)
CS-2
CS-3
-r - -
ALAh
action)
Kalibrasi :
Span
Zero
SPAn 100 % pd 20 Ma
ZWrO 0 % pd 4 mA
d. Saat SPAN terbaca pada layar variabel proses, tombol manual 4-20 mA
diputar searah jarum jam ke 20 mA, kemudian harga 100 dimasukkan
dengan menekan tombol digit. Jangan menekan tombol ENTER. Lalu
ditekan tombol F 1x.
e. Saat zero terbaca pada layar variabel proses, tombol manual 4-20 mA diputar
searah jarum jam ke 4 mA, kemudian harga 0 dimasukkan dengan menekan
tombol digit. Jangan menekan tombol ENTER. Lalu ditekan tombol F 1x.
f. Tombol manual output 4 20 mA diputar ke 20 mA dan pembacaan pada
layar variabel proses diamati akan menunjukkan 100% dan ketika 4 mA
layar menampilkan 0%. Prosedur diulangi dan diperiksa harga setting tabel
apabila saat diperiksa tidak menampilkan 100% dan 0%.
Percobaan 2:
PENGENDALIAN ON/OFF
I.
TUJUAN
Stopwatch
III.
TEORI SINGKAT
Terdapat dua jenis pengendalian on/off, secara manual dan secara otomatis. Secara
manual dengan menggunakan sakelar pemilih dan secara otomatis dengan
menggunakan process contoller. Setting pada process controller harus di atur
sedemikian rupa agar harga proposional beand integral time dan derivatetive time
adalah 0 (karakteristik pengendalian on/off)
Pada pengendalian on/off secara manual, manusia termasuk operator agar
menggerakan elemen contol akhir (saklar pemilir) ke posisi on dan posisi off. Dalam hal
ini manusia bertindak sebagai controller yang menerima hasil penggukuran dan
mengepaluasi hasil pengukuran untuk menjadi input menjadi variable manipulasi.
Saklar pemilih pada PC10 mempunya 3 soket A,B,dan C dengan fungsi berbeda
ketika
dihubungkan
dengan
kabel
dan
mempunyai
output
berbeda
ketika
dihubungngkan dengan saklar pemilih N/O (normali open) dan saklar pemilih NC
(normali close)
Normal open berarti kutup positif san negative tidak terhubung dalam kondisi
normal, aliran listik tidak dapat mengalir dalam suatu loop, ini dibuktikan dengan lampu
24VAC terpasang tidak menyala saat saklar pada posisi N/O tersebut. Apabila soket A di
hubungkan ke soket B atau soket C, maka kutup positip menjadi terhubung dengan
kutup negative sehingga arus listrik dapat mengalir, lampu 24VAC terpasang akan
menyala. Normali close berarti kutub positip dan kutup negative terhungan dalam
kondisi normal aliran listrik mengalir dalam satu loop, ini di buktikan dengan lampu
24VAC terpasang menyala saat saklar pada posisi N/C tersebut. Apabila soket A di
hubungkan ke soket B atau C, hubungan pendek terjadi, akibatnya arus listrik berhenti
mengalir, lampu 24VAC terpaksa akan mati.
Kapan aplikasi ini terjadi di industry?
Gambar skema N/O dan N/C :
A
Suplay tegangan
rendah
A C tidak
tersambung
koil
24 VAC
Ke soket24 VAC
240 VAC
Ke soket240 VAC
N/O kontak
terbuka
A C tersambung
kabel
Suplay tegangan
rendah
24 VAC
koil
Ke soket24 VAC
240 VAC
Ke soket240 VAC
untuk memberikan output berbeda terhadap input yang sama. Histerisis ini memberikan
daerah netral pengendalian, besar daerah adalah 2 kali besar harga histerisis.
Contoh :
100 %
Set point 50 %
%P
0%
waktu
on
on
of
of
ini juga akan berakibat sama pada soket 240 VAC apabila dihubungkan ke pemanas atau
heater.
IV. PROSEDUR KERJA
I.PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN SAKLAR PEMILIH
1. Memperhatikan pada bagian saklar pemilihan pada alat PC10 (SWITCHED
OUTPUT), posisi saklar pada kontak terbuka (N/O) dan pasang lampu 24VAC
di soket 24 VAC. Amati lampu dalam keadaan hidup atau mati.
2. memindahkan posisi saklar ke N/C (kontak tertutup), amati bahwa lampu
menjadi mati.
3. Mengambil sebuah kabel, hubungkan dari soket A ke soket C pada posisi N/O,
catat keadaan lampu. Ubah saklar ke N/C, catat perubahan
4. mengulangi langkah 3 dengan mengubah A-B dan B-C
5. Membuat table data
II. PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN PROCESS CONTROLLER.
1. Pada process controller, menekan tombol (untuk masuk ke sistem konfigurasi)
setelah digit pada layar variable process berkedip, menekan tombol f 1x,
kemudian mengataur agar harga ProP, Int dan Der pada harga 0 (nol) harga
siklus (CYt) pada harga 10 detik. Set harga histerisisi (HYSt) pada harga 2% dan
harga setpoint pada 50%. Harga variable lain tetap.
2. Memastikan aksi control (CS-2) adalah r (reverse). Biarkan harga span dan zero
3. Memasang kabel dari bagian manual output ke input pada process controller (4
-20 mA) dan letakkan lampu indicator pada soket 24 VAC di bagian bawah
process controller.
4. Mengatur input ke process controller dengan memutar tombol manual output 4
20 mA
5. Mengamati bahwa OUTPUT relay pada soket lampu indicator 24 VAC akan
menyalakan lampu ketika input (harga terbaca di layar proses) berada pada
setpoint 50% dan akan mematikan lampu INPUT berada di atas harga setpoint.
Histerisisi 2 % berarti lampu akan hidup hingga > 52% dan mati saat <48%
6. mengualngi percobaan dengan memvariasikan harga histerisis menjadi 3 % dan
5% dan harga setpoint di variasikan menjadi 40% dan 70 %
V.
DATA PENGAMATAN
Percobaan 1:
Tabel1.1.kalibrasi voltmeter
Batas
Zero
Span
Ampere
4 mA
20 mA
Voltmeter
0,202 volt
1,001 volt
Ampere
4 mA
20 mA
Percobaan 2:
VI.
Percobaan 1:
ANALISA PERCOBAAN
Variabel Proses
0
100
menggunakan suatu peralatan. Kalibrasi bertujuan agar alat yang nantinya hendak di
gunakan di pastikan dalam kondisi baik sehingga tidak terdapat kesalahan dalam
pembacaan hasil pengukuran.
Pada saat mengkalibrasi harus dicermati bagian mana yang akan dihubungkan
yaitu bagian input dan output dengan memasangan kabel dengan benar. Dalam
melakukan kalibrasi voltmeter dapat di analisa bahwa keluaran manual output sama
dengan Input Voltmeter, dengan memutar tombol manual output pada 4 mA maka pada
layar Voltmeter akan terbaca tegangan nya, apabila tegangan nya tidak sesuai maka
gunakan trim tool untuk memutar soket sampai harga yang diinginkan dengan toleransi
0,2 volt. Begitupun untuk tombol manual output 20 mA.
Pada kalibrasi Process controller, keluaran manual output sama dengan Input
Process Controller. Putar tombol manual output 4 mA maka nilai nya akan sama dengan
0 % (zero) dan juga begitu untuk 20 mA nilai akan sama dengan 100 % (span).
Jika suatu tegangan dilewatkan pada suatu rangkaian yang terdapat hambatan
maka akan timbul arus listrik yang besarnya sebanding dengan harga tegangan dibagi
harga hambatan. Dapat dilihat dari hasil praktikum bahwa hambatan yang terdapat pada
alat sebesar 50.
Percobaan 2:
Dalam percobaan ini dilakukan percobaan dengan menggunakan dua jenis
pengendalian on/off secara manual, dan secara otomatis. Secara manual di sini
menggunakan saklar pemilih dan secara otomatis dengan menggunakan proses
controller. Pada pengendalian on/off yang menggunakan saklar pemilih manusia
bertindak sebagai controller sedangkan pengendalian on/off menggunakan proses
controller sebagai controller yang bertindak secara otomatis, karena sudah dilakukan
konfigurasi pada sistem pengendalian system percobaan dimulai.
Pengendalian on/off secara manual menggunakan saklar pemilih N/O (Normally
Open) dan saklar pemilih N/C (Normally Close). Pada saat operator tidak
menghubungkan soket A ke soket C pada posisi N/O maka yang terjadi lampu 24 VAC
mati. Saklar pemilih N/O (Normally Open) bertindak sebagai pemutus arus dengan
kutub positif dan kutub negatif tidak terhubung secara normal, sehingga tidak ada arus
yang dapat mengalir. Namun, jika soket A dihubung dengan soket C pada posisi N/O,
lampu 24 VAC hidup karena pada N/O kutub positif dan negative terhubung sehingga
arus mengalir dalam satu loop, kemudian pada saat dipindahkan menjadi saklar N/C
masih pada soket yang sama maka lampu 24 VAC mati, ini karena terjadinya hubungan
pendek (short circuit) yang menyebabkan arus berhenti mengalir.
Pada pengendalian on/off menggunakan proses controller dilakukan oleh sebuah
controller dalam mematikan atau menghidupkan suatu proses. Berdasarkan percobaan
proses yang dilakukan diatur dalam suatu nilai histerisis dengan harga set point sama.
Histerisis memberikan batas atas batas bawah sesuai histerisis yang di masukkan sesuai
set point dan memberikan daerah netral pengendalian. Pada saat kita memasukkan nilai
histerisis 2 % dengan set point 50 % maka lampu
VII.
KESIMPULAN
Kalibrasi merupakan salah satu prosedur kerja yang wajib dilakukan sebelum
mulai menggunakan suatu peralatan
Kalibrasi bertujuan untuk memeriksa suatu alat apakah masih berfungsi dengan
baik sehingga hasil pengukuran yang nantinya akan dilakukan dapat
menghasilkan pembacaan dengan benar.
Percobaan 2:
Pengendalian on/off terbagi menjadi dua, yaitu secara manual dan otomatis
Histerisis adalah batas atas batas bawah sesuai histerisis yang dimasukkan
sesuai dengan set point.
Daerah netral adalah rentang antara batas atas dengan batas bawah
IX.
GAMBAR ALAT
Proses Controller
Lampu Indikator
Kabel Penghubung
TrimTool
Input atau masukan adalah efek dari lingkungan ke suatu proses kimia,
sedangkan output atau keluaran adalah efek dari proses kimia ke lingkungan.
Input
Output
Proses Kimia
Output
Input
Dalam suatu pengendalian hubungan antara input, proses dan output merupakan
satu loop (siklus) yang utuh. Output merupakan keluaran dari proses yang menerima
input.
Input dapat dibagi dua yaitu:
1. Variabel yang dimanipulasi (diubah) ; apabila harga input tersebut berasal dari
operator atau pengendali (controller).
2. Gangguan ; apabila harga input tersebut berasal dari lingkungan dan bukan berasal
dari pengendali atau operator.
Output dibagi dua yaitu :
1. Output terukur ; apabila harga output tersebut dapat diukur.
2. Output tak terukur ; apabila harganya tidak dapat atau tak bisa diukur..
Pada alat PCT 10 terdapat lebih dari satu input dan lebih dari satu output, masingmasing dapat dilihat dari tuisan yang terdapat dibagian bawah soket merah/hitam
(polaritas arus). Satu input dapat memberikan beberapa output, seperti yang terdapat
pada process controller, atau beberapa input menghasilkan satu output. Konfigurasi
adalah susunan informasi yang digunakan untuk menghubungkan pengukuran kepada
variabel yang dimanipulasi.
Pada alat PCT 10 konfigurasi dapat dilihat pada process controller, dimana pada
bagian ini terdapat pengaturan controller (controller setting) yang berisi ketentuan yang
diset oleh operator agar controller menjalankan konfigurasi yang telah diset. Dari hasil
pengaturan controller, maka input ke process controller menjadi harga pengukuran yang
kemudian dievaluasi sesuai setting didalam controller dan menghasilkan output
pengendali berupa sinyal untuk mengubah variabel yang dimanipulasi.
Contoh, pada setting ON/OFF dengan histerisis = 2% dan set point = 50% maka
apabila input ke process controller < 50% maka controller akan menghidupkan lampu
Pengendalian ON/OFF