“FISTULOGRAF”
Pembimbing:
Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
RSUD SRAGEN
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penugasan referat yang berjudul
“Fistulograf”. Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tekhnik pemeriksaan
radiologi fistulograf.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan referat ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada dr.
Prasetyo Budi Dewanto, M.Sc, Sp.Rad, selaku pembimbing klinik selama pelaksanaan stase
radiologi di RSUD Sragen.
Penulis menyadari bahwa penugasan referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………………1
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………2
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….3
Bab I. Pendahuluan ………………………………………………………………………………4
Bab II. Fistulograf ………………………………………………………………………………...5
Bab III. Kesimpulan ……………………………………………………………………………..11
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………...12
BAB I. PENDAHULUAN
Fistula adalah hubungan atau jalur abnormal antara dua epitel organ atau saluran yang
normalnya tidak tehubung, bisa karena penyakit, atau buatan bedah untuk terapi. Fistula
merupakan sebuah bagian dalam jaringan tubuh. Biasanya fistula menghubungkan dua organ
dalam tubuh yang dalam kondisi normal tidak terhubung. Sebuah fistula mungkin dapat
menghubungkan organ internal di dalam tubuh dengan bagian permukaan.
Terdapai berbagai tipe fistula:
Blind : hanya satu sisi yang terbuka
Complete : bagian dalam dan bagian luar terbuka
Incomplete : bagian luar di kulit terbuka, tetapi tidak terhubung dengan organ internal.
Fistula dapat terjadi pada berbagai organ dan sistem, seperti: mata, adneksa, telinga,
mastoid, sistem vaskuler, sistem respiratori, sistem digestive, sistem musculoskeletal dan
jaringan ikat, sistem urogenital. Fistula dapat disebabkan oleh: penyakit (misal: inflammatory
bowel disease), tindakan medis (misal: biliary fistula akibat komplikasi gallbladder surgery,
vesicovaginal fistula akibat radioterapi), terapi medis (arteriovenous fistula pada pasien gagal
ginjal dengan hemodialisis), dan trauma.
Karena berbagai tipe dan klasifikasi fistula yang masing-masing memerlukan prosedur
pembedahan yang berbeda, klasifikasi pre operatif fistula sangat diperlukan untuk memfasilitasi
prosedur pembedahan.
BAB II. FISTULOGRAF
1. Definisi
Fistulograf adalah pemeriksaan radiografi yang melibatkan opasifikasi dari traktus
patologis atau ekstravasasi media kontras organ berongga (gastrointestinal, vesica urinaria),
atau struktur tubular (saluran empedu, ureter)1. Merupakan prosedur radiografi yang
menunjukkan asal dan perjalanan fistula (bagian abnormal, biasanya antara dua organ
internal)2. Kontras digunakan untuk mengidentifikasi bagian awal fistula, perjalanannya, dan
organ yang terlibat3.
CT, USG, dan fistulograf berguna dalam melacak saluran fistula. Kelengkapan
fistula dapat didiagnosis dengan fistulograf kontras yang disempurnakan. Fistulograf
merupakan metode yang efektif untuk menunjukkan anatomi dan topografi fistula yang tepat.
Hal ini mudah dilakukan dan tidak menyakitkan. CT dan MRI juga membantu dalam
menghasilkan gambar penampang organ dan struktur tubuh internal lainnya, dan berguna
untuk melukiskan hubungan antara lesi dan struktur neurovaskuler lainnya4.
2. Indikasi
Salah satu indikasi utama adalah mencari kebocoran anastomosis pasca operasi atau
cedera dari saluran empedu dan ureter1
Mencari benda asing di traktus jaringan5
Menentukan jarak dan komunikasi dari saluran5
Menentukan hubungan antara saluran5.
3. Kontraindikasi5
Kewaspadaan terhadap penyebaran agen infeksi
Kewaspadaan terhadap meluapnya rongga (misal: fistula yang berhubungan dengan
rongga tubuh)
4. Peralatan5
Perlatan preparasi sterilitas kulit
Jarum stilet dengan panjang yang sesuai
Tabung untuk sampel cairan sendi
Jarum suntik yang telah terisi dengan media kontras iodinasi steril (sebaiknya nonionik),
yang diencerkan jika iodium lebih besar dari 300 mg/ml dari botol
5. Metode
Pasien dibaringkan, area di sekitar akses dibersihkan6
Injeksi anasthesi lokal dibawah kulit area sekitar aksses6
Tempatkan kateter di dalam traktus fistula5
Balon kateter dikembangkan (jika tersedia), atau menggunakan metode lain untuk
menutup lubang jalan traktus untuk memaksa media kontras sampai di traktus dan tidak
keluar melalui lubang5
Memasukkan media kontras dengan jumlah yang memadai (berdasarkan perkiraan
kedalaman traktus/distribusi) atau sampai menemukan hambatan5
Proyeksi sudut siku dan oblique diperlukan untuk menunjukkan jangkauan penuh dari
sebuah traktus2
Semua pasien ditempatkan pada posisi kepala lebih dahulu terlentang dengan koil
berpusat pada sendi panggul. Tak diperlukan persiapan usus atau kateterisasi dari anal
fistula. MR fistulography didasarkan pada peningkatan dari dinding fibrosis atau abses
fistula setelah pemberian IV dimeglumine gadobenate (Gd-BOPTA). Untuk
mengoptimalisasi visualisasi fistula di daerah pelvirectal dan perianal dilakukan subtraksi
lemak dari urutan kontras yang disempurnakan7.
6. Gambaran
Protokol pemeriksaan didefinisikan sebagai subtraksi MR fistulograf karena subtraksi
menghasilkan gambar visualisasi fistula sebagai sinyal tinggi struktur tabung berisi berbagai
tingkatan cairan sinyal rendah. Lemak di sekitaranya terlihat sebagai gambaran gelap.
Karena kumpulan data 3D dapat dilakukan rekonstruksi multiplanar (MPR) dan proyeksi
intensitas maksimum (MIP), sehingga menghasilkan kesan gambar yang mirip dengan
fistulography. Fistula yang terisi cairan tampak sebagai saluran hiperintence berdekatan
dengan lubang anus pada gambar stir7.
7. Interpretasi5
Menentukan tingkat saluran
Mengklarifikasi ada atau tidaknya benda asing
9. Kelainan
a. Anal Fistula
Terdapat empat klasifikasi dari fistula anal, yang masing-masing memerlukan
prosedur pembedahan yang berbeda. Oleh karena itu, pre operatif klasifikasi anal fistula
sangat diperlukan untuk memfasilitasi prosedur pembedahan8. Kesuksesan manajemen
bedah anal fistula memerlukan informasi yang akurat mengenai traktus fistula terutama
kaitannya dengan otot sfinter. Diketahui bahwa sebagian besar kekambuhan anal fistula
setelah operasi adalah konsekuensi dari tidak terdeteksinya traktus primer atau sekunder,
atau kegagalan untuk mengidentifikasi bukaan internal. Sebuah metode yang akurat dari
pencitraan pre operasi untuk melukiskan traktus primer dan sekunder, tempat pembukaan
internal, dan tempat berkumpulnya pus dapat membantu untuk mencegah kekambuhan
dan cedera sfingter yang tak disengaja8.
Standart pemeriksaan dari anal fistula memerlukan pemeriksaan dengan
anasthesi7. Perlu dicatat bahwa kadang-kadang tes pra operasi negatif menjadi positif
dengan anasthesi umum karena relaksasi otot4. MRI perlvis adalah sebuah tekhnik akurat
untuk mendeteksi anal fistula17. Meskipun banyak laporan menyebutkan bahwa
pencitraan MR Endoanal lebih akurat memungkinkan penggambaran dan klasifikasi
fistula anal dari pencitraan lainnya, pencitraan ini mahal dan tidak banyak tersedia.
Fistulography dan endosonography dubur (AES) lebih murah dan lebih mudah
terjangkau8.
Sensitifitas fistulography dalam mengidentifikasi traktus primer fistula ditemukan
100 %. Sensitifitas dalam mendeteksi ekstensi sekunder ditemukan 66,7 % dengan
spesitifitas 97.87 % dan akurasi keseluruhan adalah 96 %. Sensitifitas fistulography
untuk mendeteksi pembukaan internal ditemukan hanya 50 % dan spesifitas 83,3 %.
Sensitifitas fistulography dalam mendeteksi abses adalah 30,8 % dan spesifitas 80,5 %
dengan akurasi 72 %8.
Dalam literatur terbaru, protokol MRI untuk anal fistula terdiri dari spin-echo,
turbo spin-echo, STIR, dan gradient-echo sequence. MRI protokol menghemat waktu
dan memberikan kualitas gambar yang sangat baik8.
b. Vesicoservical fistula9
Vesicoservical fistula adalah sebuah komplikasi dari tindakan obstetric modern
yaitu sectio cesarian. Kebanyakan fistula yang berhubungan dengan vesica urinaria
adalah cukup besar untuk dapat didiagnosis dengan mudah, atau sangat kecil untuk dapat
menutup secara spontan tanpa memerlukan tndakan klinis. Vesicocervical fistula adalah
sebuah kejadian yang jarang terjadi dan mungkin akan sulit didiagnosis. Lesi, mungkin
tidak dapat didiagnosis secara jelas, dan mungkin dapat terjadi mis-diagnosis, karena
dianggap sebagai discharge vagina atau inkontinensia urin transient. Karena kejadiannya
yang jarang, vesicocervical fistula dikategorikan menjadi satu dengan vesicouterina
fistula, dan literatur yang membahas mengenai patofisiologi dan perkembangannya
relative sedikit. Diagnosis dari vesicocervical fistula ditegakkan dengan pemeriksaan
sistemik dari upper dan lower traktus urinarius. Anamnesis pasien dan pemeriksaan fisik
diikuti dengan dua pemeriksaan kontras dapat menegakkan keberadaan fistula. Excretory
urography dan retrograde pyelography mengevaluasi upper traktus urinarius yang dapat
menunjukkan kemungkinan uretera patologis. Cistografi, mengevaluasi lower traktus
urinarius yang dapat menunjukkan sebuah parrot’s beak, uterine filling, dan cairan
mungkin dapat terlihat mengalir dari cervical eksternal yang terbuka pada keberadaan
dari sebuah dinding vagina anterior yang intak. Cytoscopi dapat memvisualisasikan
sebuah lesi midline supratrigonal. Untuk kasus yang lebih sulit, sebuah histeriogram
dapat menunjukkan traktus dan pengisian vesicaurinaria.
Fistula adalah hubungan atau jalur abnormal antara dua epitel organ atau saluran yang
normalnya tidak tehubung. Terdapat berbagai tipe dan klasifikasi fistula yang masing-masing
memerlukan prosedur pembedahan yang berbeda. Sehingga klasifikasi pre operatif fistula sangat
diperlukan untuk memfasilitasi prosedur pembedahan
CT, USG, dan fistulograf berguna dalam melacak saluran fistula. Kelengkapan fistula
dapat didiagnosis dengan fistulograf kontras yang disempurnakan. Fistulograf merupakan
metode yang efektif untuk menunjukkan anatomi dan topografi fistula yang tepat. Hal ini mudah
dilakukan dan tidak menyakitkan.
Fistulograf dapat digunakan untuk mengidentifikasi bagian awal fistula, perjalanannya,
dan organ yang terlibat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Medcyclopaedia. Fistulography.
http://www.medcyclopaedia.com/library/topics/volume_i/f/fistulography.aspx
2. Z. Dalili. 2005. Sialography and Fistulography of Post-traumatic Fistulae; a Case
Presentation. http://www.sid.ir/En/VEWSSID/J_pdf/101720050206.pdf
3. Quensland Government. 2009. Fistulogram / Sinogram. http://www.health.qld.gov.au
4. Sampan Singh Bist, Saurabh Varshney, Rakesh Kumar, Nitin Gupta. 2009. Fistulography: a
Useful Imaging Modality for Identifying the Exact Location and Extent of Complete
Branchial Fistula. http://www.thefreelibrary.com/Fistulography:
+a+useful+imaging+modality+for+identifying+the+exact+...-a0209042479
5. Daniel A. Feeney. Special Radiographic Procedures: Arthrogarphy and Fistulography.
http://www.academic-server.cvm.umn.edu/radiology/student/Student_Sp_09/Feeney/pdf/sp.
%20Arthro%20&%20Fistulo.09.pdf
6. Departemen of Interventional Radiology, The Ohio State University Medical Center. 2009.
Fistulogram/Shuntogram. http://www.osu.edu
Z. Dalili. 2005. Sialography and Fistulography of Post-traumatic Fistulae; a Case
Presentation. http://www.sid.ir/En/VEWSSID/J_pdf/101720050206.pdf
7. Oliver Schaefer, Christian Lohrmann, and Mathias Langer. 2003. Digital Substraction MR
Fistulography: New Diagnostic Tool for the Detection of Fistula in Ano.
http://www.ajronline.org/cgi/content/full/181/6/1611
8. S. Elangovan, V. Bhuvaneswary, S. Nadarajan, RR Kannan, S. Velmurugan. 2002.
Comparative Study of Fistulography and Anal Endosnography in Fistula-in-ano.
http://www.ijri.org/text.asp?2002/12/3/343/28477
9. S. Abbas Shobeiri, Ralph R. Chesson, Karolyn T. Echols. 2001. Cystoscopic Fistulography:
A New Technique for the Diagnosis of Vesicocervical Fistula.
http://journals.lww.com/greenjournal/Fulltext/2001/12000/Cystoscopic_Fistulography__A_N
ew_Technique_for_the.23.aspx
10. Wake Forest Universitya School of Medicine. Your Fistulogram. http://www.google.com
11. Fistula. http://en.wikipedia.org/wiki/Fistula