Anda di halaman 1dari 9

Makalah Seminar Kerja Praktek

ELECTRICAL SIZING CALCULATION CABLE & VOLTAGE DROP DI NORTH DURI


DEVELOPEMENT AREA 13 (NDD-13) PROJECT - CHEVRON PACIFIC INDONESIA
PT. SINGGAR MULIA ENGINEERING CONSULTANT
JAKARTA
Adrian Eko Saputra1, Ir. Juningtyastuti, MT2
1

Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055
Fax. (024) 746055
saputra38@gmail.com

Abstrak

Salah satu peralatan listrik yang terdapat pada sistem oil and gas di North Duri Developement Area 13
(NDD-13) adalah kabel yang berfungsi sebagai media hantar energi listrik dari sumber tenaga listrik ke beban. Kabel yang
digunakan adalah kabel yang mampu menahan suhu panas dan juga mampu menahan terjadinya gangguan aliran energi
listrik dari sumber tenaga listrik.
Hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kabel yang akan digunakan adalah ukuran dan bahan
isolasinya. Dari kedua hal tersebut diharapkan dapat mengurangi voltage drop pada kabel. Voltage drop dapat disebabkan
tegangan dan arus yang melebihi kapasitas kabel.
Penentuan kapasitas kabel terlebih dahulu menghitung full load current, design current, Ampacity, Voltage Drop.
Setelah kalkulasi tersebut dilakukan dapat diketahui ukuran kabel yang dapat digunakan. Dalam hal ini diterapkan faktor
beban ( cos ) serta faktor penempatan kabel ( derating factor). Standarisasi yang dipakai pada proyek North Duri
Developement Area 13 (NDD-13) adalah ANSI (American National Standards Institute) standard. Yaitu standarisasi yang
dibuat dan biasa dipakai oleh Amerika di sistem Oil and Gas pada umumnya
Kata Kunci : kabel, sizing calculation, voltage drop

dan diuji menurut standar kabel yang dikeluarkan


atau diakui oleh instansi yang berwenang.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam suatu perencanaan instalasi listrik


membutuhkan sebuah prosedur dan langkahlangkah yang telah ditentukan agar mendapatkan
hasil yang maksimum.
Mengingat sangat
pentingnya energi listrik yang kontinyu dalam
menyalurkan energi, untuk kelancarannya maka
salah satunya adalah dengan cara pemilhan kabel
yang sesuai agar tegangan jatuhnya sesuai dengan
permintaan client.

Standarisasi yang dipakai pada proyek North


Duri Developement Area 13 (NDD-13) adalah
ANSI (American National Standards Institute)
standard. Yaitu standarisasi yang dibuat dan biasa
dipakai oleh Amerika di sistem Oil and Gas pada
umumnya. Satuan ukuran kabel dinyatakan dalam
AWG (American Wire Gage) sesuai dengan standar
yang berlaku. Penentuan ukuran kabel juga sangat
diperhatikan agar Voltage Drop yang dihasilkan
sesuai dengan permintaan perusahaan.

Kabel adalah
media
hantar
untuk
menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel terdiri
dari isolator dan konduktor dan membentuk suatu
kesatuan. Tanpa adanya pemilihan kabel yang tepat,
maka proses penyaluran energi listrik akan
terganggu contohnya gangguan arus lebih,
overload, underload maka kabel tidak akan bisa
bekerja normal. Semua kabel yang digunakan harus
dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai
dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa

Voltage Drop atau tegangan jatuh merupakan


besarnya tegangan yang hilang pada suatu kabel.
Tegangan jatuh pada saluran energi listrik secara
umum berbanding lurus dengan panjang saluran,
semakin panjang kabel dari sumber ke beban maka
tegangan jatuhnya akan semakin besar dan
berbanding terbalik dengan luas penampang kabel,
apabila diameter kabel diperbesar maka tegangan
jatuhnya akan semakin kecil. Besarnya tegangan
jatuh dinyatakan baik dalam persen atau dalam
besaran Volt. Sesuai dengan permintaan pihak PT.
1

Chevron Pacivic tegangan jatuh tidak boleh


melebihi dari 3%. Oleh sebab itu, untuk mencegah
terjadinya tegangan jatuh yang besar dilakukan
perhitungan ukuran kabel yang tepat dari sumber ke
beban sesuai standar yang digunakan. Maka dari itu
penulis akan menyajikan cara penentuan dan
perhitungan Cable Sizing & Voltage Drop yang
terdapat pada proyek North Duri Developement
Area 13 (NDD-13) yang menggunakan standar
ANSI sehingga dapat beroperasi secara maksimal.

Beberapa penghantar single conductor yang


tergabung menjadi satu dan terbungkus oleh bahan
isolasi

1.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui cara menghitung ukuran kabel


yang ada di NDD-13 Project.
2. Mengetahui cara menghitung voltage drop
dengan mengetahui ukuran kabel.
3. Mengetahui Standarisasi kabel yang dipakai
pada NDD-13 Project.

Gambar 2.1 Kabel (a) solid conductor (b) stranded


conductor

Tipe kabel berdasarkan atas bahan dan


isolasinya, seperti kabel buatan inggris diantaranya
NYVIN singkatan dari Nylon Polyvinyl Chloride,
TERSIL singkatan dari (Tersilicon polyester
silicon), TRINIVIN dari kata Three Single Nyvin
Cables, METSHEAT dari kata Metal Braided
Sheath, PVC singkatan dari (polivinil chloride), dan
XLPE singkatan dari (cross-linked polyethylene).

1.3 Batasan Masalah


Dalam penulisan makalah ini, penulis hanya
menjelaskan tentang Sizing Cable Sizing dan Drop
Voltage di North Duri Development Area 13
Chevron Pacific agar dapat bekerja secara optimal..
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kabel
Kabel di dunia elektronika atau kelistrikan
sudah tidak asing lagi, kabel yang digunakan dalam
teknik elektronika dan kelistrikan banyak sekali
ragamnya. Dikarenakan bahan isolasi plastik yang
terus berkembang, pasti selalu ada saja tambahan
jenis kabel baru.

Gambar 2.2 Tipe tipe kabel berdasarkan bahan isolasi

2.1.1 Bahan Penghantar (Inti) Kabel


Pengantar (inti) kabel terbuat dari bahan
tembaga, baja, dan alumunium. Dalam pemasangan
instalasi listrik umumnya digunakan penghantar
dari bahan tembaga (Cu) atau alumunium (Al) dan
yang kemurniannya sekurang-kurangnya 99.9%.
Tahanan jenis tembaga lunak atau penghantar listrik
telah dibakukan secara internasional tidak boleh
melebihi 0.017241 ohm mm2 /m dalam temperature
20oC. Sedangkan alumunium mempunyai tahanan
jenis secara baku tidak boleh melebihi 0.028264
ohm mm2 /m.

Kabel listrik merupakan media penghantar


energi listrik dari sumber tenaga listrik ke peralatan
dan menghubungkan suatu peralatan listrik ke
peralatan listrik lainnya. Sebuah kabel terdiri
dari isolator dan konduktor dan membentuk suatu
kesatuan.
2.2 Tipe Kabel
Tipe kabel berdasarkan konduktornya :

Single Conductor ( kabel pejal )

Sebuah penghantar massif ( single solid


conductor ) dan terbungkus oleh bahan
isolasi.
Stranded Conductor ( kabel serabut)

dibagian luar dilapisi XLPE. Kabel kabel


yang menggunakan selubung alumunium
atau timah hitam digunakan pada instalasi
pompa minyak dan gas, ditempat yang
terdapat bahaya api dan ditempat bahaya
letusan.
Armor
Armor melindungi kabel terhadap
tekanan mekanis yang tinggi, armor
biasanya terdiri dari kawat baja yang
berbentuk plat. Armor adalah suatu kabel
yang di groundkan untuk menghindari
adanya tegangan sentuh yang tinggi, jika
terdapat kebocoran isolasi pada kabel atau
kerusakan mekanik.

2.1.2 Bahan Isolasi


Sifat-sifat dielektris yang penting untuk
isolasi adalah : Tahanan isolasi yang tinggi,
kekuatan dielektris yang tinggi, sifat mekanis yang
baik, tidak bereaksi terhadap asam dan lembab.
Bahan isolasi yang umum digunakan adalah
PVC (polyvinyl chloride) dan XLPE (cross-linked
polyethylene). Isolasi konduktor dengan bahan
XLPE bisa tahan terhadap suhu sampai 90oC secara
terus menerus dan ada juga kabel yang dibuat
khusus isolasinya dengan ketahanan suhu 105oC.
Kabel dengan standar ANSI menggunakan
isolasi XLPE (cross-linked polyethylene) karena
memang di desain untuk dapat tahan hingga suhu
yang tinggi. Sedangkan kabel dengan standar IEC
ada yang menggunakan isolasi dengan bahan PVC
(polyvinyl chloride) untuk low conductor dan bahan
XLPE (cross-linked polyethylene) untuk high
conductor.

2.2 Standarisasi Kabel


Secara umum dalam pemilihan kabel
terdapat 2 standar yang berlaku yaitu ANSI
(American National Standard Institute) dan IEC
(International Electrotechnical Commission). Untuk
Standar ANSI digunakan oleh perusahaanperusahaan industri Amerika Serikat. Sedangkan
IEC digunakan oleh perusahaan-perusahaan industri
Eropa. Namun faktanya tidak hanya perusahaan
Amerika dan Eropa saja yang menggunakan standar
tersebut, contohnya pada PLN (Perusahaan Listrik
Negara) milik Indonesia yang menggunakan standar
IEC dalam pemilihan kabelnya.

2.1.3 Selubung Kabel


Dalam isolasi kabel juga terdapat beberapa
jenis selubung kabel diantaranya, sebagai berikut :
Selubung plastik
Karena banyak kegunaan-kegunaan
plastik, yang tidak hanya digunakan sebagai
bahan isolasi, tetapi digunakan sebagai
bahan selubung kabel.
Selubung polymide dan polyurethane
Polymide dibuat dengan cara poly
kondensasi yang terbuat dari asam karbon
dan diamine atau asam amine. Polyurethane
terbuat dari bahan socyanates atau
polysocianates
dan
alcohol
atau
polyalcohol. Isolasi kabel dan isolasi
fleksibel berada dibagian luar sebagai
isolasi sehingga terkena tekanan mekanis,
pengaruh kimia, minyak atau lainnya yang
merusak
sehingga
dilindungi
oleh
polyamide atau polyurethane.
Selubung Karet
Karet digunakan untuk kabel fleksibel
dan kabel senor juga untuk digunakan pada
instalasi kapal bervariasi karet sintesis
banyak digunakan untuk kebutuhan
tertentu.
Selubung Logam
Bahan-bahan isolasi yang peka
terhadap air adalah dilindungi oleh
selubung logam, selubung logam terbuat
dari alumunium atau timah hitam kemudian

2.2.1 Kabel Standar IEC


Dibawah ini adalah beberapa kode kabel
yang dipakai dalam standar IEC. Jenis atau tipe tipe
kabel yang ada dipasaran tersebut memiliki arti
sesuai dengan fungsi nya juga. Berikut ini
pengertian kode nama jenis kabel atau Momenklatur
Kabel Menurut SPLN :

Penghantar
N - terbuat dari tembaga
NA - terbuat dari aluminium
Isolasi
Y - isolasi dari PVC
2X - isolasi dari XLPE
Selubung dalam
G - selubung dari karet
2G - selubung dari karet buthil
K - selubung dari timah hitam
KL - selubung aluminium dengan
permukaan licin
KKW - selubung dari pita tembaga
2X - selubung terbuat dari XLPE

Y - selubung dari PVC


Z - selubung dari pita seng
Perisai
B - perisai dari pita baja
F - perisai dari baja pipih
L - perisai dari jalinan kawat baja
Q - perisai dari kawat baja berlapis seng
R - perisai dari kawat baja bulat 1 lapis
(RR-2 lapis)
S - perisai dari tembaga
Z - perisai d ari kawat baja yang masingmasing berbentuk huruf Z
Spiral
D - spiral anti tekan
Gb - spiral anti baja
Selubung luar
A - selubung dari yute
MK - selubung dari timah hitam
Y - selubung dari PVC
Bentuk penghubung kabel
se - sektor pejal
sm - sektor serabut y
re - sektor bulat pejal
rm sektor serabut

1.
2.
3.
4.
5.

Konduktor berbahan tembaga


Isolasi berbahan PVC
Sarung bagian dalam berbahan PVC
Lapisan baja
Jaket terluar berbahan PVC
Pada kabel NYFGbY dengan konduktor
yang terbuat dari tembaga baik digunakan untuk
distribusi indoor dan outdoor instalasi dalam saluran
ditaruh di kabel tray atau diletakkan di tanah di
mana kabel tersebut tidak dapat mengalami
kerusakan mekanis. Bahan isolasi PVC tidak dapat
menahan panas yang terlalu tinggi dikarenakan
PVC dapat meleleh bahkan hangus. Hal tersebut
dapat menyebabkan kegagalan isolasi pada kabel.
Dari keterangan diatas maka kabel NYFGbY
dengan standar IEC tidak dapat ditempatkan pada
area ditribusi tenaga listrik untuk minyak dan gas
karena disamping suhu yang panas dan juga rentan
terhadap ledakan.
2.2.2

Kabel Standar ANSI


Pada kode kabel yang dipakai pada standar
ANSI berbeda dengan kode kabel yang dipakai
pada standar IEC. Kode kabel pada ANSI
menunjukkan sifat dan kekuatan dari kabel itu
sendiri. Berikut penjelasannya :

Contoh kabel low voltage dibawah ini


adalah kabel dengan standar IEC dengan kode kabel
NYFGbY 600V Multikonduktor.

XHHW adalah singkatan dari XLPE (cross


linked polyethylene) High Heat-resistant
Water-resistant. Yang berarti kabel dengan
kode ini memiliki isolasi yang terbuat dari
bahan XLPE dan sifatnya tahan terhadap
panas yang tinggi dan tahan terhadap air.
XHHW-2 artinya masih sama seperti
XHHW bedanya adalah kabel yang
memiliki kode seperti ini cocok digunakan
pada kondisi basah maupun kering dengan
suhu sampai 90oC.
THWN
adalah
singkatan
dari
Thermoplastic Heat and Water-resistant
Nylon-coated. Yang berarti kabel dengan
kode memiliki bahan isolasi yang terbuat
dari thermoplastic tahan terhadap panas dan
air dengan lapisan nylon.
THHN adalah singkatan dari Thermoplastic
High Heat-resistant Nylon-coated. Yang
berarti berarti kabel dengan kode memiliki
bahan
isolasi
yang
terbuat
dari
thermoplastic tahan terhadap panas yang
tinggi dengan lapisan nylon.

Gambar 2.3 Lapisan Kabel 600V NYFGbY multikonduktor


standar IEC

Penjelasan kabel NYFGbY itu sendiri


adalah sebagai berikut :
N - terbuat dari tembaga
Y - isolasi dari PVC
F - perisai dari baja pipih
Gb - spiral anti baja
Y - selubung dari PVC
Dari gambar 2.3 Lapisan kabel 600V
NYFGbY multikonduktor standar IEC tersebut
dapat dilihat konstruksi sebagai berikut :
4

Contoh kabel low voltage dibawah ini


adalah kabel C-L-X tipe MC-HL XHHW-2 600V
multikonduktor standar ANSI (American National
Standard Institute) berikut gambarnya :

jenis kabel yang cocok untuk Hazardous area,


berbeda dengan kabel spesifikasi biasa seperti kabel
bawah tanah maupun kabel saluran udara.
Perbedaan lokasi hazardous area terbagi
menjadi beberapa bagian :
Zone 0

: Area dimana keberadaan gas


dan uap yang mudah terbakar
secara terus menerus dalam
kondisi operasi normal.
Zone 1
: Area dimana mungkin
terdapat udara yang mudah
terbakar sewaktu-waktu dalam
kondisi operasi normal.
Zone 2
: Area dimana tidak terdapat
kemungkinan timbulnya gas
yang mudah terbakar pada saat
operasi
normal,
dan
seandainya timbul hanya akan
berlangsung dalam waktu
singkat.
Division I : Uap dan gas biasanya ada
dan atau mungkin ada
kapanpun pada konsentrasi
yang cukup untuk membuat
ledakan.
Division II : Uap dan gas biasanya tidak ada
kecuali terdapat kebocoran
pada pipa atau wesel pada
konsentrasi yang berpotensial
menyebabkan keadaan bahaya.
Class I
: Terdapat keberadaan gas dan
uap yang mudah terbakar di
udara dalam jumlah yang
cukup untuk menghasilkan
ledakan.
Class II
: Terdapat keberadaan debu
Combustibles
atau
debu
Conductive
Class III
: Terdapat keberadaan fiber
yang dapat menjadi pemicu
api
(ignitable
fiber)
tetapi kemungkinan besar
dalam jumlah yang tidak
cukup untuk menghasilkan api
Grup A
: Mengandung Acetylene
Grup B
: Mengandung Hydrogen atau
gas hazard lainnya yang
ekivalen
Grup C
: Mengandung Ethylene atau
gas hazard lainnya yang
ekivalen

Gambar 2.4 Lapisan Kabel CLX XHHW-2 600V


multikonduktor standar ANSI

Sesuai gambar 2.4 Lapisan Kabel C-L-X


XHHW-2 600V multikonduktor standar ANSI
memiliki konstruksi sebagai berikut :
a. Kabel serabut berbahan tembaga
b. Isolasi X-Olene nama dagang perusahaan
Okonite dari XLPE (cross-linked
polyethylene) dengan tingkat dielektrik
yang tinggi
c. Kabel grounding berbahan tembaga
d. Pengisi kabel non higroskopis
e. Pengikat
f. Sarung pelindung yang terbuat dari
alumunium dengan bentuk bergelombang
g. Jaket Okoseal bagian terluar kabel dengan
bahan PVC
Kabel tersebut dirancang khusus dengan
isolasi
menggunakan
XLPE
(cross-linked
polyethylene) dan dengan selubung jaket dari
alumunium atau baja. Kabel listrik CLX dapat
dipasang di tempat terbuka atau tersembunyi,
tempat basah maupun kering, terkubur dalam tanah,
atau tertanam dalam beton. Kabel tersebut dapat
dipasang pada rak logam, palung, di kabel tray atau
tempat yang mendukung lainnya. CLX Jenis kabel
MC-HL XHHW-2 juga dapat digunakan untuk
Kelas I, II, dan III, Divisi 1 dan 2 dan Kelas I, Zona
1 dan 2 pada lokasi berbahaya.
2.3 Klasifikasi Kabel Berdasarkan Hazardous
Area
Hazardous Area merupakan area dimana
terdapat
atau
mungkin
terdapat explosive
atmosphere sehingga
dibutuhkan
persyaratan
khusus pada saat konstruksi, pemasangan dan
penggunaan peralatan listrik.
Dalam pemasangan instalasi listrik pada
proyek Chevron Pacific NDD Area 13 digunakan
5

Grup D

Grup E
Grup F
Grup G

: Mengandung Gasoline atau


gas hazard lainnya yang
ekivalen
: Mengandung Metal Dust
: Mengandung Coal Dust
: Mengandung Grain Dust

panas tersebut akan merusak bahan


isolasi.
2.5 Kabel Gland
Kabel gland adalah alat yang didesain untuk
menghubungkan dan mengamankan sambungan
akhir kabel pada peralatan listrik. Kabel gland
dibagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan
lingkungan kegunaannya dan juga berdasarkan
bahan pembentuknya. Kabel gland yang digunakan
untuk beberapa tipe kabel ( armored atau
unarmored ) dapat berbeda-beda. Berdasarkan tipe
kegunaannya, ada kabel gland untuk pekerjaan
industri biasa, ada juga kabel gland explosion
proof untuk lingkungan berbahaya (hazardous
area). Sedangkan berdasarkan bahan pembentuknya
kabel gland ada yang terbuat dari plastik,
alumunium, kuningan, maupun stainless steel.
Kabel gland industri adalah kabel gland untuk
kegunaan biasa yang memenuhi persyaratan bahaya
yang umum. Jadi seringkali digunakan di
lingkungan yang tidak memiliki temperatur tinggi
maupun bahaya ledakan. Jika lingkungan tempat
peralatan listrik berbahaya, maka yang digunakan
adalah cable gland hazardous (explosion proof),
karena kabel gland tipe ini memenuhi persyaratan
extra yang dibutuhkan. Tipe kable gland hazardous
lebih kuat dan di desain untuk kondisi dimana kabel
gland biasa tidak dapat bekerja.

2.4

Ukuran Kabel
Kabel listrik dibuat dengan ketetapan
ukuran seperti AWG (American Wire Gage) untuk
standar ANSI dan mm2 untuk standar IEC. Dengan
membesarnya ukuran diameter kawat atau kabel,
nomer ukurannya semakin mengecil atau
sebaliknya. Berikut alat untuk menentukan ukuran
kawat atau kabel :

Gambar 2.5 Alat ukur kabel

Kabel yang akan diukur dimasukkan kedalam


celah (slot) dengan syarat dapat bebas bergerak
radial tanpa dipaksa, ukuran kawat atau kabel
tersebut tertera pada nomer yang ada pada slot.

III. PEMBAHASAN
2.4.1 Faktor dalam Memilih Ukuran Kabel
Beberapa factor pertimbangan dalam
memilih ukuran kawat untuk transmisi dan
distribusi tenaga listrik adalah sebagai berikut :
1. Kehilangan atau kerugian tenaga
(Power Loss), yang dirubah menjadi
panas dalam kabel karena adanya
tahanan
kawat
itu
sendiri.
Besarnya power loss = I2 R
Pemakaian kawat dengan ukuran besar,
harga tahanan akan akan mengecil
sehingga tenaga yang hilang diperkecil.
Dimana
2. Kerugian tegangan. Tegangan listrik
dari sumber akan turun disebabkan
karena adanya pemakaian arus pada
beban. Pemakaian arus menyebabkan
adanya kehilangan / kerugian tegangan
(IR drop)
3. Batasan kuat arus yang boleh dialirkan
pada kawat agar tidak menimbulkan
panas yang berlebih (kritis), dimana

3.1

Cable Sizing Calculation & Voltage Drop


Dalam Menghitung kabel yang akan
digunakan, terdapat beberapa hal yang perlu
dipelajari terlebih dahulu yaitu References
(Referensi-Referensi yang di pakai). Reference itu
sendiri berisi tentang Specifications, Single Line
diagram, Power Layout NDD-13, dan International
Codes and Standard. Reference ini digunakan untuk
membantu perhitungan agar dapat menentukan
ukuran yang aman dan tepat.
Dalam proyek PT. Chevron Pacific diminta
untuk mendesain kabel yang sesuai untuk instalasi
dan operasi dalam kondisi cuaca yang dijelaskan
sebagai berikut :
a. Suhu udara
: 65o F 95o F
b. Suhu operasi
: 194oF (90oC)
c. Kelembaban
: 30% - 100% non
kondensasi
Selain faktor cuaca ada factor lain yang
harus diperhatikan yaitu kriteria tegangan jatuh
pada kabel dibagi sebagai berikut :
6

a. Tegangan jatuh maksimum pada


feeder utama adalah 2%
b. Tegangan jatuh maksimum pada jalur
distribusi adalah 3%
c. Tegangan jatuh maksimum pada
feeder sistem DC adalah 2%
3.2

motor = 1,25 sesuai dengan yang sudah


direkomendasikan NFPA 70 / NEC, pasal 430-22.
Berikut persamaannya :
ID = MF x IFL (3.2)
Keterangan
ID
: Desain Arus ( Ampere )
MF
: Multiplying Factor 1.25
IFL
: Arus Beban Puncak (Ampere)
Dari persamaan rumus (3.2) diatas maka
dapat diketahui arus desainnya sebagai berikut :
ID = 1.25 x 82.37
ID = 102.96 A
Dari arus desain ini kita bisa mengetahui
diameter kabel yang akan digunakan. Sebelum
memilih kabel, maka dapat dilihat berapa besar
diameter kabel dan arus maksimal yang dapat
ditampung dari kabel tersebut. Untuk memenuhi
syarat ketentuan drop voltage sebesar 3% maka
digunakan adalah kabel dengan ukuran 1 AWG
dengan arus maksimal sebesar 150 A.

Metode Pengukuran Kabel

3.2.1

Full Load Current


Arus beban penuh dapat didefinisikan
sebagai jumlah maksimum arus yang masuk dalam
perangkat listrik. Contohnya saja pada motor,
mengacu pada arus yang mengalir ketika motor
sedang beroperasi pada kecepatan penuh. Dalam
menghitung arus beban puncak dapat diketahui
rumus sebagai berikut :

IFL =

Equipment Rating

.(3.1)

3 x Vn x Cos x

Keterangan :
IFL
: Arus beban puncak (Ampere)
Equipment Rating
: Daya beban (watt)
Vn
: Tegangan nominal
(Volt)
Cos : Faktor Daya

: Effisiensi motor

3.2.3

Derating factor adalah faktor koreksi yang


diambil sesuai penempatan kabel pada suhu tertentu
dan faktor jumlah konduktor yang ada. Contoh
kasus kabel harus desain pada 65o F 95o F. Oleh
karena itu faktor koreksi untuk suhu tersebut adalah
0,96, serta harus diterapkan dikalikan dengan
effisiensi pada beban.
Perhitungan matematis :
Df
: x 0.96 x 1
Df
: 0.95 x 0.96 x 1
Df
: 0.912
Cable Ampacity

Jika diketahui data sebagai berikut :


Voltage (V)
: 480 V
Load Power ating (P) : 75 HP
75 x 746 = 55.950 Watt
Power Factor (Cos )
: 0.86
Efficiency motor ()
: 95% = 0.9
Panjang Kabel (L)
: 380 meter
Maka perhitungan dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan rumus (3.1) maka arus
beban puncak nya sebagai berikut :

IFL =

Derating Factor dan Cable Ampacity


Derating factor

Cable Ampacity adalah besar arus yang


dilewati kabel dari supply menuju ke beban. Besar
arus kabel harus lebih besar dari arus desain pada
beban yang sudah dihitung pada perhitungan diatas.
Rumus yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut :

55950
3 x 480 x 0.86 x 0.95
55950

IFL =

CA

679.24

IFL = 82.37 A

: Df x arus maks kabel

(3.3)

Dari data diatas sudah diketahui kabel yang


dipilih adalah 1 AWG, maka arus maksimal yang
dapat dialiri arus pada kabel tersebut adalah sebesar
150 A. Maka dapat dilakukan perhitungan :

3.2.2

Design Current
Arus desain adalah arus beban puncak yang
sudah dikalikan faktor pengali. Faktor pengali untuk

Cable Ampacity
Cable Ampacity
7

: 0.912 x 150
: 136.8 A

3.2.4

Voltage Drop

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dari perhitungan arus beban penuh
didapatkan nilai 82.37 A, hasil tersebut
masih harus dikalikan dengan faktor
pengali untuk memilih ukuran kabel yang
akan digunakan.
2. Dari perhitungan arus desain didapatkan
hasil 102.96 A kemudian dari hasil tersebut
dapat dipilih kabel dengan ukuran 1 AWG.
3. Dari hasil perhitungan kabel ampacity
didapatkan nilai 136.8 A masih dibawah
dari nilai ukuran kabel 1 AWG yang dipilih
mempunyai arus maksimal 150 A.
4. Dari hasil perhitungan voltage drop sesuai
tabel 4.4 perhitungan no 1,2 dan 3 masingmasing memiliki nilai voltage drop sebesar
1.65%, 1,79%, 1,53%, nilai tersebut sudah
sesuai dengan kriteria tetapi semakin kecil
voltage drop maka semakin bagus.
5. Derating factor dalam proyek ini
menggunakan nilai 0.96 karena suhu pada
lokasi berkisar 87oF 95oF.

Berdasarkan hokum Ohm, drop tegangan


pada kabel dan kawat tiga fase, fase tunggal dan
kabel arus searah dapat diketahui sebagai berikut :
V =

3 x (Rc Cos + Xc Sin ) x L x IFL


1000 x n x Vn

...(3.4)

Keterangan :
V
: Drop tegangan (volt)
Rc
: Resistansi kabel (ohms/kft)
Cos : Faktor Daya Beban
Xc
: Induktansi Reaktansi kabel (ohms/kft)
Sin : Nilai sinus dari Cos
Lx
: Panjang kabel (feet)
n
: Jumlah tarikan kabel
IFL
: Arus beban puncak (Ampere)
Vn
: Tegangan nominal (Volt)
Dari hasil perhitungan sesuai dengan
kalkulasi yang sudah diketahui :
Ukuran kabel : 3C# 1 AWG
Rc
: 0.205
Xc
: 0.029
Cos
: 0.86
Sin
: 0.51

V =
V =

V =

4.2 Saran
1. Sebelum memulai perhitungan ukuran kabel
dan voltage drop sebaiknya dibaca terlebih
dahulu referensi yang sudah diberikan client
dan katalog dari perusahaan penyedia kabel,
agar hasil perhitungan dan pemilihan kabel
sesuai yang diinginkan.

3 x (Rc Cos + Xc Sin ) x L x IFL


1000 x n x Vn
3 x (0.162 x 0.86 + 0.0291 x 0.51) x 380 x 82.37

1000 x 1 x 480
8357.71
480000

V = 0.0174
V (%) = V x 100% = 1.74% (kurang dari 3%
, sudah sesuai dengan kriteria yang diminta)

DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
[1]
[2]

[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]

Gedung Bidakara 2 Lt. 18 Kav 71-73 Jakarta


Selatan
ELC-SU-3553-C 600 Volt Type MC
Multiconductor Power And Control Cable
Specification
SP-EL-EE-016 Medium Voltage Power Cable
Specification
CP-0513NO-EE-031 Single Line Diagram
Area 13 North Station
CP-0513NO-EE-036 Power Layout Area 13
North Station
CP-0513NO-EE-040 Equipment Layout
Substation Area 13 North Station
DS-0513NO-EE-020 Electrical Load List Area
13 North Station
CA-0513NO-EE-015
Electrical
Cable
Schedule Area-13 North Station
http://dunialistrik.blogspot.com/2010/08/karakteristikbeberapa-jenis-bahan.html

Adrian Eko Saputra lahir di Bekasi, 29 Januari


1994. Telah menempuh studi mulai dari Taman
Kanak-kanak Al- Kautsar, Sekolah Dasar Negeri
MustikaJaya V Bekasi, SMP Negeri 26 Bekasi, SMA
Negeri 2 Bekasi dan sekarang sedang melanjutkan
studi S-1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro, Semarang

[10]
Semarang,

http://www.scribd.com/doc/70906886/
Makalah-Tugas-Mata-Kuliah-TeknologiKabel-Tenaga-Listrik
[11]
http://plc-jamaah-listriksmk.blogspot.com/2011/11/teknologi-isolasikabel-tanah.html
[12] http://www.cmpproducts.com
[13]
www.nexans.us/eservice/USen_US/navigate_
251755/CORFLEX_MC.html
[14]
http://okonite.com/Product_Catalog/
index.html
[15]
http://en.wikipedia.org/wiki/Cable_gland

April 2014

Ir. Juningtyastuti, MT
NIP 195209261983032001

Anda mungkin juga menyukai