Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1........................................................Latar Belakang Masalah
Sejak zaman dahulu, penyakit urethritis sudah dikenal di kalangan dunia
medis sebagai penyakit infeksi di saluran perkemihan akibat invasi oleh bakteri
baik yang bersifat menular atau tidak menular. Menurut The Center For Deseases
Control and Prevention (CDC) di Atlanta mengatakan Chlamyda adalah infeksi
sexual yang paling sering terjadi di Amerika (diperkirakan 3 juta orang Amerika
mengidap penyakit ini setiap tahun dan sebagian besar berumur 15 dan 24 tahun) .
Chlamydia disebabkan melalui hubungan seksual, tetapi bukan sebagai virus,
seperti kebanyakan penyakit akibat hubungan seksual lain. Ini disebabkan oleh
suatu bakteri yang disebut Chlamydia.
Di Indonesia Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang
dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001). Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik
laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja,
dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5 15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama E. coli. Resiko dan beratnya meningkat dengan
kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru dan septikemia.
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya
infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian,
panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.
Dengan demikian, penulis berusaha menemukan hal-hal yang baru
terutama tentang hal yang berkaitan dengan penatalaksanaan penyakit
urethritis dan hal yang lain yang berkaitan dengan penyakit urethritis.

1.2.

Rumusan Masalah
Dari makalah yang berjudul tentang Penyakit Urethritis rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :


1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit urethritis?
2. Bagaimana klasifikasi dari penyakit urethritis?
3. Bagaimana etiologi dari penyakit urethritis?
4. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit urethritis?
5. Bagaimana patofisiologi dan Web of Caution dari Penyakit Urethritis?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Penyakit Urethritis?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Penyakit Urethritis?
8. Apa saja komplikasi dari Penyakit Urethritis?
9. Bagaiamana konsep dasar asuhan keperawatan dari Penyakit Urethritis?
1.3.
Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan urethritis
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian dari penyakit urethritis.
2. Mengetahui klasifikasi dari penyakit urethritis.
3. Mengetahui etiologi dari pennyakit urethritis.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit urethritis.
5. Mengetahui patofisiologi dan Web of Caution dari penyakit urethritis.
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik yang digunakan pada penyakit
urethritis.
7. Mengetahui penatalaksanaan untuk penyakit urethritis.
8. Mengetahui komplikasi dari penyakit urethritis.
9. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan dari penyakit urethritis.
1.4.

Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah yang berjudul tentang Penyakit Urethritis
yaitu dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan urethritis dan
hal-hal yang terkait dengan penyakit urethritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Penyakit Urethritis


Urethritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar
naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Namun
demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien. (Nursalam,
2008).
Urethritis adalah peradangan uretra oleh berbagai penyebab dan
merupakan sindrom yang sering terjadi pada pria. (Sylvia A. Price, 2006)

Urethritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan
gejala penyakit gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.
(Barbara. 2005).
Urethritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 2007).
Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks
(PMS) urethritis secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan
nongonococal urethritis.
Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra, yang
terjadi pada lapisan kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang
menyerang

saluran

kemih

seperti

Chlamydia

trachomatis, neisseria

gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya


terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga
merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate,
vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. dan dapat
dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih superficial atau mukosa
yang tidak menandakan invasi pada jaringan.
2.2.

Klasifikasi Penyakit Urethritis


1. Urethritis Akut
a. Penyakit ini disebabkan asending infeksi atau sebaliknya oleh karena
prostate mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita kaum
pria.
b. Tanda dan gejalanya misalnya mukosa merah udematus, terdapat
cairan eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat
secara mikroskopis terlihat infiltrasi leukosit sel sel plasma dan
sel-sel limfosit, ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada
urethritis gonorhea yaitu morning sickness, pada pria diakibatkan
pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok
pus tetapi pada wanita jarang diketemukan.
c. Diagnosa diferential seperti urethritis gonorhea, amicrobic pyuhria,
urethritis karena trichomonas dan prostatitis non spesifik.
d. Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap
secret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.
e. Tindakan pengobatan diberikan antibiotika. Bila terjadi striktuka,
lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougil.

f. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah prostatitis, periuretral abses


yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau urine
fistula.
2. Urethritis kronis
a. Penyebabnya adalah pengobatan yang tidak sempurna pada masa
akut, prostatitis kronis dan striktura uretra.
b. Tanda dan gejalanya mukosa terlihat granuler dan merah, jika dilihat
secara mikroskopis tampak infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit
sel leukosit, fibroblast bertambah, getah uretra (+), dapat dilihat pada
pagi hari sebelum bak pertama, uretra iritasi, vesikal iritasi,
prostatitis, dan cystitis.
c.

Prognosanya bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar


ke kandung kemih, ureter, ataupun ginjal.

d. Tindakan pengobatan berupa pemberian antibiotika sesuai dengan


bakteri penyebabnya dan berikanlah banyak minum.
e. Komplikasinya dapat terjadi peradangan yang dapat menjalar ke
prostate.
3. Urethritis gonokokus
a. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorhoeoe (gonokokus).
b. Tanda dan gejalalanya mukosa merah udematus, terdapat cairan
eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat secara
mikroskopisterlihat infiltrasi leukosit sel sel plasma dan sel sel
limfosit, ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada urethritis
gonorhea yaitu morning sickness.
c. Prognosanya infeksi ini dapat menyebar ke proksimal uretra.

d. Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah infeksi yang menyebar


ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan frekuensi kencing.
Gonokokus

dapat

menebus

mukosa

uretra

yang

utuh,

mengakibatkan terjadi infeksi submukosa yang meluas ke korpus


spongiosum. Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri
uretra akan menyebabkan terjadinya fibrosis yang dalam beberapa
tahun kemudian mengakibatkan striktura uretra.
4. Urethritis non gonokokus (non spesifik)
a. Urethritis non gonokokus (sinonim dengan urethritis non spesifik)
merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang
paling sering diketemukan. Pada pria, lender uretra yang
mukopurulen dan disuria terjadi dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah melakukan hubungan kelamin dengan
wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi
gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau kultur
b. Jumlah insidennya masih merupakan penyakit yang sering terjadi
pada banyak bagian dunia, insiden berhubungan langsung dengan
promiskuitas dari populasi
c. Penyebab dari infeksi ini hampir selalu didapat selama hubungan
seksual. Gonokokus membelah diri pada mukosa yang utuh dari
uretra anterior dan setelah itu menginvasi kelenjar peri uretral,
dengan akibat terjadinya bakteremia dan keterlibatan limfatik.
d. Jika diamati secara makroskopik terjadi peradangan akut dari
mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada permukaan dan
dapat terjadi ulserasi dari mukosa.
e. Perjalanan penyakit ini dapat mengalami resolusi dalam 2-4
minggu, sebagai akibat pengobatan atau kadang kadang spontan

dan jika tidak dilakukan penatalaksanaan dengan benar akan menjadi


kronik.
f. Faktor penyulit proses penyembuhan jika terjadi urethritis posterior,
prostatitis, vesikulitis, epididimitis, sistitis, abses peri uretral dan
penyebaran sistemik (A.D Thomson,2007).

2.3.

Etiologi Urethritis
Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan
organisme penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia
trachomatis, niesseria gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan
kuman-kuman penyebab utama urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi
karena perubahan PH dan flora vulva dalam siklus menstruasi
Ada juga organisme lain seperti urea plasma, urealyticum, mycoplasma
hominis, tricomonal vaginalis, dan neisseria meningitides yang juga
merupakan organisme penyebab peradangan urethra. Tidak hanya pada
perempuan tapi pada laki-laki dan anak bayi dan remaja bias terjangkit
olehkuman-kuman ini.Kuman gonore atau kuman lain, kadang-kadang
urethritis terjadi tanpa adanya bakteri. Penyebab klasik dari urethritis adalah
infeksi yang dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoea. Akan tetapi saat ini
urethritis disebabkan oleh infeksi dari spesies Chlamydia, Eserchia Coli atau
Mycoplasma. Secara umum penyebab dari urethritis adalah sebagai berikut :
1. Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe).
2. Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik atau Urea Plasma
Urelytikum).
3. Tindakan invasif.
4. Iritasi batu ginjal.

5. Trihomonas vaginalis.
6. Organisme bakteri gram negatif seperti :
a. Escherichia coli .
b. Entero bakteri.
c. Pseudomonas.
d. Klebsiella.
e. Proteus.
Pada pria, urethritis biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari
uretra. Jika penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan
mengandung nanah. Jika penyebabnya adalah jasad renik yang lainnya,
maka cairan ini mengandung lendir. Gejala lainnya adalah nyeri pada saat
berkemih dan penderita sering mengalami desakan untuk berkemih.
Jika urethritis karena gonokokus tidak diobati secara adekuat,
maka pada akhirnya akan terbentuk penyempitan uretra (striktur).
Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya urethritis pada uretra
yang lebih tinggi dan kadang menyebabkan terbentuknya abses di sekitar
uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra),
yang juga bisa mengalami infeksi. Jika abses menyebabkan terjadinya
perforasi kulit, maka air kemih bisa mengalir melalui saluran baru (fistula
uretra).
2.4.

Patofisiologi
Secara umum ada 2 penyebab utama dari penyakit urethritis yaitu invasi
kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) urethritis dan iritasi
(iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan
permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan urethritis).
7

Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung


kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung
kemih saja atau dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme
juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah atau kelenjar getah bening,
tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran
kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut
sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan
penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat
menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal atau

hidronefrosis.

Disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai
refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah
jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi
prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta
penyempitan uretra.

2.5.

Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis


1. Mukosa memerah dan edema.
2. Terdapat cairan exudat yang purulent.
3. Ada ulserasi pada uretra.
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik.
5. Adanya pus pada awal miksi.
6. Nyeri pada saat miksi.
7. Kesulitan untuk memulai miksi.
8. Nyeri pada abdomen bagian bawah.

2.6.

Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis

1. Kultur urine untuk mengidentifikasi organisme penyebab penyakit


urethritis.
2. Urine analisis atau urinalisa untuk memperlihatkan bakteriuria, sel darah
putih, dan endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal
3. Pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap.
4. Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih untuk mengidentifikasi
anomali struktur nyata.
5. Pielogram intravena (IVP untuk mengidentifikasi perubahan atau
abnormalitas.

2.7.

Penatalaksanaan Penyakit Urethritis


Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya. Jika
penyebabnya adalah bakteri, maka diberikan antibiotik. Jika penyebabnya
adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-virus (misalnya
asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan
untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita
harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi
lubang urethra oleh bakteri feces. Antibiotika yang direkomendasikan untuk
N. Gonnorrheae misalnya :
a. Cefixime 400 mg oral.
b. Ceftriaxone 250 mg IM.
c. Ciprofloxacine 500 mg oral.
d. Ofloxacin 400 mg oral.
Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi
gonorrheae sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu
ditambahkan antibiotika anti-chlamydial seperti berikut :
a. Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal).
9

b. Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.


c. Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari.
d. Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari slama 7 hari.
2.8.

Komplikasi Penyakit Urethritis


Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitis. Peritonitis dan
perihepatitis juga pernah ditemukan.

10

Anda mungkin juga menyukai