Anda di halaman 1dari 11

BAB I

TINJAUAN KASUS

I.

IDENTITAS PASIEN

II.

ANAMNESIS
Keluhan utama :
Mata kiri merah
Riwayat penyakit sekarang :
Penderita datang ke Poli dengan keluhan mata kiri merah sejak 4 hari yang
lalu. Awalnya saat pasien bekerja terasa kelilipan, dan keesokan harinya
mata kiri sudah merah dan kecil. Dan semakin hari semakin membesar,
nyeri (-), ngeres (-),Mata terasa mengganjal seperti kemasukan pasir (-)
,ngrocoh (-), kemeng (-), silau (-), pengelihatan kabur (-). Belum berobat
ke dokter.
Pasien memakai kacamata, sejak 3 tahun yang lalu, menurut pengakuan
pasien kaca matanya ukuran minus, masih nyaman saat dipakai(ukuran
lupa dan KM tidak dibawa).
Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat trauma/kemasukkan gram di tempat kerja sebelumnya

Riwayat diabetes mellitus disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat penggunaan obat-obat tetes mata steroid jangka panjang


disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat operasi mata sebelumnya (-)

Riwayat penyakit keluarga :

Riwayat diabetes mellitus (-)

Riwayat hipertensi (-)

Riwayat sakit katarak di keluarga disangkal

Riwayat sosial : kontraktor bangunan

I.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Visus: VOD 0,3
VOS 0,3 F
2. Segmen Anterior
Palpebra

: edema -/- , hematome -/-

Konjungtiva

: subkonjungtival bleeding -/+, hipertrofi papil -/-,


sekret -/- , CVI -/- , PCVI -/- ,

Kornea

: jernih +/+ , infiltrate -/-,

BMD

: jernih +/+, dalam +/+

Iris

: reguler +/+

Pupil

: reflek cahaya +/+ , isokor +/+, 3 mm/3mm

Lensa

: kesan jernih +/+

3. TIO : TOD : 5/5,5 = 17,3 mmHg


TOS : 4,5/5,5= 18,9 mmHg

4. Segmen Posterior (tanpa midriasil)


Fundus Reflek

:+/+

Papil N.II

: warna normal +/+


Batas tegas +/+
CD ratio 0,3

Arteri : vena: 2:3 / 2:3


Retina

: perdarahan -/eksudat -/mikroaneurisma -/-

Makula

: refleks fovea +/+

5. Pemeriksaan Lain : -

II.

RESUME
Laki-laki usia 42 tahun dengan keluhan mata kiri merah sejak 4 hari yang
lalu. Mata tidak keluar kotoran, silau (-), berair (-), ngeres (-), kabur (-),
nyeri (-), gatal (-). Pasien belum berobat sama sekali. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan subkonjungtival bleeding pada mata kiri.

III.

DIAGNOSA
OS Subkonjungtival bleeding

IV.

PLANNING
Diagnosa

:-

Terapi

Statrol 6x1 tetes pada mata kiri


Transamin tab 500 mg 2x1 tab
Kompres dingin 3 kali sehari

Monitoring

: Keluhan pasien
Visus / tajam penglihatan
4

Segmen anterior
Edukasi

:
-

menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini akan


hilang sendiri dalam waktu 3-4 minggu walaupun tanpa
diobati.

Gunakan tetes mata secara teratur dan sesuai petunjuk


dokter

Kontrol 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

DEFINISI
Perdarahan subkonjugtiva adalah perdarahan yang disebabkan oleh

pecahnya pembuluh-pembuluh kecil konjungtiva.(1) Hematom subkonjugtiva dapat

terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh biasanya dikarenakan oleh
umur, hipertensi, arterioklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian
antikoagulan dan batuk rejan.(2)
Perdarahan subkonjungtiva dapat juga terjadi akibat trauma langsung atau
tidak langsung, yang kadang-kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang
terjadi. Pada fraktura basis kranii akan terlihat hematoma kaca mata karena
berbentuk kacamata yang berwarna biru pada kedua mata.(2)
Besarnya perdarahan subkonjungtiva ini dapat kecil atau luas di seluruh
subkonjungtiva. Warna merah pada konjungtiva pasien memberikan rasa
kekhawatiran sehingga pasien akan segera meminta pertolongan pada dokter.
Warna merah akan berubah menjadi hitam setelah beberapa lama, seperti pada
hematom umumnya.Biasanya tidak perlu pengobatan karena akan diserap dengan
spontan dalam waktu 1-3 minggu.(3,5)

2.2 PATOFISIOLOGI
Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi secara spontan, akibat trauma,
ataupun infeksi. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah konjungtiva atau
episklera yang bermuara ke ruang subkonjungtiva.(5,6,7)

2.3 ETIOLOGI
Kebanyakan perdarahan subkonjugtiva terjadi secara secara spontan tanpa
ada penyebab yang pasti karena perdarahan ini datang dari pembuluh darah
konjugtiva.

Sering

kali

orang

hanya

menemukan

adanya

perdarahan

subkonjugtiva ketika ia terbangun di pagi hari ketika bercermin. Kebanyakan


perdarahan subkonjungtiva yang spontan justru diperhatikan pertama kali oleh
orang lain yang memandang mata kita.
Beberapa hal berikut biasanya menghasilkan perdarahan subkonjugtiva yang
spontan antara lain :
-

Bersin
Batuk
Muntah
Menggosok mata
Trauma ( perlukaan)
Tekanan darah tinggi
Kelainan perdarahan
Atau kelainan medis yang menyebabkan perdarahan atau menghambat
mekanisme penjendalan darah.
Perdarahan subkonjugtiva juga dapat terjadi bukan secara spontan dan

merupakan akibat dari infeksi mata yang parah, trauma terhadap kepala atau mata,
atau setelah operasi mata atau kelopak mata.
Perdarahan subkonjungtiva dapat juga terjadi akibat trauma langsung atau
tidak langsung, yang kadang-kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang
terjadi. Pada fraktura basis kranii akan terlihat hematoma kaca mata karena
berbentuk kacamata yang berwarna biru pada kedua mata.(5,6,7)
2.4 MANIFESTASI KLINIS
7

Lebih banyak tidak ada gejala spesifik yang berkaitan dengan suatu
perdarahan subkonjugtiva selain melihat atau terlihat darah pada bagian putih
mata.(3,4,5)

Gambar 1. Perdarahan Subkonjungtiva (6,7)


-

Sangat jarang orang merasakan nyeri saat perdarahan di mulai. Ketika


perdarahan pertama kali terjadi, pasien mungkin mengalami rasa tidak
nyaman atau rasa ada sesuatu di mata atau dibilik kelopaknya. Ketika
perdarahan selesai, beberapa orang masih merasakan iritasi yang sedang
atau semata-mata rasa tidak nyaman yang membuat dia selalu membawa

pikiran untuk matanya sendiri


Perdarahan sendiri adalah sesuatu yang pasti, wilayah merah terang yang
berbatas tegas berada di sclera. Dalam area itu biasanya seluruh bagian

putih tertutupi oleh darah.


Pada kasus perdarahan subkonjungtiva spontan, tidak ada darah yang
keluar dari mata. Misalnya penderita menempelkan secara halus tissue
yang steril pada bola mata, maka tidak ada darah yang menempel pada
tissue

Perdarahan akan tampak meluas atau membesar dalam 24 jam pertama


setelah onset (pertama kali terjadi) dan secara berlahan akan berkurang
ukurannya bersamaan dengan darah diserap kembali. (3,5,6)

2.5 DIAGNOSIS (7,8)


Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah
1. Penlight. Pada konjungtiva bulbi tampak adanya patch kemerahan.
2. Tekanan darah untuk mengetahui risiko hipertensi.
3. Cek darah lengkap untuk memastikan adanya gangguan pembekuan darah

2.6 PENATALAKSANAAN (5,7,8)


Perdarahan subkonjungtiva sebenarnya tidak memerlukan pengobatan
karena darah akan terabsorbsi dengan baik selama 3 -4 minggu. Tetapi untuk
mencegah perdarahan yang semakin meluas beberapa dokter memberikan vasacon
(vasokonstriktor) dan multivitamin. Airmata buatan untuk iritasi ringan dan
mengobati faktor risikonya untuk mencegah risiko perdarahan berulang
2.7 PROGNOSIS (8)
Dubia at bonam

DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, Daniel G, et al. Oftalmologi Umum (Edisi 14). Jakarta :
Widya Medika. 2000
2. Sidharta Ilyas. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Penerbit FKUI.
2001
3. Vera, H.D dan Margaret R.T. Perawatan Mata. Yogyakarta : penerbit
ANDI Yogyakarta. 2002
4. Willhelm, Kirk MD MPH, dkk. External Disease and Cornea Section
8. San Fransisco. The Foundation of the AAO. 2000

10

5. Wikipedi.

Subconjuctiva

Bleeding.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Suboconjuctiva

2010.

(Online),

bleeeding),

diakses

tanggal 29 Agustus 2010


6. Yanoff M, Duker JS, Augsburger JJ, et al. Ophthalmology. 2nd ed. St.
Louis, Mo: Mosby; 2004:404-411
7. Paul B. Griggs, MD, Subconjuctival Hemorrage, Department of
Ophthalmology, Virginia Mason Medical Center, Seattle, WA
(http://medlineplus.com/subconjuctivahemorrage), diakses tanggal 29
Agustus 2010
8. Aronson

AA,

Subconjuctival

Hemorrage,

http://medicine.net/subconjungtivalhemorrage ), diakses tanggal 29


Agustus 2010

11

Anda mungkin juga menyukai