ANALISIS ANION
Disusun Oleh:
Wulan Ambar Pratiwi (12315244017)
Pend. IPA (I)/2012
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu
jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka
akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G.
Svehla : 1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik
untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah
AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata (Ismail Besari :
1982). Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat
pada ion logam, yang dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN2. Anion okso diskret seperti NO3- dan SO423. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti
oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari :
1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama
dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang digunakan,
yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO 4) dan kromat (CrO4)
atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari : 1982).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu
sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan
banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4
atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret.
Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan
menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang
terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode
untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu
skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anionanion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing
golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan
anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam
pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh
dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu
anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk
senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah
larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air,
sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau
memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda,
kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim :
2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang berguna dapat
dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk
untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya
endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas
reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985).
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya
kenaikan jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh
tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl -). Natrium klorida
(NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik
compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan
atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk
dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg 2+,
Fe3+, S22-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ionion ini mengandung hanya satu atom.
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion
relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada
dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan sulfat:
SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33-, Cr2O42-, AsO43-, AsO33-. Anion-anion ini
mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida :
Cl-, Br-, I, S2Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
3. Golongan nitrat :
NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO 3-, NO2-, CH3OO- .
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation.
Uji analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau,
terbentuknya gas, dan kelarutannya.
D. PROSEDUR
ALAT
Tabung Reaksi
Pembakar Spirtus
Penjepit Tabung
Rak tabung Reaksi
Pipet Tetes
BAHAN
ClICNCNSC2O42-
E. HASIL
No
.
1.
Perlakuan
a. KCN + AgNO3
KCN + AgNO3 +
5 tetes KCN
2.
Reaksi
b. 1 tetes KCN +
HgNO3
2CN (aq) + Hg
(s) + Hg (CN)2
Hg
a. CaCl2 + AgNO3
3.
Endapan putih
+ 2 tetes Asam
nitrat
Endapan putih
+ amonia
a. KCNS + AgNO3
Endapan putih
+ 2 tetes KCN
Endapan putih
+ ammonia
b. KCNS +
CuSO4
c.
4.
KCNS + FeCl3
a. Garam Oksalat
+ AgNo3
Tidak
terdapat
endapan
berwarna
abu-abu
Edapan
putih
Larut
Tidak
Larut
Endapan
Putih
Larut
Larut
Warna
hijau/terb
entuk
endapan
hitam
Warna
merah
darah
Endapan
Putih
Larut
Endapan Putih
+ Air
b. Garam Oksalat
+ Kalsium Klorida
Pengamat
an
Endapan
Putih
Larut
(COO)2-2 + Ca2+
(COO)2Ca
Endapan
Putih
5.
c. Garam Okslat
+ Kalium
Permanganat +
asam sulfat
a. Garam iodide
+ AgNO3
Endapan
Kuning +
ammonia
Endapan
Kuning + KCN
b. Garam iodide +
Pb-asetat
Endapan Kuing
dipansakan
c. Garam iodide +
CuSO4
5(COO)2-2 + 2 MnO-4 +
16 H 10 CO2 + 2
Mn2+ + 8 H2O
I- (aq) + Ag+ (aq) AgI
(s)
Tidak
terjadi
penghilan
gan warna
Endapan
Kuning
Tidak larut
Tidak
Larut
Endapan
Kuning
Larut
Endapan
Kuning
Kecoklata
n
F. ANALISIS
1. Untuk anion klorida (Cl-)
a. Terbentuk endapan putih AgCl (Perak klorida) dalam larutan
AgNO3
Ag+ (aq) + I- (aq)
AgCl (s)
Endapan putih larut dalam asam nitrat (HNO 3)
Endapan putih tidak larut dalam larutan amonia
AgCl (s) +2NH3 (aq)
[ Ag(NH3)2]+ + Clb. Reaksi antara Pb asetat dengan CaCl 2 (larutan garam klorida)
terbentuk endapan putih PbCl2
2Cl- + Pb2+
PbCl (s)
2. Untuk Anion Iodida (I-)
a. Reaksi antara AgNO3 dengan garam Iodida menghasilkan
endapan berwarna kuning
I-(aq) + Ag+ (aq)
AgI (s)
Endapan kuning tidak larut saat ditambahkan amonia
AgI
(s)
AgI
(s)
+ 2 CN
(aq)
[Ag(CN)2] - + I-
(s)
+ I2
SCN+
Fe(SCN)3
5. Untuk anion oksalat
a. Garam Oksalat direaksikan dengan AgNo3 maka akan terjadi
endapan putih dengan persamaan reaksi (COO)2-2 + 2 Ag+
(COOAg)2
b. Endapan putih ditetesi air, endapan tersebut akan larut
c. Garam Oksalat direaksikan dengan Kalsium Klorida maka
akan terbentuk endapan putih dan terjadi persamaan reaksi
yaitu (COO)2-2 + Ca2+ (COO)2Ca
d. Garam Okslat direaksikan dengan Kalium Permanganat dan
asam sulfat maka tidak terjadi penghilangan warna dan
terjadi persamaan reaksi yaitu
5(COO)2-2 + 2 MnO-4 + 16 H 10 CO2 + 2 Mn2+ + 8 H2O
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilakukan hari Rabu, tanggal 28 oktober di
laboratorium analisis senyawa kimia Universitas Negeri Yogyakarta dengan
kegiatan Analisis Anion yang memiliki tujuan yaitu mengidentifikasi anion
klorida (Cl-) , bromide (Br-) , iodide (I-) , sianida (CN-) , oksalat (C2O42-).
Dalam praktikum Analisis Anion ini ada 5 kegiatan.
Kegiatan yang pertama yaitu mengidentifikasi anion klorida (Cl-).
Menuangkan 1 tetes larutan AgNO 3 ke dalam 1 tetes larutan garam klorida,
kemudian terjadi endapan putih. Dengan persamaan reaksi Ag+ (aq) + I- (aq)
AgCl (s). Larutan yang awalnya bening direaksikan dengan larutan CaCl2 yang
awalnya bening, setelah direaksikan terjadi endapan putih. Terdapat
kesesuaian hasil antara pengamatan hasil dan persamaan reaksi. Didapatkan
hasil berupa padatan AgCl yang dalam hasil pengamatan ditunjukkan endapan
putih. Selanjutnya, melakukan tes endapan ini dengan 1 tetes asam nitrat
encer dan 1 tetes ammonia. Pada endapan yang tes dengan asam nitrat encer
makan endapannya larut atau mengalami perubahan. Larutan perak nitrat,
endapan perak klorida, AgCl ia tak larut dalam air dan asam nitrat encer
(Vogel, 1985:346). Berdasarkan hasil pengamatan menujukkan kesesuaian
hasil dengan teori yang sudah ada sebelumnya.
Kemudian pada endapan yang di tes dengan amonia endapannya tidak
larut. Larutan perak nitrat, endapan perak klorida, AgCl ia tak larut dalam air
dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer dan dalam larutan
larutan kalium sianida (vogel, 1985 : 346). Pada percobaan yang telah
dilakukan tidak menunjukkan kesesuaian hasil dengan hasil pengamatan.
Seharusnya reaksi antara endapan AgCl dengan larutan NH 3 melarutkan
endapan dan membentuk ion yang kompleks. Ketidaksesuaian ini
memungkinkan larutan saat direaksikan tidak dilakukan pengocokan terlebih
dahulu.
Selanjutnya menuangkan 1 tetes larutan Pb-asetat ke dalam 1 tetes
larutan garam klorida terbentuk endapan putih. Terjadi persamaan reaksi yaitu
2Cl- + Pb2+
PbCl (s). Berdasarkan teori yang telah ada
sebelumnya dan berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi maka percobaan
ini sesuai dengan teori yang ada.
Kemudian pada kegiatan kedua yaitu mengidentifikasi anion iodida (I-).
Langkah yang dilakukan yaitu menuangkan 1 tetes larutan AgNO 3 ke dalam 1
tetes larutan garam iodide, maka terjadi endapan kuning. Reaksi yang terjadi
yaitu I-(aq) + Ag+ (aq)
AgI (s). Berdasarkan hasil persamaan reaksi antara
garam iodida dengan larutan AgNO3 menghasilkan endapan kuning yang
berarti AgI. Selanjutnya tes endapan dengan 1 tetes ammonia dan tes dengan
1 tetes KCN. Pada saat endapan ditetesi dengan amonia maka terjadi
persamaan reaksi yaitu
AgI (s) + 2NH3 (aq)
[Ag (NH3)2]+ + I-. Pada hasil yang diperoleh
yaitu endapan yang terjadi tidak larut. Seharusnya berdasarkan teori yang
ada larut. Larutan perak nitrat, endapan perak klorida, AgCl ia tak larut dalam
air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer dan dalam larutan
larutan kalium sianida (vogel, 1985 : 346). Hal ini disebabkan tabung reaksi
yang digunakan sudah tercampur dengan larutan lain dan mencuci tidak
bersih.
Begitu juga endapan kuning tersebut ditetesi dengan larutan KCN tidak
larut. Berdasarkan hasil persamaan reaksi seharusnya endapan kuning yang
ditetesi dengan larutan KCN larut.
AgI (i) + 2CN- (aq)
[Ag (CN)2]- + IHal ini disebabkan dalam pencucian tabung reaksi tidak bersih atau
masih ada larutan yang sebelumnya digunakan.
Selanjutnya menuangkan sedikit (1 tetes) larutan Pb-asetat ke dalam 1
tetes larutan garam iodide maka akan terbentuk endapan kuning. Selanjutnya
H. KESIMPULAN
AgI
(s)
AgI
(s)
+ 2 CN
(aq)
[Ag(CN)2] - + I-
(s)
+ I2
SCN+
i.
Fe(SCN)3
5. Untuk anion oksalat
e. Garam Oksalat direaksikan dengan AgNo3 maka akan terjadi
endapan putih dengan persamaan reaksi (COO)2-2 + 2 Ag+
(COOAg)2
f. Endapan putih ditetesi air, endapan tersebut akan larut
g. Garam Oksalat direaksikan dengan Kalsium Klorida maka
akan terbentuk endapan putih dan terjadi persamaan reaksi
yaitu (COO)2-2 + Ca2+ (COO)2Ca
h. Garam Okslat direaksikan dengan Kalium Permanganat dan
asam sulfat maka tidak terjadi penghilangan warna dan
terjadi persamaan reaksi yaitu
5(COO)2-2 + 2 MnO-4 + 16 H 10 CO2 + 2 Mn2+ + 8 H2O
I. JAWAB PERTANYAAN
J. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas Muslim.Indonesia. Makassar.
Besari, Ismail, dkk., (1982). Kimia Organik untuk Universitas, Edisi I.Armico Bandung, Bandung.
Svehla, G. (1985). VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
Bagian 1 dan 2, Edisi V, PT. Kalma Media Pustaka,