Abstrak
Artikel ini menjelaskan perspektif dari pemikiran Bourdieu tentang hubungan agen (actor) dan struktur.
Berbeda dengan perspektif yang digunakan Anthony Giddens dan Margareth Archer, maka Bourdieu
menguraikan penjelasannya dengan konsep habitus, field/ranah. modal, praktik, dan strukturalisme
genetik. Menurut Bourdieu melalui penjelasan konsep tersebut, akhirnya relasi antara aktor dan struktur
terjalin secara dialektik, yang saling mempengaruhi dan memperantarai (bermediasi). Tidak saling
menafikan, tetapi saling bertaut dalam sebuah praktik sosial. Tulisan ini juga mengemukakan kekuatan
dan kelemahan pemikiran Bourdieu.
Kata Kunci:
Habitus, Ranah. Modal, Praktik, dan Strukturalisme genetik.
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
dengan
menggunakan
transmisi
dari
bergabung
dan
Claire Brizard.
dengan
ketentaraan
rakat
kolonialisme
Aljazair
dengan
tual
melawan
pemerin-tahan
Juppe.
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
nya
Pascalian
Meditations.
Karya
akhirnya
akan
ditransformasikan
ke
atau
menganggap
bahaya
menjadi inofensif.
televisi
sebagai
ikatan
intersubyektif
antara
teori
Husserl,
Lucwig
Wittgenstein,
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
fenomenologi.
Juga
Elmund
Bourdieu
mendifinisikan
salah
satu
menganggapnya
determinisme,
doxa-
Strauss.
nature-hystory,
sebagai
epifenomena
Karya-karya Bourdieu
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
keilmuan.
budaya
Tulisanya
tentang
hubungan
dialektis
antara
struktur
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
tural
konstruktivisme
konstruktivis,
Habitus sebagai gagasan, tidaklah diciptakan sendiri oleh Bourdieu, namun merupakan
gagasan filosofis tradisional yang ia hidupkan
1
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
structuring
Goodman, 2010:581).
Kleden
(Kleden,
structures
(struktur
yang
2005:361-375;
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
arena lainnya.
Contoh,
melajukan
(menyopir)
Indonesia.
orang lain yang juga melajukan kendaraan di sebelah kiri. Jadi ia lahir dari kondisi
BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 98
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
dia diproduksikan.
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
terjadi
tanpa
tujuan,
yakni
sekedar
introspektif
kehendak
(Ritzer
dan
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
sebagai
kebiasaan
sosial.
Meskipun
aturan-peraturan
Tegasnya,
tertentu.
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
hubungan yang terstruktur dan tanpa diBioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 102
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
Juni 2011 yang kendaraanya terbakar haBioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 103
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
langgaranmisalnya
melanggar
batas
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
gerakkan tindakan.
dan
simbolik
dari
prestise seseorang.
kehormatan
dan
ranah (lingkungan).
ranah
(lingkungan)
kekuasaan
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
Habitus yang mantap hanya terbentuk, berfungsi dan sah dalam sebuah
lingkungan (ranah), dalam hubungannya dengan sebuah lingkungan...
habitus itu sendiri adalah lingkungan
dari kekuatan yang ada, sebuah situasi dinamis dimana kekuatan hanya
terjelma dalam hubungan dengan kecenderungan tertentu. Inilah yang
menyebabkan mengapa habitus yang
sama mendapat makna dan nilai berlawanan dalam lingkungan yang berlainan, dalam konfigurasi yang berbeda atau dalam sektor yang berlawanan dari lingkungan yang sama.
tak habis-habisnya.
Hubungan
relasional
yakni
struk-tur
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
modal.
sebagai bentuk).
kaan
benda.
yang
menelan
korban
sampai
Margareth
Archer
Pierre
Bourdieu
Kata Kunci
Strukturasi, Dualitas,
Praktik sosial,
kesadaran diskursif,
kesadaran praktis,
dan bawah sadar
Morfogenesis dan
agency-kebudayaan
Habitus, Field/
Ranah. Modal,
Praktik, dan
Strukturalisme
genetik
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
Kelemahan
berlawanan arah.
2010:149).
Habitus
dalam
praktik
2011:195).
sebagai
tidak aman.
sosial.
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
subjektivitas. Terdapat aktor dinamis dalam teorinya, yakni seorang aktor yang
mampu tanpa sengaja menemukan improvisasi secara teratur (Jenkins, 1997:
97; Ritzer dan Goodman, 2010:580).
Daftar Pustaka
Binawan, Al. Andang L. (2007) Habitus
(?) Nyampah: Sebuah Refleksi,
dalam Basis, Nomor 05-06, Tahun
ke 56, Mei-Juni.
Bourdieu, Pierre dan Loic JD. Wacuant
(1992) The Purpose of Reflexive
Sociology (The Chicago Workshop). Dalam Piere Bourdieu dan
L.J.D. Wacquant (ed.), An Invitation
to Reflexive Sociology,. Chicago:
University of Chicago Press.
Bourdieu, Pierre (1958) The Algarians
(Diterjemahkan 1962, dari Sociologie de lAlgerie), Boston: Beacon
Press.
Bourdieu, Pierre (1977) Outline of a
Theory of Practice, London: Cambridge University Press.
Bourdieu, Pierre (1984) Distinction: A
Social Critique of the Judgement of
Taste. Terjemahan dari La Distinction: Critique Sociale du Jugement
(1979), Cambridge: Harvard University Press.
Bourdieu, Pierre (1993) The Field of
Cultural Production: Essays on Art
and Leissure, New York: Columbia
University Press.
Bourdieu, Pierre (1998) (Terjemahan
Stephanus Aswar Herwinarko,
2010). Dominasi Maskulin, Yogyakarta: Jalasutra.
Mohammad Adib, Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu hal. 91-110.
*Artikel
ini merupakan perbaikan dari makalah yang pernah dipresentasikan penulis di Program S-3 Program Studi
Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Airlangga pada hari Rabu 25 Mei 2011. Penulis menyampaikan terima kasih kepada
Prof. Dr. Hotman M. Siahaan atas komentar dan catatannya pada empat poin yakni : (1) perlunya penjabaran uraian
lebih luas dari berbagai sumber yang dirujuk. Pengutipan hendaknya tidak dilakukan secara selintas; (2) substansi
teori habitus hendaknya dijabarkan dengan tuntas dan lengkap; (3) konsep tentang modal sosial dan lain-lain
hendaknya dijabarkan lebih detil; dan (4) pandangan kritis hendaknya bukan hanya bicara tentang kelemahan dan
kekuatan, tetapi opini penulis yang juga agak dikemukakan secara kritis.