Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
RAFIF
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya untuk membimbing saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Tujuan saya menyusun makalah ini adalah untuk
memenuhi persyaratan Lomba ANTAX (Accounting and Tax Competition) Tahun
2015.
Makalah ini menjelaskan bagaimana Pajak Bumi dan Bangunan sebagai alat
untuk menunjang pembangunan di daerah. Penyusun dalam menyelesaikan
makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun saya. Saran dan kritik dari pembaca sangat
saya harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua karena dengan
adanya penyusunan makalah ini, kita dapat mempelajari kembali pada kesempatan
yang lain untuk kepentingan kita terutama menambah pemahaman kita tentang
Pajak Bumi dan Bangunan.
Bogor,
Mei 2015
Rafif
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PBB
2.2 Objek yang dikenakan dan tidak dikenakan PBB
2.3 Subjek Pajak dan Wajib Pajak PBB
2.4 Cara mendaftarkan Objek PBB
2.5 Dasar pengenaan PBB
2.6 Perhitungan PBB
2.7 Tempat pembayaran PBB
2.8 Saat yang menentukan PBB terutang
2.9 Pembagian Hasil Penerimaan PBB
2.10 PBB untuk Pembangunan Daerah
BAB III SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar
Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan
1. Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali dalam
satu tahun pajak.
2. Apabila wajib pajak mempunyai beberapa objek pajak, maka yang mendapatkan
pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar dan tidak
Tarif PBB
Besarnya tarif PBB adalah 0,5%.
= 40% x (NJOP-NJOPTKP)
PBB
= 0,5% x NJKP
= 20% x (NJOP-NJOPTKP)
PBB
= 0,5% x NJKP
10% dari jumlah hasil penerimaan PBB merupakan bagian Pemerintah Pusat dan
harus disetorkan ke Rekening Kas Negara untuk dibagikan kepada seluruh Daerah
Kabupaten / Kota.
90% dari jumlah penerimaan PBB merupakan bagian Pemerintah Daerah. Dengan
pembagian setelah dikurangi biaya pemungutan sebesar 10%.
Pemerintah Pusat
=10%
Biaya pemungutan
=10%X90%
=9%
=20%X(90%-9%)
=16,2%
=80%X(90%-9%)
=64,8%
=100%
Penerimaan PBB yang diterima oleh Pemerintah Daerah Tingkat I dan II,
sebesar 10% untuk Pemerintah Pusat adalah sebagai pengganti karena Pemerintah
Pusat sudah tidak menerima hasil pajak kekayaan lagi.
2.10 Pajak Bumi dan Bangunan Untuk Pembangunan Daerah
Peran Pajak Bumi dan Bangunan daerah sangat vital untuk pembangunan
dan pemberdayaan daerah itu sendiri. Melihat betapa pentingnya Pajak Bumi dan
Bangunan dalam membangun daerah yang sangat potensial, maka diperlukan
strategis dalam pemungutannya lapangan, karena sering sekali para wajib pajak
tidak taat membayar pajak. Hal tersebut disebabkan para wajib pajak mengetahui
banyaknya kasus korupsi di lembaga tersebut.
Dalam hal pembangunan daerah maka diperlukan kesadaran dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan agar pembangunan daerah melalui Pajak
Bumi dan Bangunan cepat terealisasi dengan baik, dan paling tidak daerahpun
dapat meningkatkan kemampuan dan kemandirian dengan pendapatannya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Seri PBB Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan. Kementerian Keuangan
Republik Indonesia, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Jawa Barat
II, 2010.