PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup memiliki suhu tertentu untuk dapat tumbuh
dengan optimal. Seperti pada manusia memiliki suhu inti normal
yang dipertahankan oleh tubuh sekitar 36,5 C -37,5 C. Begitu pula
dengan hewan, ada dua jenis hewan berdasarkan pengaruh suhu
lingkungan. Poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya dapat
dipengaruhi oleh lingkungan dapat juga disebut dengan hewan
berdarah dingin contohnya adalah reptil, amphibi, ikan dan hewanhewan avertebrata. Kedua adalah homoiterm, yaitu hewan-hewan
yang dapat mempertahankan suhu tubuhnya dari pengaruh suhu
lingkungan, antara lain adalah mamalia dan burung.
Perubahan suhu yang terjadi pada lingkungan mempengaruhi
kondisi fisiologi makhluk hidup, salah satunya adalah kecepatan
denyut jantung. Menurut (Tobin, 2005) suhu berpengaruh terhadap
metabolisme tubuh. Semakin tinggi suhu maka aktivitas molekul
juga akan semakin tinggi akibat dari tingginya energi kinetik yang
ditimbulkan oleh panas (Chang, 1996). Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan oleh (Ariana, 2013) tentang pengaruh
lingkungan terhadap denyut jantung Daphnia sp. menyimpulkan
bahwa
terdapat
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kecepatan
sebagai
hewan
uji
hayati.Oleh
karena
itu,
kami
frekuensi
denyut
jantung
Daphnia
sp.
dan
frekuensi
denyut
jantung
Daphnia
sp.
dan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Daphnia sp.
Konduksi dan konveksi pada hewan poikiloterm yang hidup
bergantung pada keseimbangan suhu tubuhnya dengan kondisi air
di sekelilingnya. Kenaikan
metabolisme
dan
meningkatkan
laju
respirasi,
sebaliknya
atau
ektoterm,
maka
pada
suhu
yang
semakin
mematikan bagi
Daphnia
sp
akan
cenderung
dorman.
Daphnia
pakannya
berupa
mahluk-mahluk
bersel
sp
untuk
tunggal
cenderung
lingkungan.
Hewan
berfluktuasi,
dalam
tergantung
kelompok
ini
pada
adalah
suhu
anggota
lingkungan
kondisi
suhu
dan
berubah-ubah
lingkungan.
Pada
seperti
hewan
berubah-ubahnya
poikiloterm
air,
suhu
perbedaan
suhu
hewan
dengan
air
sangat
kecil
(Goenarso, 2005).
Hewan poikiloterm merupakan hewan yang menyesuaikan suhu
tubuhnya dengan fluktuasi suhu lingkungan. Anggapan bahwa
hewan poikiloterm tidak melakukan usaha untuk mempertahankan
suhu tubuhnya ternyata kurang tepat, hal ini dikarenakan dalam
hidupnya banyak usaha yang dilakukan oleh hewan poikiloterm
untuk mempertahankan suhu tubuhnya (Goenarso, 2005).
Termoregulasi adalah pemeliharaan suhu tubuh yang membuat
sel-sel mampu
yang
signifikan
pada
permukaan
hewan
itu.
d. Hewan
muda
frekuensinya
akan
lebih
tinggi
jika
ukuran
tubuh
lebih
besar
denyut
jantung
Daphnia
sp.
akan
mengalami
peningkatan.
d. Temperatur
Denyut jantung Daphnia sp. akan bertambah tinggi apabila
suhu meningkat.
e. Obat-obat (senyawa kimia)
Zat kimia akan menyebabkan aktivitas denyut jantung
Daphnia sp. menjadi tinggi atau meningkat.
D. Faktor-Fktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
simpatis
menyebabkan
ini
dipengaruhi
peningkatan
stress
produksi
individu
yang
epineprin
dan
kecepatan
metabolisme
sebesar
15-20%.
peradangan
peningkatan
dan
metabolisme
demam
sebesar
dapat
120%
menyebabkan
untuk
tiap
Hormon
kelamin
metabolisme
pria
basal
dapat
kira-kira
meningkatkan
10-15%
kecepatan
kecepatan
normal,
hormon
progesterone
pada
masa
ovulasi
mudah
mengalami
penurunan
suhu
tubuh
organ
seperti
trauma
atau
keganasan
pada
suhu
tubuh.
Kelainan
kulit
berupa
jumlah
yang
lingkungan
dapat
lebih
dingin.
Begitu
mempengaruhi
suhu
juga
sebaliknya,
tubuh
manusia.
yang
efektif
untuk
keseimbangan
suhu
tubuh
(Goenarso, 2005).
E. Pusat Termoregulasi
Pusat termoregulasi terdapat di hipotalamus yaitu:
a. Hipotalamus
anterior
yang
berfungsi
sebagai
regulator
berfungsi
sebagai
regulator
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen, karena pada
penelitian ini terdapat variabel-variabel yang digunakan untuk
menjawab rumusan masalah.
B. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Desember 2015
Pukul
: 13.00-selesai
Tempat
: Laboratorium fisiologi hewan
Universtas Negeri
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Gelas obyek
Surabaya
1 buah
1 buah
gedung
C10
c. Gelas piala
d. Gelas arloji
e. Pipet tetes
f. Termometer
g. Statif
h. Klem
2. Bahan
a. Kultur Daphnia sp.
b. Es batu
c. Air hangat
D. Variabel
1. Variabel manipulasi
: suhu
2. Variabel Kontrol : jenis Daphnia ,
waktu
3. Variabel respon
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
pipet,
memindahkanlah
secara
hati-hati
seekor
kali
pengukuran
suhu
tetap
pada
suhu
yang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh
hasil dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut:
Tabel 4.1 Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Frekuensi Denyut
Jantung Daphnia sp.
Suh
u
Awa
l
(OC)
10
15
Suh
Frekuensi Denyut
Rera
Jantung (kali/15 s)
ta
38
28
36
27
28
26
34
27
u
Akhi
r
(OC)
20
25
Frekuensi Denyut
Rera
Jantung (kali/15 s)
ta
32
23
28
26
24
25
28
24,3
20
25
15
24
14
19
22
24
17
22,3
30
35
19
26
17
24
18
32
18
27,3
40
35
30
25
20
Frekuensi Denyut Jantung (kali/15 s)
15
10
5
0
10
15
20
25
Suhu (oC)
Grafik 4.1 Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Frekuensi Denyut Jantung Daphnia sp.
4
Q10
2
0
10 15 20 25
Suhu (oC)
jantung per 15 detik yaitu 22,3 kali/15 detik sedangkan grafik 4.2
tentang pengaruh suhu lingkungan terhadap koefisien aktivitas atau
Q10. Sumbu X merupakan suhu awal dan sumbu Y merupakan Q 10.
Pada suhu awal 10OC Q10 yaitu 2,067, suhu 15OC Q10 yaitu 1,710,
suhu 20OC Q10 yaitu 1,167 dan suhu 25OC Q10 yaitu 1,653.
C. Pembahasan
Menurut hasil analisis percobaan diatas menunjukkan bahwa
pada suhu tertentu denyut jantung Daphnia sp.mengalami kenaikan
dan penurunan. Pada rentangan suhu awal 10 OC hingga 20OC
denyut jantung mengalami penurunan namun pada suhu 25 OC
mengalami kenaikan sehingga suhu 20 OC merupakan titik balik
grafik pengaruh suhu lingkungan terhadap frekuensi denyut jantung
Daphnia sp. dan dengan demikian semakin besar suhu maka
semakin lambat frekuensi denyut jantung Daphnia sp. dan pada
suhu tertentu mengalami kenaikan kembali. Hal ini kurang sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa kenaikan suhu berbanding
lurus dengan frekuensi denyut jantung Daphnia sp. Semakin besar
suhu lingkungan maka semakin cepat frekuensi denyut jantung
Daphnia sp. Mekanisme kerja jantung Daphnia sp. berbanding lurus
dengan kebutuhan oksigen per unit berat badannya pada hewanhewan dewasa. Daphnia sp. sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan pada suhu 220C 310C dan pH 6,5 7,4 sehingga jika
temperatur turun maka laju metabolisme turun dan menyebabkan
turunnya kecepatan pengambilan oksigen. (Pennak 1853).
Menurut Waterman (1960) mengemukakan bahwa hewan kecil
memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih cepat dari pada
hewan dewasa baik itu pada suhu atau temperatur panas, sedang,
dingin, maupun alkoholik. Hal ini disebabkan adanya kecepatan
metabolik yang dimiliki hewan kecil tersebut.
dan
faktor
yang
mempengaruhi
denyut
jantung
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan percobaan diatas maka dapat disimpulkan:
1. Cara mengukur frekuensi denyut jantung Daphnia sp. yakni
dengan mengamati serta menghitung denyut banyaknya
jantung berdenyut selama 15 detik dengan mikroskop
cahaya.
2. Frekuensi denyut jantung Daphnia sp. mengalami penurunan
dari suhu 10OC 20OC dan meningkat dari 20OC 25OC hal ini
kurang sesuai dengan teori dikarenakan beberapa faktor
internal dan eksternal Daphnia sp.
3. Koefisien aktivitas (Q10) Daphnia sp. mengalami penurunan
dari suhu 10OC 20OC dan meningkat dari 20OC 25OC hal ini
kurang
sesuai
dengan
hukum
Vant
Hof
dikarenakan
DAFTAR PUSTAKA
Pakan
Alami
untuk
Fisiologi
Hewan.
Fakultas
Biologi
Unsoed,
LAMPIRAN
Hasil
pengamatan
Daphnia pada suhu
awal 10 C
Penggunaan stopwatch
Perhitungan Q10 :
Hasil pengamatan
Daphnia pada suhu
15C.
Pengamatan
Daphnia
menggunakan
mikroskop
Hasil pengamatan
Daphnia pada suhu 25C
1. Q10 :
X 1+ X 2
2
15
2. Q10 :
X 1+ X 2
2
15
3. Q10 :
X 1+ X 2
2
15
4. Q10 :
X 1+ X 2
2
15
34+ 28
2
15
2,067
27+24
2
15
1,710
17+18
2
15
1,167
22,3+27,3
2
15
1,653