DISUSUN OLEH :
ISLAN NOR
13484011021
NIA MONIKA
13484011094
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah kami tim penulis dapat melaksanakan
tugas dan menyelesaikan laporan dari tugas Laporan Pengantar Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar pada tanggal 02
November 2015 sampai dengan 30 November 2015. Penulisan laporan ini
merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan pengantar
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Diploma 3 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin.
Kami menyadari bahwa Pengantar Praktek Kerja Lapangan ini dapat terlaksana
dengan baik berkat kerja sama, bantuan, bimbingan, dan dukungan dari banyak
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang diberikan selama maupun
setelah masa pelaksanaan Pengantar Praktek Kerja Lapangan di UPT Gudang
Farmasi Kabupaten Banjar. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
M.Syafwani, M.Kep., Sp. Jiwa selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
Pengantar Praktek Kerja Lapangan.
2.
Risya Mulyani M.Sc., Apt selaku Kepala Program Studi D3 Farmasi STIKES
Muhammadiyah Banjarmasin.
3.
Arief Rachman, S.Si., Apt., M.Mkes selaku Kepala UPT Gudang Farmasi
Kabupaten Banjar.
4.
Hendera, M.Farm.Klin., Apt selaku pembimbing dari pihak kampus yang telah
memberikan arahan dan bimbingan pada penulisan Laporan Pengantar Praktek
Kerja Lapangan ini.
5.
Para dosen-dosen D3 Farmasi dan seluruh karyawan serta staf UPT Gudang
Farmasi Kabupaten Banjar yang telah banyak memberikan bimbingan selama
Pengantar Praktek Kerja Lapangan.
6.
Orang tua kami yang telah memberikan doa dan kepercayaan kepada kami dan
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Laporan Pengantar Praktek
Kerja Lapangan.
Semoga Allah SWT akan selalu meridhoi dan membalas semua bantuan yang telah
diberikan kepada kami. Kami menyadari bahwa selama pelaksanaan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan yang kami
lakukan, untuk itu kami memohon maaf kepada semua pihak yang terkait. Dan kami
menyadari pula bahwa Laporan Pengantar Praktek Kerja Lapangan ini tidak
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kesempurnaan hanya milik
Allah SWT. Saran yang membangun selalu diharapkan semoga Laporan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan ini memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin
Banjarmasin,
November 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
ii
iii
ix
1.
2.
3.
1.
Perencanaan..........................................................................
2.
3.
4.
Pendistribusian .....................................................................
5.
6.
Penghapusan ......................................................................... 14
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.
3.
Perencanaan.......................................................................... 21
2.
3.
4.
5.
6.
7.
23
2.
3.
4.
Penyimpanan ........................................................................ 29
5.
Distribusi .............................................................................. 30
6.
A. Kesimpulan.................................................................................. 34
B. Saran ............................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 38
LAMPIRAN ................................................................................................... 39
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
AA
Asisten Apoteker
Alkes
Alat Kesehatan
APBD
APBN
BAKHP
BP
Balai Pengobatan
BPOM
DAK
DINKES
Dinas Kesehatan
ED
Expired Date
FEFO
FIFO
GFK
JKN
KIA
KONAS
LBI
Laporan Bulanan
LIFO
LPLPO
PerBup
Peraturan Bupati
PerMenKes
PKD
PKL
PUSKESMAS
SDM
SKN
UPTD
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat selalu
digunakan dalam pelayanan kesehatan. Maka obat perlu dikelola dengan baik,
efektif dan efisien. Pengelolaan tersebut bertujuan untuk menjamin
ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dengan jenis dan jumlah
yang cukup, sehingga mudah di peroleh pada waktu dan tempat yang tepat.
Oleh karena itu, pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di kabupaten/kota
memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkaun obat untuk pelayanan kesehatan dasar.
manajemen
perencanaan, pengadaan,
Pengadaan obat adalah salah satu aspek penting dan menentukan dalam
pengelolaan obat. Tujuan pengadaan obat adalah tersedia nya obat dengan jenis
dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan dengan mutu yang terjamin
serta dapat di peroleh pada saat yang diperlukan.
Keberadaan gudang farmasi kab. Banjar sangat lah berarti karna gudang
farmasi ini memudahkan peskesmas sekabupaten Banjar untuk memperoleh
perbekalan farmasi dan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan, pencegahan
dan pemberantasan penyakit di wilayah kerja masing-masing.
Maka untuk itu penyusunan laporan ini di harapkan dapat membantu kita dalam
memulai beraktifitas di gudang farmasi.
2.
3.
Dapat megetahui tugas pokok dan fungsi gudang farmasi di UPT gudang
farmasi kab. Banjar
2.
Dapat
mengetahui
cara
perencanaan,
pengadaan,
penerimaan,
4.
Mampu membangun komunikasi yang baik dengan pihak dari UPT. Gudang
Farmasi kab. Banjar agar memeperoleh ilmu yang bermanfaat mengenai
pengelolaan gudang farmasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gudang Farmasi
Instalasi gudang farmasi dan perlengkapan kesehatan merupakan unit
pelaksanaan teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab kepada kepala
daerah melalui dinas kesehatan, mempunyai tugas menerima, meyimpan,
memelihara, dan mengamankan serta mendistribusikan obat, alat kesehatan,
perbekalan
dan
perlengkapan
kesehatan
dan
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan.
1.
Gudang
farmasi
mempunyai
tugas
mengadakan,
menerima,
bimbingan
teknis,
monitoring,
dan
evaluasi
b.
c.
d.
e.
f.
3.
sediaan farmasi dan alat kesehatan secara aman, efektif dan efisien pada
instalasi gudang farmasi dan perlengkapan kesehatan.
Tujuan khusus
b.
c.
pengadaan/
penerimaan,
penyimpanan,
pemeliharaan,
Perencanaan
Tujuan dari perencanaan adalah agar terjadi kesinambungan antara
permintaan dan ditribusi , sehingga distribusi obat berjalan lancar dari
pihak gudang farmasi ke pihak yang membutuhkan serta menghindari
terjadinya stock out (kekosongan) obat.
Metode yang digunakan dalam melakukan perencanaan adalah :
a.
Metode Morbiditas/Epidimiologi
Metode perencanaan yang di dasarkan pada penyakit yang ada di suatu
daerah atau yang paling sering muncul di masyarakat.
b.
Metode Konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat berdasarkan
pada kebutuhan riil obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan
koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun sebelum nya.
c.
Metode Campuran
Metode yang merupakan gabungan dari metode konsumsi dan metode
epidimiologi.
2.
b.
c.
Sumbangan/droping/hibah
Penerimaan barang merupakan bagian penting dalam proses
pengelolaan obat. Obat atau perbekalan kesehatan yang di terima
haruslah memenuhi ketentuan diantaranya adalah tepat jenis, tepat
jumlah dan waktu kadaluarsa obat dan perbekalan kesehatan yang
diterima dicatat dengan mempergunakan formulir penerimaan obat
dan perbekalan kesehatan.
Beberapa ketentuan yang harus di laksanakan berkenaan dengan
prosedur penerimaan obat dan perbekalan kesehatan yaitu :
1) Dasar
a) Surat order pembelian atau kontrak
b) Faktur pengantar
2) Proses
a) Cek keabsahan dukumen
b) Cek keabsahan barang
j)
Dalam hal ini penerimaan barang hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a.
Sumber barang
obat dan perbekalan kesehatan di dapat dari sumber: APBN (DAK),
APBD (DAU), ASKES, program-program dinas kesehatan, bantuan
kemanusiaan (jika terjadi bencana alam)
3.
b.
Kondisi barang
c.
d.
Jumlah barang
a.
b.
b.
c.
d.
e.
Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan obat dan perlengkapan kesehatan
kepada pihak-pihak terkait seperti puskesmas dan pelayanan kesehatan
lainya.
5.
Data
Penyakit
(LB-1)
dari
masing-masing
obat
kepada
puskesmas
atas
Laporan Mutasi
Laporan mutasi obat adalah laporan berkala mengenai mutasi yang
dilakukan pertriwulan yang berisi jumlah penerimaan, pengeluaran
dan sisa stok yang ada di GFK, kecuali narkotika dan psikotropika
yang dilaporkan setiap bulan. Kegunaan laporan ini adalah
mengetahui jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran obat
pertriwulan , mengetahui sisa stok obat pertriwulan dan sebagai
pertanggung jawaban bagi kepala GFK dan bendaharawan barang.
b.
c.
e.
f.
Penghapusan
Penghapusan adalah rangkaian kegiatan pemusnahan sediaan farmasi
dalam rangka pembebasan barang milik/ kekayaan Negara dari tanguung
jawab berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan
penghapusan sediaan farmasi adalah sebagai berikut :
a) Penghapusan merupakan bentuk pertanggung jawaban petugas
terhadap sediaan farmasi/ obat-obatan yang diurusinya, yang sudah
ditetapkan untuk dihapuskan/ di musnahkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b) Menghindarkan
pembiayaan
(biaya
penyimpanan
BAB III
TINJAUAN UMUM UPT GUDANG FARMASI KABUPATEN BANJAR
2.
3.
Profil Umum
a.
b.
Status Organisasi
Luas Wilayah
4668,50
Km2
b.
Jumlah Desa
290
buah
c.
Jumlah Kecamatan
19
buah
d.
Jumlah Pustu
70
buah
e.
Jumlah Polindes
201
buah
f.
Jumlah Puskesmas
23
buah
4.
Ka Subbag TU
Kun Auliansyah Noor, MMKes
NIP. 197410031995021001
Bendahara Operasional
Jaini
NIP. 197312082006041007
Kepegawaian
Willy Yanti
NIP. 197705042012122003
Staf Komputer
Kebersihan
Fahri
NIP. 198510042012121001
Keamanan
Darlan
NIP. 197305052012121002
Kelompok Jabatan
Fungsional
Perencanaan
Koordinator
Achmad Sarbini, S.Si., Apt
NIP. 197707122005011012
Penyimpanan
Koordinator
Endria Dharmiantie S.
NIP. 197908252005012009
Pendistribusian
Koordinator
Wiwin Widyastuti
NIP. 197909232006042025
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
5.
Visi :
Menjadikan pusat penyimpanan, distribusi obat dan perbekalan
kesehatan yang optimal dan dapat dipertanggung jawabkan untuk
menunjang pelayanan kesehatan yang bemutu di kabupaten banjar.
b.
Misi :
1) Menjaga mutu obat terjamin, memenuhi kreteria khasiat dan
keamanan obat.
2) Obat yang tersedia sesuai kebutuhan nyata baik dalam jumlah
dan jenis secara kontinyu.
3) Meningkatkan profesionalisme dalam penyimpanan obat dan
distribusi obat dan alat kesehatan.
4) Meningkatkan pencatatan dan pelaporan obat dan Alat
Kesehatan.
6.
b.
c.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
8.
Tujuan Umum :
Terpenuhinya obat yang berkualitas dan terjaminnya pelayanan
pengobatan bagi semua lapisan masyarakat dengan prosedur distribusi
yang efektif dan efisien.
b.
Tujuan khusus :
1) Terlaksanannya penyimpanan dan pendistribusian obat yang
merata dan teratur secara tepat jumlah, waktu dan tempat.
2.
3.
b.
UPT gudang Farmasi kabupaten Banjar memiliki sumber daya manusia secara
keseluruhan sebanyak 15 orang yaitu 1 orang apoteker sebagai kepala UPT;
1 orang sebagai Ka. Subbag TU; 5 orang sebagai Sub bagian tata usaha yang
diantaranya
yaitu
bendahara
operasional,
kepegawaian,
umum
&
& pelaporan dan monitoring & evaluasi; serta 3 tenaga honor dalam membantu
kegiatan di UPT gudang farmasi kabupaten Banjar.
Perencanaan
Perencanaan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan dasar disusun
oleh tim perencanaan obat terpadu berdasarkan sistem buttom up dengan
metode yang digunakan adalah metode campuran. Metode campuran
merupakan gabungan dari metode konsumsi dan metode epidemiologi
dimana metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat
berdasarkan pada kebutuhan riil obat pada periode lalu dengan
penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun
sebelum nya. Dan metode epidemiologi adalah metode perencanaan yang
di dasarkan pada penyakit yang ada di suatu daerah atau yang paling sering
muncul di masyarakat.
2.
b.
c.
e.
3.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
b.
c.
d.
5.
6.
b.
c.
Sesuai
kesepakatan
bersama,
setiap
obat
dan
alkes
yang
e.
f.
Untuk
Puskesmas
Pembantu
(Pustu)
dan
Puskesdes,
obat
b.
Oleh GFK Banjar, obat dan alkes ED yang sudah terkumpul dan dari
pengembalian 23 Puskesmas dibuatkan daftar obat dan alkes
dimaksud antara lain sumber obat (APBD, program, buffer prov.),
tahun pengadaan, jenis, tanggal ED, nilai asset (Rp) dll, selanjutnya
diusulkan ke Dinkes Kabupaten Banjar untuk dilakukan pemusnahan.
c.
d.
g.
BAB IV
KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen SDM
Sumber daya manusia (SDM) di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar
terdiri dari 15 orang yaitu 1 orang apoteker sebagai kepala UPT; 1 orang
sebagai Ka. Subbag TU; 5 orang sebagai Sub bagian tata usaha yang
diantaranya
yaitu
bendahara
operasional,
kepegawaian,
umum
&
Perencanaan Obat
Perencanaan obat merupakan hal yang penting karena perencanaan obat
sangat mempengaruhi ketersediaan obat di UPT Gudang Farmasi
Kabupaten Banjar. Dengan perencanaan obat yang tepat dapat mencegah
tejadinya kekurangan obat, kekosongan obat maupun kelebihan obat di
UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar.
Pengadaan Obat
Pengadaan obat merupakan proses untuk penyediaan obat yang
dibutuhkan di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar. Tujuan pengadaan
obat yaitu agar tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup
sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada
saat diperlukan.
Pengadaan obat di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar mengacu
sesuai dengan aturan yang telah diatur dengan pemerintah berdasarkan
barang dan jasa.
3.
Penerimaan Obat
Barang datang dicocokkan dengan faktur dan kontrak pengadaan yaitu di
check nama obat, jenis obat, jumlah obat, kondisi fisik, kuantitas, kualitas,
expired date, nomor batch dan nama penyedia (distributor). Setelah semua
selesai faktur dan surat kirim barang di tanda tangani kemudian faktur
direkap untuk diarsipkan dan dicatat di buku penerimaan.
4.
Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat obat, yang
dinilai aman dari pencurian serta gangguan yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan obat yaitu, memelihara mutu obat, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggug jawab, menjaga kelangsungan
persediaan dan mempermudah pencarian dan pengawasan. Penyimpanan
obat di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar dilakukan dengan cara
yaitu :
a.
b.
c.
d.
5.
Distribusi
Distribusi adalah satu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan
pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin dari gudang obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan
kesehatan. Tujuan dari distribusi yaitu :
a.
b.
c.
b.
6.
b.
c.
d.
e.
f.
LPLPO
g.
Stock opname
a.
Pemusnahan Barang
Tujuan dilakukannya pemusnahan ini ialah untuk melindungi masyarakat
dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan obat atau perbekalan
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu keamanan dan manfaat,
selain itu pemusnahan juga bertujuan untuk menghindari pembiayaan
seperti biaya penyimpanan, pemeliharaan, penjagaan atas obat atau
perbekalan kesehatan lainnya yang sudah tidak layak untuk dipelihara.
Pemusnahan obat dan alkes di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar
dilakukan dengan cara :
1) Obat expired date yang ada digudang di karantina.
2) UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar mengirim surat kepada
puskesmas untuk mengirim obat yang expired date maupun obat rusak
ke gudang.
3) Seluruh obat expired date dari gudang dan Puskesmas dikumpulkan.
4) Dilakukan penilaian oleh tim penilai obat dan perbekalan kesehatann
yang dibentuk oleh SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar.
5) Setelah dinilai dan dinyatakan layak untuk dimusnahkan lalu di usul
ke Bupati Banjar untuk mendapatkan surat persetujuan pemusnahan.
6) Setelah didapat surat persetujuan pemusanahan, maka di bentuk tim
pemusnahan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan untuk selanjutnya
dilakukan pemusnahan.
b.
Metode Pemusnahan
Pemusnahan obat dan alat kesehatan dilakukan dengan metode
pembakaran dengan menggunakan incenerator dan bekerja sama dengan
Rumah Sakit Ratu Zaleha Martapura. Pemilihan pemusnahan dengan
incenerator karna incinerator dinilai paling efisien dan aman dari cemaran
serta mudah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan kegiatan Pengantar Praktik Kerja Lapangan (PKL)
selama 1 bulan dari tanggal 2 November 2015 sampai dengan 30 November
2015 di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar, dapat disimpulkan :
1.
2.
Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan metode kombinasi yaitu berdasarkan
pada pendekatan pola konsumsi dan epidemiologi
b.
Pengadaan
Pengadaan dilakukan mengacu sesuai dengan aturan yang telah diatur
dengan pemerintah berdasarkan barang dan jasa.
c.
Penerimaan
Penerimaan obat di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar
dilakukan oleh tim penerima dan pemeriksa kemudian obat yang
datang dicocokkan dengan faktur dan kontrak pengadaan yaitu di
check nama obat, jenis obat, jumlah obat, kondisi fisik, kuantitas,
kualitas, expired date, nomor batch dan nama penyedia (distributor).
d.
Penyimpanan
Penyimpanan obat disusun berdasarkan golongan obat, sumber dana,
tahun pengadaan, suhu, FEFO, FIFO, LIFO dan alphabet.
e.
Pendistribusian
Pendistribusian dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk 10 puskesmas
dan setiap 2 bulan sekali untuk 13 puskesmas.
f.
3.
Pemusnahan Barang
Pemusnahan obat dan alkes di UPT Gudang Farmasi Kabupaten
Banjar dilakukan dengan cara :
1) Obat Ex.Date yang ada di gudang di karantina.
2) UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar mengirim surat kepada
puskesmas untuk mengirim obat yang expired date maupun obat
rusak ke gudang.
3) Seluruh obat expired date dari gudang dan Puskesmas
dikumpulkan.
B. Saran
Setelah kami melakukan Pengantar Praktek Lapangan Kerja (PKL) di UPT
Gudang farmasi Kabupaten Banjar ada beberapa masukan dari kami yaitu :
1.
2.
Lebih diperhatikan dalam APD (Alat Pelindung Diri) pada saat memasuki
gudang farmasi, seperti penggunan masker dan baju khusus untuk
menghindari debu / kotoran serta dari kontaminasi obat terhadap tubuh.
3.
4.
5.
Menjaga kebersihan ruangan agar obat dan alkes tetap bersih, terhindar
dari kotoran terutama debu.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Laporan Tahunan UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar Tahun
2014. Martapura : Dinas Kesehatan
Anonim. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1426/Menkes/S.K/XV.2002 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Anonim. 2010. Materi Pelatihan Managemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi
Kabupaten / Kota. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Anonim. 2015. Peraturan Bupati Banjar Nomor 21 Tahun 2015 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Instalasi
Farmasi. Martapura : Dinas Kesehatan
Anonim.
2005.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
LAMPIRAN
Lampiran 7. Suhu