Anda di halaman 1dari 26

ABSTRAKSI

Praktikum pembuatan bangunan pertanian memiliki langkah-langkah analisis yang


perlu dilakukan. Dalam persiapan pembuatan banguanan diperlukan langkah-langkah
pengayakan, pengadukan dan pembuatan bekisting. Fungsi dari masing-masing
persiapan, pengayakan berguna untuk menyaring agregat yang pas dalam pembuatan,
pengudukan untuk memadukan sifat fisik agar hasil campuran menjadi lebih kuat,
dan pembuatan bekisting berfungsi dalam pembentukan sesuai dengan hal yang
dinginkan. Setelah persiapan, dilakukan penuangan material yang sudah diaduk
hingga proses pengerasan yang dilakuakan dalam satu minggu. Dalam uji kekuatan
dilakukan uji sample yang komponen bangunan yang akan dibangun, uji sample ini
menggunakan alat uji kekuatan bahan yang ada di laboratorium. Setelah mengolah
sebuah dasar banguanan, mahasiswa dapat menganalisis bangunan pertanian yang
lain seperti kuda-kuda yang terbuat dari beton dan hasil tersebut dapat dibandingkan
dengan hasil percobaan dan standarisasi dari SNI.
I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknik Pertanian memeliki subbidang dalam pembuatan bangunan pertanian. Dalam


pembuatan bangunan pertanaina diperlukan pengetahuan yang luas dari segi teknis,
ekonomi,serta kekuatan bangunan tersebut.
Praktikum Terpadu Mekanisasi Bahan Pertanian khusus praktikum minggu pertama
Sampai minggu keempat. Memberikan pemahaman terhadap mahasiswa teknik
pertanian semester 4 dalam pengolahan dasar bangunan pertanian.
Pengolahan banguanan dibutuhkan dasar-dasar analisis, pembuatan, dan pengolahan.
Hasil penganalisisan dan hasil pembuatan dilapangan akan berbeda maka dari itu
perbedaan-perbedaaan dan cara analisis pembuatan bangunan pertanian tersebut akan
dibahas dalam laporan ini. Banguanan yang akan dibahas, unutk praktikum adalah
mortar dan untuk analisis logika adalah kuda-kuda suatu bannguanan.

Tujuan

• Mengetahui keperluan bahan dalam pembuatan beton


• Mengetahui tingkatan-tingkatan (grade) dari agregat pasir dan batu serta
mengetahui berapa massanya dari masing-masing agregat tersebut
• Mengetahui teori-teori adukan dan analisis semen
• Mengetahui cara pembuatan mortar dan menguji hasil design yang sesuai
dengan standard dan yang tidak sesuai dengan standard
• Memberikan pengetahuan analisis dan pembiayaan pembuatan bangunan
pertanian bentuk beton
II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah
beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir),
semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan.
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi,
mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-
batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi,
jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan
semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti
beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi,
beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted
concrete) dll.
Jenis semen yang digunakan dalam produk beton tanaman meliputi: cepat-pengerasan
semen portland dengan tingkat yang lebih tinggi pembangunan kekuatan, yang
mengurangi perlakuan termal beton, terak semen portland, yang merupakan
haluscampuran klinker dan semen terak tanur tinggi. Penambahan terak untuk klinker
adalah 30-60%. Dikeluarkan Slagportlandcement prangko 200, 300, 400, jarang 500.
Semen ini sangat murah, namun sifat dan terutama tingkat pengerasan bervariasi
dalam batas-batas lebar.Jika semen ditambahkan ke yang baik, aktif terak, laju
pengerasan adalah sama dengan Portland. Di lain kasus, penggunaan terak pabrik
semen portland JBI akan memperpanjang perlakuan panas beton dan menahan semua
produksi; putihSemen Portland dan diwarnai tanda 200 dan 300 yang digunakan
untuk tujuan dekoratif.
III. PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan Bahan
• Timbangan dengan ketelitian • Batu
0.1 gram • Pasir
• Ember • Semen
• Spatula • Air
• Bekisting • Besi Colom
• Ayakan • Kawat
• Nampan
• Meteran (Alat Ukur)
• Tang
• Cangkul

IV. METODOLOGI PRAKTIKUM

i. Persiapan Bahan Beton dan Analisis Ayakan Agregat (Pasir dan


Batu)
Prosedur dalam persiapan Bahan Beton dan analisisi ayakan pasir adalah sebagai
berikut:
1) Mengambil pasir, batu, dan kerikil dari halaman
2) Menyusun ayakan dengan ukuran 0, 0.15, 0.3, 0.6, 1.18, dan
4.75 dari bawah ke atas.
3) Menuangkan semua pasir, batu dan kerikil ke syakan paling
atas
4) Mengayak semua bahan tersebut sambil disirami air
5) Memindahlan dan Memisahkan pasir, batu, dan kerikil sesuai
ukuran saringannya ke dalam nampan kotak
6) Menimbang 1 buah nampan kotak, catat massanya
7) Menimbang setiap pasir yang berukuran 0, 0.15, 0.3, 0.6, 1.18,

dan 4.75 dan catat sebagai berat basahW1


8) Mengeringkan agregat pasir dengan cara dijemur di bawah
sinar matahari
9) Menimbang pasir yang sudah dikeringkan itu  W2

Prosedur dalam penentuacn massa jenis agregat pasir berukuran 0.06 adalah sebagai
berikut:
1) Menimbang massa pasir pada ayakan 0.06
2) Memasukkan air dalam botol pengujian sebanyak 200 ml V1
3) Memasukkan pasir yang tertinggal pada ayakan 0.06 ke dalam
botol pengujian yang telah berisi air, catat volume akhirnya
V2
4) Menghitung massa jenis pasir tersebut dengan rumus.

ii. Teori Adukan, dan Analisa Semen


Proporsi dari semen dengan pasir standar adalah 50%. Rasio air dan semen adalah
0.65. jika kuantitas ini dibuat untuk kuantitas mortar maka perbandingannya menjadi
semen : pasir : kerikil adalah berturut-turut 8.54 kg: 20.8kg : 44.8kg. Denganrasio air
dan semen 65%. Teori adukan ada dua macam yaitu secara mekanik dan secara
manual.
 Secara Mekanik
1) Mengihidupkan mesin mixer
2) Memasukkan semen selama 30 detik, lalu masukkan
pasir dan kerikil pada 30 detik selanjutnya, masih
dalam keadaan mesin berputar (menyala)
3) Setelah 60 menit, hentikan sementara selama 20 detik
4) Mengaduk kembali campuran tersebut lalu masukkan
air
 Secara Manual
1) Mencuuci wadah dan sendok yang akan digunakan
untuk mengaduk lalu keringkan
2) Mengambil semen, kerikil dan pasir sesuai jumlah yang
diinginkan ke dalam wadah, campur dengan sendok
selama 2 menit
3) Menambahkan air dan aduk campuran tersebut

iii. Mortar dan Uji Kokoh Design


Mortar terbuat dari campuran semen, agregat (pasir) dan agregat kerikil.
Perbandingannya adalah 8.54kg semen, 20.8kg agregat pasir dan 44.8kg agregat
kerikil. Untuk agregat kerikil, yang digunakan adalah yang mempunyai ukuran
diameter 0, 0.15, 0.3, 0.6, 1.18, 2.36, dan 4.75.
Setelah semua bahan tersedia, aduk bahan tersebut dalam sebuah wadah hingga
tercampur semua. Setelah itu masukkan ke dalam cetakan (bekisting) sambil dipadat-
padatkan. Setelah dicetak, biarkan mortar basah itu hingga keesokan harinya dan
buka cetakan bekisting untuk mengambil hasil mortar yang sudah dibuat.
Pembuatan mortar bisa dilakukan dengan dua cara yaitu secara mekanik dan manual.
Pada praktikum kali ini, pembuatan mortar dilakukan secara manual.

iv. Adukan Beton dan Uji Design


1) Perbandingan antara semen : pasir : kerikil adalah 1 : 1 : 3
2) Menyiapkan tulangan besi
3) Memasang tulangan besi ke dalam cetakan yang telah
disiapkan
4) Membuat adukan dengan bahan-bahan diatas sesuai dengan
teori adukan
5) Memasukan ke dalam cetakan dan biarkan mengering di dalam
ruang yang tak terkena cahaya matahari
6) Membuka cetakan
Pada praktikum kali ini, praktikan tidak sempat membuat adukan tapi data-data yang
dibutuhkan ada, sehingga bisa dibuat analisis nya.
V. HASIL DAN ANALISIS

A. Hasil

Nama Analisa ayak Pasir A


C 136-83
Pengujian atau Batu 1102
Kondisi Suhu ( …..oC) Rh ( …….. %)
Diskripsi Data
Tanggal /bln/thn :
contoh :
Agregat
Ayakan( Akumulasi agregat yang Agregat yang tertahan di
yang lewat
mm) tertahan masing2 ayakan masing-masing ayakan
ayakan
( gr) ( %) ( gr) ( %) ( %)
Batu
100
19 111.5 19.1580756 111.5 19.1580756 81
9.5 403.5 69.32989691 292 50.17182131 31
4.75 508 87.28522337 104.5 17.95532646 13
2.36 582 100 74 12.71477663 0
F.M 2.75773196
jumlah 582 100
PASIR
2.36 582 16.67417756 74 16.67417756 84
1.18 819 70.07661109 237 53.40243353 30
0.6 934 95.98918432 115 25.91257323 5
0.3 937.4 96.75529518 3.4 0.766110861 4
0.15 951.8 100 14.4 3.244704822 0
sisa
jumlah 443.8 100
F.M 3.794952681
DistribusiPartikel
Keterangan :
ANALISIS :

Praktikum kali ini membuat suatu tempat duduk dari gabungan berberapa bentuk
geometri bangunan. Bentuk tersebut meliputi silinder berdimensi diameter 15dan
tinggi 50, kotak (15 x15 x15 ), dan balok (15x15x53,3) semua dalam satuan cm.
Dalam praktikum kelompok tiga, melakukan pembuatan beton balok ukuran 15 x 15
x 53.3 cm sehingga volume balok sebesar 12 liter. Untuk pembuatan beton tersebut
diperlukan bahan material dari semen, pasir, dan kerikir. Besar material yang
dibutuhkan sebesar :

Volume Cetakan : 15 x 15 x 53, 3 = 11992,5 cm3 = 12 liter


V Cetakan perhitungan = 11992,5 x 1,4 = 16789,5 cm3 = 16, 8 liter
V semen = (1/5) x 16,79 x 10 -3 m3 = 3,36 l
V pasir = (1/5) x 16,79 x 10 -3 m3 = 3,36 l
V kerikil = (3/5) x 16,79 x 10 -3 m3 = 10, 07 l

Berat semen = 3,36 liter x 3,2 = 10, 752 Kg


Berat pasir = 3,36 liter x 10 -3 m3 x 2.6 = 8,736 Kg
Berat kerikil = 10, 07 liter x 2,8 = 28,196 Kg

Hasil dari jumlah material yang dibutuhkan dibutuhkan biaya unutk membuatan
bangunan tersebut sebesar :

1 sak = 50 kg semen, 1 sak = Rp 60.000


Biaya pc (semen) = (10, 752 Kg/50 kg) x Rp 60000 = Rp 12902

Harga pasir = Rp 200000 / m3


Biaya pasir = 3,36 x 10-3 x Rp 200000 = Rp 672

Harga kerikil = Rp 200000 / m3


Biaya kerikil = 3,36 x 10-3 x Rp 200000 = Rp 672

Biaya pekerja = 16,8 x 10-3 x Rp 50000 = Rp 840


Biaya tukang =16,8 x 10-3 x Rp 50000 = Rp 840
Biaya kepala tukang = 16,8 x 10-3 x 60000 = Rp 1.008

Total Biaya = Rp 12902 + Rp 672 + Rp 672 + Rp 840 + Rp 840 + Rp 1.008


= Rp 16934

Dalam pengolahan atau pengadukan dilapangan dimasukan semen , pasir , dan kerikil
sebesar setengah dari besar analisis hasil analisis, ini disebabkan hasil perhitungan
tidak sesuai di lapangan. Jumlah material dalam material terlalu banyak sehingga
banyak yang bersisa. Saat di lapangan air yang diapaki sebanyak 2 liter sehingga
adukan menjadi sangat encer dari hasil tingkat kemerosatan sebesar 13 cm ( standar
kemerosotan 12 cm). namun hal itu bagus dalam memadatkan rongga yang kosong.
Saat kering hasil bangunan ini tidak ada rongga besar dibandingkan dengan
kelompok lain. Hal ini juga dipengaruhi oleh pemberian oli sebelum pemasukan
material.
Dalam kasus kelenturan kekuatan beton, dalam kasus tersebut menggunakan sample
bahan silinder yang sudah berumur 1 tahun. Silinder ini berdimensi, diameter 9, 4 cm
dan tinggi 19,5 cm. Dalam uji kekuatan, beban yang dapat diterima sebesar 3450 kgf.
Fisik saat penghancuran terlihat baik karena susunan material yang sesuai analisis.
Selain itu sample geometri ini udah berumur 1 tahun, hal in juga yang berpengaruh
dalam uju kelenturan.
Setelah melakukan semua persiapan, bahan digabung dengan memanfaatkan fungsi
paralon (pipa) yang sebelumnya terpasang. Untuk menyambung dibutuhkan
tambahan semen unutk memperkuat atau memperkokoh bangunan tersebut.
Setelah analisis di atas, maka dapat menetukan jumlah material, harga, dan kekuatan
bahan pada bangunan lain. Dalam hal ini bangunan yang dianalisis berupa kuda-kuda
bangunan kandang. Ukuran dan berat sudah terlampir dalam laporan. Harga
pembuatan banguan dengan volume 0,068 m3 tersebut sebesar Rp 262.900 dan
tegangan bangunan tersebut terhadap dataran sebesar 1,9 kg/cm2. Harga pembuatan
sebuah kuda-kuda masuk akal unutk ukuran balok 5 x 7 cm, sedangkan tegangan
bangunan kurang dari standar tegangan di Bogor yang besarnya 2,5 kg/cm 2 dalam hal
ini bangunan tersebut layak dibangun di kawasan bogor sesuai kondisi lahan Bogor.
LAMPIRAN
Laporan Perbaikan
Nama : Panji Laksamana S

NRP : F14080028

Kelompok : 3

Laporan Praktikum Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan/


Absorbsi Agregat Batu (Coarse Aggregate), serta Kandungan air
permukaan dari Batu A-1109.,A-1111., C-127-81., C-128-79

Nama Berat Jenis dan Penyerapan/ Absorbsi Agregat A 1110 C 128-79


Pengujian Pasir atau Batu

Kondisi Suhu ( …..oC) Suhu air (oC) Suhu pengering ( .oC); Rh ( .


%)

Diskripsi contoh

Pengujian No Kerikil Pasir Keteranga


n

1. Botol Pengujian

2. Berat Flask ( gr) 164.3 164.3

3. Berat material (gr) 104.5 115

4. Berat ( Flask + material + air) 668.8 679.3

5.Berat air yang masuk kedalam flask 400 400

6.Volume air+material 442 447

7. Berat jenis : (6-5) / 3 2.48 2.44

8. Rerata

9. Beda dengan rerata

10. Berat material kering oven

11. Absorpsi

12. Rerata
13. Beda rerata

Konsiderasi

Keterangan :

Peneliti: Fiki Fitriya Silmi Kafah

Nama : Fiki Fitriya Silmi Kafah

Tanggal :

Nama
Analisa ayak Pasir
Pengujia A 1102 C 136-83
atau Batu
n

Kondisi Suhu ( …..oC) Rh ( …….. %)

Diskripsi
Data : Tanggal /bln/thn :
contoh

Agregat yang tertahan


Ayakan( Akumulasi agregat yang Agregat yang lewat
di masing-masing
mm) tertahan masing2 ayakan ayakan
ayakan

( gr) ( %) ( gr) ( %) ( %)

100

19 111.5 19.1580756 111.5 19.1580756 81

9.5 403.5 69.32989691 292 50.1718213 31


1

4.75 508 87.28522337 104.5 17.9553264 13


6

2.36 582 100 74 12.7147766 0


3

F.M 2.757731
96

jumlah 582 100

2.36 582 16.67417756 74 16.6741775 84


6

1.18 819 70.07661109 237 53.4024335 30


3
0.6 934 95.98918432 115 25.9125732 5
3

0.3 937.4 96.75529518 3.4 0.76611086 4


1

0.15 951.8 100 14.4 3.24470482 0


2

sisa

jumlah 443.8 100

F.M 3.794952681

DistribusiPartikel

Keterangan :
Laporan Kerja , Hasil dan pembahasan dan prosedur kerja
pengujian kandungan air permukaan pasir . A-1111 ;C-128-79 ;
Kelompok Anggota penguji :
Nama Kandungan air permukaan dari Pasir A 1111 C 128-79
Pengujia
n

Kondisi Suhu ( …..oC) Suhu air Suhu pengering ( ….oC); Rh


(oC) ( …….. %)

Diskripsi
contoh

Pengujian No Kerikil Pasir Keterang


an

1. Berat Botol ukur & air s/d 564.3 564.3


tanda

2. Berat material (gr) 104.5 115

3. Berat ( Flask + Material 668.8 679.3


+ air)

4. Vs = 1 +2-3

5.Vd = (2)/ BJ

6.Kandungan air
permukaan

P = (4-5)/(2-4) x 100 %

7. Rerata ( %)

8. Beda dengan rerata

9.Volume air yg 400 400


membungkus contoh
V1( ml)

10.Volume air dan volume 442 447


material V2( ml)

11. Vs = 10 – 9 42 47

12. Berat sampel ( Ws gr) 104.5 115

13. Berat jenis (10-9) / 12 2.48 2.44

14. Vd= 12/( BJ) 42 47

15. Surf.moisture:P = ((11- 0 0


14) / (12-11)) x 100 %

15 Rerata

Konsiderasi

Keterangan :
Tabel 17-1 lembar data pengujian untuk flextural kekuatan beton
17-97

Proporsi campuran

Kekuatan
Nama tes beton JIS A 1106
flextural

tanggal Tanggal ( 11 ) Bulan ( 03 ) Tahun ( 2010 )

Temperatur(0 Temperatur
kelembaban (%)
Kondisi C) udara (0 C)

Diskripsi
Campuran semen, pasir basah, kerikil basah, dan air
sampel

Proporsi campuran

1:1:3

Ukuran
maksimum
9.5 mm
agregat kasar
(mm)

Tingkat
kemrosotan
12 cm
yang dizinkan
(cm)

Kandungan
udara yang
46%
dizinkan/diteri
ma (%)

Rasio air-
semen w/c 65%
(%)

Presentase
[1.08/(0.36+1.08+3.24)]x100% = 23.07%
pasir s/a (%)

Unit (kg/m3 ) air w 166.67

semen c 833.33
Agregat
halus 1400
(pasir) S

Agregat mm-mm
2800
kasar mm-mm

campuran campuran* -
* campuran (ml/m3 )** -

Memo : proporsi adukan yang digunakan sesuai dengan proporsi


campuran yaitu 1:1:3, tetapi karena bahan yang digunakan
menurut perhitungan terlalu banyak maka adukan yang dipakai
yaitu setengah porsi adukan dari perhitungan

*= Itu menunjukkan campuran yang mempunyai jumlah yang relatif besar pencampuran yang
dapat mempengaruhi perhitungan proporsi campuran misalnya pozzoran.
**= Itu mengindikasikan campuran pencampuran bersenang jumlah kecil yang dapat
diabaikan dalam perhitungan proporsi campuran misalnya AE campuran, air mengurangi
campuran

Nama
3 (Tiga)
peneliti kelompok

Nama Panji Laksamana S (F14080028)

(B-1) kekuatan beton Flextural kasus (A)


17-98

Nama tes kekuatan beton Flextural kasus (A) JIS A 1106

tanggal tanggal ( 24 ) bulan ( 03 ) tahun ( 2010 )

kondisi Temperatur (0 kelembaban Temperatur udara (0 C)


C) (%)

Diskripsi Balok beton dengan cetakan ukuran p=53 cm t=15cm


sampel l=15cm

(1) Jumlah spesimen

(2) Periode pengawetan 14 hari


(hari)
(3) Kemerosotan 13cm

(4) Kandungan udara (%) 46%

(5) Metode penyembuhan Tambal sulam

(6) Suhu pengawetan (0 C)


Lebar spesimen (cm) 52.5
b1

53
b2

53
b3

(7) Lebar rata-rata b (cm) 52.83


b
Tinggi spesimen (cm) 15
d

15.5
d2

15
d3

(8) Tinggi rata-rata 15.17


d
(9) Jarak panjang L (cm)

(10) Maksimum 250 (perkiraan)


diterapkan beban P
(kgf)
(11) Tempat patahan

(12) Kekuatan lentur


R (kgf/cm2)
(9) x (10)/(7)x(8)2
(13) Rata-rata
kekuatan lentur
2
(kgf/cm )
(14) Sketsa fraktur

peneliti Nama 3 (Tiga)


kelompok

Nama Panji Laksamana S (F14080028)

(B-2) kasus kelenturan kekuatan beton(B)


17-99

Nama tes Kasus kelenturan kekuatan beton (B) JIS A 1106

tanggal tanggal ( 24 ) Bulan ( 03 ) tahun ( 2010 )

kondisi temperatur (0 kelembaban Suhu udara (0 C)


C) (%)

Deskripsi Beton berbentuk silinder


sampel

(1) Jumlah spesimen

(2) Periode pengawetan ± 1 tahun


(hari)
(3) Nilai kemerosotan

(4) Kandungan udara (%)

(5) Metode pengawetan

(6) Suhu pengawetan (0 C)


Lebar spesimen (cm)
b1

b2

b3
(7) Lebar rata-rata b (cm) 9.4
b
Tinggi spesimen (cm)
d

d2

d3

(8) Tinggi rata-rata d (cm) 19.5


d
(9) Jangka panjang L (cm)

(10) Maksimum 3450


diterapkan beban P
(kgf)
(11) Tempat patahan Tengah
(Akan Dilanjutkan)

Berat sampel = 1.95 kg

peneliti Nama 3 (Tiga)


kelompok

Nama Panji Laksamana S (F14080028)

(B-2) kasus kelenturan kekuatan beton(B)


17-100

Nama tes Kasus kelenturan kekuatan beton (B) JIS A 1106

Jarak dari titik sepertiga tengah (cm) E1


E2

(12) Rata-rata jarak (E1 +


E2) / 2 0.5

(13) 0.05 x (jarak


panjang) (cm)
(14) Penilaian fraktur Fraktur bagus karena terjadi di tengah

Jarak dari dukungan (cm)


1 cm
a1

1 cm
a2

1 cm
a3

1 cm
a4

(15) Jarak rata-rata 1 cm


(a1+a2+a3+a4)/4
(16) Kekuatan lentur R
(kgf/cm2 )
= 3x(10)x(15)/(7)x(8)2

(17) Rata-rata kekuatan


lentur (kgf/cm2 )
(18) Sketsa fraktur

Nama kelompok 3(Tiga)


peneliti
nama Panji Laksamana S (F14080028)

Tabel Lampirkan-II-aku lembar data untuk melampirkan tes kemerosotan-II-15

Nama Uji kemerosotan benton JIS A


tes 1101

tangg tanggal ( 11 ) bulan ( 03 ) tahun ( 2010 )


al

kondi Temperatur (0C) kelembaban (%) Suhu udara (0C)


si

Dekri Campuran semen, pasir basah, kerikil basah, dan air


psi
samp
el

Propo Ukura Rentan Kand Ra Pres Unit (kg/cm3 )


n kemro unga sio enta
rsi air se Agr Agre campuran*
kasar sotan n air se
camp agreg yng udara se pasir me ega gat
uran W n t kasar
at(m dapat yang me s/a
m) diterim dapat n (%) hal G
C us
a(cm) diteri W/
mm camp Camp
ma( C
(pa uran* uran
%) (% mm
sir) (ml/m
)
3)
S

9.5 12 46 65 23.0 16 83 14 280


7 6.6 3.3 00 0
7 3

No.
tes

kemr 13 cm
osota
n
(cm)

konsi
stensi

Temp
eratu
r
beton
(0C)

Pertimbangan

Dalam praktikum kali ini pasir dan kerikil yang digunakan untuk adukan
dalam keadaan basah sehingga adukan beton menjadi lebih encer dari
yang seharusnya. Hal ini menyebabkan kemerosatan lebih besar 1 cm
dari kemerosotan yang diijinkan

*= Itu menunjukkan campuran yang mempunyai jumlah yang relatif besar pencampuran yang
dapat mempengaruhi perhitungan proporsi campuran misalnya pozzoran.
**= Itu mengindikasikan campuran pencampuran bersenang jumlah kecil yang dapat
diabaikan dalam perhitungan proporsi campuran misalnya AE campuran, air mengurangi
campuran

penel Nama 3 (Tiga)


iti kelompo
k

nama Panji Laksamana S (F14080028)

LAPORAN PRAKTIKUM TERPADU


MEKANIKA DAN BAHAN TEKNIK
ANALISIS PEMBUATAN MORTAR DAN BETON SERTA
BANGUNAN KUDA-KUDA

Disusun oleh :
Panji Laksamana S
F14080028
Kelompok 3
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

Anda mungkin juga menyukai