Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga makalah Keperawatan Keluarga yang berjudul Asuhan
Keperawatan dengan Penyakit Menular ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung hingga makalah ini dapat
diselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih
kepada:
1
Ibu Sarliana Zaini, SKM, M. Kes selaku selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Singkawang
Ibu Ns. Nurbani, M. Kep selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Keperawatan
Keluarga
kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikkan makalah ini.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
Bab I....................................................................................................... 1
Pendahuluan............................................................................................ 1
A.
Latar Belakang................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah...........................................................................2
C.
Tujuan Penulisan........................................................................... 2
D.
Sistematika Penulisan.....................................................................2
E.
Metode Penulisan............................................................................ 2
Bab II....................................................................................................... 3
Tinjauan Teori........................................................................................... 3
A.
Pengertian Keluarga.........................................................................3
B.
C.
Peranan Keluarga..........................................................................5
D.
E.
F.
Penularan....................................................................................... 7
G.
Pengertian Tuberkulosis...................................................................8
H.
Etiologi.......................................................................................... 8
I.
Patofisiologi.................................................................................... 9
J.
Manifestasi Klinis...........................................................................10
K.
Pemeriksaan Penunjang.................................................................10
L.
Penatalaksanaan Medis..................................................................12
M.
Bab III.................................................................................................... 20
Contoh Kasus Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Menular......................20
A.
Pengkajian Keperawatan................................................................20
B.
Analisa Data.................................................................................. 31
C.
Prioritas Masalah.........................................................................33
D.
E.
Implementasi................................................................................. 38
Bab IV................................................................................................... 42
Penutup................................................................................................. 42
Kesimpulan......................................................................................... 42
Daftar Pustaka........................................................................................ 43
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai
media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir
semua
relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya
bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit
jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang bisa menyebabkan
wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan
hasil perpaduanberbagai faktor yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011: 3).
Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis yang bervariasi
mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme yang paling
kompleks yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (Noor, 1997: 39).
Dimana proses agent penyakit dalam menyebabkan penyakit pada manusia
memerlukan berbagai cara penularan khusus (mode of transmission) serta
adanya sumber penularan (reservoir) penyakit seperti manusia, binatang ...
(Noor, 1997: 39).
Salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh agent penyakit (virus),
cara penularan khusus, dan reservoir penyakit adalah penyakit demam berdarah
dengue (DBD). Menurut David Bylon (1779) bahwa epidemiologi demam
berdarah dengue disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu, virus, manusia dan
nyamuk. Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegpty(di daerah
perkotaan) dan Aedes albopictus (di daerah perkotaan). Nyamuk yang menjadi
vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang terinfeksi saat menggigit manusia
yang sedang sakit dan viremia (terdapat virus dalam darahnya). Virus
berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam kelenjar air
liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan
berkembang selama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit demam
berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan
berada dalam selama satu minggu. (Widoyono, 2011: 72).
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana konsep keluarga ?
2. Bagaimana konsep dasar TB paru ?
3. Bagaimana konsep asuhan Keperawatan keluarga pada kasus Tb paru ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa
dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga
dengan TB Paru.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru
b. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan
pada anak dengan TB Paru.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu: Bab I
Pendahuluan terdiri dari Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan, Metode
penulisan, Sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teori. Bab III Penutup terdiri
dari Kesimpulan. Dan terakhir Daftar Pustaka.
E. Metode Penulisan
Metode
penulisan
yang
digunakan
dalam
makalah
ini
penulis
menggunakkan metode studi literature, adapun teknik yang digunakan yaitu studi
kepustakaan dengan mempelajari bukubuku, browsing internet dan sumber
buku lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini.
Bab II
Tinjauan Teori
A. Pengertian Keluarga
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan
perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan
masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini
ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk
dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga,
yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat
yang ada disekitarnya.
Banyak
ahli
menguraikan
pengertian
keluarga
sesuai
dengan
g. Comunal
Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan
suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
h. Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal
i.
j.
C. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dan keluarga, kelompik dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat
didalam keluarga adalan sebagai berikut
1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota masyarakat dari lingkungan nya.
2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial
serta sebagai anggota masyarakat dilingkungan nya, di samping itu juga ibu
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
D. Pengertian Penyakit Menular
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah
penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau
parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti
keracunan).
G. Pengertian Tuberkulosis
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang
perankim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya,
terutama meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001).
Tuberculosis
(TB)
adalah
penyakit
akibat
kuman
mycobacterium
tuberculosis sitemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak diparu-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif
Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis
adalah
penyakit
infeksi
yang
disebabkan
basil Mycobacterium Tuberculosa, atau basil tuberkel, yang tahan asam. ( dr,
Jan Tambayong, 2000 ).
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberkulosa yang hanya dapat dilihat
dengan kaca pembesar (mikroskop).
H. Etiologi
Tuberculosis
merupakan
penyakit
infeksi
yang
disebabkan
oleh
3.
4.
5.
6.
sekitar rumah )
7. Pekerjaan.
(Amir dan Alsegaf, 1989)
I.
Patofisiologi
Masuknya kuman tuberkulosis ke dalam tubuh tidak selalu menimbulkan
10
K. Pemeriksaan Penunjang
Permulaan tuberkulosis sukar diketahui karena gejalanya tidak jelas dan
tidak khas,tetapi kalau terdapat panas yang naik turun dan lama dengan atau
tanpa batuk dan pilek, anoreksia, penurunan berat badan dan anak lesu, harus
dipikirkan kemungkinan tuberkulosis. Petunjuk lain umtuk diagnosis tuberkulosis
ialah adanya kontak dengan penderita tuberkulosis orang dewasa. Diagnosis
tuberkulosis paru berdasarkan gambaran klinis, uji tuberkulin positif dan kelainan
radiologis paru. Basil tuberkulosis tidak selalu dapat ditemukan pada anak.
1. Uji Tuberkulin
Pemeriksaan ini merupakan alat
tuberkulin
11
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin yaitu cara moro dengan
salep, dengan goresan disebut patch test cara von pirquet, cara mantoux dengan
penyuntikan intrakutan dan multiple puncture method dengan empat-enam
jarum berdasarkan cara Heaf dan tine. Sampai sekarang cara mantoux masih
dianggap sebagai cara yang paling dapat dipertanggungjawabkan karena jumlah
tuberkulin yang dimasukkan dapat diketahui banyaknya. Reaksi lokal yang
terdapat pada mantoux terdiri atas: Eritema karena vasodilatasi primer, Edema
karena reaksi antara antigen yang disuntikkan dengan antibody dan indurasi
yang dibentuk oleh sel mononukleus
Pembacaan uji tuberkulin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan
diukur diameter melintang dari indurasi yang terjadi. Tuberkulin yang biasanya
dipakai ialah Old Tuberculin (OT) dan purified protein Derivative tuberculin (PPD).
2. Pemeriksaan Radiologis
Secara rutin dilakukan fotorontgen paru dan atas indikasi juga dibuat
fotorontgen
alat
tubuh
lain,misalnya
foto
tulang
punggung
pada
3. Pemeriksaan Bakteriologis
Penemuan basil tuberkulosis memastikan diagnosis tuberkulosis, tetapi
tidak
ditemukannya
basil
tuberkulosis
bukan
berarti
tidak
menderita
Bilasan lambung
Sekret bronkus
Sputum pada anak besar
Cairan pleura
Likuor serebrospinalis
Cairan asites
12
g. Bahan-bahan lainnya
4. Uji Laboratorium
LED meninggi, sering tinggi sekali. Mungkin liositosis, monositosis,
anemia, leukositosis ringan, bila ditemui hasil demikian (bila tidak ada faktor lain)
akan menyokong diagnosis. Gambaran darah normal tidak menyingkirkan TBC.
Gambaran darah tepi dan laju endap darah hanya mempunyai korelasi dengan
aktivitas penyakit. Pemeriksaan cairan spinal dilakukan atas indikasi kecurigaan
meningitis dan pada setiap TBC milier.
L. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian terapi pada tuberculosis didasarkan pada 3 karakteristik
basil,yaitu:
a. Basil yang berkembang cepat ditempat yang kaya akan oksigen.
b. Basil yang hidup di tempat yang kurang oksigen berkembang lambat dan
dorman (tidur/berdiam di paru) hingga beberapa tahun.
c. Basil yang mengalami mutasi sehingga resisten terhadap obat.
Isonized (INH) bekerja sebagai bakterisidal terhadap basil yang tumbuh
aktif, diberikan selama 12-18 bulan, dosis 10-20 mg/kgBB/hari melalui oral.
Selanjutnya kombinasi antara INH dan pyrazinamid (PZA) diberikan selama 6
bulan. Selama 2 bulan pertama obat diberikan setiap hari, selanjutnya obat
diberikan dua kali dalam 1 minggu.
Pada TB berat dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai dengan
kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan (ditambah Ethambutol dan streptomisin),
dilanjutkan dengan INH dan Rifampisin selama 4-10 bulan sesuai perkembangan
klinis. Pada meningitis TB, perikarditis, TB milier, dan efusi pleura diberikan
kortikosteroid yaitu prednison 1-2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu, diturunkan
perlahan (tapering off) sampai 2-6 minggu bersamaan dengan pemberian obat
anti
tuberkulosis.
Obat
tambahan
antara
lain
streptomycin
(diberikan
13
14
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhatihati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
g. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif. Napas pendek. Riwayat
tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.Pengembangan pernapasan
tak simetris. Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau
penebalan pleural). Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning,
atau bercak darah. Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik). Tak
perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap
lanjut)
h. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker. Tes HIV
positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.
i.
Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular. Perubahan
pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis Ketidakmampuan umum/status
15
adalah
suatu
pernyataan
yang
dapat
16
mungkin
masalah-masalah
kesehatan
dan
keperawatan
dapat
yang
mengancam
17
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah TBC
adalah :
a. Kepelikan/kesulitan masalah,hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau
masalah TBC yang menunjukkan pada prognosa dan beratnya TBC yang
diderita oleh anggota keluarga.
b. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk
mencegah dan mengobati masalah TBC dalam rangka meningkatkan status
kesehatan keluarga.
c. Lamanya masalah, berhubungan dengan beratnya masalah TBC pada
keluarga dan potensi masalah untuk dicegah.
d. Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat
peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
e. Menonjolnya masalah TBC,adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah TBC dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui
intervensi keperawatan dan kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada penderita TB paru menurut (Muttaqin,2008).
a. Ketidakefektifan jalan nafas.
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan.
2) Kaji kemampuan mengeluarkan sekresi, catat karakter, volume sputum,
dan adanya hemoptisis.
3) Berikan posisi fowler atau semi fowler tinggi dan bantu klien berlatih
nafas dalam dan batuk efektif.
18
19
Bab III
Contoh Kasus Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Menular
A. Pengkajian Keperawatan
1. Struktur Dan Sifat Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama
: Tn. M
Jenis Kelamin
: Laki Laki
Suku
: Melayu
Umur
: 54 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: RT 22 RW 06 Roban, Singkawang
b. Susunan Anggota Keluarga
No.
NAMA
L/P
USIA
HUB.KK
PEND
PEKJ
KET
1.
Ny.M
68 tahun
Mertua
Sakit
2.
Ny. F
48 tahun
Istri
SD
Tani
Sehat
3.
Nn. S
18 tahun
Anak
SLTA
Sehat
4.
An. AS
12 tahun
Anak
SD
Sehat
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
2
0
20
: Meninggal
-- - - - - : Tinggal serumah
d. Jenis/type Keluarga
Jenis
: Extendet
2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi
a. Penghasilan Dan Pengeluaran
Sumber penghasilan adalah dari kegiatan bertani yang dilakukan oleh
kepala keluarga bersama istri, yaitu sekitar Rp. 500.000,-/perbulan.
Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan sekitar Rp. 300.000,dan sisanya untuk keperluan lain lain seperti membayar listrik,
kebutuhan anak sekolah.
b. Pendidikan
Anggota keluarga semuanya berpendidikan semuanya berpendidikan
tingkat dasar, kecuali mertua yang tidak sekolah, dan anak pertama yang
sedang sekolah kelas 12 (SMA kelas III). Berkaitan dengan penyakit TBC
yang diderita Tn. MS, keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana cara
penularan TB paru kepada orang lain dan bagaimana cara pencegahan
terhadap anggota keluarga yang lain. Setelah dijelaskan tentang
pengertian penyakit, cara pencegahan dan pengobatannya, Tn.M dan
Ny.F belum bisa menjawab pertanyaan sederhana perawat
c. Suku Dan Agama
Keluarga merupakan suku Melayu dan beragama Islam, dalam
menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti
kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di
Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba
(remaja putri dan ibu-ibu).
3. Kegiatan Sehari Hari
a. Nutrisi
Keluarga lebih sering memasak sendiri dari pada membeli, dengan
komposisi sebagai berikut : makanan pokok yaitu nasi, tempe dan tahu,
sayuran yang didapat dari kebun/sawah, jarang makan buah dan minum
susu. Keluarga dalam memasak sayur dengan mencuci dulu lalu dipotong
21
potong. Keluarga makan tiga kali dalam sehari dengan porsi yang
cukup. Pemberian makan sama rata untuk seluruh anggota keluarga.
Cara menghidangkannya terbuka di atas meja. Alat makan digunakan
bersama
atau
tidak
ada
pemisahan
dalam
pemakaiannya.
dan radio.
Istirahat
22
Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang
biasanya selama 1 2 jam mulai pukul 12.30 14.30. Kebiasaan tidur
pada malan hari jam 22.00 05.00. Pada Tn. MS tidurnya sering
terganggu oleh karena sering batuk pada malam hari, dan sering
berkeringat dingin pada malam hari.
g. Kebiasaan Sosial
Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat
seperti kegiatan tahlilan, diba dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS
dahulu merupakan perokok berat dengan frekuensi 1 pak perhari. Sejak
sakit frekuensi merokok dikurangi sekitar pak perhari.
4. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap ke III, yaitu
keluarga dengan anak usia sekolah. Anak pertama perempuan, masih
sekolah di SLTA dengan usia 18 tahun, sedangkan anak kedua laki-laki
berusia 12 tahun dan masih sekolah dibangku SD.
b. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan
masing masing keluarga baik kecuali Tn. MS yang mempunyai riwayat
TBC. Kebiasaan anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke
Bidan Desa atau ke Mantri. Untuk mengatasi penyakit yang diderita saat
ini, Tn.MS berobat rutin ke Puskesmas Condong, dan sekarang ini obat
sudah dapat diambil di Polindes.
c. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Riwayat kesehatan sebelumnya, keluarga mengatakan tidak pernah sakit
serius. Mertua Tn.MS saat ini sudah lanjut usia, dan mengalami sakit
batuk-batuk dan linu-linu, belum pernah periksa lab/dahak, hanya berobat
kalau linu-linunya dirasa sangat mengganggu.
5. Faktor Lingkungan
a. Karakteristik Perumahan
Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri.
Luas pekarangan 5 x 9 meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter.
Lantai rumah sebagian dari plester semen dan sebagian masih tanah,
atap dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada
23
jendela, disekitar kamar dan ruang tengah serta dapur, disetiap kamar
dan ruang tengah serta dapur ada lubang angin, Penerangan
menggunakan lampu listrik. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 15 watt,
ruang tengah terdapat bola lampu 20 watt, masingmasing kamar dan
dapur terdapat lampu pijar 10 watt.
Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan (kursi), ruang
tidur, dapur berdinding bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga
mempunyai kamar mandi tapi tidak ada WC, bila buang air besar di
sungai atau numpang di WC tetangga. Halaman rumah tampak kurang
bersih oleh rerumputan disekitar rumahnya.
Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Sumberawan untuk
minum dan memasak, keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan
tidak berasa. Keluarga menyimpan air dari sumur dalam gentong yang
kebersihannya cukup dan tertutup.
Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung
di belakang rumah dan dibiarkan terbuka.
Keluarga mempunyai ternak sapi dengan kandang menempel di belakang
dapur. Pembuangan kotoran ternak berupa jurang terbuka berjarak 3
meter dari kandang.
b. Denah rumah
Keterangan denah rumah :
Rumah keluarga Tn. MS terdiri dari 1 ruang tamu; 1 ruang keluarga yang
sekaligus sebagai tempat makan; 4 kamar tidur masing-masing untuk
Nn.S, Tn.MS bersama Ny.F, Ny.M dan An.As; 1 dapur; 1 kamar mandi
tanpa WC; dan kandang ternak.
Masing-masing kamar mempunyai
ventilasi
sekaligus
sebagai
pencahayaan sinar matahari tapi masih terlalu sempit, kurang dari 10%
luas lantai kamar. Pencahayaan dan ventilasi ruang tamu cukup.
Pencahayaan ruang keluarga kurang, sinar matahari kurang dapat
menyinari lantai ruang tamu. Sumber air bersih yang digunakan untuk
mandi dan memasak berasal dari air ledeng. Tempat pembuangan air
limbah dari kamar mandi berupa selokan terbuka, pembuangan air limbah
dari dapur tidak ada tempat khusus, langsung dibuang atau dialirkan ke
belakang dapur dan dibiarkan meresap sendiri.
c. Macam Tempat Tinggal
24
lainnya
berdekatan
tapi
tidak
berhimpitan/menempel.
tetangga
Tn.
MS
bermata
pencaharian
sebagai
petani.
Keluarga mempunyai alat komunikasi seperti televisi dan radio. Jika ada
kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras
suara yang ada di musholla atau mesjid.
e. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. MS Keluarga jarang pergi ke tempat-tempat yang jauh.
Kegiatan rutin harian adalah bertani / pergi ke sawah yang tidak jauh dari
rumahnya (sekitar 1 km). Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah
pindah. Sanak famili dari Tn.MS maupun Ny.F juga berada di sekitar
tempat tinggalnya (masih satu desa).
f.
25
26
sudah berobat secara teratur. Kalau obat habis, keluarga langsung pergi
ke Puskesmas untuk mengambil obat. Tn.MS mengatakan sebenarnya
malas minum obat karena setelah minum obat, ia merasa mual dan
kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia
tetap meminum obatnya.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk
memanfaatkannya, karena Tn. MS selama sakit berobat ke Puskesmas
Singosari.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F
menggunakan KB Suntik.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat
dilihat dari penghasilan tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan.
Dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. MS sangat
sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.MS
menanam sayur di tepi sawahnya serta di pekarangan rumahnya. Jika
ingin makan lauk-pauk, Tn.MS biasa mencari ikan di sungai dekat
rumahnya.
8. Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stress baik
itu stess jangka pendek ( < 6 bulan ) maupun jangka panjang ( > 6 bulan).
Tetapi keluarga Tn. MS hanya mengalami stress biasa yang dapat
dengan segera diatasi.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn. MS adalah dengan cara
musyawarah antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya.
Misalnya dalam menentukan pengobatan Tn. MS, dalam pengambilan
keputusan di keluarga yang paling menonjol adalah Tn. MS
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya
mengkonsentrasikan
pada
bagaimana
cara
pemecahan
masalah
27
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Tn. MS
Riwayat kesehatan sekarang : sejak enam bulan yang lalu Tn. MS
sering batuk yang disertai adanya dahak yang warnanya kekuningan dan
kadang disertai darah dalam dahaknya, demam di malam hari, nafsu
makan menurun, berat badan agak menurun.
Riwayat kesehatan masa lalu : Tn. MS tidak pernah menderita penyakit
yang berat, kronis atau penyakit yang menular. Tn. MS tidak pernah
minum minuman keras, tapi merupakan perokok berat dengan
frekwensi 1 1,5 pak perhari.
Pemeriksaan Fisik :
Tanda vital : tekanan darah
100/70
mmHg,
nadi
84/menit,
28
ronkhi basah. Jantung suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda tanda
pembesaran jantung. Kelainan tulang belakang tidak ditemukan.
Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi
tympani, hepar , lien tidak ada kelainan
Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan
otot empat.
b. Pemeriksaan Fisik Ny. F
Riwayat Kesehatan masa lalu : Ny. F tidak pernah menderita penyakit
yang berat, kronis atau penyakit yang menular.
Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg,
nadi
80/menit,
29
Data
DS :
Tn. MS mengatakan biasa membuang
ludah di halaman, tidak ada tempat
khusus.
Tn. MS mengatakan belum tahu
akibat bila tidak melakukan tindakan
pencegahan pada keluarga.
Ny. F mengatakan kurang mengerti
tentang pencegahan TBC
Keluarga tidak tahu bagaimana cara
penularan TB paru kepada orang
lain dan bagaimana cara pencegahan
terhadap anggota keluarga yang lain.
Keluarga mengatakan tidak
mengerti mengenai sanitasi yang
sehat yang dapat mencegah penularan
TB paru.
Tn.MS aktif mengikuti kegiatan sosial
keagamaan di masyarakat seperti acara
tahlilan, yaasinan, dsb.
DO :
Lantai rumah sebagian terbuat dari
tanah, tampak lembab dan kotor.
Tidak ada tempat khusus untuk
membuang dahak
Tidak ada
tempat khusus untuk pembuangan limbah
Masalah
Resiko
penyebaran /
penularan infeksi
Etiologi
Perilaku
kurang
higienis
30
rumah.
Alat makan keluarga tidak ada
pemisahan atau digunakan bersama
Pencahayaan rumah (kamar tidur)
kurang.
Tn.MS tidur sekamar dengan Ny.F
DS :
Keluarga mengatakan sejak lima bulan
yang lalu sering batuk yang disertai dahak.
Keluarga mengatakan bahwa Tn.MS
sakit paru-paru, tapi tidak tahu jenis
penyakit, penyebab, pencegahan,
perawatan dan pengobatannya.
Tn. MS mengatakan, saya belum tahu
akibat yang terjadi, bila penyakit saya tidak
diobati .
Ny. F mengatakan , Tn. MS sudah
diperiksakan di RS Soepraoen. Tetapi
batuknya masih sering dan agak sesak.
Kurang
pengetahuan
DO :
Keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang pengertian penyakit,
pencegahan, perawatan dan
pengobatannya
Pendidikan Tn.MS dan Ny.F SD
Setelah dijelaskan tentang pengertian
penyakit, cara pencegahan dan
pengobatannya, Tn.MS dan Ny.F belum
bisa menjawab pertanyaan sederhana
perawat
DS :
Keluarga mengatakan Tn.MS sudah
menjalani pengobatan sejak bulan Oktober
2007
Tn.MS mengatakan sering lupa minum
obat, tapi selalu diingatkan oleh istrinya
Tn.MS mengatakan sering mual dan
kembung setelah minum obat
Tn.MS mengatakan sebenarnya malas
minum obat, tapi ia ingin penyakitnya cepat
Resiko kerusakan
penatalaksanaan
program terapi di
rumah
(pengobatan tidak
tuntas)
Kurang
informasi
dan
keterbatasan
kemampuan
mencerap
informasi
31
sembuh
DO :
Pemeriksaan fisik : bentuk dada normal,
terdapat retraksi intercosta, batuk produktif.
Nafas agak sesak.
lantai ruang tamu dari porselin, sisanya
terbuat dari tanah keadaannya kotor dan
lembab.
Ventilasi kurang karena jendela / lubang
angin terlalu sempit (kurang dari 10% luas
lantai).
C. Prioritas Masalah
1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis.
NO
1
Kreteria
Sifat
masalah
Perhit
2/3 X 1
Nilai
2/3
ancaman
Pembenaran
Klien telah berobat
secara
perkumpulan
tidur
di
sekamar
dengan istri
2
Kemungkinan masalah
2/2 X 2
kuman
TBC
Potensial
masalah
3/3 X 1
Penyebaran
kuman
TB
dengan
petugas
Menonjolnya masalah :
keluarga
tahu
1/2
1/2
ada
32
sebagai bahaya.
4 1/6
Kreteria
Perhit
Nilai
Pembenaran
3/3 X 1
Kemungkinan
masalah dapat diubah :
hanya sebagian
X2
2/3 X 1
2/3
Menonjolnya masalah:
keluarga
menyadari
bahwa mereka kurang
paham dan mereka ingin
diberi penjelasan yang
lebih rinci
2/2 x 1
Jumlah
3 2/3
Kreteria
Perhit
Nilai
Pembenaran
2/3 X 1
2/3
Kemungkinan
33
Menonjolnya masalah:
masalah dirasakan tapi
tidak perlu segera
ditangani
X2
2/3 X 1
2/3
1/2 x 1
1/2
Jumlah
3 1/6
mengambil
keputusan
untuk
34
d. Jelaskan
akibat bila
tidak dilakukan
perawatan
pada
penularan
TB
paru,
seperti
menjaga
kebersihan
35
r.
Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka
anjurkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan meskipun belum
waktunya kontrol.
s. Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas
juga dokter-dokter swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan,
perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan
mencerap informasi
Tujuan Umum : keluarga mampu melakukan tindakan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit TB paru pada anggota.
Intervensi :
a. Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti tentang gejala penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu,
pucat, anorexia, demam dimalam hari dengan atau tanpa berkeringat
dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.
b. Jelaskan bahwa
batuk
darah
yang
hebat
dapat
36
faktor
yang
diketahui
mencetuskan
eksaserbasi :
g. Jelaskan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada profesional
pelayanan kesehatan :
h. Ajarkan tehnik mengunyah dan menelan
E. Implementasi
N
O
1
TANGGAL
22
2007
Des
Sabtu pagi
Diagnosa
Resiko
penyebaran
penyakit
Impelementasi
n menjelaskan
TB paru
n menjelaskan
gejala TB paru
penyebab
tentang
Evaluasi
S
:
keluarga
mengatakan masih
sulit untuk mengerti
tentang penyebab
dan gejala TB paru.
O : keluarga tidak
mampu menyebutka
n dengan bahasa
yang
sederhana
tentang penyebab
dan gejala TB paru.
A : masalah belum
37
teratasi
P
:
lanjutkan
intervensi.
2.
27
2007
Des
Kurang
pengetahuan
Kamis pagi
-
mengkaji pengetahuan
keluarga tentang resiko
terjadinya penularan TB
paru pada
anggota
keluarga.
Menjelaskan
tentang cara penularan
TB paru
S
:
keluarga
mengatakan sudah
tahu cara penularan
TB
paru
pada
anggota
keluarga
dengan
cara
percikan ludah.
O : keluarga mampu
menjelaskan denga
n
bahasa
yang
sederhana tentang
cara penularan TB
paru yaitu melalui
percikan ludah.
A : masalah teratasi
Menjelaskan kepada
keluarga
tentang
manfaat
fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
P :
hentikan intervensi.
3
8 Jan 2008
Selasa
pagi
Resiko
kerusakan
manajemen
penatalaksanaan
di rumah
Mengkaji pengetahuan
klg tentang manfaat
fasilitas kesehatan yang
ada di masyarakat.
- menjelaskan cara
menghindari penularan
TB paru seperti
menjaga kondisi tubuh.
S : klg mengatakan
telah tahu manfaat
yang di dapat dari
fasilitas kesehatan
yang
ada
di
masyarakat
O : keluarga mampu
menjelaskan
manfaat
dari
fasilitas kesehatan
yang
ada
di
38
masyarakat.
A : masalah teratasi
sebagian.
P
:
lanjutkan
intervensi.
4
11
2001
Des
Jumat pagi
Resiko
penularan
penyakit
-Memotivasi
dan
mendemontrasikan cara
hidup sehat seperti :
menutup mulut pada
saat batuk atau bersin ,
cara membuang dahak
atau ludah bila dibuang
di halaman maka harus
diuruk dengan tanah.
Alat
makan
harus
terpisah
S
:
keluarga
mengatakan telah
mengetahui
cara
merawat
anggota
keluarga agar tidak
tertular, tapi belum
mampu melakukan
khusus
memisahkan
alat
makan
dengan
klien.
O : keluarga mampu
menjelaskan
dan
belum
mampu
mendemontrasikan
cara
perawatan
pada
anggota
keluarga agar tidak
tertular TB paru.
A : masalah teratasi
sebagian
P
:
lanjutkan
intervensi
39
40
Bab IV
Penutup
Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan
Tuberculosis
(TB)
adalah
penyakit
akibat
kuman
mycobacterium
tuberculosis sitemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak diparu-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer
Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara hingga
sebagian besar fokus primer tuberculosis terdapat dalam paru. Selain melalui
udara penularan dapat peroral misalnya minum susu yang mengandung basil
tuberculosis, biasanya Mycobacterium bovis. Dapat juga terjadi dengan kontak
langsung misalnya melalui luka atau lecet di kulit. Tuberculosis kongenital sangat
jarang dijumpai. Selain Myco bacterium tuberculosis perlu juga dikenal golongan
Mycobacterium lain yang dapat menyebabkan kelainan yang menyerupai
tuberculosis. Golongan ini disebut Mycobacterium atipic atau disebut juga
unclassified Mycobacterium.
41
Daftar Pustaka
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2221-BAB%20I
%20Pendahuluan.pdf ( diakses 15 september 2015 )
http://sehatalamiku.com/jenis-jenis-penyakit-menular-dan-cara-penularannya/
(diakses 15 september 2015 )
http://www.campurtapimisah.com/2012/08/asuhan-keperawatan-keluarggadengan-tb.html ( diakses 15 september 2015 )
http://eprints.ums.ac.id/20581/21/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf ( diakses 15
september 2015 )
http://nsyadi.blogspot.co.id/2011/12/asuhan-keperawatan-keluarga-dengantbc.html( diakses 15 september 2015 )