Tranduser Getaran
Tranduser Getaran
Pendahuluan
Untuk mengukur suatu getaran mesin dibutuhkan suatu tranduser getaran yang berfungsi untuk
mengolah sinyal getaran menjadi sinyal lain, dalam hal ini sinyal listrik.. Tranduser getaran yang
umum digunakan adalah velocity pickups, accelerometer dan non-contact pickups.
Masing¬masing tranduser tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian dalam aplikasinya.
Tidak ada satupun tranduser yang dapat memberikan semua kebutuhan pengukuran yang
diperlukan, sehingga kita harus memilih tranduser yang paling cocok untuk pekerjaan yang akan
kita lakukan. Karena itu bab ini dimaksudkan untuk mengenal lebih mendalam mengenal
tranduser yang secara umum dipakai untuk pengukuran getaran, sehingga dapat membantu kita
memilih tranduser mana yang paling cocok untuk pekerjaan yang akan kita lakukan.
Velocity Pickup
Gambar 1
Prinsip Kerja
Gambar 3.1 menunjukkan skematik dari velocity pickups dan bagian-bagiannya. Sistem tersebut
terdiri dari massa yang dililiti o1eh suatu kumparan yang dihubungkan dengan pegas dan
damper, Dan suatu magnet permanen yang memberikan medan magnet yang cukup kuat
dipasang mengelilingi kumparan tersebut.
Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa ” apabila suatu konduktor
digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika.suatu medan magnet digerakkan melalui suatu
konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada konduktor tersebut. Apabila
transducer ini ditempatkan pada bagian mesin yang bergetar, maka tranduser inipun akan ikut
bergetar, sehingga kumparan yang ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet
akan menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Sinyal listrik yang
dihasilkan sebanding. dengan kecepatan getaran mesin tersebut. Dengan mengolah/ mengukur
dan menganalisa sinyal listrik dari tranduser, maka getaran mesin dapat diukur / diketahui.3.2.2.
Karakteristik
Velocity tranduser biasanya lebih umum digunakan untuk pengukuran maupun analisa vibrasi.
Karena tranduser ini cukup kuat,.mudah dalam .pemakaiannya, dan tranduser ini juga
mempunyai level output listrik yang relatif tinggi. Serta tidak membutuhkan daya listrik untuk
mengaktifkannya. Seperti tranduser lainnya,..velocity transducer mempunyai batas maksimum
dan minimum untuk daerah yang dapat diukur, baik itu amplitude maupun frekuensi getaran.
Gambar 3.2 adalah salah satu contoh daerah pengukuran untuk velocity pickup.
Gambar 2
Tegangan output dari velocity pickup biasanya dinyatakan dalam bentuk millivolts per inch per
sec¬ond. sensitivitas dari velocity pickup akan konstan pada daerah.frekuensi operasinya. pada
daerah frekuensi getaran yang rendah sensitivitas dari tranduser ini akan menurun, karena pada
frekuensi rendah gerakan coil cenderung mengikuti gerakan magnet. Untuk pengukuran
amplitudo dengan frekuensi dibawah 600 CPM, biasanya harga pembacaan lebih rendah dari
harga sebenarnya. .
Walaupun sensitivitas transducer tersebut turun pada frekuensi rendah,tetapi kita masih bisa
mengambil data pada daerah frekuensi tersebut dengan menggunakan grafik koreksi faktor
(Gambar 3.3). Pemakaian grafik ini hanya bisa digunakan,pada pembacaan amplitudo yang telah
difilter (amplitudo terhadap frekuensi). Untuk pembacaan overall (amplitudo terhadap fungsi
waktu) grafik tersebut tidak dapat digunakan.
Aplikasi
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan velocity tranduser untuk sistem
pengukuran getaran adalah
- Dalam pengoperasiannya tranduser ini tidak memerlukan days dan mempunyai sinyal output
yang cukup kuat.
- Dapat dipasang langsung pada rumah bearing.
- Dapat dipegang Langan untuk melakukan suatu pengukuran getaran suatu mesin.
Disamping beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan velocity tranduser, ada
juga beberapa kekurangannya antara lain
- Respon frekuensinya terbatas. Biasanya digunakan hanya pada daerah frekuensi 600 CPM –
120.000 CPM.
- Relatif berat dan besar, sehingga membutuhkan ruangan yang cukup untuk memasangnya.
Jika dipasang pada rumah bearing yang kecil dapat meredam vibrasi.
- Harus menggunakan faktor koreksi apabila digunakan pada frekwensi dibawah 600 CPM.
Accelerometer Tranduser
Gambar .4
Prinsip Kerja
Gambar 3.4 adalah diagram sederhana dari tipe accelerometer dengan sebuah penguat
didalamnya. Apabila tranduser ini ditempelkan pada bagian mesin yang bergetar, maka getaran
mekanis tersebut diteruskan melalui Case insulator ke bahan piezoeletric, sehingga bahan
tersebut mengalami tekanan sebanding dengan getarannya
Bahan piezoelectric tersebut mempunyai kemampuan untuk menimbulkan muatan listrik sebagai
respon terhadap gaya mekanis yang bekerja terhadapnya. Getaran mekanis yang menghasilkan
gaya akan mengenai bahan piezoeletric dan bahan tersebut akan menimbulkan muatan listrik
yang seband¬ing dengan besarnya percepatan dari getaran tersebut. Muatan listrik yang
ditimbulkan oleh bahan piezoelectric tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan output
velocity tranduser. Karena muatan listrik yang ditimbulkan langsung oleh bahan piezoelectric
begitu kecil, maka di dalam tranduser ini dibuat rangkaian penguat electronik untuk memperkuat
muatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezoelectric, tersebut. Besarnya muatan yang
dihasilkan langsung oleh bahan piezoelectric biasanya dalam picocoulombs per g. Sedangkan
besarnya sinyal yang dihasilkan setelah melalui penguat, mempunyai sensitivitas 50 mv per g
Karakteristik
Tranduser accelerometer umumnya mempunyai bentuk yang cukup kecil dan ringan, serta range
temperatur dan frekwensi kerjanya cukup lebar. Accelerometer adalah merupakan sensor yang
dapat digunakan sebagai sistem monitor getaran maupun untuk. analisis getaran.
Tranduser ini mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap getaran dengan frekuensi tinggi.
Ukuran accelerometer cukup kecil dan ringan, sehingga accelorometer ini sangat cocok
digunakan di lokasi yang mempunyai ruang yang sangat terbatas.
Aplikasi
Gambar 25
Prinsip Kerja
Tidak seperti tranduser velocity dan accelerometer, Tranduser non-contact tidak mempunyai
element yang dapat menimbulkan suatu tegangan atau muatan listrik sebagai respon terhadap
getaran.
Sebagai ilustrasi pada gambar 3.5, sensor non-contact membutuhkan rangkaian elektronik,
eksternal untuk membangkitkan suatu sinyal ac dengan frekuensi yang sangat tinggi dan sinyal
ac ini yang digunakan untuk mendeteksi getaran.
Pada mesin berputar, non-contact pickup digunakan untuk mengukur getaran poros tanpa
menyentuh poros tersebut. Sinyal ac dengan frekuensi yang sangat tinggi (disebut carrier sinyal)
dikirimkan pada koil. Suatu permukaan logam (dalam hal ini poros) yang dekat dengan koil akan
menyerap energi dari medan magnet tersebut dan akan mengurangi amplitude sinyal carrier.
Gambar 6
Apabila jarak antara poros dengan ujung koil berubah-ubah, maka amplitude sinyal carrier juga
akan berubah-ubah sebanding dengan jarak antara poros dengan koil tersebut. Tranduser non-
contact dipasang pada suatu mesin dengan jarak tertentu, jarak antara ujung tranduser dengan
poros dari mesin disebut gap. Gap ini diatur sesuai dengan karakteristik tranduser dan mesin
yang akan digunakan. Tranduser ini sangat baik untuk memantau getaran poros pada mesin yang
berputar dengan kecepatan tinggi dan menggunakan sleeve bearing.
Aplikasi
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan non-contact pickup untuk sistem
pengukuran getaran adalah
- Dengan menggunakan tranduser non-contact dapat dilakukan pengukuran gerakan poros
mesin dari kedua arah radial maupun gerakan pada arah axial.
- Dengan menggunakan dua tranduser non-contact yang dipasang dengan sudut 90, maka dapat
dilihat bentuk orbit dari gerakan poros.
- Dapat digunakan sebagai “keyphasor” untuk pengukuran sudut phase dan kecepatan mesin.
- Respon frekuensi sampai dengan 5 KHz ( 0-300.000 CPM).
- Dapat digunakan untuk cek hot alignment mesin.
Disamping beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan non-contact pikup, ada
juga beberapa kekurangannya antara lain :
- Sangat sensitiv terhadap kondukiivitas permukaan logam yang dideteksi. Getaran output
sangat terpengaruh oleh mechanical.dan electrical runouts.
- Pemasangan tranduser pada bearing housing harus benar- benar kuat. Tidak cocok untuk
pemakaian handhold.
- Output dari tranduser dapat terpengaruh bila ujung . probe sensor ter kena oleh kotoran
serbuk logam yang terkandung dalam oil.
- Tranduser tidak dapat menghasilkan sinyal output tanpa bantuan rangkaian elektronik dan
catu daya dari luar.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tidak ada satupun tranduser yang cocok digunakan untuk
semua pemakaian, sehingga kita perlu memilih tranduser mans yang paling’cocok yang akan kita
gunakan untuk keperluan kita.
Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses pemilihan transduser ini.
Pemilihan transduser ini adalah langkah yang paling penting dalam proses mendapatkan data
vibrasi yang benar dan akurat Tiap-tiap mesin mempunyai karakteristik getaran yang
berbeda¬beda dan spesifik, sebagai contoh : sebuah gearbox dengan ball bearing akan
mempunyai karakteristik getaran pada frekuensi tinggi, hal tersebut jarang tedadi•pada motor
yang menggerakkan fan dengan kecepatan rendah. Contoh lain adalah sebuah pompa besar atau
kompresor dengan sleeve bearing dimana kita menginginkan meneliti gerakan shaft mesin
tersebut.
Dari dua contoh diatas terdapat perbedaan parameter yang harus diukur, sehingga dibutuhkan
tranduser yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.
Jadi pemilihan tranduser bergantung pads beberapa hal yaitu :
- Karakteristik mekanik mesin Parameter yang akan diukur
- Daerah ftekwensi getaran yang akan diukur
- Pertimbangan pemasangan. Kondisi lingkungan dll
Karakteristik Mekanik Mesin
Untuk mengukur clearances bearing, posisi rotor atau getaran shaft dibutuhkan pengukuran
displacement dengan menggunakan tranduser non-contact. Tranduser non-contact mengukur
getaran relatif shaft terhadap rumah bearing. Tranduser ini bisa dikombinasi dengan tranduser
velocity yang mengukur getaran relatif shaft dengan casing.
Untuk mesin-mesin yang besar dan berat dengan rotor yang relatif lebih ringan dan bekerja pads
RPM tinggi tranduser non-contact, adalah yang paling cocok untuk pengukuran
dis¬placement/getaran porosnya.
Parameter Pengukuran
Pertama yang harus dipertimbangkan dalam proses pemilihan tranduser yang akan digunakan
adalah parameter apa yang kita inginkan untuk diukur. Biasanya parameter-parameter tersebut
adalah displacement (perpindahan), Velocity (kecepatan) dan acceleration (percepatan).
Displacement:
Displacement dapat diukur dengan tranduser velocity dan tranduser acceleration. Hal ini
dilakukan dengan cara mengintegralkan hasil pengukuran dari kedua tranduser tersebut dengan
rangkaian inte¬grator yang biasanya sudah ada pada alat pengukur getaran. Tranduser jenis non-
contact mengukur langsung displacement getaran tanpa memerlukan proses integrasi.
Tranduser velocity, dapat digunakan untuk mengukur displacement dengan rangkaian single
integra¬tor, tetapi apabila kita akan bekerja pada frekuensi rendah, kita harus
mempertimbangkan bahwa tranduser velocity akan kurang sensitif apabila digunakan pada
frekuensi dibawah 600 CPM. Akibat adanya proses integrasi akan menimbulkan juga noise
elektronik pada pengukuran frekuensi rendah tersebut.
Acceleration :
Acceleration sebaiknya diukur hanya dengan accelerometer. Secara teoritis memungkinkan
untuk mengukur acceleration menggunakan tranduser velocity dengan menambah rangkain
difrensiator yang biasanya juga sudah ada di dalam alas pengukuran getaran.
Yang paling baik dalam pemilihan tranduser adalah tranduser yang akan mengukur secara
langsung. Tranduser displacement untuk mengukur displacement, tranduser velocity untuk
mengukur kecepatan getaran dan accelorometer untuk mengukur percepatan getaran.
Daerah Frekuensi
Daerah frekuensi getaran yang ditimbulkan oleh suatu mesin akan berpengaruh pada pemilihan
tranduser. Secara umum petunjuk untuk pemilihan tranduser berdasar daerah frekuensi adalah