Anda di halaman 1dari 9

JEMBATAN WHEATSTONE

A. Tujuan
1. Memahami prinsip kerja Jembatan Wheatstone.
2. Menyusun rangkaian Jembatan Wheatstone.
3. Menentukan besarnya hambatan yang belum diketahui dengan Jembatan
Weatstone.
B. Dasar Teori
Jembatan Wheatstone merupakan suatu alat pengukur, alat ini
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran
terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. Jembatan Wheatstone
adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti
dalam daerah 1 sampai 100.000 . Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan
R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui
nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Dedy, 2012)
Hukum yang berhuungan dengan prinsip Jembatan Wheatstone yaitu
Hukum Kirchoff I dan II.
Dipertengahan

abad

19,

Gustav

Robert

Kichoff

(1824-1887)

menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang
kemudian dikenal dengan hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff berbunyi Jumlah
kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus
yang keluar dari titik percabangan.
Jumlah Imasuk = Ikeluar
Hukum Kirchoff II berbunyi, Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar
GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak
adanya energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti
semua energi bisa digunakan atau diserap. (Ibid)
Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur
hambatan listrik. Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan

amperemater,cukup satu Galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik


yang melalui suatu rangkaian.

RX

Ra
G

RS
R
E

S
Rangkaian Jembatan Wheatstone
Keterangan Gambar :
S: Saklar penghubung
G:Galvanometer
E: Sumber tegangan arus
Rs:Hambatan geser
Ra dan Rb:Hambatan yang sudah di ketahui nilainya.
Rx: Hambatan yang akan di tentukan nilainya.
Saat saklar S di tutup,maka arus akan melewati rangkaian.Jika jarum
Galvanometer menyimpang artinya ada arus yang melewatinya,yaitu antara
titik C dan D ada beda potensial.Dengan mengatur besarnya Ra dan Rb juga
hambatan geser Rs akan dapat di capai galvanometer G tak teraliri arus,artinya
tak ada beda potensial antara titik C dan D. Dengan demikian akan berlaku
persamaan :

Rx

Ra
RS
RB

Pada kawat penghantar AB di berikan suatu kontak geser yang berasl


dari ujung Galvanometer. Gunanya untuk mengatur agar tercapai pengukuran
panjang

L1dan L2 yang akan menghasilkan arus di Galvanometer sama

dengan NOL. Oleh karena itu pada kawat AB perlu di lengkapi skala ukuran
panjang.
Rx

L2
Ra
L1

Ket.: RX = Hambatan yang akan ditentukan nilainya ()


Ra = Hambatan parallel ()
L1 = Segmen kawat 1 (m)
L2 = Segmen kawat 2 (m)
(Anonim, 2008. attarisk.files.wordpress.com/2008/02/jembatan-wheatstonel3.doc).
Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone, yaitu: Hubungan antara
resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar
hambatan tertentu. Dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari
perubahan suhu.
Hukum Kirchoff 1 dan 2, hukum ini menjelaskan jembatan dalam
keadaan seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar
sehingga saling meniadakan. (Dedy, 2012)
C. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.

Jembatan wheatstone
Kabel
Saklar
Basic meter

D. Prosedur Kerja
1. Semua alat dirangkai denga menghubungkan kabel yang sesuai dengan
warnanya.

2. Kontak logam yag terhubung dengan kawat, digeser ke kanan atau ke kiri,
sampai jarum galvanometer menunjukkan angka nol.
3. Panjang kawat yang ada di sebelah kiri dan kanan kontak logam tersebut
diukur.
4. Nilai resistor variabel diubah-ubah, untuk mendapat hasil yang berbeda.
Lalu diulangi langkah ke-2 dan 3.
5. Resistor RX diganti dengan yang lain, dan dilakukan langkah dari 3 sampai.
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
No
.

3V

6V

9V

Basic
Meter
1A
5A
1A
5A
1A
5A

L1

L2

Rv

Rx

10 A
2A
20 A
4A
32 A
6A

0,63 m
0,88 m
0,48 m
0, 92 m
0,65 m
0,88 m

0,37 m
0,12 m
0,52 m
0,08 m
0,35 m
0,12 m

0,07
0,31
0,2
0,65
1,05
0,22

0,044
0,042
0,21
0,056
0,27
0,139

2. Perhitungan
a. Tegangan 3 volt dengan kuat arus 1 A
Dik: I = 40 A
V=3V
L1 = 0,63 m
L2 = 0,37 m
Rv =

V
I

3
= 0,07
40
R v.
L2
Rx =
L1
0,37
=
. 0,07
0,63
=0,44
=

b. Tegangan 3 volt dengan kuat arus 5 A


Dik.: I = 9,6 A
V=3V

L1 = 0,88 m
L2 = 0,12 m
V
I

Rv =

3
= 0,31
9,6
R v.
L2
Rx =
L1
0,37
=
. 0,07
0,63
= 0,44
=

c. Tegangan 6 volt dengan kuat arus 1 A


Dik: I = 30 A
V=6V
L1 = 0,48 m
L2 = 0,52 m
Rv =

V
I

6
= 0,2
30
R v.
L2
Rx =
L1
0,37
=
. 0,02
0,63
=0,21
=

d. Tegangan 6 volt dengan kuat arus 5 A


Dik: I = 9,2 A
V=6V
L1 = 0,92 m
L2 = 0,08 m
Rv =
=
Rx =

V
I
6
= 0,65
9,2
R v.
L2
L1

0,08
. 0,65
0,92
=0,056

e. Tegangan 9 volt dengan kuat arus 1 A


Dik: I = 18 A
V=9V
L1 = 0,65 m
L2 = 0,35 m
Rv =

V
I

9
= 0,5
18
R v.
L2
Rx =
L1
0,35
=
. 0,5
0,65
=0,27
=

f. Tegangan 9 volt dengan kuat arus 5 A


Dik:
I = 8,8 A
V=9V
L1 = 0,88 m
L2 = 0,12 m
Rv =

9
= 1,022
8,8
R v.
L2
Rx =
L1
0,12
=
. 1,022
0,88
=0,139
=

V
I

F. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat dihasilkan bahwa hambatan yang
belum diketahui dapat dilakukan dengan cara menggeserkan kontak logam
pada kawat yang ada pada rangkaian Jembatan Wheatstone. Kontak logam
digeser ke kanan atau ke kiri untuk mendapati angka nol pada basic meter.

Menentukan nilai hambatan yang belum diketahui (RX), dicari terlebih dahulu
hambatan yang diketaui (RV) dikalikan dengan segmen kawat 1 (L1) yang
berbanding terbalik dengan segmen kawat 2 (L2). Perlu diketahui bahwa untuk
mencari L1 logam belakang kumparan tidak boleh menempel, dan nilainya
dihasilkan dari kabel hitam paling ujung. Sedangkan, untuk L 1 dilihat dari
segmen yang paling dekat dengan RX (1 36).
Hambatan yang tidak diketahui (RX) pada tegangan 3 volt dengan kuat
arus 1 A diketahui 0,44 dan pada kuat arus 5 A dihasilkan 0,042 . Dengan
tegangan 6 volt beserta kuat arus 1 A diketahui dengan hasil yaitu 0,21 , dan
pada kuat arus 5 A yakni dihasilkan 0,056 . Tegangan lebih tinggi dari
tegangan sebelumnya, yaitu 9 volt dengan kuat arus 1 A dapat mengetahui R X
sebesar 0,27 , serta pada kuat arus yang yang berbeda yaitu 5 A, R X
didapatkan senilai 0,139 .
Mengetahui prinsip kerja pada Jembatan Wheatstone, menurut Hukum
Kirchoff 1 dan 2. Hukum Kirchoff 1 yang berbunyi, Jumlah kuat arus yang
masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari
titik percabangan. Jumlah Imasuk = Ikeluar . Serta Hukum Kirchoff 2 yang
berbunyi, Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol. (Dedy, 2012)
Artinya bahwa arus pada kedua ujung kumparan itu sama besar dan
seimbang. Sehingga mengakibatkan nilai nol pada alat tersebut. Prinsip ini
dapat dilakukan dengan cara menggeserkan kontak logam pada kawat.
Perangkaian alat dilakukan dengan cara menghubungkan kabel dengan
warna yang sejenis dan mencocokkan port pada alat yang digunakan, serta
mengikuti ketentuan prosedur.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan mengenai Jembatan
Wheatstone, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hambatan yang belum diketahui dapat dilakukan dengan cara menggeserkan
kontak logam pada kawat yang ada pada rangkaian Jembatan Wheatstone.
Menentukan nilai hambatan yang belum diketahui (RX), dicari terlebih dahulu
hambatan yang diketaui (RV) dikalikan dengan segmen kawat 1 (L1) yang
berbanding terbalik dengan segmen kawat 2 (L2).
2. Mengetahui prinsip kerja pada Jembatan Wheatstone, menurut Hukum
Kirchoff 1 dan 2, arus pada kedua ujung kumparan itu sama besar dan
seimbang. Sehingga mengakibatkan nilai nol pada alat tersebut.
3. Merangkaikan alat dilakukan dengan cara menghubungkan kabel dengan
warna yang sejenis dan mencocokkan port pada alat yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim,

2008.

Jembatan

Wheatstone.

[Online].

Tersedia:

attarisk.files.wordpress.com/2008/02/jembatan-wheatstone-l3.doc [ diakses
tanggal 16 April 2014 pukul 22.47 WIB ]
Dedy, 2012. Jembatan Wheatstone. [Online]. Tersedia: http://dedy4brother.
blogspot.com/2012/05/jembatan-wheatstone.html. [ diakses tanggal 16
April 2014 pukul 23.14 WIB ]
Pramono, Hadi., dkk. 2014. Panduan Praktikum. Cirebon: CV.Elsi Pro

Anda mungkin juga menyukai