Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit
negara di dunia, yang bila dilihat dari segi geografis, memiliki
kesamaan dengan Indonesia. Negara-negara kepulauan di dunia,
seperti Jepang dan Filipina, masih kalah bila dibandingkan dengan
negara kepulauan Indonesia. Indonesia adalah suatu negara, yang
terletak di sebelah tenggara benua Asia, membentang sepanjang 3,5
juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi,
serta memiliki tak kurang dari 13.662 pulau.
Jika dilihat sekilas, hal tersebut merupakan suatu kebanggaan dan
kekayaan, yang tidak ada tandingannya lagi di dunia ini. Tapi bila
dipikirkan lebih jauh, hal ini merupakan suatu kerugian tersendiri bagi
bangsa dan negara Indonesia. Indonesia terlihat seperti pecahanpecahan yang berserakan. Dan sebagai 13.000 pecahan yang tersebar
sepanjang 3,5 juta mil, Indonesia dapat dikatakan sebagai sebuah
negara yang amat sulit untuk dapat dipersatukan. Maka, untuk
mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan sebuah konsep
Geopolitik dan Geostrategi Ketahanan Nasional yang benar-benar
cocok digunakan oleh negara.
Geopolitik dan Geostartegi Ketahanan Nasional dibutuhkan oleh
setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya terhadap negara
lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara masyarakat
bangsa-bangsa, atau secara lebih tegas lagi, untuk menempatkan diri
pada posisi yang sejajar di antara negara-negara raksasa. Dari uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara
sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara
yang bersangkutan, seperti pengambilan keputusan, kebijakan politik
luar negeri, hubungan perdagangan.
1.2 Pengertian
Geostrategi Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan
konstelasi (letak) geografis Negara Indonesia untuk menentukan
kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional
bangsa Indonesia, serta memberi arahan tentang bagaimana
merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan
yang lebih baik, aman dan sejahtera. Geostrategi Indonesia
dirumuskan dalam wujud konsepsi Ketahanan Nasional.

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus


diwujudkan, yaitu Kondisi kehidupan yang harmonis, aman, tentram,
dan sejahtera. Kondisi tersebut dibina secara terus menerus semenjak
dini mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah hingga nasional.
Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan
berdasarkan pemikiran geostrategi berupa konsepsi yang dirancang
dan dirumuskan dengan penyesuaian terhadap kondisi bangsa dan
konstelasi geografi Indonesia. Dalam perjuangan mencapai cita-cita
atau tujuan Bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancamanancaman yang kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar
dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, Bangsa Indonesia
harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang
dinamakan dengan Ketahana Nasional, maka dari penjelasan konsepsi
tersebut dinamakan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia.
1.3 Hakikat Ketahanan Nasional
Hakikat Ketahanan Nasional adalah keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk
dapat menjamin kelangsungan hidup dan tujuan negara. Hakikat
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang,
serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
Ketahanan Nasional ini, tergantung pada kemampuan bangsa dan
seluruh warga negara dalam membina aspek-aspek yang sebagai
landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang sifat
Ketahanan Nasional Indonesia.

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsepsi Ketahanan Nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan penyelenggaraan kesejahteraan
dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh
aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan
Pancasila UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman atau
sarana untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan warga negaranya.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa
dalam
menumbuhkembangkan
nilai-nilai
nasionalnya,
demi
terwujudnya kemakmuran yang adil dan merata. Sementara itu,
keamanan adalah kemampuan bangsa dan negara untuk melindungi
nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.
Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan
ketangguhan
bangsa
yang
mengandung
kemampuan
mengembangkan
kekuatan
nasional
untuk
dapat
menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan
nasional. Hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
secara seimbang, serasi dan selaras dalam aspek kehidupan dan
kehidupan nasional.
2.2 Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
Unsur, elemen atau faktor yang mempengaruhi Kekuatan atau
Ketahanan Nasional suatu Negara terdiri atas beberapa aspek. Para

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

ahli memberikan pendapatnya


nasional suatu Negara.

mengenai

unsur-unsur

kekuatan

2.2.1 Unsur Ketahanan Nasional menurut Hans J. Morgenthou :


Unsur ketahanan nasional negara terbagi menjadi beberapa faktor,
yaitu
A. Faktor tetap (stable factors) terdiri atas geografi dan sumber
daya alam;
B. Faktor berubah (dynamic factors) terdiri atas kemampuan
industri, militer, demografi, karakter nasional, modal nasional,
moral nasional, dan kualitas diplomasi.
2.2.2 Unsur Ketahanan Nasional menurut James Lee Ray :
Unsur kekuatan nasional negara terbagi menjadi dua faktor, yaitu
A. Tangible factors terdiri atas penduduk, kemampuan industry, dan
militer.
B. Intangible factors terdiri atas karakter nasional, moral nasional,
dan kualitaS kepemimpinan.

2.2.3 Unsur Ketahanan Nasional Model Indonesia :


Unsur-unsur Kekuatan Nasional di Indonesia diistilahkan dengan
gatra (aspek) dalam ketahanan nasional Indonesia. Pemikiran
tentang gatra dalam ketahanan nasional dirumuskan dan
dikembangkan oleh Lemhanas. Unsur-unsur kekuatan nasional
Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra
dan Pancagatra.
A. Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas
penduduk, sumber daya alam, dan wilayah.
B. Pancagatra adalah aspek social (intangible) yang terdiri atas
idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.
Bila
dibandingkan
perumusan
unsur-unsur
kekuatan
nasional/ketahanan nasional di atas, pada hakikatnya dapat dilihat
adanya persamaan. Unsur-unsur demikian dianggap mempengaruhi
Negara dalam mengembangkan kekuatan nasionalnya untuk
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.
Pertanyaan dasarnya adalah dalam kondisi apa atau bagaimana
unsur-unsur tersebut dapat dikatakan mendukung kekuatan nasional
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

suatu negara. Bila mana suatu unsur justru dapat melemahkan


kekuatan nasional suatu negara?
2.3 Pembelaan Negara
Terdapat hubungan antara ketahanan nasional suatu negara dengan
pembelaan negara. Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya
merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan ketahanan
nasional.
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau
militerisme, seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk
membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia.
Padahal berdsarkan Pasal 27 dan 30 UUD 1945, masalah bela negara
dan pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga
negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman,
baik dari luar maupun dalam negeri.
Dimasa demokrasi dan perkembangan IPTEK masa kini, tentu timbul
pertanyaan apakah bela negara masih relevan dan dibutuhkan?
Seperti apakah pembelaan negara yang harus dilakukan warga negara
dewasa ini?
2.4 Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Sifat Manunggal
Setiap bangsa yang berusaha mencapai cita-citanya tidak dapat
lepas dari segenap aspek kehidupan Nasionalnya, baik alamiah
maupun yang sosial. Setiap aspek kehidupan tadi saling pengaruhmempengaruhi dan saling berkaitan, sehingga sangan sendirinya
terdapat hubungan interpendensi dan korelasi.
Dengan demikian maka segenap aspek kehidupan Nasional
tersebut harus merupakan suatu kesatuan yang bulat/utuh
sehungga mewujudkan sesuatu yang manunggal.
Aspek-aspek kehidupan nasional, seperti telah dikemukakan
diatas meliputi aspek alamiah yang terdiri dari letak geografis,
kekayaan alam dan kemampuan penduduk (tri gatra) dan aspek
sosial yang terdiri dari IPOLEKSOSBUDMIL (pancagatra). Jadi sifat
manunggal berarti bahwa adanya integrasi atara trigatra dan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

pancagatra, yang kesemuanya disebut astagatra. Sifat integratif


tidak dapat diartikan pencampur adukan semua aspek, tetapi
integrasi dilaksanakan secara serasi dan selaras.
Dari uraian diatas, maka sifat manunggal didalam Ketahanan
Nasional itu adalah tepat, karena sifat integratif/manunggal
merupakan syarat bagi terbentuknya Kekuatan Nasional yang dapat
menciptakan Ketahanan Nasional. Hal ini sesuai pula dengan salah
satu pikiran pokok yang harus melandasi Ketahanan Nasional, yaitu
dengan memandang semua permasalahan. Secara menyeluruh
atau integral. Dengan demikian, sifat manunggal didalam
Ketahanan Nasional suatu bangsa merupakan sesuatu yang mutlak.
2. Sifat Mawas
Mawas kedalam berarti bahwa suatu bangsa harus lebih
memperhatikan kedalam dirinya daripada keluar, oleh karena
Ketahanan Nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan
negara itu sendiri dengan tujuan mewujudkan hakekat dan sifat
nasionalnya sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa bangsa itu harus
menutup atau mengisolasikan diri dari dunia luar, juga tidak berarti
bahwa bangsa itu harus menjadi bangsa yang chauvinist yaitu
bangsa yang hanya mementingkan diri sendiri.
Jadi mawas kedalam merupakan kemampuan dan kesanggupan
untuk terus menerus meneliti kekuatan dan kemampuannya yang
kongkrit selanjutnya bersedia atau berusaha untuk menghilangkan
atau setidak-tidaknya mengurangi kelemahan-kelemahan atau
kerawanan yang ada serta memanfaatkan dan meningkatkan
kekuatannya demi Ketahanan Nasional. Sifat mawas kedalam ini
harus dimiliki oleh seluruh bangsa itu terutama oleh pimpinan baik
pimpinan formal maupun informal.
Di atas disebutkan bahwa mawas ke dalam tidak berarti
menutup diri terhadap dunia luar. Disadari bahwa dengan kemajuan
teknologi yang pesat maka telah dapat dirasakan makin
meningkatnya interdependensi antar bangsa di dunia sehingga
dalam sifat mawas kedalam telah pula diperhatikan kepentingankepentingan negara lain. Dengan demikian diharapkan bahwa
kerukunan antara bangsa sejauh mungkin akan terjamin. Dari
uraian di atas jelas bahwa sifat mawas ke dalam adalah suatu sifat
yang penting untuk Ketahanan Nasional.
3. Sifat Berwibawa
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Seperti diuraikan di atas, bahwa Ketahanan Nasional akan


terwujud apabila suatu bangsa dapat mengembangkan semua
unsur kekuatan nasionalnya yang mencakup aspek alamiah
maupun nasional maupun sosial, menjadi satu kesatuan yang bulat.
Ketahanan Nasional suatu bangsa yang mampu menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung
maupun tidak langsung, akan dapat menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara tersebut.
Semakin tinggi Ketahanan Nasional suatu bangsa semakin besar
kemampuannya untuk menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut diatas,
sehingga harus diperhitungkan oleh pihak-pihak lain. Tingkat
Ketahanan Nasional yang diperhitungkan oleh pihak lain dan
mempunyai daya pencegah akan mewujudkan kewibawaan
nasional. Dengan demikian berwibawa merupakan salah satu sifat
yang harus dimiliki oleh Ketahanan Nasional.
4. Sifat Berubah Menurut Waktu
Konsepsi Ketahanan Nasional adalah bersifat obyektif umum,
maka secara teoritis konsepsi tersebut harus dapat diterapkan
dinegara manapun saja. Satu hal tidak boleh kita lupakan adalah
bahwa faktor situasi dan kondisi negara yang bersangkutan adalah
sangat menentukan (dominan). Situasi dunia internasional akan
selalu berubah dan berkembang terus sesuai dengan kepentingan
masing-masing negara berdasarkan aspirasi nasionalnya masingmasing negara tersebut di dalam mencapai tujuannya. Bagi
bangsa-bangsa yang dalam pengetrapan Konsepsi Ketahanan
Nasional mempunyai salah satu sifat atau ciri yang cukup kenyal
dan dinamis di dalam menghadapi perubahan-perubahan situasi
dan kondisi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, maka
bangsa-bangsa
tersebut
akan
dapat
mempertahankan
eksistensinya.
Perubahan-perubahan perlu disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang sedang atau akan dihadapi, sehingga hal ini akan
memperkuat daya tahan dan keuletan guna meningkatkan kondisi
Ketahanan Nasional disegala bidang. Perlu ditekankan bahwa
penyesuaian prubahan untuk menentukan strategi yang paling
tepat guna mempertahankan kelangsungan hidup bangsa melalui
Ketahanan Nasional ini harus selalu dilandasi oleh falsafah bangsa
yang bersangkutan, dan wawasan yang dianut oleh bangsa yang
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

bersangkutan, yang harus dilaksanakan secara realistis dan


pragmatis sesuai kemampuan dan pembatasan-pembatasan yang
ada.

5. Sifat Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan Dan Kekuatan


Konsepsi
Ketahanan
Nasional
tidak
bertujuan
untuk
menanamkan rasa permusuhan terhadap suatu negara ataupun
sekelompok negara tertentu, serta tidak menyetujui konfrontasi dan
dominasi dalam bentuk apapun. Pada dasarnya, dengan konsepsi
Ketahanan Nasional hendak dibina daya, kekuatan dan kemampuan
suatu bangsa dan negara demi terjaminnya kemerdekaan,
kesejahteraan dan kebahagiaan serta keamanan bangsa dan
negara itu sendiri. Daya, kekuatan dan kemampuan bangsa dan
negara ini dengan sendirinya juga dapat diaplikasikan dalam
pergaulan internasional untuk menghadapi tantangan, ancaman,
gangguan dan hambatan baik langsung maupu tidak langsung yang
dapat membahayakan kelangsungan hidup, kesejahteraa dan
keamanan bangsa dan negara.
Pembentukan dan pengembangan kekuatan nasional itu sendiri,
baik fisik maupun dalam bentuk lainnya, pada dasarnya bukanlah
suatu hal yang negatif. Yang negatif adalah motivasi dari
penggunaan kekuatan itu oleh orang-orang atau negara terhadap
negara atau bangsa lain dalam memaksakan kehendaknya.
Oleh karena itu konepsi Ketahanan Nasional mengutamakan
konsultasi dan saling menghargai di dalam pergaulan hidup
antagonisma dan adu kekuasaan. Hal ini mengabaikan
pembangunan, pembinaan, dan pengembangan kekuatan.
2.5 Sifat Ketahanan Indonesia
Ketahanan Nasional mempunyai sifat yang terbentuk dari nilai-nilai
yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu:
1. Mandiri
Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan, yang mengandung
prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada idenditas,
integrasi dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independent) ini
merupakan persyaratan untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

2. Dinamis
Ketahanan Nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat atau
menurun, tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, negara,
sertas lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa
segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu
senantiasa berubah pula. Karena itu, upaya peningkatan Ketahanan
Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan
dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan
nasional yang lebih baik.
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara
berlanjut dan berkesinambungan akan meningkat kemampuan dan
kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat ketahanan Nasional
Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaaan dan tingkat daya
tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
4. Konsultasi Dan Kerjasama
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan
sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan
dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap
konsultatif.
Kerjasama,
serta
saling
menghargai
dengan
mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi
geografis Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana
untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman,
dan sejahtera.
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa, berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik
yang datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung maupun
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
perjuangan nasionalnya.
Kehidupan nasional meliputi beberapa aspek:
Aspek ilmiah, yang meliputi:
Letak Geografis
Keadaan dan Kekayaan Alam
Keadaan dan Kemampuan Penduduk

Aspek sosial (kemasyarakatan), yang meliputi:


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

10

Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial Budaya
Militer (pertahanan dan keamanan)

Ketahanan Nasional memiliki beberapa sifat, yaitu:


Sifat Manunggal
Sifat Mawas
Sifat Berwibawa
Sifat Berubah Menurut Waktu

Sifat Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan


Kekuatan

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


Hadi,Ismono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa.
Bandar Lampung : Universitas Lampung.
Hidayat, I. Mardiyono. 1983. Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam
Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam.
Surabaya: Usaha Nasional.
Http://palasnetwork.blogspot.com/2010/12/ketahanan-nasional-sebagaigeostrategi.html [Sabtu, 02 November 2013].
Sumarsono. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia.
Winarno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia. 2007. Geopolitic.. Diakses:
Http://en.wikipedia.org/wiki/Geopolitic/
[Sabtu, 02 November 2013].

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

11

Anda mungkin juga menyukai