Oleh
Ferry Anggriawan
1215051023
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ii
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ................................................................................ 1
2
3
3
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Model system panas bumi secara umum ......................................... 2
Gambar 2. Hydrothermal Reservoir .................................................................. 5
Gambar 3. Geopressured Reservoir .................................................................. 5
Gambar 4. Hot Dry Rock Reservoir................................................................... 6
Gambar 5. Magma Reservoir............................................................................. 6
Gambar 6. Low Terrain Geothermal ................................................................. 6
Gambar 7. High Terrain Geothermal ................................................................ 7
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi panas bumi
yang baik. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki banyak gunung api dan letak
Indonesia sendiri berada pada jalur ring of fire (cincin api). Karena hal itu, maka
menyebabkan banyak gunung api yang aktif di Indonesia, yang mengakibatkan
munculnya lapangan panas bumi yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia.
Energi panas bumi (atau energi geothermal) adalah sumber energi yang
relatif ramah lingkungan karena berasal dari panas dalam bumi. Air yang
dipompa ke dalam bumi oleh manusia atau sebab-sebab alami (hujan)
dikumpulkan ke permukaan bumi dalam bentuk uap, yang bisa digunakan untuk
menggerakkan turbin-turbin untuk memproduksi listrik. Biaya eksplorasi dan
juga biaya modal pembangkit listrik geotermal lebih tinggi dibandingkan
pembangkit-pembangkit listrik lain yang menggunakan bahan bakar fosil.
Namun, setelah mulai beroperasi, biaya produksinya rendah dibandingkan
dengan pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Pada praktikum kali ini, akan dijelaskan lebih rinci mengenai sistem panas
bumi, baik itu secara umum (dunia) maupun yang paling banyak ditemukan di
Indonesia. Mulai dari mengidentifikasi sistem yang ada, sampai dengan
mengetahui komponen-komponen yang ada pada sistem panas bumi.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui sistem panas bumi
2. Mahasiswa mampu membedakan dan mengidentifikasi jenis sistem panas
bumi
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi komponen sistem panas bumi
Mulai
Selesai
A. Data Pengamatan
Adapun data yang digunakan selama praktikum ini adalah sebagai berikut:
cukup untuk memanaskan air sehingga menjadi uap. Sumber air yang ada pada
sistem ini, berasal dari atas permukaan, yang diinjeksikan ke lapisan yang
memiliki zona batuan panas, yang kemudian setelah air diinjeksikan dan
menjadi uap, uap tersebut di ambil kembali dan dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin yang ada. Proses dari sistem ini, dapat di lihat pada
gambar 4.
Magma Reservoir, merupakan reservoir yang pemanfaatan energinya
berasal dari magma yang hampir secara langsung bersinggungan dengan air.
Sistem ini hampir mirip dengan hydrothermal reservoir, hanya saja
perbedaannya terletak pada kontak air terhadap magma sebagai sumber panas
dalam sistem keduanya.
Dari keempat jenis reservoir yang ada, yang paling banyak ditemukan dan
dimanfaatkan di Indonesia adalah jenis hydrothermal reservoir. Jenis ini,
memiliki beberapa tipe, yaitu low terrain hydrothermal dan high terrain
hydrothermal. Perbedaan keduanya terletak pada ketinggian dari keberadaan
sistem panas bumi tersebut. Dari gambar 5 dan gambar 6 dapat di lihat bahwa
jika low terrain hydrothermal, keberadaannya terletak pada zona yang memiliki
dataran rendah, dan sumber panasnya berasal dari magma bawah permukaan.
Sedangkan untuk high terrain hydrothermal, banyak di temukan di dekat
aktifitas gunung api, sehingga jenis ini banyak di temukan di daerah dataran
tinggi, seperti pegunungan.
Ciri dari adanya suatu system panas bumi, terutama pada jenis hidrotermal
akan ditemukan beberapa ciri seperti adanya air panas, fumrola, solfatora,
sampai dengan batuan alterasi seperti yang telah dijelaskan pada bab II.
Dari keterangan di atas, maka untuk membedakan masing-masing sistem
panas bumi, dapat dilihat dari sumber energinya, apakah dia termasuk Hot Dry
Rock, ataupun jenis lainnya seperti yang telah di sebutkan. Selain itu, kondisi
tektonik jelas akan sangat berpengaruh pada pembentukan sistem panas bumi,
terutama pada jenis geopressured reservoir. Hal ini dikarenakan, tekanan yang
ada pada reservoir tersebut, yang menyebabkan kondisi geologinya membentuk
suatu antiklin, tekanan itu harus lebih besar dari pada tekanan hidrostatik dari
air yang ada di reservoir tersebut. Karena keadaan tersebut, maka air yang ada
pada reservoir tersebut akan terpanaskan dan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit listrik atau hal lainnya.
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang didapat diantaranya:
1. Hal terpenting, dalam membedakan suatu system panas bumi, adalah di lihat
dari energy panas yang menyebabkan terjadinya system panas bumi tersebut.
2. Sistem panas bumi yang paling banyak dijumpai di Indonesia adalah system
panas bumi hidrotermal, yang di mana jenis ini memiliki 2 tipe yaitu low terrain
hydrothermal dan high terrain hydrothermal. Perbedaan keduanya terletak pada
ketinggian dari keberadaan masing-masing tipe tersebut.
3. Kondisi tektonik akan sangat berpengaruh pada pembentukan system panas
bumi. Hal ini, diperjelas pada system panas bumi jenis geopressured
hydrothermal, yang dimana tekanan yang berasal dari dalam bumi,
menyebabkan terbentuknya sebuah antiklin pada reservoir yang ada, yang di
mana tekanan tersebut lebih besar dari pada tekanan hidrostatik dari air yang
ada pada reservoir tersebut. Sehingga hal ini menyebabkan air yang ada di
dalamnya mengalami kenaikan suhu.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN