Pada kasus ini, diperlukan perawatan pendahuluan pada penderita, yaitu
perawatan konservasi pada gigi 21. Perawatan pendahuluan merupakan perawatan yang dilakukan sebelum perawatan di bidang Prostodonsia diaplikasikan kepada penderita. Tujuan dari perawatan pendahuluan adalah untuk menciptakan lingkungan mulut yang sehat (Harianto, 1995). Perawatan utama yang dilakukan pada rahang atas adalah GTSL dengan desain tooth-mucosal borne. Pada rahang atas, digunakan basis yang berbahan dasar resin akrilik karena cukup kuat sebagai basis GTSL, mudah direparasi, dan harganya pun cukup terjangkau, serta jarang menimbulkan reaksi alergi. Basis plat diperluas hingga tuber maksilaris sebab dapat menambah kesetabilan plat untuk menghindari pergerakan antero-posterior. Tepi plat akrilik anterior berjarak 2 mm dari tepi servikal gigi. Anasir gigi yang dipilih berbahan akrilik agar dapat menyatu dengan baik dengan saddle gigi tiruan, karena dengan bahan yang sama anasir gigi akan melekat secara kimiawi pada basis gigi tiruan. Prinsip desain Kennedy kelas I salah satunya adalah membagi beban antara gigi dan ridge. Pada kasus ini digunakan klamer 3 jari pada gigi 15 dan 25 sebagai direct retainer disertai support berupa mesial rest. Penggunaan klamer 3 jari berfungsi untuk meneruskan beban ke mukosa serta mencegah terlepasnya GTSL (Mc Givney, 1994). Agar GTSL lebih stabil, ditambahkan indirect retainer berupa cingulum rest yang berfungsi untuk menghantarkan beban kunyah vertical searah sumbu gigi pada gigi penyangga. Rest yang digunakan berupa cingulum rest pada gigi 13 dan 23 sebab pada kasus free end saddle, dibutuhkan indirect retainer yang idealnya terletak tegak lurus dengan garis fulcrum. Pada rahang bawah, desain utama yang digunakan adalah GTSL tooth and mucosal borne dengan basis resin akrilik. Anasir gigi yang dipilih berbahan akrilik agar dapat melekat secara kimia pada saddle yang juga berbahan akrilik. Retensi didapatkan dari direct retainer berupa klamer 2 jari pada gigi 35 dan 45 untuk mencegah terlepasnya GTSL ke arah vertical. Penentuan letak klamer ini harus sesuai dengan syarat peletakan klamer pada kasus Kennedy klas I, yaitu retensi harus diletakkan paling posterior gigi yang tersisa. Selain direct retainer, juga ditambahkan indirect retainer berupa cingulum rest pada gigi 33 dan 43 untuk menghantarkan beban kunyah vertical searah sumbu gigi pada gigi penyangga. Indirect retainer juga berupa peninggian basis hingga di atas cingulum gigi anterior. Peninggian plat tersebut juga dapat menambah kekuatan GTSL agar plat di bagian anterior tidak mudah patah.