Oleh :
DIYAH ADAWIAH
Nim : 105082002751
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
SURAT PERNYATAAN
: Diyah Adawiah
NIM
: 105082002751
Tempat/Tanggal Lahir
Program Studi
: Akuntansi
Jakarta,
Agustus 2011
Diyah Adawiah
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah bagi Nabi
Muhammad SAW atas kegigihan- Nya dalam mengubah zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul Analisis Penerapan
Perencanaan Pajak Atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Pada Yayasan
Al-Muhajirin Kota Depok, tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan,
bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Orang tua tercinta, yang telah memberikan semangat kepada ananda baik
moral dan materil, sehingga ananda dapat bersemangat dalam mengerjakan
penelitian ini.
2.
Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.
3.
Ibu Rini SE, AK, Msi. Selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dalam pembuatan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik, tanpa motivasi dari beliau penulis tak akan sesemangat ini.
4.
5.
iii
6.
7.
8.
Mr. Ardiansyah, yang telah banyak membantu penulis baik moril maupun
materil dalam penyusunan skripsi.
Penulis sadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Terutama karena kekurangan dan keterbatasan yang ada pada kami. Akhirnya
penulis berharap agar segala daya dan upaya dalam menyusun skripsi ini dapat
memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan bagi pembaca, semoga Allah
mengabulkannya. Amiin.
Diyah Adawiah
iv
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perencanaan pajak atas biaya kesejahteraan karyawan yang
dapat meminimalkan beban pajak yayasan. Jenis data yang digunakan berupa data
primer dan data sekunder. Data yang diperoleh bersumber dari bagian keuangan
dan bagian lainnya.
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Al-Muhajirin Kota Depok.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Yayasan Al-Muhajirin
Kota Depok telah berupaya menerapkan perencanaan pajak dengan baik, yaitu
dengan memaksimalkan biaya-biaya kesejahteraan karyawan yang dapat
mengurangi penghasilan bruto yayasan untuk meminimalkan beban pajaknya
tanpa melanggar undang-undang yang berlaku.
Kata kunci : Beban pajak, Kesejahteraan karyawan, Perencanaan pajak
ABSTRACT
The research is descriptive study. This research aims to determine the tax
planning for employee fringe benefits costs that can minimize the tax burden of
the foundation. Type of data used in the form of primary data and secondary data.
The data obtained were sourced from units of Finance and other units.
This research conducted in Yayasan Al-Muhajirin Depok City. The data
was collected by interview, documentation and library research.
From the research, it can be concluded that Yayasan Al-Muhajirin Depok
City has sought to implement tax planning well, namely by maximizing employee
welfare costs that could reduce the gross income of the foundation to minimize the
tax burden without violating applicable laws.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
(legal)
biasa
dikenal
dengan
istilah
tax
avoidance
(penghindaran pajak).
yang
melanggar
peraturan
dan ketentuan
perpajakan
2. Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup permasalahan pada penelitian ini tidak
menjadi luas, maka batasan dalam penelitian ini adalah
a. Data-data yang digunakan pada tahun 2009
b. Data utama diperoleh berdasarkan data sekunder yaitu
laporan
keuangan,
serta
data
pendukung berupa
dokumentasi
dan
wawancara terstruktur
c. Undang-undang pajak yang digunakan adalah UU PPh Nomor 36
Tahun 2008
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, secara sederhana dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu apakah perencanaan
pajak atas biaya kesejateraan karyawan dapat meminimalkan beban pajak
terutang pada Yayasan Al-muhajirin Kota Depok sebagai upaya legal
dalam meminimalkan pajak terutang ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan perencanaan
pajak atas biaya kesejahteraan karyawan pada Yayasan Al-Muhajirin
Kota Depok.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah ;
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
penulis
mengenai
penerapan
perencanaan
pajak
atas
biaya
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pajak
a. Pengertian Pajak
Definsi pajak yang dikemukakan oleh Prof Dr. Rochmat
Soemitro, S.H . (Siti Resmi 2008:1)
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa
timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukkan, dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
b. Undang-undang Perpajakan
Menurut Mardiasmo (2001:5-6) dalam undang-undang
Pajak diatur mengenai hal-hal yang telah dipilih dalam kebijakan
perpajakan yang menyangkut Subjek Pajak, Objek Pajak, Tarif
Pajak dan Prosedur Perpajakan yang dituangkan dalam dua jenis
ketentuan hukum.
10
c. Fungsi pajak
Melihat dari beberapa definisi dari beberapa ahli, maka
terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu : (Siti Resmi 2008:3-4)
1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan
salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai
pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang
11
pajak
seoerti
Pajak
Penghasilan
(PPh),
Pajak
d. Jenis-jenis Pajak
Menurut Resmi (2008:7-9) berbagai macam jenis pajak
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1) Jenis Pajak Menurut Golongannya
Dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu
(a) Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau
ditanggung
sendiri
oleh
wajib
pajak,
tidak
dapat
12
tertentu
saja,
contoh
Pajak
Subjektif,
adalah
pajak
yang
pengenaannya
objektif,
adalah
pajak
yang
pengenaannya
13
Pajak
menurut
lembaga
pemungutnya
pemerintahan
pusat
dan
digunakan
untuk
Izin
Sedangkan,
Pengangkapan
Pajak
(Kabupaten/Kotamadya),
Ikan
Daerah
antara
di
Wilayahnya.
Tingkat
lain
II
Pajak
14
2.
15
sosial,
keagamaan,
dan
kemanusiaan,
yang
tidak
Pengurus,
dan
Pengawas.
Yayasan
tidak
boleh
16
pajak,
dan
atas
penghasilan
yang
diterima
atau
17
18
c. Wajib Pembukuan
Salah satu kewajiban yayasan sebagai wajib pajak yaitu
membuat pembukuan. Pembukuan tersebut harus diselenggarakan
dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan
atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan
mengenai harta, kewajiban atau utang, modal penghasilan dan
biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang. Pembukuan harus diselenggarakan
dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, kecuali
peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
19
edaran
Edaran
Dirjen
Pajak
No.
SE-39/PJ.4/1995
20
tertentu
yang
ditetapkan
oleh
Menteri
Keuangan.
8) Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer ayang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi.
9) Bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan
21
reksadana.
10) Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,
dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :
(a) Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
(b) Sahamnya
tidak
diperdagangkan
dibursa
efek
di
Indonesia.
Dalam menghitung penghasilan bruto, tidak termasuk
penghasilan yang dikenai pajak penghasilan yang bersifat final
seperti pajak penghasilan atas bunga deposito dan jasa giro.
Penghasilan yayasan pendidikan yang dikenakan pajak adalah :
1) Uang pendaftaran dan uang pangkal
2) Uang seleksi penerimaan siswa, mahasiswa atau peserta
pendidikan.
3) Uang pembangunan gedung atau pengadaan prasarana atau
pembayaran lainnya.
4) Uang SPP, uang SKS, uang ujian, uang kursus, uang seminar
atau lokakarya dan sejenisnya.
5) Penghasilan dari kontrak kerja dalam bidang penelitian dan
sebagainya.
22
untuk
penghasilan,
mendapatkan,
termasuk
biaya
menagih
dan
pembelian
memelihara
bahan,
biaya
atas
pengeluaran
untuk
memperoleh
harta
23
penelitian
dan
pengembangan
perusahaan
yang
dilakukan di Indonesia.
Biaya yang bisa dikurangkan oleh yayasan pendidikan
adalah :
1) Gaji, tunjangan, honorarium yang dibayarkan untuk pimpinan,
dosen, pengajar atau karyawan.
2) Biaya umum, administrasi, dan alat tulis menulis kantor.
3) Biaya publikasi atau iklan.
4) Biaya kendaraan
5) Biaya kemahasiswaan
6) Biaya ujian semester
7) Biaya sewa gedung dan utitilities
8) Biaya Laboratorium
9) Biaya penyelenggaraan asrama
10) Bunga bank dan biaya-biaya bank lainnya
11) Biaya pemeliharaan kampus
12) Biaya penyusutan
13) Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta
14) Biaya beasiswa dan pelatihan dosen pengajar dan karyawan
15) Biaya pembelian perpustakaan, alat-alat olah raga dan alat
peraga
16) Subsidi atau beasiswa bagi siswa yang kurang mampu
24
3.
Manajemen Pajak
Untuk dapat melaksanakan tax avoidance secara baik dan
tidak terjebak pada tax evasion, maka perlu adanya suatu manajemen
pajak (tax management). Manajemen pajak adalah usaha-usaha untuk
mengelola pajak yang menjadi kewajiban wajib pajak secara baik
dalam rangka meminimalkan jumlah pajak yang dibayar secara legal
(Mohammad Zain 2004:46).
Secara teoritis, perencanaan pajak adalah bagian dari
manajemen perpajakan. Perencanaan perpajakan disini tidaklah sama
dengan perencanaan yang merugikan negara. Tujuan manajemen
perpajakan pada prinsipnya serupa dengan tujuan manajemen
keuangan yaitu sama-sama bertujuan untuk memperoleh likuiditas dan
laba yang cukup. Manajemen perpajakan adalah pemenuhan
kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajaknya dapat
ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan.
25
kewajiban
perpajakan
(tax
implementation),
dan
4.
Perencanaan Pajak
Perencanaan Pajak adalah tahapan pertama di dalam
penghematan pajak. Perencanaan pajak ini biasa dilakukan oleh
manajemen pajak, yang dapat dilakukan sendiri oleh intern perusahaan
atau pun juga oleh pihak luar, dalam hal ini konsultan pajak.
Menurut Sophar Lumbantoruan (2000:435) berpendapat bahwa:
Perencanaan pajak (Tax Planning) adalah rencana kebijakan
keuangan perusahaan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kewajiban pembayaran pajak
b. Peraturan pembayaran pajak
c. Kapasitas badan usaha dan faktor eksternal.
Sedangkan menurut Joel K. Siegel dan Jae K. Shim, yang
diterjemahkan oleh Mohammad Kurdi (2004:46), menyatakan bahwa:
Pengertian perencanaan pajak merupakan analisis sistematik dalam
membedakan kebebasan pajak yang ditujukan untuk meminimalkan
kewajiban pajak dalam periode perpajakan yang berjalan di masa
depan.
Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam
manajemen pajak. Strategi penghematan pajak disusun pada saat
perencanaan. Karena itu, pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis
tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Sebagai wajib
26
pajak, yayasan harus mematuhi dan melaksanakan kewajibankewajiban pajaknya sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang
berlaku (Alim: Jurnal FE Universitas Surabaya).
Perencanaan pajak penghasilan di Indonesia menganut self
assessment artinya wajib pajak yang berperan untuk menghitung,
menyetorkan dan melaporkan jumlah pajak, bukan kantor pajak. Pajak
penghasilan yang diberlakukan di Indonesia menuntut setiap wajib
pajak untuk memenuhi 2 kewajiban, yaitu :
1) Kewajiban untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan
Pajak Penghasilan yang menjadi tanggungannya.
2) Kewajiban
untuk
menghitung,
memotong/memungut,
administratif
maupun
pidana
merupakan
kewajiban
perpajakan
yang
baik
diperlukan
27
sanksi
yang
tidak
seharusnya
terjadi
28
29
30
31
perubahan
peraturan/perundangan-undangan.
Tindakan
Dengan
memberikan
perhatian
terhadap
32
33
6.
34
menarik
karyawan
yang
berkuaitas
dan
35
penghasilan.
2) Tunjangan PPh
Jika PPh pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan, maka
jumlah tunjangan tersebut akan menambah penghasilan
karyawan dan kemudian baru dikenakan PPh pasal 21. Dalam
hal ini penghitungan PPh dilakukan dengan cara gross up
dimana besarnya tunjangan pajak sama dengan jumlah PPh
Pasal 21 terhutang untuk masing-masing karyawan.
3) PPh ditanggung perusahaan
PPh pasal 21 yang terhutang akan ditanggung oleh perusahaan
yang bersangkutan. Dengan demikian, gaji yang diterima oleh
karyawan tersebut tidak dikurangi dengan Pph pasal 21 karena
perusahaanlah yang menanggung biaya Pph pasal 21. PPh
pasal 21 yang ditanggung perusahaan tersebut tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan.
b. Pengobatan/kesehatan karyawan :
1) Perusahaan mendirikan klinik sendiri atau bekerja sama
dengan pihak rumah sakit tertentu.
2) Karyawan diberi tunjangan kesehatan secara rutin, baik sakit
maupun tidak.
Pada kondisi ini, perusahaan memebrikan tunjangan dalam
bentuk uang yang menjadi komponen penghasilan bulanan
karyawan. Perusahaan tidak memperhatikan apakah karyawan
36
akan sakit atau tidak dalam jangka waktu sebulan, atau juga
tidak memperhitungkan rata-rata jumlah sakit dalam tahun
yang kemudian menjadi dasar perhitungan berapa nilai
tunjangan yang didapat. Besaran nilainya bervariasi tergantung
kebijakan perusahaan dalam menghitung berapa jumlah
tunjangan yang didapat, biasanya tergantung posisi dan lama
bekerja. Jika hanya pengobatan tersebut diberikan kepada
karyawan dalam bentuk penggantian uang tunai, menurut
Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 281/PJ/1998 tentang
objek PPh Pasal 21, bagi karyawan penggantian ini merupakan
penghasilan yang dikenakan PPh. Dengan demikian menurut
UU PPh Pasal 6 Ayat 1 Huruf a, pembayaran uang tunai ini
dpat dikurangkan sebagai biaya bagi perusahaan. Pertambahan
sebagai akibat pemberian penggantian ini akan menambah
beban PPh karywan yang bersangkutan.
3) Karyawan diikutsertakan dalam asuransi kesehatan sehingga
jika karyawan bersangkutan sakit klaim dapat dilakukan
keperusahaan asuransi.
c. Pembayaran premi asuransi untuk pegawai :
1) Premi ditanggung perusahaan.
2) Premi ditanggung oleh karyawan yang bersangkutan.
3) Premi sebagian ditanggung perusahaan dan sebagian yang lain
ditanggung karyawan
37
38
rumha
dinas milik
mengurangkan
biaya
dengan
transportasi
biaya
39
40
Pendapatan
Biaya
Natura dan Kenikmatan
Tunjangan Beras
Jumlah Biaya
Natura
1.000.000.000
500.000.000
(300.000.000)
500.000.000
Tunjangan Beras
1.000.000.000
500.000.000
300.000.000
800.000.000
200.000.000
42.500.000
157.500.000
41
penghematan
pajak
sebesar
Rp.
90.000.000
(132.500.000-42.500.000).
7.
Karyawan pada
Yayasan
Karena perlakuan perpajakan bagi yayasan sudah tidak
dibedakan dengan badan hukum lainnya, maka yayasan juga perlu
mengelola kewajiban pajaknya secara baik, yayasan juga memerlukan
perencanaan
pajak.
Perlakuan
perpajakan
berkaitan
dengan
42
ada
beberapa
ketentuan
perpajakan
yang
mendefinisikan
biaya
sebagai
suatu
yang
43
dalam
bentuk
natura/kenikmatan
kepada
karyawan
2) Pemberian fasilitas pengobatan kepada karyawan
3) Pengeluaran atau biaya rekreasi karyawan
4) Pemberian fasilitas rumah dinas kepada karyawan
c.
d.
44
konsekwensi
perpajakan
yang
berbeda
untuk
45
Alfarobi (2009)
Analisis Efektivitas
Penerapan
Perencanaan Pajak
sebagai Upaya
Efisiensi Pajak
Penghasilan terutang
Perusahaan
Hasil Penelitian
C. Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari
kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti
dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis dan merupakan tempat penelitian memberikan
penjelsana tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel ataupun
masalah yang ada dalam penelitian. Adapun kerangka konseptual dalam
penelitian ini dapat digambarkan melalui bagan alur berikut yang disertai
penjelasan kualitatif.
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Yayasan Al-Muhajirin
Kota Depok
Pajak Terhutang
Wajib Pajak Yayasan
47
Keterangan Gambar :
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari wajib pajak dihitung dengan cara
mengurangkan penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak dengan biaya-biaya
yang diperkenankan dikurangkan sesuai ketentuan perpajakan. PKP dikenakan
pajak sesuai dengan tarif yang berlaku. Untuk meminimalkan beban pajaknya,
maka Yayasan Al-Muhajirin Kota Depok menerapkan perencanaan pajak (tax
planning), yaitu biaya kesejateraan karyawan. Setelah itu, maka diperoleh pajak
terhutang Wajib Pajak Badan yang harus dibayar yayasan kepada negara.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
49
digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang memusatkan diri pada
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Dengan cara ini
membandingkan antara data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan teori
yang mendasarinya. Dengan metode ini penulis ingin mengetahui penerapan
Pajak atas biaya kesejahteraan karyawan..
Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati objek
penelitian, yang berupa data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini pada Yayasan Al-Muhajirin Kota Depok, sehingga diperoleh
data yang lengkap.
b.
Metode Wawancara
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) Wawancara merupakan
teknik pengumpulan dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Hasil wawancara
selanjutnya dicatat oleh pewawancara sebagai data penelitian.
Teknik wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
50
Library Research
Metode ini digunakan untuk mencari data-data yang bersifat
sekunder, biasanya data yang berasal dari luar yayasan. Data ini
diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, menelaah dan
menganalisis sumber pustaka yang relevan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti guna memperoleh tinjauan pustaka yang dapat
dijadikan panduan dalam penulisan ini. Penelitian ini dasar-dasar
teoritisnya berasal dari buku-buku dan berbagai literatur lain seperti
jurnal-jurnal, makalah pajak, catatan kuliah, laporan peneliti terdahulu
dan lain sebagainya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu cara metode pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memindahkan data-data yang diperoleh
dalam bentuk tulisan internal yayasan dalam hal ini bagian keuangan
kedalam tugas akhir yang disusun penulis.
51
metode
deskriptif
kuantitatif.
Dari
data-data
yang telah
52
53
54
55
rumah
dinas milik
56
mengurangkan
biaya
dengan
transportasi
biaya
57
58
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Sekolah Pendidikan Al-Muhajirin Kota Depok
a. Sejarah Singkat Sekolah Pendidikan Al-Muhajirin Kota Depok
Yayasan Al-Muhajirin didirikan tahun 1980 oleh Yayasan
Pembangunan Islam (YPI) Depok, Perguruan Islam Al Muhajirin
Menyelenggarakan beberapa jenjang pendidikan yakni pendidikan
usia dini Taman Kanak-Kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Sekolah
Dasar
Islam
Terpadu(SDIT),
Sekolah
Menengah
59
LOKASI
Perguruan Islam Al Muhajirin menempati lokasi yang
cukup streategis terletak di Jalan Nusantara Raya No.313 Depok
Jaya, Kecamatan Pancoranmas, Kota DEPOK. Telp/Fax 0217765265, 021-7750194.
b. Visi
Bervisi akan menjadikan Yayasan Al-Muhajirin menjadi
sekolah favorit di kalangan masyarakat yang memiliki standard
nasional bahkan internasional yang memiliki program-program
unggulan dan mempersiapkan generasi yang memiliki wawasan
global dan berkepribadian Al-quran.
c. Misi
Membangun dan mengembangkan fasilitas pendidikan dan
agama untuk mendidik dan pencetakan generasi
penerus yang
tangguh yang memiliki iman yang kuat kepada Allah SWT dan
menegakkan ilmu amal
d. Tujuan
Yayasan Al-muhajirin turut serta membantu pemerintah
dalam upaya mencerdaskan bangsa. Era baru lebih menonjol
tuntutan untuk mengutamakan pendidikan dalam mencapai
kehidupan yang lebih baik.
60
e. Keunggulan
Era baru menuntut untuk lebih cermat dalam menentukan
pilihan sekolah bagi putera puteri kita. Potensi anak harus
dikembangkan sesuai bakat dan kemampuan secara optimal.
Dengan paradigma baru dibidang pendidikan dan pengajaran,
Perguruan
Islam
pendidikannya
Al
Muhajirin
merupakan
solusi
melalui
pilihan
satuan-satuan
terbaik
bagi
f. Struktur organisasi
Organisasi adalah struktur dengan bagian-bagian yang
saling
61
ini
terjadi
perombakan
kepengurusan,
keputusan
62
pengurus
adalah
penyelenggara
kegiatan
seluruh
anggota
Pengurus
dalam
pengawasan
pada
Sekretariat
63
(b) Sekretaris
Tugas Pokok Sekretaris adalah :
1. Membantu Ketua Pengurus dalam mengelola seluruh
administrasi Yayasan;
2. Menghadiri rapat pleno Pengurus;
3. Menggantikan tugas-tugas Ketua Pengurus apabila
sedang berhalangan;
4. Mendampingi dalam hal pelaksanaan kegiatan baik
pemeriksaan dilapangan atau kegiatan di luar
Yayasan.
(c) Bendahara
Tugas Pokok Bendahara adalah :
1. Membantu
Ketua
Pengurus
dalam
mengelola
keuangan Yayasan;
2. Menghadiri rapat pleno Pengurus;
3. Mengkoordinasikan
dan
mengarahkan
seluruh
64
2.
c. Penerimaan-penerimaan lainnya.
Sedangkan unsur-unsur biaya terdiri dari:
1) Biaya rutin
2) Biaya diluar Operasional
3.
65
Tabel 4.1
Laporan Neraca Yayasan Al-Muhajirin Kota Depok
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas
Bank
Piutang
PPH dibayar dimuka
27.927.520
58.519.273
76.905.000
3.715.000
167.066.793
AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Inv. Kantor/Gedung
Jumlah Nilai Perolehan
Akumulasi Penyusutan
RAK YPI Debet
79.973.059
TOTAL AKTIVA
247.039.852
PASSIVA
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang YPI
Hutang Jangka Pendek
Hutang Pajak Pasal 25
77.470.000
7.202.730
-
84.672.730
RAK YPI Kredit
4.641.300,00
KEKAYAAN BERSIH
Modal Pendirian
Sumber : Donasi
Laporan KeuanganYPI Al-Muhajirin
Kota Depok
Sisa Hasil Kegiatan
Tahun Lalu
42.007.412
Sisa Hasil Kegiatan
Berjalan Setelah Pajak 115.718.410
157.725.822
TOTAL PASIVA
247.039.852
66
Tabel. 4.2
Laporan Sisa Hasil Kegiatan Yayasan Al-Muhajirin
Penerimaan Rutin
Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan
Pendapatan PSB untuk THR
Komputer
Jumlah Penerimaan
2.000.255.000,00
80.250.000,00
169.676.250,00
2.250.181.250,00
1.436.219.975,02
4.380.000,00
1.440.599.975,02
22.907.248,50
38.426.881,98
35.783.340,30
21.250.730,24
9.821.150,00
128.189.351,02
67
38.991.750,00
10.912.550,00
312.853.200,00
26.719.000,00
1.958.265.826,04
Laba Operasional
291.915.423,96
35.000,00
7.566.000,00
150.000,00
1.200.000,00
8.951.000,00
LPK B.Inggeris
Asuransi Kecelakaan Siswa
Penerimaan Lain
Jasa Giro
37.050.000,00
18.956.250,00
13.881.500,00
1.091.798,50
70.979.548,50
15.000.000,00
1.600.000,00
1.550.000,00
34.620.000,00
42.740.200,00
103.210.000,00
14.692.000,00
545.000,00
218.362,10
25.470.000,00
7.072.000,00
9.410.000,00
256.127.562,10
115.718.410,36
19.212.792
115.718.410,36
68
4.
69
5.
70
71
metode
pemotongan
pajak
dimana
yayasan
metode
pemotongan
pajak
dimana
karyawan
metode
pemotongan
pajak
dimana
perusahaan
72
Tabel 4.3
Perhitungan PPh 21 Pasal 21 Karyawan
Penghasilan Bruto
Gaji Pokok
Tunjangan istri
Tunjangan anak
Tunjangan jabatan
Tunjangan perumahan
Tunjangan pajak
Iuran yang dibayar pemberi kerja
Premi asuransi karyawan
Jumlah penghasilan bruto
Pengurang :
Biaya jabatan
Penghasilan bruto x 5%
Iuran yang dibayar karyawan
Iuran pensiun
Jumlah pengurang
Penghasilan netto sebulan
Penghasilan netto setahun
Penghasilan tidak kena pajak
Penghasilan kena pajak
Jumlah PPh 21 setahun
Jumlah PPh 21 sebulan
Ditanggung
karyawan /
pemberi
kerja
PPH Pasal 21
Diberikan
dalam bentuk
tunjangan
pajak
2.000.000
100.000
25.000
1.000.000
500.000
-
2.000.000
100.000
25.000
1.000.000
500.000
90.937
2.000.000
100.000
25.000
1.000.000
500.000
95.723
100.000
100.000
100.000
3.725.000
3.815.937
3.820.723
186.250
190.796
191.036
180.000
366.250
180.000
370.796
180.000
371.036
3.358.750
40.305.000
18.480.000
21.825.000
1.091.250
90.937
3.445.141
41.341.692
18.480.000
22.861.692
1.143.084
95.257
3.449.687
41.396.244
18.480.000
22.916.244
1.145.812
95.484
90.937
90.937
4.320
Tunjangan pajak
PPh Pasal 21 yang harus
disetor/dipotong dari penghasilan
karyawan
Di gross up
95.723
0
73
74
Tabel 4.4
Alternatif kebijakan perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan
Alternatif
1
Take Home Pay
Gaji & tunjangan
Dikurangi ;
Iuran Pensiun
PPh Pasal 21
Jumlah
Biaya Fiskal
Penghasilan bruto
Ditambah
Iuran Pensiun
Biaya Mobil Dinas
Jumlah
Biaya Komersial
Biaya Fiskal
Ditambah :
Biaya Mobil Dinas
PPh Pasal 21
Jumlah
Selisih
Biaya
Fiskal dan Biaya
Komersial
Alternatif
2
Alternatif
3
Alternatif
4
3.625.000
3.625.000
3.715.937
3.720.723
180.000
90.937
3.354.063
180.000
3.445.000
180.000
95.257
3.440.680
180.000
95.723
3.445.000
3.725.000
3.725.000
3.815.937
3.820.723
180.000
150.000
4.055.000
180.000
150.000
4.055.000
180.000
150.000
4.145.937
180.000
150.000
4.150.723
4.055.000
4.055.000
4.145.937
4.150.723
150.000
4.205.000
150.000
90.937
4.295.937
150.000
4.295.937
150.000
4.300.723
150.000
240.937
150.000
150.000
Ikhtisar dari take home pay, biaya fiskal dan biaya komersial serta
selisihnya yang merupakan faktor-faktor penentu pemilihan alternatif
dapat terlihat berikut ini .
75
Tabel 4.5
Iktisar dari Take Home Pay, Biaya Fiskal dan Biaya Komersial
Take Home Pay
PPh Pasal 21
Ditanggung Karyawan
Ditanggung Pemberi
Kerja
Diberikan dalam Bentuk
Tunjangan Pajak
Di Gross Up
Biaya Fiskal
Biaya Komersial
Selisih
3.354.063 4.055.000
3.445.000 4.055.000
4.205.000
4.295.937
150.000
260.250
3.440.680 4.145.937
4.295.937
150.000
3.445.000 4.150.723
4300.723
150.000
76
Penerimaan
Penerimaan diluar operasional
Jumlah penerimaan
Biaya-biaya
Biaya operasional
Dokter dan obat
Biaya diluar operasional
Jumlah biaya
Sisa Hasil Kegiatan sblm Pajak
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
77
perusahaan, sehingga dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp. 10.835.980,yang menyebabkan adanya tambahan pajak sebesar 30 % x
10.835.980,-. = Rp. 3.250.794,-. Tetapi apabila penyediaan dokter
dan pemberian obat-obatan tersebut diubah menjadi tunjangan
kesehatan, maka berdasarkan UU PPh pasal 4 ayat (1) huruf a
tunjangan kesehatan yang diberikan dalam
Tabel 4.7
Tunjangan Kesehatan
Penerimaan
Penerimaan diluar operasional
Jumlah penerimaan
Biaya-biaya
Biaya operasional
Tunjangan Kesehatan
Biaya diluar operasional
Jumlah biaya
115.718.410
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
17.215.523
98.502.887
17.215.523
78
1.928.265.836
(30.000.000)
256.127.562
2.184.393.398
Tabel ini berlanjut kehalaman berikut
79
Tabel 4. (lanjutan)
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
Sumber: Data yang diolah penulis, 2011
26.215.520
119.502.880
26.215.520
pembayaran
tersebut
boleh
dibebankan
sebagai
biaya
80
Tabel.4.9
Tunjangan Perumahan
Penerimaan
Penerimaan diluar operasional
Jumlah penerimaan
Biaya-biaya
Biaya operasional
Tunjangan Kesehatan
Biaya diluar operasional
Jumlah biaya
Sisa Hasil Kegiatan sblm Pajak
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
1.928.265.836
30.000.000
256.127.562
2.214.393.398
115.718.410
17.215.523
98.502.887
17.215.523
Dengan melakukan perencanaan pajak maka Yayasan AlMuhajirin Kota Depok dapat melakukan penghematan pajak sebesar
Rp. 8.999.997,- (26.215.520-17.215.523). Pertambahan penghasilan
sebagai akibat pemberian tunjangan perumahan ini akan menambah
beban Pajak Penghasilan karyawan yang bersangkutan.
81
1.953.915.836
(4.350.000)
256.127.562
2.210.443.398
119.668.400
18.400.520
101.267.880
18.400.520
82
1.953.915.836
4.350.000
256.127.562
2.214.393.398
115.718.410
17.215.523
98.502.887
17.215.523
83
Tabel 4.12
Tidak Memberi Pakaian Pekerjaan
Penerimaan
Penerimaan diluar operasional
Jumlah penerimaan
Biaya-biaya
Biaya operasional
Biaya diluar operasional
Jumlah biaya
Sisa Hasil Kegiatan sblm Pajak
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
1.953.885.836
256.127.562
2.210.013.398
120.098.400
18.529.520
101.568.880
18.529.520
84
Tabel 4.13
Memberi Pakaian Pekerjaan
Fasilitas Dokter dan Obat
Penerimaan
2.250.181.250
Penerimaan diluar operasional
79.930.549
Jumlah penerimaan
2.330.111.798
Biaya-biaya
Biaya operasional
Biaya Pakaian Kerja
Biaya diluar operasional
Jumlah biaya
1.953.885.836
4.380.000
256.127.562
2.214.393.398
115.718.410
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
17.215.523
98.502.887
17.215.523
Depok
dapat
melakukan
penghematan
pajak
85
Tabel 4.14
Tunjangan Bentuk Natura
Penerimaan
Penerimaan diluar operasional
Jumlah penerimaan
Biaya-biaya
Biaya operasional
Makanan & minuman
Biaya diluar operasional
Jumlah biaya
1.937.045.105,76
( 21.250.730,24 )
256.127.562
2.193.142.667,76
136.969.130,24
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
23.590.739
113.378.390
23.590.739
86
Tabel 4.15
Tunjangan Bentuk Uang
Penerimaan
Penerimaan diluar operasional
Jumlah penerimaan
Biaya-biaya
Biaya operasional
Makanan & minuman (uang)
Biaya diluar operasional
Jumlah biaya
Sisa Hasil Kegiatan sblm Pajak
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
1.937.045.105,76
21.250.730,24
256.127.562
2.214.393.398
115.718.410
17.215.523
98.502.887
17.215.523
h. Bonus
Biasanya yayasan yang baik akan memperhatikan karyawan
agar mereka dapat kerja lebih produktif lagi. Hal yang sering dilakukan
dalam rangka memelihara hubungan yang baik ini biasanya dilakukan
87
Tabel.4.16
Yayasan Sebelum Menerapkan Perencanaan Pajak
Penerimaan
Penerimaan diluar operasional
Jumlah penerimaan
Biaya-biaya
Biaya operasional
Makanan & minuman (uang)
Rumah Dinas
Tidak memberi Pakaian Kerj a
Kendaraan Dinas (50%)
Dokter dan Obat
1.887.479.126
21.250.730,24
30.000.000
4.380.000
4.350.000
10.835.980
256.127.562
2.143.576.688
186.535.110
88
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
38.460.533
148.074.577
38.460.533
Penerimaan
Penerimaan diluar operasional
Jumlah penerimaan
Biaya-biaya
Biaya operasional
Makanan & minuman (uang)
Tunjangan Perumahan
Biaya Pakaian Kerja
Tunjangan Transport
Tunjangan Kesehatan
1.887.449.126
21.250.730,24
30.000.000
4.380.000
4.350.000
10.835.980
256.127.562
2.280.830.128
49.281.670
PPh Terutang
SHK setelah Pajak
Jumlah Hutang Pajak
4.928.167
44.353.503
4.928.167
89
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu :
1. Setelah
menganalisa
permasalahan
yang
terjadi
di
Yayasan
tidak
dapat
mengurangi
beban
pajaknya.
Yayasan
91
dikurangkan
dari
penghasilan
bruto
yayasan.
Yayasan
juga
B. Implikasi
1. Penelitian ini dapat digunakan dalam memperkaya hasil temuan
akademik yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan terutama
mengenai Perencanaan Pajak atas biaya kesejahteraan karyawan. Akan
tetapi penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu Data yang diambil
hanya pada satu periode tahun 2009, data utama diperoleh berdasarkan
data sekunder yaitu laporan keuangan, serta data pendukung berupa
dokumentasi dan wawancara terstruktur sehingga hasil penelitian ini
memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
2. Bagi yayasan Al-Muhajirin, hasil penelitian ini dapat memberikan
masukan bagi yayasan dalam menganalisa Perencanaan Pajak,
terutama Perencanaan Pajak atas biaya kesejateraan karyawaan dan
agar Yayasan Al-Muhajirin lebih teliti dan cermat dalam rangka
optimalisasi Perencanaan Pajak.
92
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis memberikan beberapa saran, yaitu :
1. Sesuai prinsip taxable dan deductible yang merupakan prinsip yang
lazim dipakai dalam tax planning, Yayasan Al-Muhajirin Kota Depok
sebaiknya mengubah kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan biaya
kesejahteraan karyawan dari kategori biaya yang tidak bisa dibebankan
sebagai pengurang penghasilan bruto yayasan (non deductible)
menjadi kategori biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang
penghasilan bruto penghasilan (deductible) atau sebaliknya mengubah
penghasilan yang merupakan objek pajak (non taxable) dengan
konsekuensi terjadinya perubahan pajak terutang tentang akibat
pengubahan tersebut.
2. Bagi yayasan lebih baik memberikan tunjangan pajak kepada
karyawan dengan metode gross up karena yayasan akan menanggung
selisih antara biaya komersial dengan biaya fiskal yang tidak berbeda
dengan alternatif lainnya dan disisi lain gaji yang dibawa pulang (take
home pay) karyawan merupakan yang terbesar. Dengan menggunakan
metode gross up maka yayasan dapat membebankan biaya tunjangan
pajak sebagai deductible expense sehingga dapat mengurangi PPh
Badan.
3. Dalam hal pengobatan/kesehatan karyawan, sebaiknya fasilitas
penyediaan dokter dan pemberian obat-obatan diganti bentuknya
menjadi tunjangan kesehatan yang dimasukkan kedalam slip gaji
93
yang
94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
95