TRIMESTER III
MAKALAH
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Obstetri
Semester II Tahun Ajaran 2007/2008
Oleh :
1. Eka setiawati (B0007010)
2. Erlina Mustika F (B0007012)
3. Moizahtul Khasana (B0007027)
4. Rr. Ayu (B0007040)
5. Siti Nurhidayati (B0007043)
Segala puja dan puji stukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa telah memberikan rahmat dan nikmatnya diataranya nimat iman dan
islam serta kesehatan sehingga karna nikmat yang telah diberikanya saya selaku
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
ISI
B. Patofisiologi
Penyebab perdarahan antepartum
1. Kelainan Plasenta
2. Kelainan Serviks
3. Kelainan Vagina
5
1. Kelainan Plasenta
a. Plasenta Previa :
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir.
Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
Klasifikasi
Plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
Frekuensi
Plasenta previa terjadi kira-kira 1 diantara 200 persalinan.
Etiologi
6
Plasenta previa pada primigravida yang berumur > 35 Th , 10 kali lebih
sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur < 25 Th.
Gambaran klinik
HAP tanpa nyeri & perdarahan tanpa alasan
Darah berwarna merah segar
Bagian terbawah janin belum masuk PAP
Kelainan letak janin
Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa alasan, maka
sesegera mungkin pasien datang ke Rumah Sakit untuk mendapatkan
pertolongan.
7
Bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium
uteri eksternum atau dari kelainan serviks & vagina, seperti erosio
porsionis uteri, karsinoma porsio uteri, polipus serviks uteri, varises
vulva & trauma. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum harus dicurigai plasenta previa.
Penanganan
o Prinsip dasar penanganan
Setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim ke
Rumah Sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan transfusi darah
& operasi.
o Penanganan pasif
Jika perdarahan diperkirakan tidak membahayakan
Janin masih premature dan masih hidup
Umur kehamilan kurang dari 37 Minggu
Tafsiran berat janin belum sampai 2500 gram
Tanda persalinan belum mulai dapat dibenarkan untuk
menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan
lebih baik.
Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
Tangani anemia
Untuk menilai banyaknya perdarahan harus lebih
didasarkan pada pemeriksaan hemoglobin & hematokrit secara
berkala, dari pada memperkirakan banyaknya darah yang hilang
pervaginam.
Tujuan penanganan pasif : Pada kasus tertentu sangat bermanfaat
untuk mengurangi angka kematian neonatus yang tinggi akibat
prematuritas. Pada penanganan pasif ini tidak akan berhasil untuk
angka kematian perinatal pada kasus plasenta previa sentralis.
o Penanganan aktif
Perdarahan di nilai membahayakan
8
Terjadi pada kehamilan lebih dari 37 Minggu
Tafsiran berat janin lebih dari 2500 gram tanda persalinan
sudah mulai
Pemeriksaan dalam boleh dilakukan di meja operasi.
Terdapat 2 pilihan cara persalinan :
Persalinan pervaginam
Bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta & bagian
plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung. Sehingga
perdarahan berhenti.
Dilakukan dengan cara :
1. Pemecahan selaput ketuban karena
- Bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian
plasenta yang berdarah
- Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti
regangan segmen bawah uterus sehingga pelepasan plasenta
dapat dihindari
2. Pemasangan Cunam Willett dan versi Braxton Hiks
Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak
punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Prognosis
Pada plasenta previa dengan penanggulangan yang baik maka kematian
ibu rendah sekali,tapi jika keadaan janin buruk menyebabkan kematian
perinatal prematuritas.
b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada korpus uteri sebelum janin lahir.
Solusio plasenta dibagi dalam 3 macam :
9
1. Solusio plasenta totalis : plasenta lepas seluruhnya
2. Solusio plasenta parsialis : plasenta lepas sebagian
3. Solusio plasenta ringan / ruptura sinus marginalis : Plasenta lepas
pinggirnya (sedikit).
Penyebab solusio placenta belum diketahui.
Faktor predisposisi
1. Umur ibu tua
2. Multiparitas
3. Hipertensi kronis
4. Pre eklamsi
5. Trauma
6. Tali pusat pendek
7. Tekanan vena cava inferior
8. Defisiensi asam folik
Manifestasi klinis :
Solusio plasenta ringan
Terjadi ruptura sinus marginalis / sebagian kecil plasenta yang
lepas, perdarahan sedikit / terjadi bisa pervaginam dan berwarna
kehitaman, perut agak sakit atau tegang, bagian janin masih mudah
diraba.
Solusio plasenta sedang
Terjadi pelepasan plasenta lebih dari 1/4 bagian atau kurang dari 2/3
bagian, sakit perut berlebihan, perdarahan pervaginam, dinding uterus
tegang dan nyeri tekan sehingga janin sukar diraba, ibu syok dan
gawat janin, kelainan pembekuan darah & ginjal.
Solusio plasenta berat
Plasenta lepas lebih dari 2/3 bagian, terjadi tiba-tiba, ibu syok dan
janin sudah meninggal, terjadi perdarahan pervaginam, kelainan
pembekuan darah & payah ginjal.
10
Gejala solusio plasenta
Jika darah masih sedikit maka tidak selalu terjadi perdarahan
pervaginam.
Gejala awal :
- nyeri abdomen
- uterus tegang
- nyeri tekan uterus
Darah berwarna kehitaman
Perdarahan banyak sehingga terjadi syok & janin sudah
meninggal
Komplikasi
Perharahan sehingga terjadi syok hipovolemik
Kelainan pembekuan darah
Oliguria sampai dengan payah ginjal
Gawat janin sampai menyebabkan kematian janin
Penanganan
ANC
- Harus waspada jika ada factor presdiposisi maka harus
ditangani dengan segera
- Kelainan letak janin
- Bagian bawah janin belum masuk PAP maka harus
dicurigai terjadi plasenta previa sehingga segera di lakukan
pemeriksaan dengan USG
- Tangani anemia
- Pemeriksaan golongan darah ibu & calon donor
- ANC & persalinan harus dilaksanakan di Rumah sakit
Pertolongan pertama
11
- Pada setiap perdarahan lebih dari normal sebelum persalinan harus
dianggap HAP apapun penyebabnya
- Harus dibawa ke rumah sakit yang memiliki sarana operasi dan
tranfusi darah
- Periksa dalam (VT) menyebabkan banyak perdarahan sehingga tidak
boleh dilakukan diluar kamar operasi
- Tampon vagina tidak berguna karena berbahaya
- Pasang infus sebelum syok
- Penyediaan darah segera
Penanganan
o Solusio plasenta ringan
Pada kehamilan kurang dari 37 Minggu jika
perdarahan berhenti, nyeri abdomen berkurang, uterus tidak
tegang, maka pasien boleh pulang.
Tapi jika perdarahan bertambah lagi & tanda-tanda solusio
plasenta berlebihan maka akhiri kehamilannya.
Pada kehamilan lebih dari 37 Minggu dengan
mengakhiri kehamilan.
o Solusio plasenta sedang dan berat
Sediakan /pasang tranfusi darah
Memecahkan ketuban dapat dilakukan persalinan
pervaginam lebih 6 jam, setelah solusio plasenta maka harus
dilakukan seksio sesarea.
Sediakan/beri infus oksitosin
Penanganan komplikasi
Prognosis
Pada solusio plasenta prognosis tergantung luas plasenta yang lepas,
banyaknya perdarahan, cepatnya penanganan yang ditunjukan oleh ibu.
12
Untuk solusio plasenta berat 100% kematian pada janin.
Untuk solusio plasenta ringan dan sedang tergantung pada luas plasenta
yang lepas, usia kehamilan yang ditunjukan untuk janin.
HAP
Sesudah ketuban pecah harus dilakukan test antepartum
Terminasi kehamilan & dilakukan persalinan selekas mungkin.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada ibu hamil lebih dari 28
Minggu.
2. Abortus merupakan pandarahan kurang dari 28 Minggu.
3. Penyebab perdarahan antepartum
a. Kelainan plasenta
- Plasenta previa
- Solusio previa
- Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya
b. Kelainan serviks & vagina
- Erosio porsionis uteri
- Karsionamia porsionis uteri
- Polipus servisis uteri
- Varises vulvae
- Trauma
B. Saran
Jika terjadi perdarahan antepartum sebagai tenaga kesehata harus melakukan
penanganan sesegera mungkin. Bila perlu harus melakukan rujukan ke Rumah
sakit yang memiliki fasilitas operasi dan tranfusi darah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
www.google.com
15