PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam sehari-hari karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan kita, karena
karbohidrat merupakan sumber energi utama pada manusia. Contoh makanan sehari-hari
yang mengandung karbohidrat adalah pada jagung, gandum, tepung, beras, kentang dan
sayur-sayuran. Selain itu karbohiidrat juga menjadi komponen stuktur penting pada mahluk
hidup dalam bentuk serat (fiber),
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang
terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka
senyawa ini pernah diduga sebagai hidrat dari karbon, sehingga disebut sebagai
karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan hidrat dari karbon merupakan
gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus
empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat (Tim Dosen, 2010).
Asam asetat misalnya dapat ditulis (C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus CH2O atau
HCHO. Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari
rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya (Tim Dosen,
2010).
Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada
molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi
itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul
karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon atau
senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis (Tim Dosen, 2010).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas
karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua
unit gula sederhana dalam satu molekul (Almatsier, 2010).
Karbohidrat sederhana terdiri atas (Almatsier, 2010) :
1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu
[C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5]
Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai
triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon;
dan sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang
dimilki senyawa tersebut (Murray dkk, 2009).
2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom C ada
11 molekul air [C12(H2O)11]
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis
disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa
tidak begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat
berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya
terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa,
dengan melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya
terikat dalam bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi
dua molekul monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis
disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa (Almatsier, 2010).
3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida
Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada
empat jenis gula alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. Sorbitol
terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa.
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes,
seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Manitol dan dulsitol adalah alkohol yang
dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Secara komersial, manitol
diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam
industri pangan. Sedangkan inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai
glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam
serealia. Bentuk esternya dengan asam fitat menghambat absorpsi kalsium dan zat
besi dalam usus halus (Almatsier, 2010).
4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan
fruktosa.
Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian
besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia (Murray dkk,
2009).
Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unitunit glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat di dalam
biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan.seperti halnya polisakarida nonpati,
oligosakarida ini di dalam usus besar mengalami fermentasi (Almatsier, 2010)
suatu produk hasil hidrolisis parsial pati, digunakan sebagai makanan bayi karena tidak
mudah mengalami fermentasi dan mudah dicernakan (Almatsier, 2010).
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat di
dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot. Glikogen
terdiri atas unit-unit glukosa dalam bentuk rantai lebih bercabang. Struktur yang lebih
bercabang ini membuat glikogen lebih mudah dipecah. Glikogen dalam otot hanya dapat
digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati
dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa
melampaui kemampuan menyimpannya dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak
dan disimpan dalam jaringan lemak. Glikogen tidak merupakan sumber karbohidrat yang
penting dalam bahan makanan, karena hanya terdapat di dalam makanan berasal dari hewani
dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2010).
Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan. Pada
proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena baik amilum maupun glikogen,
tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan
memberikan warna merah dangan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam
sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya, proses
hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glycogenolisis (Sirajuddin dan Najamuddin,
2011).
Mengenai penjelasan tentang serat, akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian karena
peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Definisi terakhir yang diberikan untuk serat
makanan adalah polisakarida nonpati yang menyatakan polisakarida dinding sel. Ada dua
golongan serat, yaitu yang tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak
dapat larut dalam air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air
adalah pektin, gum, mukilase, glukan dan algal (Almatsier, 2010).
Selulosa, hemiselulosa, dan lignin merupakan kerangka struktural semua tumbuhtumbuhan. Selulosa merupakan bagian utama dinding sel tumbuh-tumbuhan yang terdiri atas
polimer linier panjang hingga 10.000 unit glukosa terikat dalam bentuk ikatan beta. Polimer
karbohidrat dalam bentuk ikatan beta tidak dapat dicernakan oleh enzim pencernaan manusia
(Almatsier, 2010).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1. Skema Percobaan
III.1.1 Mono dan Disakarida
a). Uji Fehling
2 ml larutan fehling A + B di panaskan
2. Tepung
a). Uji Fehling
Mengambil 2 ml larutan fehling A dan B
lalu memanaskannya sampai mendidih
III.2.2 Bahan
a. Tabung reaksi
a. Larutan glukosa
b. Pipet tetes
b. Larutan sukrosa
c. Botol semprot
c. Larutan fehling A
d. Beaker glass
d. Larutan fehling B
e. Batang pengaduk
e. Larutan benedict
f. Sikat
g. Penjepit
g. Larutan etanol
i. Kompor
j. Gelas ukur
k. Kertas indikator
k. Larutan barfoed
l. Larutan AgNO3 0,1 M
m. Larutan Ammonia encer
n. Tepung kanji
Nama Alat
Tabung reaksi
2.
Pipet tetes
Gambar Alat
10
3.
Botol semprot
4.
Beaker glass
5.
Batang pengaduk
6.
Penjepit
7.
8.
Gelas ukur
9.
Kertas indikator
BAB IV
11
No
1
2
3
Pada Glukosa
Langkah Percobaan
Mengambil 2 ml larutan fehling
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
dipanaskan
sampai Larutan berwarna biru
A dan B
Meneteskan 3 tetes glukosa
mendidih
dipanaskan kembali
dipanaskan
penambahan
kehijauan
Larutan berwarna biru
kecoklatan
tiap Larutan berwarna biru
No
1
2
3
merah bata
Pada Sukrosa
Langkah Percobaan
Mengambil 2 ml larutan fehling
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
dipanaskan
sampai Larutan berwarna biru
A dan B
Meneteskan 3 tetes sukrosa
Menambahkan 3 tetes sukrosa
mendidih
kehijauan
dipanaskan kembali
Larutan berwarna biru
dipanaskan
tiap Larutan berwarna ungu,
penambahan
2. Uji Benedict
Pada Glukosa
12
No
1
Langkah Percobaan
Mengambil 2 ml larutan
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
dipanaskan
sampai Larutan berwarna biru
benedict
Meneteskan 3 tetes glukosa
mendidih
dipanaskan kembali
bata
tiap Larutan berwarna merah
dipanaskan
penambahan
muda
Larutan berwarna merah
merah bata
Pada Sukrosa
No
1
Langkah Percobaan
Mengambil 2 ml larutan
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
dipanaskan
sampai Larutan berwarna biru
benedict
Meneteskan 3 tetes sukrosa
mendidih
dipanaskan kembali
dipanaskan
penambahan
muda
Larutan berwarna biru
muda
tiap Larutan berwarna biru
No
1
Langkah Percobaan
Mengambil 1-2 ml larutan
Perlakuan
Ditambah larutan
glukosa
Memasukkan
pada
tetes
tabung menuangkan larutan gula
Terbentuk
lapisan,
memiringkan 45o
No
1
Pada Glukosa
Pada Sukrosa
Langkah Percobaan
Mengambil 1-2 ml larutan
Perlakuan
Ditambah larutan
sukrosa
Memasukkan
pada
tetes
tabung menuangkan larutan gula
Terbentuk
lapisan,
13
memiringkan 45o
4. Hidrolisa Sakarosa
No
1
Langkah Percobaan
Mengambil 2 ml larutan
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
2 ml HCL encer dan Larutan berwarna putih
sukrosa 2%
memanaskannya
selama
setengah jam
Menambahkan dengan hati- Melakukan tes fehling
Larutan
ungu,
ada
5. Uji Barfoed
Pada Glukosa
No
Langkah Percobaan
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
1 Mengambil 1 ml larutan Menambahkan
larutan Terbentuk cincin merah
glukosa dalam erlenmeyer
No
1
Pada Sukrosa
Langkah Percobaan
Mengambil
ml
Perlakuan
larutan Menambahkan
Perubahan Yang
Terjadi
larutan Larutan berwarna biru
muda,
ada
sedikit
endapan
6. Uji Tollens
Pada Glukosa
No
Langkah Percobaan
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
1 Mengambil 1 ml larutan dicampurkan dengan 2 Larutan
keruh,
ada
AgNO3
14
encer
Campuran di atas diaduk didiamkan
selama
keruh
larutan glukosa
Pada Sukrosa
No
Langkah Percobaan
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
1 Mengambil 1 ml larutan dicampurkan dengan 2 Larutan
keruh,
ada
AgNO3
Campuran
di
atas
tetes)
dan
ammonia encer
diaduk didiamkan selama
endapan hitam
larutan sukrosa
Tepung
1.
Uji Fehling
No
1
Langkah Percobaan
Mengambil 2 ml larutan
Perlakuan
dipanaskan sampai mendidih
fehling A dan B
Meneteskan 3
tepung
terbentuk endapan biru
Menambahkan 3 tetes dipanaskan tiap penambahan Larutan berwarna biru pekat,
tepung
2.
kehijauan
Larutan berwarna
biru,
Uji Molish
No
1
Langkah Percobaan
Mengambil 1-2 ml
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
Ditambah
larutan Terbentuk endapan merah bata
larutan tepung
Memasukkan
etanol 2 tetes
pada menuangkan larutan Terbentuk 4 lapisan, lapisan atas
bening,
tengah
atas
coklat
15
asam
sulfat
dan
memiringkan 45o
susu,
bawah
bening
kehijauan
Hidrolisa Asam
No
Langkah Percobaan
Perlakuan
Perubahan Yang Terjadi
1 Mengambil 50 ml larutan Menambahkan 5 tetes HCl Larutan berwarna bening,
tepung
Mendinginkannya
temperatur
kamar
penangas
air
Larutan berwarna bening,
agak kuning
16
suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan
adanya senyawa natrium karbonat. Sedangkan sukrosa tidak membentuk endapan merah
bata dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi biru keruh dan ada sedikit endapan
hitam. Hal ini membuktikan sukrosa tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu
amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negatif.
Uji molish dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya karbohidrat pada suatu
bahan. Meskipun uji ini tidak spesifik terhadap karbohidrat, tapi apabila hasil reaksi yang
diperoleh adalah negatif menunjukkan bahwa tidak ada bahan yang diperiksa tidak
mengandung karbohidrat. Pereaksi ini terdiri dari 5% -naftol dalam alkohol 95%. Uji
ini harus ditambahkan asam sulfat pekat yang berfungsi untuk menghidrasi turunanturunan karbohidrat atau membentuk furfural warna yang terjadi pada reaksi yang positif
adalah warna ungu yang disebabkan kondensasi furfural atau derivat dengan alfa naftol.
Uji barfoed digunakan untuk menguji monosakarida dari disakarida. Karbohidrat
dalam asam lemah akan mengalami perubahan reaktivitas. Karbohidrat dengan
reaktivitas rendah akan menurunkan daya reduksinya dan sebaliknya pada reaktivitas
tinggi akan tetap mempertahankan daya reduksinya. Berdasarkan dari hsil analisa uji
barfoed terhadap glukosa akan membentuk cincin merah bata dan endapan. Sedangkan
pada sukrosa terbentuk warna larutan biru muda dan ada sedikit endapan
Berdasarkan hasil percobaan hidrolisis sukrosa diperoleh data bahwa sukrosa
yang ditambahkan HCl pekat dan dipanaskan serta dinetralkan dengan NaOH bila
diambil beberapa tetes dan diuji dengan Fehling, sebelum dipanaskan berwarna biru
ternyata setelah dipanaskan menghasilkan suatu endapan berwarna merah bata.
17
BAB V
KESIMPULAN
Karbohidrat
merupakan
polihidroksi
keton
atau
polihidrataldehid
yang
mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Pada uji kelarutan golongan monosakarida mudah
larut dalam air. Sifat kimia dapat diuji dengan Uji Fehling dan akan terbentuk endapan
merah bata, maka karbohidrat memiliki sifat pereduksi. Pada uji Molish larutan berwarna
ungu. Pada uji Hidrolisa sakarosa larutan berwarna biru dan pada uji Barfoed larutan
berwarna biru pudar
18
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, J. 1994. Dasar Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
Harper, H . A .1979 . Biokimia. Buku kedokteran E. G. C : Jakarta
Hawab, M. 2003. Pengantar Biokimia. Bayu Media Publishing, Bogor
Modul praktikum kimia organik
Purba, Michael. 1997. Ilmu Kimia. Erlangga, Jakarta.
Riawan,S. 1990.Kimia Organik.Binarupa Aksara, Jakarta
Soeharsono, N. 1992.Biokimia jilid 1. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
19
LAMPIRAN
20