BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Kota Surakarta No. 1
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta, maka
sesuai Undang-Undang (UU) No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW
sebagai rencana umum tata ruang memerlukan rencana rinci tata ruang sebagai
perangkat operasional berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Dalam konteks
Kota Surakarta, RTRW Kota Surakarta membagi wilayah kota menjadi enam kawasan
perencanaan rinci. Salah satunya adalah Kawasan I yang terdiri sebagian wilayah
Kecamatan Jebres, sebagian wilayah Kecamatan Pasarkliwon, sebagian wilayah
Kecamatan Serengan dan sebagian wilayah Kecamatan Laweyan.
Dalam proses penyusunan atau penetapan Perda tentang RDTR Kota Surakarta
Kawasan I, sebagai bagian dari sebuah Kebijakan/Rencana/Program (KRP), untuk
meyakinkan bahwa rencana atau kegiatan pembangunan tersebut tidak merusak
lingkungan sekaligus menjamin keberlanjutan pembangunan itu sendiri, mengacu
pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah wajib menyusun Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-1
LAPORAN AKHIR
1.2.
sebagai upaya pengkajian terhadap Kebijakan Rencana dan Program yang telah
tertuang dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I telah memenuhi kaidah lingkungan
dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Sedangkan tujuan penyusun dokumen KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I
adalah tersedianya dokumen KLHS sebagai pendukung RDTR Kota Surakarta
Kawasan I. Secara teknis tujuan penyusunan KLHS adalah untuk mengarusutamakan
(mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di dalam kebijakan,
rencana dan program yang tertuang dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I yang
disusun pada Tahun 2013 sehingga kebijakan, rencana dan program tersebut dapat
disempurnakan sesuai dengan kaidah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.
1.3.
DASAR HUKUM
Beberapa peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum dalam
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-2
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-3
LAPORAN AKHIR
1.4.
Pihak-pihak yang tekait dalam peran aktif pengkajian KLHS RDTR Kota
Surakarta Kawasan I adalah sebagai berikut :
Tabel I.1.
Masyarakat dan Pemangku Kepentingan yang Berperan Aktif dalam Pengkajian
KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I
Masyarakat dan
Pemangku Kepentingan
Penyusun KRP
Instansi terkait
No
Instansi/Lembaga
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-4
LAPORAN AKHIR
1.5.
RUANG LINGKUP
1.6.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-5
LAPORAN AKHIR
2. Survey Sekunder
Survey sekunder ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang bersifat
sekunder, yaitu data-data yang dihasilkan atau dikumpulkan oleh dinas-dinas
maupun instansi sektoral yang terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan wawancara, questioner maupun dengan mereproduksi dari data yang
ada.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data untuk kegiatan
penyusunan KLHS ini adalah:
Data dan informasi dapat diperoleh dari pemangku kepentingan seperti instansi
pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian;
Data dan informasi yang dikumpulkan yang diperlukan saja, khususnya yang
terkait dengan isu strategis lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan
yang telah disepakati;
Kebutuhan data dalam Penyusunan KLHS RDTR Kawasan I Kota Surakarta sebagai
berikut :
Tabel II. 2.
Kebutuhan Data
No
1
Jenis data/informasi/dokumen
Dokumen perencanaan (RTRW, RPJM, dll)
3
4
5
6
7
8
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-6
LAPORAN AKHIR
Data dan informasi yang diperoleh dari survei primer dan sekunder, biasanya
masih bersifat kasar, yang mana masih diperlukan adanya pengolahan lebih lanjut
sehingga data dan informasi yang disajikan lebih informatif serta mudah dibaca dan
dipahami. Adapun teknik pengolahan dan penyusunan data didasarkan pada jenis
dan sifat data bersangkutan, antara lain :
1. Data yang sifatnya kuantitatif, diolah dan disusun dengan tabulasi, yang dalam
penyajian akhir berupa tabel-tabel, grafik maupun uraian.
2. Data yang bersifat kualitatif, diolah dan disusun secara diskriptif, yaitu berupa
uraian yang menerangkan keadaan data tersebut.
3. Data yang sifatnya menunjukkan letak, diolah dan disusun dengan menggunakan
peta-peta data.
4. Data yang sifatnya menunjukkan suasana, diolah serta disusun yang berupa fotofoto serta uraian-uraian.
1.6.2. Metode Analisis
Secara umum analisis yang digunakan dalam Penyusunan KLHS RDTR
Kawasan I Kota Surakarta dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif.
1)
Metode Kualitatif
Metode ini digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk non numerik atau
data yang tidak dapat diterjemahkan dalam bentuk angka-angka, misalnya data
mengenai keadaan sosial masyarakat, politik, kebijaksanaan, budaya dan kondisi
fisik alam khususnya yang terkait dengan isu-isu strategis pembangunan
berkelanjutan. Metode ini digunakan karena dianggap praktis dan mudah
dipahami. Kekurangan metode ini kurang mampu menerangkan secara nyata dan
sifatnya kadang-kadang terlalu umum bagi sebagian masalah. Metode ini dapat
bersifat:
Deskriptif. Analisa yang memberikan gambaran pengertian dan penjelasan
terhadap kondisi wilayah studi.
Normatif. Analisa mengenai keadaan yang seharusnya menurut pedoman ideal
atau norma-norma tertentu. Pedoman atau norma ini dapat berbentuk standarstandar, landasan hukum, batasan-batasan yang dikeluarkan oleh instansi
tertentu.
Asumtif. Analisa dengan menggunakan asumsi-asumsi atau anggapananggapan tertentu yang dibuat berdasarkan kondisi tertentu dan diperkirakan
dapat terjadi dalam waktu yang relatif lama pada wilayah studi, asumsi ini
harus layak dan dapat diterima secara umum.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-7
LAPORAN AKHIR
Komparatif.
Melakukan
perbandingan
antara
berbagai
kondisi
dan
Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan untuk memprediksi serta analisa lain yang sifatnya
kuantitatif. Teknik yang digunakan, yaitu:
Proyektif; menganalisa bahwa kebijakan, rencana dan/atau program bukanlah
sekedar untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, melainkan
juga
untuk
merencanakan
dan
mengendalikan
langkah-langkah
yang
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan Akhir penyusunan dokumen KLHS RDTR Kota
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
sasaran, ruang lingkup (lingkup wilayah, materi dan waktu), definisi
operasional, serta sistematika penulisan laporan akhir.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-8
LAPORAN AKHIR
BAB II
LINGKUP KAJIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah Kota Surakarta,
Tinjauan Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Surakarta, Gambaran
Umum Wilayah Perencanaan, Identifikasi isu-isu pengembangan
wilayah berkelanjutan dan rumusan tujuan penataan, prinsip-prinsip
penataan ruang dan/atau program yang telah disepakati ditelaah.
BAB III
PENGKAJIAN
PENGARUH
TUJUAN
PENATAAN
RUANG,
ALTERNATIF
TUJUAN
PENATAAN,
PRINSIP
PENATAAN
REKOMENDASI
Bab ini menguraikan tentang Rekomendasi KRP RDTR Kota Surakarta
Kawasan I.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I-9
LAPORAN AKHIR
Kawasan I
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I - 10
LAPORAN AKHIR
Peta Wilayah Studi
I - 11
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
I - 12
LAPORAN AKHIR
BAB II
LINGKUP KAJIAN
dan antara 70 36 dan 70 56 Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di
Pulau Jawa bagian tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun
Yogyakarta. Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan Kota Solo, secara geografis terletak
pada cekungan di antara dua gunung berapi yaitu Lawu di sebelah timur dan gunung Merapi
di sebelah barat, sehingga topografis relatif rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m di atas
permukaan laut dan berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo.
Berikut ini adalah wilayah-wilayah yang secara administrasi berbatasan dengan Kota
Surakarta :
Batas Utara
Batas Selatan
Batas Timur
Kabupaten Sukoharjo
Batas Barat
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 1
LAPORAN AKHIR
2.1.2
Topografi
Berdasarkan kondisi topografi atau ketinggian wilayah Kota Surakarta secara
2.1.3
Geologi
Struktur batuan di Kota Surakarta secara umum sebagian besar merupakan Alluvial,
bahan
endapan yang dibawa oleh aktivitas air sungai. Bahan-bahan tererosi dari puncak bukit
diangkut oleh air melalui aliran permukaan dan masuk ke parit-parit menuju sungai.
Bahan-bahan yang memiliki masa lebih besar diendapkan terlebih dahulu di suatu tempat
yang lebih dekat, sedangkan bahan-bahan yang memiliki masa yang lebih ringan akan
terbawa terus oleh aliran sungai hingga mencapai daerah datar. Pada tempat dimana
aliran air mulai kehilangan daya angkutnya inilah bahan-bahan yang lebih halus
diendapkan dan membentuk dataran Aluvial. Batuan ini terhampar luas sepanjang lembah
bengawan solo dan merupakan batuan dominan di kota Surakarta kecuali di bagian utara
kota (Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari dengan ketebalan berkisar dari beberapa
senti sampai beberapa meter. Kawasan I dalam hal ini termasuk dalam jenis struktur
geologi Aluvium ini.
Aluvum tua (Qt) berbetuk konglomerat, batu pasir, lanau dan lempung. Pada batuan ini
terdapat di bagian utara kota Surakarta (sebagain Kecamatan Jebres dan Kecamatan
Banjarsari).
Pada satuan iniditemukan struktur silang-siur, toreh dan isi dan pelapisan
bersusun. Secara setempat ditemukan fosil Bibos sp. Dan Cervus sp yang diduga berumur
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 2
LAPORAN AKHIR
Plistosen. Ketebalan batuan ini maksimum 8 meter kedudukannya menindih tidak selaras
batuan yang lebih tua dan tertindih tak selaras oleh aluvium. Umumnya batuan ini berupa
endapan sungai.
Batuan Gunung merapi (Qvm) berbentuk breksi gunung api, lava dan tuf. Batuan ini
terdapat di bagian barat kota Surakarta. Batuan ini umumnya bersusun andesit. Fosil
tidak ditemukan. Kegiatanya diduga sejak Plistosen akhir.
Kawasan I
Gambar 2.1
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 3
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 4
LAPORAN AKHIR
2.1.4
Hidrogeologi
Kondisi Hidrogeologi di Kota Surakarta berdasarkan kedalaman akuifer yang ada di
2.1.5
Klimatologi
Gambaran kondisi iklim di Kota Surakarta dapat dideskripsikan sebagaimana
penjelasan berikut:
Kota Surakarta beriklim tropis dengan suhu rata-rata 24,8C sampai 18,1C ;
Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus atau September dengan
radiasi matahari antara 80 84%, sementara penyinaran terendah terjadi pada bulan
Desember atau Januari dengan radiasi matahari sekitar 48 50%.
Curah hujan pada tahun 2011 sebesar 2.548,50 mm/th, yang lebih kecil dibandingkan
tahun 2010 sebesar 3.408 mm/thn dan tahun 2009 sebesar 2.332,5 mm/th.
Jumlah bulan kering mencapai 5 bulan (Mei sampai September) dan bulan basah
sebanyak 7 bulan (Oktober sampai April) dengan suhu rata-rata 24,8C sampai 18,1C ;
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 5
LAPORAN AKHIR
Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus atau September dengan
radiasi matahari 84%, sementara penyinaran terendah terjadi pada bulan Desember atau
Januari
Kecepatan angin tertinggi 8 knot terjadi pada bulan September dan bulan Oktober.
Tekanan udara tertinggi 1011,3 atmosfir pada bulan September, rata-rata sebesar 1.008,8
atmosfir.
2.1.6
Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kota Surakarta adalah tanah Aluvial yang memiliki
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 6
LAPORAN AKHIR
Penyusunan KLHS RDTR
Kota Surakarta Kawasan I
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 7
LAPORAN AKHIR
2.1.7
A. Kependudukan
Data mengenai kependudukan digunakan sabagai dasar untuk perencanaan pada
berbagai bidang pembangunan dan untuk melakukan evaluasi dari hasil pembangunan.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, pada tahun 2013 Penduduk Kota
Surakarta mencapai 586.978 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 97,15 %; yang artinya
bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 97 penduduk laki-laki.
Tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta pada tahun 2013 mencapai 13.328 jiwa/km2.
Tahun 2013 tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang
mencapai angka 19.109 jiwa/km2.Rasio jenis kelamin dan kepadatan penduduk tiap
kecamatan di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
Laweyan
Serengan
Pasar Kliwon
Jebres
Banjarsari
Jumlah
Tabel II.1
Kondisi Kependudukan Kota Surakarta Tahun 2013
Luas
LakiRasio
Tingkat
Perempuan
Wilayah
laki
Jenis
Kepadatan
Jumlah
(Jiwa)
(km2)
(Jiwa)
Kelamin (Jiwa/km2)
8,64
53.712
55.860 109.572
96,15
12.682
3,19
29.885
31.072
60.957
96,18
19.109
4,82
44.329
46.167
90.496
96,02
18.775
12,58
73.251
74.305 147.556
98,58
11.729
14,81
88.069
90.328 178.397
97,50
12.046
44,04
289.246
297.732 586.978
97,15
13.328
B.
Kondisi Sosial
Kota
Surakarta
terkenal
dengan
kekayaan
kehidupan
seni
dan
budaya
tradisionalnya.Baik berupa tari, musik, teater, seni rupa, dan lain-lain. Kekayaan seni budaya
ini menjadi aset yang sangat berharga yang menjadi daya tarik Kota Surakarta untuk
mengundang wisatawan lokal dan mancanegara untuk mengunjungi kota Surakarta dan
memperdalam pengalaman di bidang seni dan budaya lokal.
Kota Surakarta memiliki beragam budaya yang hingga saat ini masih menjadi tradisi
masyarakatnya.Salah satunya adalah perayaan Upacara Sekaten di Surakarta.Upacara tradisi
ini merupakan bagian dari adat istiadat yang berasal dari salah satu upaya masyarakat Jawa
untuk menjaga keharmonisan dengan alam dan sesame manusia.Sebagai perwujudan dari
itu, Keraton Kasunanan Surakarta sekarang ini masih memiliki beranekaragam hasil
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 8
LAPORAN AKHIR
2.1.8
Perekonomian
Kondisi Perekonomian Kota Surakarta dapat diketahui melalui besarnya Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta pada tahun 2010 berdasarkan harga berlaku
sebesar Rp 9.941.136.560.000,- dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 19.908.672,03.
Sementara Nilai PDRB Kota Surakarta tahun 2010 berdasarkan harga konstan tahun 2000
sebesar Rp 5.103.886.240.000,- atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 10.221.325,97.
PDRB Kota Surakarta pada tahun 2011 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp
10.992.971.190.000,- atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 21.984.535,37. Nilai PDRB
Kota Surakarta tahun 2011 berdasarkan harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 5.411.912.320.000,atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 10.823.131,95. Berdasarkan data yang ada,
maka terdapat kenaikan nilai PDRB Kota Surakarta menurut Lapangan Usaha atas dasar harga
berlaku sebesar 10,58%. Sedangkan kenaikan nilai PDRB Kota Surakarta menurut Lapangan
Usaha atas dasar harga konstan sebesar 6,04%.
Tabel II.2
PDRB BERDASARKAN HARGA KONSTAN 2000 dan HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)
KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2011
No
1
2
3
Sektor
Pertanian
a. Tanaman Pangan
b. Perkebunan
c. Peternakan
d. Perikanan
Penggalian
Industri
a. Makanan, minuman &
tembakau
b. Tekstil, Barang kulit & alas kaki
2010
2011
Berlaku
5.532,79
3400,59
413,15
1.703,68
15,37
2.942,37
2.081.494,89
Konstan
2.908,82
1.677,25
262,95
961,78
6,84
1.832,36
1.277.210,09
Berlaku
5.927,58
3.553,64
447,29
1.909,46
17,19
3.010,49
2.233.247,76
Konstan
2.911,03
1.613,51
261,95
1.028,29
7,28
1.809,03
1.312.945,81
936.017,15
346.023,20
560.822,14
206.447,09
991.016,02
379.594,32
574.513,67
214.723,38
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 9
LAPORAN AKHIR
No
5
6
Sektor
2010
Berlaku
2011
Konstan
Berlaku
Konstan
80.066,55
150.417,79
131.726,21
244.908,95
79.806,77
156.126,42
10.477,02
18.195,40
10.770,16
22.677,30
38.436,32
23.811,80
78.537,19
167.765,01
119.194,83
111.767,33
7.427,50
671.926,81
1.367.808,36
1.235.796,02
43.817,85
88.195,49
514.407,73
361.093,56
153.314,17
119.881,81
309.489,73
287.576,62
250.735,64
36.840,98
1.584.659,42
2.885.293,49
2.622.179,91
92.027,72
171.085,86
1.206.106,83
867.723,40
338.383,43
81.734,62
171.458,99
128.648,33
120.631,74
8.016,59
717.165,29
1.466.845,97
135.493,23
46.346,12
95.006,62
549.760,87
384.941,67
164.819,20
518.980,77
222.925,84
116.085,92
79.646,61
94.901,63
5.420,77
629.616,47
449.935,55
179.680,92
4.993.370,00
10,22
1.282.678,53
703.653,12
197.741,08
160.166,88
210.148,81
10.968,64
1.504.470,47
1.046.956,89
457.513,58
10.992,971,19
21,98
567.860,96
238.337,47
130.399,34
88.747,25
103.794.59
6.582,31
663.965,04
476.920,63
187.044,41
5.411.912.32
10,82
Lapangan usaha yang memiliki kontribusi paling besar terhadap nilai domestik kota
Surakarta yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai Rp. 2.885.293,49 juta.
Yang kedua adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp. 2.233.247,76 juta. Yang
terendah adalah sektor penggalian yang hanya berkontribusi sebesar Rp. 3.010,49 juta.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 10
LAPORAN AKHIR
SPK kawasan Ipada Kelurahan Kemlayan yang melayani sebagian wilayah Kecamatan
Jebres, sebagian wilayah Kecamatan Pasarkliwon, sebagian wilayah Kecamatan Serengan
dan sebagian wilayah Kecamatan Laweyan, dengan fungsi pelayanan, sebagai berikut:
pariwisata budaya; perdagangan dan jasa; olah raga; dan industri kreatif.
b.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 11
LAPORAN AKHIR
Rencana prasarana lalu lintas dan angkutan umum meliputi terminal penumpang
dan terminal barang. Rencana pengembangan terminal penumpang di kawasan I
meliputi:
pengembangan terminal tipe C di Kelurahan Semanggi-Kecamatan
Pasarkliwon dan Kelurahan Pajang-Kecamatan Laweyan.
3)
jaringan
angkutan
umum
massal
didukung
oleh
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 12
LAPORAN AKHIR
revitalisasi jalur
3)
4)
5)
6)
pengembangan jalur kereta api yang menghubungkan Kota dengan Bandar Udara
Adisumarmo;
7)
8)
9)
pemeliharaan jalan akses yang menghubungkan jaringan jalan dengan simpulsimpul stasiun kereta api di Kota.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 13
LAPORAN AKHIR
2.
b)
c)
b)
b.
Rencana
sistem
jaringan
telekomunikasi
melalui
pengembangan
jaringan
telekomunikasi meliputi sistem kabel dan sistem nirkabel yang menjangkau seluruh
wilayah kota. Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon kabel yang
menjangkau seluruh wilayah kota meliputi: jaringan telepon kabel primer dan jaringan
telepon kabel sekunder yang mengikuti ruas jalan perkotaan. Pengembangan dan
pemerataan jaringan telepon nirkabel yang menjangkau seluruh wilayah kota berupa
telepon seluler pengembangan dan penataan Tower Base Transceiver Station (BTS) secara
terpadu di wilayah kota.
c.
b)
c)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 14
LAPORAN AKHIR
daya rusak air dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan
sumber daya air Wilayah Sungai Bengawan Solo yang ditetapkan Pemerintah.
3)
Wilayah Sungai yang berada pada kota yaitu Wilayah Sungai Bengawan Solo yang
merupakan Wilayah Sungai lintas Propinsi mencakup DAS Bengawan Solo.
4)
Cekungan Air Tanah yang berada di kota meliputi Cekungan Air Tanah
Karanganyar Boyolali.
5)
6)
Pengembangan sistem jaringan air baku untuk penyediaan air bersih dengan
pemanfaatan air baku dari air permukaan Sungai Bengawan Solo dan mata air
Ingas Cokrotulung, serta penerapan konsep zero deep well.
7)
bagian utara wilayah kota dilayani oleh IPA Jebres dengan kapasitas 50 liter
per detik dan SPAM Regional melalui IPA Mojosongo;
b)
bagian tengah wilayah kota dilayani oleh mata air Ingas Cokrotulung dengan
kapasitas 400 liter per detik, IPA Fiber dengan kapasitas 50 liter per detik dan
IPA Jurug dengan kapasitas 200 - 300 liter per detik; dan
c)
bagian selatan wilayah kota dilayani dengan IPA Semanggi dengan kapasitas
300 liter per detik.
8)
b)
c)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 15
LAPORAN AKHIR
sistem drainase perkotaan yang terdiri dari jaringan sungai atau kali dan saluran
primer penuntasan permukiman berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan;
b.
jaringan sungai atau kali adalah Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali
Gajah Putih, Kali Pepe Hulu, Kali Pepe Hilir, Kali Wingko, Kali Brojo, Kali Boro, Kali
Pelem Wulung, dan Kali Tanggul; dan
c.
2.
3.
mengelola sampah dengan menerapkan konsep reduce, reuse and recycle (3R);
b.
c.
Sistem penyediaan air bersih meliputi peningkatan pelayanan jaringan primer dari
Cokrotulung Kabupaten Klaten ke jaringan sekunder dan tersier yang mencakup seluruh
jaringan jalan di kota serta pengembangan sistem penyediaan air bersih regional yang
mengambil sumber air dari Waduk Gajah Mungkur. Upaya-upaya yang dilakukan dalam
rangka penyediaan air bersih yaitu:
a.
meningkatkan pelayanan air bersih dari 57,26 % (lima puluh tujuh koma dua puluh
enam per seratus) menjadi 80% (delapan puluh perseratus);
b.
mengurangi tingkat kebocoran/kehilangan air dari 39,26% (tiga puluh sembilan koma
dua puluh enam persen) menjadi 20% (dua puluh persen) di akhir tahun perencanaan;
c.
meningkatkan produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Kota dari 859,54
(delapan ratus lima puluh sembilan koma lima empat) liter per detik menjadi 1.770,17
(seribu tujuh ratus tujuh puluh koma tujuh belas per seratus) liter per detik;
d.
membangun reservoir baru dengan kapasitas sebesar 300 liter per detik di IPA
Semanggi, dan IPA Mojosongo; dan
e.
meningkatkan kapasitas sebesar 900 liter per detik melalui SPAM regional.
Pelayanan dan pengelolaan air minum kota disediakan oleh PDAM ke seluruh wilayah.
4.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 16
LAPORAN AKHIR
a.
b.
c.
d.
5.
2)
3)
4)
b.
jalur pedestrian dan jalur sepeda diintegrasikan dengan jaringan angkutan umum
berikut
fasilitas
pendukungnya
yang
memadai
dengan
memperhitungkan
d.
pembangunan jalur pedestrian pada koridor menuju kawasan cagar budaya di seluruh
wilayah kota; dan
e.
6.
pengembangan dan perbaikan jalur khusus untuk sepeda di Jalan Brigjend. Slamet
Riyadi, Jalan L.U. Adi Sucipto, Jalan MT. Haryono, Jalan Jend. Urip Sumoharjo, Jalan
Kol. Sutarto, Jalan Ir. Sutami dan Jalan Dr. Rajiman;
b.
c.
mengadakan tempat parkir sepeda yang aman di tempat umum dan tempat kerja;
d.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 17
LAPORAN AKHIR
7.
b.
8.
9.
arah Selatan, melalui Jalan Veteran Jalan Bhayangkara Jalan Radjiman Jalan
dr. Wahidin Sudiro Husodo Jalan Dr. Muwardi Lapangan Manahan;
2)
arah Tenggara, melalui Jalan Kapten Mulyadi Jalan Urip Sumohardjo Jalan
Jend. Ahmad Yani Lapangan Manahan;
3)
arah Timur, melalui Jalan Ir. Sutami Jalan Kol. Sutarto Jalan Jend. Ahmad Yani
Lapangan Manahan; dan
b.
jalur evakuasi menuju tempat evakuasi (melting point) skala kota yang berlokasi di
Gelanggang/Lapangan Olah Raga Manahan serta tempat evakuasi untuk skala
kawasan dan lokal berlokasi di kantor kecamatan atau kantor kelurahan yang ada
pada masing-masing kawasan.
Kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan Sungai Bengawan Solo, Kali
Jenes, Kali Anyar, Kali Sumber, Kali Gajahputih, Kali Pepe, Kali Wingko, Kali Brojo, Kali
Boro, Kali Pelem Wulung dengan arahan pengembangan meliputi:
a.
Sungai Bengawan Solo yang melalui kota memiliki garis sempadan sungai sekurangkurangnya 5 (lima) meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul; dan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 18
LAPORAN AKHIR
b.
Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Sumber, Kali Gajahputih, Kali Pepe, Kali Wingko, Kali
Brojo, Kali Boro, Kali Pelem Wulung yang melalui kota memiliki garis sempadan
sungai sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
Luas kawasan perlindungan setempat kurang lebih 401 (empat ratus satu) ha dengan
sebaran lokasi di Kawasan I seluas 47 (empat puluh tujuh) ha, terletak di Kecamatan Jebres
seluas 12 (dua belas) ha, Kecamatan Laweyan seluas 5 (lima) Ha dan Kecamatan
Pasarkliwon seluas 30 (tiga puluh) ha;
Rencana pengembangan kawasan perlindungan setempat, meliputi:
a.
b.
mengembalikan fungsi sempadan sungai di seluruh wilayah kota sebagai RTH secara
bertahap; dan
c.
2.
Penyediaan RTH untuk mencapai luasan minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas
wilayah kota, dikembangkan RTH privat minimal 10% (sepuluh persen) dan RTH publik
sebesar 20% (dua puluh persen) dari luas wilayah kota. Penyediaan RTH privat meliputi
pekarangan rumah, perkantoran, pertokoan dan tempat usaha, kawasan peruntukan
industri, fasilitas umum, dengan luasan sekitar 446,32 (empat ratus empat puluh enam
koma tiga puluh dua) ha atau sekitar 10,13% (sepuluh koma tiga belas persen) dari luas
kota. RTH publik dengan luasan sekitar 882,04 (delapan ratus delapan puluh dua koma nol
empat) ha atau sekitar 20,03% (dua puluh koma nol tiga persen) dari luas kota meliputi:
a.
b.
c.
RTH penyangga air (resapan air) dikembangkan secara bertahap dengan luas
pengembangan sekitar 11,55 (sebelas koma lima puluh lima) ha.
d.
RTH jalur jalan kota dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan
sekitar 214,55 (dua ratus empat belas koma lima puluh lima) ha.
e.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 19
LAPORAN AKHIR
f.
RTH sempadan rel dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan sekitar
73 (tujuh puluh tiga) ha.
g.
RTH tanah negara dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan sekitar
77,23 (tujuh puluh tujuh koma dua puluh tiga) ha.
h.
3.
Kawasan cagar budaya seluas 81 (delapan puluh satu) ha, dengan sebaran lokasi di
Kawasan I seluas 57 (lima puluh tujuh) ha yang tersebar di Kecamatan Laweyan seluas 4
(empat) ha dan Kecamatan Pasar kliwon seluas 53 (lima puluh tiga) ha;
Kawasan cagar budaya yang terbagi dalam:
a.
b.
b.
Pelestarian cagar budaya yang mengalami penurunan fungsi dan kondisi bangunan
diatur dalam rencana induk pelestarian cagar budaya.
4.
Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan bencana banjir. Kawasan rawan
bencana banjir meliputi kawasan sepanjang sisi Sungai Bengawan Solo dan sekitarnya.
Kawasan rawan bencana banjir meliputi:
a.
b.
normalisasi Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Gajah Putih, Kali Pepe
Hilir, Kali Wingko, Kali Boro, Kali Pelem Wulung dan Kali Tanggul;
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 20
LAPORAN AKHIR
b.
penguatan tanggul sungai di sekitar Sungai Bengawan Solo, Kali Wingko, Kali Anyar,
Kali Gajah Putih;
c.
d.
Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya terdiri atas:
Industri rumah tangga diantaranya industri rumah tangga pembuatan shuttle cock dan
gitar di Kecamatan Pasarkliwon;
b.
penetapan kegiatan industri ramah lingkungan dan harus dilengkapi dengan sistem
pengolahan limbah; dan
b.
pengembangan kawasan industri yang didukung oleh jalur hijau sebagai penyangga
antar fungsi kawasan.
Kawasan peruntukan pariwisata terdiri dari pariwisata cagar budaya dan nilai-nilai
tradisional, pariwisata sejarah, pariwisata belanja dan pariwisata kuliner serta transportasi
pariwisata. Kawasan pariwisata cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional terletak di
Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan Pasarkliwon. Kawasan
pariwisata belanja meliputi wisata belanja batik di Kecamatan Pasarkliwon dan Kecamatan
Laweyan. Kawasan pariwisata kuliner yang tersebar di wilayah kota. Untuk menunjang
pariwisata dikembangkan transportasi wisata yang meliputi:
a.
b.
jaringan transportasi wisata menggunakan jalan rel dan jalan raya berada pada koridor
yang menghubungkan Stasiun Jebres, Stasiun Surakarta Balapan, Stasiun Purwosari,
dan Stasiun Sangkrah;
c.
jaringan transportasi wisata sungai dikembangkan di Kali Pepe, Kali Anyar, dan
Sungai Bengawan Solo.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 21
LAPORAN AKHIR
b.
c.
Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata kota lebih lanjut akan diatur dalam
rencana induk pariwisata.
Kawasan peruntukan permukiman dikembangkan seluas 2.275 (dua ribu dua ratus tujuh
puluh lima) ha, yang tersebar di seluruh wilayah Kota. Pengembangan perumahan vertikal
berupa Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di Kecamatan Serengan. Kawasan peruntukan
permukiman yaitu kawasan permukiman kepadatan tinggi dengan sebaran di Kawasan I
seluas 464 (empat ratus enam puluh empat) ha yaitu di:
a) Kecamatan Jebres seluas 62 (enam puluh dua) ha;
b) Kecamatan Laweyan seluas 111 (seratus sebelas) ha;
c) Kecamatan Pasarkliwon seluas 186 (seratus delapan puluh enam) ha;
d) Kecamatan Serengan seluas 105 (seratus lima) ha;
Peningkatan kualitas permukiman kumuh di seluruh wilayah kota. Pengembangan
perumahan yang menyediakan ruang terbuka di seluruh wilayah kota. Pengembangan
taman pada masing-masing PPK, SPK dan PL; dan Pengembangan sumursumur resapan
individu dan kolektif di setiap pengembangan lahan terbangun.
b.
Kelurahan
Serengan,
Kelurahan
Kedung
Lumbu-Kecamatan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 22
LAPORAN AKHIR
c.
Toko modern berupa pengembangan pusat perbelanjaan dan toko modern di wilayah
kota yang penempatannya ditetapkan dalam Peraturan Walikota.
Kawasan RTNH di kawasan I seluas 3 (tiga) ha, terletak di Kecamatan Jebres seluas 1 (satu)
ha dan Kecamatan Pasarkliwon seluas 2 (dua) Ha;
ruang yang sudah ditetapkan sebagai ruang relokasi dan pengelompokkan PKL oleh
Pemerintah Daerah;
b.
ruang sekitar pusat perdagangan disediakan oleh pemilik pusat perdagangan sebagai
bentuk dari Coorporate Social Responsibility (CSR);
c.
d.
Kawasan peruntukan lain pertanian seluas sekitar 111 (seratus sebelas) ha yang terletak di
Kecamatan Pasarkliwon, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan
Jebres, terdiri dari lahan pertanian basah dan lahan pertanian kering yang ditetapkan dan
dipertahankan sebagai kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Lahan pertanian kering meliputi lahan kering di kawasan I seluas 3 (tiga) ha yaitu di
Kelurahan Semanggi-Kecamatan Pasarkliwon.
Kawasan peruntukan lain perikanan terdiri dari:
a.
b.
c.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 23
LAPORAN AKHIR
Kawasan peruntukan lain pelayanan umum yang meliputi pendidikan, kesehatan dan
peribadatan dikembangkan di seluruh wilayah kota.
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah diantaranya meliputi:
a.
b.
c.
d.
b.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek sosial budaya diarahkan di kawasan
Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, dan Taman Sriwedari.
c.
Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan di kawasan Solo
Techno Park.
d.
Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan lingkungan di Kawasan Satwa Taru
Jurug
Wilayah Administrasi
Kawasan I Kota Surakarta terdiri dari 22 Kelurahan dengan wilayah administrasi seluas
1.063,45 ha. Kelurahan yang termasuk dalam Kawasan I Kota Surakarta berasal dari 4
Kecamatan yang berbeda antara lain Kecamatan Pasar kliwon sebanyak 9 Kelurahan,
Kecamatan Serengan sebanyak 7 Kelurahan dan Kecamatan laweyan sebanyak 3 Kelurahan
serta Kecamatan Jebres sebanyak 3 Kelurahan. Kelurahan yang memiliki wilayah terluas adalah
Kelurahan Semanggi yaitu seluas 166,82 ha sedangkan Kelurahan dengan wilayah administrasi
paling sedikit adalah Kelurahan Kauman yaitu seluas 19,2 ha. Untuk lebih jelasnya mengenai
luasan wilayah administrasi Kawasan I Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel II.5.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 24
LAPORAN AKHIR
2.3.2
No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
B
1
2
3
4
5
6
7
C
1
Tabel II.3
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk (Jiwa/ha) Kawasan I
Kota Surakarta Tahun 2013
Luas
Jumlah
Kepadatan
Kecamatan/Kelurahan
(ha)
Penduduk
Jiwa/ha
Kecamatan Pasar Kliwon
Joyosuran
54
11.778
218
Semanggi
166,82
34.439
206
Pasar Kliwon
36
7.188
200
Baluwarti
40,7
7.480
184
Gajahan
33,9
5.233
154
Kauman
19,2
3.515
183
Kampung Baru
30,6
3.635
119
Kedung Lumbu
55,1
5.696
103
Sangkrah
45,2
11.532
255
Jumlah A
481,52
90.496
188
Kecamatan Serengan
Joyokatan
45,9
8.936
195
Danukusuman
50,8
11.871
234
Serengan
64
13.211
206
Tipes
64
11.597
181
Kratonan
32,4
5.699
176
Jayengan
29,3
5.764
197
Kemlayan
33
3.879
118
Jumlah B
319,4
60.957
191
Kecamatan Laweyan
Panularan
54,4
9.930
183
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 25
LAPORAN AKHIR
No
2
3
D
1
2
3
Kecamatan/Kelurahan
Sriwedari
Penumping
Jumlah C
Kecamatan Jebres
Sudiroprajan
Gandekan
Sewu
Jumlah D
TOTAL
Luas
(ha)
51,3
50,33
156,03
Jumlah
Penduduk
4.245
5.625
19.800
23
35
48,5
106,5
1063,45
4.999
9.625
7.558
22.182
193.435
Kepadatan
Jiwa/ha
83
112
127
217
275
156
208
182
II - 26
LAPORAN AKHIR
No
Kecamatan/Kelurahan
9 Sangkrah
Jumlah A
B Kecamatan Serengan
1 Joyokatan
2 Danukusuman
3 Serengan
4 Tipes
5 Kratonan
6 Jayengan
7 Kemlayan
Jumlah B
C Kecamatan Laweyan
1 Panularan
2 Sriwedari
3 Penumping
Jumlah C
D Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan
2 Gandekan
3 Sewu
Jumlah D
TOTAL
4.440
6.197
6.695
5.867
2.943
2.915
2.015
31.072
8.936
11.871
13.211
11.597
5.699
5.764
3.879
60.957
4.903
2.062
2.671
9.636
5.027
2.183
2.954
10.164
9.930
4.245
5.625
19.800
2.492
4.826
3.822
11.140
94.990
2.507
4.799
3.736
11.042
98.445
4.999
9.625
7.558
22.182
193.435
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 27
LAPORAN AKHIR
No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
B
1
2
3
4
5
6
7
C
1
2
3
Kecamatan/Kelurahan
Kecamatan Pasar Kliwon
Joyosuran
Semanggi
Pasar Kliwon
Baluwarti
Gajahan
Kauman
Kampung Baru
Kedung Lumbu
Sangkrah
Jumlah A
Kecamatan Serengan
Joyokatan
Danukusuman
Serengan
Tipes
Kratonan
Jayengan
Kemlayan
Jumlah B
Kecamatan Laweyan
Panularan
Sriwedari
Penumping
Jumlah C
Tabel II.5
Penduduk Menurut Kelompok Umum di Kawasan I Kota Surakarta
Tahun 2013
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-39
40-49
50-59
+60
Jumlah
1.027
3.117
568
1.306
325
395
485
310
966
8.499
887
2.662
515
566
296
234
255
402
959
6.776
735
2.692
573
645
338
295
345
453
885
6.961
829
2.917
593
783
390
320
383
422
1.019
7.656
1.442
2.782
610
749
442
239
372
405
1.032
8.073
1.741
3.170
659
893
555
291
302
376
1.248
9.235
1.741
5.738
1.092
862
908
766
743
1.154
2.046
15.050
1.690
4.753
1.412
742
864
497
437
887
1.512
12.794
1.519
3.670
829
537
564
439
271
677
1.099
9.605
167
2.938
337
397
551
39
42
610
766
5.847
11.778
34.439
7.188
7.480
5.233
3.515
3.635
5.696
11.532
90.496
1.384
975
1.040
789
245
695
993
6.121
368
756
987
640
235
342
522
3.850
867
1.486
1.687
857
473
591
327
6.288
1.293
1.526
1.634
943
428
562
359
6.745
1.200
1.525
1.649
887
405
713
350
6.729
1.022
1.350
1.576
930
414
728
358
6.378
968
1.588
1.446
2.226
1.030
849
284
8.391
867
1.287
1.250
1.843
943
607
245
7.042
662
889
1.181
1.320
817
416
262
5.547
305
489
761
1.162
709
261
179
3.866
8.936
11.871
13.211
11.597
5.699
5.764
3.879
60.957
2.438
273
577
3.288
913
309
469
1.691
851
302
721
1.874
1.058
296
652
2.006
900
313
717
1.930
861
319
674
1.854
950
767
672
2.389
887
693
587
2.167
832
478
444
1.754
240
495
112
847
9.930
4.245
5.625
19.800
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 28
LAPORAN AKHIR
No
D
1
2
3
Kecamatan/Kelurahan
Kecamatan Jebres
Sudiroprajan
Gandekan
Sewu
Jumlah D
TOTAL
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-39
40-49
50-59
+60
Jumlah
280
813
860
1.953
19.861
425
847
654
1.926
14.243
381
828
612
1.821
16.944
378
1.297
817
2.492
18.899
409
1.200
965
2.574
19.306
499
987
682
2.168
19.635
832
1.075
871
2.778
28.608
647
1.115
837
2.599
24.602
617
717
820
2.154
19.060
531
746
440
1.717
12.289
4.999
9.625
7.558
22.182
193.435
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 29
LAPORAN AKHIR
Kecamatan/
Kelurahan
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
B
1
2
3
4
5
6
7
C
1
2
3
Kecamatan Pasar
Kliwon
Joyosuran
Semanggi
Pasar Kliwon
Baluwarti
Gajahan
Kauman
Kampung Baru
Kedung Lumbu
Sangkrah
Jumlah A
Kecamatan
Serengan
Joyokatan
Danukusuman
Serengan
Tipes
Kratonan
Jayengan
Kemlayan
Jumlah B
Kecamatan
Laweyan
Panularan
Sriwedari
Penumping
Jumlah C
Tamat
Akademi/PT
Tamat
SLTA
Tamat
SLTP
Tamat
SD
1.166
3.193
209
598
842
603
577
656
679
8.523
3.405
8.128
2.562
1.571
1.780
664
1.132
1.284
3.050
23.576
1.931
7.006
1.746
1.698
928
496
482
943
2.185
17.415
1.664
2.320
671
1.080
412
297
311
850
2.602
10.207
151
601
1.979
1.447
907
725
377
6.187
1.446
3.246
4.505
3.433
1.880
1.424
439
16.373
1.639
2.758
2.786
1.839
822
971
441
11.256
757
775
776
2.308
2.978
1.449
1.743
6.170
2.865
586
1053
4504
Tidak
Tamat
SD
Belum
Tamat SD
Tidak
Sekolah
Jumlah
915
3.084
777
313
124
129
115
798
203
6.458
687
5.483
644
433
405
566
211
642
903
9.974
1.074
2.109
10
481
415
365
320
213
944
5.931
10.842
31.323
6.619
6.174
4.906
3.120
3.148
5.386
10.566
82.084
2.895
3.363
1.167
1.776
600
710
318
10.829
317
367
686
812
417
273
267
3.139
565
287
874
411
232
754
868
3.991
561
334
168
1.190
660
309
276
3.498
7.574
10.956
12.165
10.908
5.518
5.166
2.986
55.273
2.625
363
672
3.660
254
248
90
592
75
184
657
916
76
367
57
500
9.630
3.972
5.048
18.650
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 30
LAPORAN AKHIR
No
Kecamatan/
Kelurahan
Kecamatan Jebres
Sudiroprajan
Gandekan
Sewu
Jumlah D
TOTAL
1
2
3
Tamat
Akademi/PT
Tamat
SLTA
Tamat
SLTP
Tamat
SD
573
832
183
1.588
18.606
1.197
1.536
1.069
3.802
49.921
684
1.647
2.009
4.340
37.515
782
1.786
830
3.398
28.094
Tidak
Tamat
SD
420
622
676
1.718
11.907
Belum
Tamat SD
Tidak
Sekolah
Jumlah
380
914
699
1.993
16.874
683
1.475
1.232
3.390
13.319
4.719
8.812
6.698
20.229
176.236
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 31
LAPORAN AKHIR
Tabel II.7
Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013
No
A
Kecamatan/Kelurahan
Petani
Pemilik
Usaha
Buruh
Industri
Buruh
Bangunan
Pedagang
Angkutan
PNS/TNI/
POLRI
Pensiunan
lain
Jumlah
Kecamatan Pasar
Kliwon
Joyosuran
48
1.400
580
331
120
121
168
7.175
9.943
Semanggi
689
3.547
3.072
4.368
1.583
283
300
14.818
28.660
Pasar Kliwon
74
1.327
1.744
191
111
156
258
2.245
6.106
Baluwarti
59
568
421
461
231
729
83
3.057
5.609
Gajahan
102
1.215
57
221
221
233
106
2.457
4.612
Kauman
342
161
113
718
64
51
78
1.358
2.885
Kampung Baru
24
74
322
54
12
82
68
2.256
2.892
Kedung Lumbu
170
487
584
450
979
134
1.117
2.599
6.520
Sangkrah
1.173
2.615
1.074
1.174
1.504
96
138
2.274
10.048
2.681
11.394
7.967
7.968
4.825
1.885
2.316
38.239
77.275
279
100
135
69
3.374
6.793
Jumlah A
B
Kecamatan Serengan
Joyokatan
585
1.610
640
Danukusuman
401
1.443
992
451
539
551
72
5.289
9.738
Serengan
414
581
576
1.360
627
343
235
6.917
11.054
Tipes
60
783
951
106
27
157
216
7.749
10.051
Kratonan
867
1.239
182
1.188
666
111
97
387
4.737
Jayengan
99
753
71
578
43
59
67
3.045
4.715
Kemlayan
230
474
609
587
53
59
74
2.087
2.656
6.883
4.021
4.549
2.055
149
830
26.762
49.175
Jumlah B
C
Kecamatan Laweyan
Panularan
797
521
488
989
708
498
377
2.033
6.411
Sriwedari
15
241
419
530
156
102
136
2.063
3.662
Penumping
54
2.120
309
39
64
111
1.874
4.580
866
2.882
1.216
1.528
903
664
624
5.970
14.653
Jumlah C
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 32
LAPORAN AKHIR
No
Kecamatan/Kelurahan
Kecamatan Jebres
Petani
Pemilik
Usaha
Buruh
Industri
Buruh
Bangunan
Pedagang
Angkutan
PNS/TNI/
POLRI
Pensiunan
lain
Jumlah
Sudiroprajan
708
296
320
483
326
354
349
1.458
4.294
Gandekan
72
693
818
936
792
890
771
2.993
7.965
Sewu
23
2.973
728
258
65
46
48
1.903
6.044
Jumlah D
803
3.962
1.866
1.677
1.183
1.290
1.168
6.354
18.303
TOTAL
7.006
25.121
15.070
15.722
8.966
3.988
4.938
77.325
159.406
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 33
LAPORAN AKHIR
Kecamatan/Kelurahan
Kecamatan Pasar Kliwon
Joyosuran
Semanggi
Pasar Kliwon
Baluwarti
Gajahan
Kauman
Kampung Baru
Kedung Lumbu
Sangkrah
Jumlah A
B
Kecamatan Serengan
1 Joyokatan
2 Danukusuman
3 Serengan
4 Tipes
5 Kratonan
6 Jayengan
7 Kemlayan
Jumlah B
C
Kecamatan Laweyan
1 Panularan
2 Sriwedari
3 Penumping
Jumlah C
D
Kecamatan Jebres
1 Sudiroprajan
2 Gandekan
3 Sewu
Jumlah D
TOTAL
Sumber : BPS dalam Angka 2014
2.3.3
Islam
Katolik
Protestan
Budha
Hindu
Jumlah
7.853
30.130
6.892
6.632
3.461
3.328
2.231
4.875
9.973
75.375
1.894
1.712
24
504
692
93
882
445
926
7.172
1.962
2.556
253
311
860
55
487
358
617
7.459
56
10
19
16
202
39
24
15
8
389
13
31
0
17
18
0
11
3
8
101
11.778
34.439
7.188
7.480
5.233
3.515
3.635
5.696
11.532
90.496
7.789
8.911
10.895
9.209
4.307
4.595
2.430
48.136
341
1.427
1.247
1.057
404
313
648
5.437
802
1.512
1.047
1.309
965
795
801
7.231
4
21
21
19
20
65
0
150
0
0
1
2
0
0
0
3
8.936
11.871
13.211
11.596
5.696
5.768
3.879
60.957
8.366
2.925
4.218
15.509
1.463
623
678
2.764
67
667
707
1.441
19
26
15
60
16
4
6
26
9.931
4.245
5.624
19.800
2.609
6.206
6.544
15.359
154.379
918
2.121
428
3.467
18.840
1.359
1.251
533
3.143
19.274
105
29
23
157
756
8
18
30
56
186
4.999
9.625
7.558
22.182
193.435
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 34
LAPORAN AKHIR
Tabel II.9
Data Kondisi Rusunawa di Kawasan I Kota Surakarta
No
Lokasi Rusunawa
Rusunawa Begalon I
dan II
Tahun
Pembangunan
2003-2004 dan
2006-2007
Terhuni/
tidak
Terhuni
pengelola
UPTD Rumah
Susun Pemkot
Surakarta
2 Rusunawa Semanggi 2008
Terhuni UPTD Rumah
Susun Pemkot
Surakarta
Sumber: DPU Kota Surakarta - UPTD Rumah Susun, 2014
Jumlah
Penghuni
192 KK
Kondisi
196 KK
Baik
Baik
JUMLAH RUMAH
(UNIT)
29.746
1.704
1.420
750
18.611
JUMLAH RTLH
(UNIT)
3.318
346
218
122
1.591
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
PERSENTASE
(%)
11,15%
20,31%
15,35%
16,27%
8,55%
II - 35
LAPORAN AKHIR
KELURAHAN
Panularan
Penumping
Sriwedari
KEC.PASAR KLIWON
Baluwarti
Gajahan
Joyosuran
Kampung Baru
Kauman
Kedung Lumbu
Pasar Kliwon
Sangkrah
Semanggi
KEC.SERENGAN
Danukusuman
Jayengan
Joyotakan
Kemlayan
Kratonan
Serengan
Tipes
KAWASAN I
JUMLAH RUMAH
(UNIT)
1.696
772
687
16.139
1.519
714
1.878
486
481
915
1.061
2.402
6.683
9.862
1.831
832
1.423
716
956
1.963
2.141
74.355
JUMLAH RTLH
(UNIT)
168
48
76
2.742
332
102
231
59
14
97
207
465
1.235
4.194
1.075
111
696
280
523
517
992
11.845
PERSENTASE
(%)
9,91%
6,22%
11,06%
16,99%
21,86%
14,29%
12,30%
12,14%
2,91%
10,60%
19,51%
19,36%
18,48%
42,53%
58,71%
13,34%
48,91%
39,11%
54,71%
26,34%
46,33%
15,93%
Sumber: Solokotakita,2013
Sementara itu dari hasil identifikasi BAPPEDA Kota Surakarta, pada kawasan ini
terdapat 10 titik kawasan permukiman kumuh dengan luas sekitar 92,21 ha, baik berupa
lingkungan perumahan padat maupun perumahan pada bantaran sungai. Sebaran
kawasan kumuh ini terbanyak berada pada Kec.Pasar Kliwon yaitu pada 5 kelurahan,
disusul Kec.Jebres pada 3 lokasi dan Kec.Serengan meliputi 2 lokasi (lihat Tabel II.17 dan
gambar-gambar di bawah ini).
Tabel II.11
Sebaran Lingkungan Permukiman Kumuh di Kawasan I Kota Surakarta
No
1
2
3
4
5
6
Kelurahan
SUDIROPRAJAN
GANDEKAN
SEWU
JOYOTAKAN
DANUKUSUMAN
JOYOSURAN
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Kecamatan
Jebres
Serengan
Pasar Kliwon
Luas
Kawasan
Kumuh
4.17
3.54
7.97
6.55
8.45
3.00
II - 36
LAPORAN AKHIR
No
7
8
9
10
Kelurahan
Kecamatan
SEMANGGI
PASAR KLIWON
KEDUNG LUMBU
SANGKRAH
Luas
Kawasan
Kumuh
21.42
6.44
17.38
13.29
92.21
Gambar 2.3
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 37
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.4
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 38
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.5
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 39
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.6
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 40
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.7
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 41
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.8
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 42
LAPORAN AKHIR
Kawasan I
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 43
LAPORAN AKHIR
Kawasan perumahan dan permukiman di Kawasan I juga sangat erat terkait dengan
keberadaan Cagar Budaya.Sebagaimana diketahui beberapa lokasi cagar budaya di
Kawasan I Kota Surakarta adalah di kawasan keraton Baluwarti, Kawasan Kampung
Batik (Kauman), Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon) dan Kampung Semanggi.
Kawasan-kawasan tersebut menjadi perhatian dalam perencanaan RDTR. Berikut ini
adalah sekilas tentang kondisi kawasan tersebut :
1. Kawasan Keraton Baluwarti
Keraton Kasunanan Surakarta dibangun
sejak tahun 1945 oleh Pakubuwono II
dengan
demikian
usia
bangunan
dan
II - 44
LAPORAN AKHIR
hal ini dari pihak keraton mengadakan rehabilitasi Siti Hinggil yang saat ini kondisi fisik
bangunannya kurang baik.
Dikaitkan dengan konsepsi kota Jawa masa lalu, kampung Baluwarti dapat diartikan
sebagai kutha Sala. Awal pembentukan kampung Baluwarti, bersamaan dengan Kraton
Kasunanan
Surakarta.Sebagai
ikutan
keberadaan
Kraton,
lingkungan
Baluwarti
dalam
pengembangannya,
sehingga
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 45
LAPORAN AKHIR
Pada umumnya bentuk-bentuk bangunan rumah tinggal disini tidak berbeda dengan
bangunan rumah tradisional yang ada di Kota Surakarta yaitu berbentuk limasan, pelana
dan joglo, sedang huniannya sesuai dengan kepercayaan Jawa berorientasi Utara-Selatan.
Selain bangunan yang diperuntukkan sebagai hunian di Kauman ini juga banyak
bangunan hunian yang bergabung dengan pabrik. Rumah-rumah dengan fungsi
gabungan ini dicirikan dengan pagar keliling setinggi antara 5-6 meter, dengan pintu
gerbang (regol) besar disamping sebagai sirkulasi untuk pekerjanya, dan pintu-pintu
dobel (berlapis) dari papan untuk bagian luarnya dan pintu kaca pada bagian dalamnya
sebagai pintu utama. Disamping itu juga dicirikan tidak adanya daerah peralihan antara
publik space dan zone privat hunian.
Dengan perkembangan yang ada sekarang, maka ciri arsitektur kawasan ini sudah
banyak berubah, terutama pada daerah tepian jalan utama yang tumbuh menjadi
kawasan perdagangan, grosir dan jasa.Sedangkan untuk perkampungannya ciri
arsitektur tradisionalnya masih nampak tetapi fungsinya telah berubah.Penggunaan
komponen-komponen baru dipakai terutama pada penyelesaian bukaan-bukaanya
(pintu-jendela), menurut penghuninya untuk mencari kepraktisan dan kemudahan
perawatan. Sedang untuk struktur konstruksinya pada daerah perkampungan ini masih
banyak yang asli hanya pada bangunan yang berubah total dengan wajah baru saja yang
strukturnya telah disesuaikan dengan bentuk bangunannya.
3. Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon)
Perkampungan Arab di Surakarta menempati tiga wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan
Pasar Kliwon, Kelurahan Semanggi dan Kelurahan Kedung Lumbu. Kecamatan Pasar
Kliwon atau berada disebelah timur tembok Baluwarti Kraton Surakarta. Penempatan
kampung Arab secara berkelompok tersebut sudah diatur
ketertiban dan keamanan. Etnis Arab mulai datang di Pasar Kliwon diperkirakan sejak
abad ke-19. Terbentuknya perkampungan di Pasar
adanya politik pemukiman di masa kerajaan, juga
II - 46
LAPORAN AKHIR
Perkampungan
bukan
orang-orang
Arab
tersebut
selanjutnya
lagi
merupakan
II - 47
LAPORAN AKHIR
berbagai jenis tanaman dan sayuran, antara lain tembakau, jagung, terong, krai,
semangka, cabai, dan kacang.Akan tetapi kondisinya sekarang sudah berubah.Popularitas
Semanggi sebagai wilayah bandar juga pentingnya daerah itu dari sisi historis sejak
zaman Majapahit seakan-akan berkebalikan dari pencitraannya sekarang.
B. Sarana Pendidikan
Saranapendidikan di Kawasan I Kota Surakarta tahun 2013 terdiri dari SD negeri
sebanyak 61 unit, SD swasta sebanyak 41 unit, SLTP Negeri sebanyak 10 unit, SLTP
swasta sebanyak 21 unit, SLTA Negeri sebanyak 4 unit, SLTA Swasta sebanyak 10 unit
dan sarana pendidikan berupa pendidikan tinggi sebanyak 6 unit. Jumlah sarana
pendidikan berupa SD Negeri paling banyak terdapat di Kelurahan Semanggi Kecamatan
Pasar Kliwon yaitu sebanyak 12 unit.
Tabel II.12
Banyaknya Sarana Pendidikan di Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013
No
Kecamatan/Kelurahan
SD
Negeri
SD
Swasta
SLTP N
SLTP
Swasta
SLTA
N
SLTA
Swasta
PT
Joyosuran
Semanggi
12
Pasar Kliwon
Baluwarti
Gajahan
Kauman
Kampung Baru
Kedung Lumbu
Sangkrah
28
21
Jumlah A
B
Kecamatan Serengan
1
Joyokatan
Danukusuman
Serengan
Tipes
Kratonan
Jayengan
Kemlayan
19
13
Jumlah B
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 48
LAPORAN AKHIR
No
Kecamatan/Kelurahan
SD
Negeri
SD
Swasta
SLTP N
SLTP
Swasta
SLTA
N
SLTA
Swasta
PT
Kecamatan Laweyan
1
Panularan
Sriwedari
Penumping
Jumlah C
D
Kecamatan Jebres
1
Sudiroprajan
Gandekan
Sewu
Jumlah D
TOTAL
61
41
10
21
10
Kecamatan/Kelurahan
Kecamatan Pasar Kliwon
Joyosuran
Semanggi
Pasar Kliwon
Baluwarti
Gajahan
Kauman
Kampung Baru
Kedung Lumbu
Sangkrah
Jumlah A
Kecamatan Serengan
Joyokatan
Danukusuman
RS
B. Pengobatan
Puskesmas
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
2
1
0
0
0
1
2
8
0
0
0
0
1
0
0
0
1
2
1
1
0
0
0
0
0
0
0
2
2
3
2
0
3
0
1
0
1
12
0
2
1
1
0
0
1
1
0
3
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Pustu
Apotik
II - 49
LAPORAN AKHIR
No
3
4
5
6
7
C
1
2
3
D
1
2
3
Kecamatan/Kelurahan
Serengan
Tipes
Kratonan
Jayengan
Kemlayan
Jumlah B
Kecamatan Laweyan
Panularan
Sriwedari
Penumping
Jumlah C
Kecamatan Jebres
Sudiroprajan
Gandekan
Sewu
Jumlah D
TOTAL
RS
0
0
0
1
0
3
B. Pengobatan
1
0
1
3
0
7
Puskesmas
0
0
1
1
0
2
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
4
0
1
0
1
17
Pustu
1
1
0
0
0
4
Apotik
3
2
4
1
1
14
0
0
1
1
0
1
0
1
3
0
3
6
0
0
0
0
5
0
1
1
2
9
2
2
0
4
36
D. Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 terdiri dari masjid
sebanyak
178
unit,
mushola
sebanyak
94
unit,
gereja
sebanyak
55
unit,
Kecamatan/Kelurahan
Masjid
Mushola
Gereja
Vihara/Kuil/Klenteng
Pura
Joyosuran
12
Semanggi
38
12
Pasar Kliwon
Baluwarti
12
Gajahan
Kauman
Kampung Baru
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 50
LAPORAN AKHIR
No
Kecamatan/Kelurahan
Kedung Lumbu
Sangkrah
Masjid
Mushola
13
91
55
18
15
Jumlah A
B
Gereja
Vihara/Kuil/Klenteng
Pura
Kecamatan Serengan
1
Joyokatan
Danukusuman
Serengan
Tipes
Kratonan
Jayengan
Kemlayan
52
20
19
Jumlah B
C
Kecamatan Laweyan
1
Panularan
10
Sriwedari
Penumping
23
10
Jumlah C
D
Kecamatan Jebres
1
Sudiroprajan
Gandekan
Sewu
Jumlah D
12
12
TOTAL
178
94
55
E. Sarana Perekonomian
Sarana Perekonomian di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebanyak 5.815
unit yang terdiri dari pasar tradisional sebanyak 15 unit, supermarket sebanyak 42 unit,
toko/kios sebanyak 4.175 unit dan sarana perekonomian lainnya sebanyak 1.583 unit.
Kelurahan yang paling banyak memiliki sarana perekonomian adalah Kelurahan
Semanggi yaitu sebanyak 742 unit yang terdiri dari pasar tradisional sebanyak 4 unit,
supermarket sebanyak 2 unit, toko/kios/warung sebanyak 450 unit dan sarana
perekonomian lainnya sebanyak 286 unit.
Tabel II.15
Banyaknya Sarana Perekonomian di Kawasan I Kota Surakarta
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 51
LAPORAN AKHIR
Tahun 2013
No
Kecamatan/Kelurahan
Pasar
Tradisional
Supermarket/
swalayan
Toko/Kios/
Warung
Lainnya
Jumlah
Joyosuran
125
50
177
Semanggi
450
286
742
Pasar Kliwon
85
50
138
Baluwarti
65
40
105
Gajahan
195
150
347
Kauman
115
60
175
Kampung Baru
100
58
158
Kedung Lumbu
98
60
161
Sangkrah
95
80
177
10
1328
834
2180
Jumlah A
B
Kecamatan Serengan
1
Joyokatan
244
74
320
Danukusuman
418
70
490
Serengan
291
103
396
Tipes
278
111
392
Kratonan
181
60
243
Jayengan
238
55
295
Kemlayan
14
419
53
487
26
2069
526
2623
Jumlah B
C
Kecamatan Laweyan
1
Panularan
203
22
227
Sriwedari
80
11
93
Penumping
45
38
85
328
71
405
Jumlah C
D
Kecamatan Jebres
1
Sudiroprajan
238
39
279
Gandekan
136
59
197
Sewu
76
54
131
Jumlah D
450
152
607
TOTAL
15
42
4175
1583
5815
II - 52
LAPORAN AKHIR
a)
Tabel II.16
Jalan Lokal Primer di Kawasan I Kota Surakarta
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Nama Jalan
Jalan Abioso
Jalan Batanghari
Jalan Beton
Jalan Bhayangkara
Jalan Bogowonto
Jalan Brigadir Sudiarto
Jalan Butuh
Jalan Cakra
Jalan Cempaka
Jalan Ciliwung
Jalan Cipunegara
Jalan Cisadane
Jalan Citandui
Jalan Citarum
Jalan Cokrobaskoro
Jalan Cut Nyak Dien
Jalan Dewi Sartika
Jalan Dewutan
Jalan Dilagan
Jalan Dr.Wahidin
Jalan Gajah Suranto
Jalan Gajahan
Jalan Gatot Subroto
Jalan Gotong Royong
Jalan Hadiwijayan
Jalan Haryo Panularan
Jalan Ibu Pertiwi
Jalan Jatayu
Jalan Juanda Kartasanjaya
Jalan Kadipolo
Jalan Kalilarangan
Jalan Kalimosodo
Jalan Kaliwidas 2
Jalan Kebangkitan Nasional
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Fungsi
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
II - 53
LAPORAN AKHIR
No.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
Nama Jalan
Jalan Kemlayan
Jalan Kepolisian
Jalan Ki Ageng Mangir Gg II
Jalan Kiai Gede Sala
JalanKiai Gede Sala
Jalan Kiai Haji Ashari
Jalan Kiai Haji Wahid Hasyim
Jalan Kiai Mojo
Jalan Madukoro
Jalan Makam Brenggolo/Jamsaren
Jalan Manggis
Jalan Maospati
Jalan Muhammad Yamin
Jalan Museum
Jalan Nirbitan
Jalan Notoningratan
Jalan Padmonegoro
Jalan Palu
Jalan Panembahan
Jalan Pangeran Wijil
Jalan Patimura
Jalan Ponconoko
Jalan Prof. Kahar Muzakir
Jalan Rajiman
Jalan Raya Solo Permai
Jalan Re Martadinata
Jalan Reksoninten
Jalan Roro Mendut
Jalan Sampangan
Jalan Sasono Mulyo
Jalan Sawo
Jalan Senopati
Jalan Silir
Jalan Sorogeni
Jalan Sri Narendro
Jalan Stiyaki
Jalan Sunan Kalijaga
Jalan Sungai Barito
Jalan Sungai Indragiri
Jalan Sungai Kapuas
Jalan Sungai Mahakam
Jalan Sungai Negara
Jalan Sungai Riam Kanan
Jalan Sungai Riam Kiri
Jalan Sungai Sebakung
Jalan Sungai Serayu
Jalan Supit Urang
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Fungsi
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
II - 54
LAPORAN AKHIR
No.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
Nama Jalan
Jalan Sutowijoyo
Jalan Trisula
Jalan Untung Suropati
Jalan Widoro Kandang
Jalan Wijaya Kusuma
Jalan Wiropaten
Jalan Wirotamtomo
Jalan Yos Sudarso
Jalan Kiai Gede Sala
Jalan Mayor Sunaryo
Jalan Ki Ageng Mangir
Jalan Poncowati
Jalan Sungai Batanghari
Fungsi
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Sarana Transportasi di Kawasan I Kota Surakarta pada Tahun 2013 terdiri dari sarana
transportasi berupa mobil sebanyak 4.427 unit, sepeda motor sebanyak 20.765 unit, taxi
sebanyak 17 unit, angkutan kota sebanyak 183 unit, sarana transportasi berupa bus
sebanyak 97 unit dan truk sebanyak 198 unit. Jumlah sarana transportasi berupa mobil
paling banyak terdapat di Kelurahan Semanggi yaitu sebanyak 1.415 unit. Sarana
transportasi berupa sepeda motor paling banyak terdapat di Kelurahan Kampung Baru
yaitu sebanyak 2.745 unit.
Tabel II.17
Banyaknya Sarana Transportasi di Kawasan I Kota Surakarta
Tahun 2013
No
Kecamatan/Kelurahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
B
1
2
Mobil
Sepeda Motor
Taxi
Angkot
Bis
Truk
85
1.415
175
25
55
175
765
202
105
3.002
1.100
2.125
975
370
865
570
2.745
1.356
1.995
12.101
0
4
3
0
0
0
4
0
4
15
0
35
5
0
10
0
0
58
0
108
0
0
1
1
0
0
1
0
1
4
0
30
2
1
5
0
43
7
10
98
47
86
308
492
0
0
33
19
56
27
54
0
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 55
LAPORAN AKHIR
No
3
4
5
6
7
C
1
2
3
D
1
2
3
Kecamatan/Kelurahan
Serengan
Tipes
Kratonan
Jayengan
Kemlayan
Jumlah B
Kecamatan Laweyan
Panularan
Sriwedari
Penumping
Jumlah C
Kecamatan Jebres
Sudiroprajan
Gandekan
Sewu
Jumlah D
TOTAL
Mobil
Sepeda Motor
Taxi
Angkot
Bis
Truk
78
303
126
59
122
821
1.923
1.175
1.220
202
263
5.583
2
0
0
0
0
2
3
5
0
10
5
75
0
4
0
0
0
87
0
18
9
11
0
92
102
89
115
306
300
285
948
1.533
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
130
78
90
298
4.427
276
298
974
1.548
20.765
0
0
0
0
17
0
0
0
0
183
0
0
6
6
97
0
0
8
8
198
Tabel II.18
Kinerja Ruas Jalan pada Jalan Utama Kota Surakarta
No
1
2
3
4
Ruas Jalan
Panjang
Ruas
Volume lalu
lintas
(kend/ jam)
Kapasitas
(kend/jam)
4432.75
2834.6
1768.35
1607.3
5568
5194
4978
3980
3.500
1.300
2.275
2.000
v/c ratio
0.7961
0.5457
0.3552
0.4038
G. Prasarana Drainase
Sistem drainase kawasan I Kota Surakarta merupakan bagian dari system yang
dikembangkan sejak jaman penjajahan Belanda dengan memanfaatkan beberapa sungai
alam yang ada, yaitu Bengawan Solo (sebagai aliran akhir), Kali Jenes, Kali Pepe dan kali
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 56
LAPORAN AKHIR
Sistem makro meliputi saluran aliran sungai yang melintasi kota Surakarta dan
mengalir menuju sungai Bengawan Solo yaitu Kali Tanggul/Wingko.
Sistem mikro meliputi saluran drainase utama di bagian tengah kota yaitu Kali
Pepe Hilir dan Kali Jenes serta saluran tersier dan sekunder/kolektor dalam kota.
Adapun keempat kali yang melalui Kawasan I tersebut sebagaimana terlihat dalam
peta berikut ini.Berdasarkan peta kerawanan bencana di Kota Surakarta, maka diketahui
beberapa wilayah di Kawasan I ini merupakan daerah rawan terjadi banjir/genangan,
yaitu di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, meliputi wilayah :
Kec. Serengan :
Kelurahan Serengan,
Kelurahan Danukusuman
Kelurahan Joyotakan;
Kec. Pasarkliwon :
Kelurahan Joyosuran,
Kelurahan Gajahan,
Kelurahan Baluwarti,
Kelurahan Semanggi,
Kelurahan Sangkrah,
Kec. Jebres :
Kelurahan Sewu,
KecKelurahan Gandekan,
Kelurahan Pucangsawit,
Kelurahan Jagalan.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 57
LAPORAN AKHIR
Kawasan I
Gambar 2.9
Anak Sungai Bengawan Solo di Kota Surakarta
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 58
LAPORAN AKHIR
Penyusunan KLHS RDTR
Kota Surakarta Kawasan I
Kawasan I
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 59
LAPORAN AKHIR
Uraian
Volume
65,12 %
1.490.969 liter/hari
970.918,7 liter
100 %
Pengelolaan sampah di Kota Surakarta ini dilakukan oleh beberapa pihak sebagai
berikut :
Dari rumah tangga sampai TPS dikelola oleh LPMK/kelurahan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta mengelola sampah dari TPS
sampai TPA
Dinas Pengelolaan Persampahan Pasar: mengelola sampah di 37 lokasi Pasar ke
TPA (memakai armada sendiri)
Unit Pelaksana Teknis Daerah Terminal: mengelola sampah di lokasi TPS di
terminal selanjutnya di buang langsung ke TPA dengan armada terminal
TPS memberlakukan jam pembuangan sampai jam 14.00 WIB dalam praktek
pengelolaan sampah, prinsipnya adalah: sampah terangkut pada siang hari dan bersih
pada malam hari, memindahkan TPS-TPA yang dekat dengan lingkungan pemukiman
dan diganti TPS transfer DEPO. TPS transfer DEPO adalah tempat bertemunya gerobak
dengan armada DKP, sampah langsung dimuat di armada sampah.
Timbunan sampah di Kota Surakarta mencapai 972 m3/hari sampah pada tahun 2013,
yang meliputi:
Sampah rumah tangga dan fasilitas umum lainnya 732 m3 /hari
Sampah pasar 240 m3 /hari
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 60
LAPORAN AKHIR
Pengumpulan sampah dari pasar :Sampah dari pasar dikumpulkan oleh tenaga
kebersihan DPP. Sampah kemudian dibawa ke TPS pasar/kontainer , selanjutnya
dibawa ke TPA Putri Cempo menggunakan armada DPP.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 61
LAPORAN AKHIR
Kualitas sarana dan prasarana kurang memadai, beberapa peralatan sudah melebihi
usia peruntukan (life time) dan dalam kondisi rusak.
Pola penanganan sampah masih bertumpu pada pola penanganan on site individu
setempat (menimbun di pekarangan) dan pola konvensional, dimana sampah dari
sumber sampah, diwadahi, dikumpulkan, dan diangkut ke pembuangan akhir.
Upaya pengurangan sampah dari sumbernya sudah ada tetapi masih sangat kecil.
Konsekuensi pola ini dibutuhkan biaya inventasi dan operasional yang besar.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) terkonsentrasi pada TPA Pitri Cempo
yang masih menggunakan system open dumping, kurangnya luas lahan serta
fasilitas TPA.
Pengembangan cakupan pelayanan tidak terencana dengan baik, sehingga wilayahwilayah baru yang potensial tidak ditangani dengan cepat (terutama perumahan
dan kawasan baru).
adalah
sebagai berikut :
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 62
LAPORAN AKHIR
Tabel II.20
Cakupan Pelayanan Sistem Off-site di Kawasan I
No
Kelurahan
Wilayah Pelayanan Selatan
(1)
Kampungbaru
(2)
Tipes
(3)
Kemlayan
(4)
Serengan
(5)
Danukusuman
(6)
Joyosuran
(7)
Penumping
(8)
Sriwedari
(9)
Jayengan
(10)
Kauman
(11)
Kedunglumbu
(12)
Pasarkliwon
(13)
Baluwarti
(14)
Semanggi
Total Keseluruhan
Sumber : PDAM Kota Surakarta, 2014
Jumlah SR
8.157
71
787
25
1.004
618
696
130
126
171
108
140
60
125
1.093
12.714
Melihat kondisi tersebut penanganan air kotor tidak bisa dipandang sebelah mata dan
merupakan tanggung jawab bersama. Pencemaran yang meluas akan sangat merugikan
dan menjadi ancaman terhadap kesehatan masyarakat, pencemaran air tanah dan badan
air/sungai.Untuk itu isu pengelolaan sanitasi ini perlu diperhatikan dalam perencanaan
RDTR pada kawasan ini.Tingkat risiko air limbah di kawasan ini dapat digambarkan
pada gambar berikut ini.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 63
LAPORAN AKHIR
Kawasan I
Selain itu, berdasarkan data Status Lingkungan Hidup Kota Surakarta, diketahui status
mutu air sungai di Kota Surakarta untuk mengetahui kondisi mutu air menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan
membandingkan terhadap baku mutu air yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan pengambilan sampel di enam sungai di Surakarta dengan mengacu pada PP
No. 82 Tahun 2001, ada beberapa sungai yang tercemar, termasuk yang mengalir melalui
Kawasan I.
Pencemaran sungai terjadi di Sungai Pepe bagian hulu tercemar oleh nitrat, bagian
tengah tercemar oleh logam Cu, dan bagian hilir tercemar oleh logam Cu dan Nitrat. Di
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 64
LAPORAN AKHIR
Sungai Brojo, daerah yang tercemar adalah hilir, tengah, dan hulu, zat pencemarnya
adalah Cu. Selain itu, pada daerah hilir terdapat COD yang melibihi ambang batas.
Kelebihan COD ini dapat menyebabkan kualitas air menurun. Sedangkan Sungai Jenes
bagian hilir tercemar Cu dan Nitrat.Data pencemaran sungai dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel II.21 Pencemaran Sungai
Lokasi Sampel
S. Pepe
S. Brojo
S. Jenes
Hulu
Nitrat
Cu
Tengah
Cu
Cu
Hilir
Cu, Nitrat
Cu, COD
Cu, Nitrat
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 65
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.11
Sebaran RTH Di Kawasan I Kota Surakarta
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 66
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 67
LAPORAN AKHIR
Pengelompokan Isu
Pembangunan
Berkelanjutan
Masih tingginya jumlah
masyarakat yang
berpenghasilan
rendah/pra-sejahtera
Masih adanya lingkungan
permukiman yang tidak
layak huni atau kawasan
kumuh perkotaan
Belum optimalnya
penyediaan sarana
prasarana pengelolaan
sampah
Permasalahan drainase
perkotaan
Permasalahan
pencemaran lingkungan
Keterangan
Terdapat 16 % penduduk tinggal di rumah yang tidak layak
huni.
Jumlah penduduk cukup besar yang bekerja di sector informal.
Terdapat kawasan kumuh perkotaan seluas 92,1 ha pada 10
lokasi.
Terdapat 16 % penduduk tinggal di rumah yang tidak layak
huni.
Sarana hunian berupa rumah susun baru terdapat pada dua
lokasi yang menampung 388 KK.
Meningkatnya produksi sampah.
Rendahnya jangkauan layanan persampahan.
Permasalahan pengumpulan dan pengolahan sampah.
Permasalahan sampah pasar kota dan Pedagang Kaki Lima
(PKL).
Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengelola sampah,
masih terdapat pembuangan sampah di tempat terbuka
(misalnya sungai)
Dampak perubahan iklim menyebabkan tingginya curah hujan
pada musim penghujan.
Tingginya aliran permukaan pada puncak musim hujan
melampaui daya tampung sungai dan saluran drainase tidak
sehingga terjadi luapan banjir/genangan di kawasan sekitarnya.
Sempadan sungai menyempit, penurunan vegetasi sempadan
sungai semakin mempercepat kerusakan badan sungai.
Permasalalahan sistem drainase kota.
Kondisi kualitas air sungai tercemar.
Layanan pengelolaan air limbah off-site perpipaan baru
mencapai 17%.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 68
LAPORAN AKHIR
No
Pengelompokan Isu
Pembangunan
Berkelanjutan
Kurangnya Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Keterangan
Sanitasi lingkungan yang tidak layak potensial menyebabkan
masalah kesehatan lingkungan.
Terdapat wilayah dengan risiko pencemaran air limbah cukup
tinggi.
Dampak yang ditimbukan yaitu adanya pencemaran lingkungan
(terutama air dan tanah).
Kurangnya ketersediaan RTH digambarkan dari masih
terbatasnya RTH baik RTH privat maupun publik.
Masih rendahnya kualitas vegetasi pada RTH yang ada,
misalnya RTH jalur jalan dan sempadan sungai.
Dampak yang ditimbulkan dari kurangnya RTH antara lain:
Kurangnya sarana/tempat sebagai media interaksi sosial
untuk masyarakat
Meningkatnya ancaman terhadap dampak perubahan iklim
Meningkatnya suhu udara kawasan.
Berkurangnya fungsi konservasi sumberdaya air.
Meningkatnya efek gas rumah kaca / GRK (dalam konteks
perubahan iklim)
Ancaman RTH sempadan sungai.
Ancaman RTH tepi jalan karena aktifitas perkotaan.
Belum optimalnya RTH pemakaman.
Belum optimalnya layanan angkutan umum missal.
Tingginya pertumbuhan kendaraan pribadi.
Menurunnya kinerja jalan.
Timbulnya masalah kemacetan lalu-lintas.
Dampak terjadinya polusi udara.
Beberapa lokasi cagar budaya di Kawasan I Kota Surakarta
adalah :
Kawasan keraton di Kel. Baluwarti,
Kawasan Kampung Batik (Kauman),
Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon),
Kampung Semanggi, dan
Kawasan Sriwedari.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 69
LAPORAN AKHIR
2.5.1.
telah ditetapkan didalam RTRW, yaitu kawasan I sebagai sub pusat pelayanan I memiliki
fungsi sebagai kawasan pariwisata, perdagangan dan jasa serta olar-raga dan RTH, maka
penetapan Tujuan Penataan BWP Kawasan I adalah sebagai berikut: Terwujudnya Kawasan
Wisata Budaya Yang Lestari dan Memadukan Perkembangan Sejarah Kuno, Kini, Nanti.
Komponen pengembangan:
Wisata budaya
Perkembangan Sejarah
Kuno, Kini dan Nanti
2.5.2.
1. Zona Lindung
Kawasan lindung berfungsi utama untuk melindungi kelestarian sumberdaya alam,
sumberdaya buatan seperti tanah, air, iklim, tumbuhan, keanekaragaman hayati, satwa, tipe
ekosistem dan keunikan alam serta nilai budaya dan sejarah bangsa guna kepentingan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 70
LAPORAN AKHIR
Saluran bertanggul
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 71
LAPORAN AKHIR
untuk perempatan, terletak pada sisi-sisi segi empat yang titik sudutnya
ditentukan dari titik pusat pertemuan as jalan masing-masing yaitu 3 (tiga)
kali lebar jalan.
3) Jalan Tikungan
Garis sempadan jalan tikungan terletak pada garis lengkung yang merupakan
perbatasan dari tali busur yang masing-masing menghubungkan dua titik di as jalan
dan yang meliputi suatu busur dari sumbu itu yaitu: 3 (tiga) kali lebar jalan
4) Sempadan Industri, Sempadan SUTET dan Sempadan Rel KA
Sempadan Rel Kereta Api di Kawasan I Kota Surakarta yaitu.
a. Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 6 meter dan batas daerah manfaat jalan
rel terdekat apabila jalan rel kereta api itu terletak diatas tanah yang rata.
b. Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 2 meter dihitung dari kaki talud
apabila jalan rel kereta api itu terletak diatas tanah yang ditingkatkan.
c. Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 2 meter ditambah lebar lereng sampai
puncak dihitung dari daerah manfaat jalan rel kereta api apabila jalan rel kereta
api itu terletak di dalam galian.
d. Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah 18 meter diukur dari
lengkung dalam sampai tepi daerah manfaat jalan. Dalam peralihan jalan lurus ke
jalan lengkung diluar daerah manfaat jalan harus ada jalur tanah yang bebas yang
secara berangsur-angsur melebar dari batas terluar damija rel kereta api sampai 18
meter. Garis sempadan jalan rel kereta api tidak berlaku apabila jalan rel kereta api
tersebut terletak dalam galian.
e. Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan jalan
adalah 150 meter dari daerah manfaat jalan rel kereta api pada titik perpotongan
as jalan rel kereta api dengan daerah manfaat jalan dan secara berangsur-angsur
menuju batas atau garis sempadan jalan rel kereta api pada titik 500 meter dari
titik perpotongan as jalan rel kereta api dengan as jalan.
Sempadan SUTET merupakan sempadan untuk saluran udara tegangan ekstra tinggi.
Garis sempadan SUTET diatur dalam Permen PU no. 5 tahun 2008. Garis sempadan
jaringan tenaga listrik adalah 64 meter yang ditetapkan dari titik tengah jaringan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 72
LAPORAN AKHIR
tenaga listrik. Ketentuan jarak bebas minimum antara SUTET dengan tanah dan benda
lain ditetapkan sebagai berikut.
Lokasi
Bangunan Industri
Pompa bensin
Penimbunan bahan bakar
Pagar
Lapangan Terbuka
Jalan Raya
Pepohonan
Bangunan tahan api
Rel kereta api
Jembatan besi/tangga besi/kereta listrik
Dari titik tertinggi tiang kapal
Lapangan olahraga
SUTT lainnya penghantar udara tegangan rendah, dll
Sumber : Permen PU no.5 tahun 2008
SUTET
(500 KV)
20 m
20 m
50 m
3m
15 m
15 m
8,5 m
8,5 m
15 m
8,5 m
8,5 m
14 m
8,5
Untuk sempadan industri merupakan sempadan atau barier seperti jalur hijau yang
mengelilingi kawasan industri. Adapun ketentuan sempadan diatur lebih lanjut
didalam peraturan, yaitu :
a. Garis sempadan bangunan terhadap sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan
ditetapkan 8 meter dari sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Sedangkan garis
sempadan bangunan terhadap sungai bertanggul diluar kawasan perkotaan ditetapkan
10 meter dari sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
b. Khusus garis sempadan bangunan industri dan pergudangan terhadap sungai
bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan 13 meter dari sebelah luar
sepanjang kaki tanggul. Sedangkan diluar kawasan perkotaan ditetapkan 15 meter dari
sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
II - 73
LAPORAN AKHIR
sejuk, dan estetis. Fungsi-fungsi yang diperkenankan di kawasan hijau kota didalam
Kawasan I Kota Surakarta adalah sebagai RTH Taman, jalur hijau, dan RTH pemakaman
RTH Taman Kota
RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota
atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk dengan
standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas taman minimal 144.000 m2.
Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan
fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% 90%.Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum.
RTH Jalur Hijau Jalan
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara
2030% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan.Untuk menentukan
pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan
persyaratan penempatannya.Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah
setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah.
RTH Pemakaman
Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi
utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai
daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro
serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat
dan sebagai sumber pendapatan
2. Zona Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang memiliki kondisi fisik dan potensi
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan produksi dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia.Kawasan budidaya terbagi dalam kawasan budidaya pertanian
dan non pertanian.Wilayah seperti ini statusnya dapat dialihfungsikan. Sedangkan kawasan
budidaya non pertanian meliputi kawasan peruntukkan industri, pertambangan, Fasilitas
ekonomi,
permukiman,
Fasilitas
sosial
yang
dalam
penggunaannya
tidak
dapat
dialihfungsikan.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 74
LAPORAN AKHIR
A. Zona Perumahan
Kawasan I Kota Surakarta memiliki karakteristik permukiman padat.Hal ini dapat
dilihat dari jumlah backlog rumahnya.Rata-rata setiap rumah dihuni oleh 4 KK sehingga
rumah menjadi sempit dan berdesakan. Jumlah kekurangan rumah atau backlog di
Kawasan I sebesar 10.050 unit dari selisih jumlah rumah sebesar 36.997 unit dengan jumlah
KK sebesar 47.047 jiwa
Arah pengembangan dan pemenuhan kebutuhan akan perumahan dialokasikan diluar
kawasan I ini, yang memang dalam RTRW direncanakan didalam pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman. Arahan kawasan perumahan kepadatan tinggi
dilakukan melalui :
Peningkatan kualitas prasarana lingkungan perumahan dan penyediaan ruang terbuka
hijau dan ruang terbuka non hijau;
Peningkatan kualitas hunian di kawasan perumahan melalui pembangunan
perumahan secara vertikal; dan
Menetapkan koefisien dasar bangunan maksimal 80% dalam setiap pembangunan
kawasan perumahan
Pengembangan kawasan permukiman dan perumahan dilakukan berdasarkan pola
sistem unit lingkungan. Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan
tinggi diarahkan di sekitar pusat kota, hal ini disesuaikan dengan kecenderungan
perkembangannya. Untuk permukiman dengan kepadatan sedang dan rendah diarahkan
pada daerah pengembangan (di wilayah utara kota) sedangkan untuk diwilayah kita
diperuntukkan sebagai kawasan permukiman kepadatan tinggi.
Adapun metoda pengembangan permukiman dengan kepadatan tinggi direncanakan
melalui cara rehabilitasi atau program perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan
dengan mengutamakan peningkatan infrastruktur dan fasilitas sosial yang ada, seperti
jalan lingkungan, saluran drainase, sistem sanitasi, dan persampahan.
Upaya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di Kawasan I Kota
Surakarta diarahkan dalam tujuan pengembangan sebagai berikut :
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 75
LAPORAN AKHIR
Memberikan arahan bagi upaya penyediaan rumah tinggal sebagai Fasilitas hunian
masyarakat, sekaligus sebagai bagian dari upaya-upaya untuk meninggalkan
kesejahtaraan masyarakat.
Menciptakan lingkungan rumah tinggal yang sehat, aman, serasi dan teratur sehingga
memenuhi kaidah-kaidah penciptaan lingkungan perumahan yang layak huni, layak
lingkungan, layak usaha dan layak berkrmbang.
Sebagai elemen pembentuk ruang kawasan, rencana pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman akan mengarahkan perkembangan dan pertumbuhan
melalui penyebaran penduduk yang menghuni Fasilitas perumahan dan permukiman
yang dikembangkan.
Memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor pembangnan
ekonomi dan social budaya di kawasan pengembangan.
B. Zona Perdagangan dan Jasa
a. Pasar
Rencana pengembangan Pasar tradisional yang ada di Kawasan I Kota Surakarta yaitu
dengan melakukan kegiatan diantaranya
Pengembangan kegiatan pasar dan peningkatan kualitas pasar tradisional.
Peningkatan pasar skala pelayanan lingkungan yang tersebar di seluruh kecamatan.
Pengembangan pasar modern dan tradisional dengan skala pelayanan regional
dikembangkan pada Kawasan I dengan skala pelayanan jalan regional, sedangkan
untuk pasar tradisional dan modern dengan skala yang lebih kecil (lokal) berada
menyebar di seluruh wilayah dengan jumlah dan ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Pertokoan
Pertokoan dikembangkan pada kawasan permukiman dengan lingkup skala yang
berbeda, dimana pertokoan skala kecamatan terdapat di jalan kolektor utama.
Sedangkan untuk pertokoan skala lingkungan menyebar di kawasan permukiman yang
ada di wilayah masing-masing.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 76
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 77
LAPORAN AKHIR
SMA melayani 4.800 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 12.500m.
b. Fasilitas Peribadatan
rencana penyediaan fasilitas peribadatan di wilayah Kawasan I Kota Surakarta juga
diarahkan pada:
Penyediaan fasilitas peribadatan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan ibadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan pemeluknya masing-masing,
Peningkatan kualitas fasilitas peribadatan penduduk yang sudah ada, melalui
swadaya masyarakat.
Penyediaan fasilitas peribadatan, selain memperhatikan jumlah kebutuhan juga
mempertimbangkan
petelakan
lokasi
sarana
sehingga
pelayanan
sarana
g. Fasilitas Perekonomian
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 78
LAPORAN AKHIR
Fasilitas perekonomian merupakan sarana yang digunakan dalam suatu usaha tertentu
misalnya perdagangan. Dalam hal ini fasilitas perdagangan dan niaga menurut SNI
03.1733.2004 adalah sebagai berikut:
Pusat Petokoan dan Pasar Lingkungan melayani 30.000 orang dengan luas lahan
10.000 m.
berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan I pada tahun 2034 membutuhkan
fasilitas perekonomian sebagao berikut:
membutuhkan fasilitas pusat perbelanjaan sebanyak 2 unit dengan luas masingmasing pusat berbelanjaan 36.000 m2
D. Zona Industri
Pengembangan dan rencana peruntukkan Kawasan I Kota Surakarta menurut RTRW
Kota Surakarta dibeberapa titik lokasi diperuntukkan sebagai kawasan peruntukkan, sehingga
menjadikan pengembangan kawasan menjadi wilayah yang lebih pesat. Dalam penataan ruang
di wilayah Kawasan I Kota Surakarta.Fasilitas seperti pengelolaan limbah sekaligus outlet
sebagai Fasilitas promosi dan pemasaran.
Untuk industri besar dan menengah dengan mempertimbangkan syarat kawasan
peruntukkan industri sebagai berikut:
Pengelolaan sesuai dengan manajemen kawasan peruntukkan industri dan memperhatikan
dampak lingkungan;
Melibatkan penduduk sekitar dalam proses produksi untuk menghindari kesenjangan
interwilayah;
Pengembangan di luar kawasan peruntukkan industri harus berbasis pada potensi lokal;
Pembinaan industri kecil dan rumah tangga dilakukan guna meningkatkan nilai produk
hasil-hasil pertanian.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 79
LAPORAN AKHIR
Sedangkan untuk kegiatan industri yang lebih kecil tingkatannya sepertti indutri rumah
tangga (rumahan) dapat dilakukan pada masing masing wilayah perencanaan di seluruh
Kawasan I Kota Surakarta dengan mengingat keberlanjutan lingkungan yang ada disekitarnya.
Untuk strategi pengembangan dan pengendalian prasarana penunjang pada industri
besar di yang berada di sepanjang koridor utama jalan kolektor Kawasan I Kota Surakarta.
Untuk strategi pengembangan kawasan peruntukan industri menengah dan besar meliputi:
menciptakan iklim investasi yang kondusif;
mengembangkan kawasan peruntukan industri yang ditunjang dengan promosi dan
pemasaran hasil industri;
mengembangkan industri menengah dan besar untuk mengolah hasil
pertanian,
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 80
LAPORAN AKHIR
menyediakan jalur hijau sebagai zona penyangga pada tepi luar kawasan peruntukkan
industri
2.5.3.
j)
Jalan Veteran
4. Jalan Lokal Primer adalah jalan yang dirancang untuk menghubungkan antar
kegiatan lokal, seperti antar kelurahan dan antara kawasan pengembangan primer.
Tabel II.23
Rencana Jalan Lokal Primer di Kawasan I Kota Surakarta
No
1
2
3
4
5
6
Nama Jalan
Jalan Abioso
Jalan Abioso
Jalan Batanghari
Jalan Batanghari
Jalan Beton
Jalan Bhayangkara
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Fungsi
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
II - 81
LAPORAN AKHIR
No
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Nama Jalan
Jalan Bogowonto
Jalan Brigadir Sudiarto
Jalan Butuh
Jalan Cakra
Jalan Cempaka
Jalan Ciliwung
Jalan Cipunegara
Jalan Cisadane
Jalan Citandui
Jalan Citarum
Jalan Cokrobaskoro
Jalan Cut Nyak Dien
Jalan Dewi Sartika
Jalan Dewutan
Jalan Dilagan
Jalan Dr.Wahidin
Jalan Gajah Suranto
Jalan Gajahan
Jalan Gatot Subroto
Jalan Gotong Royong
Jalan Hadiwijayan
Jalan Haryo Panularan
Jalan Ibu Pertiwi
Jalan Jatayu
Jalan Jatayu
Jalan Juanda Kartasanjaya
Jalan Kadipolo
Jalan Kalilarangan
Jalan Kalimosodo
Jalan Kaliwidas 2
Jalan Kebangkitan Nasional
Jalan Kemlayan
Jalan Kepolisian
Jalan Ki Ageng Mangir Gg II
Jalan Kiai Gede Sala
JalanKiai Gede Sala
Jalan Kiai Haji Ashari
Jalan Kiai Haji Wahid Hasyim
Jalan Kiai Mojo
Jalan Madukoro
Jalan Makam Brenggolo/Jamsaren
Jalan Manggis
Jalan Maospati
Jalan Muhammad Yamin
Jalan Museum
Jalan Nirbitan
Jalan Notoningratan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Fungsi
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
II - 82
LAPORAN AKHIR
No
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
Nama Jalan
Jalan Padmonegoro
Jalan Palu
Jalan Panembahan
Jalan Pangeran Wijil
Jalan Patimura
Jalan Ponconoko
Jalan Prof. Kahar Muzakir
Jalan Rajiman
Jalan Raya Solo Permai
Jalan Re Martadinata
Jalan Reksoninten
Jalan Roro Mendut
Jalan Sampangan
Jalan Sasono Mulyo
Jalan Sawo
Jalan Senopati
Jalan Silir
Jalan Sorogeni
Jalan Sri Narendro
Jalan Stiyaki
Jalan Sunan Kalijaga
Jalan Sungai Barito
Jalan Sungai Indragiri
Jalan Sungai Kapuas
Jalan Sungai Mahakam
Jalan Sungai Negara
Jalan Sungai Riam Kanan
Jalan Sungai Riam Kiri
Jalan Sungai Sebakung
Jalan Sungai Serayu
Jalan Supit Urang
Jalan Sutowijoyo
Jalan Trisula
Jalan Untung Suropati
Jalan Widoro Kandang
Jalan Wijaya Kusuma
Jalan Wiropaten
Jalan Wirotamtomo
Jalan Yos Sudarso
Jalan Kiai Gede Sala
Jalan Mayor Sunaryo
Jalan Ki Ageng Mangir
Jalan Poncowati
Jalan Sungai Batanghari
Fungsi
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Lokal Primer
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 83
LAPORAN AKHIR
Penyediaan tempat parkir di Kawasan I menggunakan sistem parkir on street yaitu parkir
berada di bahu jalan
Menyediakan Halte bus trans di Kawasan I Kota Surakarta yang lokasinya terdapat pada
jalur hijau dan strategis
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 84
LAPORAN AKHIR
Untuk kegiatan sosial dan pelayanan umum sebesar 10% kebutuhan domestik
Tabel II.24
Nama ruas, Panjang, dan Lebar Atas Drainase Kawasan I Kota Surakarta
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama Ruas
Kali Wingko
Kali Tanggul
Bengawan Solo
Kali Jenes
Kali Pepe Hilir
Kali Boro
Sal.Stasiun Jebres-Kali Boro
Sal.Kp.Sewu
Sal.Sorogenen-Gandekan
Sal.Simpon BI
Sal.Sekitar Kospin
Kali Toklo
Sal.Belakang Hotel Sahid Raya
Kali Kawong
Sal.Depok-Sambeng
Sal.Sekitar UTP-RS Brayat Minulyo
Sal.Tegalkonas
Sal.Jl.Untung Suropati
Sal.Jl.Kapten Mulyadi
Sal.Kp.Gajahan-Baturono
Sal.Kalilarangan
Panjang
(m)
1.842
6.710
7.800
3.950
5.760
2200
1900
437
1.048
430
405
1.550
731
1.288
506
450
764
1.446
612
1.805
2.301
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Lebar
Atas (m)
50
60
200
6
6-40
6
4
2,5
1.5-4
2,5
3
6
3
5
3
3
3
1,75
3
1.75-3
1,75
Kelas Drainase
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
II - 85
LAPORAN AKHIR
No.
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Nama Ruas
Kali Buntung
Sal.Jl.Brigjen Sudiarto
Sal.Kp.Semanggi-Jl.Kyai Mojo
Sal.Jl.Honggowongso
Sal.Jl.Gajah Mada
Sal.Jl.Bayangkara
Sal.Jl.Dr.Supomo
Sal.Dr.Cipto Mangunkusumo
Sal.Dr.Wahidin
Sal.Dr.Muwardi
Sumber : DPU bidang Drainase Kota Surakarta
Panjang
(m)
546
922
1.579
1.874
1.164
1.580
1.209
1.312
950
686
Lebar
Atas (m)
2,5
1
2,5
3
3
2
2,5
3
5
4
Kelas Drainase
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Primer
Sekunder
Sekunder
Primer
Sekunder
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 86
LAPORAN AKHIR
Pembuangan air limbah sistem setempat dalam praktek sehari-hari dapat dilakukan
dengan:
- Individual oleh masing-masing keluarga pada setiap rumah;
- Komunal secara bersama-sama oleh beberapa keluarga, yang biasanya berupa jamban
jamak, MCK, atau tangki septik komunal.
Selain
itu
kegiatan
sosial
juga
berpotensi
menimbulkan
sampah,
2.5.4.
memperhatikan tujuan penataan kawasan yaitu Terwujudnya Kawasan Wisata Budaya Yang
Lestari dan Memadukan Perkembangan Sejarah Kuno, Kini, Nanti adalah pada Sub BWP I.
Dengan tujuan tersebut maka yang menjadi point utama adalah kawasan cagar budaya yang
berada di Sub BWP I meliputi meliputi Kelurahan Gajahan, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan
Kauman, Kelurahan Pasar Kliwon, Kelurahan Kedunglumbu.Kegiatan yang ada di Sub BWP I
ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pariwisata
Kegiatan pariwisata dengan skala pelayanan regional bahkan internasional yang didukung
oleh kompleks pariwisata keratonan kasunan, dengan fasilitas pendukungnya. Kegiatan
pariwisata ini menjadi daya tarik dan pengembangan sektor ekonomi lokal dan perlu
untuk diwadahi didalam jaringan pergerakan, tempat parkir yang memadai.
2. Kegiatan perdagangan dan jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa ini tumbuh dari kegiatan pariwisata dan kebutuhan
pengembangan koridor. Kegiatan pariwisata (komplek keraton kasunan) ini tumbuh dan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 87
LAPORAN AKHIR
2.5.5.
detail, sehingga dibutuhkan pembagian BWPdan Sub BWP serta blok dalam rangka
mempermudah didalam detail yang akan digunakan. Adapun pertimbangan didalam
penentuan pembagian BWP, Sub BWP dan Blok adalah sebagai berikut:
Bagian wilayah perkotaan dipilih sebagai bagian kawasan yang paling berpengaruh
terhadap kawasan tersebut (misalnya sebagai pusat aktivitas, pusat kegiatan baik didalam
kawasan/ kota tersebut maupun tujuan bagi wisatawan)
Kesamaan
peruntukkan
lahan,
sehingga
memudahkan
didalam
menentukan
Deliniasi fisik, yaitu dengan batas jalan, sungai atau blok bangunan
Kawasan I merupakan BWP (Bagian Wilayah Perkotaan) ke-1 didalam Kota Surakarta
sehingga yang disebut dengan BWP adalah keseluruhan dari Kawasan I. Dari BWP tersebut
kemudian dibagi menjadi Sub BWP dengan melihat karakteritik kawasan. Dari masing masing
Sub BWP tersebut dibagi kembali dengan tingkat kedalaman Blok. Adapun perincian rencana
pembagian Sub BWP dan Blok di Kawasan I adalah berikut:
1. Sub BWP I merupakan kawasan kompleks keraton yang didukung dengan adanya
keraton kasunan, alun alun keraton, pasar klewer, kawasan permukiman kota lama, dan
kawasan perdagangan yang berada di Sub BWP ini. Untuk wilayahnya sendiri meliputi
Kelurahan Gajahan, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Kauman, Sebagian Kelurahan Pasar
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 88
LAPORAN AKHIR
Kliwon, Sebagian Kelurahan Kedunglumbu. Sub BWP I dibagi menjadi 2 Blok yaitu Blok
I.I,1 dan Blok I.I.2.
2. Sub BWP II, merupakan kawasan stadion dan taman sriwedari, Museum Radya Pustaka,
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan RTH dengan adanya stadion (lapangan), dan
kawasan permukiman pendukung kegiatan perdagangan dan jasa. Sub BWP II meliputi
Kelurahan Penumping, Kelurahan Panularan, Kelurahan Tipes dan Kelurahan Sriwedari.
Sub BWP II dibagi menjadi 3 Blok, yaitu Blok I.II.1, Blok I.II.2, dan Blok I.II.3.
3. Sub BWP III, merupakan kawasan perdagangan dan jasa yang didukung oleh kawasan
permukiman yang berada di sekeliling Baluwarti sebagai kawasan permukiman kota
lama. Sub BWP III ini terdiri dari Kelurahan Kemlayan, kelurahan Jayengan, Kelurahan
Keratonan, Kelurahan Serengan. Sub BWP III dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.III.1, Blok
I.III.2, dan Blok I.III.3.
4. Sub BWP IV, merupakan kawasan yang berada di sisi selatan kawasan dan merupakan
wilayah perbatasan. Terdiri dari Kelurahan Serengan. Sub BWP IV dibagi menhadi 2
Blok, yaitu Blok I.IV.1 dan I.IV.2.
5. Sub BWP V, merupakan kawasan perdagangan dan jasa dengan dominasi pusat
perbelanjaan seperti PGS, Luwes, maupun pertokoan disepanjang koridor jalan. Selain itu
juga terdapat Benteng Vasterberg, kawasan permukiman umumnya adalah permukiman
pendukung perdagangan dan jasa, namun ada juga permukiman kumuh dibantaran
sungai dan rel KA. Sub BWP V terdiri dari Sebagian Kelurahan Semanggi, Sebagian
Kelurahan pasar Kliwon, Sebagian Kelurahan Kedunglumbu, dan sebagian Kelurahan
Sangkrah. Sub BWP V dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.V.1, Blok I.V.2 dan Blok I.V.3.
6. Sub BWP VI, merupakan kawasan perdagangan dan jasa dengan ditandai ada sentra
pasar klitikan, pasar besi tua dan pasar hewan yang berada di Kelurahan Semanggu,
selain itu juga terdapat rusunawa dan IPAL Semanggi. Sub BWP VI terdiri dari Sebagian
Kelurahan Semanggi. Sub BWP VI dibagi menjadi 2 Blok yaitu Blok I.VI.1 dan Blok I.VI.2.
7. Sub BWP VII, merupakan kawasan permukiman padat yang terdapat didalam sub BWP
ini. Sub BWP VII terdiri dari Kelurahan Danukusuman, Kelurahan Joyotakan dan
Kelurahan Joyosuran. Sub BWP VII dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.VII.1 dan Blok
I.VII.2.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 89
LAPORAN AKHIR
8. Sub BWP VIII, merupakan kawasan bantaran Kalipepe dan rel kereta api. Dengan
kondisi kawasan permukiman padat dan kumuh, selain itu juga terdapat potensi potensi
perekonomian seperti pasar dan pertokoan, serta perdagangan dan jasa yang tumbuh
disepanjang koridor jalan.. Sub BWP VIII terdiri dari Kelurahan Sewu, Kelurahan
Gandekan, Kelurahan Sudiroprajan dan Kelurahan Sangkrah.Sub BWP VIII dibagi
menjadi 3 Blok yaitu Blok I.VIII.1, Blok I.VIII.2 dan Blok I.VIII.3.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 90
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 91
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 92
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 93
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
II - 94
LAPORAN AKHIR
BAB III
PENGKAJIAN PENGARUH TUJUAN PENATAAN
RUANG, PRINSIP-PRINSIP PENATAAN RUANG
DAN/ATAU PROGRAM TERHADAP
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
3.1.
PENAPISAN
Penapisan merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS). Tahapan penapisan yaitu tahapan KLHS yang
mengidentifikasi apakah perlu dilakukan KLHS terhadap suatu kebijakan, rencana,
dan/atau program (KRP). Proses penapisan dilakukan oleh pembuat KRP dengan
didukung pendapat ahli. Selain itu penapisan dapat dilakukan berdasarkan hasil
kajian ilmiah serta melalui konsultasi dengan instansi lingkungan hidup dan instansi
terkait lainnya.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkuan Hidup (PPLH) Pasal 15, menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah
Daerah (Provinsi, Kota dan Kabupaten) wajib melaksanakan KLHS dalam penyusunan
Rencana Tata Ruangnya. KLHS dilakukan untuk mengintegrasikan aspek lingkungan
dalam pengambilan keputusan awal kebijakan, rencana, dan program dalam hal ini
adalah Rencana Tata Ruang. Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kegiatan penyusunan KLHS RDTR Kawasan I harus disusun
sebagai dokumen pendamping produk RDTR Kawasan I.
Selain UU Nomor 32 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang juga menyatakan bahwa : Pengolahan
data dan analisis paling sedikit meliputi : 1). teknik analisis daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidup
strategis; 2). teknik analisis keterkaitan antarwilayah dan/atau kawasan perkotaan;
dan 3). teknik perancangan kawasan (Pasal 67 ayat 2 huruf c). PP tersebut juga
menjadi dasar bahwa kegiatan penyusunan KLHS RDTR Kawasan I menjadi wajib
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 1
LAPORAN AKHIR
Tabel III.1
No
Kriteria Penapisan
KLHS RDTR
Kawasan I
Penilaian
Uraian Pertimbangan dan
Kesimpulan
UU No 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkuan Hidup
(PPLH) Pasal 15
Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 15 Tahun
2010 tentang
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Peraturan Menteri
(Permen) Nomor
20/PRT/M/2011
tentang Pedoman
Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang/
Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 2
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 3
LAPORAN AKHIR
Tabel III.2
No
1
Bentuk Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan dan Impementasi KLHS RDTR
Kawasan I
Tahapan KLHS
Perencanaan/penyusunan KLHS
a. Penapisan (kesepakatan perlu tidaknya KLHS)
b. Identifikasi masyarakat dan pemangku
kepentingan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 4
LAPORAN AKHIR
No
Tahapan KLHS
g. Telaah
Pengaruh
Kebijakan,
dan/atau Program (KRP)
Rencana,
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 5
LAPORAN AKHIR
No
Tahapan KLHS
h. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
i. Rekomendasi
Perbaikan
Pengintegrasian Hasil KLHS
KRP
dan
Pemanfaatan
j. Keberlanjutan Proses
k. Keberlanjutan Produktifitas
l. Keselamatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 6
LAPORAN AKHIR
Tahapan KLHS
No
Pembuat keputusan
Menunjuk instansi lingkungan hidup tingkat kota dalam penyelenggaraan KLHS
termasuk dalam pemantauan dan evaluasi tingkat kota.
Menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KLHS kepada
Gubernur.
Penyusun KRP dan Instansi terkait
Monotiroing dan evaluasi pelaksanaan KRP secara berkala untuk memastikan
bahwa KRP berjalan sesuai dengan hasil kajian KLHS.
Menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KLHS kepada
Walikota.
Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak
Ikutserta dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang dan
hasil KLHS yang telah ditetapkan
Pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang
yang melanggar rencana tata ruang dan hasil KLHS yang telah ditetapkan
Pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan tidak
sesuai dengan kajian KLHS.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 7
LAPORAN AKHIR
3.2.2.
No
Kriteria
Tinggi (Skor 3)
Sedang (Skor 2)
Memiliki
keterkaitan antar
sektor, wilayah, dan
antar generasi.
Memiliki keterkaitan 3
(tiga) aspek (antar
sektor, wilayah, dan
generasi)
Meliliki keterkaitan
2 (dua) aspek
Meliliki
keterkaitan salah
satu aspek
Sulit dipulihkan,
Bisa pulih
dalam waktu
dekat
Risiko/dampak
jumlah dan luasan
di dalam
kecamatan dan
daerah sekitarnya
Dampak bersifat
Risiko/dampak
jumlah dan
luasan skala
kecamatan,
Dampak bersifat
Rendah (Skor 1)
Risiko/dampak
jumlah dan
luasan dalam
skala desa,
Dampak bersifat
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 8
LAPORAN AKHIR
No
Kriteria
Tinggi (Skor 3)
kumulatif
Memiiki implikasi
jangka panjang.
Implikasi dampak
yang terjadi dalam
jangka waktu yang
lama/panjang
Sedang (Skor 2)
Rendah (Skor 1)
kumulatif
Implikasi dampak
yang terjadi dalam
jangka waktu
menengah
tidak komulatif
Implikasi dampak
yang terjadi dalam
jangka waktu
pendek
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 9
LAPORAN AKHIR
Tabel III.4
No
4
5
6
7
8
Memiliki
keterkaitan
antar sektor,
wilayah, dan
antar generasi
(A)
Bersifat sulit
dipulihkan, risiko/
dampak mencakup
jumlah dan luasan yang
besar dan bersifat
kumulatif (B)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Rangking
Prioritas Isu
Pembangunan
Berkelanjutan
0,9
2,6
0,8
0,6
2,0
II
0,6
0,8
0,9
2,3
II
0,9
0,8
0,6
2,3
II
0,9
0,8
0,9
2,6
0,3
0,4
0,9
1,6
III
3
2
21
0,6
0,6
5,4
0,4
0,4
6,4
0,9
0,6
6,3
1,9
1,6
16,9
II
III
Memiiki
implikasi
jangka
panjang
(C)
A
(30%)
B
(40%)
C
(30%)
0,9
0,8
0,6
III - 10
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 11
LAPORAN AKHIR
Tabel III.5
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
+
+
+
B
1
2
3
4
5
2
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
6
6
7
7
7
0
0
0
0
0
6
6
7
7
7
PENATAAN RUANG
Perencanaan
Proses Perda
Pengendalian
Penyusunan & pemerdaan zoning Regulasi
Penyusunan/Optimalisasi BKPRD
Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Penertiban pemanfaatan kawasan lindung
Penertiban pemanfaatan kawasan budidaya
CAGAR BUDAYA
Pembangunan prasasti penanda sejarah pada masing masing
kampung/ kelurahan
Pelestarian bangunan cagar budaya (ragawi)
Pelestarian aktivitas sejarah (non ragawi) menjadi aset
warisan budaya yang akan tetap dijalankan didalam
masyarakat
Permasalahan pencemaran
lingkungan
1
A
Permasalahan drainase
perkotaan
Program Utama
No
III - 12
LAPORAN AKHIR
3
4
1
2
3
4
5
6
7
5
-2
+
+
+
+
+
+
+
2
3
3
2
2
2
2
0
0
0
0
0
0
0
3
4
4
3
3
2
2
+
+
+
+
+
+
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Permasalahan pencemaran
lingkungan
Permasalahan drainase
perkotaan
PERINDUSTRIAN
Pengembangan kawasan industri ramah lingkungan
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
industri
Peningkatan Pengendalian Polusi (Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah /IPAL)
TRANSPORTASI
Peningkatan Jalan Kolektor Primer
Peningkatan Jalan Lokal Primer
Peningkatan Jalan Lingkungan
Pembangunan dan pengaturan jalur sepada
Pembangunan Jalur BST dan halte/ shelter
Pengadaan dan Pemeliharaan rambu lalu lintas
Pengadaan dan Pemeliharaan penerangan jalan
AIR BERSIH
Peningkatan pelayanan jaringan air bersih
3
1
Program Utama
No
III - 13
LAPORAN AKHIR
1
2
8
1
2
3
LIMBAH
Pengadaan Jaringan Pembuangan limbah baik untuk industri
maupun untuk rumah tangga (khususnya home industry)
Pembangunan IPAL komunal
SAMPAH
Pengadaan TPS Mobile
Pembangunan TPST Sriwedari dan TPST Sangkrah
Sosialiasi perilaku masyarakat terkait pentingnya membuang
sampah pada tempatnya
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
5
5
5
5
5
5
0
0
0
0
0
0
5
5
5
5
5
5
Permasalahan pencemaran
lingkungan
Permasalahan drainase
perkotaan
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
DRAINASE
Perbaikan saluran drainase primer
Perbaikan saluran drainase sekunder
Pembangunan saluran drainase tersier
Pemeliharaan Jaringan Drainase/Saluran
Normalisasi saluran pembuangan
Prokasih (program kalibersih)
6
1
2
3
4
5
6
7
Program Utama
No
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
5
5
0
0
5
5
III - 14
LAPORAN AKHIR
+
+
+
+
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Permasalahan pencemaran
lingkungan
Permasalahan drainase
perkotaan
12
1
2
PERIBADATAN
Pengembangan jangkauan pelayanan Fasilitas peribadatan
kepada masyarakat
KESEHATAN
Pengembangan Fasilitas Kesehatan skala pelayanan
kecamatan
Peningkatan kualitas fasilitas kesehatan skala lingkungan
seperti posyandu, bidan, dsb
FASILITAS PERDAGANGAN
Pembangunan Sektor ekonomi Kreatif
Penataan Sektor Kawasan Perdagangan Informal
+
+
11
PENDIDIKAN
Pembangunan lembaga pendidikan kursus ketrampilan
Pembangunan Fasilitas SLTA/perguruan tinggi
9
1
2
10
Program Utama
No
+
+
3
3
1
5
2
-2
+
+
3
3
5
5
-2
-2
III - 15
LAPORAN AKHIR
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
LINGKUNGAN
Penataan Kawasan Kalipepe
Sumber : Analisis, 2014
KAWASAN PERMUKIMAN
Perbaikan Lingkungan Permukiman kumuh dan padat
Pemenuhan kebutuhan rumah layak huni untuk masyarakat
Permasalahan pencemaran
lingkungan
12
1
2
13
Permasalahan drainase
perkotaan
Program Utama
No
+
+
+
+
8
8
0
0
8
8
Keterangan : Kebijakan, Rencana dan Program yang memberikan nilai frekuensi dampak negatif (-) merupakan KRP terpilih yang akan
dikaji/ditelaah lebih lanjut pada tahap selanjutnya.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 16
LAPORAN AKHIR
Berdasarkan tabel penilaian prioritas KRP di atas, dapat diketahui bahwa KRP
RDTR Kawasan I yang mempunyai potensi dampak atau pengaruh negatif terhadap
kondisi lingkungan hidup sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan industri ramah lingkungan
2. Pembangunan Fasilitas SLTA/perguruan tinggi
3. Pembangunan Sektor ekonomi Kreatif
4. Penataan Sektor Kawasan Perdagangan Informal
Namun demikian terdapat beberapa program yang berdampak positif terhadap
kondisi lingkungan hidup tetapi belum mampu efektif berpengaruh positif karena
skala kegiatan yang kurang misalnya lokasinya kurang dan sebagainya. Kondisi
seperti ini terjadi pada beberapa program sebagai berikut :
1. Penataan Kawasan Kali Pepe.
2. Pembangunan TPST di Kawasan Sriwedari dan Sangkrah.
3. Pembangunan RTH skala lingkungan.
3.2.4. Telaah Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Telaah pengaruh KRP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan dan potensi
pengaruh KRP terhadap isu strategis lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Hasil dari telaah
pengaruh KRP dapat dijadikan acuan dalam identifikasi alternatif untuk memperbaiki
muatan dan substansi KRP agar tujuan dan sasaran KRP dapat berkelanjutan,
termasuk mencegah/mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Secara
garis besar telaah pengaruh KRP dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu :
telaah pengaruh terhadap isu pembangunan berkelanjutan, telaah pengaruh KRP,
telaah dampak pengaruh isu pembangunan berkelanjutan dan KRP.
Telaah juga dikaji dengan menggunakan salah satu atau kombinasi substansi
berdasarkan Pasal 16 UU PPLH, yaitu :
1) Kapasitas daya dukung & daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan,
2) Kinerja layanan/jasa ekosistem,
3) Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam (SDA),
4) Tingkat kerentanan & kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,
5) Tingkat ketahanan & potensi keanekaragaman hayati, dan
6) Perkiraan mengenai dampak & risiko lingkungan hidup.
Telaah pengaruh komponen KRP RDTR perkotaan Kawasan I dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 17
LAPORAN AKHIR
Tabel III.6
No
A
1
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 18
LAPORAN AKHIR
No
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 19
LAPORAN AKHIR
No
B
1
Pembangunan TPST merupakan salah satu upaya pengurangan produksi sampah yang akan diangkut
menuju TPA Putri Cempo melalui pengolahan di tingkat komunal (setempat). Sehingga program ini
tentunya dapat dilaksanakan pada seluruh kelurahan di Kawasan I, tidak terbatas di Sriwedari dan
Sangkrah. Untuk itu perlu upaya ekstentifikasi wilayah dan prioritas pada beberapa konsentrasi
kawasan kumuh yang biasanya upaya pengelolaan sampah masih kurang yang ditunjukkan dengan
masih banyaknya sampah yang dibuang di badan sungai. Kawasan prioritas pembangunan TPST
antara lain adalah :
1. Sudiroprajan.
2. Gandekan.
3. Sewu.
4. Joyotakan.
5. Danukusuman.
6. Joyosuran.
7. Semanggi.
8. Pasar Kliwon.
9. Kedunglumbu.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 20
LAPORAN AKHIR
No
3
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 21
LAPORAN AKHIR
Selain kajian telaah pengaruh yang sudah diuraikan diatas, kajian KLHS
Kawasan I juga melakukan telaah terhadap salah satu substansi KLHS yang terdapat
pada Pasal 16 UU PPLH secara lebih detail. Kajian pengaruh secara detail yang terkait
dengan KLHS RDTR Kawasan I yaitu pada kajian kapasitas daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup untuk pembangunan. Secara lebih detail identifikasi daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan dalam kegiatan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kawasan I dilakukan
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang
Wilayah.
Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui
kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan
manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya
kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber
daya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup
dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang
yang sesuai. Daya dukung lingkungan hidup terbatas pada kapasitas penyediaan
sumber daya alam, terutama berkaitan dengan kemampuan lahan serta ketersediaan
dan kebutuhan akan lahan dalam suatu ruang/wilayah.
Dalam identifikasi kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup, dilakukan beberapa tahapan analisis yang dilakukan untuk mengetahui alokasi
pemanfaatan ruang yang dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:
a. Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.
b. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.
c. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.
Secara rinci kajian dan analisis daya dukung lingkungan dalam penataan ruang
ini dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Kemampuan / Daya Dukung Lahan untuk Alokasi Pemanfaatan Ruang
Komponen dalam analisis penetapan kemampuan lahan untuk alokasi
pemanfaatan ruang dibedakan dalam dua bagian, yaitu Kemampuan Lahan dan
Evaluasi Kesesuaian Lahan. Berikut penjelalasan kajian analisis yang dilakukan.
1. Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan merupakan karakteristik lahan yang mencakup sifat tanah (fisik
dan kimia), topografi, drainase, dan kondisi lingkungan hidup lain. Berdasarkan
karakteristik lahan tersebut, dapat dilakukan klasifikasi kemampuan lahan ke
dalam tingkat kelas, sub kelas, dan unit pengelolaan. Dalam analisis ini, mengingat
kondisi lahan sudah merupakan kawasan perkotaan dengan dominasi kawasan
terbangun. Maka analisis hanya dilakukan hingga Kemampuan Lahan dalam
Tingkat Kelas.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 22
LAPORAN AKHIR
1)
2)
3)
II
1)
2)
Kriteria
Tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan yang
membatasi penggunaannya.
Sesuai untuk berbagai penggunaan, terutama
pertanian.
Karakteristik lahannya antara lain: topografi hampir
datar - datar, ancaman erosi kecil, kedalaman efektif
dalam, drainase baik, mudah diolah, kapasitas
menahan air baik, subur, tidak terancam banjir.
Mempunyai beberapa hambatan atau ancaman
kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaannya
atau memerlukan tindakan konservasi yang sedang.
Pengelolaan perlu hati-hati termasuk tindakan
konservasi untuk mencegah kerusakan.
III
IV
Penggunaan
Pertanian:
a. Tanaman pertanian
semusim.
b. Tanaman rumput.
c. Hutan dan cagar alam.
Pertanian:
a. Tanaman semusim.
b. Tanaman rumput.
c. Padang Penggembalaan
d. Hutan Produksi
e. Hutan Lindung
f. Cagar Alam
1. Pertanian:
a. Tanaman semusim.
b. Tanaman yang
memerlukan
pengolahan tanah.
c. Tanaman rumput.
d. Padang rumput.
e. Hutan produksi.
f. Hutan lindung dan
cagar alam.
2. Non-pertanian.
1. Pertanian:
a. Tanaman semusim dan
tanaman pertanian
pada umumnya.
b. Tanaman rumput.
c. Hutan produksi.
d. Padang
penggembalaan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 23
LAPORAN AKHIR
Kelas
VI
VII
VIII
Kriteria
Penggunaan
e. Hutan lindung dan
suaka alam.
2. Non-pertanian.
1. Pertanian:
a. Tanaman rumput.
b. Padang
penggembalaan.
c. Hutan produksi.
d. Hutan lindung dan
suaka alam.
2. Non-pertanian
1. Pertanian:
a. Tanaman rumput.
b. Padang
penggembalaan.
c. Hutan produksi.
d. Hutan lindung dan
cagar alam.
2. Non-pertanian
a. Padang rumput.
b. Hutan produksi.
a. Hutan lindung.
b. Rekreasi alam.
c. Cagar alam.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 24
LAPORAN AKHIR
Kemampuan Lahan Kelas II. Lahan dengan kemampuan lahan Kelas II ini
mempunyai hambatan yaitu kadang-kadang tergenang banjir. Lahan ini berada
pada sepanjang alur Sungai Bengawan Solo di Kec. Pasar Kliwon dan Kec.
Jebres. Mempunyai beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang
mengurangi pilihan penggunaannya atau memerlukan tindakan konservasi
yang sedang. Pengelolaan perlu hati-hati termasuk tindakan konservasi untuk
mencegah kerusakan. Sehingga meskipun saat ini digunakan untuk kawasan
terbangun tetapi dalam pengembangan dan pengelolaannya perlu
memperhatikan aspek tersebut. Untuk itu pada kawasan ini perlu dialokasikan
ruang-ruang untuk mitigasi bencana banjir.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Kelas Kemampuan Lahan di perkotaan
Kawasan I di bawah ini.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 25
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.1
Kelas Kemampuan Lahan Kawasan I
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 26
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 27
LAPORAN AKHIR
Mengacu ketentuan tersebut maka seluruh wilayah pada kawasan I sesuai untuk
kawasan budidaya kecuali pada lokasi-lokasi sebagai kawasan sempadan sungai
dan cagar budaya.
3. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Penggunaan Lahan
Evaluasi kemampuan lahan dan kesesuaian penggunaan lahan dilakukan untuk
melihat kesesuaian antara rencana pola ruang yang direncanakan serta hasil analisis
kemampuan lahan / kesesuaian lahan yang mendukung suatu kawasan. Beberapa
parameter pemetaan yang digunakan adalah:
a. Peta rencana pola ruang
b. Peta kemampuan lahan
c. Peta kesesuaian lahan untuk fungsi lindung dan budidaya
Dari hasil analisis evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dapat diketahui beberapa
rencana pola ruang yang terindikasi dapat menimbulkan dampak resiko terhadap
lingkungan hidup. Berdasarkan hasil analisis maka dihasilkan kondisi evaluasi
kesesuaian lahan perkotaan Kawasan I dalam bentuk 2 (dua) kondisi, yaitu :
a) Sesuai/Cocok
Merupakan kawasan dengan hasil evaluasi kesesuaian dengan kondisi cocok,
dengan beberapa parameter karakteristik, sebagai berikut :
Kondisi rencana pola ruang RDTR sesuai dengan kemampuan lahan dan
kesesuaian penggunaan lahan.
Tidak terdapat faktor penghambat dalam kesesuaian lahannya.
Jika terdapat faktor penghambat dapat diatasi (tidak berpengaruh negatif).
b) Sesuai/Cocok dengan rekomendasi
Merupakan kawasan dengan hasil evaluasi kesesuaian dengan kondisi cocok
dengan rekomendasi, dengan beberapa parameter karakteristik, sebagai berikut :
Kondisi rencana pola ruang RDTR sesuai dengan kemampuan lahan dan
kesesuaian penggunaan lahan.
Terdapat faktor penghambat dalam kesesuaian lahannya, namun bisa
diatasi dengan alternatif penggunaan lahan lainnya.
Dalam kategori ini, sesuai dengan rekomendasi diarahkan pada lahan-lahan di
sempadan sungai yang dapat dioptimalkan untuk fungsi-fungsi pengaman
sungai dan fungsi-fungsi keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan dengan
memperbesar luasan RTH kota.
III - 28
LAPORAN AKHIR
permukiman kawasan tersebut dan juga arahan peran kawasan tersebut dalam
rencana struktur kota. Daya tampung penduduk terhadap ruang ruang untuk
mengakomodasi perkembangan penduduk dan berbagai sarana dan prasarana
kegiatan penduduknya, dicerminkan oleh luas lahan potensial yang tersedia
sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.
Kepadatan penduduk menjadi salah satu penentu kualitas lingkungan karena
tingginya aktivitas sosial-ekonomi penduduk akan menekan lingkungan hidup,
baik lingkungan lahan/tanah, air maupun udara. Semakin padat penduduk maka
tekanan terhadap lingkungan akan semakin besar yang akan menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan. Jumlah penduduk yang besar akan mengalami
kepadatan penduduk yang berlebihan. Kepadatan penduduk atau Density adalah
jumlah rata-rata penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative tertentu
biasanya dinyatakan dalam jiwa/Ha. Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak
seimbangnya jumlah penduduk yang mendiami wilayah tertentu dengan wilayah
yang didiami. Jumlah penduduk yang terus menunjukkan peningkatan tidak
dibarengi dengan luas wilayah suatu tempat yang tetap. Sehingga ini
menyebabkan jumlah penduduk yang ada diwilayah tertentu melebihi jumlah
ideal penduduk yang seharusnya tinggal di wilayah tersebut.
Menurut standar dalam pedoman penetapan wilayah perkotaan besar, seperti Kota
Surakarta, termasuk dalam kategori permukiman kepadatan tinggi dengan
kepadatan penduduk 100 - 1000 jiwa/ Ha. Atas dasar tersebut, maka daya
tampung penduduk perkotaan Kawasan I ditetapkan maksimal sebesar 1.063.000
jiwa atau kepadatan maksimal 1.000 jiwa / Ha.
Pengembangan ruang untuk 20 tahun mendatang berdasarkan prediksi jumlah
penduduk sesuai RDTR Kec. Kawasan I yaitu sebesar 205.994 jiwa maka kepadatan
rata-rata akan mencapai 194 jiwa/ha atau masih di bawah daya tampung maksimal
kota.
Tabel III.8
Proyeksi Jumlah Penduduk di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2035
Tahun
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan
(jiwa/ha)
Eksisting
th. 2013
2015
2020
2025
2030
2035
193.435
194.015
196.943
199.915
202.932
205.994
182
183
185
188
191
194
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
III - 29
LAPORAN AKHIR
BAB IV
ALTERNATIF TUJUAN PENATAAN, PRINSIP
PENATAAN RUANG, DAN/ATAU PROGRAM
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
IV - 1
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
IV - 2
LAPORAN AKHIR
No
A
1
KRP RDTR
Perbaikan Rumusan
Perbaikan Muatan
Kebijakan
Rencana
Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR Kawasan I Kota Surakarta dengan Nilai Frekuensi Dampak Negatif (-)
Pengembangan
Mengarahkan
Perubahan zona industri
Keterbatasan ketersediaan lahan
kawasan industri
pengembangan
menjadi zona
mendukung penyediaan sarana
ramah lingkungan
kawasan industri di
perdagangan dan jasa.
industri dimaksud.
Kegiatan perdagangan
Berkurangnya daya tampung lahan luar kota (bukan pada
Kawasan I)
dan jasa yang
untuk mewadahi sarana industri
dikembangkan adalah
mengingat kegiatan ini diikuti
dalam rangka untuk
dengan pergerakan kegiatan tenaga
menjual atau
kerja, bahan baku dan produk
mempromosikan
industri.
produk indsutri
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Perbaikan Materi
Program
Relokasi kegiatan
industri tertentu.
Penerapan aturan
bidang lingkungan
hidup (penerapan
ketentuan tentang
AMDAL,UKL-UPL, Ijin
Gangguan, dan Ijin
Lingkungan).
Pengaturan / rekayasa
lalu lintas atau
ANDALALIN.
IV - 3
LAPORAN AKHIR
No
KRP RDTR
Pembangunan Fasilitas
SLTA/ perguruan
tinggi
Pengaturan kegiatan
kota yang efektif dan
efisien
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Perbaikan Muatan
Rencana
mangkhususkan pada
jenis industri yang
sudah ada, serta
persyaratan pengelolaan
lingkungan yang ketat
diatur dalam peraturan
zonasi seperti
pentingnya produksi
bersih, pengolahan
limbah, dan sebagainya.
Perlunya muatan rencana
mengarahkan secara rinci
lokasi-lokasi
pengembangan kegiatan
pendidikan. Hal
diperlukan agar terjadi
keterpaduan antar
kegiatan kota mengingat
perlunya dukungan
kawasan pendukung
seperti perdagangan dan
jasa, sarana olah raga dan
RTH, peribadatan,
permukiman hingga
prasarana seperti jaringan
transportasi dan sarana
Perbaikan Materi
Program
Penataan kawasan
pendidikan terpadu.
Penyediaan sarana
angkutan umum
massal terpadu dengan
pusat pendidikan.
Keterpaduan
pengembangan sarana
olah raga dan RTH
dengan kawasan
pendidikan.
Penyediaan jalur
pedestrian dan jalur
sepeda pada kawasan
pendidikan. Penetapan
jalur sepeda tidak
IV - 4
LAPORAN AKHIR
No
KRP RDTR
Pembangunan Sektor
Ekonomi Kreatif
Memantapkan peran
kawasan I sebagai
pusat pengembangan
ekonomi kreatif Kota
Surakarta.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Perbaikan Muatan
Rencana
angkutan umum.
Perbaikan Materi
Program
terbatas pada Jl. Slamet
Riyadi, Jl. Brigadir
Jendral Sudiarto, Jl.
Honggowongso, Jl.
Kapten Mulyadi dan Jl.
Veteran tetapi juga
jalur alternatif lainnya.
Penerapan aturan
bidang lingkungan
hidup (penerapan
ketentuan tentang
AMDAL,UKL-UPL, Ijin
Gangguan, dan Ijin
Lingkungan).
Pengaturan / rekayasa
lalu lintas atau
ANDALALIN.
Pengembangan pusatpusat ekonomi kreatif
seperti :
o Pasar Klitikan
Notoharjo.
o Kawasan
Sriwedari.
o Pusat kuliner.
o Dll.
IV - 5
LAPORAN AKHIR
No
B
1
KRP RDTR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
Perbaikan Muatan
Rencana
didorong pada kawasan
lainnya dengan
memanfaatkan potensi
lokal kawasan seperti
kuliner, pasar tradisional,
Perbaikan Materi
Program
Meningkatkan peran
komunitas kreatif Kota
Surakarta seperti:
o Pecinta hewan.
o Pecinta seni.
o Pecinta music.
o Pecinta permainan
anak.
o Pecinta kendaraan.
o Pecinta sepeda.
o Dll.
Program penataan
kawasan sepanjang Kali
Pepe.
Program penataan
kawasan sepanjang Kali
Jenes.
Program penataan
kawasan sepanjang Kali
Pelemwulung.
IV - 6
LAPORAN AKHIR
No
KRP RDTR
Pembangunan TPST di
Kawasan Sriwedari dan
Sangkrah
Perbaikan Muatan
Rencana
Perbaikan Materi
Program
Penerapan prinsip
pengelolan sampah
dengan 3R (ReduceReuse-Recycle) dengan
melibatkan peranserta
masyarakat
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
IV - 7
LAPORAN AKHIR
No
KRP RDTR
Pembangunan RTH
skala lingkungan.
Peningkatan luasan
RTH kota dalam
rangka mewujudkan
konsep kota hijau
yang berkelanjutan
Perbaikan Muatan
Rencana
Perbaikan Materi
Program
Pengembangan RTH
terutama hutan kota
dengan mengintegrasikan
potensi RTH yang
berdekatan misalnya
sempadan/bantaran
sungai, lahan kosong,
makam, jalur jalan dan
lapangan olah raga.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
IV - 8
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
IV - 9
LAPORAN AKHIR
BAB V
REKOMENDASI
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V-1
LAPORAN AKHIR
Saluran bertanggul
Saluran tidak
bertanggul
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V-2
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V-3
LAPORAN AKHIR
Keterpaduan RTH
sempadan sungai
dengan RTH
makam
Keterpaduan RTH
sempadan sungai
dengan RTH
lapangan
Rekomendasi garis
sempadan sungai
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V-4
LAPORAN AKHIR
Keterpaduan RTH
sempadan sungai
dengan RTH
makam dan
lapangan
Rekomendasi garis
sempadan sungai
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V-5
LAPORAN AKHIR
Rekomendasi garis
sempadan sungai
Keterpaduan RTH
sempadan sungai
dengan RTH
makam dan
lapangan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V-6
LAPORAN AKHIR
Rekomendasi garis
sempadan sungai
Keterpaduan RTH
sempadan sungai
dengan RTH
makam dan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V-7
LAPORAN AKHIR
Rekomendasi garis
sempadan sungai
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V-8
LAPORAN AKHIR
V-9
LAPORAN AKHIR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I Tahun 2014
V - 10