oleh
Nida Hamidah
Paian Tua
1
2009
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
1. PEMASANGAN NGT
Selang nasogatrik atau selang pendek adalah selang yang
dimasukkan melalui hidung atau mulut kedalam lambung.
Selang pendek yang umum digunakan meliputi selang Levin,
selang gastrik sump, selang Nutriflex, selang Moss, dan selang
Sengstaken-Blakemore.
Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik
adalah proses medis yaitu memasukkan sebuah selang plastik
( selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung, melewatu
tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation )
Nasogastrik:
Menunjuk kepada jalan dari hidung sampai ke lambung. Selang
Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung ( melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke
lambung. Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya
2
disebut selang Nasogastrik.
"Nasogastric"
terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani,
Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan
berasal dari Latin “nasus”untuk hidung atau moncong hidung.
Gastik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the
paunch ( perut gendut ) atau yang berhubungan dengan perut.
Istilah “nasogastric” bukanlah istilah kuno melainkan sudah
disebut pada tahun 1942.
A. Definisi NGT :
@Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang
dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering
digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,
cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk
mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.
(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )
@ Selang nasogatrik atau selang pendek adalah selang yang
dimasukkan melalui hidung atau mulut kedalam lambung.
Selang pendek yang umum digunakan meliputi selang Levin,
selang gastrik sump, selang Nutriflex, selang Moss, dan selang
Sengstaken-Blakemore.
(KMB Brunner dan suddarth edisi 8)
B. Tujuan pemberian NGT :
- Untuk dekompresi lambung dan mengeluarkan gas dan cairan.
- Mendiagnosa motilitas gastrointestinal
- Memberikan obat-obatan dan makanan
- Mengobati obstruksi atau sisi perdarahan
- Mengambil kandungan lambung untuk analisis.
3
• Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan
• Keracunan makanan minuman
• Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
• Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi
lambung
4
R: mengurangi risiko aspirasi
2. Persiapan alat
>Pelumas/ jelly
>Stetoskop
>klem
>Handuk kecil
>Tissue
>Spatel lidah
>Plester
>Nierbekken
>Bak instrumen
3. Langkah kerja
5
5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal:Minta klien untuk
bernafas melalui satu lubang hidung saat lubang yang lain
tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan
mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi
kapas
10. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta
klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut
11. Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam
faring, instruksikan klien untuk menekuk kepala ke depan dan
menelan
6
slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik
udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang
dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan
stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
7
membersihkan sonde dengan menyemprotkan air atau teh agar
sonde tidak tersumbat.
C. Nutrisi enteral harus langsung dihentikan dan konsultasi ke
dokter, bila:
1. muntah-muntah yang berat
2. diare yang berat
3. diduga aspirasi
"CHECK LIST"
Harus konsultasi ke dokter, bila :
1. berat badan turun
2. pilek (rinitis) yang berat
3. diduga aspirasi
4. muntah-muntah yang berat
8
2. LAVAGE LAMBUNG
A. Definisi
@Merupakan metode alternatif yang umum untuk pengosongan
lambung, dimana cairan seperti normal saline dimasukkan ke
dalam lambung melalui orogastrik atau nasogastrik dengan
diameter besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk
membuang bagian agen yang mengandung toksik.
@merupakan salah satu tindakan dalam memberikan pertolongan
kepada pasien dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu
dan kemudian mengeluarkannya dengan menggunakan alat
yaitu NGT (Naso Gastric Tube) / Stomach Tube yang
dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung
.
B. Tujuan
Sebagai acuan dan langkah-langkah dalam melakukan tindakan
kumbah lambung pada pasien, mengeluarkan isi (cairan/darah)
yang terakumulasi di dalam lambung.
C. Indikasi.
1.Depresi status mental
2. Tidak ada reflek muntah
3. Gagal dengan terapi emesis
4. Pasien dalam keadaan sadar
D. Kontraindikasi
1. Ingesti kaustik
2. Kejang yang tidak terkontrol
Untuk tindakan ini pasien dibaringkan dalam posisi dekubitus
lateral sebelah kiri, dengan bagian kepala lebih rendah daripada
kaki. Masukkan cairan 150 sampai 200 ml air atau saline (pada
anak 50 sampai 100 ml) ke dalam lambung. Prosedur ini
9
diulang sampai keluar cairan yang jernih atau sedikitnya
menggunakan 2 liter air. Intubasi nasotrakeal atau endotrakeal
diperlukan untuk melindungi jalan udara. Prosedur ini
dilakukan 4 jam setelah obat ditelan.
2. Persiapan Pasien :
2.1. Memberitahukan dan memberikan penjelasan kepada
pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan.
2.2. Memberi posisi pasien telentang dengan kepala ekstensi.
3. Penatalaksanaan
10
3.4. Mengukur NGT, NGT di klem kemudian oleskan gliserin /
pelican pada bagian ujung NGT.
3.5. Memasukan selang NGT melalui hidung secara perlahan-
lahan, jika pasien sadar anjurkan untuk menelan.
3.6. Jika terjadi clynosis atau tahanan, NGT segera dicabut.
3.7. Pastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara :
3.7.1. Masukkan ujung NGT kedalam air, jika tidak terdapat
gelembung maka NGT masuk ke lambung.
3.7.2. Masukkan udara dengan spuit 10 cc dan didengarkan
pada daerah lambung dengan menggunakan stetoskop. Setelah
yakin pasang plester pada hidung untuk memfiksasi NGT.
3.8. Pasang corong pada pangkal NGT, kemudian dimasukkan
+ 500 cc, kemudian dikeluarkan lagi / ditampung pada ember.
3.9. Lakukan berulang kali sampai cairan yang keluar bersih,
jernih dan tidak berbau.
3.10. Perhatikan jenis cairan, bau cairan yang keluar.
3.11. Mengobservasi keadaan umum pasien dan vital sign pada
saat dilakukan tindakan.
3.12. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada status
pasien.
3.13. Setelah selesai, pasien dirapikan dan peralatan
dibersihkan.
3.14. Perawat mencuci tangan.
11
A. Definisi
12
POST LAPARATOMI
13
Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti
sebelum operasi.
Mempertahankan konsep diri pasien.
Mempersiapkan pasien pulang.
C.Indikasi
D.Kontraindikasi
E.Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan klien
2.Persiapan alat
-pinset cirugris
14
-pinset anatomi
-gunting
-larutan Nacl
-kasa steril
-Korentang steril
-mikrofor
-kantong keresek
-nierbekken
-was bensin
-betadine kompres 3%
-kom sterile
-kapas lidi
3.Persiapan lingkungan
4. Langlah kerja
15
3. Letakkan kantong sampah pada area yang mudah dijangkau.
Lipat bagian atasnya membentuk mangkok.
12. Buka botol larutan dan tuangkan kedalam baskom steril dan
tambahkan kassa yang berserat halus.
16
15. Bersihkan luka dengan salin normal sesuai program.
Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang
paling terkontaminasi.
18. pasang kasa steril berukuran 4x4 diatas kasa yang basah.
17
-kaji klien kembali untuk menentukan respons terhadap
penggantian balutan.
A. Definisi
Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen,
1991)
Perawatan Kolostomy
18
B. Tujuan
Menjaga kebersihan pasien
19
Kolostomi Permanen
20
kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi
bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus
mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal
ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan
untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi
zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi
terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi
tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong
kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
D.Indikasi colostomy
Komplikasi kolostomi
21
1.Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus
atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk
menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi
kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi
permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat
melakukannya sendiri di kamar mandi.
2.Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi
penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh
karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan
dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti
kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
3.Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang
terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang
terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.
4.Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi
struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat
pembedahan.
5.Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma
6.Perdarahan stoma
E. Prosedur pelaksanaan
1. Persiapan pasien
22
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
2.Persiapan alat
3. Air hangat
5. Tissue
7. Kantong plastik
8. Kassa
9. Gunting.
Menjelaskan prosedur
Mendekatkan alat-alat kedekat klien
23
Dekatkan bengkok kedekat klien
Bereskan alat
Rapihkan pasien
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada
lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang
melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
24
5.Sitzbath
A. Definisi
Sitz mandi (juga disebut pinggul mandi) adalah jenis yang
hanya mandi di pinggul dan bokong direndam dalam air atau
larutan garam.Namanya berasal dari bahasa Jerman kata kerja
"sitzen," yang berarti "duduk."
B. Tujuan
Untuk memulihkan dan menjaga kesehatan yang dengan
rendam duduk meningkatkan aliran darah ke panggul dan
daerah perut. Dengan demikian dapat membantu mengurangi
peradangan.
C. Indikasi
Hemoroid
Prostat
25
fistula, atau
episiotomi.
D. Kontraindikasi
-Ketidakmampuan untuk bergerak dengan aman dan mudah
(misalnya kelemahan, obesitas)
-Kaki panas mandi adalah kontraindikasi pada penyakit
pembuluh darah perifer
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan klien
2. Persiapan alat
medikasi (PK)
alas / perlaka
air hangat
salep betadine
pinset
nierbekken
26
3. Persiapan lingkungan
4. Langlah kerja
27
6.Nutrisi Parenteral total
A. Definisi
28
vena superfisial dorsalis, vena basilika, vena kubital median,
vena radialis, vena median lengan bawah.
B. Tujuan
Mengoreksi atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit.
Memberikan nutrisi yang tidak dapat diberikan secara oral
Memberikan medikasi
Memenuhi kebutuhan cairan klien
C.Indikasi
D.Kontraindikasi
29
4. Kolitis akut..
5. AIDS.
7. Luka bakar.
E. Prosedur pelaksanaan
30
d. Selang intravena
e. Alkohol dan swab pembersih yodium-povidon
f. Turniket
g. Paspan penyangga lengan, jika dibutuhkan
h. kasa atau balutan transparan dan larutan atau salep yodium-
povidon
i. Plester
j. handuk untuk diletakkan di bawah lengan klien
k. Tiang IV
l. Sarung tangan sekali pakai
m. Gown IV
4 .Identifikasi klien dan jelaskan prosedur.
5.Atur peralatan diatas meja yang terpasang disamping tempat
tidur atau meja diatas tempat tidur.
6. Identifikasi vena yang dapat diakses untuk tempat
pemasangan jarum IV atau kateter:
a. Hindari daerah penonjolan tulang.
b. Gunakan vena di bagian yang paling distal terlebih dahulu.
c. Hindarkan pemasangan selang IV dipergelangan tangan klien,
di daerah yang mengalami peradangan, di ruang antekubital, di
ekstermitas yang sensasinya menurun atau di tangan yang
dominan.
7. Cuci tangan.
31
12. masukkan set infus ke dalam kantung cairan:
33
a. Jumlah larutan benar dan sesuai dengan program yang
ditetapkan.
b. Kecepatan aliran benar ( tetesan per menit )
c. Kepatenan IV
d. Tidak terdapat infiltrasi, flebitis , atau inflamasi.
31 . Tulis dicatatan perawat tentang tipe cairan, tempat insersi,
kecepatan aliran , ukuran dan tipe kateter IV atau jarum, dan
waktu infus dimulai. Catat respons terhadap cairan IV, jumlah
yang diinfuskan, dan integritas serta kepatenan sistem IV (baik
menginfus menggunakan gaya gravitasi atau menggunakan
pompa), tergantung kebijakan lembaga.
7. Rehidrasi Oral
A. Definisi
Memberikan minum pada pasien tertentu yang tidak dapat
minum sendiri atau harus minum banyak sesuai kebutuhan.
34
B. Tujuan
C.Indikasi
D.Kontraindikasi
Pada pasien yang tidak bisa minum secara oral, seperti kanker
mulut.
E.Prosedur pelaksanaan
1. Persiapan alat
3) Serbet makan
2.Persiapan pasien
3.Pelaksanaan
35
3) Pasien yang beerbaring dibantu dengan menggunakan
sedotan atau sendok
36
37
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Selang nasogatrik atau selang pendek adalah selang yang
dimasukkan melalui hidung atau mulut kedalam lambung.
Lavage lambung adalah metode alternatif yang umum untuk
pengosongan lambung, dimana cairan seperti normal saline
dimasukkan ke dalam lambung melalui orogastrik atau
nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang
dalam upaya untuk membuang bagian agen yang mengandung
toksik. Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan
perawatan yang diberikan kepada pasien-pasien yang telah
menjalani operasi pembedahan perut. Perawatan kolostomi
adalah Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang
penuh dengan yang baru. Nutrisi Parenteral Total (NPT)
merupakan nutrisi dalam bentuk larutan hipertonik yang
adekuat, terdiri dari glukosa dan nutrien lain serta elektrolit
yang diberikan melalui kateter intravena sentral atau kateter
intravena menetap.
Upaya rehidrasi oral adalah memberikan minum pada pasien
tertentu yang tidak dapat minum sendiri atau harus minum
banyak sesuai kebutuhan. Sitz bath yaitu suatu hidrotherapi
untuk menangani rasa nyeri post op hemoroidektomi.
38
B. Saran
Daftar Pustaka
39