Anda di halaman 1dari 10

FINANCIAL ACCOUNTING THEORY

STANDARD SETTING:
ECONOMIC ISSUES AND POLITYCAL ISSUES
(William R. Scott, Chapter 12 dan 13)

Disusun Oleh :
Ari Wahyu Hidayat
Lilik Adik K.
Wildan Afrizal

1406645052
1406645645
1406646162

PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
Chapter 12 - Standard Setting: Economic Issues
Perluasan dalam hal penyusunan standar adalah merupakan sesuatu yang menantang
bagi akuntan. Banyak aspek produksi informasi perusahaan yang dapat diatur, dan banyak
aturan ini dibuat oleh badan penyusun standar dalam bentuk GAAP. Lebih jauh lagi, jumlah
aturan tersebut terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya standar akuntansi yang
diumumkan.
Dalam tahun terakhir ini, banyak dari industi membuat aturan dalam pola kerjanya.
Penerbangan, pengangkutan, jasa keuangan, dan telekomunikasi adalah merupakan contoh
dari industrialisasi yang telah diatur secara formal. Kemudian pertanyaan selanjutnya yaitu
apakah aturan yang akan dibuat ini menimbulkan banyaknya kompetensi dan inovasi atau

bahkan sebaliknya bahwa penciptaan aturan baru ini akan menimbulkan kakacauan. Namun
pembahasan mengenai pro dan kontra pada penyusunan standar akan membantu kita dalam
melihat trade off yang telibat dalam mengekspresikan peran penting informasi dalam
lingkungan.
Regulasi Aktivitas Ekonomi
Terdapat banyak contoh dalam regulasi ekonomi perusahaan yang memiliki monopoli
seperti perusahaan listrik, telpon, dan transportasi. Dalam hal ini, regulasi biasanya berbentuk
regulasi tingkat tarif, regulasi tingkat pengembalian modal yang diinginkan atau bahkan
keduanya.
Adapun alasan utama dalam hal regulasi tersebut adalah untuk melindungi individu
yang dalam hal kerugian informasi. Misalnya jika tidak terdapat adanya asimetri informasi
dalam suatu keadaan yang mengakibatkan seluruh tindakan manajer dan informasi dapat
diobservasi oleh semua pihak, sehingga akibatnya yaitu tidak ada kebutuhan untuk
melindungi individu dari konsekuensi pada kerugian informasi.
Akuntansi informasi juga sering digunakan dalam membenarkan regulasi untuk
melindungi diri dari kerugian informasi. Contohnya adalah peraturan mengenai insider
tarding dan regulasi untuk meyakinkan pengungkapan penuh pada prospektus. Akuntansi
juga dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk melakukan antisipasi terhadap asimetri
informasi. Peran penting pada akuntansi dan audit adalah untuk melaporkan informasi yang
relevan dan dapat diandalkan, sehingga dengan demikian akan mengurangi asimetri informasi
di antara pihak perusahaan, dan pengguna lainnya. Namun dalam hal ini juga perlu diingat
bahwa peran ini membutuhkan auditor yang kredibel dan kompeten untuk menciptakan suatu
standar pelaporan yang tinggi.
Dalam mempertimbangkan masalah informasi, maka terdapat dua hal yang akan
digunakan sebagai acuan dalam membantu untuk membedakan jenis informasi yang mungkin
dimiliki oleh manajer yaitu kepemilikan/proprietary informasi dan non proprietary informasi.
Proprietary informasi diartikan sebagai informasi yang jika dikeluarkan maka akan sangat
mempengaruhi arus kas masa depan perusahaan. Contohnya adalah informasi mengenai paten
yang dapat dinilai atau rencana insentif strategis seperti penawaran pengambilalihan atau
merger. Biaya manajer dan perusahaan dalam mengeluarkan informasi hak kemilikan dapat
cukup tinggi dalam hal ini. Sedangkan nonproprietary informasi adalah informasi yang tidak
secara langsung mempengaruhi arus kas perusahan. Hal ini mencakup informasi laporan

keuangan, peramalan pendapatan, perinciaan pendanaan baru dan sebagainya. Audit juga
termasuk salah satu dari nonproprietary informasi.
Insentif Pribadi Dalam Informasi
Insentif untuk produksi informasi privat muncul dari kontrak yang dimasuki oleh
perusahaan. Sebagai contoh, jika usaha manajer tidak dapat diobservasi, maka hal ini akan
membawa dampak pada kontrak insentif berdasarkan hasil dari operasi perusahan. Demikian
pula ketika perusahaan mengeluarkan hutang, maka hal ini secara tipikal akan mencakup
hutang perjanjian dalam kontrak. Oleh karena itu, dalam hal ini diperlukan adanya audit
dalam upaya untuk meyakinkan hasil pengukuran kinerja manajer dalam upaya pemberian
insentif kepada mereka.
Alasan kontraktual lain dalam menghasilkan informasi juga muncul ketika perusahaan
akan go publik. Hal ini telah dibuat oleh Jensen dan Mackling (1976), di mana manajermanajer perusahaan yang go publik setelah menjual semua atau sebagian dari bunga akan
memiliki motivasi untuk meningkatkan kelalaian, sehingga untuk menghindari kelalaian yang
dibuat oleh manajer tersebut diperlukan adanya kompensasi bagi mereka.. Biaya kelalaian ini
adalah merupakan pengurangan dari profit yang dihasilkan.
Sumber Kegagalan Pasar
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai kegagalan dari pasar. Di mana jika pasar
berjalan sebagaimana mestinya berdasarkan definisi, maka informasi yang akan dihasilkan
akan seimbang pada keuntungan dan biaya marginal perusahaan. Namun juga telah
mendefinisikan bahwa jumlah terbaik secara sosial terdapat informasi yang menyamakan
biaya dan keuntungan marginal pada lingkungan. Dua kriteria ini pada produksi informasi
tidak perlu menghasilkan nilai yang sama dikarenakan oleh eksternalitas dan freeriding.
Eksternalitas Dan Freeriding
Eksternalitas adalah tindakan yang diambil oleh perusahaan atau individu yang
membebankan biaya atau keuntungan pada perusahaan atau individu lainnya, yang mana
perusahaan akan membebankan biaya atau keuntungan yang tidak dituntut atau tidak
menerima pendapatan. Sedangkan freeriding adalah penerimaan oleh perusahaan atau
individu pada keuntungan atau eksternalitas.
Aspek penting dari freeriding dan eksternalitas adalah bahwa biaya dari keuntungan produksi
informasi yang dirasakan oleh perusahaan akan berbeda dari biaya dan keuntungan pada
lingkungan.

Resiko Moral
Mengingat bahwa usaha manajer secara tipikal tidak dapat diobservasi pada pemilik
perusahaan dan pasar, maka konsekusnsinya yaitu manajer tidak akan berusaha untuk
memaksimalkan jalannya perusahaan sehingga pasar tenaga kerja tidak akan berjalan dengan
baik.
Pemilihan Penghindaran Kerugian
Dala konteks ini, ada dua versi masalah seleksi yang merugikan. Pertama yaitu
masalah mengenai insider trading. Jika kesempatan itu ada untuk pihak dalam untuk
mendapatkan keuntungan, maka kesempatan tersebut akan digunakan oleh orang yang
menginginkannya, dan investor luar juga mengangap bahwa pasar sekuritas berjalan
sebagaimana mestinya.
Versi kedua dalam hal seleksi yang merugikan adalah timbul ketika manajer yang
mengetahui berita buruk tentang masa depan perusahaan tidak mengeluarkan informasi
tersebut, dengan demikian hal ini akan menunda atau menghindari kehancuran reputasi
mereka, dan sebagai konsekuensinya yaitu akan mengakibatkan adanya pengurangan nilai
pada pasar tenaga kerja majerial.
Unanimity
Karateristik dari pasar yang berjalan tidak baik adalah adanya kekurangan unanimity.
Dalam pasar yang berjalan dengan baik, maka pemegang saham akan dengan berusaha suara
bulat untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Sedangkan dalam pasar tidak efisien,
maka hal ini tidak menjadi masalah.
Upaya Membatasi Kegagalan Pasar
Pengungkapan
Argumen ini dapat dibuat yang menyarakan bahwa manajer akan mengeluarkan
semua informasi baik itu informasi baik dan buruk. Hal ini disebut sebagai prinsip
pengungkapan.
Pencarian Informasi Privat
Pemberian insentif privat dalam upaya untuk mengeluarkan informasi dari manajer.
Argumen dalam hal ini yaitu bahwa jika informasi yang dikeluarkan telah cukup, maka hal
ini kan menurunkan biaya modal dari perusahaan.

Signaling
Hal ini sering terjadi di mana perusahaan atau dengan perusahaan lainnya berbeda
dalam kualitas. Sebagai contoh, mungkin perusahaan yang satu akan memiliki kesempatan
investasi yang lebih tinggi dari perusahaan yang lain.

Chapter 13 - Standard Setting: Political Issues


Tujuan dalam bab ini yaitu untuk mereview dua teori regulasi. Yang pertama yaitu
mengenai peraturan ketertarikan publik yang mengambil pandangan bahwa aturan harus
dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial, yang kedua adalah teori aturan kelompok yang
menyatakan bahwa individu-individu seharusnya membentuk koalisi atau pengguna untuk
melindungi dan mempromosikan ketertarikan mereka dengan cara melakukan loby kepada
pemerintahan. Koalisi-koalisi ini dipandang sedang berada dalam konflik antara satu sama
lain untuk menghasilkan keuntungan bagi masing-masing.
Tujuan kedua dalam hal ini adalah untuk mempelajari proses pembentukan standar.
Selain itu juga akan dibahas bahwa proses-proses ini sebagian besar konsisten dengan teori
regulasi kelompok. Dan tujuan ketiga yaitu untuk mempertimbangkan kriteria yang

dibutuhkan oleh para pembentuk standar sehingga standar yang mereka buat bisa diterima
dengan baik.
Dua Teori Regulasi
Teori Regulai Ketertarikan Publik
Teori ini menyatakan bahwa aturan/regulasi merupakan hasil dari permintaan publik
terhadap koreksi yang terjadi pada kegagalan pasar. Dalam teori ini, kekuasaan pusat disebut
juga tubuh regulasi atau regulator diasumsikan memiliki ketertarikan yang besar terhadap
lingkungan. Hal ini telah mengupayakan yang terbaik untuk mengatur sehingga
pemaksimalisasian kesejahteraan sosial dapat tercapai.
Teori Ketertarikan Kelompok
Teori ini mengambil pandangan bahwa industri beroperasi dalam pemunculan
sejumlah kelompok yang tertarik. Sebagai contoh perusahaan dalam indutri manufaktur akan
membentuk suatu ketertarikan yang jelas seperti juga pelanggan mereka. kelompok yang
tertarik ini bermacam-macam akan meloby legislator untuk jumlah dan tipe regulasi yang
berbeda-beda. Sebagai contoh industri itu sendiri mungkin akan meminta peraturan
perlindungan dari persaingan harga luar negri atau melawan pelanggaran dalam operasinya
dengan indusri-industri yang berhubungan. Pelanggan mungkin membentuk kelompokkelompok untuk melakukan loby untuk mendapatkan standar kualitas atau pengendalian
harga.

Proses Pembentukan Standar di Amerika


The Financial Accounting Standar Board
Tujuan pembentukannya adalah untuk membentuk dan mengembangkan standar
akuntansi keuangan dan pelaporannya sebagai panduan dan sarana pendidikan bagi publik.
Untuk memenuhi tujuan ini, FASB berusaha untuk meningkatkan kegunaan pelaporan
akuntansi keuangan dangan berfokus pada konsistensi dan kemampuan perbandingan dengan
menyesuaikan standar-standar untuk perubahan dalam lingkungan bisnis dan ekonomi serta
dengan meningkatkan pemahaman publik mengenai karakter khusus dan tujuan informasi
yang ada dalam laporan keuangan.
The Securities and Exchange Comission

SEC didirikan untuk mengatur perdagangan pada sekuritas perusahaan-perusahaan


yang sekuritasnya diperdagangkan lebih dari satu negara bagian dan memenihi ukuran test
tertentu. Sebagai bagian dari mandatnya, SEC memiliki tanggungjawab unuk memastikan
bahwa para investor mendapatkan penawaran informasi yang memadai. Keonsekuensinya,
SEC memiliki kewajiban untuk mengeluarkan standar-standar akuntansi untuk perusahaanperusahaan di bawah juridiksinya.
Istilah Standar Akuntansi dan Penentuan Standar
Salah satu sarana penunjang yang diperlukan oleh suatu perusahaan atau suatu unit
ekonomi adalah standar akuntansi yang memungkinkan terlaksananya sistem informasi
manajemen dengan baik. Standar akuntansi dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
menyusun laporan keuangan yang layak serta memiliki daya banding sehingga dapat
menyajikan informasi yang bernilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Standar akuntansi
merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan praktek atau kegiatan di
bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna dan tidak menyesatkan. Hal ini
diperjelas oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
sebagai pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana
pensiun dan unit ekonomi lainnya adalah sangat penting, agar laporan keuangan lebih
berguna, dapat dimengerti

dan dapat diperbandingkan

serta tidak menyesatkan.

Oleh karena itu, maka standar akuntansi merupakan suatu pedoman yang wajib ditaati bagi
mereka yang melakukan kegiatan di bidang akuntansi, dalam rangka penyusunan laporan
keuangan. Tetapi perlu diingat bahwa Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman
yang diikuti kebiasaan tentulah bukan merupakan pedoman yang sifatnya universal dan
berlaku mutlak sesuai keadaan, waktu dan tempat. Standar Akuntansi Keuangan dalam
perkembangannnya tidak rterlepas dari pengaruh faktor-faktor lain, misalnya pandangan para
ahli di bidang akuntansi, perkembangan politik dan ekonomi, peraturan pemerintah dan
faktor-faktor lainnya.
Dengan demikian, maka yang perlu diketahui dari Standar Akuntansi tersebut adalah
pedoman dan petunjuk apakah yang dapat diberikan oleh Standar Akuntansi tersebut? Standar
Akuntansi dapat memberikan petunjuk tentang bagaimanakah caranya sumber-sumber
ekonomi yang ditimbulkannya dicatat sebagai harta dan kewajiban. Jika terjadi
perubahan atas harta dan kewajiban itu bagaimanakah cara mencatatnya, kapan perubahan
tersebut dicatat serta bagaimanakah cara mengukurnya, informasi apa saja yang perlu
diungkapkan dan bagaimana cara mengungkapkannya dan sebagainya. Pedoman serta

petunjuk ini dapat kita jumpai dalam buku Standar Akuntansi Keuangan, yang diterbitkan
oleh ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
International Accounting Standards Committee (IASC) dalam Standar Akuntansi
Keuangan ini menjelaskan bahwa :
. . . Accounting Standards and procedures relating to the preparation and presentation
of financial statements. It believes that further harmonisation can best best be pursued by
focusing on finacial statements that are prepared for the purpose of providing information
that is useful in making economic decisions.
Penentuan Standar Akuntansi
Tujuan dalam penentuan Standar
1. Penentuan standar merupakan pilihan sosial sehingga suatu standara mungkin
bermanfaat bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lain. Kebanyakan isu-isu yang
berkaitan dengan akunyansi secara politik bersifat sensitif yang disebabkan:
2. Kebutuhan terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan
3. Informasi akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran penggunaannya.
4. Dalam menentukan standar ada dua pendekatan, yaitu:
representative faithfulness, pendekatan ini menghendaki pelaporan yang bersifat
netral dan penyajian wajar laporan keuangan melalui proses penentuan standar.
Pendekatan ini menyamakan akuntansi dengan proses pemetaan dimana peta harus
dibuat akurat dengan menggambarkan keadaan keuangan perusahaan secara wajar.
economic consequences, pendekatan ini menghendaki asopsi standar yang memiliki
konsekwensi ekonomi menguntungkan. Pendekatan ini cenderung mengarah
penentuan standar yang meemiliki pengaruh positif.
Argumen Pendukung Standar Akuntansi
Pihak-pihak yang menginginkan regulasi akan mengunakan teori kepentingan publik
(The Public Interest Theory) dan teori kepentingan kelompok (The Interest Group Theory)
untuk menyukseskan keinginannya karena pada dasarnya, baik kegagalan pasar maupun
kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi (Scott, 2000).
Teori kepentingan public
Teori kepentingan publik menyatakan bahwa regulasi terjadi karena tuntutan publik
dan muncul sebagai koreksi atas kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi karena adanya

alokasi informasi yang belum optimal dan ini dapat disebabkan oleh (1) keengganan
perusahaan mengungkapkan informasi, (2) adanya penyelewengan informasi, dan (3)
penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya. Dalam teori ini, sentral otoritas juga
disebut regulator dan diasumsikan bahwa masyarakat memiliki kepentingan terbesar pada
informasi akuntansi. Regulator berusaha untuk melakukan pengaturan dengan sebaik
mungkin karena akan memaksimalkan kesejahteraan sosial. Dalam penerapannya teori
kepentingan publik ternyata memiliki masalah sehingga teori ini dikatakan memiliki masalah
implementasi karena sulit menentukan berapa jumlah regulasi yang sesuai. Penentuan jumlah
regulasi merupakan sesuatu yang sulit dilakukan untuk komoditas seperti informasi. Masalah
yang lebih sulit terletak pada motivasi dari regulator itu sendiri. Harus disadari bahwa sangat
sulit untuk memonitor operasi regulator dan kekuatan publik untuk memaksa regulator
beroperasi demi kepentingan publik adalah lemah. Kelemahan tersebut juga akan
menimbulkan kemungkinan bahwa badan ini akan beroperasi untuk kepentingan pribadi dan
tidak untuk kepentingan umum.
Teori kepentingan kelompok
Teori kepentingan kelompok memiliki pandangan bahwa suatu industri beroperasi
karena terdapat sejumlah kepentingan kelompok. Otoritas politik atau legistatif juga dapat
digolongkan sebagai suatu kelompok kepentingan yang memiliki kekuatan untuk memasok
regulasi untuk mempertahankan kekuasaannya. Oleh sebab itu, teori ini memiliki pandangan
bahwa regulasi adalah suatu komoditas di mana terdapat penawaran dan permintaan.
Komoditas akan dialokasikan kepada para konstituen dengan efektif secara politis dan
dengan

meyakinkan

legislatif

memberikan

bantuan

regulasi

kepadanya.

Argumen penentang standar akuntansi.


Pihak yang tidak menginginkan regulasi berargumen dengan menggunakan teori
keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa manajemen memiliki insentif membuat
laporan yang andal dan disajikan secara sukarela kepada pemilik (shareholder) semata-mata
untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen. Laporan keuangan digunakan
untuk memonitor hubungan kerja (hubungan keagenan) serta untuk menilai dan menentukan
kompensasi yang akan dibayarkan kepada manajer.
Di samping menggunakan teori keagenan, pihak yang tidak menginginkan regulasi
juga menggunakan pendekatan pasar bebas. Menurut pendekatan ini informasi akuntansi
merupakan produk-produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya.
Informasi akuntansi juga merupakan subjek kekuatan permintaan dari para pengguna dan

disediakan oleh para penyaji. Hasilnya adalah sejumlah pengungkapan informasi yang
optimal pada tingkat harga yang optimal pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan
sejumlah harga tertentu ditawarkan untuk itu, maka pasar akan menyediakan informasi
asalkan harga yang ditawarkan melebihi biaya informasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai