D. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung
Kurang pengetahuan
tentang penyakitnya
Stressor
F. Pathway Dispepsia
Impuls kefleksus
Cemas
miesenterikus
pada dinding
Perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan
alkohol, nikotin,
rokok,
lambung
tumor/kanker saluran
pencernaan, stres
Thalamus
Corteks cerebri
Anoreksia, mual
4
Nyeri
Intake kurang
muntah
Nutrisi Kurang
Perubahan
kesimbangan cairan
dan elektrolit
G. Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan. Salah satunya komplikasi dispepsia yaitu luka di
dinding lambung yang dalam atau melebar tergantung berapa lama lambung
terpapar oleh asam lambung. Bila keadaan dispepsia ini terus terjadi luka akan
semakin dalam dan dapat menimbulkan komplikasi pendarahan saluran cerna
yang ditandai dengan terjadinya muntah darah, di mana merupakan pertanda yang
timbul belakangan. Awalnya penderita pasti akan mengalami buang air besar
berwarna hitam terlebih dulu yang artinya sudah ada perdarahan awal. Tapi
komplikasi yang paling dikuatirkan adalah terjadinya kanker lambung yang
mengharuskan penderitanya melakukan operasi (Wibawa, 2006).
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang harus bias menyingkirkan kelainan serius,
terutama kanker lambung, sekaligus menegakkan diagnosis bila mungkin.
Sebagian pasien memiliki resiko kanker yang rendah dan dianjurkan untuk terapi
empiris tanpa endoskopi. Menurut Schwartz, M William (2004) dan Wibawa
(2006) berikut merupakan pemeriksaan penunjang:
a. Tes Darah
Hitung darah lengkap dan LED normal membantu menyingkirkan
kelainan serius. Hasil tes serologi positif untuk Helicobacter pylori
menunjukkan ulkus peptikum namun belum menyingkirkan keganasan
saluran pencernaan.
b. Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)
Endoskopi adalah tes definitive untuk esofagitis, penyakit epitellium
Barret, dan ulkus peptikum. Biopsi antrum untuk tes ureumse untuk
H.pylori (tes CLO).
Endoskopi adalah
pemeriksaan
terbaik
masa
kini
untuk
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan
yang dilakukan yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan
menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia
meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang
muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa
panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tibatiba). (Mansjoer, 2000).
1. Biodata
a) Identitas Pasien
b.
c.
d.
RASIONAL
1. Berguna dalam pengawasan
kefektifan
obat,
kemajuan
penyembuhan
2. Berikan istirahat dengan posisi
semifowler
yang
tegangan
bertambah
klien
untuk
makanan
yang
3. dapat
menghilangkan
akut/hebat
dan
nyeri
menurunkan
aktivitas peristaltik
lambung
4. Anjurkan klien untuk tetap
mengatur waktu makannya
indikator
melanjutkan
6. Diskusikan dan ajarkan teknik
relaksasi
untuk
intervensi
berikutnya
6. Mengurangi rasa nyeri atau dapat
terkontrol
7. Menghilangkan rasa nyeri dan
mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain
RASIONAL
1. Untuk
mengidentifikasi
adekuat
yang diharapkan
2. Timbang BB klien
2. Membantu
menentukan
timbang
integritas
berat
mukosa
tepat
Berguna
dalam
kefektifan
obat,
pengawasan
kemajuan penyembuhan
10
disukai/tidak disukai.
yang
spesifik,
meningkatkan
intake
dan
output
secara periodik.
mengidentifikasi
masalah
intake nutrisi.
pemecahan
untuk
meningkatkan
kapiler,
status
ukur
haluaran
urine
dengan akurat
RASIONAL
1. Indikator keadekuatan volume
sirkulasi perifer dan hidrasi
seluler
2. Klien
tidak
cairan
mengkomsumsi
sama
sekali
cairan
untuk
masukan
kalori
yang
strategi
untuk
muntah
dan
penggunaan laksatif/diuretik
3. Membantu
klien
atau
laksatif/diuretik
11
menerima
penggunaan
mencegah
rencana
untuk
meningkatkan/mempertahankan
untuk
keseimbangan
misalnya
cairan
jadwal
optimal
masukan
cairan
5. Berikan/awasi
5. Tindakan
memperbaiki
daruat
memperbaiki
hiperalimentasi
untuk
ketidak
IV
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8), EGC, Jakarta
Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta.
Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta
Mansyoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I.
Jakarta:Media Acsulapius. FKUI.
Wibawa, I Dewa Nyoman. 2006. Penanganan Dispepsia Pada Lanjut
Usia Volume 7
Nomor 3 September 2006.
12
13