Anda di halaman 1dari 3

Tujuan :

1. Mengamati pengaruh obat diuretik terhadap produksi urin tikus putih


2. Membandingkan produksi urin tikus putih karena pengaruh obat diuretik
dibandingkan dengan pengaruh larutan kontrol
3. Membandingkan produksi urin tikus putih karena pengaruh obat diuretik dalam
berbagai dosis
4. Memahami mekanisme kerja obat diuretik
Bahan :
1. Hewan coba : Tikus putih (berat badan : 250 g)
2. Obat yang digunakan :
- Furosemid 10 mg/cc
- Aquadest
Alat :
1. Kandang metabolik
2. Timbangan hewan
3. Kalkulator
4. Stopwatch
5. Sonde
6. Sarung tangan
7. Gelas ukur 10 ml
8. Beker glas 100 ml
9. Corong glas
10. Serbet
11. Spuit 5 ml
12. Spuit 1 ml
Cara kerja
1. Persiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum.
2. Tikus dihidrasi dengan aquadest 1cc/100gram BB peroral
menggunakan sonde.
3. Tikus disuntik dengan furosemid secara intraperitoneal sebanyak 1
cc.
Kebutuhan Furosemid :
Faktor konversi dari manusia ke tikus = 0,018 x 1 cc (10 mg dosis
furosemide)
= 0,18/200 grBB
Berat Badan Tikus : 250 gr
Dosis X1 (dosis pemberian) 250 grBB tikus
= 0,225 mg
larutan Furosemid
Dosis X2 (2 kali dosis pemberian ) 250 grBB tikus = 0,225 x 2 = 0,45
mg larutan Furosemid diinjeksi secara intraperitoneal.
4. Setelah disuntik, tikus tersebut dimasukan kedalam kandang.
5. Ukur jumah urine pada menit ke-10, 30, 45, dan 60.

Hasil Pengamatan:
Kelompok

Obat

X2

Furosemid
0,45 mg

10'
0,5

Jumlah Urin (ml)


30'
45'
1,1

2,2 ml

60'
3,8 ml

Pembahasan :
Praktikum kali berkaitan dengan diuretik. Diuretik adalah obat yang dapat
mempercepat produksi urin. Istilah Diuresis memiliki 2 pengertian, yaitu menunjukan adanya
penambahan volume urin yang diproduksikan, dan menunjukan jumlah pengeluaran
(kehilangan) zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama Diuretik adalah untuk memobilisasi
cairan edema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume
cairan ekstrasel kembali menjadi normal.
Proses pengerjaan Praktikum ini dengan menggunakan hewan coba yaitu seekor tikus
putih yang telah ditimbang untuk diukur berat badannya sebelumnya yaitu 250 mg, lalu
diberikan aquadest per-oral sebanyak 1 cc/100 gram BB (2,5 cc/250 gr BB ) Aquadest
menggunakan sonde, lalu Tikus diletakan pada kandang metabolik selama 15 menit, setelah
itu tikus akan disuntikan Furosemid.
Pemberian dosis Furosemide (X) pada Tikus bervariasi tiap kelompok (X3, X2, X1,
X0.5, X0), kelompok kami mengukur dosis furosemid X2, yang artinya kami memberikan
intervensi menggunakan furosemid, dosis diberikan sebanyak 0,45 mg disuntikkan secara
intraperitoneal , dan diukur jumlah urin pada menit ke 10, 30, 45, dan 60. 10 menit pertama,
urin yang diperoleh sebanyak 0,5 ml, pada menit ke-30 sebanyak 1,1 ml, pada menit ke 45
sebanyak 2,2 ml, dan menit ke 60 meningkat sebanyak 3,8 ml. Pemberian intervensi
Furosemid dengan dosis X2 terjadi peningkatan jumlah urin yang tampak terjadi sedikit
diuresis pada pengamatan yang dilakukan selama 60 menit.
Furosemid merupakan diuretik golongan Loop Diuretik yang tempat kerja utamanya
dibagian epitel ansa henle bagian ascenden. dengan efek yang cepat dengan pengeluaran
volume urin yang banyak Obat furosemid mudah diserap melalui saluran cerna. Bioavabilitas
furosemid 65% diuretik kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif sehingga tidak
difiltrasi di glomerolus tetapi cepat sekali disekresi melalui system transport asam organik
ditubuli proksimal. Cara Kerja obat furosemide, karena furosemide adalah diuretic kuat yang
digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari tubuh. Furosemid bekerja menghalangi
penyerapan natrium, klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan output urin. Dengan cara ini obat ini terakumulasi di cairan tubuli
dan mungkin sekali ditempat kerja didaerah yang lebih distal lagi. Mula kerja Furosemid
pesat, oral 0,5 1 jam dan bertahan 4 6 jam, intravena dalam beberapa menit dan 2,5 jam
lamanya reabsorbsinya dari usus 50%.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai