Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA
PENGUJIAN KEASAMAN DAN
KEBASAAN LARUTAN

Disusun oleh :
Anisah Nadiya Zahiroh
XI MIA 3
05

SMA NEGERI 1 SURAKARTA


2014/2015

I.

JUDUL
Pengujian Keasaman dan Kebasaan Larutan.

II.

TUJUAN
Untuk menguji keasaman dan kebasaan berbagai larutan dengan
menggunakan indikator buatan (kertas lakmus).

III.

DASAR TEORI
1. Asam adalah zat yang melepaskan ion ion hidrogen (H+) ketika
dilarutkan dalam air.
2. Basa adalah zat yang melepaskan ion ion (OH -) ketika
dilarutkan dalam air.
3. Zat netral adalah zat tidak bersifat asam maupun basa (garam).
Suatu larutan memiliki sifat asam, basa maupun netral. Asam, basa
dan kenetralan larutan dapat diuji dengan menggunakan kertas
lakmus. Jika kertas lakmus diberi larutan basa akan berwarna biru,
jika kertas laksmus diberi larutan asam akan berwarna merah, dan
jika kertas lakmus diberi larutan netral warna kertas lakmus tidak
berubah (tetap).

IV.

ALAT DAN BAHAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.

V.

Tabung Reaksi/Plat Tetes (1 buah).


Kertas lakmus merah dan biru (masing - masing 12 buah).
Pipet Tetes (2 buah).
Air Suling.
Air Sabun.
Air Cuka.

LANGKAH KERJA
1. Guntinglah kertas lakmus merah dan biru sepanjang 1 cm dan
letakkan diatas plat tetes masing masing warna dalam lubang
plat tetes (1 lubang 1 warna).
2. Teteskan air suling diatas plat tetes yang terdapat lakmus merah
dan biru.
3. Catatlah data pengamatan pada tabel pertama.
4. Dengan cara yang sama (1 dan 2) ujilah larutan asam klorida
dan larutan Natrium Hidroksida.
5. Lengkapi tabel kedua dengan hasil pengamatan sesuai dengan
prosedur.

VI.

TABEL PENGAMATAN
A. Tabel Pertama
Perubahan Warna

No

Bahan

Kertas
Lakmus
Merah

Kertas
Lakmus
Biru

Sifat

1.

Air Suling

Merah

Biru

Netral

2.

Larutan Asam Klorida


Larutan Natrium
Hiroksida 0.1M

Merah

Merah

Asam

Biru

Biru

Basa

3.

B. Tabel Kedua
Perubahan Warna
Kertas
Kertas
Lakmus
Lakmus Biru
Merah

No

Bahan

Sifat

Larutan Garam

Merah

Biru

Netral

Air Sabun

Biru

Biru

Basa

Air Jeruk

Merah

Merah

Asam

4
5
6
7
8
9

Air Cuka
Larutan A
Larutan B
Larutan C
Larutan D
Larutan E

Merah
Biru
Merah
Merah
Merah
Biru

Merah
Biru
Merah
Merah
Merah
Biru

Asam
Basa
Asam
Asam
Asam
Basa

VII. ANALISA DATA DAN KESIMPULAN


a. Analisa data
Berdasarkan tabel 1, bahan yang digunakan antara lain :
1. Air suling.
Pada percobaan menggunakan air suling, kertas lakmus
merah dan lakmus biru yang ditetesi oleh air suling tidak
mengalami perubahan warna. Tidak adanya perubahan pada
kedua kertas lakmus setelah ditetesi air suling membuktikan
bahwa air suling bersifat garam atau netral.
2. Larutan asam klorida (HCl).
Pada percobaan menggunakan larutan HCl, kertas lakmus
merah yang ditetesi HCl tidak mengalami perubahan warna.
Sedangkan kertas lakmus biru yang ditetesi HCl mengalami
perubahan warna menjadi merah. Perubahan yang terjadi
pada kertas lakmus biru membuktikan bahwa larutan asam
klorida (HCl) bersifat asam.
3. Larutan natrium hidroksida (NaOH).
Pada percobaan menggunakan larutan NaOH, kertas lakmus
merah yang ditetesi NaOH mengalami perubahan warna
menjadi biru. Sedangkan lakmus biru yang ditetesi NaOH
tidak mengalami perubahan warna. Perubahan yang terjadi
pada lakmus merah membuktikan bahwa larutan natrium
hidroksida (NaOH) bersifat basa.
Berdasarkan tabel 2, bahan yang digunakan yaitu :
1. Larutan garam (NaCl).
Pada percobaan menggunakan larutan garam (NaCl), kertas
lakmus merah dan lakmus biru yang ditetesi oleh larutan
garam tidak mengalami perubahan warna. Tidak adanya
perubahan pada kedua kertas lakmus setelah ditetesi larutan
garam membuktikan bahwa larutan garam bersifat garam
atau netral.

2. Air Sabun.
Pada percobaan menggunakan air sabun, kertas lakmus
merah yang ditetesi air sabun mengalami perubahan warna
menjadi biru. Sedangkan lakmus biru yang ditetesi air sabun
tidak mengalami perubahan warna. Perubahan yang terjadi
pada lakmus merah membuktikan bahwa air sabun bersifat
basa.
3. Air Jeruk.
Pada percobaan menggunakan air jeruk, kertas lakmus merah
yang ditetesi air jeruk tidak mengalami perubahan warna.
Sedangkan kertas lakmus biru yang ditetesi air jeruk
mengalami perubahan warna menjadi merah. Perubahan yang
terjadi pada kertas lakmus biru membuktikan bahwa air jeruk
bersifat asam.
4. Air Cuka.
Pada percobaan menggunakan air cuka, kertas lakmus merah
yang ditetesi air cuka tidak mengalami perubahan warna.
Sedangkan kertas lakmus biru yang ditetesi air cuka
mengalami perubahan warna menjadi merah. Perubahan yang
terjadi pada kertas lakmus biru membuktikan bahwa air cuka
bersifat asam.
5. Larutan A.
Pada percobaan menggunakan Larutan A, kertas lakmus
merah yang ditetesi larutan A mengalami perubahan warna
menjadi biru. Sedangkan kertas lakmus biru yang ditetesi
larutan A tidak mengalami perubahan warna. Perubahan
warna yang terjadi pada kertas lakmus merah membuktikan
bahwa larutan A bersifat basa.
6. Larutan B.
Pada percobaan menggunakan Larutan B, kertas lakmus
merah yang ditetesi larutan B tidak mengalami perubahan
warna. Sedangkan kertas lakmus biru yang ditetesi larutan B
mengalami perubahan warna menjadi merah. Perubahan
warna yang terjadi pada kertas lakmus biru membuktikan
bahwa larutan B bersifat asam.
7. Larutan C.
Pada percobaan menggunakan Larutan C, kertas lakmus
merah yang ditetesi larutan C tidak mengalami perubahan
warna. Sedangkan kertas lakmus biru yang ditetesi larutan C
mengalami perubahan warna menjadi merah. Perubahan
warna yang terjadi pada kertas lakmus biru membuktikan
bahwa larutan C bersifat asam.
Namun, berdasarkan sumber yaitu Ibu Siwi menyatakan
bahwa sifat larutan C adalah netral atau garam. Seharusnya
baik kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru yang
ditetesi larutan C tidak mengalami perubahan warna. Namun,
kelompok saya mengalami kesalahan dalam melakukan
percobaan
sehingga
percobaan
yang
kami
lakukan
menunjukkan indikasi bahwa larutan C bersifat asam.
Kesalahan yang dilakukan kelompok saya bisa jadi karena
pencucian alat yang kurang bersih sehingga bekas larutan B
masih menempel di pipet dan mengontaminasi percobaan
selanjutnya pada larutan C.

8. Larutan D.
Pada percobaan menggunakan Larutan D, kertas lakmus
merah yang ditetesi larutan D tidak mengalami perubahan
warna. Sedangkan kertas lakmus biru yang ditetesi larutan D
mengalami perubahan warna menjadi merah. Perubahan
warna yang terjadi pada kertas lakmus biru membuktikan
bahwa larutan D bersifat asam.
9. Larutan E.
Pada percobaan menggunakan Larutan E, kertas lakmus
merah yang ditetesi larutan E mengalami perubahan warna
menjadi biru. Sedangkan kertas lakmus biru yang ditetesi
larutan E tidak mengalami perubahan warna. Perubahan
warna yang terjadi pada kertas lakmus merah membuktikan
bahwa larutan E bersifat basa.
b. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Apabila kertas lakmus merah ditetesi dengan larutan asam
maka warnanya akan tetap menjadi merah. Dan apabila
lakmus merah tersebut ditetesi dengan larutan basa maka
akan berubah warna menjadi warna biru.
2. Apabila kertas lakmus biru ditetesi dengan larutan asam maka
warnanya akan berubah menjadi merah. Dan apabila lakmus
biru tersebut ditetesi dengan larutan basa maka warnanya
akan tetap biru, tidak berubah.
3. Apabila kertas lakmus merah ataupun biru ditetesi dengan
larutan netral, lakmus merah akan tetap berwarna merah.
Dan lakmus biru akan tetap berwarna biru, tidak berubah.
Sifat

Bahan

Asam

Larutan Asam Klorida, Air Jeruk, Air


Cuka, Larutan B dan Larutan D

Basa

Air Sabun, Larutan Natrium


Hidroksida, Larutan A dan Laritan E

Netral (Garam)

Air Suling, Larutan C dan Larutan


Garam

VIII. SIFAT LARUTAN A, B, C, D DAN E

IX.

Larutan

Sifat

Larutan A

Basa

Larutan B

Asam

Larutan C

Netral

Larutan D

Asam

Larutan E

Basa

JAWAB PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian asam !

Menurut Svante Arrhenius, asam adalah suatu zat yang jika


dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+).
Menurut teori Bronsed Lowry, asam adalah spesi (ion/molekul)
yang berperan sebagai proton donor (pemberi proton atau H +)
kepada suatu spesi yang lain.
2. Jelaskan pengertian basa !
Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang didalam air
(larutan) menghasilkan ion OH-.
Menurut teori Bronsed Lowry, basa adalah spesi (molekul/ion)
yang bertindak sebagai proton ekseptor (penerima proton atau
H+).

3. Lengkapi tabel dibawah ini !


No

Rumus Kimia Asam

Nama Asam

Reaksi Ionisasi

HCl

Asam Klorida

HCl H+ + Cl-

HNO3

Asam Nitrat

HNO3 H+ + NO3-

H2SO4

Asam Sulfat

H2SO4 2H+ + SO42-

H3PO4

Asam Fosfat

H3PO4 3H+ + PO43-

HBr

Asam Bromida

HBr H+ + Br-

No
1

Rumus Kimia
Nama Basa
Basa
KOH
Kalium Hidroksida

Ba(OH)2

Ca(OH)2

Fe(OH)3

Al(OH)3

Barium Hidroksida
Kalsium
Hidroksida
Besi (III)
Hidroksida
Alumunium (III)
Hidroksida

Reaksi Ionisasi
KOH K+ + OH-

Ba(OH)2 Ba2+ + 2OHCa(OH)2 Ca2+ + 2OHFe(OH)3 Fe3+ + 3OHAl(OH)3 Al3+ + 3OH-

LAMPIRAN

Air Suling

NaCl

NaOH

HCl

Pipet Tetes

Plat Tetes

Air Jeruk

Tabung Reaksi

Air Jeruk

Pipet Tetes

Air Cuka

Plat Tetes

NaOH

Kertas Lakmus

Air Suling

NaCl

HCl

Air Sabun

Air Sabun
NaOH
Air Jeruk

HCl
Air Suling

Air Cuka

Larutan A

Larutan D

Larutan B

Larutan E

Larutan C

Larutan Garam

Anda mungkin juga menyukai