oleh
Paian Tua
A. Pengertian Hemeroid
Hemoroid adalah akibat dari kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan venous
return dari vena hemoroidalis (Sylvia anderson)
Hemoroid atau wasir meruopakan vena varikosa pada anus hemoroid dibagi menjadi
2 yaitu hemoroid interna dan eksterna
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia,
burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum
yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
A. ETIOLOGI
1. Konstipasi kronis
4. Berak mucus
1.kanan- depan
2. kanan- belakang
3. kiri- latelar
Derajat II : - Menonjol melalui kanalis saat mengedan ringan tetapi dapat masuk
kembali secara spontan
Wasir internal terjadi lebih tinggi di anus, keluar dari pandangan. Perdarahan adalah
gejala yang paling umum wasir internal, dan sering kali satu-satunya dalam kasus
ringan. Lihat wasir galeri untuk foto rinci.
Gambar: Wasir dan Anal fissure
Anal fissure. Celah tipis seperti air mata dalam jaringan anus,
sebuah fisura anal kemungkinan besar akan menyebabkan
gatal-gatal, nyeri, dan pendarahan saat buang air besar.
D. MANIFESTASI KLINIS
TINDAKAN MEDIS
Pengobatan wasir pada awalnya ditujukan untuk menghilangkan
gejala. Langkah-langkah untuk mengurangi gejala antara lain:
• Warm bak mandi beberapa kali sehari dalam biasa, air hangat selama
sekitar 10 menit.
• Aplikasi dari wasir krim atau supositoria ke daerah yang terkena untuk
waktu yang terbatas,dan dilakukan hemoroidektomi pada hemoroid stadium
III dan IV ,hemoroid stadium I atau II yang sering berdarah.
Mencegah dari terulangnya menghilangkan wasir akan memerlukan
tekanan dan tegang dari sembelit. Dokter akan sering merekomendasikan
peningkatan serat dan cairan dalam makanan. Makan dalam jumlah yang
tepat serat dan minum enam sampai delapan gelas cairan (bukan alkohol)
F. INSIDEN
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar
35% Wasir sangat umum baik pada pria maupun wanita. Sekitar setengah
dari penduduk yang terkena wasir pada usia 50 tahun . Wasir juga umum di
kalangan wanita hamil. Tekanan janin di perut, serta perubahan hormonal,
menyebabkan pembuluh wasir untuk membesar walaupun keadaan ini tidak
mengancam kehidupan , tetapi dapat menyebabkan perasaan tidak enak
dan nyaman .
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat
hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
a. Non-farmakologis
b. Farmakologi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan
pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang
banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta,
Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate
yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan
cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus.
Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah
laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).
2. Obat simptomatik
c. Minimal Invasif
o Hemoroidektomi kriosirurgi
o Hemoroidektomi
Nursing Assesment:
PENCEGAHAN
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
J. ASUHAN KEPERAWATAN :
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan:
Riwayat diet:
Riwayat pekerjaan:
2. Diagnosa Keperawatan
c. Nyeri b.d iritasi, tekanan dan sensitivitas pada area rektal/anal sekunder
akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter post-operatif
- Menghilangkan konstipasi
Intervensi:
- Menurunkan ansietas
AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca Kolorectal
Page 14
- Menghilangkan nyeri
Intervensi:
Kanker adalah tumor seluler yang bersifat fatal, sel- sel kanker tidak seperti sel- sel
tumor jinak, menunjukan sifat invasive dan metastasis dan sangatlah anaplastik.
(Kamus Dorland)
Kanker Kolorectal adalah kanker yang menyerang daerah kolon dan rectum.
(www.cancer.org)
Menurut kelompok: Kanker Kolorectal adalah suatu kanker yang bersifat fatal karena
dapat mengalami invasi dan metastasis serta menyerang daerah kolon dan rectum.
L. ETIOLOGI
- Sedikit Olahraga
- Kegemukan
- Alkohol
M. KLASIFIKASI
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi
TNM, klasifikasi Dukes, dijabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip
dengan klasifikasi Dukes) :
Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan
dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih
sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar
lebih sering terdapat pada sekum dan kolon asendens. Secara histologis, hampir
semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar )
dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda – beda. Tumor dapat
menyebar: (1) secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke
dalam kandung kemih, (2) melalui pembuluh limfe ke kelenjar perikolon dan
mesokolon, dan (3) melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon
mengalirkan darah ke sistem portal. Prognosis relatif baik bila lesi terbatas pada
mukosa dan submukosa pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila
terjadi metastasis ke kelenjar limfe.
P. TEST DIAGNOSTIK
Pemeriksaan abdomen dan rectal
Sigmoidoscopy dan colonscopy
Barium Enema
CT Scan Abdomen
Operasi : Right/ Left Hernia Colectomy : Abdominal – Perineal Resection,
Laparascopy Colectomy
Radiasi
Chemotherapy
Liver fungsi test
Q. Insiden
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rektum relatif
umum. Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling
Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rectal.
Insidennya meningkat sesuai usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari
55 tahun ) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga yang mengalami
kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Insiden kanker pada sigmoid dan area rectal telah menurun, sedangkan insidens
pada kolon asenden dan desenden meningkat. Angka kelangsungan hidup di bawah
5 tahun adalah 40% sampai 5%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan
adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan
mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada
kebiasaan defekasi/ pendarahan rectal
R. Penatalaksanaan :
S. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
4. Kaji luka dari tanda-tanda peradangan atau bengkak; kaji selang drainase dan
kelancaran selang. Kurangnya kontrol nyeri atau perubahan nyeri dapat
berhubungan dengan distensi organ yang terpasang NGT atau kateter urine atau
dapat mengindikasikan andanya infeksi atau abses.
8. Belat / tekan insisi dengan bantal, dan ajarkan klien bagaimana melakukannya
saat batuk dan bernafas dalam untuk mencegah komplikasi pernafasan
berhubungan ketakutan akan rasa nyeri. Perubahan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh Klien yang disangka kanker kolorektal akan dilakukan prosedur-prosedur
diagnostik lanjutan berisiko defisiensi nutrisi karena sering dilakukan prosedur
persiapan untuk usus dan diet cairan.
(©2004 Digitized by USU digital library 6)
1. Pastikan tanda-tanda valid untuk prosedur. Ini berguna bagi pasien dan anggota
keluarga untuk memahami prosedur dan kemungknan risiko dan keunggulan,
sebaiknya alternatif untuk persiapan prosedur. Penandatanganan format persetujuan
4. Prosedur persiapan usus. Antibiotik oral dan pareteral sebaiknya kathartik dan
enema / ditelan dapat diberikan preoperatif untuk membersihkan usus dan
mengurangi risiko kontaminasi peritoneal oleh isi usus selama pembedahan.
POST OPERATIF
1. Perawatan rutin untuk klien bedah. Monitor tanda vital dan intake dan output,
meliputi drainase lambung dan lainnya dari drain luka. Kaji perdarahan dari insisi
abdomen dan perineal, kolostomi, atau anus. Evaluasi komplikasi luka yang lainnya,
dan pertahankan integritas psikologi. (©2004 Digitized by USU digital library 4)
2. Monitor bising usus dan derajad distensi abdomen. Manipulasi pembedahan dari
usus menghentikan peristaltik, menyebabkan ileus. Adanya bising usus dan pasase
flatus indikasi kembalinya peristaltik.
5. Kaji posisi dan patensi NGT, persambungan suction. Bila selang terlipat/sumbat,
irigasi dengan gentle / hati-hati dengan normal saline steril. NGT digunakan
postoperatif untuk dekompressi gastroinestinal dan fasilitasi penyembuhan dari
anastomosa. Memastikan kelancaran penting untuk rasa nyaman dan penyembuhan
klien.
6. Kaji warna, jumlah, dan bau drainase dan kolostomi (bila ada), catat berbagai
perubahan atau adanya bekuan atau perdarahan berwarna merah terang. Drainase
dapat berwarna merah terang dan kemudian gelap dan akhirnya bersih atau hijau
kekuningan setelah 2 – 3 hari pertama. Perubahan warna; jumlah; atau bau dari
drainase dapat mengindikasikan komplikasi seperti perdarahan, sumbatan usus,
atau infeksi.
8. Pertahankan cairan intravena ketika masih dilakukan suction naso gastrik. Klien
dengan suction NGT tidak mampu untuk makan dan minum peroral dan, selebihnya,
kehilangan elektrolit dan cairan melalui NGT. Bila tidak dilakukan penggantian cairan
dan elektrolit, klien berisiko dehidrasi; ketidakseimbangan sodium, potasium, dan
chloride; dan alkalosis metabolik.
10. Pemberian cairan dan makanan oral dianjurkan.makanan dapat berupa cairan,
dan kemudian diberikan sering dan porsi sedikit. Monitor bising usus dan monitor
12. Mulai pengajaran dan perencanaan pulang. Konsultasikan dengan ahli diet untuk
instruksi diet dan menu; beri penguatan pengajaran. Ajarkan klien tengang
kemungkinan komplikasi postoperatif, seperti abses abdominal atau sumbatan usus.
Ajarkan klien tentang tanda-tanda dan gejala komplikasi ini dan cara
pencegahannya.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan:
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran