1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad
ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris)
bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis
yang berasal dari Amerika.
Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan
berperan penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan
lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi petani dan sumber devisa bagi
negara
disamping
mendorong
berkembangnya
agribisnis
tembakau
dan
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Nicotianae
Spesies
SEJARAH TEMBAKAU
Pada mulanya tembakau digunakan oleh orang-orang asli Amerika untuk
pengobatan oleh Christopher Columbus yang melintasi Lautan Atlantik untuk
pertama kalinya pada tahun 1942. Orang asli Amerika yang bermukim di New
World telah menghadiahkan beliau daun tembakau dan seabad setelah itu,
merokok telah menjadi kegilaan global, dan seterusnya memberi manfaat ekonomi
kepada para pengusaha di Amerika Serikat. Penanaman dan penggunaan
tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama.
MORFOLOGI TEMBAKAU
1. Akar
Tanaman tembakau memiliki perakaran tunggang yang mampu
menembus tanah hingga 50 75 cm.
2. Batang
Tanaman tembakau memiliki batang yang membulat, lunak tetapi kokoh.
Pada bagian batang terdapat ruas-ruas tempat tumbuhnya daun dan tunas
ketiak.
3. Daun
Tembakau memiliki daun yang berbentuk bulat lonjong atau bulat dengan
tulang daun menyirip. Bagian tepi daun agak bergelombang dengan
permukaan yang licin. Dalam satu tanaman biasanya terdapat 28 32 helai
daun.
4. Bunga
Tanaman tembakau memiliki bunga majemuk yang tersusun dalam
beberapa tandan. Dalam satu tandan berisi 15 bunga dengan bentuk terompet
dengan panjang dan warna yang bervariasi tergantung varietasnya.
5. Buah
Tanaman tembakau memiliki buah yang tumbuh pada bagian dasar
bunga. Tiga minggu setelah penyerbukan, buah tembakau sudah matang.
Dalam satu tanaman terdapat kurang lebih 300 buah dengan 12.000 biji yang
ada didalamnya.
6. Biji
Biji buah tembakau dapat berkecambah dalam waktu 2 3 minggu
tergantung berhasil atau tidaknya masa dormansi.
SYARAT TUMBUH
1. Iklim
Pembibitan
Jumlah benih yang dibutuhkan kurang lebih 8 - 10 gram/ha, tergantung
jarak tanam. Biji yang akan ditanam harus utuh tidak terserang penyakit dan
tidak keriput. Media semai yaitu campuran tanah (50%) ditambah pupuk
kandang matang yang telah dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis
pupuk untuk setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35
gram ZA dan isikan pada polybag. Bedeng persemaian diberi naungan berupa
daun-daunan, tinggi atap 100 cm sisi Timur dan 60 cm sisi Barat.
Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2
jam lalu dikeringkan dengan cara dianginkan. Kecambahkan pada
baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang dibasahi hingga
agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah tumbuh akarnya yang ditandai
dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan. Siram
media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam
0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis. Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki)
selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari. Bibit sudah dapat dipindahkan ke
kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai.
2.
Tanaman layu pada pukul 11.00 atau tanah tidak lagi melekat apabila
digenggam.
Tinggi air irigasi ditentukan berdasarkan umur tanaman yaitu: sampai
dengan umur 45 hari setelah tanam volume air buludan, pada 50
65 HST tinggi air guludan dan menjelang panen tinggi air
guludan.
Pada tanaman tembakau cerutu di bawah naungan, penyiraman
Pembumbunan (pendangiran)
Pendangiran dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar
tanaman yang berada pada kedalaman 30 cm 40 cm di dalam tanah.
Pendangiran dilakukan 3 4 kali tergantung pada kondisi tanah pada
lahan dan gulma. Pada tanaman tembakau cerutu Vorstenlanden di bawah
naungan misalnya pendangiran dilakukan 3 kali pada umur 7 10 hari
setelah tanam (HST), 20 22 HST dan 30 35 HST. Pendangiran
umumnya dilakukan setelah pengairan. Pembumbunan tanah pada
guludan, untuk merangsang perakaran yang baik (Hanum,C, 2008).
d.
Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk menghindari adanya persaingan dalam
pengambilan unsur hara pada tanaman, menghilangkan sumber penyakit
dan mempermudah pada waktu pemupukan, pengendalian hama penyakit
dan mempermudah pada waktu pemetikan/panen, untuk meningkatkan
hasil produksi. Penyiangan dilakukan setiap 3 minggu. Dilakukan dengan
tangan mencabut gulmanya atau dapat menggunakan herbisida
(Hanum,C, 2008).
e.
Pemupukan
Penggunaan pupuk yang tepat, baik berupa pupuk organik dan
anorganik (N, P dan K). Penggunaan phospor (P) dalam komposisi pupuk
karena phospor berfungsi untuk pertumbuhan akar dan penyusunan inti
sel, lemak dan protein. Kandungan phospor dalam SP 36 sebesar 36%.
Tanda tanaman kekurangan P yaitu daun menjadi tampak tua warnanya
menjadi merah kecoklatan. Tepi daun, cabang dan batang terdapat warna
kecoklatan yang lama-lama menjadi kuning. Sedangkan Kalium pada
KNO3 berfungsi untuk mempengaruhi kualitas (rasa, warna dan bobot)
tanaman, menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan,
hama/penyakit, mempercepat pertumbuhan jaringan meristem, dan
membantu
pembentukan
protein
dan
karbohidrat.
Tanda-tanda
Pemangkasan
Pangkas tunas ketiak dan bunga dilakukan tiap 3 hari sekali.
Pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun
bunga di bawah bunga. Pemangkasan hanya dilakukan pada jenis
tembakau VO, dilakukan begitu kuncup bunga mulai keluar (80%) dan
dilakukan dengan tangan dengan cara dipetik. Pemangkasan dilakukan
agar tidak terjadi stagnasi. Pangkas pucuk maupun wiwil pada tanaman
dalam
proses
pengembangan
daun
tembakau
untuk
mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan
memberikan hasil maksimal bagi petani. Penggunaan sukirisida alami
dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah
lingkungan yang semua ini dilakukan pada waktu yang tepat. Dalam
pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh
terhadap ketebalan daun/berat daun.
ulat grayak adalah dengan memangkas dan membakar sarang telur dan
ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari, semprot Natural VITURA.
b. Ulat Tanah (Agrotis ypsilon) Gejala tanaman yang terserang ulat tanah
adalah daun yang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai
daun rebah. Cara pengendalian tanaman yang terserang ulat tanah adalah
dengan memangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot
PESTONA.
c. Ulat penggerek pucuk (Heliothis sp.) Gejala tanaman yang terserang ulat
penggerek pucuk adalah daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang
dan habis. Cara pengendalian tanaman yang terserang ulat penggerek putih
kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot PESTONA.
d. Nematoda (Meloydogyne sp.) Gejala tanaman yang terserang nematoda
adalah bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu,
daun berguguran dan akhirnya mati. Cara pengendalian tanaman yang
terserang nematoda adalah mensanitasi kebun, pemberian GLIO diawal
tanam, PESTONA
e. Kutu - kutuan (Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang
disebabkan virus. Cara pengendalian tanaman yang terserang kutu adalah
dengan menyebar predator Koksinelid, Natural BVR.
f. Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus), jangkrik (Brachytrypes
portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis
geminata), belalang banci (Engytarus tenuis)
2. Penyakit
a. Hangus batang (damping off). Penyebab penyakit hangus batang adalah
jamur Rhizoctonia solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan
mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Cara
pengendalian tanaman yang terserang cabut tanaman yang terserang dan
bakar, pencegahan awal dengan Natural GLIO.
b. Lanas. Penyebab penyakit Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala
tanaman yang terserang lanas adalah timbul bercak-bercak pada daun
berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan
menggantung lalu layu dan mati. Cara pengendalian tanaman yang
terserang lanas adalah dengan mencabut tanaman yang terserang dan
bakar, semprotkan Natural GLIO.
MANFAAT TEMBAKAU
Dari jaman dahulu hingga sekarang sebagian besar orang selalu berfikir bahwa
daun tembakau jika diolah hanya akan menjadi rokok. Namun baru-baru ini ada
banyak penelitian yang mengemukakan bahwa tanaman tembakau memiliki
banyak manfaat yang tidak diketahui publik. Berikut ini adalah manfaat tembakau
untuk tanaman dan untuk manusia.
1. Manfaat tembakau untuk tanaman
a. Rendam sebatang rokok di dalam satu liter air dan diamkan
semalam. Nikotin akan dilepaskan ke dalam air dan larutan dapat
disemprotkan ke tanaman untuk membunuh serangga.
b. Siapkan campuran yang terdiri atas setengah cangkir bubuk
bawang putih, satu cangkir kompos, dan satu cangkir tembakau.
Sebarkan campuran ini di sekitar pangkal tanaman untuk mencegah
serangan kutu tanaman.
c. Campur larutan tembakau
semprotkan
pada
daun
dengan
untuk
bubuk
mencegah
pyrethrum
dan
penyakit
daun
negara melalui cukai pada rokok cukup besar dikaerankan jumlah produksi dan
konsumsi rokok yang besar. Berikut ini adalah beberapa daerah di Indonesia yang
berpotensi sebagai produsen-produsen tembakau terbesar di Indonesia.
1. Garut Termasuk Penghasil Tembakau Berkualitas
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman
dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai
pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagi obat. Jika
dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau
kunyah, dan sebagainya. Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara
mempopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang.
Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian
selatan. Setelah AmerikaSerikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga
kerja menyebabkan perkembangan indutri rokok.
Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi perusahaa
perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan
abad ke20. Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari
bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam
bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan
mengacu pada gulungan daundaun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome
de Las Casas,1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y
untuk menghirup asap tembakau. Dalam Bahasa Arab "tabbaq", yang
dikabarkan ada sejak abad ke9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan.
Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya
diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis tembakau yang diproduksi,
misalnya Virginia (atau Fluecured), Burley, Rajangan, tembakau yang
dikeringkan matahari dan udara, serta tembakau untuk cerutu. Namun ada
beberapa faktor khas Indonesia yang membuat jenis tembakau di Indonesia
sulit dikelompokkan menjadi jenis Virginia, Burley atau Oriental. Masing
masing daerah penghasil tembakau di Indonesia biasanya memiliki jenis
tembakau yang unik, disebabkan oleh kondisi maupun budaya setempat. Oleh
karena itu, tembakau biasanya dinamakan menurut daerah asalnya, misalnya
Temanggung, Garut, Boyolali, dan lain sebagainya. Lebih dari 100 jenis
tembakau dihasilkan di Indonesia, dan 70% dari 200 juta kilogram tembakau
yang diproduksi di Indonesia merupakan jenis Rajangan yang lazim
digunakan untuk membuat rokok kretek.
Tembakau yang tumbuh di Kabupaten Garut adalah jenis Virginia yang
merupakan salah satu jenis tembakau yang dapat tumbuh subur disamping
jenis tembakau lokal yang sudah diusahakan oleh masyarakat petani di
Kabupaten Garut. Melalui usaha rintisan yang dipelopori oleh Dinas Tanaman
Pangan dan Holtikultura dan perkembangan yang telah menunjukan suatu
hasil yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk usaha agribisnis yang
menguntungkan produk tembakau yang dihasilkan petani terdapat dalam dua
bentuk tembakau rajangan dan daun tembakau oven. Keduanya samasama
memiliki kualitas pasar yang sangat potensial.
Industri rokok nasional menggunakan tembakau virginia sebanyak
kurang lebih sebesar 85% dan 15% nya adalah tembakau lokal dan bumbu
lainnya. Keadaan ini tentu saja merupakan peluang bisnis yang potensial
untuk dikembangkan melalui sistem infestasi. Permintaan tembakau virginia
pada petani cukup banyak mencapai 100 ton/tahun dalam bentuk daun
tembakau oven. Adapun Kabupaten Garut dalam hal sistem agribisnis
diperlukan sarana dan prasarana seperti, lahan, tenaga kerja, keahlian, dan
modal. Kemudian budi daya tembakau dilihat dari ketinggian tanah, varietas
yang dianjurkan, masalah hama dan penyakit, jenis pupuk dan obatobatan,
serta produksi dan pemasaran menjadi penunjang petani tembakau untuk
menghasilkan kualitas terbaik
2. Temanggung
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, itu semua
di dorong oleh keadaan tanah yang subur yang di wariskan turun temurun
oleh leluhur kita. Memang benar adanya petikan lirik lagu kolam susu koes
3. Lumajang
Kabupaten Lumajang yang pernah menjadi sentra penghasil tembakau
berkualitas unggul dan paling disukai oleh pecinta di jaman kolonial hingga
tahun 90-an. Kantor Perkebunan kembali akan menjadikan Lumajang sebagai
sentra pengembangan produksi tembakau bekerjasama dengan Dinas
Pertanian dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Kasi Usaha Tani Kantor Perkebunan kabupaten Lumajang, Ir. Timbang,
MM mengatakan tujuan pelaksanaan perencanaan pengembangan areal dan
produksi tembakau tahun 2012, untuk menyamakan persepsi antara petani
tembakau dan pengusaha tembakau. Agar dapat mencukupi kebutuhan
tembakau yang diinginkan sesuai ketentuan. Wilayah penghasil tembakau
berkualitas unggul di Kabupaten Lumajang berada diwilayah Tempeh, Kunir,
Pasirian, Senduro dan Pasrujambe. Bahkan tembakau di Lumajang pernah
masuk dalam perusahaan rokok terbesar di Indonesia seperti Sampoerna dan
Djarum Kudus. Sejumlah gudang tembakau dan lahan petani yang pernah
ditanami bahan pembuat rokok masih ada dan luas. Sehingga, Lumajang
masih bisa menjadi pemasok tembakau berkualitas, karena memiliki wilayah
yang sangat cocok dengan tanaman yang butuh panas itu.
4. Kudus
Kita tau kota kretek itu iyalah Kudus, karena memang industri kretek di
negeri ini cikal bakal-nya lahir di kota ini. Kemudian kota penghasil
tembakau terbaik ada di lembah Gunung Sindoro serta Gunung Sumbing
yaitu Wonosobo. Namun taukah kita dari mana cengkeh-cengkeh terbaik,
cengkeh-cengkeh pilihan dengan kualitas nomor wahid berasal? Rasanya tak
adil bila sala satu bahan baku kretek ini dan juga merupakan daya pikat
Negara-negara Eropa hingga menancapkan kolonialisme-nya tidak kita
ketahui. Taliabo, dibarat kepulauan Maluku tepatnya di Kepulauan Sula
adalah surga tumbuhnya tanaman beraroma khas. Memang tidak banyak alat
tranportasi yang menghubungkan kita ke paradise of clove ini. Salah satunya
dari Pelabuhan Murhum, Kota Bau Bau Sulawesi Tenggara, inilah saat nyali
petualangan petualangan kita dimulai, dengan kapal motor berkapasitas
kurang lebih 100 penumpang kita akan dibawa ke sana.
Tranportasi ini cukup khas alias gampang di kenali ketika kita berada di
pelabuhan murhum, sebab rute itu hanya dilayani dengan kapal motor yang
berbendera Fungka. Dengan kapal ini kita diajak singgah di beberapa tempat,
salah satunya banggai, Dari sana melewati pula-pulau kecil tanpa penghuni
yang cukup menarik dapat menjadi obat kejenuhan selama perjalanan.
Dermaga Bobong adalah gerbang memasuki padang cengkeh yang maha luas,
disini rumah-rumah para nelayan seolah menjadi penyambut kita kesana,
disinilah panorama cengkeh memenuhi cakrawala pandangan kita tak ubahnya ketika kita menyaksikan tanaman padi di Ubud, Bali atau kawasan kebun
teh puncak pass Jawa Barat dimana dari 8 mata angin kita menyaksikan
hanya tersaji satu tanaman, dan disini adalah cengkeh. Dari sinilah cengkehcengkeh terbaik di negeri ini bahkan di dunia tumbuh.
Tidak banyak yang tauh sejak kapan tanaman cengkeh, seolah tumbuh
disetiap jengkal Taliabo. Bila kita berkunjung kesana disaat musim petik
cengkeh tiba gambaran kawasan yang terpencil dan sunyi akan hilang, sebab
ribuan buruh pemetik cengkeh dan rombongan para tengkulak-tengkulak
cengkeh menjadikan Taliabo hiruk pikuk sebagai kawasan perniagaan
cengkeh. Dengan berkunjung kesini kita akan semakin sadar betapa kaya-nya
nusantara ini kita punya tembakau terbik sekaligus juga cengkeh pilihan.
Tinggal bagaimana kita mengelolahnya saya bermimpi kita seperti Negara
Kuba yang punya cerutu pilihan, semoga ramuan tembakau Wonosobo serta
cengkeh Taliabo menjadi mahkota kretek di dunia.
itu juga ada banyak penelitian yang sudah dilakukan dengan berbagai macam
analisis ekonomi. Pendapatan negara dari cukai rokok bisa mencapai Rp 70 triliun
setiap tahunnya. Berikut ini adalah daftar lahan yang digunakan untuk budidaya
tembakau di Indonesia.
1
2
3
Aceh
Bali
Daerah Istimewa
4
5
6
7
8
9
10
11
Yogyakarta
Jambi
Jawa Tengah
Jawa Timur
Lampung
Nusatenggara Barat
Nusatenggara Timur
Sulawesi Selatan
Sumatera Barat
12
Sumatera Selatan
13
Sumatera Utara
Melalui tabel diatas kita dapat melihat bahwa saat ini sudah cukup banyak
lahan budidaya tembakau di Indonesia. Dalam golongan Nicotiana tobacum
terdapat jenis-jenis atau varietas yang amat banyak jumlahnya, yang untuk tiaptiap daerah terdapat perbedaan-perbedaan baik kecil maupun besar. Tiap-tiap
daerah menghasilkan kualiras tertententu dengan ciri yang khas. Oleh karena itu
penyebaran-penyebaran jenis jarang terjadi, sebab pemasukan suatu jenis asing ke
dalam suatu daerah yang khas akan membahayakan hasil yang dikeluarkan oleh
daerah-daerah tersebut sehingga tidak bermutu sama sekali, sebagai akibat
mungkin dari percampuran mekanis atau genetis dari jenis asing tersebut dengan
jenis daerah. Secara garis besar dapatlah tembakau dei Indonesia dibagi menurut
penggunaannya atas tipe-tipe (jenis) sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
A. ANALISIS SWOT
Untuk melihat prospek komoditi tembakau, dilakukanlah analisis SWOT
terhadap komoditi tersebut. Untuk analisis SWOT diambil sebuah referensi dari
sebuah makalah yang melaksanakan penelitiannya di Kecamatan Sukasari. Hasil
analisis SWOT pada usahatani tembakau di Kecamatan Sukasari adalah sebagai
berikut :
Strength (S)
a. Merupakan komoditi yang mengandalkan zat addict yang menimbulkan
ketergantungan sehingga mempunyai pangsa pasar relatif tahan lama.
b. Luas lahan dan produksi tetap, karena kesesuaian lahan terbatas pada
daerah tertentu sehingga tidak memungkinkan dilakukan ekstensifikasi
secara besar-besaran. Hal ini akan menjaga tidak adanya lonjakan produksi
yang dapat menyebabkan harga terpuruk terlalu rendah.
c. Permintaan pasar dalam negeri terus meningkat walaupun kecil yang akan
mendorong pangsa pasar tembakau.
d. Tersedianya lahan dan iklim yang sesuai untuk menghasilkan termbakau
berkualitas tinggi. Didaerah tertentu yang saat ini menjadi daerah sentra
produksi tembakau dapat menghasilkan produksi dan kualitas yang tinggi.
e. Teknologi produksi telah dikuasai. Di Indonesia telah tersedia lembaga
penelitian tembakau (Balittas Malang) yang telah secara kontinu
mengembangkan teknologi tembakau. Lembaga ini dapat dijadikan
narasumber dalam mengatasi kendala budidaya tembakau.
f. Potensial genetik luas untuk pemuliaan (keragaman varietas tinggi).
Tembakau telah lama dikembangkan di Indonesia sehingga saat ini telah
banyak kultivar yang telah beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini berarti
Weakness (W)
a. Sensitif terhadap cuaca terutama untuk tembakau Voor Oogst. Tembakau
ini menghendaki cuaca yang benar-benar kering pada saat panen dan
adanya hujan walaupun dalam volume kecil akan sangat merusak hasil
tembakau.
b. Industri hilir tembakau terbatas pada rokok sehingga terjadi sistem
perdagangan yang tidak sehat. Perdagangan tembakau saat ini sangat
dikuasai oleh pabrik rokok sehingga harga maupun volume pembelian
ditentukan sepenuhnya oleh pabrik rokok dan agen-agennya.
c. Skala pengusahaan tembakau rakyat sangat kecil (rata-rata 0,25 ha)
sehingga sulit untuk menerapkan teknologi moderen yang efisien. Hal ini
juga menyebabkan petani tidak memiliki posisi tawar yang baik terhadap
pedagang.
Opportunity (O)
a. Konsumsi tembakau dalam negeri masih negatif dibanding produksinya
dan impor cukup besar terutama tembakau Virginia, sehingga peluang
pasar masih besar untuk dalam negeri.
b. Peluang pasar ekspor untuk tembakau cerutu juga masih besar karena baru
terpenuhi sekitar 30 %.
c. Pemerintah masih mentargetkan APBN dari cukai dan pajak ekspor
tembakau cukup besar sehingga ruang gerak pasar dan produksi masih
luas.
d. Peluang pemanfaatan tembakau untuk bahan baku obat dan pestisida.
Walaupun masih dalam skala laboratorium hal ini diharapkan dapat
menjadi diversifikasi produk industri hilir tembakau di masa datang.
e. Pertumbukan konsumsi rokok di negara berkembang positif 3 % per tahun
yang masih memberikan prospek pasar tembakau di luar negeri.
Threat (T)
a. Kampanye anti rokok oleh WHO yaitu tembakau sebagai penyebab kanker
paru-paru, impotensi, dll.
b. Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 1999 utnuk produksi rokok bernikotin
dan tar rendah.
c. Alternatif Strategi Berdasarkan Analisis SWOT
Peluang Usaha
Melihat berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada
produksi tembakau dapat disimpulkan bahwa peluang usaha tembakau masih
cukup terbuka tetapi untuk jenis tembakau Virginia dan cerutu Vorstenland. Hal
tersebut didasarkan atas.
a. Impor tembakau Virginia masih cukup tinggi serta terjadi kekurangan yang
cukup besar untuk industri rokok dalam negeri. Demikian pula tembakau
cerutu Vorstenland masih belum dapat memenuhi permintaan pasar luar
negeri.
b. Untuk tembakau cerutu Vostenland telah ditemukan teknologi budidaya
bawah naungan yang dapat menghasilkan daun untuk cerutu kualitas
wrapper lebih banyak sehingga lebih menguntungkan.
c. Untuk tembakau Virginia telah banyak teknologi dikembangkan sehingga
pelaksanaan produksi lebih efisien dan jaminan keberhasilan lebih tinggi.
Teknologi tersebut antara lain pesemaian dalam polybag, sukering dengan
bahan kimia dan teknologi curing yang lebih baik.
d. Kelembagaan usaha terutama untuk tembakau Virginia dapat diwujudkan
dalam bentuk kemitraan dengan pengusaha pemain lama seperti PT. BAT
Indonesia.
e. Resiko kegagalan produksi maupun pasar kedua jenis tembakau tersebut
relatif lebih kecil dibanding tembakau rakyat rajangan.
Peluang usaha tembakau masih terbuka juga dilihat dari permintaan yang
masih stabil dan cenderung naik, sementara produksi relatif stabil dan cenderung
turun. Walaupun demikian akan sulit kiranya apabila pengembangan usaha
diarahkan pada perluasan ke areal produksi yang baru. Disamping tingkat
kesesuaian lahan yang terbatas juga mencari kultivar tembakau yang sesuai serta
penguasaan teknologi tembakau juga akan menjadi kendala. Oleh karena itu usaha
produksi tembakau tetap diarahkan pada daerah-daerah sentra produksi yang telah
ada dengan tekanan pada hal-hal dibawah ini.
pasar.
Kemitraan yang kuat antara petani tembakau dengan perusahaan pabrik
rokok.
Desa yang dipilih untuk analisis data kali ini mengambil obyek di Desa
Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Dimana sebelah utara berbatasan
dengan Desa Jonggrangan, sebelah timur Desa Sinan, selatan Desa Bogoran, dan
barat berbatasan dengan Pegunungan Pegat. Desa Wiro mempunyai iklim tropis
dengan ketinggian tempat 150mdpl. Topografi yang berbukit-bukit serta suhu
antara 20C - 32C memungkinkan petani di desa tersebut untuk menanam
tembakau apabila musim kemarau.
Desa Wiro memiliki luas wilayah 337,5718 Ha dengan jumlah penduduk
sebanyak 4478 jiwa meliputi 2197 penduduk laki-laki dan 2281 penduduk
perempuan. Jumlah produksi tembakau di desa ini pada lahan 5 Ha dihasilkan 375
ton tembakau. Selain tembakau, desa ini juga berpotensi untuk ditanami kelapa,
jagung, kacang panjang dan sawi.
Dari segi pendidikan, desa Wiro memiliki 5 unit sarana pendidikan yaitu dua
buah gedung TK (Taman Kanak-kanak) dan juga tiga buah SD. Jika dilihat dari
jumlah tersebut tentunya belum memadai. Kemudian dari segi mata pencaharian,
sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Untuk budidaya
tanaman tembakau dilakukan setelah tanaman padi. Setelah musin hujan selesai
dan memasuki musim kemarau tanah diolah, diberi pupuk dan dibiarkan beberapa
hari. Lebih baik diusahakan pada musim kemarau karena hasilnya tidak maksimal
bila dilakukan pada musim penghujan, ini dikarenakan daun akan cepat
membusuk ketika terkena air hujan.
Tabel 1 Karakteristik Petani Komoditas Tembakau Varietas Grompol dan
Sempring di Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.
No
Uraian
Varietas Grompol
Varietas Sempring
54
55
36
20
0.469
0.276
Pemilik penggarap
Pemilik penggarap
Umur (th)
1.
Pendidikan (th)
2.
Pengalaman menggarap (th)
3.
Jumlah anggota keluarga
4.
Jumlah anggota keluarga yang
5.
6.
7.
aktif di usahatani
Luas lahan (Ha)
Status kepemilikan
B.
Persiapan lahan
Lahan biasanya sudah digunakan untuk budidaya tanaman sebelumnya
sehingga memudahkan dalam proses pencangkulan. Dalam persiapan
lahan, petani tidak menggunakan traktor karena kondisi tanah yang sudah
gembur sehingga penggunaan traktor dirsa tidak perlu.
Pencangkulan
Lahan yang sudah gembur di cacah dengan cangkul kemudian di buat
bedengan lalu diberi pupuk secara merata. Pada permulaan biasanya pupuk
yang digunakan adalah pupuk kandang.
Penanaman
Bibit yang sudah disiapkan di tanam dengan jarak 60 x 90 cm setelah itu
tanah di cangkul lagi agar tanah benar-benar gembur.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman tembakau baik jenis Grompol maupun Sempring
meliputi kegiatan menyiangi, memupuk dan menyemprot. Menyiangi yaitu
mencabut rumput atau tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman
tembakau yang keberadaannya dapat menghambat pertumbuhan tanaman
Panen
Tanaman tembakau sudah dapat dipanen pada umur rata-rata 6-7 bulan.
Untuk pemanenan memmakai tenaga kerja sendiri sehingga petani tidak
memiliki tanggungan untuk memberi upah. Namun ada juga yang
memakai tenaga kerja dari luar dengan upah Rp. 15.000,00 sampai Rp.
20.000,00 per hari.
Pasca panen
Pada saat pasca panen, petani tembakau tidak mengeluarkan biaya untuk
transportasi pengangkutan tembakau ke pembeli, karena biasanya para
pembeli datang langsung ke petani yang telah memanen tembakaunya
sehingga biaya transportasi menjadi tanggungan pembeli.
C.
Analisis Hasil
Tabel 2 Biaya Usahatani Komoditas Tembakau Varietas Grompol per usahatani dan per hektar
No
Uraian
Per Hektar
Nilai (Rp)
1.
Per Usahatani
Nilai
Saprodi
1.
Bibit
159.208
11,5
45.400
12,875
2.
Pupuk
3.
Pestisida
939.332,5
70,9
247.250
70,12
143.345
9,8
26.050
7,388
21.450
1,55
7.500
2,127
85.414
6,17
26.400
7,487
100
352.600
100
1.348.749,5
No
Uraian
Per Hektar
Per Usahatani
Nilai (Rp)
1.
3.
4.
5.
Nilai
Saprodi
211.122,5
19,5
51.600
30,42
595.097,5
54,9
165.940
30,45
129.980
11,99
32.100
18,92
80.000
7,39
16.000
9,43
67.075
6,18
18.260
10,77
Lain-lain
100
283.900
100
1.
Bibit
2.
Pupuk
3.
Pestisida
Tenaga kerja luar
2.
Sewa lahan
Pajak
Total biaya
1.083.275
No
Uraian
Per Hektar
Per Usahatani
Produksi (Kg)
1.
7.649,5
1.990
7.497.000
1.910.000
1.348.749,5
352.600
6.148.250,5
1.557.400
5,56
5,4
Penerimaan (Rp)
2.
Total Biaya (Rp)
3.
Pendapatan (Rp)
4.
R/C Ratio
5.
No
Uraian
Per Hektar
Per Usahatani
Produksi (Kg)
1.
4.689,45
1.250
5.224.210
1.375.000
1.083.275
283.900
4.140.935
1.091.100
4,82
4,84
Penerimaan (Rp)
2.
Total Biaya (Rp)
3.
Pendapatan (Rp)
4.
R/C Ratio
5.
No Varietas
Penerimaan
(Rp)
B/C
Ratio
1. Grompol
7.497.000
1.348.749,5
6.148.250,5
5,56
5.224.210
1.083.275
4.140.935
4,82
5,23
2. Sempring
1. R/C Ratio
a. Varietas Grompol
R/C Ratio = 5,56
R/C ratio dari varietas Grompol sebesar 5,56 artinya setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk biaya usaha tani akan menghasilkan penerimaan Rp
5,56.
b. Varietas Sempring
R/C Ratio = 4,82
R/C ratio dari varietas Sempring sebesar 4,82 artinya setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk biaya usaha tani akan menghasilkan penerimaan Rp
4,82.
2. B/C Ratio (Incremental)
B/C Ratio = 5,23
juta
meski
secara
umum
nilainya
cenderung
berfluktuasi.
ii.
dipakai
Air
Alat
Bak air
Pisau
Botol plastik ukuran 250 ml
Kertas label
Tinta printer
b. Kapasitas produksi
produksi
pestisida
nabati
dari
tembakau
ini
tidak
4. ANALISIS KEUNTUNGAN
a. Penjualan
Produksi
Penjualan
Rp
Rp
250.000/bulan
50.000/bulan
Rp
300.000/bulan
Rp 1.200.000
Rp 786.000
Rp
15.000
Rp 340.000
Rp 2.100.000
Rp 1.250.000
Rp 1.920.000
Rp 2.100.000
Rp 9.711.000
Rp
Rp
Rp
Rp
25.000
20.000
50.000
5.000
Rp
100.000
Total Biaya Produksi (TC)= Biaya tetap + Biaya variable + Biaya administrasi
= Rp 300.000 + Rp 9.711.000 + Rp 100.000
= Rp 10.111.000
Keuntungan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.amazine.co/6036/tips-berkebun-7-manfaat-tembakau-
untuk-tanaman/
Dinas Perhutanan, Perkebunan dan Perikanan Kabupaten Majalengka. 2012.
Tembakau. Majalengka: Dinas Perhutanan, Perkebunan dan Perikanan.
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. 2007. Revitalisasi Sistem Agribisnis
Tembakau Bahan Baku Rokok.
Djunaidy, Mahbub. 2013. Peneliti: Tembakau Baik untuk Kesehatan. (online)
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/23/173539731/Peneliti-TembakauBaik-untuk-Kesehatan
Hanum, C. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
Karama, A. (1991). Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman Pangan. Makalah
dalam Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk V, (pp.
p.395-426). Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Kompasiana online. 2013. Manfaat Tembakau yang Disembunyikan. (online)
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/06/04/manfaat-tembakauyang-disembunyikan-565886.html.
Larsito, Sigit. 2005. Analisis Keuntungan Usahatani Tembakau Rakyat Dan
Efisiensi Ekonomi Relatif Menurut Skala Luas Lahan Garapan (Studi Kasus
Di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal). Tesis tidak diterbitkan.