Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN HUKUM :
- psl 29 UU KUP tentang pemeriksaan
- psl 29AUU KUP tentang pemeriksaan tbk
- psl 30 UU KUP tentang penyegelan
- psl 31 UU KUP tentang tata cara pemeriksaan
- PMK 198/PMK.03/07 tentang penyegelan
- PMK 199/PMK.03/07 tentang tata cara pemeriksan
- PP 80 thn 2007 tentang hak dan kewajiban WP
- SE-10/PJ.04 2008 kebijakan pemeriksaan utk menguji kepatuhan wajib pajak
- PER 19 thn 2008 tentang petunjuk teknis pelaksaan pemeriksaan lapangan
- PER 20 thn 2008 tentang petunjuk teknis pelaksaan pemeriksaan kantor
- PER 9/PJ/2010 tentang standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan wajib pajak
1. Pengertian Pemeriksaan
Pemeriksaan pajak merupakan salah satu hak yang dimiliki oleh fiskus. Landasan dari
pemeriksaan pajak adalah Undang-undang no 6 tahun 1983 tetang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang no 28 Tahun
2007 (sekarang UU KUP No.16 Thn 2009 ). Pemeriksaan pajak dilakukan oleh pemeriksa
pajak yang telah memiliki tanda pengenal pemeriksa serta dilengkapi surat perintah
pemeriksaan yang harus diperlihatkan kepada wajib pajak yang akan diperiksa.
A.
1.
2.
3.
4.
5. Kepala KPP menerbitkan SP2 (surat perintah pemeriksaan) dan digunakan oleh tim
pemeriksa sebagai dasar melaksanakan pemeriksaan pajak.
B.
1.
2.
3.
4.
Sasaran Pemeriksaan
Interpretasi Undang-Undang yang tidak benar
Kesalahan hitung
Penggelapan secara khusus dari penghasilan
Pemotongan dan pengurangan yang tidak sesungguhnya, yang dilakukan wajib pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.
Neto.
Pajak
Berganda.
Surat Panggilan dalam rangka pemeriksaan kantor sampai dengan tanggal Laporan Hasil
Pemeriksaan.
Dari perbedaan ruang lingkup pemeriksaan di atas berpengaruh pada jangka waktu
penyelesaianya. Untuk pemeriksaan lengkap, harus diselesaikan dalam jangka waktu dua
bulan dan dapat diperpanjang paling lama delapan bulan. Untuk pemeriksaan sederhana harus
diselesaikan dalam jangka waktu satu bulan dan dapat diperpanjang paling lama dua bulan.
Sedangkan pemeriksaan kantor yang dilakukan secara sederhana harus diselesaikan dalam
jangka waktu empat minggu dan dapat diperpanjang paling lama enam minggu.
Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan kantor yang dilakukan ternyata ditemukan
indikasi adanya transaksi yang mengandung unsur transfer pricing, maka lingkup
pemeriksaanya ditingkatkan menjadi pemeriksaan lapangan, sedangkan apabila dalam
pemeriksaan lapangan ditemukan indikasi unsur transfer pricing yang memerlukan
pemeriksaan yang lebih mendalam serta waktu yang lebih lama, pemeriksaanya dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama dua tahun, akan tetapi jangka waktu dua tahun tersebut tidak
berlaku apabila pemeriksaan yang dilaksanakan berkenaan dengan surat pemberitahuan yang
menyatakan
permohonan
pengembalian
kelebihan
pembayaran
pajak.
F.
1.
a.
b.
2. Tujuan Lain
a. Pemeriksaan lapangan 2 bulan sejak SP2 terbit, dapat diperpanjang 4 bulan
b. Pemeriksaan kantor 7 hari sejak Wajib Pajak harus datang, dapat diperpanjang 14 hari
jika ada indikasi transfer pricing paling lama 2 tahun
G. Kriteria Pemeriksaan
a. Rutin
b. Khusus
H. Pedoman Pemeriksaan, Norma Pemeriksaan dan Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Pedoman Pemeriksaan
Dalam melaksanakan pemeriksaan pajak, pemeriksa pajak harus mengetahui pedoman
pelaksanaan pemeriksaan pajak yang meliputi tiga hal yaitu :
a. Pedoman Umum Pemeriksaan Pajak:
Petugas pemeriksa harus telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki
permasalahan lainya.
LPP harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai dengan tujuan
pemeriksaan.
I.
1.
a.
b.
Norma Pemeriksaan
Norma Pemeriksa Pajak
Pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas pemeriksa yang jelas identitasnya.
Petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan
Surat Perintah Pemeriksaan, serta memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang
diperiksa.
c. Petugas pemeriksa harus menjelaskan tujuan dilakukannya pemeriksaan kepada Wajib
Pajak.
d. Pemeriksa pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak (LPP).
e. Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak tentang
hasil pemeriksaan yang berbeda dengan suratpemberitahuan untuk ditanggapi wajib
pajak.
f. Pemeriksa pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan dan dokumen
pendukung lainya yang dipinjam dari wajib pajak paling lama tujuh hari sejak
selesainya pemeriksaan.
g. Pemeriksa pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak
mendapat informasi yang diberitahukan wajib pajak terhadap pemeriksa.
h. Petugas pemeriksa harus melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
J. Norma Pemeriksaan berkaitan dengan Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh seorang atau beberapa orang pemeriksa.
b. Pemeriksaan dilaksanakan di kantor Direktorat Jenderal Pajak, atau di kantor wajib
pajak, atau di kantor lainya, atau di tempat tinggal wajib pajak atau tempat lain yang
ditentukan oleh Dirjen Pajak.
c. Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja dan apabila dipandang perlu dapat
dilanjutkan di luar jam kerja.
d. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam kertas kerja pemeriksaan (KKP).
e. Laporan pemeriksaan pajak disusun berdasarkan KKP
f. Hasil pemeriksaan lapangan yang seluruhnya disetujui oleh wajib pajak atau
kuasanya, dibuatkan surat pernyataan tentang persetujuan tersebut dan ditandatangani
oleh wajib pajak yang bersangkutan atau kuasanya.
g. Terhadap temuan sebagai hasil Pemeriksaan Lengkap yang tidak atau tidak
seluruhnya disetujui oleh wajib pajak dilakukan Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan dan dibuatkan Berita Acara hasil pemeriksaan.
h. Berdasarkan LPP diterbitkan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak, kecuali
pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan penyidikan.
1. Penyidikan Pajak
A. Pengertian Penyidikan Pajak
Menurut undang-undang no 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang no 28 Tahun 2007,
pengertian penyidikan adalah sebagai berikut :
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
B. Tujuan Penyidikan
Berdasarkan pengertuan di atas sangat jelas dapat kita simpulkan bahwa tujuan utama dari
dilakukanya proses penyidikan adalah untuk menemukan tersangka yang melakukan tindak
pidana dalam perpajakan. Dengan dilakukanya penyidikan, barang bukti untuk menemukan
tersangka diharapkan dapat ditemukan untuk kemudian segera menjadi dasar dalam
menetapkantersangka.
C. Pihak yang Melakukan Penyidikan
Dalam Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, pihak yang berwenang untuk
melakukan proses penyidikan adalah Pejabat pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan
Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidana di
bidang perpajakan. Wewenang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan
dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut
menjadi lebih lengkap dan jelas.
2. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan
tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan.
3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana dibidang perpajakan.
4. Memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan.
5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,
dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut,
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan,
7. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,
dan/atau dokumen yang dibawa,
8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan,
9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi,