PENDAHULUAN
penawar pada suatu kontrak tertentu harus menyerahkan semua dokumen penawaran
yang masih dapat dipertanggungjawabkan (lowest, responsive, dan responsible)
sebagai pertimbangan untuk memenangkan tender tersebut.
a.2 Rumusan Masalah
a) Apakah Pengertian Pelelangan ?
b) Apakah Tujuan Pelelangan ?
c) Bagaimana cara melakukan pelelangan ?
a.3 Tujuan
a) Agar mahasiswa tau apa itu pelelangan
b) Agar mahasiswa tau apa tujuan pelelangan
c) Agar mahasiswa tau cara melakukan pelelangan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pelelangan
Efektif, berarti prngadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar besarnya sesuai sasaran
yang ditetapkan.
Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dialakukan melalui persaingan yang sehat
di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.
Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi calon penyedia
barang/jasa yang tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepda pihak tertentu,
dengan cara atau alasan apapun.
Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat sesuai
prinsip prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
Pemilihan penyedi barang/jasa pemborong/jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan
melalui metode pelelangan umum.
Penunjukan langsung, metoda ini dapat dilaksanakan dalam keadaan tertentu dan
keadaan khusus terhadap 1 penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia barang/jasa
dapat dilangsungkan dengan cara melakukan negosiasi, baik secara teknis maupun
biaya,
sehingga
diperoleh
harga
yang
wajar
dan
secara
teknis
dapat
dipertanggungjawabkan.
proyek
percontohan
yang
bersifat
khusus
untuk
Surat Undangan untuk Mengikuti Lelang disurat ini dijelaskan pula jadwal kapan
jawaban harus diterima, kemungkinan kunjungan ke lokasi proyek, dan lain lain.
Kerangka Acuan Penjelasan perihal latar belakang proyek, tujuan dan lingkup jasa
konstruksi,
produk
produk
yang
harus
dihasilkan,
dan
jangka
waktu
penyelenggaraan konsultasi.
Format Proposal hal ini adalah serangkaian pertanyaan dan informasi yang disusun
dalam format tertentu. Jawaban dan tanggapan atas pertanyaan tersebut akan menjadi
dasar penilaian proposal yang diajukan peserta lelang
mempelajari pasal pasalnya. Hal ini akan banyak membantu memberikan masukan
dalam rangka menyiapkan proposal. ( Imam Soeharto, studi kelayakan proyek industri,
erlangga, hal 417 )
2.4. Penetapan Pemenang Lelang
Selesai membuat Berita Acara Hasil Pelelangan ( BAHP ), kemudian panitia lelang
mengadakan rapat untuk menentukan pemenang lelang. Panitia akan menentapkan calon
pemenang lelang yang dianggap akan memberikan keuntungan bagi negara, maksudnya :
Calon pemenang lelang dianggap dapat memberikan keuntungan secara finansial pada
negara karena menawarkan harga pekerjaan yang berada di bawah pagu dana yang
telah ditentukan.
Calon pemenang lelang dianggap sebagai perusahan jasa konstruksi yang telah
memiliki pengalaman memadai untuk mengerjakan proyek dimaksud, memiliki
reputasi baik ( tidak termasuk daftar hitam perusahan ), memiliki kemampuan
keuangan yang memadai, memiliki peralatan yang lengkap dan sebagainya.
( Suparyakir, Pelelangan Jasa Konstruksi, hal 20)
di sempurnakan menjadi Keppres No. 18 Tahun 1981, tanggal 5 Mei 1981. Tahun anggaran
1984/1985 telah dikeluarkan Keppres No.29 Tahun 1984, tanggal 21 April 1984 sebagai
pengganti Keppres No.14 A Tahun 1980 dan Keppres No.18 Tahun 1981. Kemudian
disempurnakan kembali dengan keluarkannya Keppres No.16 Tahun 1994 dilanjutkan
Keppres No.6 Tahun 1999, Keppres No.18 Tahun 2000 dan terbaru Keppres No.80 Tahun
2003. Jika dilihat dari isi dan jiwanya, Keppres 18 Tahun 2000 telah menunjukan sikap
reformis yang sejak lama didambakan oleh kalangan industri kontruksi. Salah satunya adalah
masalah kesetaraan antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Istilah pemberi tugas yang
bernuansa diskriminatif sudah tidak digunakan lagi dan selanjutnya disebut pengguna jasa,
sedangkan untuk konsultan/kontraktor digunakan istilah penyedia jasa. Dalam salah satu
ketentuannya, baik pengguna jasa maupun penyedia jasa dapat terkena sanksi jika menyalahi
ketentuannya sehingga tidak ada lagi istilah warga negara kelas 1,2 dan 3. Sikap reformis
yang kedua adalah adanya peran yang besar bagi asosiasi (perusahaan atau profesi) untuk
melakukan sertifikasi perusahaan atau tenaga ahli yang bergerak di bidangnya. ( Wulfram I.
Ervianto, manajemen Proyek Konstruksi, hal 52-53 )
BAB III
PERMASALAHAN
1) Bagaimanakah cara menyusun dokumen Penawaran besesrta cara penyerahan
2)
3)
4)
5)
dokumen penawaran ?
Bagaimana kesesuaian pelaksanaan lelang di lapangan dengan teori ?
Pelanggaran yang terjadi saat proses pelelangan ( tander )
Bagaimana cara untuk mengetahui telah terjadi tidaknya suatu persekongkolan
dalam tender ?
Cara mengatasi kecurangan dalam pelelangan dan sangsinya
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Cara Menyusun dan Penyerahan Dokumen penawaran
Dokumen penawaran yaitu dokumen yang berisi surat penawaran lengkap dan
persyaratan administrasi dan teknis yang disusun oleh peserta lelang syarat syarat
dokumen penawaran yaitu :
1. Memenuhi ketentuan administrasi.
2. Bermaterai cukup.
3. Bertanggal dan ditandatangani.
4. Diajukan dalam sampul tertutup.
5. Harga penawaran dalam surat berupa angka dan huruf jelas.
Cara penyerahan dokumen penawaran harus dicantumkan dalam dokumen lelang. Ada
3 cara penyerahan dokumen penawaran dari peserta kepada panitia lelang, yaitu :
1. System satu sampul
keseluruhan dokumen penawaran, yang mencakup surat penawaran dan
persyaratan, dimasukkan ke dalam satu sampul.
2. System dua sampul
Sampul Pertama berisi persyaratan administrasi dan teknis, dan pada
sampul ditulis Data Administrasi dan Teknis.
Sampul Kedua berisi perhitungan harga penawaran dan, dan pada
sampul ditulis Data Harga Penawaran.
Kedua sampul tersebut dimasukkan dalam satu sampul lain yang
disebut Sampul Penutup.
3. System dua tahap
Tahap I : Peserta hanya memasukkan sampul pertama yang berisi
persyaratan administrasi dan teknis. Setelah dilakukan evaluasi oleh
panitia pelelangan dan dinyatakan lolos, maka dilakukan tahap II.
Tahap II : Peserta yang lolos tahap I memasukkan sampul kedua yang
berisi harga penawaran sesuai waktu yang ditentukan.
4.2 Kesesuaian pelaksanaan lelang di lapangan dengan teori
Pelaksanaan pelelangan sesuai denga teori apa bila sesuai dengan Tata Cara dan Proses
Pelelangan Tender sebagai berikut :
Perencanaan pekerjaan yang akan dilelang.
Dokumen pekerjaan yang akan dilelang.
Meliputi :
a. Gambar pelaksanaan secara detail.
b. BQ (Bill Quantity ).
8
c. Spesifikasi teknis.
Keterangan bahan yang akan dipakai ( merek / speak )
Ketentuan pekerjaan ( Schedule )
d. R.K.S
Koordinasi intern owner membahas pekerjaan yang akan dilelang.
a. Tim perencana ( User )
b. Tim pengadaan ( Purchasing )
c. Tim audit ( Budget Control )
d. Tim keuangan
Tim diatas disebut MANAJEMENT
Undangan tender ke kontraktor.
Rapat tender owner ( User )dn kontraktor anutzuizing ( penjelasan tender ).
a. Masalah administrasi
Bentuk kontrak yang akan dibuat.
System pembayaran.
Waktu pelaksanaan pekerjaan.
Usulan kontraktor.
b. Survey lapangan
Pencocokan gambar dengan kondisi lapangan yang akan
dilaksanakan dan pehitungan ulang BQ akhir antara kontraktor
peserta tender dengan pemberi tugas dan dibuatkan berita acara
PENGGELAPAN ( EMBEZZLEMENT )
Perbuatan mengambil tanpa hak oleh seseorang yang telah diberi
kewenangan, untuk mengawasi dan bertanggung jawab penuh terhadap barang
milik negara, oleh pejabat publik maupun swasta.
PEMALSUAN ( FRAUD )
Suatu tindakan atau perilaku untuk mengelabui orang lain atau
organisasi, dengan maksud untuk keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri
maupun orang lain.
9
PEMERASAN ( EXTORTION )
Memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan sejumlah uang
atau barang, atau bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pejabat public untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan
ancaman fisik ataupun kekerasan.
NEPOTISME ( NEPOTISM )
Tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga, kawan dekat, anggota
partai politik yang sepaham, dalam penunjukkan atau pengangkatan staf, panitia
pelelangan atau pemilihan pemenang lelang.
10
secara terbuka.
Pencantuman spesifikasi teknik, jumlah, mutu, dan/atau waktu penyerahan
barang yang akan ditawarkan atau dijual atau dilelang yang hanya dapat
11
Indikasi persekongkolan pada saat pengumuman tender atau lelang, antara lain
meliputi:
a. Jangka waktu pengumuman tender/lelang yang sangat terbatas.
b. Informasi dalam pengumuman tender/lelang dengan sengaja dibuat tidak
lengkap dan tidak memadai. Sementara, informasi yang lebih lengkap
diberikan hanya kepada pelaku usaha tertentu.
c. Pengumuman tender/lelang dilakukan melalui media dengan jangkauan yang
sangat terbatas, misalnya pada surat kabar yang tidak dikenal ataupun pada
papan pengumuman yang jarang dilihat publik atau pada surat kabar dengan
jumlah eksemplar yang tidak menjangkau sebagian besar target yang
diinginkan.
d. Pengumuman tender/lelang dimuat pada surat kabar dengan ukuran iklan yang
sangat kecil atau pada bagian/lay-out surat kabar yang seringkali dilewatkan
oleh pembaca yang menjadi target tender/lelang.
6. Indikasi persekongkolan pada saat pengambilan dokumen tender/ lelang, antara lain
meliputi:
a. Dokumen tender/lelang yang diberikan tidak sama bagi seluruh calon peserta
tender/lelang.
b. Waktu pengambilan dokumen tender/lelang yang diberikan sangat terbatas.
c. Alamat atau tempat pengambilan dokumen tender/lelang sulit ditemukan oleh
calon peserta tender/lelang.
12
d. Panitia memindahkan tempat pengambilan dokumen tender/lelang secara tibatiba menjelang penutupan waktu pengambilan dan perubahan tersebut tidak
diumumkan secara terbuka.
7. Indikasi persekongkolan pada saat penentuan Harga Perkiraan Sendiri atau harga
dasar lelang, antara lain meliputi:
a. Adanya dua atau lebih harga perkiraan sendiri atau harga dasar atas satu
produk atau jasa yang ditender/dilelangkan.
b. Harga perkiraan sendiri atau harga dasar hanya diberikan kepada pelaku usaha
tertentu.
c. Harga perkiraan sendiri atau harga dasar ditentukan berdasarkan pertimbangan
yang tidak jelas dan tidak wajar.
8.
Indikasi persekongkolan pada saat penjelasan tender atau open house lelang, antara
lain meliputi:
a. Informasi atas barang/jasa yang ditender atau dilelang tidak jelas dan
cenderung ditutupi.
b. Penjelasan tender/lelang dapat diterima oleh pelaku usaha yang terbatas
sementara sebagian besar calon peserta lainnya tidak dapat menyetujuinya.
c. Panitia bekerja secara tertutup dan tidak memberi layanan atau informasi yang
seharusnya diberikan secara terbuka.
d. Salah satu calon peserta tender/lelang melakukan pertemuan tertutup dengan
Panitia.
9. Indikasi persekongkolan pada saat penyerahan dan pembukaan dokumen atau kotak
penawaran tender/lelang, antara lain meliputi:
a. Adanya dokumen penawaran yang diterima setelah batas waktu.
b. Adanya dokumen yang dimasukkan dalam satu amplop bersama-sama dengan
penawaran peserta tender/lelang yang lain.
c. Adanya penawaran yang diterima oleh Panitia dari pelaku usaha yang tidak
mengikuti atau tidak lulus dalam proses kualifikasi atau proses administrasi.
d. Terdapat penyesuaian harga penawaran pada saat-saat akhir sebelum
memasukkan penawaran.
e. Adanya pemindahan lokasi/tempat penyerahan dokumen penawaran secara
tiba-tiba tanpa pengumuman secara terbuka.
10. Indikasi persekongkolan pada saat evaluasi dan penetapan pemenang tender/lelang,
antara lain meliputi:
a. Jumlah peserta tender/lelang yang lebih sedikit dari jumlah peserta
tender/lelang dalam tender atau lelang sebelumnya.
13
b. Harga yang dimenangkan jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari harga
tender/lelang sebelumnya oleh perusahaan atau pelaku usaha yang sama.
c. Para peserta tender/lelang memasukkan harga penawaran yang hampir sama.
d. Peserta tender/lelang yang sama, dalam tender atau lelang yang berbeda
mengajukan harga yang berbeda untuk barang yang sama, tanpa alasan yang
logis untuk menjelaskan perbedaan tersebut.
e. Panitia cenderung untuk memberi keistimewaan pada peserta tender/lelang
f.
g.
h.
i.
tertentu.
Adanya beberapa dokumen penawaran tender/lelang yang mirip.
Adanya dokumen penawaran yang ditukar atau dimodifikasi oleh Panitia.
Proses evaluasi dilakukan ditempat yang terpencil dan tersembunyi.
Perilaku dan penawaran para peserta tender/lelang dalam memasukkan
penawaran mengikuti pola yang sama dengan beberapa tender atau lelang
sebelumnya.
11. Indikasi persekongkolan pada saat pengumuman calon pemenang, antara lain
meliputi:
a. Pengumuman diumumkan secara terbatas sehingga pengumuman tersebut tidak
diketahui secara optimal oleh pelaku usaha yang memenuhi persyaratan,
misalnya diumumkan pada media massa yang tidak jelas atau diumumkan
melalui faksimili dengan nama pengirim yang kurang jelas.
b. Tanggal pengumuan tender/lelang ditunda dengan alasan yang tidak jelas.
c. Peserta tender/lelang memenangkan tender atau lelang cenderung berdasarkan
giliran yang tetap.
d. Ada peserta tender/lelang yang memenangkan tender atau lelang secara terus
menerus di wilayah tertentu.
e. Ada selisih harga yang besar antara harga yang diajukan pemenang
tender/lelang dengan harga penawaran peserta lainnya, dengan alasan yang
tidak wajar atau tidak dapat dijelaskan.
12. Indikasi persekongkolan pada saat pengajuan sanggahan, antara lain meliputi:
a. Panitia tidak menanggapi sanggahan peserta tender/lelang.
b. Panitia cenderung menutup-nutupi proses dan hasil evaluasi.
13. Indikasi persekongkolan pada saat penunjukan pemenang tender/ lelang dan
penandatanganan kontrak, antara lain meliputi:
a. Surat penunjukan pemenang tender/lelang telah dikeluarkan sebelum proses
sanggahan diselesaikan.
b. Penerbitan surat penunjukan pemenang tender/ lelang mengalami penundaan
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Surat penunjukan pemenang tender/lelang tidak lengkap.
14
16
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau
Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat
dipertanggung jawabkan. Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam
proses pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan
dokumen penawaran.
pelelangan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pelelangan langsung
dan pelelangan terbatas. Pada prinsipnya, kedua macam pelelangan tersebut sama,
hanya ada sedikit perbedaan dalam hal peserta lelang.Proses Pelelangan Tender
adalah sebagai berikut :
Perencanaan pekerjaan yang akan dilelang.
Dokumen pekerjaan yang akan dilelang.
Koordinasi intern owner membahas pekerjaan yang akan dilelang.
Undangan tender ke kontraktor.
Rapat tender owner ( User )dn kontraktor anutzuizing ( penjelasan tender ).
Penawaran harga dari kontraktor.
Undangan negosiasi tender.
Buka tender ( menentukan pemenang pekerjaan ).
Pembuatan berita acara negosiasi dan penunjukan pemenang.
Pembuatan kontrakkerja ( SPK, perjanjian kerja sama atau PO ).
17
5.2 Saran
Saat ingin melakukan pelelangan setidaknya buatlah dokumen pelelangan
DAFTAR PUSTAKA
Dani, hasan dan Mas suryoto, 2003, Manajemen Proyek I, Unipres Surabaya;
Surabaya.
http://maysjida-nurdin.blogspot.com/2014/01/makalah-pelelangnumum.html?m=1
https://jefrihutagalung.wordpress.com/2010/09/28/proses-lelang/
https://scmittelkom.wordpress.com/2011/12/14/tata-cara-dan-prosespelelangan-tender/
18
19