Anda di halaman 1dari 11

CAD (coronary artery disease)

A. DEFINISI
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penebalan dinding dalam pembuluh darah jantung
(pembuluh koroner). Di dalam kondisi seperti ini, darah yang mengalir ke otot jantung
berkurang, sehingga organ yang berukuran sekitar sekepalan tangan itu kekurangan darah.
Penyakit jantung koroner / penyakit arteri koroner merupakan suatu manifestasi khusus dan
aterosklerosis pada arteri koroner. Plak terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah arteri
kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkumflek. Aliran darah ke distal dapat
mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plak
atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang
menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.
(Joanne and Gloria. 1995)
Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan suplai oksigen yang adekuat ke sel yang
berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak
permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct).
(Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993).
Penyakit jantung yang paling sering di Amerika Serikat adalah penyakit aterosklerosis
koroner. Kondisi patologis arteri koroner ini ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau
bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan
struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung. Penyakit arterosklerosis
disebabkan oleh kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah dan keadaan biofisika serta
biokimia dinding arteri. Meskipun terdapat perbedaan pendapat diantara beberapa ahli mengenai
bagaimana aterosklerosis merupakan penyakit progresif, dapat dikurangi dan pada beberapa
kasus dapat dihilangkan.
Pembuluh darah jantung dikenali sebagai arteri koronari. Kadangkala, pembentukan bahan
berlemak atau plak daripada kolestrol boleh menyempitkan pembuluh darah jantung. Plak ini
mengurangkan jumlah jumlah oksigen ke jantung, menyebabkan kematian.
Sakit dada yang berkepanjangan berlaku apabila arteri yang sempit dihalang secara tibatiba dan sepenuhnya. Ini adalah karena kekurangan oksigen di dalam sel-sel jantung, sehingga
menyebabkan sel-sel jantung tersebut mati, yaitu suatu keadaan yang dipanggil infark
miokardium atau lebih lazim, serangan jantung.

Penyakit jantung koronari disebut sebagai penyakit pembunuh nomor satu di dunia, dan
dianggap 'musuh nomor satu' dalam kehidupan yang paling ditakuti. Selain itu, juga menduduki
tempat teratas, penyakit jantung bukan lagi menjadi pembunuh misteri. Pada kolesterol yang
tinggi, diabetes, hipertensi, kegemukan, merokok, kurang melakukan olahraga, dan proses
penuaan adalah antara faktor penyumbang kepada penyakit ini. Isu-isu yang dikaitkan dengan
penyakit ini lebih banyak berkisar kepada aspek pencegahan yang merangkumi gaya hidup sehat,
makanan yang seimbang, olahraga dan sebagainya. Namun, statistik kematian mengenai
penyakit jantung tetap mencatatkan peningkatan yang membimbangkan.
(Noer, Sjaifoellah. 1996)
B. PENYEBAB
Dalam pengobatan telah mengenal pasti beberapa faktor risiko untuk CAD. Mereka yang
mempunyai faktor risiko berikut mempunyai peluang yang lebih tinggi untuk mendapat CAD:
Faktor risiko utama termasuk:
1. Merokok
2. Diet kolesterol yang tinggi
3. Tekanan darah tinggi
4. Diabetes
5. Peningkatan umur
Faktor risiko yang lain termasuk:
1.
2.
3.

Kegemukan (Obesitas)
Sejarah keluarga, di mana penyakit arteri koronari berlaku pada umur yang muda
Kaum etnik

C. TANDA DAN GEJALA


Pada penyakit arteri koronaria ini, penderita mungkin merasa sakit dada dan/atau sesak
nafas pada saat olah raga atau melakukan aktivitas, sakit dada atau dikenali sebagai angina
pektoris. Sakit ini dialami pada bagian tengah dada atau sebelah kiri dada. Kesakitan ini dialami
1.
2.
3.

dengan:
Seolah-olah ada cengkraman yang kuat pada dada.
Sesak pada dada.
Sukar bernafas
Sakit ini akan merebak ke leher dan bagian lengan kiri. Hal ini terjadi selama aktivitas fisik atau

tekanan emosi. Tekanan emosi atau aktivitas yang lain juga dapat menyumbangkan masalah ini.
Sakit dada ini terbagi menjadi dua peringkat yaitu:
1. Stabil : mengalami sakit dada apabila melakukan aktivitas.

2.

Tidak stabil : mengalami sakit dada yang berulang-ulang dan berkepanjangan. Sakit ini dialami
sekalipun dengan melakukan aktivitas yang ringan atau semasa sehat.
Kadangkala pada orang tua merasakan sakit pada bagian bahu, lengan, leher, rahang atau
belakang badan. Semasa serangan jantung, penderita akan mengalami sakit dada secara tiba-tiba
dan diiringi dengan berkeringat, berdebar, rasa lemas badan, dan pusing kepala.
Dalam keadaan seperti diabetes dan usia tua, simptom mungkin ringan maupun luar biasa
(contohnya sakit pada bagian ulu hati). Sekiranya gejala-gejala angina tidak stabil dibiarkan
tanpa perawatan, penderita akan mendapat serangan jantung (penginfarkan miokardium)

D. PATOFISIOLOGI
Angina (sakit dada apabila kepenatan) terjadi akibat berlakunya aterosklerosis yang
menyebabkan saluran yang mengalirkan darah ke otot-otot jantung menyempit dan pengaliran
darah terhalang. Serangan sakit jantung terjadi apabila darah membeku di kawasan aterosklerosis
dan menghalang sepenuhnya pengaliran darah ke otot-otot jantung. Keadaan ini menyebabkan
sel jantung mati akibat tidak mendapat oksigen. Tanda-tanda penyakit jantung termasuk
kesakitan di bagian jantung, berkeringat, lemas, dan kesulitan untuk bernafas.
Penyakit jantung koroner dan miocardial infark merupakan respons iskemik dari
miokardium yang disebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara permanen atau tidak
permanen. Oksigen di perlukan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di mana,
Adenosine Triphospate di bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakn 70 %
oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung disebut sebagai Myocardial
Oxygen Cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksi miocardial,
dan tekanan pada dinding jantung.
Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan
tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi untuk menekan volume darah ke
sekat-sekat jantung. Pada jantung yang mengalami obstruksi aliran darah miocardial, suplai
darah tidak dapat mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi letal
maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis aerobic
berupaya memenuhi kebutuhan oksigen.
Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang dapat sebagai
predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung. Hipokromia dan asidosis laktat
mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik
menjadi hipokinetik.

Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke volume, pengurangan cardiac out
put, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir diastol dan tekanan desakan pada arteri
pulmonalis, serta tanda-tanda kegagalan jantung.
Kelanjutan dan iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri koronaria (permanen atau
sementara), lokasi, serta ukurannya. Tiga manifestasi dari iskemik miocardial adalah angina
pektoris, penyempitan arteri koronarius sementara, preinfarksi angina, dan miocardial infark atau
obstruksi permanen pada arteri koronari.
(Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993).
A.
1.
2.
3.

KOMPLIKASI
Lemah jantung
Denyutan jantung yang luar biasa
Kematian

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pengambilan contoh darah
Untuk memeriksa fungsi ginjal dan jantung, bagi memastikan darah boleh beku seperti biasa dan
untuk menguji kencing manis. Jangka akan dicucuk jarum apabila darah diambil.Bilangan
2.

contoh darah bergantung kepada keadaan individu.


X-ray dada
Untuk mencari lokasi jantung dan mengukur ukurannya, serta untuk memastikan tidak ada
jangkitan dada atau paru-paru. Jika ada jangkitan, ia perlu dirawati dahulu. Ini merupakan

prosedur yang tidak menyakitkan dan tidak invasif.


3. Elektrokardiogram 12 dedawai (EKG)
Untuk memastikan otot-otot jantung berfungsi seperti biasa. Ini merupakan prosedur yang tidak
menyakitkan dan tidak invasif. Gambaran EKG yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada
waktu serangan arteri koroner sering kali

masih normal. Gambaran EKG terkadang

menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard akut di masa lampau. Terkadang
EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan arteri koroner. Kadangkadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada saat
terjadi arteri koroner, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T
dapat menjadi negatif.
4. Koronari Angiogram
Angiogram adalah satu pemeriksaan yang menggunakan imbasan sinar-x untuk
memperlihatkan salur darah dengan menggunakan bahan kontras. Angiogram digunakan untuk
mendiagnos penyakit arteri koronari. Ia juga boleh digunakan untuk mengenal pasti lokasi
sebenar dan keterukan CAD.

Imej angiografi dapat memperlihatkan dengan tepat tahap penyumbatan penyakit arteri.
Angiogram juga dapat membantu doktor memilih rawatan yang sesuai bagi pesakit yang
mengidapi serangan jantung (myocardial infection) atau angina. perawatan ini mungkin
mengandungi ubat-ubatan, belon angioplasti, stenting, artherectomy, rotablator atau pembedahan
jantung (bypass).
Prosedur Arteri Kononari dan PTCA/stents banyak dilakukan di Pusat pengobatan HSC
(lebih kurang 500 kasus setiap tahun). Kebanyakan penderita selalunya dirawat sebagai penderita
luar dan boleh kembali pada hari yang sama setelah pemeriksaan. Hanya segelintir kesehatan di
mana penderita dirawat dalam sekiranya bantuan klinikal diperlukan.
penderita diminta berpuasa selama enam hingga delapan jam sebelum prosedur dijalankan.
Pengalaman di pusat perubatan kami menunjukkan kolerasi yang baik (80-90%) di antara MSCT
koronari dan pengkateteran koronari.
A. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian pendidikan kesehatan pada klien maupun keluarga yang mengalami penyakit arteri
2.
3.

koroner.
Pemberian obat golongan antiangina, beta blocker, dan antikoagulan.
Melakukan pemerikasaan penunjang (diagnostik).

B. PENCEGAHAN
Mengenal pasti dan menangani faktor risiko arteri koronari melalui:
1. Mengetahui faktor risiko melalui pemeriksaan perobatan secara berkala.
2. Amalan cara hidup sehat:
a. Berhenti merokok
b. Makanan seimbang
c. Pengukuran berat badan
d. olahraga berkala
3. Tindakan awal secara optimal:
a. Mengukur tekanan darah tinggi
b. Diet gula untuk penderita diabetes
c. Diet kolesterol
C. PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi
Yaitu dengan cara hidup sehat, misalnya :
a. Berhenti merokok
b. Makanan seimbang
c. Mengukur berat badan
2. Farmakologi
Obat diberi untuk:
a. Mengurangi pembekuan darah / mencairkan darah, contohnya obat-obatan antikoagulan, seperti
heparin dan antikoagulan oral (dikumoral, walfarin, dan anisindion).

b.

Mengurangi kadar denyutan dan tekanan darah supaya mengurangi keperluan oksigen oleh
jantung, contohnya adalah obat-obatan beta blocker, seperti asebutolol, metoprolol, atenolol dan

c.

bisoprolol.
Mengembangkan saluran darah untuk meningkatkan kebutuhan oksigen, contohnya adalah

d.
1)
2)
3)
e.

antiangina golongan nitrat (contohnya nitroglycerin).


Tindakan awal secara optimal:
Mengukur tekanan darah tinggi.
Diet gula untuk penderita diabetes.
Diet kolesterol.
Semasa serangan jantung akut, pencairan darah beku adalah berkesan jika perawatan diberi
dalam masa 6 jam.

D. REHABILITASI
Rehabilitasi jantung adalah program latihan yang dipantau oleh anggota kesehatan yang
berkelayakan/mahir. Ia boleh membantu penderita pulih dengan cepat dan meningkatkan tahap

1.
2.
3.
4.
5.
6.

fungsi fisikal, mental dan sosial.


Ini merupakan program berbagai bidang termasuk:
Konseling mengenai proses penyakit dan kepentingan pengambilan obat .
Program olahraga .
Makanan yang seimbang.
Membantu penderita mengurangi faktor risiko .
Memberi bimbingan kerjanya .
Dorongan emosi.
M. Terapi
Terapi yang dapat diberikan perawat terhadap penderita jantung koroner ini dapat berupa
pendidikan kesehatan tentang hidup sehat,yang meliputi pengaturan asupan nutrisi yang rendah
lemak,dan pada penderita penyakit jantung koroner yang juga menderita penyakit lain seperti
diabetes militus juga harus mengurangi asupan makanan-makanan yang mengandung gula
berlebihan,karena ini dapat memicu terjadinya penggumpalan trombosit atau thrombus yang
dapat menyebabkan obbstruksi pada pembuluh darah jantung,selain itu perawat juga
memberikan penyuluhan tentang bagaimana gaya hidup yang sehat,yaitu dengan olah raga yang
teratur,istirahat yang teratur dan tidak mengkonsumsi zat-zat kimia yang dapat merusak
pembuluh darah,jantung dan organ-organ tubuh dengan tidak merokok,mengkonsumsi minumminuman keras dan narkoba.

1.

Pengkajian

a.

Aktivitas dan istirahat

Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan


dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
b.

Sirkulasi
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes
melitus.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya
capilary refill time, disritmia.
Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan
jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak
berfungsi.
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal.
Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal
jantung.
Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.

c.

Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.

d.

Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan berat badan.

e.

Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.

f.

Neuron sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.

g.

Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
nitrogliserin.
Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang
dan wajah.

Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami.
Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur
tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah,
respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
h.

Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah
muda/ pink tinged.

i.

Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.

j.

Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi,
perokok.

k.

Studi diagnostik
ECG menunjukan : adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang T inversi
atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan adanya
nekrosis.
Enzym dan isoenzym pada jantung : CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai
puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.
Elektrolit : ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan
kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
Whole blood cell : leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
Analisa gas darah : Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis ata
akut.
Kolesterol atau trigliseid : mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya
arteriosklerosis.
Chest X ray : mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikiler.
Echocardiogram : Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas
masing-masing ruang pada jantung.

Exercise stress test : Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/
aktivitas.
2.

DIAGNOSA

a.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan
pada arteri koronaria.

b.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.

c.

Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama,
konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.

d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah,
hipovolemia.
3.

INTERVENSI

a.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan
pada arteri koronaria.

Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 menit, diharapkan nyeri pada klien dapat
berkurang, yaitu dari skala nyeri 8 menjadi 2, yang ditandai dengan klien tampak rileks, aktifitas
klien dapat meningkat, terutama setelah dilakukan relaksasi.
Rencana Intervensi :
1) Melakukan pengkajian menyeluruh dari dari nyeri, meliputi lokasi, karakteristik, jumlah, lama,
frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor presipitasi nyeri..
2) Pastikan pasien mendapatkan obat penghilang rasa nyeri (analgesik).
3) Memberikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir, dan
partisipasi dalam melakukan tindakan.
4) Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
5) Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman.
6) Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
7)

Mengkolaborasikan dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan obat nonfarmakologik sebagai pertolongan terhadap nyeri.

b.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.

Kriteria hasil :
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, diharapkan klien menunjukkan
peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas, yang ditandai dengan klien tidak lagi
tampak sesak nafas.
Rencana Intevensi :
1) Bantu untuk menggali pengetahuan klien mengenai aktivitas sehari-hari (misalnya bekerja)
dan / atau kegiatan yang biasa dilakukan pada waktu luang.
2) Bantu untuk memilih kegiatan yang cocok dengan keadaan fisik, psikologi, dan kemampuan
sosial.
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi secara penuh mengenai aktivitas.
4) Bantu klien / keluarga untuk mengidentifikasi adanya penurunan aktivitas.
5) Fasilitasi kegiatan pengganti saat klien mempunyai sedikit waktu, energi, atau gerakan.
6) Beri penguatan positif untuk partisipasi dalam kegiatan.
7) Kolaborasikan dengan tengan kesehatan lain untuk perencanaan dan monitoring dalam program
aktivitas.
c.

Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama,
konduksi jantung, menurunnya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark

Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 menit, diharapkan klien tidak terjadi
penurunan cardiac output yang ditandai dengan klien tidak tampak lelah dan tidak mual dan
muntah.
Rencana Intervensi :
1) Auskultasi bunyi jantung.
2) Monitor dan catat heart rate, irama, dan bunyi jantung.
3) Monitor intake / output, urin output, dan berat badan pasien.
4) Monitor efek dari pengobatan.
5) Bina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

6) Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia.
d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah,
hipovolemia.
Kriteria hasil :
Selama dilakukan tindakan keperawatan selama 15 menit, tidak terjadi penurunan perfusi
jaringan yang ditandai dengan klien tidak mual muntah dan tidak mengalami nyaeri dada. .
Rencana Intervensi :
1) Monitor status cairan, termasuk pemasukan dan pengeluaran cairan.
2) Monitor adanya kehilangan cairan (contohnya pendarahan, mual muntah, diare, takipneu).
3) Mengkombinasikan dengan kristaloid (contohnya normal saline dan linger

Anda mungkin juga menyukai