PENDAHULUAN
Gagal ginjal konis merupakan salah satu masalah kesehatan yang dianggap
penting diseluruh dunia. Dimana penyakit ini kian hari kian meningkat jumlahnya.
Insidensi kasus gagal ginjal kronis yang baru setiap tahunnya 337 di Amerika, 90 di
Australia, 107 di New Zealand, dan 95 di Inggris kasus baru per satu juta penduduk.1
Gagal ginjal kronis dapat disebabkan karena bermacam-macam penyakit yang
menimbulkan kerusakan nephron pada ginjal yang besifat perlahan, irreversible, dan
melalui proses yang progresif terjadi selama bertahun-tahun, sehingga sering
menimbulkan kematian. Penyebab utama gagal ginjal kronis adalah Diabetes Mellitus,
hipertensi, dan glomerulonephritis kronis serta penyakit lain termasuk ginjal polycystic,
Sistemic Lupus Erythematosus, neoplasama dan AIDS.2,3
Selama perjalanan penyakit gagal ginjal kronis dan terapinya menimbulkan
muncul berbagai manifestasi klinis pada seluruh system organ tubuh dan 90% dari semua
pasien gagal ginjal kronis terjadi manifestasi di rongga mulut seperti uremic stomatitis.1,4
Banyaknya manifestasi gagal ginjal kronis dalam rongga mulut ini menyebabkan
dokter gigi harus lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam memberikan terapi,
terutama bila ada efek samping terapi dan pemberian terapi yang tepat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GAGAL GINJAL KRONIS
2.1.1 DEFINISI
Gagal ginjal kronis adalah keunduran yang progresif pada fungsi ginjal yang
berhubungan dengan adanya penurunan Glomerularfiltration rate (GFR) kurang dari
60ml/min/1.73m2 atauadanya kerusakan ginjal (mikro/makroalbuminuria, persisten
hematuri, kelainan radiografi).1,4 Hal disebabkan karena bermacam-macam penyakit yang
menimbulkan kerusakan nephron pada ginjal yang besifat perlahan, irreversible, dan
melalui proses yang progresif terjadi selama bertahun-tahun, sehingga sering
menimbulkan kematian. Kebanyakan terjadi juga kerusakan pada parenkim ginjal.
Kerusakan pada ginjal ini dapat terjadi pada glomerulus (glomerulonephritis), tubulus
ginjal (pyelonephritis) dan nephrosclerosis. 2
2.1.2 ETIOLOGI
Penyebab gagal ginjal adalah Diabetes Mellitus 44,4%, hipertensi kronis 26,6%,
glomerulonephritis 12,2%, Systemic Lupus Erythematosus dan obstructive uropathy
9,6%, serta interstitial nephritis, pyelonephritis, dan polycystic kidney 7,2%. 2,4
2.1.3 EPIDEMIOLOGI
Insidensi gagal ginjal kronis persatu juta penduduk adalah 337 di USA, 90 di
Australia, 107 di New Zealand dan 95 di Inggris. Hal ini meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Pria lebih banyak menderita gagal ginjal kronis dibandingkan
wanita.Angka kematian dari gagal ginjal kronis setiap tahunnya 178 di USA, 189 di
Australia, 217 di New Zealand, dan 209 di Inggris per 1000 pasien.4
2.1.4 MANIFESTASI KLINIS
Secara umum manifestasi klinis gagal ginjal kronis disebut sebagai uremia. Gagl
ginjal kronis menyerang seluruh system tubuh seperti tulang, paru-paru, gastrointestinal,
jantung, pembuluh darah, dan hormone.1 Gambaran klinisnya tergantung dari tingkat
keparahan dan organ tubuh yang diserang. Pada awal gagal ginjal kronis akan terjadi
Nocturia, Polyuria, dan anoreksia. Apabila semakin parah, maka timbul gejala anemia
dan terlihat pucat, kuku kecoklatan, anoreksia, nausea, vomiting, diare, pembengkakan
kaki, sesak napas, kehilangan libido, osteodystrophy dan koma.4
Manifestasi pada rongga mulut berupa :
a.
Gingival Enlargement pada papilla interdental bagian labial dan dapat meluas
mengenai marginal gingival, lingual dan palatal karena efek terapi cyclosporine
atau Calcium Channel blockers.
d.
e.
f.
Uremic stomatitis
g.
h.
Infeksi jamur seperti candidiasis, infeksi virus seperti herpes simplex yang terjadi
pada pasien cangkok ginjal dengan terapi mmunosupresan.
Peningkatan karies pada gigi karena xerostomia terutama pada cervical gigi-gigi
j.
2.1.5 DIAGNOSIS
Pemeriksaan :
a. Sodium, Chloride, glukosa, potassium (normal 3,8-5mgEq/L), Phosphate (normal
2,5-4,5 mg/dL), serum kreatinin ( normal 0,6-1,2mg/dL ) dan Blood Urea
Nitrogen (BUN nilai normal 8-18mg/dL). Apabila terjadi peningkatan
menunjukkan makin parahnya disfungsi ginjal
b. Urine dimana terjadi hematuria dan proteinuria (normal 150 mg per hari)
c. Creatinine Clearance Test.
d.
e. Renal Ultrasonography
f.
g. Biopsi 1,2
2.1.6 TERAPI
Terapi pada gagal ginjal kronis adalah perubahan pola makan, koreksi komplikasi
sistemik, dan dialysis atau cangkok ginjal. Pasien perlu pengaturan pola makan dan
penurnan konsumsi cairan untuk menyesuaikan kapasietas fungsi ginjal dan perlu
peningkatan asupan makanan kaya potassium seperti pisang dan penurunan jumlah
sodium pada makanan untuk mengontrol hipertensi, selain itu perlu penurunan jumlah
protein dala makanan untuk mengurangi jumlah sisa nitrogen. 4
dilaporkan adanya perubahan mukosa pada level urea kurang dari 200 mg/mL dan
diperkirakan sudah ada perubahan pada mukosa pada level diatas 55 mg/dL. (keadaan
normal 18-21 mg/mL) j2 Pada keadaan uremia, glomerular filtration menjadi progressif
terjadi retensi sisa produksi nitrogen, hal ini dapt dikonfermasi dengan pemeriksaan
Blood Urea nitrogen (BUN) dan serum keratin. Glomerular Filtration Rate (GFR)
menjadi deteksi derajat keparahan dari gagal ginjal.2
2.2.5 MANIFESTASI KLINIS
Bermacam macam manifestasi klinis yang tampak uremic stomatitis, antara
lain:
a.
Kemerahan difus yang edematous dan sakit ditutupi oleh pseudomembran abuabu yang tebal
c.
Perdarahan local, ptechie dan ekimosis pada mucosa labial dan bucal, palatum
mole, pinggiran lidah, serta gingival
e.
Penurunan jumlah saliva yang menyebabkan xerostomia, rasa terbakar, rasa tidak
nyaman, candidiasis, infeksi virus dan bakteri
f.
Warna pipi dan mukosa yang merah agak oranye karena peningkatan deposit
pignen karotin karena fungsi filtrasi ginjal yang menurun
h.
Bau mulut seperti amoniak karena peningkatan kadar urea dalam saliva.
i.
Rasa sulit menelan dan terbakar dalam mulut baik pada bibir dan lidah.3,6,7
Dari bermacam-macam bantuk uremic stomatitis dapat digolongkan menjadi 4
Terapi local yang diberikan pada pasien uremic stomatitis adalah perluya kontol
oral hygene, pemberian obat kumur Hidrogen Peroksida 10% (1:1 dengan air) 3-4 kali
sehari selama 1-2 minggu, pemberian antijamur topical seperti mikonazole oral gel 3-4
kali sehari atau nistatin oral suspensi 3-4 kali sehari bila tampak adanya candidiasis, dan
penggunaan saliva buatan pada pasien xerostomia.6,7
Pasien dengan uremic stomatitis merespon perawatan yang dilakukan pada gagal
ginjal kronis dan akan sembuh spontan setelah 2-3 minggu pasca terapi.1,7
BAB III
HUBUNGAN
UREMIC STOMATITIS DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS
Manifestasi klinis gagal ginjal kronis terlihat setelah fungsi normal berkurang
hingga hanya menjadi 20-25%.5 Hal ini disebabkan karena terjadi kerusakan dari fungsi
nephron yang meliputi glomerulus, tubulus, dan vasculature. Jika nephron rusak, maka
tidak dapat regenerasi melainkan timbul hipertropi.3
Pasien dengan gagal ginjal yang parah akan menjadi uremia yang menyebabkan
kematian jika tidak mendapat penanganan yang baik. Ginjal tidak dapat menyaring
sodium, cairan menjadi menumpuk, hipertensi dan beresiko sakit jantung.3
Pasien dengan gagal ginjal kronis menunjukkan peningkatan level urea dan sisa
nitrogen pada aliran darah. Ada 8 orang dari 562 penderita gagal ginjal kronis yang
menderita uremic stomatitis. Komplikasi ini sangat jaarang terjadi. Uremic stomatitis
sangat sakit. Penyebab lesi rongga mulut ini tidak jelas, diduga karena adanya urease,
yang berasal dari enzyme produksi mikroflora rongga mulut yang menyebabkan
peningkatan urea pada saliva.9
DAFTAR PUSTAKA
1. Roda, Soriano, Bagan Cervero. Dental Management in renal failure : Patients on
dialysis. Journal Med Oral patol oral Cir Bucal. 2008 Jul 1;13 (7) : E419-26
2. Lynch, Brightman, Greenberg. Burket: Ilmu Penyakit Mulut, Diagnosa dan
Terapi, Edisi Sembilan, Binarupa Aksara, 2003 ; p.408-27
3. Rhodus, Miller, Falace, Little. Dental management of the Medically
Compromised Patient. Ed 6th . Mosby , Missouri, 2002 ; p. 147-59
4. Porter, Moles, Stein, Kumar, Proctor. Oral and Dental Aspects of Chronic Renal
Failure.http://jdr.sagepub.com. Journal of Dental Research. 2005; 84 (3) : 199205
5. Wray D, Lowe, Dagg, Felix, Scully. Textbook of General And Oral Medicine,
Churchill Livingstone, 2001 ; p.152-5.
6. Laskaris George. Treatment of Oral Disease : A Concise Textbook, Thieme, 2005 ;
p.14-5.
7. Porter, Barrett, Carvalho, Segundo, Gueiros, Leao. Uremic Stomatitis In Chronic
Renal Failure. Journal Clinics. 2005 ; 60 (3) :259-62
8. Silverman, Eversole, Truelove. Essentials of Oral Medicine. BC Decker Inc, 2001
; p. 36-41
9. Neville, Damm, Allen, Bouquot. Oral and Maxillofacial Pathology, 2
Saunders, 2002 ; p. 735-6
nd