Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Perbedaan lip balm dengan lipstik adalah lip balm mengandung sedikit atau tanpa zat
pewarna. Selain itu, berdasarkan tujuan pemakaiannya, lip balm dapat dikategorikan
sebagai kosmetika, sebab fungsinya adalah melindungi bibir dari kekeringan dan
melembabkan bibir yang pecah-pecah. Lipstik sendiri dikategorikan sebagai kosmetika
dekoratif. Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata
untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan
pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik
ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit.
Oleh karena itu, kami sebagai bagian dari R&D (Research & Development) ingin
menyusun rancangan formulasi, manufaktur sediaan, evaluasi dan rancangan kemasan
sediaan lipstik dengan UV protection dan pelembab + lip balm beraroma dan berasa untuk
pelembab bibir beraroma dan berasa.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara menyusun dan melaksanakan rancangan formula, manufaktur sediaan,
evaluasi, dan rancangan kemasan lipstik dengan UV protection dan pelembab + lip balm
beraroma dan berasa untuk pelembab bibir beraroma dan berasa ?
1.3. Tujuan
Menyusun dan melaksanakan rancangan formula, manufaktur sediaan, evaluasi dan
rancangan kemasan sediaan lipstik dan lip balm yang memenuhi persyaratan mutu
(quality), aman (safety), efektif (effective), stabil (stability), dan dapat diterima
(acceptable).
1.4. Manfaat
Memahami kerangka konseptual pembuatan sediaan lipstik dengan UV protection dan
pelembab + lip balm beraroma dan berasa
Mengetahui dan mampu melaksanakan pembuatan sediaan kosmetika yang memenuhi
persyaratan mutu, aman, efektif, stabil dan dapat diterima
Mengetahui dan mampu melaksanakan evaluasi sediaan kosmetika yang memenuhi
persyaratan mutu, aman, efektif, stabil dan dapat diterima
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya
baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono dan Latifah, 2007).
Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang
dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami
yang terdapat di sekitar. Sekarang kosmetik dibuat tidak hanya dari bahan alami tetapi
juga bahan sintetis untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Sejak semula kosmetologi merupakan salah satu ilmu pengobatan atau ilmu
kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan ; seperti
para tabib, dukun, bahkan penasihat keluarga istana. Dalam perkembangannya kemudian,
terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek, efek samping, dan
lainnya (Wasitaatmadja, 1997).
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian
luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain
untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifah, 2007).
B. Penggolongan Kosmetik
Penggolongan kosmetik terbagi atas beberapa golongan, yaitu :
a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 preparat
(Tranggono dan Latifah, 2007) :
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain.
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lainlain.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodoran, dan lain -lain.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-lain.
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dan lainlain.
b. Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan (Tranggono dan Latifah, 2007)
sebagai berikut :
4
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk
di antaranya adalah kosmedika).
2. Kosmetik tradisional
Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam
dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan
lama.
Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar
tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan tradisional.
c. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit :
1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics) Jenis ini digunakan untuk
merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya :
Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), misalnya sabun, cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizer
cream, night cream, anti wrinkle cream.
Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen
foundation, sunblock cream / lotion.
Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya
scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai
pengamplas (abrasiver).
2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis
yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat
warna dan pewangi sangat besar. Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 golongan
(Tranggono dan Latifah, 2007).
d. Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi, produk kosmetik
dibagi menjadi 2 golongan (Ditjen POM, 1985) :
1. Kosmetik golongan I adalah :
Kosmetik yang digunakan untuk bayi
Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya
Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan
Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum
diketahui keamanan dan kemanfaatannya
2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk ke dalam golongan
I.
5
C. Persyaratan Kosmetik
Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan
lain yang ditetapkan.
b. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.
c. Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
(BPOM RI).
D. Kosmetik Dekoratif
Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata
untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan
pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik
ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
E. Persyaratan Kosmetik Dekoratif
Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah (Tranggono dan Latifah, 2007) :
a.
b.
c.
d.
e.
relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal. Misalnya carmine, zat warna
merah yang diperoleh dari tubuh serangga Coccus cacti yang dikeringkan, klorofil
daun-daun hijau, henna yang diekstraksi dari daun Lawsonia inermis, carotene (zat
warna kuning).
2. Zat warna sintetis yang larut
Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, yang berfungsi sebagai produk
awal bagi kebanyakan zat warna. Sifat-sifat zat warna sintetis yang perlu diperhatikan
antara lain :
a. Intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah memberi warna
b. Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Bahan larut air
untuk emulsi O/W dan larut minyak untuk emulsi W/O. Bahan larut air hampir
selalu juga larut dalam alkohol encer dan gliserol. Bahan larut minyak juga larut
dalam benzena, karbon tetraklorida, dan pelarut organik lainnya, kadang-kadang
juga dalam alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat warna yang sekaligus larut dalam
air dan minyak
c. Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut dalam pH
asam, lainnya hanya dalam pH alkalis
d. Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada kulit dan
rambut berbeda-beda. Terkadang kita memerlukan daya lekat besar seperti cat
rambut, namun terkadang kita menghindarinya misalnya untuk pemerah pipi
e. Toksisitas. Bahan toksis harus dihindari, tapi ada derajat keamanannya
3. Pigmen alam
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat secara alamiah,
misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung pada kandungan besi oksida
atau mangan oksidanya (misalnya kuning, coklat, merah bata, coklat tua). Zat warna
ini murni, sama sekali tidak berbahaya, penting untuk mewarnai bedak, krim dan
make-up sticks. Warnanya tidak seragam, tergantung asalnya, dan pada pemanasan
kuat menghasilkan pigmen warna baru.
2.2.
pada
dermis
akan disuplai dengan baik dengan darah dan dialirkan menuju ke permukaan bibir sehingga
dapat memberikan pewarnaan yang karakteristik pada bibir. Karakteristik yang lain adalah
dengan tidak terdapat adanya kelenjar keringat dan
Untuk dapat meningkatkan, mengoreksi dan
digunakan kosmetik perias bibir. Perias bibir dalam bentuk stik harus memenuhi persyaratan
mutu yang meliputi :
a. Titik leleh (melting point)
Titik leleh perlu diukur untuk menjaga stabilitas lipstik selama penyimpanan,
pemasaran dan penggunaannya. Titik leleh lipstik yang diukur dengan menggunakan
metode capillary tube, berkisar pada suhu 60C atau lebih.
b. Titik patah (breaking point)
Breaking point berguna untuk menentukan kualitas kekuatan relatif dari berbagai
macam lilin. Lipstik yang terbuat dari lilin lebih tidak mudah patah daripada lipstik yang
terbuat dari lemak. Breaking point dilakukan secara horisontal dalam sebuah pipa yang
sesuai inci dari dasar dan diberi beban yang berubah-ubah. Percobaan ini dilakukan
pada suhu 25C dan beban ditambah setiap 30 detik (pada umumnya 10 g) sampai
lipstiknya patah, minimal 30 menit.
c. Stabilitas bentuk (aging stability)
Dilakukan dengan memasukkan lipstik ke dalam oven pada suhu 40C dengan
pengamatan secara periodik pada minyak yang dikeluarkan, adanya kristalisasi pada
permukaan dan karakteristik aplikasi. Akibat adanya minyak yang lepas
basisnya
itu
banyak atau mengandung lilin (wax) yang titik leburnya lebih rendah
Lip gloss / lip balm
Lip gloss / lip balm digunakan untuk mengkilapkan bibir yang dibuat dengan bahan dasar
seperti lipstik tanpa pewarna / transparent yang berguna untuk mengkilapkan bibir yang
2.3.
bibir yang kurang baik atau menyamarkannya, selain itu juga dapat digunakan sebagai
pelindung bibir dari kekeringan, hal ini mengacu pada anatomi bibir itu sendiri yang
mempunyai stratum corneum sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat
dan kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam
udara dingin dan kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami untuk bibir.
Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up) yang
dibentuk dari minyak, lilin, dan lemak. Lipstik merupakan make-up bibir yang secara
anatomis dan fisiologis agak berbeda dengan anggota badan yang lain. Misalnya, stratum
corneum-nya sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun
kelenjar minyak. Sehingga lebih mudah pecah-pecah terutama di udara dingin dan kering.
Ludah merupakan pembasah alami untuk bibir. Selain lipstick, terdapat juga kosmetik bibir
dalam bentuk cair maupun krim. Namun preparat tersebut tidak tahan lama atau mudah
terhapus bila digunakan. Selain itu para pengguna lipstik lebih suka dengan bentuk roll up
karena lebih praktis, daripada mereka harus membawa botol kecil dalam tasnya. Dari segi
kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (Mitsui, 1977) :
1. Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir
2. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan
3. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu
4. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan
wujud
5. Tidak lengket
6. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna
Komponen Utama Dalam Sediaan Lipstik
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin, lemak dan zat
warna.
Minyak
9
Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lipstik yang berfungsi untuk melarutkan
atau mendispersikan zat warna. Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak,
minyak mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang
unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan
staining dye dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam
banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam
menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga
kalsium, akan tetapi lake dari stronsium juga sering digunakan karena menghasilkan
warna yang tahan lama dan jernih. Untuk menghasilkan warna yang agak pudar (muda),
pigmen putih seperti titanium dioksida dan seng oksida harus ditambahkan. (Balsam,
1972)
Zat tambahan dalam sediaan lipstik
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk
menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi
dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil dan
dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambahan yang
digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum.
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan
terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering
digunakan (Butler, 2000)
2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik sebenarnya
sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan
pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi
pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu, perlu ditambahkan pengawet di dalam
formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben (nipagin) dan propil
paraben (nipasol) (Butler, 2000)
3. Parfum
Parfum perlu ditambahkan dalam formula lipstik untuk menutupi bau dari minyak dan
lilin yang terdapat dalam basis dan bau lain yang tidak enak yang timbul setelah lipstik
digunakan atau disimpan. Parfum yang berasal dari minyak tumbuhan (bunga) adalah
yang paling banyak digunakan (Balsam, 1972)
2.4.
topikal
pada
bibir untuk melembabkan dan mengurangi bibir kering dan pecah-pecah, angular cheilitis,
stomatitis, atau cold sores. Lip balm biasanya mengandung beeswax atau carnauba wax,
kamfer, setil alkohol, lanolin, parafin, dan petrolatum, bersama bahan-bahan lainnya.
11
Beberapa varian produk mengandung pewarna, flavor, parfum, fenol, asam salisilat, dan
tabir surya.
Tujuan utama penggunaan lip balm adalah untuk memberikan lapisan oklusif pada
permukaan bibir untuk menahan atau mengunci kelembaban di bibir dan melindungi
kelembaban bibir tersebut dari paparan dari luar / eksternal. Udara yang kering, suhu yang
dingin, dan angin semuanya mempunyai efek mengeringkan kulit dengan menarik
kelembaban dari tubuh. Bibir adalah yang terutama paling rentan sebab lapisan kulitnya tipis,
dan dengan demikian bibir menjadi yang pertama untuk menunjukkan tanda-tanda
kekeringan. Bahan oklusif seperti lilin dan petroleum jelly mencegah kehilangan kelembaban
dan mempertahankan kenyamanan pada bibir
Minyak
Minyak ini berfungsi sebagai emollient (mempermudah penyebaran atau pengolesan),
pelembab, penambah licin, pemberi kilau, agen pembuat tak berkilau (matifying) dan
penambah SPF (Sun Protection Factor)
Malam (Wax)
Malam atau waxes, merupakan bahan perekat yang akan menghasilkan struktur kristal
yang kuat. Hal ini merupakan unsur utama untuk membuat lip balm yang baik. Malam
yang paling umum digunakan adalah Candelilla wax, Carnauba wax dan Beeswax.
Semuanya adalah malam alami. Candelilla wax dan Carnauba wax akan menghasilkan
perekatan dan kilau yang kuat. Tetapi jika terlalu banyak akan membuat lip balm menjadi
rapuh, mudah patah. Beeswax sangat baik untuk mencegah kerutan. Konsentrasi malam
dalam produk dapat bervariasi tergantung pada seberapa padat produk akhirnya dan
berapa harganya. Biasanya berkisar antara 10-25%, tergantung pada kekerasan dan titik
lebur malam yang dipilih.
Lemak
12
Tetrabromflurescein
4%
Prosedur : Larutkan tetrabromflurescein dalam castor oil. Lelehkan beeswax white, cetyl
alcohol, sesame oil bersama-sama. Setelah leleh campurkan keduanya, lalu tambahkan
perfume oil.
3. Pustaka : Penuntun Ilmu Kosmetika Medik, halaman 124, Formula 1
R/
Carnauba wax, Beeswax
60%
Oleyl Alcohol
30%
Titanium dioxide
0.5-0.8%
p-hidroxy anisol
0.005%
Perfume
q.s.
Dari formula di atas maka formula yang dipilih untuk digunakan dalam pembuatan lipstik
dan lip balm adalah formula nomor 2. Sebab, dari formula tersebut sebagian sudah
memenuhi komposisi dasar pembentukan lipstik dan lip balm, akan tetapi ada beberapa
bahan yang harus ditambahkan untuk meningkatkan kualitas dan menjaga kestabilan lipstik
dan lip balm (formula lengkap lipstik dan lip balm dibahas pada Bab IV).
2.6.
cream
Tidak perlu diraut seperti pada lip crayon atau lip liner
Mudah digunakan dan mudah disimpan sehingga paling umum dipakai
Penampilan cukup menarik
Berdasarkan data karakteristik fisika dan kimia komposisi dasar pembuatan lip balm, dipilih
bentuk sediaan padat dan dikemas dengan wadah khusus (seperti mangkuk
alasan :
Lip balm lebih mudah diaplikasikan dengan tangan atau kuas
Lebih praktis untuk dibawa berpergian dan disimpan
Penampilan lebih menarik dan modern
2.7.
14
kecil), dengan
Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan dari
Farmakope Indonesia IV / USP dan memperhatikan kriteria pendaftaran obat jadi
Departemen Kesehatan RI.
1
Aman (safety)
Diartikan sebagai bermanfaat secara fisiologis dan psikologis, tanpa efek samping yang
merugikan atau dengan efek samping yang telah dikendalikan sehingga tidak lebih toksik
dari toksisitas bahan aktif sebelum diformulasi.
Bahan farmasi merupakan bahan kimia yang mempunyai karakteristik fisika-kimia yang
terkait langsung dengan efek / khasiat, setiap perubahan karakteristik fisika-kimia akan
mampu menyebabkan perubahan efek farmakologis dan atau psikologis.
Efektif (effectivity)
Diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai tempat kerja (site of
action / reseptor) dan mampu melakukan aksi terbesar dan selama waktu yang
diperhitungkan (onset of action-duration of action). Jumlah bahan aktif dikehendaki
relatif kecil tetapi dengan hasil kerja optimal. Jumlah tersebut harus diartikan sebagai
dosis pemakaian sekali pakai, sehari pakai, dan selama jangka waktu pengobatan (1
kuur). Sediaan harus dibuat dengan dosis sekecil mungkin, dapat memberikan efek terapi
yang diinginkan dengan efek samping seminimal mungkin (USP XXII, p.324).
Stabilitas Fisika
Sediaan tidak boleh mengalami perubahan fisika, penampilan, homogenitas, dari
pembuatan sampai ke tangan pasien. Tidak boleh ada perubahan viskositas, berat jenis,
selama proses pembuatan, penyimpanan, distribusi, sampai ke tangan pengguna.
Berat jenis sediaan > berat jenis air
Tidak terjadi pengendapan
Tidak terjadi perubahan warna
15
Stabilitas Kimia
Secara kimia antar komponen tidak saling berinteraksi, yang dapat menimbulkan
perubahan potensi, warna, dan bentuk sediaan. Setiap bahan aktif mempunyai sifat kimia
yang tetap dan kadar / potensi yang sesuai dengan label / etiket, dalam batas yang telah
ditentukan.
2.8.
lemah
Kelarutan : tidak larut dalam air ; larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutan
16
Kelarutan : larut dalam etanol panas, eter, kloroform, aseton panas, minyak mineral,
dan fixed oils. Praktis tidak larut dalam air, tetapi dapat terdispersi dalam air dengan
tipis ; bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95
Kelarutan : tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol dingin. Etanol
mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari miristin, yang merupakan
kandungan malam putih. Larut sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
lemak dan minyak atsiri. Sebagian larut dalam benzena dingin dan dalam karbon
disulfida dingin. Pada suhu lebih kurang 30 o larut sempurna dalam benzena, dan
17
Kelarutan : tidak larut dalam air ; dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali
beratnya ; agak sukar larut dalam etanol dingin ; lebih larut dalam etanol panas ;
18
minyak kacang, dan dalam 2,5 bagian propilenglikol (pada suhu 25oC)
Penyimpanan : dalam wadah nonmetalik tertutup baik, terlindung dari cahaya, di
Keuntungan:
Kerugian:
13) Strawberry Flavor
Memelihara kelembaban bibir
Memperlambat proses regenerasi kulit
- Fungsi : sebagai zat pewarna (colorant), zat pemberi aroma dan rasa (flavor) pada
Memproteksi bibir dari pengaruh buruk
Penggunaan
lingkungan
dalam
penyebab
jangka panjang
bibir kering
dapat menyebabkan bibir lebih cepat kering bila tid
Memperindah tampilan sediaan
bibir
lip balm
BAB IV
METODE PENELITIAN
Beaker glass
Pengaduk kaca
Timbangan analitik
Cawan porselen
Kaca arloji
Sudip dan kertas perkamen
Waterbath
Mortir dan stamper
B) Bahan
-
Setil alkohol
Oleum olivarum
Oleum ricini
Propilenglikol
Nipasol
Propil gallat
Titanium dioksida
Gliseril monostearat
Jasmine oil
Certolake erythrosine
Cera alba
Oleum cocos
Strawberry flavor
Propil gallat
Titanium dioksida
Gliseril monostearat
Helix oil
Certolake erythrosine
Cera alba
ad
m.f.l.a. lipstik
0,1%
1%
3%
2%
q.s.
100%
4g
Jumlah tiap 4
Jumlah tiap
(+20%)
g(+20%)
20 g (+20%)
12%
0,144
0,576
2,88
Oleum cocos
5%
0,06
0,24
1,20
Adeps lanae
15%
0,18
0,72
3,6
Oleum ricini
29%
0,348
1,392
6,96
Propylenglycol
5%
0,06
0,24
1,20
Nipasol
0,2%
0,0024
0,0096
0,048
Propyl gallat
0,1%
0,0012
0,0048
0,024
Titanium dioksida
1%
0,012
0,048
0,24
Gliseril monostearat
3%
0,036
0,144
0,72
No
Nama Bahan
Kadar
Cetyl alcohol
22
10
Strawberry flavor
11
Cera alba
qs
qs
qs
qs
0,3564
1,4256
7,128
Ad 100%
(29,7%)
-
23
Jumlah tiap 4
Jumlah tiap
(+20%)
g(+20%)
15 g (+20%)
12%
0,144
0,576
2,16
Oleum olivarum
20%
0,24
0,96
3,6
Oleum ricini
29%
0,348
1,392
5,22
No
Nama Bahan
Kadar
Cetyl alcohol
2
3
Strawberry flavor
Oleum ricini
Propylenglycol
5%
5 DicampurNipasol
ad homogen
0,2%
0,1%
Propyl gallat
Fase minyak
Cetyl alcohol
0,06
0,24
Glyceryl monostearat
Cera alba
0,0024
0,0096
Oleum cocos
Adeps
0,0012lanae
0,0048
0,9
0,036
0,018
Titanium dioksida
1%
0,012
0,048 ad leleh (suhu
0,18 700C)
Dipanaskan
di waterbath
Gliseril monostearat
3%
0,036
0,144
0,54
Helix oil
2%
0,36
Certolake
10
Titanium dioksida
Nipasol
Propyl gallat
11
Propylenglycol
erythrosine
qs
qs
qs
qs
0,3324
1,3296
4,986
Ad 100%
Cera alba
Basis lipbalm
(27,7%)
4.3 KerangkaCampuran
Operasional
panas
a) Kerangka operasional pembuatan lipbalm yang mengandung pelembab
Campuran panas
Dituang ke dalam wadah primer
Didinginkan di dalam lemari es
Lipbalm
Campuran panas
Dilakukan evaluasi akhir sediaan, yang meliputi :
- Uji organoleptis
- Uji iritasi
- Uji distribusi pewarna dan homogenitas
- Uji kekerasan/ hardness
24
Diberi label dan kemasan sekunder
Dipanaskan di waterbath ad
Lipbalm siap dipasarkan
leleh (suhu 700C) Lipbalm siap dipasarkan
Diaduk ad homogen
Cetyl alcohol
Glyceryl monostearat
Cera alba
Oleum olivarum
Dicampur ad homogen
Fase minyak
Fase lilin
Titanium dioksida
Nipasol
Propyl gallat
Propylenglycol
Basis lipstick
Campuran panas
Campuran panas
Campuran panas
25
26
14. (7) + (13) dicampur ad homogen di cawan porselen (sambil dipanaskan di atas
waterbath)
15. (15) dimasukkan ke dalam cetakan kemudian dipindahkan ke wadah primer setelah
agak memadat
16. (15) didinginkan di dalam lemari es ad memadat sempurna
17. Sediaan dimasukkan ke dalam wadah sekunder dan diberi label dan brosur
18. Sisa sediaan digunakan untuk evaluasi akhir sediaan
27
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Evaluasi
1 Organoleptis
Lipstik
Bentuk
Bau
Warna
Lip balm
Bentuk
Bau
Warna
2
: stick
: sedikit wangi parfum helix
: Peach
: padat
: sedikit wangi strawberry
: Peach
Tes Iritasi
Lipstik : tidak mengiritasi kulit / aman di kulit.
Lip balm : tidak mengiritasi kulit / aman di kulit.
5.2 Pembahasan
28
Sediaan yang telah dibuat pada praktikum teknologi sediaan Semisolida-likuida ini
merupakan sediaan berupa kosmetika yaitu lipstick dan lipbalm. Dimana lipbalm yang
kami buat ini memiliki bentuk sediaan yang dioleskan, dengan warna peach dan memiliki
bau strawberry dimana bau strawberry pada lipbalm yang kami buat sangat lemah karena
diakibatkan bau adeps lanae yang kami gunakan sebagai bahan dari formula ini, memiliki
bau yang tajam sehingga bau tajam tersebut sulit untuk ditutupi. Lipbalm dituang kedalam
pot yang telah disiapkan lalu didinginkan pada lemari es, tidak ada retak ataupun
pemisahan pada saat lipbalm telah memadat. Pada pengujian lainnya yaitu uji kemudahan
menempel di kulit, dari sisa lipbalm yang tidak dimasukkan dalam cetakan, kami gunakan
untuk evaluasi, lalu dioleskan pada kulit punggung tangan, hasilnya lipbalm tersebut
mudah menempel pada kulit dan lipbalm yang kami buat walaupun berwarna peach tetapi
saat dioleskan pada kulit menjadi tidak berwarna hal ini sesuai dengan spesifikasi yang
kami inginkan.
Lipstick yang kami buat ini memiliki bentuk stick, dengan warna peach dan memiliki
sedikit bau parfum helix. Setelah lipstick telah jadi dan terbentuk pada cetakan yang juga
sebagai wadah dari sediaan lipstick ini yang kami amati tidak terjadi keretakan pada
lipstick tersebut dan tidak mudah hancur juga. Pada pengujian lainnya yaitu uji kemudahan
menempel di kulit, pada sisa dari lipstick yang tidak dimasukkan dalam cetakan kami
gunakan untuk evaluasi lalu kami oleskan pada kulit punggung tangan lipstick tersebut
mudah menempel pada kulit serta warna dari lipstick tersebut tidak merata dikarenakan
kurang zat pewarna.
29
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh praktikan, dapat disimpulkan bahwa
sediaan lipbalm dan lipstick dengan uv protective dan mengandung pelembab yang dibuat
belum sesuai dengan rencana awal yang ditetapkan formulator. Hal ini dibuktikan dengan
sediaan lipbalm dan lipstick dengan uv protective dan mengandung pelembab yang dibuat
warnanya tidak memenuhi evaluasi akhir sediaan yang telah ditetapkan.
6.2 Saran
Sebaiknya untuk bahan-bahan yang memiliki bau tajam jika memungkinkan diganti
dengan bahan-bahan yang memiliki bau yang lemah agar flavor yang digunakan lebih
diterima.
DAFTAR PUSTAKA
30
31