Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
penumpukan
smegma
(kotoran
hasil
skresi
kelenjar
air seni tidak diimbangi besarnya lubang di ujung preputium. Fenomena ini
akan hilang dengan sendirinya, dan tanpa adanya fimosis patologik, tidak
selalu menunjukkan adanya hambatan (obstruksi) air seni. Selama tidak
terdapat hambatan aliran air seni, buang air kecil berdarah (hematuria), atau
nyeri preputium, fimosis bukan merupakan kasus gawat darurat. Fimosis
kongenital seyogianya dibiarkan saja, kecuali bila terdapat alasan agama
dan/atau sosial untuk disirkumsisi. Hanya diperlukan penjelasan dan
pengertian mengenai fimosis kongenital yang memang normal dan lazim
terjadi pada masa kanak-kanak serta menjaga kebersihan alat kelamin dengan
secara rutin membersihkannya tanpa penarikan kulit preputium secara
berlebihan ke belakang batang penis dan mengembalikan kembali kulit
preputium ke depan batang penis setiap selesai membersihkan. Upaya untuk
membersihkan alat kelamin dengan menarik kulit preputium secara
berlebihan ke belakang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan luka
fimosis yang didapat, bahkan parafimosis. Seiring dengan berjalannya waktu,
perlekatan antara lapis bagian dalam kulit preputium dan glans penis akan
lepas dengan sendirinya. Walaupun demikian, jika fimosis menyebabkan
hambatan aliran air seni, diperlukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian
atau seluruh bagian kulit preputium) atau teknik bedah plastik lainnya seperti
preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya)
(Dewan,2003).
2.1 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi parafimosis ?
2. Bagaimanakah Konsep Asuhan Keperawatan Parafimosis ?
3.1 Tujuan penulisan
Tujuan umum :
a) Menjelaskan definsi parafimosis
b) Menjelaskan Konsep Asuhan keperawatan Parafimosis
Tujuan Khusus :
a) Mengidentifikasi dari definisi parafimosis
b) Mengidentifikasi Konsep Asuhan Keperawatan Parafimosis
4.1 Manfaat Penulisan
3
a. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami
dan membuat konsep asuhan keperawatan maternitas, serta mampu
mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.
b. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Paraphimosis adalah sebuah kondisi serius yang bisa terjadi hanya
pada laki-laki dan anak laki-laki yang belum atau tidak disunat. Paraphimosis
berarti kulup terjebak di belakang kepala penis dan tidak dapat ditarik
kembali ke posisi normal. Kadang-kadang laki-laki yang tak disunat kulup
mereka tertarik ke belakang saat berhubungan seks, ketika mereka kencing
atau ketika mereka membersihkan penis mereka. Jika kulup yang tersisa di
belakang kepala penis terlalu panjang, penis kemungkinan mengalami
pembengkakan sehingga kulup yang terperangkap di belakang kepala penis.
Parafimosis adalah keadaan di mana prepusium tidak dapat ditarik ke
depan (distal)/menutup.Pada keadaan ini, glan penis atau batang penis dapat
terjepit oleh prepusium yang bengkak.Keadaan ini paling sering oleh
peradangan.Pada parafimosis sebaiknya kita melakukan reduksi sebelum
disirkumsisi ( Bachsinar, tahun 1993).
2.2 Etiologi
1. Akibat pemasangan kateter
2. Menarik Prepusium ke proksimal yang biasanya di lakukan pada
saat bersenggama/masturbasi atau sehabis pemasangan kateter tetapi
tidak dikembalikan ketempat semula secepatnya.
2.3 Patogenesis
Preputium tidak bisa dikembalikan -> gangguan aliran balik vena ->
dorsalis pedis superfisial -> edema gland penis -> ekstra vasasi -> terjadi
jeratan -> suplai darah kurang -> terjadi nekrosis
2.4 Manifestasi Klinis
Edema gland penis
Nyeri
Jeratan pada penis
2.5 Tanda dan gejala
Kulup tertarik ke belakang kepala penis
Sakit pada penis
2.6 Pengobatan
Pengobatan yang paling utama yaitu di khitan/sunnat/sirkumsisi.
2.7 Penatalaksanaan
Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan
teknik memijat glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan
secara perlahan-lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha
ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Tanyakan biodata klien.
2. Kaji keadaan umum klien.
3. Kaji penyebab fimosis, termasuk kongenital atau peradangan.
4. Dapatkan riwayat kesehatan sekarang untuk melihat adanya:
a) Kaji pola eliminasi
BAK:
1) Frekuensi : Jarang karena adanya retensi.
2) Jumlah : Menurun.
3) Intensitas : Adanya nyeri saat BAK.
b) Kaji kebersihan genital: adanya bercak putih.
c) Kaji perdarahan
d) Kaji tanda-tanda infeksi yang mungkin ada
5. Obsevasi adanya manifestasi:
a) Gangguan aliran urine berupa sulit BAK, pancaran urine mengecil
dan deras.
b) Menggelembungnya ujung prepusium penis saat miksi,
c) Adanya inflamasi.
6. Kaji mekanisme koping pasien dan keluarga
7. Kaji pasien saat pra dan post operasi
B. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1. Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran
urinaria.
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
Post Operasi
1. Nyeri akut berhubungan nengan agen cedera fisik.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
cairan aktif.
C. Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
1. Diagnosa 1 : Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi
saluran urinaria.
Kriteria Hasil :
1) Tingkat kecemasan dalam batas normal.
2) Mengetahui penyebab cemas.
3) Mengetahui stimulus yang menyebabkan cemas.
4) Tidur adekuat.
Keterangan skala:
1: tidak pernah menunjukkan
2: jarang menunjukkan
3: kadang menunjukan
4: sering menunjukkan
5: selalu menunjukkan
b) NIC : Pengurangan Cemas
Intervensi :
1) Ciptakan suasana yang tenang.
2) Dengarkan dengan penuh perhatian.
3) Kuatkan kebiasaan yang mendukung.
4) Ciptakan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
5) Identifikasi perubahan tingkat kecemasan
6) Temani pasien.
7) Gunakan pendekatan dan sentuhan.
8) Jelaskan seluruh prosedur tindakan pada klien.
3. Diagnosa III : Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan
kognitif.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan keluarga dan pasien mengerti akan tindakan yang akan
dilakukan.
a) NOC : Pengetahuan tentang penyakit
9
Kriteria hasil :
1) Familiar dengan penyakit.
2) Mendeskripsikan proses penyakit.
3) Mendeskripsikan efek penyakit.
4) Mendeskripsikan komplikasi.
Keterangan skala:
1: tidak pernah menunjukkan
2: jarang menunjukkan
3: kadang menunjukan
4: sering menunjukkan
5: selalu menunjukkan
b) NIC : Mengajarkan proses penyakit
1) Observasi kesiapan klien untuk mendengar.
2) Tentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya.
3) Jelaskan proses penyakit.
4) Diskusikan gaya hidup yang bisa untuk mencegah komplikasi.
5) Diskusikan tentang pilihan terapi.
6) Hindarkan harapan kosong.
7) Instruksikan pada klien dan keluarga tentang tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat.
Post operasi
1. Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan nengan agen cedera fisik.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nyeri berkurang.
a) NOC : kontrol nyeri
Kriteria hasil :
10
11
cairan aktif
12
2: jarang menunjukkan
3: kadang menunjukan
4: sering menunjukkan
5: selalu menunjukkan
b) NIC : fluid management
Intervensi :
1) Timbang popok jika diperlukan.
2) Pertahankan cairan intake dan output yang akurat.
3) Monitor status hidrasi.
4) Monitor TTV.
5) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
6) Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk.
D. Evaluasi
Pre Operasi SKALA
1. Diagnosa 1 : Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi
saluran urinaria.
a) Mengatakan keinginan untuk BAK. 4
b) Menentukan pola BAK. 4
c) Bebas dari kebocoran urine sebelum BAK. 3
d) Mampu memulai dan mengakhiri aliran BAK. 4
2. Diagnosa II : Cemas berhubungan dengan krisis situasional.
a) Tingkat kecemasan dalam batas normal. 5
b) Mengetahui penyebab cemas. 3
c) Mengetahi stimulus yang menyebabkan cemas. 4
d) Tidur adekuat. 4
13
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah
tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup
depan penis atau preputium. Dilakukan untuk membersihkan dari berbagai
kotoran penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis yang
masih ada preputiumnya.Secara medis dikatakan bahwa sunat sangat
menguntungkan bagi kesehatan. Banyak penelitian kemudian membuktikan
(evidence based medicine) bahwa sunat dapat mengurangi risiko kanker
15
Parafimosis
prepusium
yang
bengkak.Keadaan
ini
paling
sering
oleh
DAFTAR PUSTAKA
http://urologimalang.com/?wpfb_dl=18
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23156/4/Chapter%20II.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-isniayusro-7506-214.bab-i.pdf
thesis.umy.ac.id/datapublik/t29802.pdf
16