Anda di halaman 1dari 11

HIMPUNAN MAHASISWA

SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

Jembatan Wheatstone

Hambatan listrik merupakan karakteristik suatu bahan pengantar listrik/


konduktor, yang dapat digunakan untuk mengatur besarnya arus listrik yang melewati
suatu rangkaian. Hambatan sebuah konduktor di antara dua titik diukur dengan
memasang sebuah beda potensial diantara titik-titik tersebut dan membandingkannya
dengan arus listrik yang terukur.

R=V/ I
Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur hambatan
listrik. Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemater,cukup satu
Galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian. .
Prinsip dari rangkaian jembatan Wheatstone di perlihatkan pada gambar (1).
Keterangan :
S: Saklar penghubung
G:Galvanometer
E: Sumber tegangan arus
Rs:Hambatan geser
Ra dan Rb:Hambatan yang sudah di ketahui nilainya.
Rx: Hambatan yang akan di tentukan nilainya.
Saat saklar S di tutup,maka arus akan melewati rangkaian.Jika jarum Galvanometer
menyimpang artinya ada arus yang melewatinya,yaitu antara titik C dan D ada beda
potensial.Dengan mengatur besarnya Ra dan Rb juga hambatan geser Rs akan dapat
di capai galvanometer G tak teraliri arus,artinya tak ada beda potensial antara titik C
dan D. Dengan demikian akan berlaku persamaan :
Ra
Rx = RS
RB
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

Untuk menyederhanakan rangkaian dan untuk menghubungkan besarnya R


bergantung pada panjang penghantar, maka rangkaian jembatan Wheatstone dapat di
ubah menggunakan kawat penghantar seperti gambar (2).
Pada kawat penghantar AB di berikan suatu kontak geser yang berasl dari
ujung Galvanometer. Gunanya untuk mengatur agar tercapai pengukuran panjang
L1dan L2 yang akan menghasilkan arus di Galvanometer sama dengan NOL. Oleh
karena itu pada kawat AB perlu di lengkapi skala ukuran panjang.
Dengan menghubungkan persamaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

L2
Rx = Ra
L1

Jembatan Schering
Jembatan Schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting,
di pakai secara luas untuk pengukuran kapasitor. Dia memberikan beberapa
keuntungan nyata atas jembatan pembanding kapasitansi. Walaupun jembatan
Schering digunakan untuk pengukuran kapasitansi dalam pengertian yang umum, dia
terutama sangat bermanfaat guna mengukur sifat-sifat isolasi yakni pada sudut-sudut
fasa yang sangat mendekati 90◦.
Susunan rangkaian dasar ditunjukkan pada gambar diatas, dan pemeriksaan
rangkaian menunjukkan suatu kemiripan yang kuat terhadap jembatan pembanding.
Perhatikan bahwa lengan 1 sekarang mengandung suatu kombinasi parallel dari
sebuah tahanan dan sebuah kapasitor, dan lengan standar hanya berisi sebuah
kapasitor. Biasanya kapasitor standar adalah sebuah kapasitor mika bermutu tinggi
dalam pemakaian pengukuran yang umum, atau sebuah kapasitor udara guna
pengukuran isolasi. Sebuah kapsitor mika bermutu tinggi mempunyai kerugian yang
sangat rendah (tidak ada tahanan) dank arena itu mempunyai sudut fasa yang
mendekati 90◦. Sebuah kapasitor udara yang dirancang secara cermat memiliki nilai
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

yang sangat stabil dan medan listrik yang sangat kecil; bahan isolasi yang akan diuji
dapat dengan mudah dihindari dari setiap medan yang kuat.

Jembatan Maxwell
Jembatan Maxwell, yang diagram skemanya ditunjukkan pada Gambar 5-1,
mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui dinyatakan dalam kapasitansi yang
diketahui. Salah satu lengan perbandingan mempunyai sebuah tahanan dan sebuah
kapasitansi dalam hubungan paralel, dan untuk hal ini adalah lebih mudah untuk
menuliskan persamaan kesetimbangan dengan menggunakan admitansi lengan 1
sebagai pengganti impedansi.
Jembatan Maxwell terbatas pada pengukuran kumparan dengan Q menengah
(1 < Q < 10). Ini dapat ditunjukkan dengan memperhatikan syarat setimbang
keduayangme-nyatakan bahwa jumlah sudut fasa satu pasang lengan yang
berhadapan hams sama de-ngan jumlah sudut-sudut fasa pasangan lainnya. Karena
sudut fasa dari elemen-elemen resistif dalam lengan 2 dan lengan 3 berjumlah 0°,
jumlah sudut-sudut lengan 1 dan le-ngan 4 juga hams berjumlah 0°.
Sudut fasa sebuah komponen dengan Q tinggi akan sangat mendekati 90°
(positif), yang menghendaki bahwa sudut fasa lengan kapasitif juga harus sangat
mendekati 90° (negatif). Ini selanjutnya berarti bahwa tahanan R i harus sungguh-
sungguh sangat tinggi, yang bisa sangat tidak praktis. Dengan demikian kumparan-
kumparan Q tinggi umumnya diukur dalam jembatan Hay.
Jembatan Maxwell juga tidak sesuai untuk pengukuran kumparan dengan nilai
Q yang sangat rendah (Q < 1) karena masalah pemusatan kesetimbangan. Sebagai
contoh nilai Q yang sangat rendah terdapat dalam tahanan induktif atau dalam
kumparan frekuensi radio (RF) jika diukur pada frekuensi rendah. Sebagaimana dapat
dilihat dari persamaan Rx dan Lx, pengaturan kesetimbangan induktif oleh R3 akan
mengganggu kesetimbangan resistif sebesar R1 dan menghasilkan efek yang disebut
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

setimbang bergeser (sliding balance). Setimbang bergeser menjelaskan interaksi


antara pengontrolan-pengon-trolan, sehingga bila kita menyetimbangkan dengan R1
dan kemudian dengan R3 dan kembali lagi ke R1, kita mendapatkan titik setimbang
yang baru. Titik setimbang nam-paknya bergerak atau bergeser menuju titik akhirnya
melalui banyak pengaturan. Interaksi tidak terjadi dengan menggunakan R1 dan C1
sebagai pengatur kesetimbangan, tetapi sebuah kapasitor variabel tidak selalu
memenuhi.
Prosedur yang biasa untuk menyetimbangkan jembatan Maxwell adalah
dengan pertama-tama mengatur R3 untuk kesetimbangan induktif dan kemudian
mengatur R1 untuk kesetimbangan resistif. Kembali kepengaturan R3 ternyata bahwa
kesetimbangan resistif telah terganggu dan berpindah ke suatu nilai baru. Proses ini
diulangi dan mem-berikan pemusatan yang lambat ke kesetimbangan akhir. Untuk
kumparan-kumparan Q menengah, efek tahanan tidak dinyatakan, dan kesetimbangan
tercapai melalui beberapa pengaturan.

Jembatan Wheatstone
Hambatan Jembatan Wheatstone adalah susunan hambatan-hambatan yang
disusun sedemikian rupa sehingga tidak dapat dijumlahkan secara seri maupun secara
paralel tetapi harus diselesaikan secara khusus.
Jembatan Wheatstone ini dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone.
Percobaan yang ia lakukan adalah dengan cara membuat suatu rangkaian Jembatan
Wheatstone untuk mengukur hambatan-hambatan kawat pada telegraph serta melihat
perbedaan kuantitas listriknya.
Adapun kegunaan dari Jembatan Wheatstone ini yaitu salah satunya adalah
untuk mengatur tahanan dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan termasuk dalam
salah satu metode nol.
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

Ketika arus atau tegangan sama dengan nol, maka jarum penunjuk akan
berada pada pusat skala. Meteran jenis ini disebut Galvanometer. Dalam banyak hal,
ketelitian dinyatakan dalam proporsi dari kesalahan pengukuran dengan tingkat
kesalahan yang sangat kecil disebut sebagai pengukuran yang teliti, sedangkan
pengukuran yang memperlihatkan hasil pengukuran yang tidak jauh berbeda satu
sama lainnya disebut dengan pengukuran yang presisi.
Dalam pengukuran presisi, diperlihatkan tingkat daripada sebuh kesalahan
yang terjadi selama proses pengukuran tersebut. Besaran minimal yang masih dapat
dideteksi oleh alat ukur dinyatakan sebagai kepekaan alat.
Galvanometer memiliki tingkat kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan alat ukur lainnya. Galvanometer ini dapat juga mengukur arus listrik yang
paling kecil serta prioritas dari sebuah tegangan.
Alat ukur yang mempunyai tingkat kepekaan lebih tinggi akan lebih mudah
dipengaruhi oleh keadaan luar, sebagai contohnya adalah getaran dan induksi
elektromagnetik. Rangkaian jembatan akan seimbang ketika jembatan seimbang tidak
arus yang mengalir melalui galvanometer.
Oleh karena itu, tidak akan ada beda potensial tegangan di antara titik a dan
titik b. Tegangan yang melalui R1 haruslah sama dengan nilai tegangan yang melalui
R2 dan tentu pula R3 harus sama dengan R4.
Dapat disimpulkan bahwa :
I . R1 = I . R4
dan
I . R3 = I . R2
Ketika jembatan seimbang karena ada tegangan dan arus berhubungan, maka
ada suatu defenisi yang berhubungan diantara tahanan dan rangkaian. Jika R1, R2,
dan R3 yang diketahui, tetapi tidak R2 adjustable, perbedaan tegangan yang melintasi
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

untuk mengalir melalui meteran sekarang dapat digunakan untuk menghitung


perbandingan atau rasio.
Rasio R1 dan R4 haruslah sama dengan R2 dan R3, oleh karena itu dapat juga
ditulis :
R1 R2
— = —
R4 R3

Rumus diatas dapat digunakan dalam pengukuran suatu tahanan yang belum
diketahui (Rx) :

R1
Rx = — . R3
R2

Ketika jembatan digunakan dalam sebuah tahanan, diukur (Rx) terhubung ke


dalam rangkaian dan daya terpakai. Kemudian R3 diatur mencapai nilai
keseimbangan (arus nol melalui meter).
Resistor R3 adalah nilai presisi, kalibrasi reostat. Dan nilainya dapat kita baca
dari arah jarumnya, dengan melihat kemiringan angka. Resistor R1 dan resistor R3
adalah presisi yang nilainya diketahui. Harga Rx bisa kita dapatkan dengan cara
mengalikan harga R1 yang terbaca dengan rasio (perbandingan) R1 atau R2 presisi
dari tiga resistor lainnya.
Resistor Jembatan Wheatstone ini merupakan rangkaian yang terdiri dari
beberapa hambatan yang tidak dapat digunakan secara seri maupun secara paralel.
Rangkaian ini biasanya terdiri dari rangkaian tersebut untuk menentukan nilai suatu
hambatan.
Cara untuk mendapatkan nilai resistansi dari suatu pengukuran, dapat
menggunakan alat ukur resistansi dengan pembacaan langsung, menggunakan metode
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

voltmeter atau dengan cara menggunakan rasio terhadap nilai resistance yang
diketahui, yang dikenal sebagai metode jembatan. Perolehan resistansi dengan
metode jembatan, menggunakan sumber tegangan DC oleh karena itu disebut sebagai
jembatan DC. Dalam bab ini yang dibicarakan melalui Jembatan Wheatstone dan
jembatan ganda kelvin. Sedang untuk mendapatkan nilai induktansi dan kapasitansi,
menggunakan sumber tegangan AC karena itu disebut sebagai jembatan AC. Dalam
hal ini yang dibahas adalah jembatan Maxwell dan jembatan Schering (telah dibahas
pada halaman sebelumnya).
Rangkaian Jembatan Wheatstone diperlihatkan pada gambar yang terdiri dari
sebuah baterai dan empat resistansi yang dihubungkan melalui dua titik diagonal.
Pada dua titik lainnya atau diagonal lainnya ditempatkan galvanometer. Rangkaian
Jembatan Wheatstone untuk pengukuran resistansi rendah atau medium.
Berdasarkan gambar, jika saklar “s” posisi terbuka maka tegangan yang
melalui terminal a-b disebut Vab dan tegangan yang melalui c-b ataupun tegangan
yang melalui d-b masing-masing dapat dinyatakan oleh persamaan :

S
Vab = ——— . Vab
P+S

Rx
Vdb = ——— . Vab
Q + Rx

Pada posisi saklar “s” ditutup, untuk membuat rangkaian jembatan dalam
keadaan seimbang atau tidak ada arus yang mengalir pada galvanometer “G” adalah
mengatur saklar “s”, sehingga diperoleh Vab = Vdb. Dengan demikian dalam
keadaan seimbang diperoleh persyaratan :
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

s Rx
———— = ————
P+s Q + Rx

Atau

Q
Rx = —— . s
P

Jadi, nilai resistansi yang tidak diketahui dapat diperoleh dengan


menyeimbangkan jembatan dan nilai Q / P serta nilai resistansi s diketahui. Resistansi
s disebut resistansi rasio dan nilai dari masing-masing tidak perlu diteliti, justru yang
harus diperoleh seteliti mungkin adalah nilai rasio antara keduanya.
Jika rangkaian jembatan wheatstone keadaannya tidak seimbang, ada arus
listrik mengalir melalui galvanometer dapat diketahui dengan rangkaian ekivalen
Thevenin.

Hukum Kirchoff
Aturan Kirchoff yang pertama digunakan untuk mencari arus junction B dan
D yaitu :

I3 – Ix + I4 = 0
Dan
I1 - I2 – Iy = 0

Kemudian, aturan Kirchoff yang kedua digunakan untuk mencari tegangan di


loops ABD dan BCD :

(I3 . R3) – (I4 . R4) – (I1 . R1) = 0


HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

Berikut adalah hal yang terpenting dalam kesetimbangan jembatan


wheatstone, yaitu :
a. Keadaan setimbang tidak dipengaruhi oleh penggantian posisi dari sumber
tegangan dan galvanometer.
b. Kondisi kesetimbangan tidak dipengaruhi bila tegangannya berubah-ubah.
c. Galvanometer hanya diperlukan untuk melihat apakah ada arus yang mengalir
melalui sirkuitnya, jadi tidak perlu untuk membaca harga arus pada skala.
Kepekaan dari jembatan wheatstone ini berada pada keadaan tidak setimbang
arus melalui atau mengalir dalam galvanometer. Jembatan wheatstone yang
menggambarkan konsep perbedaan pengukuran yang dapat sangat akurat. Variasi di
jembatan wheatstone dapat digunakan untuk mengukur kapasitansi, induktansi,
impedansi kuantitas dan lainnya seperti jumlah gas mudah dalam contoh dengan
explosimeter kelvin dua jembatan yang secara khusus diadaptasi dari jembatan
wheatstone untuk mengukur sangat rendah resistansi.
Konsep dilanjutkan ke alternating current (AC) atau arus bolak-balik.
Pengukuran pertama kali dilakukan oleh James Alert Maxwell pada tahun 1865 dan
dilanjutkan oleh Alan Blumlein sekitar tahun 1926. Hal ini menyebabkan terjadinya
pembelokan-pembelokan yang mana itu dalah fungsi dari kepekaan pada
galvanometer agar kita bisa membelokkan arus atau unit. Hal ini berarti besarnya
kepekaan galvanometer membelokkan sejumlah pembesaran unit ukur kepekaan (s)
dapat dijelaskan adalah : s = milimeter atau radian
Dari penjelasan diatas, maka pembelokan dapat ditentukan dengan rumus
berikut :
D=s.I
Dimana : D = pembelokan
s = kepekaan
I = arus dalam lilitan mikroampere
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

Lampiran Gambar :

RX
Ra

RS

Gambar 1. Rangkaian Jembatan Wheatstone

Ra RX
G

S
E

Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone menggunakan kontak geser di atas


kawat penghantar
HIMPUNAN MAHASISWA
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Fenti Tri Lestari


NIM : 09081001008

Gambar 3. Jembatan Schering

Gambar 4. Jembatan Maxwell

Anda mungkin juga menyukai