Anda di halaman 1dari 4

Pembuatan Yoghurt

[Type the document subtitle]


Oleh:
Ezra Dessabela Isnannisa
Mohammad Irsal Rifqiansyah
Valentina Galuh Andang Asmara

Kelas XII IPA 7 (Akselerasi)

SMA Negeri 3 Bogor

Jalan Pakuan 4 Telp. (0251) 321747

Bogor 16143

Website : http://www.smantiboo.com
Tujuan
Mengaplikasikan proses fermentasi untuk membuat produk bioteknologi

Landasan Teori
Sumber energi utama pada tubuh manusia adalah karbohidrat, yang diperoleh melalui glukosa. Agar
dapat dicerna dengan lebih baik oleh tubuh, glukosa dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
melalui proses respirasi, baik secara aerob (menggunakan oksigen) maupun anaerob (tidak
menggunakan oksigen). Proses ini dapat berlangsung di dalam tubuh maupun di luar tubuh. Salah
satunya adalah dengan cara fermentasi, yang merupakan respirasi anaerob yang dapat berlangsung di
luar tubuh. Proses fermentasi menghasilkan energi lebih sedikit dibandingkan proses repirasi aerob.
Namun, proses ini sungguh bermanfaat karena dapat memecah molekul sehingga sari-sari makanan
dapat lebih mudah untuk diserap tubuh, dan juga merawat sistem pencernaan kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, proses fermentasi ini sering diaplikasikan dalam pembuatan beberapa
produk makanan, seperti yoghurt, tempe, tahu, dan tapai. Dalam laporan percobaan kali ini akan
dibahas aplikasi fermentasi pada proses pembuatan yoghurt.

Alat dan Bahan


1. Panci penangas
2. Seperangkat alat titrasi
3. Erlenmeyer 500 ml
4. Termometer
5. Pengaduk kaca
6. Pembakar spiritus
7. Gelas ukur
8. Kertas alumunium foil
9. Susu sapi
10. Starter Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus
11. Indikator pH
Cara Kerja
1. Panaskan 500 ml susu segar dengan cara memasukkan susu ke dalam Erlenmeyer, kemudian
Erlenmeyer dimasukkan ke dalam panic besar yang telah berisi air (seperti membuat nasi tim)
hingga suhunya kurang lebih 90oC selama 15 menit
2. Susu didinginkan sampai suhu mencapi 45 oC, lalu ditambahkan starter Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebanyak 3-5% (sekitar 20 mL), sedikit demi sedikit
sambil diaduk supaya larut.
3. Campuran diletakkan ke dalam wadah-wadah steril yang sudah disiapkan, kemudian tutup
dengan alumunium foil dan diinkubasikan pada suhu 43 oC selama 4 jam atau pada suhu kamar
selama 18 jam.
4. Setelah inkubasi selesai, yoghurt yang dihasilkan segera didinginkan dalam lemari es atau
dipasteurisasikan pada suhu 65oC selama 30 menit agar fermentasi tidak terus berlanjut.
5. Pengamatan dilakukan dengan melihat pH (4 - 5)
6. Bila akan dikonsumsi dapat dicampur dengan sirup atau dengan gula secukupnya.

Hasil Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan, kami berhasil membuat yoghurt dari susu sapi. Rasanya masam dan
memiliki aroma yang khas, warnanya putih kekuningan dan cukup kental. Setelah dilakukan uji pH,
ternyata yoghurt yang kami buat memiliki pH 5.

Pembahasan Hasil Percobaan


Yoghurt dibuat dengan bahan dasar susu sapi dan bantuan bakteri Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus.Bakteri tersebut aktif pada suhu tinggi (sekitar 45 oC) dan berperan dalam proses
fermentasi laktosa menjadi asam laktat, sehingga yoghurt dapat dicerna dengan mudah, bahkan oleh
pengidap alergi susu. Proses fermentasi juga meningkatkan keasaman yoghurt sehingga proliferasi
bakteri patogen dapat dihindari dan kerusakan akibat bakteri proteolitik yang tidak tahan asam dapat
dihambat.
Daftar Pustaka
Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi 3. Jakarta : Esis.

www.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai