Anda di halaman 1dari 76

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BAHAYA-BAHAYA

MASA NIFAS DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM


ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:
DESRINA JAYA
06 200 011

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
2009

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BAHAYA-BAHAYA


MASA NIFAS DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM
ABDOEL MOELOEK PROVINSI TAHUN 2009

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Dalam Rangka Ujian Akhir Program


Pendidikan DIII Keperawatan

Oleh:
DESRINA JAYA
06 200 011

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
2009

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2009
DESRINA JAYA
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BAHAYA BAHAYA
MASA NIFAS DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM
ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009

xiv + 45 + 12 tabel + 1 gambar + 11 lampiran


ABSTRAK
Masa Nifas adalah suatu rentang yang amat penting bagi kesehatan ibu dan anak
setelah melewati masa hamil dan melahirkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh
angka kematian ibu di Indonesia mencapai 307/100000 angka kelahiran hidup
pada tahun 2002/2004. Tingkat kematian ibu di Lampung tinggi salah satunya
dikarenakan bahaya-bahaya masa nifas mencapai (71%) ini meliputi perdarahan
(36%), eklampsi (24%), infeksi(11%).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang
bahaya bahaya pada masa nifas. Desain penelitian yang dipakai bersifat
deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan data primer yang di peroleh dari
pembagian lembar instument test kepada ibu ibu nifas di Ruang Delima Rumah
Sakit Umum Abdoel Moeloek Provinsi Lampung pada minggu pertama bulan Juli
2009. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu non random accidental sampling
dan analisa data yang di gunakan adalah analisa data deskriptif dan didapat jumlah
sampel sebanyak 34 responden.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang bahayabahaya nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Provinsi
Lampung tahun 2009 secara keseluruhan adalah pengetahuan dalam kategori baik
sebanyak 23 orang (67,65%).
Saran-saran yang peneliti sampaikan adalah dengan diketahuinya bahaya-bahaya
masa nifas diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan baik untuk tenaga
kesehatan, peneliti dan pembaca serta dapat meningkatkan sistem pelayanan
terhadap pasca melahirkan/masa nifas yang baik di Indonesia dan Lampung
khususnya.
Daftar Bacaan : 19 (1998-2008)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul KaryaTulis Ilmiah:


GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BAHAYA-BAHAYA
MASA NIFAS DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM
ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009

Nama

: Desrina Jaya

NIM

: 06 200 011

Telah diperiksa, disetujui dan dapat dilanjutkan pada sidang Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Keperawatan Tanjungkarang.

Bandar Lampung, Juli 2009


Pembimbing Materi

Hj.Sulastri Analisa, B.Sc,S.Pd


NIP: 195405171976022001

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Tulis Ilmiah :
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BAHAYA-BAHAYA
MASA NIFAS DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM
ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009

Nama

: Desrina Jaya

NIM

: 06 200 011

Diterima oleh Tim Penguji Akhir Program Jurusan Keperawatan Politeknik


Kesehatan Tanjung Karang Tahun Akademik 2008/2009 sebagai persyaratan Ujian
Akhir Program.
1. Ketua TIM
Nama

: Hj. Sulastri Analisa, B.Sc,S.Pd

NIP

: 195405171976022001

2. Penguji I
Nama

: Hj. Nurhayati,HK,B.Sc,S.Pd

NIP

: 195410151982032001

3. Penguji II
Nama

: Purwati,S.Pd,MAP

NIP

: 195410151982032001

Tanggal Ujian : 10 Agustus 2009


Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Depkes Tanjungkarang

Hj.Hernawily, SKM.M.Kes
NIP : 460 010 624

BIODATA PENULIS

Nama

: Desrina Jaya

NIM

: 06 200 011

Tempat & Tanggal Lahir

: B.Lampung, 22 Desember 1988

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status Mahasiswa

: Reguler

Alamat

: Jl.Eboni TE1 No.16 BTN III,


Way Halim,B.Lampung

RIWAYAT PENDIDIKAN
TK (1993-1994)

: TK Aisyiah Menggala Tulang Bawang

SD (1994-2000)

: SD Negeri 01 UGI Menggala Tulang Bawang

SMP (2000-2003)

: SMP Negeri 29 B.Lampung

SMA (2003-2006)

: SMU Negeri 05 B.Lampung

D III (2006- sekarang)

: Program Studi Keperawatan Tanjung Karang

MOTTO

Berbuat salah dalam suatu pekerjaan lebih baik dari pada tidak
pernah salah tetapi tidak pernah berbuat sesuatu
(anonim)

Sahabat sejati adalah mereka yang sanggup berada


disisimu ketika kamu memerlukan sokongan walaupun
saat itu mereka sepatutnya berada di tempat lain yang
lebih menyeronokkan.

PERSEMBAHAN
Beberapa untaian kata kata yang telah ku buat, ku persembahkan untuk :

Rasa syukurku yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT yang selalu


memberikan petunjuk dan karunia-Nya kepadaku.

Ayah(Alm) dan Ibuku, yang telah memberikan segalanya baik doa, kasih
sayang, nasihatnya untuk suatu keberhasilanku di masa depan,semoga
Allah SWT selalu menyertai kedua orangtuaku.

Kakak-kakakku dan keluargaku yang selalu memberikan bantuan,


dukungan, kegembiraan dan doa untukku.

Ibu Hj. Sulastri Analisa,B.Sc,S.Pd sebagai pembimbing KTI-ku terima


kasih atas waktu,nasihat,bimbingan, dan perhatiannya dalam penyusunan
tugasku ini sehingga dapat terselesaikan.

My Inspiration,terima kasih atas perhatian,yang tak pantang menyerah


memberikan semangat, yang telah memberikan motivasi, sabar

dan

membantu untuk menyeselaikan KTI ini &_U...

Teman Aspri ku(Wike,Meri,Lona,Leni,Emi,Ana,Tika,Tri,Susi) dan


Aspraku(Tirta,Ica,Tio,Catur,Ridho,Hari,Ari,Muhammad,Panggih,Candra)
yang selalu menemaniku dan membantuku. Serta teman teman angkatan
XXII keperawatan yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu,terima kasih
atas masukan, solusi,dan perhatiannya.

Adik-adik tingkatku(Tari,Ima,Tia,Yuna,Dian,Dila,Uka) belajar yang rajin


ya agar dapat lulus di tahun depan.

Almamater Poltekkes Program Studi Keperawatan Tanjung Karang.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yang berjudulGambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya Bahaya Masa
Nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Provinsi Lampung
Tahun 2009 , dalam rangka penerapan metodelogi riset.
Dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Sri Indra Trigunarso,SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
2. Ibu Hj.Herna Willy,SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Tanjung Karang.
3. Bapak Gustop Amatiria,S.Kp, M.Kes selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Tanjung Karang.
4. Ibu Hj. Sulastri Analisa,B.Sc, S.Pd selaku pembimbing KTI yang telah
banyak membantu,memberikan saran,masukan,nasihat bagi peneliti hingga
terselesaikannya KTI ini.
5. Bapak Suyanto,S.Kp,M.Kes selaku Koordinator mata ajaran Aplikasi
Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan saran dan idenya.

6. Orang tua dan keluargaku yang telah memberikan perhatian dan kasih
sayangnya serta doa yang tak pernah lepas untuk keberhasilanku.
7. Semua pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan KTI
ini hingga dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak dan rekan.
Akhir kata penulis berdoa semoga Allah SWT membalas kebaikan tersebut dan
semoga Karya Tulis Ilimah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Dalam ............................................................................
i
Abstrak ii
Lembar Persetujuan ..............................................................................
iii
Lembar Pengesahan ..............................................................................
iv
Biodata Penulis....................................................................................... v
Motto vi
Persembahan ..
vii
Kata Pengantar ......................................................................................
viii
Daftar Isi ...............................................................................................
x
Daftar Tabel
.................................................................................... xii
Daftar Gambar.......................................................................................
xiii
Daftar Lampiran .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
I.I Latar Belakang.....................................................................................
I.2 Identifikasi Masalah............................................................................
I.3 Rumusan Masalah...............................................................................
I.4 Batasan Penelitian...............................................................................
I.5 Tujuan Penelitian ................................................................................
I.6 Manfaat Penelitian ..............................................................................
1.6.1 Bagi RSUDAM Provinsi Lampung ................................................
1.6.2 Bagi Prodi Keperawatan Tanjung Karang......................................
1.6.3 Bagi Institut Pelayanan Kesehatan .................................................
1.6.4 Bagi Mahasiswa

1
1
6
7
7
7
8
8
8
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................


2.1 Pengertian Pengetahuan .....................................................................
2.2 Nifas ..................................................................................................
2.2.1 Pengertian Nifas .............................................................................
2.2.2 Pembagian Masa Nifas ...................................................................
2.2.3 Perawatan Masa Nifas ....................................................................
2.2.4 Tujuan Perawatan Masa Nifas ........................................................
2.2.5 Bahaya Bahaya Masa Nifas .........................................................
2.2.6 Kelainan Kelainan Dalam Masa Nifas .........................................
2.2.7 Komplikasi Masa Nifas...................................................................
2.2.8 Pemeriksaan Pasca Nifas .................................................................

9
9
11
11
11
12
13
14
18
20
21

BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN ..................................


3.1 Kerangka Kerja ...............................................................................
3.2 Pertanyaan Penelitian.........................................................................
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................
3.4 Definisi Operasional...........................................................................

24
24
25
25
25

BAB IV METODELOGI PENELITIAN .............................................


4.1 Desain Penelitian................................................................................
4.2 Populasi dan Sampel ..........................................................................
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................
4.3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................
4.3.2 Waktu Penelitian .............................................................................
4.4 Etika Penelitian ..................................................................................
4.5 Instrumen Penelitian ..........................................................................
4.6 Pengolahan dan Analisa Data ............................................................
4.6.1 Pengolahan Data..............................................................................
4.6.2 Analisa Data ....................................................................................

27
27
27
28
28
28
28
29
29
29
30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................


5.1 Gambaran Umum R.Delima RSUDAM ..........................................
5.2 Hasil Penelitian ..................................................................................
5.2.1 Karakteristik responden .................................................................
5.2.2 pengetahuan responden tentang bahaya nifas .................................
5.3 Pembahasan .......................................................................................

31
31
32
32
33
36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................


6.1 Kesimpulan ........................................................................................
6.2 Saran ..................................................................................................
6.2.1 Bagi RSUDAM Porvinsi Lampung ...............................................
6.2.1.1 Bagi supervisor.............................................................................
6.2.1.2 Bagi kepala ruangan delima.........................................................
6.2.1.3 Bagi bidan/perawat ......................................................................
6.2.1.4 Bagi prodi keperawatan................................................................
6.2.2 Bagi institut pelayanan kesehatan ...................................................
6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ...............................................................

43
43
44
44
44
44
44
44
45
45

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defisini Operasional


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pengertian Masa Nifas
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Bahaya Nifas Secara Umum
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Bahaya Nifas(Perdarahan)
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Bahaya Nifas(Infeksi)
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Bahaya Nifas(Psikologis)
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tujuan Perawatan Nifas
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pemeriksaan Pasca Nifas
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Komplikasi Nifas
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Bahaya Nifas Keseluruhan

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Kerja ...................................................................... 24

DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat izin telah melakukan penelitian
3. Lembar Informed Consent
4. Kisi Kisi Soal
5. Lembar instrument test
6. Lembar Jawaban soal
7. Tabulasi Data
8. Rencana Jadwal Penelitian
9. Sejarah Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Provinsi Lampung
10. Jadwal kegiatan harian Ruang Delima RSUDAM Provinsi Lampung
11. Lembar Konsultasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu
tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam
upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan (Muchtar R,1998).
Angka Kematian Ibu di Indonesia termasuk tinggi di Asia Tenggara pada
tahun 2002-2004 mencapai 307 per seratus ribu kelahiran hidup, yang berarti
50 ribu meningggal setiap harinya karena bahaya bahaya dan komplikasi
dari persalinan dan saat melahirkan, pada tahun 2005 menurun menjadi 290,8
per seratus ribu kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2006 mengalami
penurunan kembali menjadi 255 per seratus ribu kelahiran hidup, sedangkan
pada tahun 2007 mencapai 228 per seratus ribu kelahiran hidup.
Walau telah mengalami penurunan Angka Kematian Ibu, namun angka ini
masih tetap termasuk tinggi dibandingkan dengan negara negara lainnya di
Asia Tenggara (dikutip dari http://www.kompas.com/kompas-cetak. Prioritas
Pada

Penurunan

Angka

Bayi/0705/05/Fokus/3504261.htm).

Kematian

Ibu

dan

Departemen Kesehatan menargetkan pada tahun 2009 ini penurunan angka


kematian ibu menjadi 226 per seratus ribu kelahiran hidup(dikutip dari
http://www.suarapembaruan.com/News.Oleh:Siswno.KematianIbu,Indonesia
Tertinggi

di

ASEAN/2003/09/02/index.html),

sedangkan

tahun

2010

Departemen Kesehatan menargetkan angka kematian ibu turun kembali


menjadi 125 per seratus ribu kelahiran hidup.
Sistem pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang turut bertanggung jawab untuk mencegah masalah masalah
kesehatan. Seperti yang telah ditingkatkan yaitu pelayanan keperawatan
terhadap masa nifas pada ibu pasca melahirkan. Masa nifas adalah suatu
rentang waktu yang amat penting bagi kesehatan ibu dan anak setelah
melewati masa hamil dan melahirkan,masa ini berawal dari selesai melahirkan
sampai 6-8 minggu setelahnya, tetapi masih banyak sistem pelayanan tersebut
tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang
normal, tapi 15-20 diantara 100 ribu ibu mengalami gangguan pada
kehamilan, persalinan dan masa nifas. Gangguan itu dapat terjadi secara
mendadak dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu
ibu, keluarga, dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya
tersebut (dikutip dari http://www.hyopnobirthing Evariny A. Untuk Seputar
Kehamilan.web.id).

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada masa nifas ibu ibu perlu
mempunyai pengetahuan tentang nifas, bagaimana perawatannya, melakukan
pemeriksaan masa nifas dan bahaya bahaya masa nifas, ini ditujukan agar
dapat

terhindar dari bahaya- bahaya seperti perdarahan, infeksi, episiotomi,

sakit perut, baby blues yang mungkin saja dapat menyerang selama pasca
persalinan ibu.
Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Direktoran Bina Kesehatan
Keluarga bekerja sama dengan Pusat Punyuluhan Kesehatan Masyarakat
Depkes dan Kesos, Tim Penggerak PKK Pusat dan Kantor Perwakilan WHO
di Jakarta, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan masa nifas adalah gejala
yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya. Biasanya ibu
perlu segera mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan seperti dokter, atau
bidan untuk menyelamatkan jiwanya (dikutip dari http://www.hyopno
birthing. Evariny A. Untuk Seputar Kehamilan.web.id).
Salah satu peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas adalah
mengidentifikasi dan merespon terhadap keperluan dan komplikasi yang
terjadi pada saat saat penting di masa nifas, asuhan masa nifas sangat
penting karena periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya
(Suherni,2009).
Pemerintah melalui Departemen Kesehatan juga telah memberikan kebijakan
dalam hal ini, sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu masa nifas,yakni paling
sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas. Tujuan kebijakan itu adalah untuk
menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir, pencegahan terhadap

kemungkinan kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan


bayinya, mendeteksi adanya bahaya bahaya pada masa nifas, menangani
berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun
bayinya pada masa nifas (Suherni,2009).
Mengenai penyebab kematian, Depkes RI menegaskan bahwa 90% kematian
ibu disebabkan oleh perdarahan, toksemia gravidarum, infeksi, partus lama
dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar
persalinan dan pasca persalinan/ masa nifas.
Data IBI pada tahun 2008 menyebutkan bahwa faktor faktor penyebab
kematian ibu berturut- turut disebabkan karena perdarahan (30%), eklampsi
(25%), infeksi (12%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%),
komplikasi

nifas

(8%),

penyakit

lainnya

(12%)

(http:\\www.Mediaindo.Siswono.Membuat Ibu dan Anak Berarti Dapat


Kurangi AKI.co.id).
Tingkat Kematian Ibu di Lampung masih tergolong tinggi. Faktor penyebab
terjadinya kematian di Lampung berturut-turut disebabkan karena perdarahan
(36%), eklampsi(24%), dan infeksi(11) (http://www.kompas.com/kompascetak,Oleh :Helena Fransiska. Angka Kematian Ibu dan Anak di Lampung
Tinggi /0703/07/Fokus/3504261.htm).

Angka Kematian Ibu di Provinsi Lampung tahun 2001-2004 mencapai 321


kasus, tahun 2005 terdapat 144 kasus, tahun 2006 ada 125 kasus

(http://webmaster@mediaindonesia. Angka Kematian Ibu di Lampung


Turun/2007/04/14/ co.id)
Sedangkan angka Kematian Ibu di Bandar Lampung sendiri tahun 2003 ada
12 kasus, 2004 ada 14 kasus, 2005 ada 16 kasus, 2006 ada 10 kasus
(http://webmaster@mediaindonesia. Angka Kematian Ibu di Bandar Lampung
Meningkat/2006/06/10/ co.id)
Dari perolehan data di Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Ruang
Kebidanan (Delima) didapatkan jumlah ibu nifas pada tahun 2006 sebanyak
2593 orang kemudian tahun 2007 sebanyak 3161 orang. Dan pada tahun 2008
berjumlah 2538 orang,serta pada bulan januari 2009 adalah 211 orang, bulan
februari 2009 adalah 148 orang,bulan maret 2009 adalah 215 orang. Total
tahun 2006-2008 adalah 8292 orang dan pada tahun ini sebanyak 574 orang.
Jumlah ini termasuk persalinan normal,dan komplikasi persalinan seperti
ekstrasi vakum, ekstrasi porcep, pres.bokong, embriologi. Dari hasil presurvey
juga didapat hasil penyebab kematian ibu pada tahun 2006 sebanyak 18 orang,
tahun 2007 sebanyak 14 orang dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 22
orang.
Dari hasil pre penelitian yang peneliti lakukan di RSUDAM pada minggu
pertama di bulan April terdapat

5 (50%) dari 10 orang ibu nifas yang

mengerti sedikit tentang masa nifas, 7 (70%) dari 10 orang yang belum
mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dimasa nifas, 7 (70%) dari
10 orang yang belum mengerti tentang perawatan masa nifas, 2 (20%) dari 10
orang yang memeriksakan dirinya saat masa nifas kepelayanan kesehatan.

Dari wawancara yang diperoleh ibu nifas mendapat pengetahuan ini hanya
sekilas dari televisi, dan pengalaman masa melahirkan sebelumnya, atau dari
pengalaman cerita teman, tetangga, dan kerabat mereka, bukan dari sumber
sumber yang dapat dipercaya seperti bidan/perawat atau pelayanan kesehatan
lainnya. Wawancara ini diperoleh dari beberapa responden saat dilakukan
presurvey di Rumah Sakit Abdoel Moeloek Provinsi Lampung pada bulan
April tahun 2009 lalu.
Berdasarkan latar belakang data fenomena tersebut diatas masih banyak ibu
yang tidak mengetahui arti masa nifas yang sebenarnya dan dampak apa saja
yang dapat terjadi saat masa nifas jika tidak dilakukan pemeriksaan dan
perawatan pada masa nifas, maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti
tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya-Bahaya Masa
Nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Abdoel Moeloek Provinsi Lampung
Tahun 2009.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Masih tingginya angka kematian ibu Indonesia di Asia Tenggara
dibandingkan dengan negara lain sebanyak 307 per seratus kelahiran
hidup, salah satunya disebabkan karena pasca persalinan/masa nifas.
1.2.2 Terdapat 90% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, toksomia
gravidarum, infeksi, partus lama, dan komplikasi abortus. Kematian ini
paling terjadi pada masa sekitar persalinan dan pasca persalinan.

1.2.3 Sekitar 5 (50%) dari 10 orang kurangnya pengetahuan masa nifas.


1.2.4 Terdapat 7 (70%) dari 10 orang ibu yang belum mengerti perawatan
masa nifas.
1.2.5 Diketahui hanya 2 (20%) dari 10 orang ibu nifas yang melakukan
pemeriksaan setelah masa nifas kepelayanan kesehatan.
1.2.6 Ditemukan ibu yang belum mengetahui bahaya bahaya masa nifas
sebanyak 7 (70%) dari 10 orang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
penelitian ini adalah :
Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Masa Nifas Tentang Bahaya
Bahaya Masa Nifas Di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2009?.
1.4 Batasan Penelitian
Karena terdapat keterbatasan peneliti dari segi tenaga, waktu, dan biaya yang
dimiliki dalam penelitian ini, maka peneliti hanya membatasi penelitian ini
pada bahaya bahaya masa nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Abdoel Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2009.

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
masa nifas tentang bahaya bahaya masa nifas di Ruang Delima Rumah Sakit
Umum Abdoel Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2009.

1.6 Manfaat Penelitian


Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang terkait, antara lain :
1.6.1Bagi RSUDAM Provinsi Lampung
Menjadikan masukan bagi RSUDAM yaitu tentang pengetahuan ibu
nifas sehingga dapat memberikan tindakan promotif dan preventif
guna peningkatan kesehatan masyarakat
1.6.2Bagi Program Studi Keperawatan Tanjung Karang
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Politeknik Departemen Kesehatan Tanjungkarang terutama di Program
Studi Keperawatan sebagai dasar dalam melakukan penelitian lebih
lanjut terutama di bidang Keperawatan Maternitas.
1.6.3Bagi Institut Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dijadikan sumber informasi tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pelayanan sesuai standar persalinan ibu post partum
khususnya.
1.6.4Bagi Mahasiswa
Dapat mengetahui pengetahuan ibu masa nifas tentang bahaya
bahaya masa nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Abdoel
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2009 dan merupakan hasil
penerapan atau aplikasi Karya Tulis Ilmiah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo(2003) pengetahuan adalah berasal dari kata tahu yang
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia ini diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavoiur).
Apabila suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan apabila
manusia mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi
proses sebagai berikut :
Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu disini sikap
subjek sudah mulai timbul.
Evaluation (menimbang nimbang) terhadap baik dan tidaknya terhadap
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.

Trial dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
(Notoadmodjo,2003).
Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang
normal, tapi 15-20 diantara 100 ibu hamil mengalami gangguan masa
persalinan dan nifas. Gangguan tersebut bisa terjadi mendadak,karena itu
keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda-tanda dan
bahaya-bahaya tersebut.
Dari hasil presurvey peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu ibu nifas perlu
mempunyai pengetahuan tentang masa nifas. Pengetahuan tentang masa nifas
ini dapat diperoleh dari bidan/perawat atau pelayanan kesehatan terdekat
selama ia memeriksakan kehamilannya, media masa (seperti koran, majalah,
buku, televisi), pengalaman melahirkan sebelumnya, serta dapat dari
pengalaman - pengalaman tetangga terdekat.
Peneliti memperkirakan ibu yang telah mengetahui tentang masa nifas
kemungkinan akan terhindar dari bahaya bahaya masa nifas tersebut selama
ia rajin melaksanakan perawatan dan pemeriksaan di masa nifas (dikutip dari
http://www.hyopnobirthing. Evariny A. Untuk Seputar Kehamilan.web.id).

2.2 Nifas
2.2.1

Pengertian Nifas
Pengertian dari masa nifas (puerperium) ialah masa pulih kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar,Rustam,1998).
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa
atau waktu sejak bayi lahir dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai
enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ organ
yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).

2.2.2

Pembagian Masa Nifas


Masa nifas dibagi dalam tiga periode :

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri


dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan, tahunan (Mochtar,Rustam,1998)
Waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila kondisi sehat prima, atau bisa
juga berminggu minggu, bulanan, bahkan tahunan, bila ada gangguan
dan bahaya kesehatan lainnya (Suherni, 2009)

2.2.3

Perawatan Pasca Persalinan/Masa Nifas


Perubahan yang terpenting pada periode kala nifas (masa setelah
melahirkan) adalah terjadinya perubahan fisik dan laktasi (menyusui)
(Manuaba, 1999).

1. Mobilisasi : karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur


terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring
miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan- jalan,
dan hari ke 4 atau ke 5 diperbolehkan pulang.
2. Diet : makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya
makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur
sayuran, dan buah buahan.
3. Miksi : hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Bila
kantung kencing penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan
kateterisasi.
4. Defekasi : buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila
berak keras diberi obat laksans per oral, dan bila belum bisa dilakukan
klisma.
5. Perawatan payudara : telah dimulai sejak hamil agar puting susu lemas,
tidak keras, dan kering sebagai persiapan menyusui bayi.
6. Laktasi : untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi
perubahan pada kelenjar mamae.

7. Cuti hamil dan bersalin : menurut undang undang bagi wanita pekerja
berhak mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan
sebelum bersalin dan ditambah 2 bulan setelah bersalin.
8. Pemeriksaan pasca persalinan : bagi wanita dengan persalinan normal
baik dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun
bagi wanita yang persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol
seminggu kemudian.
9. Nasihat untuk ibu post natal :
Fisioterapi post natal baik untuk diberikan
Bayi disusui dengan benar
Kerjakan gimnastik sehabis bersalin
Untuk kesehatan ibu, bayi, dan keluarga sebaiknya melakukan KB
untuk menjaga jarak anak
Berikan imunisasi pada bayi
(M.Rustam,1998)
2.2.4

Tujuan Perawatan Masa Nifas

Restorasi kesehatan ibu yang optimal (termasuk pencegahan, atau deteksi


bila perlu akan perdarahan, sepsis dan tromboemboli).
Pencapaian kesehatan bayi yang optimal.
Terbentuknya keterikan (bonding).
Terjadi laktasi.
Pendidikan bagi ibu.
Ibu kembali ke kehidupan normal dengan cepat.

2.2.5

Bahaya-Bahaya Masa Nifas


Setelah melahirkan sejumlah ibu mengalami beberapa masalah, bahkan
ada yang berakibat fatal. Dibawah ini menurut Dr.dr.Dwiana Ocviyanti
Idrus,SpOG(K) terdapat beberapa bahaya risiko pasca persalinan yang
mungkin dapat terjadi pada ibu pasca persalinan atau pada masa nifas.
Beberapa bahaya yang mungkin saja dapat terjadi pada pasca nifas adalah:
1. Perdarahan Pasca Persalinan
Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500ml/24
jam melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III.
Hemoragi Post Partum Primer : adalah mencakup semua kejadian
perdarahan dalam 24 jam setelah kelahiran. Penyebabnya :
Uterus atonik (terjadi plasenta atau selaput ketuban tertahan)
Trauma

genital

penatalaksanaan

(meliputi
atau

penyebab

gangguan

spontan,trauma

misalnya

kelahiran

akibat
yang

menggunakan peralatan termasuk SC, episiotomi)


Koagulasi Intravaskuler Diseminata.
Inversi Uterus.
Hemoragi Post Partum Sekunder : mencakup semua kejadian PPH terjadi
24 jam sampai 6 minggu masa post partum. Penyebabnya :
Fragmen plasenta atau selaput ketuban tertahan.
Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet (dapat terjadi di
serviks, vagina, kandung kemih, rektum)
Terbukanya luka pada uterus (setelah SC, ruptur uterus)

(Suherni,2009)
2. Episiotomi
Wanita yang setelah melahirkan mengalami robekan pada vagina bagian
dalam, dengan jahitan atau kerusakan perineum (daerah diantara vulva dan
anus, yang terdiri dari kulit dan otot) kadang memang merasa cemas
bersenggama dengan suaminya. Jahitan yang tidak pas divagina membuat
banyak wanita kehilangan gairah untuk bersenggama karena itu
menimbulkan rasa sakit saat bersenggama. Wanita yang mengalami luka di
vagina ini cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama sekitar 6
sampai 8 minggu setelah melahirkan untuk merasa nyaman kembali saat
bersenggama. Setelah merasa yakin telah sembuh barulah mereka merasa
aman dan kembali bergairah seperti semula. Kondisi luka ini
mempengaruhi lamanya penyembuhan.
3. Infeksi Nifas
Saat- saat menegangkan selama proses persalinan berlalu sudah. Namun,
masih harus waspada terhadap bahaya infeksi selama masa nifas. Lukaluka yang terjadi selama proses persalinan bisa jadi pintu gerbang bagi
kuman kuman penyakit untuk masuk ke dalam tubuh. Infeksi nifas yang
terjadi setelah persalinan merupakan masalah kesehatan yang

serius.

Sebab, kerap kali penyebab kematian pada ibu-ibu yang baru bersalin.
Faktor predisposisi yang terpenting pada infeksi nifas :
Semua keadaaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh
penderita, seperti perdarahan banyak dll.
Partus lama terutama pada ketuban pecah lama

Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.


Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah
(Sarwono Prawirohardjo, 2005)
Etiologi infeksi nifas : penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50%
adalah kuman yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal
jalan lahir.
Cara terjadi infeksi nifas :
Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan
dalam yang berulang ulang dapat membawa bakteri yang sudah
ada kedalam rongga rahim.
Alat alat yang tidak suci hama.
Infeksi droplet.
Klasifikasi infeksi nifas :
Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva, serviks, dan
endometrium.
Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui : pembuluh darah
vena, pembuluh limpe, dan endometrium.
Pencegahan infeksi nifas :
Luka luka dirawat jangan sampai terkena infeksi.
Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diiisolasi dalam ruangan
khusus.
Tamu yang berkunjung harus dibatasi.
Menghindari terbukanya vulva.
Semua alat harus steril sebelum menyentuh pasien.

4. Sakit Perut
Selama kehamilan otot-otot perut terluar meregang dan berjarak untuk
memberi ruang bagi rahim yang terus membesar. Bahkan setelah
persalinan ketika rahim mengerut ke ukuran semula, otot-otot perut ini
bisa saja tidak membuat lebih baik, tapi malah lebih buruk yaitu
mengakibatkan sakit perut. Sebenarnya hal itu masih wajar, namun ada
sakit perut yang butuh penanganan dokter. Setelah bayi lahir proses
pemulihan tubuh ibupun dimulai. Biasanya kondisi ini kurang mendapat
perhatian karena lebih asyik dengan si kecil. Kita baru menyadari jika ada
bagian tubuh yang sakit dan mengganggu seperti sakit perut. Sakit yang
bisa berlangsung selama berhari-hari ini sebenarnya bisa segera diatasi
asal ditangani dengan benar.
5. Baby Blues
Sebagian ibu merasa depresi setelah melewati persalinan. Menurut para
ahli, hal ini disebabkan kadar hormon estrogen dan progesteron dalam
tubuh menurun secara drastis. Umumnya terjadi dalam 14 hari pertama
setelah melahirkan dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau hari
keempat setelah persalinan.
6. Selulit
Selulit merupakan penumpukan sel-sel lemak pada jaringan kulit yang
berlebihan, sehingga permukaan kulit tampak tidak rata seperti kulit jeruk.
Jika kulit paha atau pinggul ditekan dengan jari-jari tangan, akan terlihat
garis atau guratan-guratan mirip kulit jeruk. Pasca melahirkan selulit yang

timbul saat hamil biasanya masih tersisa. Biasanya tubuh tidak secara
otomatis kembali ke bentuk semula. Butuh beberapa waktu lamanya dan
itu pun menjadi bertahap. Timbunan lemak yang masih tertinggal di
beberapa bagian tubuh tidak serta merta akan hilang, bahkan di situlah
selulit biasanya timbul (Dr.dr.Dwiana Ocvianti Idrus,SpOG,2008)
2.2.6

Kelaianan-Kelainan Dalam Masa Nifas


Keadaan Abnormal Pada Rahim adalah :
Sub involusi uteri.
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga
proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri
adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan
selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.
Pendarahan masa nifas sekunder.
Adalah perdarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah
terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan
selaputnya.
Flegmansia alba dolens.
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh
darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
1. Terjadi pembengkakan pada tungkai.
2. Berwarna putih.
3. Terasa sangat nyeri.
4. Tampak bendungan pembuluh darah.
5. Temperatur badan dapat meningkat.

6. Keadaan abnormal pada payudara


Keadaan Abnormal Pada Payudara adalah :
Bendungan ASI
Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae
bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
Mastitis dan Abses Mamae
Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan
mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae.
Keadaan Abnormal Psikologis :
Psikologi Pada Masa Nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi.
Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12
setelah melahirkan.Pada 0 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada
pada puncak kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat
melahirkan sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu
mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur di malam
hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul,
biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataannya
berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima.
Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan
khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya

sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi
dirinya atau bayinya.
Pada 1 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan
menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota
keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin
cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.
Depresi Pada Masa Nifas
Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan
10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini
berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1
tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul
saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukkan faktor-faktor
penyebab depresi adalah terhambatnya karier ibu karena harus melahirkan,
kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan perubahan
struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara
(http://creasoft.wordpress.com/2008/04/17/tanda-tanda-bahaya-kalanifas/).
2.2.7

Komplikasi Masa Nifas


Pireksi Puerperium

Merupakan keadaan demam yang terjadi pada wanita dimana temperatur


naik menjadi 38 C atau lebih, dalam 14 hari setelah melahirkan atau
abortus.
SEPSIS
Infeksi Traktus Genital
Infeksi saluran Kemih
Sering, terutama setelah menstruasi
Infeksi Payudara
TROMBOEMBOLI
Merupakan penyebab kematian ibu terpenting
Trombosis
Mungkin terjadi pada tungkai atau vena pelvis.
Emboli
PERDARAHAN POST PARTUM
Perdarahan post partum sekunder
Tiap perdarahan traktus genital yang berlebihan (perhatikan bahwa volume
tidak ditentukan) setelah 24 jam dari kelahiran.
2.2.8

Pemeriksaan Pasca Nifas


Pemerintah melalui Departeman Kesehatan juga telah memberikan sesuai
dengan dasar kesehatan ibu masa nifas yang paling sedikit 4 kali
kunjungan pada masa nifas. Adapun frekuensi kunjungan itu adalah :
1. Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah persalinan. Tujuan :

Mencegah perdarahan pada ibu nifas karena persalinan


atonia uteri.
Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan : rujuk
bila pendarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas.
Pemberian ASI pertama.
Memberikan

supervisi

pada

ibu

bagaimana

teknik

melakukan hubungan antara ibu dan bayi.


Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
2. Kunjungan kedua, waktu : enam hari setelah persalinan. Tujuan :
Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.
Evaluasi adanya tanda tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
Memastikan ibu cukup makan, minum, dan istirahat.
Memastikan ibu menyusui bayinya dengan benar dan tidak
ada tanda tanda penyulit.
Memberikan konseling pada ibu mengenai hal hal
berkaitan dengan asuhan pada bayi.
3. Kunjungan ketiga, waktu : dua minggu setelah persalinan. Tujuan :
Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.
Evaluasi adanya tanda tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
Memastikan ibu cukup makan, minum, dan istirahat.

Memastikan ibu menyusui bayinya dengan benar dan tidak


ada tanda tanda penyulit.
Memberikan konseling pada ibu mengenai hal hal
berkaitan dengan asuhan pada bayi.
4. Kunjungan keempat, waktu : enam minggu setelah persalinan.
Tujuan :
Menanyakan penyulit penyulit yang ada.
Memberikan konseling untuk KB secara dini.

(Suherni S.Pd,APP,M.Kes,2009)

BAB III
KERANGKA KERJA PENELITIAN
3.1 Kerangka Kerja
Menurut Notoatmodjo,2002 mengatakan bahwa kerangka kerja penelitian
merupakan kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati/diukur
melalui penelitian penelitian yang dilakukan.
Dalam kerangka kerja penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang


Bahaya-Bahaya Masa Nifas di Rumah
Sakit Umum Abdoel Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2009.

Keterangan :
: variabel yang diteliti

Baik
Kurang baik

Berdasarkan kerangka konsep diatas, memiliki penjelasan bahwa peneliti


ingin meneliti Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya-Bahaya
Masa Nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2009 dalam penilaian dengan kategori baik atau kurang
baik.
3.1 Pertanyaan Penelitian
Dari rumusan kerangka konsep diatas dapat disebutkan pertanyaan penelitian
yaitu :
Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu nifas tentang bahaya bahaya
masa nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Provinsi
Lampung tahun 2009?.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Notoatmojo(2002) mengatakan bahwa variabel merupakan sesuatu
yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan
oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian tertentu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu variabel(variabel tunggal)
yaitu pengetahuan ibu nifas tentang bahaya bahaya masa nifas di Ruang
Delima Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Provinsi Lampung tahun 2009.
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu penentuan mengenai wujud variabel yang
akan dikaji dalam suatu penelitian. Definisi operasional bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang
bersangkutan serta mengembangkan instruman/alat ukur.

Dalam penelitian ini definisi operasional yang digunakan adalah :

Tabel 3.1. Definisi Operasional


Variabel

Definisi

Alat

Cara

Hasil

Skala

operasional

ukur

ukur

ukur

Ukur

Pengetahuan

Kemampuan

Menggunakan

Responden

Baik,

Ibu

ibu/responden

test berbentuk

mengisi

pertanyaan

dalam menjawab

test

lembar

pertanyaan yang

dengan

yang

bahaya masa

diajukan

alternatif

disediakan

nilai > 50.

nifas

peneliti

dalam

jawaban benar

peneliti.

Kurang

bentuk

benar

salah

nifas

tentang
bahaya

salah.

oleh

obyektif

dengan

test
telah

benar

bila

>10

soal,dengan

baik,

bila

pertanyaan

pertanyaan

sebanyak 20.

benar 10
soal,dengan
nilai 50.

Ordinal

BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriftif, yaitu membuat
gambaran atau deskripsi secara obyektif, dengan pendekatan survey
(Notoatmodjo, 2002).
Penelitian ini untuk mendapat gambaran pengetahuan ibu nifas tentang bahaya
bahaya masa nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek
tahun 2009 dengan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah- langkah : pengumpulan
data, klasifikasi, analisa data, membuat kesimpulan, dan laporan.
4.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo,2002).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu ibu nifas, dengan jumlah populasi
penelitian diambil dari Ruang Delima Rumah Sakit Abdoel Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2009.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian
populasi (Arikunto, 2006).

Selanjutnya sampel diambil dengan teknik non random accidental sampling


yaitu pengambilan sampel secara aksidental ini dilakukan dengan mengambil
kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia pada saat dilakukan
penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2002) dengan waktu penelitian minggu
pertama dibulan Juli 2009 dengan 34 responden. Kriteria sampel yang diambil
yaitu ibu ibu nifas yang bersedia menjadi responden penelitian, mempunyai
pengetahuan membaca dan menulis, mempunyai waktu untuk mengisi lembar
instrument test, bersedia mengisi jawaban sendiri tanpa bantuan orang lain,
tidak mengalami gangguan jiwa/mental.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Ruang Delima(R.Nifas) Rumah Sakit
Umum Abdoel Moeloek (RSUDAM) Provinsi Lampung.

4.3.2

Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada minggu pertama dibulan Juli 2009.

4.4 Etika Penelitian


Untuk menjamin kerahasiaan responden yang menjadi subjek penelitian dan
tidak

mendapatkan

paksaan, maka

responden menandatangani

surat

persetujuan tentang kesediannya menjadi responden dengan terlebih dahulu

memahami maksud penelitian yang akan dilaksanakan dengan menggunakan


lembar persetujuan responden (inform consent).

4.5 Instrumen Penelitian


Menurut Arikunto(2005) instumen penelitian adalah alat alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instumen dalam penelitian ini
menggunakan test berbentuk test obyektif dengan alternatif benar salah jumlah
soal sebanyak 20 soal. Jenis instumen test yang digunakan oleh peneliti adalah
pertanyaan yang terdiri atas dua jawaban.
4.6 Pengolahan dan Analisa Data
4.6.1

Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil lembar soal instrument test yang telah
diisi oleh responden, maka data tersebut diolah dengan cara:
1. Editing
Mengumpulkan dan memeriksa data pada lembar instrument test yang
didapat dari responden, data harus sudah sesuai dengan jumlah sampel
dan pengisiannya.
2. Scoring
Memberikan skor pada item-item pertanyaan terhadap subyek
penelitian yang dinilai. Jika benar diberi skor 1 dan jika salah diberi

skor 0, jadi skor tertinggi dengan soal sebanyak 20 adalah 20 dan


terendah 0.
3. Coding
Memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data. Peneliti
memberikan

kode

pada

setiap

variabel,

kemudian

mencoba

menentukan tempatnya. Diberikan kode 1 untuk jawaban benar dan


diberikan kode 0 untuk jawaban yang salah.
4. Entering
Adalah memasukkan hasil penelitian subjek penelitian kedalam
komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel.
5. Tabulating
Menghitung semua hasil pendapatan dari semua subjek penelitian yang
diteliti kedalam tabel.
4.6.2

Analisa Data
Setelah data terkumpul dari instrumen yang digunakan, data dianalisa dan
dilakukan pengolahan data. Tujuan analisa data yaitu menjelaskan atau
mendiskripsikan karakteristik dari variabel yang diteliti,dengan rumus :
a
P=

xc
B
(Jahya Umar, 1998)
Keterangan :
P = Total nilai
a = Jawaban benar
b = Total skor maximal

c = Total bobot soal


Untuk total skor maximal : dalam 1 soal bernilai 1 skor, berarti dalam 20
soal bernilai 20 skor.
Untuk total bobot skor : dalam 1 soal bobot bernilai 5, berarti dalam 20
soal bobot bernilai 100.

5.2 Hasil Penelitian


Penelitian dilakukan mulai minggu pertama dibulan Juli 2009 dan didapatkan
34 orang sebagai sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisa data dari sampel yang dilakukan
setelah semua data primer dan sekunder diolah maka didapatkan hasil :
5.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur dan pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur
21-35 tahun (Usia Produktif)
36-42 tahun (Usia Non Produktif)
Jumlah

Jumlah
20
14
34

Persentase
58,8
41,2
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa umur responden yang paling banyak
adalah responden dengan umur 21-35 tahun (usia produktif) sebanyak 20
orang (58,8%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
SD
SMP
SMA

Jumlah
8
5
20

Persentase
23,5
14,8
58,8

Perguruan Tinggi
Jumlah

1
34

2,9
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pendidikan responden yang paling


banyak adalah SMA sebanyak 20 orang (58,8%).

5.2.2 Pengetahuan Responden Tentang Bahaya-Bahaya Nifas


Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisa data dari

sampel yang

dilakukan setelah semua data primer dan sekunder diolah didapatkan hasil :
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pengertian Masa Nifas
di Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Jumlah

Jumlah
27
7
34

Persentase
70,07
29,93
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang


pengertian masa nifas di Ruang Delima RSAM tahun 2009 yang paling
banyak adalah pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 27 orang
(70,07%).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya-Bahaya Nifas
Secara Umum di Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Jumlah

Jumlah
8
26
34

Persentase
23,53
76,47
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang


bahaya-bahaya nifas secara umum di Ruang Delima RSAM tahun 2009

yang paling banyak adalah pengetahuan dalam kategori kurang baik


sebanyak 26 orang (76,47%).
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya Perdarahan Nifas
di Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Jumlah
Persentase
Baik
22
64,71
Kurang Baik
12
35,29
Jumlah
34
100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang
bahaya-bahaya nifas(perdarahan) di Ruang Delima RSAM tahun 2009 yang
paling banyak adalah pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 22 orang
(64,71%).

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya Infeksi Nifas
di Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Jumlah

Jumlah
11
23
34

Persentase
32,35
67,65
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang


bahaya-bahaya nifas(infeksi) di Ruang Delima RSAM tahun 2009 yang
paling banyak adalah pengetahuan dalam kategori kurang baik sebanyak 23
orang (67,65%).

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya Psikologis Nifas
di Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik

Jumlah
1
33

Persentase
2,95
97,05

Jumlah

34

100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang


bahaya-bahaya nifas(psikologis) di Ruang Delima RSAM tahun 2009 yang
paling banyak adalah pengetahuan dalam kategori kurang baik sebanyak 33
orang (97,05%).

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tujuan Perawatan Nifas
di Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Jumlah

Jumlah
17
17
34

Persentase
50
50
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang


tujuan perawatan nifas di Ruang Delima RSAM tahun 2009 yaitu sebanyak
17 orang (50%) responden pengetahuannya dalam kategori baik dan
sebanyak 17 orang (50%) responden pengetahuannya dalam kategori kurang
baik.
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemeriksaan Pasca Nifas
di Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Jumlah

Jumlah
25
9
34

Persentase
73,53
26,47
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang


pemeriksaan pasca nifas di Ruang Delima RSAM tahun 2009 yang paling
banyak adalah pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 25 orang
(73,53%).

Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Komplikasi Nifas di
Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Jumlah

Jumlah
9
25
34

Persentase
26,47
73,53
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang


komplikasi nifas di Ruang Delima RSAM tahun 2009 yang paling banyak
adalah pengetahuan dalam kategori kurang baik sebanyak 25 orang
(73,53%).
Dari hasil tabulasi kelima tabel diatas dapat disimpulkan hasil:
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya-Bahaya Nifas
Secara Keseluruhan di Ruang Delima RSAM Tahun 2009
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Jumlah

Jumlah
23
11
34

Persentase
67,65
32,35
100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang


bahaya-bahaya nifas di Ruang Delima RSAM tahun 2009 yang paling
banyak adalah pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 22 orang (64,7%).
5.3 Pembahasan
Berdasarkan tabel 5.11 diatas, dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas
tentang bahaya-bahaya nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Abdoel Moeloek
tahun 2009 secara keseluruhan yang paling banyak adalah pengetahuan dalam
kategori baik sebanyak 23 orang (67,65%).

Berdasarkan rekapitualasi dari tiap item pertanyaan, pertanyaan tentang


pengertian masa nifas, yaitu didapatkan hasil sebanyak 27 orang (70,07%)
responden pengetahuannya dalam kategori baik. Pengetahuan ibu-ibu yang
sudah baik kiranya dapat dipertahankan dan ditingkatkan melalui pencarian
informasi dan penyuluhan dari petugas setempat mengenai masa nifas agar
nantinya tidak berdampak buruk bagi ibu-ibu yang belum mengetahui bahaya
masa nifas. Berdasarkan artikel Evariny (dikutip dari http://www.hyopno
birthing) ibu-ibu nifas perlu mempunyai pengetahuan tentang masa nifas, agar
terhindar dari bahaya dan komplikasi nifas.
Pertanyaan tentang bahaya nifas secara umum, diketahui bahwa yang paling
banyak adalah pengetahuan dalam kategori kurang baik sebanyak 26 orang
(76,47%). Responden yang masih banyak menjawab salah tentang bahaya
nifas secara umum, perlu dilakukan penyuluhan tentang masa nifas dan
bahaya nifas, agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan ibu nifas. Menurut
Mochtar (1998), bahaya-bahaya nifas ini akan berlanjut pada komplikasi nifas
seperti pireksi perineum, infeksi traktus genital, infeksi saluran kemih, infeksi
payudara, trombosis, emboli dan perdarahan post partum sekunder.
Pertanyaan bahaya nifas berupa perdarahan, yang paling banyak adalah
pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 22 orang (64,71%). Walaupun
rata-rata pengetahuan responden tentang bahaya nifas berupa perdarahan
dalam kategori baik, namun masih ada responden yang menjawab salah
tentang bahaya nifas berupa perdarahan. Hal ini tentunya akan membahayakan
responden sendiri jika mereka tidak mengetahui bahaya nifas berupa

perdarahan. Untuk itu perlu diberikan penyuluhan tentang masa nifas terutama
bahaya masa nifas.
Pertanyaan bahaya nifas berupa infeksi, yang paling banyak adalah
pengetahuan dalam kategori kurang baik sebanyak 23 orang (67,65%). Hal ini
tentunya akan membahayakan responden sendiri jika mereka tidak mengetahui
bahaya nifas berupa infeksi. Mereka mungkin belum tahu bagaimana caranya
untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi masa nifas. Untuk itu perlu
diberikan penyuluhan tentang masa nifas terutama bahaya masa nifas berupa
infeksi dan pencegahannya.
Pertanyaan bahaya nifas berupa psikologis, yang paling banyak adalah
pengetahuan dalam kategori kurang baik sebanyak 33 orang (97,05%).
Pengetahuan responden tentang bahaya nifas berupa psikologis dalam kategori
kurang baik, maka perlu diberikan pengetahuan melalui penyuluhan tentang
masa nifas khususnya bahaya nifas psikologis. Pengetahuan tentang masa
nifas ini juga dapat diperoleh dari bidan/perawat atau pelayanan kesehatan
terdekat selama ia memeriksakan kehamilannya, media masa (seperti koran,
majalah, buku, televisi), pengalaman melahirkan sebelumnya, serta dapat dari
pengalaman-pengalaman tetangga terdekat.
Pertanyaan tentang tujuan perawatan nifas, yaitu sebanyak 17 orang (50%)
responden pengetahuannya dalam kategori baik dan sebanyak 17 orang (50%)
responden pengetahuannya dalam kategori kurang baik.Bagi responden yang
menjawab

benar

pertanyaan

tentang

tujuan

perawatan

nifas

dapat

mempertahankannya dan meningkatkan pengetahuan melalui membaca buku

dan sumber informasi lainnya, sedangkan responden yang masih menjawab


salah, perlu dilakukan penyuluhan agar mengetahui tujuan perawatan nifas.
Pertanyaan tentang pemeriksaan pasca nifas yang paling banyak adalah
pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 25 orang (73,53%). Responden
yang menjawab salah, perlu dilakukan penyuluhan agar mengetahui
pemeriksaan pasca nifas, guna mengantisipasi bahaya dan komplikasi nifas.
Seperti yang telah dianjurkan oleh pemerintah melalui Departeman Kesehatan
sesuai dengan dasar kesehatan ibu masa nifas yang paling sedikit 4 kali
kunjungan pada pemeriksaaan masa nifas (Suherni,2009).
Pertanyaan tentang komplikasi nifas yang paling banyak adalah pengetahuan
dalam kategori kurang baik sebanyak 25 orang (73,53%). Responden yang
menjawab salah tentang komplikasi nifas, perlu diberikan penyuluhan oleh
bidan atau petugas kesehatan mengenai bahaya nifas dan komplikasinya.
Menurut Mochtar (1998), bahaya-bahaya nifas ini akan berlanjut pada
komplikasi nifas seperti pireksi perineum, infeksi traktus genital, infeksi
saluran kemih, infeksi payudara, trombosis, emboli dan perdarahan post
partum sekunder.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah berasal dari kata tahu yang
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia ini diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang (over behavoiur).
Berdasarkan artikel Evariny (dikutip dari http://www.hyopnobirthing) ibu-ibu
nifas perlu mempunyai pengetahuan tentang masa nifas. Masa nifas disebut
juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi
lahir dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya
berkaitan saat melahirkan. Salah satu peran dan tanggung jawab Bidan dalam
asuhan masa nifas adalah mengidentifikasi dan merespon terhadap keperluan
dan komplikasi yang terjadi pada saat saat penting di masa nifas, asuhan
masa nifas sangat penting karena periode ini merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya (Suherni,2009).
Pengetahuan tentang masa nifas ini dapat diperoleh dari bidan/perawat atau
pelayanan kesehatan terdekat selama ia memeriksakan kehamilannya, media
masa (seperti koran, majalah, buku, televisi), pengalaman melahirkan
sebelumnya, serta dapat dari pengalaman-pengalaman tetangga terdekat.
Peneliti memperkirakan ibu yang telah mengetahui tentang masa nifas
kemungkinan akan terhindar dari bahaya-bahaya masa nifas tersebut selama ia
rajin melaksanakan perawatan dan pemeriksaan di masa nifas.
Berdasarkan hasil penelitian Suryani (2008), tentang hubungan pengetahuan
ibu nifas dengan perawatan nifas di Kecamatan Sleman Yogyakarta tahun
2008, terhadap 34 orang responden didapatkan hasil bahwa ada hubungan

antara pengetahuan dengan perawatan masa nifas, dengan nilai P value =


0,016. Menurut (Lukman,1998 dalam http://ajangberkarya.wordpress.com)
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain umur.
(Singgih,1998 dalam http://ajangberkarya.wordpress.com) mengemukakan
bahwa semakin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya perkembangan
mental ini tidak secepat seperti kita berumur belasan tahun. Selain itu
(Ahmadi,2001

dalamhttp://ajangberkarya.wordpress.com)

juga

mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur,


dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang
dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa umur responden yang paling banyak
adalah responden dengan umur 21-35 tahun (usia produktif) sebanyak 20
orang (58,8%).
Selain umur, pengetahuan juga dipengaruhi faktor pendidikan. Menurut
(Notoatmodjo,1997 dalam http://ajangberkarya.wordpress.com) pendidikan
adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan ini dapat
berdiri

sendiri.

Menurut

(Hary,1996

dalam

http://ajangberkarya.wordpress.com) tingkat pendidikan turut pula mudah


tidaknya seseorang menyerap pengetahuan yang mereka peroleh, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pendidikan
responden untuk pendidikan SMA sebanyak 20 orang (58,8%), SMP sebanyak

5 orang (14,8%), SD sebanyak 8 orang (23,5%) dan perguruan tinggi


sebanyak 1 orang (2,9%).
Pengetahuan

responden yang kurang baik sebanyak 11 orang (32,35%),

dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang bahaya-bahaya masa nifas.


Kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang bahaya nifas akan mengakibatkan
terjadinya bahaya nifas seperti perdarahan pasca persalinan, infeksi nifas, sakit
perut, baby blues dan selulit. Bahaya-bahaya nifas ini akan berlanjut pada
komplikasi nifas seperti pireksi perineum, infeksi traktus genital, infeksi
saluran kemih, infeksi payudara, trombosis, emboli dan perdarahan post
partum sekunder (Mochtar, 1998).
Selain itu juga di Ruang Delima belum ada kegiatan untuk penyuluhan, seperti
tertera dalam jadwal kegiatan harian yang terlampir, tidak terdapat kegiatan
untuk penyuluhan, khususnya penyuluhan bagi ibu nifas tentang bahaya masa
nifas. Setiap harinya rata-rata pasien yang dirawat sekitar 70 pasien dengan
kapasitas 75 TT di Ruang Delima. Hal demikian menyebabkan tidak banyak
waktu luang untuk tenaga perawat/bidan melakukan kegiatan penyuluhan
tentang bahaya masa nifas. Hal ini juga tergantung pada pada motivasi dari
atasan (kepala ruangan)unutk bawahan (bidan/perawat). Kerja sama yang baik
dan pelaksanaan kegiatan yang sesuai prosedur dan profesional sangat
mendukung untuk keselamatan pasien. Untuk itu juga pada jadwal kegiatan
harian yang telah tertera pada lampiran diharapkan dapat dibuat agar lebih
memfokuskan

dengan

mencantumkan

tindakan

punyuluhan/pendidikan

kesehatan bagi ibu nifas khususnya pada jadwal harian tersebut yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian mengenai
pengetahuan ibu nifas tentang bahaya-bahaya masa nifas tahun 2009, dapat
dirumuskan kesimpulan sebagai berikut pengetahuan ibu nifas tentang bahayabahaya nifas secara keseluruhan di Ruang Delima Rumah Sakit Abdoel
Moeloek tahun 2009, pengetahuan responden dalam kategori baik sebanyak
23 orang (67,65%) dan pengetahuan dalam kategori kurang baik sebanyak 11
orang (32,35%).
Berdasarkan rekapitualsi dari tiap item pertanyaan tentang bahaya-bahaya
masa nifas, pengetahuan responden tentang pengertian bahaya-bahaya nifas
rata-rata dalam kategori baik, pengetahuan responden tentang bahaya nifas
secara umum dalam kategori kurang baik, pengetahuan responden tentang

bahaya nifas berupa perdarahan dalam kategori baik, pengetahuan responden


tentang bahaya nifas berupa infeksi dalam kategori kurang baik, pengetahuan
responden tentang bahaya nifas berupa psikologis dalam kategori kurang baik,
pengetahuan responden tentang tujuan perawatan nifas dalam kategori baik
dan kurang baik, pengetahuan responden tentang pemeriksaan pasca nifas
dalam kategori baik, pengetahuan responden tentang komplikasi nifas dalam
kategori kurang baik.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Ruang Delima RSUDAM Provinsi Lampung
6.2.1.1 Bagi Supervisor
Agar dapat bekerja sama dengan kepala ruangan dalam perencanaan
program penyuluhan untuk ibu nifas.
6.2.1.2 Bagi Kepala Ruangan
Sebagai masukan agar lebih memperhatikan pasien dan meningkatkan
pengetahuan pasien tentang kondisinya, khususnya ibu nifas dengan cara
membuat program penyuluhan tentang nifas terutama bahaya-bahaya masa
nifas dan pertimbangan untuk meminta tenaga khusus lulusan promosi
kesehatan yang bertugas membantu bidan.
6.2.1.3 Bagi Bidan/Perawat Ruang Delima
Agar lebih meningkatkan pelayanan kepada pasien khususnya ibu nifas,
dengan cara melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada ibu-ibu nifas,
dimana peran bidan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada
ibu nifas antara lain meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
khususnya ibu nifas.

6.2.2 Bagi Program Studi Keperawatan


Dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dalam pengembangan
materi-materi khususnya mata ajar Maternitas dan sebagai sumber pelajaran
yang berguna untuk pembaca perpustakaan.

6.2.3 Bagi Institut Pelayanan Kesehatan


Sebagai panduan untuk melakukan penyuluhan dan pelayanan terhadap
pasien terutama ibu-ibu yang akan melahirkan dan beresiko untuk terjadi
bahaya-bahaya di masa nifas yang berguna sebagai pencegahan secara dini
6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar pada penelitian berikutnya dapat lebih memfokuskan pada faktorfaktor yang menyebabkan ibu nifas terkena bahaya nifas, seperti personal
hygiene dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta;
Rineka Cipta
Http://creasoft. Wordpress.com. Tanda Tanda Bahaya Kala Nifas. 2008
Http://Webmaster@mediaindonesia.

Angka

Kematian

Ibu

di

Lampung

Turun/2007/04/14/ co.id
Http://webmaster@mediaindonesia. Angka Kematian Ibu di Bandar Lampung
Meningkat/2006/06/10/ co.id
Http://www.Hyopnobirthing. Oleh :Evariny A. Untuk SeputarKehamilan.web.id
Http://www.Kompas.com/kompas-cetak,Oleh :Helena Fransiska. Angka Kematian
Ibu dan Anak di Lampung Tinggi /0703/07/Fokus/3504261.htm
Http://www.Kompas.com/kompas-cetak. Prioritas Pada Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi/0705/05/Fokus/3504261.htm
Http:\\www.Mediaindo.Oleh :Siswono. Membuat Ibu dan Anak Berarti Dapat
Kurangi AKI/2005/04/06/co.id

Http://www.Suara pembaruan.com/News.Oleh:Siswono. Kematian Ibu,Indonesia


Tertinggi di ASEAN/2003/09/02/index.html
Lukman (1998) dalam http://ajangberkarya.wordpress.com, 19 Juli 2009.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1999). Memahami Kesehatan Produksi Wanita.
Jakarta; Arcan
Muchtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri(Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologi).
Jakarta; EGC
Notoatmodjo, S. (2002). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta; Rineka
Cipta
Ocvianti Idrus, D. (2008). Buku Panduan (Persalinan). Jakarta; Gaya Favorit
Press
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirahordjo
Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta; Fitramaya
Suryani (2008), Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Perawatan Nifas Di
Kecamatan Sleman Yogyakarta tahun 2008, www.indoskripsi.com, 19 Juli
2009.
Umar, Jahya(et al). (1998). Bahan Penataran Pengujian Pendidikan. Jakarta;
Balitbang Dikbud

GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN RUMAH SAKIT


UMUM ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009
1. Sejarah Singkat
Rumah sakit ini didirikan sejak tahun 1914 oleh perkebunan (onderneming)
pemerintah Hindia Belanda untuk merawat buruh perkebunan.pada waktu
itu bangunan masih semi permanen dengan kapasitas 100 tempat tidur.
-

Tahun 1942 1945 sebagai rumah sakit untuk merawat tentara


Jepang.

Tahun 1945 1964 sebagai rumah sakit umum yang dikelola oleh
Pemerintah Pusat RI.

Tahun 1964 1965 sebagai rumah sakit yang dikelola oleh


pemerintah Sumatera Selatan.

Tahun 1965 sampai sekarang rumah sakit umum Provinsi Lampung


dikelola oleh Pemerintah Propinsi Lampung.

Tahun 1984 berdasarkan surat keputusan Gubernur Propinsi


Lampung No.6/ 180 / B II.K / 1984 pada tanggal 7 Agustus 1984. Nama
Rumah Sakit Umum Propinsi Lampung di ganti menjadi RSUD. Dr. Hi.
Abdul Moeloek berdasarkan peraturan daerah Propinsi Lampung No. 8
Tahun 1995 pada tanggal 27 Februari 1995.

RSUD.Dr.Hi.Abdoel Moeloek yang telah disahkan oleh Menteri Dalam


Negeri Dalam SK No.189 Tahun 1995 diundangkan dalam lembaran daerah
Propinsi Lampung dalam surat No.050.6 / 2287. B / 1.1 / 1X / 1997 tanggal
34 September 1997 telah mengajukan usul konversi RSUD .Dr.Hi.Abdoel
Moeloek menjadi rumah sakit swadana yang telah mengajukan perubahan
PERDA tarif

pelayanan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Lampung telah disetujui dan diberlakukan sejak tanggal I November 1998


untuk mendukung RSUD. Dr.Hi.Abdul Moeloek menjadi Rumah Sakit Unit
Swadana Daerah (RSUS).
Berdirinya RSUD. Dr.Hi.Abdul Moeloek bertepatan dengan Hari Kesehatan
Nasional (HKN) ke XXXIII tanggal 24 November 1997 telah dicanangkan
untuk menjadi RTSUS oleh bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Lampung. Selama berdirinya, Rumah Sakit ini tercatat telah mengalami 22
kali pergantian direktur, antara lain :
1. Tahun 1929 1932 : Dr. Dam Stoh
2. Tahun 1932 1934 : Dr. Tempelar
3. Tahun 1934 1936 : Dr. Debrish
4. Tahun 1936 1942 : Dr. Klamer

5. Tahun 1942 1957 : Dr. Abdoel Moeloek


6. Tahun 1957 - 1959 : Dr. Liem Boen Houw
7. Tahun 1959 1963 : Dr. Tjeng Kong Sin
8. Tahun 1963 1968 : Dr. H. E. Tardan
9. Tahun 1968 1969 : Dr. Enjun
10. Tahun 1969 1972 : Dr.Abdul Aziz
11. Tahun 1972 1979 : Dr. Soepardi
12. Tahun 1979 1984 : Dr. Soeparyanto,Sp.B
13. Tahun 1984 1989 : Dr. Yahya Mahdali
14. Tahun 1989 1993 : Dr. Ambar Wulan
15. Tahun 1993 1996 : Dr. Ahmad Sofyan AT
16. Tahun 1996 2001 : Dr. Ruskandi.M,Sp.A
17. Tahun 2001 2005 : Dr. Rellyani R.Sumastra,M.Kes
18. Tahun 2005 2006 : Dr.Wiwik Ekameini
19. Tahun 2006 2007 : Dr.Ida Fitiati, M.Kes
20. Tahun 2008

: Dr. Wirman

21. Tahun 11 Nop 08 Jun 09 : Dr. Endang Sri Haryanti S,M.Kes


22. Juni 2009-07-31

: Dr. Wirman

Setelah 22 kali pergantian direktur RSUD yang paling lama memimpin


adalah Dr.Abdul Moeloek.
2. Status Kepemilikan RSUD Dr.Hi.Abdul Moeloek
RSUD. Dr. Hi. Abdul Moeloek adalah rumah sakit sah milik Propinsi
Lampung sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Propinsi
Lampung berdasarkan SK. Menkes RI No. 41/ Menkes/ SK/ II/ 1987

ditetapakan menjadi rumah sakit kelas B non pendidikan berkapasitas 555


tempat tidur, didirikan di atas tanah 87.770 m2 di wilayah kecamatan
Tanjung Karang Pusat Kodya Bandar Lampung.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan tata kerja RSUD. Dr. Hi. Abdul Moeloek
berpedoman pada Perda no. 8 Tahun 1995 tanggal 27 Februari, sedangkan
struktur organisasi ruang delima dapat dilihat pada lampiran jumlah tenaga
kerja ruang delima RSUD Abdoel Moeloek seluruhnya berjumlah 34 orang
pada tahun 2007, dengan susunannya pada lampiran.

4. Fungsi Rumah Sakit


RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Propinsi Lampung berfungsi :
-

Melaksanakan upaya pelayanan medis.

Merupakan rehabilitasi medis.

Melaksanakan

upaya

pencegahan

akibat

penyakit dan peningkatan serta pemulihan kesehatan.


-

Melaksanakan upaya perawatan, melaksanakan


sistem rujukan.

Melaksanakan upaya diklat sebagai tempat


penelitian.

Jadwal Kegiatan Ruang Delima RSUDAM Provinsi Lampung


Waktu

Kegiatan

07.00 08.00

- Apel bendera (hari Senin)

08.00 08.30

- Timbang dinas malam ke dinas pagi


- Operan alat, pasien, dan alat
- Baca buku laporan
- Perbeden
- Melaksanakan tindakan kebidanan
- Visit dokter
- Persperium
- Ganti balutan
- Angkat jahitan
- Vulva hygiene
- Brescare
- Mendampingi dokter visit
- Melaksanakan instruksi dokter
- Pengobatan dan konsul
- Melaksanakan tindakan kebidanan
- Waktu kunjungan pasien
- Membuat asuhan kebidanan
- Pemeriksaan tanda tanda vital
- Istirahat, sholat, makan
- Kontrol pasien
- Buat laporan dan

08.30 09.00
09.00 10.00

10.00 11.00

11.00 12.15
12.15 12.30
12.30 13.30
13.30 14.00

14.00 14.30
14.30 15.00
15.00 15.30
15.30 16.15
16.30 18.00
18.00 18.30
18.30 20.00
20.00 21.00
21.00 21.30
21.30 22.00
22.00 01.00
01.00 04.00
04.00 05.30
05.30 06.00
06.00 06.30
06.30 07.00
07.00 08.00
08.00 09.00

- Dokumentasi asuhan kebidanan


- Timbang dinas pagi ke dinas siang
- Operan alat, pasien, dan alat
- Baca buku laporan
- Persiapan obat dan injeksi
- Persiapan alat alat mandi pasien
- Memandikan pasien
- Kunjungan pasien
- Makan malam
- Pemeriksaan tanda tanda vital
- Kontrol pasien
- Buat laporan dan
- Dokumentasi asuhan kebidanan
- Timbang dinas siang ke dinas malam
- Operan alat, pasien, dan alat
- Baca buku laporan
- Persiapan obat dan injeksi
- Grafik tanda tanda vital
- Kontrol Pasien
- Persiapan dan memandikan pasien
- Pasien pra operasi berencana
- Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
- Buat grafik
- Dokumentasi asuhan kebidanan
- Makan pagi
- Timbang dinas malam ke dinas pagi
- Operan alat, pasien, dan alat
- Baca buku laporan

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. Soekarno Hatta No.1 Haji Mena Bandar Lampung Telp.(0721) 703580
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

(inisial)

Umur

tahun

Pekerjaan

Pendidikan

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta mengetahui tentang manfaat


penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya
Bahaya Masa Nifas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek

Provinsi Lampung Tahun 2009, saya menyatakan (bersedia / tidak bersedia *)


diikutsertakan dalam penelitian ini. Saya percaya apa yang saya sampaikan ini
dijamin kebenarannya.
Bandar Lampung, Juli 2009

Peneliti

Responden

(Desrina Jaya)

*) : Coret yang tidak perlu

KISI KISI SOAL


Materi
1. Pengertian bahaya nifas
2. Bahaya nifas secara umum
Perdarahan

Nomor Soal
1,2
3,4,5,11
6,10

Infeksi

7,8,12,19

Psikologis

9,14,15,16

3. Tujuan perawatan nifas

13

4. Pemeriksaan pasca nifas

17

5. Komplikasi nifas

18,20

LEMBAR INSTRUMEN TEST


GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BAHAYA
BAHAYA MASA NIFAS DI RUANG DELIMA
RSUD ABDOEL MOELEOK PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2009
I. PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN TEST
a. Umum
Saudara tidak perlu menuliskan identitas.
b. Khusus
1. Bacalah dan ikuti petunjuk untuk setiap pertanyaan.
2. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda X (silang) atau O
(lingkaran) pada salah satu pilihan yang Anda anggap sesuai.
3. Jawaban harus diisi sendiri dan tidak boleh diwakilkan.
4. Hal-hal yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada petugas.
II. SOAL
Soal

Jawaban

1. Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai

B-S

persalinan selesai sampai keadaan kandungan


ibu kembali normal.
2. Lamanya masa nifas yaitu 1 minggu.

B-S

3. Perdarahan dan infeksi merupakan bahaya

B-S

masa nifas.
4. Bahaya bahaya masa nifas tidak dapat

B-S

menyebabkan kematian.
5. Bahaya nifas dapat berkomplikasi pada demam

B-S

dalam 14 hari setelah melahirkan.


6. Salah satu penyebab terjadinya perdarahan nifas

B-S

dikarenakan selaput ketuban tertahan..


7. Luka yang terjadi selama proses persalinan

B-S

dapat menjadi pintu gerbang bagi kuman


penyakit untuk masuk ke dalam tubuh.
8. Perlukaan jalan lahir tidak beresiko untuk terjadi

B-S

infeksi nifas
9. Depresi pada masa nifas merupakan keadaan tidak

B-S

normal yang dapat berbahaya bila cepat tidak


ditangani.
10. Jika terjadi perdarahan pada masa nifas ibu akan

B-S

kehilangan darah < 500 cc.


11. Perdarahan dan infeksi tidak dapat menyebabkan

B-S

kematian.
12. Infeksi nifas dapat menyebar ke tempat lain

B-S

seperti ke pembuluh darah.


13. Tujuan perawatan nifas adalah untuk mencapai

B-S

kesehatan ibu yang optimal.


14. Pengembalian kondisi masa nifas ke dalam

B-S

keadaan normal tidak di pengaruhi oleh


kondisi lingkungan.
15. Pada masa nifas ibu dapat menjadi depresi

B-S

akibat dari perubahan dirinya.


16. Dalam mengatrasi bahaya bahaya masa nifas

B-S

kelaurga tidak berperan penting dalam proses


penyembuhan.
17. Pemeriksaan masa nifas tidak begitu penting

B- S

Untuk dilakukan.
18. Keadaan tidakk normal pada payudara setelah

B-S

melahirkan adalah terjadinya bendungan ASI


19. Salah satu cara terjadinya infeksi nifas yaitu

B-S

melakukan periksa dalam berulang ulang.


20. Keadaan tidak normal rahim setelah melahirkan
yaitu terjadi proses pengecilan rahim yang
terhambat.

LEMBAR JAWABAN

1. B
2. S
3. B
4. S
5. B
6. B
7. B
8. S
9. B
10. S
11. S
12. B
13. B
14. S
15. B
16. S
17. S
18. B
19. B
20. B

B-S

JADWAL PENELITIAN
WAKTU
No.

KEGIATAN
1

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengumpulan
Data
Pembuatan
Laporan
Pengumpulan
Laporan
Ujian Hasil
Penelitian

Maret
2 3

April
2 3

Mei
2 3

Juni
2 3

Juli
2 3

Agustus
1 2 3 4

LEMBAR KONSULTASI
KARYA TULIS ILMIAH
Nama Mahasiswa

: Desrina Jaya

NIM

: 06 200 011

Judul KTI

: Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bahaya


Bahayan Masa

Nifas di Ruang Delima Rumah Sakit

Umum Abdoel Moeloek Provinsi Tahun 2009.


Pembimbing
No.

: Hj. Sulastri Analisa, B.Sc,S. Pd

Hari/

Materi Yang

Tanggal

Dikonsulkan

Saran

Paraf

Anda mungkin juga menyukai