ISSN :
No. Publikasi/Publication Number : 91522.09.12
Katalog BPS/BPS Catalog : 4101002.9100
Ukuran Buku/Book Size : 14.85x21 cm
Jumlah Halman Total/Total Pages : xii + 108 halaman / 120 pages
Naskah/Manuscript :
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Barat :
Diterbitkan Oleh/Published by :
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
Dicetak Oleh/Printed by :
KATA
PENGANTAR
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... ix
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
METODE SURVEI............................................................................. 5
KEPENDUDUKAN............................................................................ 15
KESEHATAN..................................................................................... 19
PENDIDIKAN................................................................................... 29
FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA........................... 33
PERUMAHAN.................................................................................. 41
KONSUMSI ATAU PENGELUARAN........................................... 57
KONSUMSI RUMAH TANGGA LAINNYA................................ 61
LAMPIRAN TABEL.......................................................................... 67
iii
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel Judul Halaman
vii
Tabel Judul Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar Judul Halaman
6.4 Komposisi Wanita berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah
Kawin Berdasarkan Jumlah Anak............................................... 37
x
Gambar Judul Halaman
xi
xii
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
I. PENDAHULUAN
1
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
terpusat di daerah pesisir dan jarang di pegunungan
mengakibatkan sebaran penduduk menjadi tidak merata.
Dampaknya adalah tidak semua penduduk Papua Barat
dapat menikmati hasil-hasil pembangunan. Meskipun
penduduk Papua Barat tinggal di daerah yang kaya
sumber daya alam, tetapi kualitas penduduknya masih
tergolong tertinggal.
Untuk dapat melihat dampak pembangunan Provinsi
Papua Barat terhadap penduduknya diperlukan data dan
informasi yang meliputi aspek-aspek kesejahteraan
penduduk. Data dan Informasi tersebut dihimpun dalam
kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Susenas
merupakan survei rutin tahunan yang diselenggarakan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Susenas merupakan survei yang
memotret aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan, perumahan, dan konsumsi penduduk.
Dengan demikian, Susenas memiliki kemampuan untuk
menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk.
Publikasi “Statistik Kesejahtaraan Rakyat Provinsi
Papua Barat Tahun 2008” merupakan himpunan data hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2008 di
delapan kabupaten dan satu kota se-Provinsi Papua Barat.
Pelaksanaan Susenas tahun 2008 bertepatan dengan
pelaksanaan Susenas Modul Perumahan. Susenas
dilaksanakan pada bulan Juli 2008.
Sampel meliputi rumah tangga di perkotaan dan
daerah perdesaan. Total sampel Susenas di Provinsi Papua
2
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Barat 2.336 rumah tangga terdiri dari 1.856 rumah
tangga kor dan 480 rumah tangga Kor dan modul
perumahan. Dengan sampel rumah tangga kor dan modul
perumahan sebanyak itu hanya dapat disajikan sampai
tingkat provinsi. Karena itu, publikasi ini hanya menyajikan
hasil survei Susenas kor karena ditujukan untuk
menggambarkan tingkat kabupaten.
Sistematika Penulisan
Publikasi “ Statistik Kesejahteraan Rakyat di Provinsi
Papua Barat Tahun 2008” disusun dengan sistematika
sebagai berikut. Setelah bab ini adalah Bab Metode
Survei. Pada Bab Metode Survei dikemukakan tahapan-
tahapan survei mulai dari ruang lingkup, kerangka sampel,
hingga konsep dan definisi. Gambaran kesejahteraan
penduduk dimulai pada bab tiga dengan mengulas aspek
kependudukan. Pembahasan selanjutnya membahas aspek
kesehatan penduduk pada bab empat, aspek pendidikan
pada bab lima, aspek fertilitas dan keluarga berencana
pada bab enam, aspek ketenagakerjaan perumahan pada
bab tujuh, dan aspek konsumsi rumah tangga pada bab
delapan. Publikasi ini ditutup dengan pembahasan aspek
teknologi dan informasi pada bab sembilan.
3
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
4
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
II. METODE SURVEI
Ruang Lingkup
Susenas 2008 dilaksanakan di seluruh Indonesia
termasuk di Provinsi Papua Barat. Jumlah sampel yang diliput
seabanyak 2.336 rumah tangga yang tinggal di blok sensus
bukan khusus dan bukan rumah tangga khusus (lihat konsep dan
definisi). Jumlah rumah tangga sampel tersebut cukup
representatif untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan
penduduk Papua Barat hingga level kabupaten. Selain itu,
jumlah sampel tersebut juga representatif menggambarkan
tingkat kesejahteraan penduduk di daerah perkotaan dan
perdesaan.
Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas Juli
2008 terdiri dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel untuk
pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan
subblok sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah
tangga lebih besar dari 150 rumah tangga), dan kerangka
sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok
sensus/subblok sensus terpilih.
Kerangka sampel blok sensus adalah master frame
blok sensus yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil
pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel blok sensus ini mencakup
5
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
blok sensus di delapan kabupaten dan satu kota dan
dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah
perkotaan adalah daftar blok sensus yang terdapat di daerah
perkotaan di setiap kabupaten/kota, sedangkan kerangka
sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perdesaan
adalah daftar blok sensus yang terdapat di daerah perdesaan
disetiap kabupaten/kota. Kerangka sampel untuk pemilihan
subblok sensus adalah daftar subblok sensus yang terdapat
dalam blok sensus terpilih yang mempunyai jumlah rumah
tangga lebih besar dari 150 rumah tangga.
6
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data di setiap rumah tangga terpilih
dilakukan melalui wawancara langsung antara pencacah
dengan responden. Keterangan tentang rumah tangga dapat
dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah
tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah
tangga lain yang mengetahui karakteristik yang ditanyakan.
9
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Status Perkawinan
Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau
suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal
bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak
saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama,
negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup
bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai
suami-istri.
Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai
suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini
termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi
secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya
hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri
ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah,
bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita
yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil,
dianggap cerai hidup.
Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau
istrinya dan belum kawin lagi.
Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang
mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena
penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama sebulan
terakhir tidak mempunyai keluhan), kecelakaan, kriminal atau
hal lain.
Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya orang yang
mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan
10
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat
pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap,
termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah art.
Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan menginap 1
malam atau lebih di suatu unit pelayanan kesehatan modern
atau tradisional, termasuk dalam kejadian ini adalah rawat
inap untuk persalinan.
Pendidikan
Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak pernah atau
belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal,
termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak
tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar.
Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal.
Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal,
tetapi pada saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak
lagi aktif.
Fertilitas dan Keluarga Berencana
Anak kandung lahir hidup adalah anak kandung yang pada
waktu dilahirkan menunjukkan tanda-tanda kehidupan,
walaupun mungkin hanya beberapa saat saja, seperti jantung
berdenyut, bernafas, dan menangis.
MOW (medis operasi wanita)/tubektomi (sterilisasi wanita)
adalah operasi yang dilakukan pada krt/art wanita untuk
11
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengikat saluran
telur.
MOP (medis operasi pria)/vasektomi (sterilisasi pria) adalah
suatu operasi ringan yang dilakukan pada krt/art pria dengan
maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan pada
pasangannya.
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/IUD (Intra Uterus
Device)/spiral adalah alat yang dibuat dari plastik
halus/tembaga, berukuran kecil, berbentuk spiral, T, kipas dan
lainnya, dipasang di dalam rahim untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
Suntikan KB adalah salah satu cara pencegahan kehamilan
dengan jalan menyuntikkan cairan tertentu ke dalam tubuh
secara periodik, misalnya satu, tiga atau enam bulan sekali.
Susuk KB/norplan/implanon/alwalit (Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit) adalah enam batang logam kecil yang
dimasukkan ke bawah kulit lengan atas untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
Pil KB adalah pil yang diminum untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Pil ini harus diminum secara teratur setiap hari.
Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat dari karet,
berbentuk seperti balon, yang dipakai oleh krt/art laki-laki
selama bersenggama dengan maksud agar istrinya/
pasangannya tidak menjadi hamil.
Intravag/tisue/kondom wanita adalah tisue KB yang
dimasukkan ke dalam vagina sebelum kumpul.
Cara tradisional
12
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Pantang berkala/sistim kalender didasarkan pada pemikiran
bahwa dengan tidak melakukan senggama pada hari-hari
tertentu, yaitu pada masa subur dalam siklus bulanan, seorang
wanita dapat menghindarkan terjadinya kehamilan.
a. Senggama terputus adalah cara yang dilakukan oleh krt/art
laki-laki untuk mencegah masuknya air mani ke dalam rahim
wanita, yaitu dengan menarik alat kelaminnya sebelum terjadi
ejakulasi (klimaks).
b. Cara tradisional lainnya misalnya menyusui dengan sengaja
untuk KB, tidak campur (puasa), jamu, dan urut.
c. Perumahan
d. Luas lantai yang dimaksud di sini adalah luas lantai yang
ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari (sebatas
atap).
e. Fasilitas Air Minum
f. Yang termasuk fasilitas air minum adalah instalasi air minum
yang dikelola oleh PAM/PDAM atau non-PAM/PDAM,
termasuk sumur dan pompa.
Teknologi dan Informasi
Telepon adalah pesawat yang menyalurkan percakapan
jarak jauh melalui kawat dan listrik.
Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan
dapat menerima informasi input digital, kemudian
memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di
memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.
13
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistim
komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer
dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia
14
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
III. K
KEPENDUDUK
KAN
100.00
0
80.00
0
Persentase
1 58.43
60.61
60.00
0 L
Laki‐laki
37.66 40.20
40.00
0
Perempu
P
20.00
0 a
an
1.73 1.36 Gambar 3.1
‐ Persentase
0 ‐ 14 15 ‐ 64 65+ Penduduk di
Papua Barat
Kelompok Um
mur Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Umuur
1
15
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
disajikan pada Tabel 3.1 daan Tabel 3.2. Tampak
T bahwa
persentase terbesar berada p
pada usia produkttif baik laki‐laki
maupun perrempuan. Persen
ntase penduduk usia produktif
(berumur 15‐64 tahun) masin
ng‐masing sebesaar 60,61 persen
dan 58,43 peersen (lihat Gambar 3.1). Berdasaarkan Tabel 3.1
persentase penduduk pereempuan Kabupaten Fak‐Fak,
Kabupaten Manokwari, daan Kota Sorongg lebih besar
daripada pen
nduduk laki‐laki. Sebaliknya di en
nam kabupaten
lainnya, perssentase pendudu
uk laki‐laki lebih besar daripada
penduduk peerempuan.
770.00
660.00
550.00
440.00
330.00
220.00
110.00
.00
Kab. Sorong Selatan
Kota Sorong
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Manokwari
Gambar 3.2
Persentase
P
Penduduk Papua
Barrat Berdasarkan
Jenis Status
Perkawinan
Belum Kaw
win Kawin
Cerai Hdup Cerai Mati
16
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa sebesar 38,9 peersen
uduk berada pada usia muda (0‐14 tahun), 59,55
pendu 5
persen
n pada usia prod
duktif (15‐64 tahun), dan 1,55 peersen
berum
mur 65 tahun leb
bih. Kota Sorong memiliki persen
ntase
pendu
uduk dengan usia
u produktif tertinggi (64,0
08%)
sedanggkan Kabupaten
n Raja Ampat terendah (53,8
84%).
osisi penduduk dengan usia 65 tahun lebih
Kompo h di
Kabup
paten Sorong men
nduduki urutan p
pertama yaitu seb
besar
4,06 persen dan yang tterendah di Kabupaten Sorong Sellatan
sebesaar 0,42 persen.
50.00
45.00 46.98 44.51
43.89
40.00
35.00
30.00
25.00 27.42
20.00
15.00
10.00
Gambar 3.3 5.00
Persentase i .00
Penduduk
Kab. Raja Ampat
Kab. Fakfak
Kota Sorong
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama
Kab. Sorong Selatan
Kab. Kaimana
Kab Kaimana
Kab. Sorong
Kab. Manokwari
dengan
Status Belum
Kawin
Menurut
Jenis
Kelamin Laki‐laki Perempuan
Sebagian besar penduduk di Paapua Barat bersttatus
kawin (Tabel 3.3). Sebaanyak separoh leebih penduduk Paapua
Barat berstatus kawin
n (56,66%), sedaangkan 36,68 peersen
belum kawin, 1,6 persen cerai hidup dan
d 5,05 persen cerai
1
17
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
mati. Semakin banyak penduduk yang berstatus kawin maka
peluang untuk timbulnya kelahiran penduduk baru semakin
besar dan tentunya akan menambah pula jumlah penduduk
di Papua Barat. Dalam hal ini Kabupaten Sorong yang
memiliki persentase tertinggi (65,61%). Laki‐laki yang belum
kawin relatif lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang
belum kawin (Gambar 3.3). Penduduk dengan status belum
kawin tertinggi berada di Kabupaten Fak‐Fak (43,89%).
Terjadinya perceraian (cerai hidup) penduduk di Kota
Sorong memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 3,63
persen. Sedangkan untuk cerai mati paling besar
persentasenya di Kabupaten Sorong Selatan (4,92%).
18
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
IV. KESEHATAN
19
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
adalah batuk yaitu sebesar 14,17 persen sedangkan
keluhan yang paling sedikit dialami adalah d
diare/buang air
sebesar 1,2
26 persen.
Gambar 4.3 menun
njukkan bahwa Teluk Bintuni
memiliki peersentase pendud
duk yang paling ttinggi dengan
Kota Sorong 40.97
Kab. Raja Ampat 11.88
Kab. Sorong 30.63
Kaab. Sorong Selatan 42.95
Gam
mbar 4.1 Kab. Manokwari 28.15
Persentase Kab. Teluk Bintuni 8.14
58
Pe
enduduk di Kab
b. Teluk Wondama 31.85
Pa
apua Barat
Kab. Kaimana 16.26
yang
Mengalami
M Kab. Fakfak 14.91
Keluhan
Kesehatan .00 50.00 100.00
keluhan keesehatan lainnya (48,52%) sedanggkan penduduk
di Kabupateen Sorong Selatan adalah pilek ( 3
31,34%).
Keseehatan manusia jjuga dilihat dari rata‐rata lama
sakit. Semakin lama orangg sakit maka daapat dikatakan
bahwa tinggkat kesehatannyya semakin menu
urun. Tabel 4.2
menunjukkkan bahwa Kabupaten Sorong Se
elatan memiliki
persentasee penduduk yangg paling tinggi deengan rata‐rata
lama sakitt paling lama 3 hari (82,61%
%). Sebaliknya,
kabupaten ini memiliki persentase terkecill penduduknya
20
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
yang rata‐rata lama sakitnya antara 22‐30 hari (0%). Hal ini
dapat dikatakan bahwa secara umum, penduduk
Kabupaten Sorong Selatan paling jarang mengalami sakit.
Cara penanganan terhadap sakit atau penyakit juga
menentukan kecepatan penyembuhan. Persentase
penduduk Kabupaten Sorong yang melakukan pengobatan
sendiri sebesar 70,58 persen (lihat Table 4.3). Hal ini
berarti dari 100 penduduk di Kabupaten Sorong, sebanyak
70 penduduk yang melakukan pengobatan sendiri (lihat
Tabel 4.3). Angka ini merupakan yang paling tinggi di
antara kabupaten/kota yang lainnya. Sedangkan yang
paling rendah adalah di Kabupaten Teluk Bintuni (43,07%).
Pengobatan sendiri yang dilakukan ada 3 macam cara
yaitu secara tradisional, modern, dan lainnya. Pengobatan
secara tradisional paling diminati oleh penduduk
Kabupaten Sorong Selatan yaitu sebanyak 77,88 persen
sedangkan Kota Sorong memiliki persentase terkecil
(8,72%).
Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa
hampir di seluruh kabupaten/kota di Papua Barat,
pengobatan sendiri yang dilakukan secara modern relatif
besar. Penduduk yang melakukan pengobatan sendiri
secara tradisional di Kabupaten Sorong Selatan memiliki
persentase tertinggi (77,88% ) jika dibandingkan dengan
21
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
kabupaten//kota yang lain
nnya sedangkan Kota Sorong
persentaseenya terendah (8,72%).
Lainnya 10.90
Sakit gigi 1.6
60
.00 20
0.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Dalam penyembuhan orang sakkit, terkadang
memerlukaan penanganan dan
d pengawasan
n yang intensif.
p merupakan salah satu penanganan pada orang
Rawat inap
sakit yang dianggap lebih baik daripada berobat jalan.
Tetapi tidak semua orang sakit
s memilih untuk rawat inap
karena berbagai macam alaasan seperti keteerbatasan biaya
atau tingkaat keparahan peenyakit yang massih bisa diatasi
dengan beerobat jalan. Peersentase pendu
uduk di Papua
Barat yangg memilih berobaat jalan sebesar 39,91 persen.
Penduduk di Kabupaten Raaja Ampat memiiliki persentase
terbesar yaang memilih berobat jalan (74,56
6%) sedangkan
Kabupaten Sorong Selatan
n memiliki perseentase terkecil
(19,75%).
22
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
48.52
50.00
45.00
40.00
35.00
Paanas
30.00
25.00 Batuk
20.00
Pilek
15.00
10.00 Asma/ napas sesak
5.00
.00 Diare/ buang air
Kab. Kaimana
Kab. Sorong Selatan
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Fakfak
Kab. Raja Ampat
Kab. Manokwari
Kab. Sorong
Kota Sorong
Saakit kepala berulang
Saakit gigi
Laainnya
Gambar 4.3
Persentase Penduuduk
Papua Barat Menurut
Kabupaten/Kota dan
Jenis Keluhan Sakit
Kota SSorong
8.72 91.94
Kab. Raja A
Ampat 4
48.42
Kab. SSorong 94.43
3. Lainnyya
Kab. Sorong Selatan 96.77
77.88 Gambar 4.44
Kab. Mano
okwari 2. Mode
ern
Persentase
17.27 Penduduk
Kab. Teluk B
Bintuni 82.73 menurut
ndama
Kab. Teluk Won 1. Tradissional Kabupaten//Kota
dan Cara
Kab. Kaimana
Pengobatan
Kab. Fakfak Sendiri
.00
20.00
40.00
60.00
80.0010
100.00
120.00
2
23
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Hal yang juga menjadi perhatian dalam bidang
kesehatan masyarakat adalah adanya sarana atau fasilitas
kesehatan. Pemanfaatan fasilitas kesehatan yang
disediakan pemerintah dapat menunjukkan seberapa
optimal fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Fasilitas
kesehatan yang disediakan oleh pemerintah seperti rumah
sakit pemerintah dan Puskesmas/Pustu. Pemanfaatan
fasilitas kesehatan secara keseluruhan dapat dilihat pada
Tabel 4.4. Sebesar 75,37 persen dari penduduk di Papua
Barat memanfaatkan Puskesmas/Pustu sebagai tempat
berobat, sedangkan sebanyak 11,72 persen praktek
dokter/poliklinik, 9,31 persen rumah sakit pemerintah,
3,11 persen adalah petugas kesehatan, 2,39 persen
memilih berobat di rumah sakit swasta, 0,21 persen
praktek batra, 0,1 persen ke dukun/tabib, dan 2,86 persen
lainnya. Penduduk Kabupaten Sorong masih
mengandalkan praktek batra dan dukun/tabib sebagai
tempat berobat yaitu masing‐masing 2,61 persen dan 1,3
persen.
BALITA
Pembangunan kualitas sumber daya manusia dapat
dimulai dari pembangunan generasi pengganti sejak dini.
Balita sebagai penerus generasi bangsa, menjadi perhatian
24
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tersendiri dalam pembangunan sumber daya manusia.
Balita yang sehat dan tercukupi kebutuhan gizinya akan
menjadi balita yang kuat dan cerdas. Kesehatan balita
selain ditentukan oleh kesehatan ibu hamil juga
dipengaruhi oleh penolong kelahiran. Kesehatan ibu dan
anak secara umum dapat dilihat dari data penolong
kelahiran. Penolong kelahiran yang dilakukan oleh dokter
atau tenaga medis lainnya dianggap lebih baik jika
dibandingkan dengan dukun atau famili. Tabel 4.5
menunjukkan bahwa 45,95 persen penolong kelahiran
pertama balita dilakukan oleh bidan, 25,39 persen oleh
dukun, 17,25 persen oleh famili, 7,74 persen oleh dokter,
2,6 persen oleh tenaga medis lain, dan 1,07 persen oleh
lainnya.
Masih tingginya persentase kelahiran yang ditolong
oleh dukun di Papua Barat menunjukkan bahwa peranan
dukun dalam proses kelahiran balita pertama masih tinggi.
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa dukun memiliki peranan
terbesar di Kabupaten Raja Ampat dalam proses kelahiran
balita pertama ( 54,15%) sedangkan untuk tenaga bidan
paling berperan di Kabupaten Kaimana dengan persentase
72,74 persen.
Berdasarkan Tabel 4.5 dan 4.6 menunjukkan bahwa
baik penolong kelahiran balita pertama maupun terakhir
25
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
di Papua Barat di dominasi oleh bidan. Hal ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan bidan memiliki
peranan yang paling besar dalam menolong kelahiran
balita di Papua Barat. Sedangkan dukun berada pada posisi
kedua setelah bidan.
Setelah proses kelahiran, kesehatan balita juga
ditentukan oleh asupan gizi yang diberikan. ASI sebagai
makanan pertama untuk balita menyediakan asupan gizi
yang sempurna dan sesuai kebutuhan balita. Pemberian
ASI pada balita akan mempengaruhi derajat kesehatan
pada balita. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 32,22
persen balita di Papua Barat mengalami pemberian ASI
selama 12‐17 bulan, 31,96 persen selama lebih dari 24
bulan, 18,05 persen yang mengalami pemberian ASI
kurang dari 5 bulan. Masih tingginya pemberian ASI
selama lebih dari 24 bulan menunjukkan bahwa kesadaran
ibu‐ibu di Papua Barat untuk menyusui masih tinggi.
Ada dua faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan
(milleu). Faktor lingkungan dan bukan lingkungan yang
baik harus dapat menyediakan segala kebutuhan dasar
anak untuk dapat tumbuh kembang optimal, yang dikenal
dengan asuh, asah dan asih. Asuh berupa kebutuhan fisis‐
biomedis, asah bermakna kebutuhan
26
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
latihaan/rangsangan/b
bermain/stimulassi, asih beerarti
kebu
utuhan akan kasiih sayang/emosi (Titi Sularyo, 19
994).
Kebu
utuhan fisis‐biom
medis atau asuh m
mencakup kebutu
uhan
nutriisi yang seimban
ng dan tepat, perawatan
p keseh
hatan
dasar, pakaian, peerumahan, dan
n lingkungan sserta
kesegaran jasmani.
80.00
70.00
Dokteer
60.00
50.00
Bidan
n
40.00
30.00
Tenagga Medis
20.00 Lain
10.00 Dukun
.00 Gambar 4.5
Persentase
Kab. Kaimana
Kab. Sorong Selatan
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Raja Ampat
Kab. Manokwari
Kab. Teluk Wondama
Kab. Sorong
Kota Sorong
Famili
Balita menurrut
Lainnya Kabupaten/K Kota
dan Penolongg
Kelahiran
Pertama
Nutrisi memeggang peranan paling penting daalam
mem
menuhi kebutuhaan asuh ini. Kasu
us‐kasus gizi buru
uk di
negaara Indonesia menjadi
m bukti bahwa permasalaahan
nutriisi ini masih men
njadi kendala di sebagian masyarrakat
kita. Namun yang tidak kalah penting
p juga ad
dalah
perawatan kesehatan
n dasar, yang teermasuk di dalam
mnya
2
27
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
adalah imunisasi dan usaha pencegahan morbiditas pada
anak yang lainnya. Anak yang sehat akan tumbuh dan
berkembang dengan baik, sedangkan anak yang sering
sakit akan terganggu pula tumbuh kembangnya. Dengan
demikian imunisasi sebagai salah upaya mencegah
terjangkitnya penyakit pada anak menjadi program wajib
yang telah disediakan oleh negara/pemerintah melalui
program pengembangan imunisasi (PPI). Telah kita ketahui
bersama bahwa dengan pemberian imunisasi telah bisa
menyelamatkan berjuta‐juta nyawa anak didunia.
Imunisasi yang diberikan pada balita di Papua Barat
diantaranya adalah imunisasi BCG, DPT, Polio,
Campak/Morbili, dan Hepatitis B. Tabel 4.8 menunjukkan
bahwa persentase balita yang mendapatkan imunisasi
sangat tinggi untuk semua jenis imunisasi yaitu 89,92
persen BCG, 84,19 persen DPT, 84,42 persen Polio, 71,37
persen campak/Morbili, dan sebanyak 75,77 persen
imunisasi Hepatitis B. Kabupaten Kaimana memiliki
persentase terendah jika dibandingkan dengan
kabupaten/kota yang lainnya di Papua Barat yang
mendapat imunisasi campak dan Hepatitis B yaitu masing‐
masing 67,2 persen dan 70 persen.
28
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
V. PENDIDIKAN
29
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
berumur 10 tahun ke atas yang masih bersekolah
sebanyak 28,46 persen sedangkan yang terendah di
Kabupaten Kaimana sebanyak 19,9 persen. Kabupaten
Sorong Selatan juga memiliki Tingkat partisipasi di
perguruan tinggi paling tinggi (4,18%) sedangkan yang
terendah di Kabupaten Teluk Bintuni (0,27%).
Kualitas pendidikan formal dalam masyarakat dapat
diukur dari ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki. Semakin
tinggi tingkat pendidikan formal masyarakat maka tingkat
intelektualitas masyarakat juga semakin tinggi. Tabel 5.2
menunjukkan bahwa komposisi penduduk berumur 10
tahun ke atas di Papua Barat yang tidak memiliki ijazah
yaitu sebesar 32,84 persen, berarti dari 100 orang
berumur 10 tahun ke atas diantaranya ada sebanyak 32
orang yang tidak memiliki ijazah. Dalam hal ini, Kabupaten
Sorong memiliki persentase tertinggi yaitu 41,77 persen
sedangkan yang terendah adalah Kota Sorong sebesar
16,85 persen. Gambar 5.1 menunjukkan bahwa
persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang
tamat minimal SMA, tertinggi berada pada Kota Sorong
yaitu sebesar 44,48 persen sedangkan yang terendah di
Kabupaten Raja Ampat sebesar 10,5 persen.
Kualitas pendidikan penduduk suatu tempat selain
dilihat dari ijazah terakhir yang dimiliki juga dapat dilihat
30
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
dari ketrampilan min
nimum yang seharusnya dimiliki oleh
masyyarakat dalam melaksanakan aktivitas
a baik ssosial
maupun ekonomi. Ketrampilan minimum
m ini ad
dalah
ketraampilan membaca dan menuliss. Kemampuan baca
tulis tercermin dalam
m angka melek huruf, baik huruf latin
maupun lainnya yangg dimiliki oleh peenduduk berumu
ur 10
tahun ke atas.
Kotaa Sorong 44.48
Kab. Rajaa Ampat 10.5
50
Kab.. Sorong 16
6.48
Kab. Sorong Selatan 15
5.50
Kab. Man
nokwari 21.94
9.27
Huruf Latin
Gambar 5.2 6.04
Persentase
Pend
duduk berumur Huruf Arab
10 Tahun ke atas 12.34
Menurut
Kemampuan Huruf Lainnya
Membaca
M dan
90.37
Menulis
Buta Huruf
‐ 50.00 100.00
32
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
VI. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA
Selain dipengaruhi oleh penolong kelahiran pertama
dan terakhir seperti yang telah dibahas dalam bab IV,
kesehatan ibu dan anak juga ditentukan oleh umur
perkawinan pertama. Umur perkawinan pertama seorang
wanita mempengaruhi besar kecilnya risiko melahirkan,
semakin muda wanita semakin tinggi resiko yang
ditanggung selama mengandung maupun melahirkan,
maka semakin tinggi pula resiko keselamatan ibu dan
anak. Hal ini disebabkan wanita yang masih muda belum
memiliki rahim yang siap untuk pertumbuhan janin atau
juga belum siapnya mental dalam menghadapi masa
kehamilan dan melahirkan. Begitu juga dengan wanita
yang terlalu tinggi usia perkawinan pertama dari yang
dianjurkan oleh Program KB, resiko yang dihadapi selama
masa kehamilan maupun melahirkan juga tinggi.
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa sebanyak 50,73
persen dari wanita berumur 10 tahun ke atas di Papua
Barat, memiliki usia perkawinan pertama antara 19‐24
tahun. Masih ada wanita di Papua Barat yang menikah di
bawah umur 16 tahun (5,96%) dan yang tertinggi
persentasenya adalah di Kabupaten Sorong (18,65%).
33
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Kabupaten Teluk Wondamaa dan Teluk Bintu
uni menempati
posisi terttinggi berikutnyaa yaitu masing‐‐masing 11,32
persen dan
n 10,61 persen. Sedangkan yan
ng paling kecil
persentaseenya adalah Kabupaten Fak‐Fak (3,15%).
Kota Sorong 8.02
Kab. Raja Ampat 3.47
Kab. Sorong 18.65
Kaab. Sorong Selatan 5.61
Kab. Manokwari 10.61
Kab. Teluk Bintuni 11
1.32
Gambar 6.1 Kabb. Teluk Wondama 4.95
Persentase
Kab. Kaimana 3.91
Wanita yang
Usia Perkawinan Kab. Fakfak 3.15
Pertama Kurang
dari 16 Tahun
.00 10.00 20.00
Tinggginya laju perrtumbuhan pen
nduduk dapat
ditekan meelalui program kkeluarga berencana/KB, yang
bertujuan untuk mengattur jarak kelah
hiran maupun
menekan aangka kelahiran. Keberhasilan Pro
ogram KB juga
dapat dilihat dari komp
posisi keluarga yang sedang
menggunakkan atau pernah
h menggunakan KB. Tabel 6.2
menunjukkkan bahwa seban
nyak 55,68 perse
en dari wanita
34
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
k atas yang peernah kawin, meereka
berumur 10 tahun ke
tidakk pernah menggunakan KB, sedaangkan 22,56 peersen
pernah menggunkaaan KB, dan 21
1,76 persen sed
dang
mengggunakan KB. Tiingginya persenttase wanita beru
umur
10 ttahun ke atas yang
y tidak pernaah menggunakan
n KB
menunjukkan bahwa pelaksanaan program
p KB di Paapua
Barat belum optimal.
Kota SSorong 30.74
Kab. Raja A
Ampat 9.233
Kab. SSorong 35.57
3
35
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
cara pengggunaan terkadan
ng juga menjadi alasan wanita
untuk mem
milih jenis KB terttentu. Dari wanitta yang pernah
kawin dan
n sedang mengggunakan KB dip
peroleh bahwa
56,77 perseen diantaranya m
memilih KB suntikk dan 30 persen
memilih piil. KB Suntik dan
n pil dianggap seebagai alat KB
yang mudah dan praktis.
3.91 MOW/
Tubektomi
.00 MOP/
.41 Vasektomi
AKDR/IUD
Gambar 6.3 30.00
Persentase 3.92 Suntik
Wanita 5
56.77
Susuk KB
Berdasarkan
1.53
Alat PIL
Kontrasepsi 1.79
yang Sedang 1.68 Kondom
Digunakan
.00 0
20.00 40.00 60.00
Pemakaian KB suntik di Kabupaten Teeluk Wondama
hat Tabel 6.3), persentase ini
mencapai 91,3 persen (Lih
adalah yang tertinggi jika diibandingkan denggan pemakaian
KB suntik di kabupaten/kkota lainnya di Papua Barat.
Sedangkan untuk pemakaiaan KB dengan pil angka tertinggi
uk Bintuni yaitu sebesar 44,49
berada di Kabupaten Telu
n 41,33 persen di kabupaten Sorong Selatan.
persen dan
Pemakaian KB dengan cara tradisional masih
m tinggi di
Kabupaten Manokwari (18,23%). Satu‐satunya
36
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
kabu
upaten/kota yangg masih terdapat penggunaan kon
ndom
sebagai alat KB adalah Kota Sorong ( 1
1,7%).
Salah satu prrogram keluargaa berencana ad
dalah
miliki dua anak cu
mem ukup, sehingga keberhasilan
k proggram
KB dapat
d dilihat dari jumlah anak yang dilahirkan dari
waniita berumur 10 tahun
t ke atas dengan status peernah
kawin. Dari Gambar 6.4 menunjukkan bahwa wanitta di
Papu
ua Barat yang beerumur 10 tahun
n ke atas dan peernah
kawin, paling banyak memiliki anak laahir hidup sebanyyak 2
(21,1 ntase wanita yang
11%). Masih tingginya persen
mem
miliki anak lebih dari 2 menunjukkaan belum berhasilnya
program keluarga beerencana yang dijjalankan pemerin
ntah.
Hal ini terbukti dengaan masih adanya wanita yang mem
miliki
anakk dalam jumlah banyak, bahkan lebih dari 10 orang
o
anakk lahir hidup (1,12
2%).
25.00
21.11
Gambar 6.4
20.00 188.49
Persentasee
16.27
Wanita
15.00
12.21 berumur 110
9.34 9.6
65 Tahun ke AAtas
10.00 yang Pernah
5.23 Kawin
5.00 3.88
Berdasarkkan
1.88
.82 1.12 Jumlah Annak
.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+
3
37
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Berdasarkan Gambar 6.5, diketahui bahwa sebanyak
64, 06 persen wanita di Kabupaten Kaimana memiliki anak
lahir hidup paling banyak dua anak. Sedangkan Wanita di
Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Sorong, Kabupaten
Sorong Selatan, Kabupaten Teluk Wondama dan
Kabupaten Fak‐Fak, lebih banyak yang memiliki anak lahir
hidup lebih dari 2 anak. Hal ini menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kaimana lebih bisa
dikendalikan dari pada di kabupaten/kota lainnya di Papua
Barat.
Kota Sorong 47.09
52.91
Kab. Raja Ampat 57.22
42.78
Kab. Sorong 60.42
39.58
Kab. Sorong Selatan 61.38
38.62
Kab. Manokwari 47.04
52.96
Gambar 6.5 Kab. Teluk Bintuni 45.71
54.29
Persentase Wanita
Kab. Teluk Wondama 56.42
berumur 10 Tahun 43.58
ke Atas yang Kab. Kaimana 35.94
64.06
Pernah Kawin 58.80
Kab. Fakfak 41.20
Berdasarkan
kelompok Jumlah 0.00 50.00 100.00
Anak Lahir Hidup
>2 <=2
38
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
usia tersebut kemungkinan wanita untuk melahirkan anak
cukup besar. Wanita usia subur(WUS) dan Pasangan Usia
Subur (PUS) bagi yang berstatus kawin memiliki potensi
untuk menambah jumlah anak yang dilahirkan. Semakin
banyak WUS atau PUS ini maka peluang banyaknya anak
yang dilahirkan juga semakin tinggi. Rata‐rata anak yang
lahir hidup dari wanita di Papua Barat yang berumur 40‐44
tahun memiliki angka tertinggi jika dibandingkan dengan
kelompok umur lainnya yaitu sebesar 4,14 (Lihat Tabel
6.7). Sedangkan Secara keseluruhan, wanita di Papua
Barat yang berumur antara 15‐49 tahun rata‐rata jumlah
anak yang dilahirkan sebanyak 2,54.
Berdasarkan Gambar 6.6 menunjukkan bahwa
kelompok umur 40‐44 tahun memiliki rata‐rata jumlah
anak yang paling banyak (4,14). Sedangkan rata‐rata
terendah anak yang dilahirkan ada pada kelompok umur
15‐19 tahun (0,63). Jika dilihat dari Gambar 6.6, dapat
dikatakan bahwa dari kelompok umur 15‐19 sampai 40‐44,
rata‐rata jumlah anak lahir hidup cenderung semakin
banyak, tetapi pada kelompok umur 45‐49 mengalami
penurunan rata‐rata menjadi 3,87.
39
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
4.50 4.1
14
3.87
4.00
3.50 3.27
3.00 2.70
2.50
07
2.0 Gam
mbar 6.6
2.00 Komposisi
1.50 Wanita
1.12
Beru
umur 15‐49
1.00 .63 Tahu
un Menurut
.50 Rata‐Rata
.00 Jumlah Anak
15 ‐ 19 20 ‐ 24 25 ‐ 29 30 ‐ 34 35 ‐ 39 40 ‐‐ 44 45 ‐ 49
Lahirr Hidup
40
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
VII. PERUMAHAN
Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia,
selain kebutuhan sandang dan pangan. Kebutuhan tempat
tinggal atau rumah akan meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk yang ada. Kemakmuran
penduduk dapat dilihat dari kondisi rumah atau tempat
tinggal yang ditempati. Informasi mengenai perumahan
dinilai sangat penting untuk mengetahui sejauh mana
masyarakat menikmati rumah atau tempat tinggal dan
sejauh apa kondisi rumah yang dimiliki masyarakat guna
mengetahui tingkat kemakmuran. Kor Susenas 2008
memberikan beberapa informasi penting mengenai
perumahan diantaranya adalah : luas lantai, jenis atap
terluas, jenis lantai terluas, jenis dinding terluas, hal‐hal
yang menyangkut air minum, sanitasi, dan fasilitas
komunikasi.
Kondisi dan kualitas rumah menunjukkan tingkat
kesejahteraan sosial ekonomi rumah tangga, dimana
semakin baik kondisi rumah maka semakin baik tingkat
kesejahteraan rumah tangga. Salah satu hal yang dilihat
dari kondisi perumahan adalah luas lantai, dimana
semakin luas lantai rumah maka kesempatan untuk
41
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
memiliki ru
umah sehat sem
makin besar. Luass lantai rumah
yang semp
pit cenderung menjadikan
m rumaah tidak sehat
karena ban
nyak hal, seperti kketerbatasan udaara bersih yang
mengalir kke dalam. Kamar yang lapang tentunya
t akan
menciptakaan kenyamanaan bagi pengghuninya jika
dibandingkkan dengan kam
mar yang sempitt. Berdasarkan
Gambar 7.1 menunjukkan bahwa rumah taangga di Papua
Barat paling banyak memiliiki luas lantai rum
mah antara 20‐
49 meter p
persegi (55,59%), dan 2,62 persen
n lebih dari 150
meter perssegi. Tabel 7.1 menunjukkan
m baahwa sebanyak
75,95 persen rumah tanggaa di Kabupaten Sorong
S Selatan
memiliki lu
uas lantai antara 20‐49 meter perrsegi, angka ini
adalah yan
ng tertinggi di antara kabupatten/kota yang
lainnya di P
Papua Barat.
6
60.00 55.59
5
50.00
4
40.00
3
30.00 24.76
Gambar 7.1
2
20.00
Persentase 11.80
0
R
Rumah Tangga
di
d Papua Barat 1
10.00 23
5.2
2.62
Menurut Luas
Lantai Rumah .00
<=19 20 ‐ 499 50‐99 100‐1
149 150+
42
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
Selain ditentukkan oleh luas laantai, kualitas ru
umah
juga dapat dilihat dari jenis atap teerluas. Semakin baik
jenis atap terluas yaang dipakai makka semakin baik pula
disi rumah. Berdaasarkan Gambar 7.2 diperoleh baahwa
kond
jenis atap terluas yang
y paling ban
nyak digunakan oleh
rumaah tangga di Papua
P Barat adaalah seng (87,0
03%).
Sedaangkan genteng yyang dianggap seebagai jenis atap yang
ng baik justru hanya digunakan oleh sebagian kecil
palin
ua Barat (1,31%).
rumaah tangga di Papu
.74
6.82
Beton
1.65 Gentengg
8
87.03 Sirap
Seng
.44 Asbes
Ijuk/rum
mbia
1.31 Gambar 7.2
Lainnya Persentase
Rumah Tangg ga
2.02
di Papua Barat
Menurut Jenis
20.00 40.00
.00 4 60.00
80.00 0
100.00 Atap Terluass
4
43
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Penggunaan ijuk/rumbia sebagai atap terluas rumah di
Kabupaten Teluk Wondam
ma masih tinggi yaitu sebesar
27,35 perseen (Lihat Gambarr 7.3).
95.70
Beton
Genten
68.88 g
Sirap
Seng
27.35
Asbes
Ijuk/ru
mbia
Kab. Fakfak
Kab. Sorong
Kota Sorong
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Lainnya
Gaambar 7.3
Persenta
ase Rumah
Tanggaa Menurut
Kabupaaten/Kota
dan Jenis Atap
Terluas
Kond
disi rumah den
ngan atap gen
nteng, dinding
tembok, daan lantai bukan ttanah dianggap ssebagai kondisi
rumah yang cukup baik jikaa dibandingkan dengan
d kondisi
rumah lain
nnya. Penduduk di Papua Barat sebagian
s besar
memiliki laantai rumah bukkan tanah yaitu sebesar 91,08
44
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
perseen. Sedangkan menurut dindin
ng rumah, sebanyak
51,34
4 persen rumah tangga adalah te
embok, 43,51 peersen
berdinding kayu. Gambar
G 7.3 menunjukkan
m baahwa
Kabu
upaten Sorongg adalah yan
ng paling banyak
mengggunakan gentteng sebagai atapnya ( 8,8
87%)
sedangkan Teluk Wo
ondama dan Fakk‐Fak yang teren
ndah
(0%).
Kota Sorong
79.09
96.15
Kab. Raja
Ampat
Dind
ding
Kab. Sorong Tem
mbok
8.87
Kab. Sorong
Selatan Lanttai bukan
Kab. tanaah
Manokwari
Kab. Teluk
7.67
Atap
p Gambar 7.4 4
Bintuni Persentase
Gentteng
Kab. Teluk Rumah Tang gga
Wondama Menurut
Kab. 7
77.34 Kabupaten//Kota,
Kaimana Penggunaann
Kab. Fakfak Atap Genteng,
Lantai Bukann
Tanah, dan
.00 50.00 100.00 150.00 Dinding Tem
mbok
Berdasarkan pemakaian
p temb
bok sebagai din
nding
rumaah, Kota Sorongg memiliki perseentase terbesar jika
diban
ndingkan dengan kabupaten/ko
ota lainnya (79,0
09%)
dan yang terendah
h adalah Kabup
paten Teluk Bin
ntuni
4
45
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
(7,67%). Untuk lantai rumah yang bukan tanah, Kota
Sorong juga menempati urutan pertama dalam hal
pemakaian bukan tanah pada lantai rumah yaitu sebesar
96,15 persen (Lihat Gambar 7.4). Sehingga Jika dilihat dari
jenis atap terluas, jenis lantai terluas, dan jenis dinding
terluas secara keseluruhan, kualitas rumah penduduk di
Kota Sorong jauh lebih baik walaupun atap yang banyak
digunakan adalah seng. Pemilihan kayu sebagai dinding
rumah banyak dilakukan di Teluk Bintuni (85,58%)
Sedangkan bambu di Kabupaten Fak‐Fak (4,14%).
SANITASI
Kondisi fisik rumah belum menjamin kenyamanan
penghuninya tanpa adanya fasilitas sanitasi. Air dan
sanitasi adalah salah satu faktor utama kesehatan
masyarakat. Berbagai macam penyakit timbul akibat
kurangnya air bersih. Salah satunya adalah diare. Diare
disebabkan oleh penggunaan air yang tercemar limbah
tinja baik itu untuk konsumsi maupun sarana kebersihan
seperti mencuci dan mandi. Penyakit diare telah memakan
banyak korban, menurut Departemen Kesehatan (2006)
dari 1000 bayi lahir di Indonesia 50 diantaranya meninggal
karena diare. Meskipun demikian masalah sanitasi tetap
46
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
mendapat prioritas yang rendah dengan anggaran yang
minim.
Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan
salah satu fondasi inti dari masyarakat yang sehat,
sejahtera dan damai. Hampir 50 persen rumah tangga di
wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia kekurangan
layanan‐layanan dasar seperti ini. Sistem air bersih dan
sanitasi yang baik akan menghasilkan manfaat ekonomi,
melindungi lingkungan hidup, dan vital bagi kesehatan
manusia. Masyarakat tidak selalu menyadari pentingnya
kebersihan. Praktik‐praktik kebersihan yang ada seringkali
tidak kondusif bagi kesehatan yang baik, dan kakus tidak
dipelihara atau digunakan dengan baik. Tingginya angka
kejadian diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit‐
penyakit lain yang berasal dari air di kalangan masyarakat
berpenghasilan rendah tetap menjadi halangan yang
seringkali terjadi dalam upaya meningkatkan kesehatan
anak secara umum. Selain akses yang buruk terhadap air
bersih, kegagalan untuk mendorong perubahan perilaku
khususnya di kalangan keluarga berpenghasilan rendah
dan penduduk di daerah kumuh telah memperburuk
situasi air bersih dan sanitasi di Indonesia.
Jarak antara sumber air bersih dengan tempat
pembuangan tinja adalah mempengaruhui tingkat
47
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
kelayakan air bersih untuk dikonsumsi. Dalam hal ini jarak
idealnya adalah minimal 10 meter. Gambar 7.5
menunjukkan bahwa persentase rumah tangga di
Kabupaten Sorong adalah yang tertinggi dalam jarak yang
tidak ideal (33,28%) sehingga dapat dikatakan penduduk di
Kabupaten Sorong paling besar persentasenya yang
menikmati air minum yang tidak layak. Namun sebaliknya
di Kabupaten Sorong Selatan, memiliki kualitas air minum
yang paling baik karena jarak pembuangan tinja ideal
mencapai 75,7 persen (Tabel 7.6).
Status kepemilikan fasilitas air minum juga dapat
dijadikan sebagai indikator kesejahteraan. Dimana rumah
tangga yang memiliki fasilitas air minum sendiri akan jauh
lebih baik dari pada yang menggunakan fasilitas bersama
dan umum karena penggunaannya tidak terbatasi oleh
kebutuhan bersama. Hasil Susenas 2008 menunjukkan
bahwa sebesar 40,44 persen rumah tangga di Papua Barat
memiliki fasilitas air minum sendiri, 23,82 persen milik
bersama, 29,05 persen milik umum, dan 6,68 persen tidak
ada fasilitas air minum. Tidak adanya fasilitas air di
Kabupaten Sorong menduduki posisi tertinggi di Papua
Barat (34,96%). Sebaliknya, rumah tangga di Kota Sorong
lebih banyak yang memiliki fasilitas air minum sendiri
(66,69%).
48
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
Berdasarkan caara memperoleh air minum, sebaagian
besar rumah tanggga di Kabup
paten Raja Am
mpat
mperoleh air min
mem num dengan gratis (99,48%). Naamun
justru sebaliknya, rumah tangga di Kota
K Sorong mem
miliki
perseentase yang paaling tinggi dalaam memperoleh
h air
denggan membeli yaitu sebesar 64,43 p
persen (Lihat Gam
mbar
7.6). Hal ini disebabkan oleh sebagian
n besar rumah tangga
di Kaabupaten Raja Am
mpat menggunakkan sumur terlind
dung
sebagai sumber air m
minum (Tabel 7.5).
Selain fasilitas air minum, san
nitasi dirasa menjadi
uah kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. Kuaalitas
sebu
perumahan dapat ju
uga dilihat dari ada
a tidaknya fassilitas
pat buang air bessar. Menurut Tab
temp bel 7.9, sebesar 4
49,52
perseen rumah tanggaa di Provinsi Papu
ua Barat memiliki
Kota So
orong
Kab. Raja A
Ampat
Kab. So
orong Gambar 7.5 5
Persentase
Kab. Sorong Seelatan
Rumah Tangga
Kab. Mano
okwari Menurut
Kab. Teluk Bintuni
Kabupaten/ /Kot
a yang Jaraak
Kab. Teluk Wondama Sumber Air
Kab. Kaimana Minum ke
Tempat
Kab. FFakfak Pembuangann
Tinja kurang
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
dari 10 meteer
4
49
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
fasilitas tem
mpat buang air b
besar sendiri, 19,2
29 persen milik
bersama, 1 milik umum, dan 19,63 persen
11,56 persen m
tidak ada faasilitas tempat bu
uang air besar.
Masiih tingginya persentase rumah tangga yang
tidak memiliki fasilitas tempat buan
ng air besar
menunjukkkan bahwa perrlu adanya perbaikan sistem
Papua Barat. Perbaikan sistem san
sanitasi di P nitasi terutama
di Kabupaten Teluk Wondama yang sebagiaan besar rumah
tangganya tidak memiliki faasilitas tempat buang
b air besar
(49,99%) daan hanya sebesarr 18,86 persen milik sendiri.
120.00
98.59 9
98.39 99.48
100.00
80.00 64.43
60.00
40.00 35.57
Gambar 7.6 M
Membeli
20.00
P
Persentase T
Tidak membeli
0.00
Rumaah Tangga
Kab. Teluk …
Kab. Sorong …
Kab. Kaimana
Kab. Fakfak
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Raja Ampat
Kab. Manokwari
Kab. Sorong
Kota Sorong
Be
erdasarkan
Kabuppaten/Kota
dan Cara
Mempperoleh Air
Minum
Sedaangkan kabupateen/kota yang sebagian besar
rumah tanggganya telah meemiliki fasilitas buang air besar
sendiri ad ng (72,83%), Kabupaten Sorong
dalah Kota Soron
uk Bintuni (59,25%), dan
(72,18%), Kabupaten Telu
50
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008
Kabu
upaten Fak‐Fak (5
57,06%). Dilihat d
dari jenis kloset yang
nakan, sebagian besar rumah tangga di Provinsi Paapua
digun
Barat menggunakan jamban jenis leeher angsa (45,7
75%),
kemu
udian selanjutnyya jenis plengsen
ngan (35,45%), 12,92
1
perseen jamban cemplung/cubluk, dan
n sebesar 5,88 peersen
tidakk memakai. klosset (16,1%), ke
emudian kabupaten
Soro 12,21%), dan yang terendah
ong Selatan (1 h di
Kabu
upaten Raja Amp
pat (0,67%).
Kota SSorong 61
3.6
Kab. Raja Ampat 0.67
Kab. SSorong 4.0
02
Kab. Sorong SSelatan 12.21
Kab. Manokwari 9.58
Kota Sorong 2.67
95.54
Kab. Raaja Ampat 15.42
8.41
Listrik
Kab. Sorong 0.00 non PLN
71.55
Kab. Soron
ng Selatan 9.74
36.29
Kab. M
Manokwari 2.94 Listrik
58.17
59.11 PLN
Kab. Telu
uk Bintuni 19.09 Gambar 7.8
Kab. Teluk W
Wondama 23.57 Persentase
30.67
Rumah Tanggaa
177.88
Kab.. Kaimana 52.88 Berdasarkan
9.21
Kabupaten/Koota
Kaab. Fakfak 75.77 dan Penggunaaan
Listrik
0
20
40
60
80
100
Menurut Tabel 7.12 pelita/ssentir/obor seb
bagai
sumber penerangan sebagian beesar digunakan
n di
5
53
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Kabupaten Teluk Wondama (40,1%), Kabupaten Sorong
Selatan (51,81%), dan di Kabupaten Raja Ampat
(56,13%). Pemakaian pelita/sentir/obor yang paling
tinggi adalah di Kabupaten Raja Ampat (56,13%).
Hal berikutnya yang menjadi tolak ukur kualitas
perumahan adalah alat komunikasi. Seiring dengan
berkembangnya teknologi, alat komunikasi seperti
telepon, telepon seluler, dan komputer menjadi
semakin dibutuhkan. Berdasarkan data Susenas 2008,
hanya sekitar 10,63 persen rumah tangga di Papua
Barat yang memiliki telepon sebagai alat komunikasi,
sebesar 50,68 persen yang memiliki telepon seluler,
hanya 5,49 persen yang memiliki desktop/PC. Dari 50,68
persen pengguna telepon seluler di Papua Barat,
sebagian besar penggunanya adalah rumah tangga di
Kota Sorong, dimana dari 100 rumah di Kota Sorong
sebanyak 79 rumah yang menggunakan telepon seluler.
Tidak cukup dengan alat komunikasi jarak jauh,
media informasi yang tak terbatas juga sangat
diperlukan. Kebutuhan informasi yang mudah dijangkau
kapan saja dan dimana saja sangat membantu
masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial‐
ekonominya. Internet sebagai sarana komunikasi dan
54
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
informasi yang mudah diakses, penggunaannya di
Indonesia semakin hari semakin meningkat.
Pemanfaatannya juga sangat bermacam‐macam, mulai
dunia hiburan, komunikasi jarak jauh, bisnis dan
beragam kebutuhan manusia lainnya dapat diakses
dengan hanya menggunakan sebuah komputer atau
telepon genggam. Untuk melihat seberapa jauh
masyarakat Papua Barat mengakses internet, maka
dapat dilihat pada Tabel 7.14. Baik internet dengan
telepon rumah, telepon seluler, warnet, atau pun
kantor/sekolah paling banyak digunakan di Kota Sorong
yaitu masing‐masing 67,37 persen, 31,18 persen, 70,04
persen, dan 46,68 persen.
55
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
56
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
VIII. KONSUMSI /PENGELUARAN
Upaya peningkatan pembangunan bidang sosial‐
ekonomi dari tahun ke tahun terus dilakukan oleh
pemerintah. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat yang diharapkan diikuti dengan
peningkatan kualitas hidup masyarakat, sehingga
kesejahteraan masyarakat lebih terjamin. Tingkat
kesejahteraan sebuah rumah tangga dapat dilihat dari
tingkat pendapatannya. Oleh karena sulitnya
mendapatkan data pendapatan yang akurat maka tingkat
pendapatan rumah tangga dapat didekati oleh tingkat
pengeluaran/konsumsi rumah tangga.
Berdasarkan Tabel 8.1, rumah tangga di Papua Barat
paling banyak berpengeluaran per kapita antara Rp
300.000 ‐ Rp 499.999 (28,32%), dan berikutnya golongan
pengeluaran antara Rp 500.000 ‐ Rp 749.999 (25,37%).
Sebanyak 49,71 persen penduduk Kabupaten Sorong
Selatan memiliki pengeluaran antara Rp 300.000 ‐ Rp
499.999. Masih terdapat 4 Kabupaten yang memiliki
rumah tangga berpengeluaran per kapita di bawah Rp.
100.000, yaitu Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk
Wondama, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten
57
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Sorong. Dalam hal ini, Kabupaten Manokwari yang
memiliki persentase tertinggi (1,37%).
Dalam ilmu ekonomi, kebutuhan manusia memiliki
bermacam‐macam tingkatan, mulai dari kebutuhan dasar
untuk hidup sampai kebutuhan tersier atau mewah.
Kebutuhan dasar meliputi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan. Berdasarkan Gambar 8.1, maka terlihat bahwa
semakin besar golongan pengeluaran per kapita maka
semakin kecil persentase konsumsi
80.00
76.01 72.09 74.67 69.47
70.00 64.05
68.48
59.09 58.51
60.00
50.00
Jumlah
40.91
40.00 41.49 35.95 Makanan
31.52
30.00 30.53
27.91
23.99 25.33
20.00
10.00
58
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
makanan dan sebaliknya semakin besar konsumsi bukan
makanan.
Berdasarkan Tabel 8.2 , dapat dikatakan bahwa dari
rumah tangga yang berpendapatan kurang dari Rp.
100.000, konsumsi terbesar ada pada umbi‐umbian
(24,12%). Sedangkan untuk rumah tangga dengan
pengeluaran lebih besar dari Rp. 1.000.000, pengeluaran
terbesar adalah keperluan pesta dan upacara. Hal ini
tentunya akan menunjukkan bahwa rumah tangga
berpenghasilan rendah cenderung memiliki tingkat
pemenuhan kebutuhan yang hanya diutamakan untuk
kebutuhan pokok seperti makanan. Sehingga dapat
dikatakan semakin besar pengeluaran maka semakin besar
pula konsumsi makanan. Berdasarkan rata‐rata
pengeluaran per kapita penduduk, sebesar 37,48
persennya adalah kebutuhan bukan makanan. Dalam hal
ini, perumahan dan fasilitas rumah tangga adalah menjadi
kebutuhan yang paling besar di antara kebutuhan bukan
makanan lainnya (18,62%), sedangkan yang lainnya
dapat dapat dilihat pada Gambar 8.2.
59
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
6. Keperluan pesta
n upacara
dan 2.51
5. Pajak dan
Asuransi 0..33
4. Barang Tahan
Lama 3.61
3. Paakaian, Alas
Kaki, d
dan penutup 2.96
Kepala
2. Anekaa Barang dan
Jasa 9.45
1. Peru
umahan dan
Gambar 8.2 Fasiliitas Rumah
G 18.62
Persentase T
Tangga
Pengeluaran
P
0.00 10.00 20.00
Penduduk Papua
Barat Berdasarkan
B
Jenis Konsumsi
an Makanan
Buka
60
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
IX. KEADAAN SOSIAL EKONOMI RUMAH
TANGGA LAINNYA
Dalam rangka pengentasan kemiskinan, pemerintah
melakukan berbagai macam kebijakan seperti pelayanan
kesehatan gratis, pembagian beras murah atau raskin,
bantuan kredit usaha, dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Untuk itu pada KOR SUSENAS 2008 dimasukkan beberapa
pertanyaan untuk memonitor keberhasilan kebijakan
pemerintah tersebut.
61
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
kesehatan Keluarga Miskin), KKB (Kartu Kom
mpensasi BBM),
kartu sehat, dan lainnya.
Sebeesar 26,83 perse
en dari semua rumah tangga di
Papua Barat mendapatka
an pelayanan ke
esehatan gratis
selama 6 bulan terakhir, dengan
d presenta
ase tertinggi di
Kabupatenn Teluk Wondam
ma sebesar 68,,4 persen dan
Kabupatenn Raja Ampat se
ebesar 0 persen (Lihat Gambar
9.1). Namun demikian, p
persentase di Ka
abupaten Teluk
Bintuni dan Kabupaten Fa
ak-Fak juga massih tinggi yaitu
asing 45,12 perseen dan 38,36 perrsen.
masing-ma
Berdasarkan Tabel 9.1,
9 persentase rumah tangga
yang pernnah mendapatka
an pelayanan ke
esehatan gratis
paling ba akan kartu Askeskin (42,17%),
anyak mengguna
mpensasi BBM 16,24 persen, ka
Kartu Kom artu sehat 5,9
persen, da
an 24,58 persen lainnya.
Kota Sorong 9.57
Gambar 9.1
Kab. Raja Ampat 0.00 Persentase
Kab. Sorong 11.24 Rumah
Kab. Sorong Selatan 28.332 Tangga yang
Kab. Manokwari 24.59 Mendapatkan
Kab. Teluk Bintuni 45.12
Kab. Teluk Wondama
Pelayanan
68.40
Kab. Kaimana 15.88 Kesehatan
Kab. Fakfak 38.36 Gratis di
Papua Barat
0.00 20.00 40..00 60.00 80.00
0
62
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
B. Beras Murah
Berdasarkan Tabel 9.2 diperoleh bahwa sebesar
63,3 persen rumah tangga di papua Barat membeli
beras murah/raskin selama 6 bulan terakhir dengan
persentase tertinggi di Kabupaten Fak‐Fak 77,17 persen
dan berikutnya adalah Raja Ampat (74,07%),
Kabupaten Sorong (70,41%), Kabupaten Manokwari
(68,03%), Kabupaten Sorong Selatan (63,03%),
Kabupaten Teluk Bintuni (58,94%), Kabupaten Kaimana
(51,62%), dan yang paling sedikit adalah Kota Sorong
(38,55%).
Rumah tangga yang membeli beras murah/raskin
di Kabupaten Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni,
Manokwari, Raja Ampat, dan Kota Sorong sebagian
besar membeli beras murah/raskin rata‐rata antara 11‐
30 kg (Lihat Tabel 9.2). Sedangkan untuk Kabupaten
Fak‐Fak sebagian besar membeli beras murah/raskin
rata‐rata lebih dari 30 kg (63,31%) dan yang lainnya
seperti Kabupaten Sorong Selatan dan Sorong sebagian
besar membeli beras murah/raskin rata‐rata kurang
dari 10 kg yaitu masing‐masing 44,95 persen dan 48,74
persen.
63
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Kota Sorong 38.55
Kab. Raja Ampat 7
74.07
Kab. Sorong 70.41
7
Kaab. Sorong Selatan 63..01
Gambar
G 9.2
Persentase Kab. Manokwari 68
8.03
Rumah
Tangga Kab. Teluk Bintuni 58.9
94
yang
Membeli Kab
b. Teluk Wondama 67
7.92
Raskin
Menurut Kab. Kaimana 51.62
2
K
Kabupaten/
Kota Kab. Fakfak 77.17
0.00 50.00 100.00
64
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
C. Kredit Usaha
Pemerintah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan mendorong pertumbuhan ekonomi,
salah satu usahanya adalah dengan memberikan stimulus
bagi perkembangan usaha kecil dan menengah. Stimulus
yang diberikan berupa pemberian kredit usaha bagi
masyarakat, tentu saja dengan persyaratan‐persyaratan
tertentu. Jenis kredit yang diterima masyarakat pun
bermacam‐macam seperti Program Pengembangan
Kecamatan (P2K), P2KP, Program Pemerintah, kredit dari
Bank, kredit dari koperasi/yayasan, kredit perorangan,
dan lainnya.
Berdasarkan Tabel 9.3, persentase rumah tangga di
Papua Barat yang menerima kredit adalah sebesar 3,69
persen, dan yang persentase tertinggi adalah di
Kabupaten Sorong Selatan (6,94%) (lihat Gambar 9.3).
Kredit yang diberikan pemerintah relatif masih rendah
yaitu sebesar 0,25 persen sedangkan untuk P2K dan P2KP
di Papua Barat tidak ada rumah tangga yang menerima.
Kredit usaha dari bank memiliki persentase terbesar
dari yang lainnya (2,37%) menunjukkan bahwa peranan
bank dalam pertumbuhan usaha di Papua Barat relatif
lebih besar. Dari 9 kabupaten/kota di Provinsi Papua
Barat, 4 kabupaten diantaranya menerima kredit dari
65
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
program p
pemerintah yaitu
u Kabupaten Teeluk Wondama
(1,89%), Kabupaten Manokwari (0,27%
%), Kabupaten
Sorong Seelatan (0,58%), dan Kabupaten Sorong (0,59%),
untuk seleengkapnya dapat dilihat pada Tabeel 9.3.
Persentase terbesarr dari pemberiaan kredit oleh
bank adalah di Kabupaten
n Sorong Selatan
n yaitu sebesar
n dan selanjutnyya adalah Kota So
5,2 persen orong (4,35%),
Kabupaten Teluk Bintunii (3,66%), kabup
paten Fak‐Fak
(2,74%), Kabupaten T
Teluk Wondama (1,42%),
Kabupaten Sorong (1,18%
%), dan Kabupate
en Manokwari
(0,82%).
8.00
6.94 % RTT yang menerima
7.00 kred
dit
6.00 0
5.20 P2K
5.00 4.35
3.66 P2KP
P
4.00
2..74
3.00
Proggram Pemerintah
Gambar 9.3 2.00 1.42 1.18
Perrsentase 0.82
Rumah Tangga 1.00 Bankk
0.00 0.00
yang 0.00
Me enerima Kopeerasi/Yayasan
Kab. Fakfak
K b F kf k
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Raja Ampat
Kab. Kaimana
Kab. Sorong Selatan
Kab. Teluk Wondama
Kab. Manokwari
Kab. Sorong
Kota Sorong
Kredit Menurut
M Fond
dation
Kabupa aten/Ko Pero
orangan
ta daan Jenis Indivvidually
Kredit
Lainnya Others
66
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
67
68
Tabel Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2008
3.1.
Table Percentage of Population by Regency/Municipality and Sex, 2008
No. Kabupaten/kota Laki‐Laki Perempuan Laki‐laki dan Perempuan
9102 Kab. Kaimana 50.84 49.16 100.00
9103 Kab. Teluk Wondama 52.81 47.19 100.00
9104 Kab. Teluk Bintuni 55.02 44.98 100.00
9105 Kab. Manokwari 49.87 50.13 100.00
9106 Kab. Sorong Selatan 52.12 47.88 100.00
9107 Kab. Sorong 53.26 46.74 100.00
9108 Kab. Raja Ampat 52.41 47.59 100.00
9172 Kota Sorong 49.96 50.04 100.00
9100 Prov. Papua Barat 51.56 48.44 100.00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2008
3.2.
Table Percentage of Population by Regency/Municipality, Age Group and Sex, 2008
Male Female Laki‐laki dan Perempuan
No. Kabupaten/kota
0 ‐ 14 15 ‐ 64 65+ Jumlah 0 ‐ 14 15 ‐ 64 65+ Jumlah 0‐14 15 ‐ 64 65+ Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9101 Kab. Fakfak 39.74 57.60 2.66 100.00 37.44 61.28 1.28 100.00 38.59 59.43 1.97 100.00
9102 Kab. Kaimana 33.55 64.75 1.70 100.00 40.18 58.82 1.00 100.00 36.85 61.80 1.35 100.00
9103 Kab. Teluk Wondama 41.11 58.15 .74 100.00 48.34 50.11 1.55 100.00 44.64 54.23 1.14 100.00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9104 Kab. Teluk Bintuni 35.05 63.62 1.32 100.00 37.19 62.59 .23 100.00 36.02 63.15 .82 100.00
9105 Kab. Manokwari 35.76 62.37 1.87 100.00 39.21 59.10 1.70 100.00 37.53 60.69 1.78 100.00
9106 Kab. Sorong Selatan 42.03 57.71 .26 100.00 34.61 64.78 .61 100.00 38.63 60.95 .42 100.00
9107 Kab. Sorong 34.97 59.14 5.89 100.00 34.59 63.47 1.94 100.00 34.79 61.15 4.06 100.00
9108 Kab. Raja Ampat 45.92 52.94 1.14 100.00 44.07 54.88 1.05 100.00 45.06 53.84 1.10 100.00
9172 Kota Sorong 34.15 64.41 1.44 100.00 34.58 63.76 1.66 100.00 34.37 64.08 1.55 100.00
9100 Prov. Papua Barat 37.66 60.61 1.73 100.00 40.20 58.43 1.36 100.00 38.90 59.55 1.55 100.00
69
Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, 2008
70
3.3.
Table Percentage of 10 Years Old and Over Population by Regency/Municipality, Marital Status and Sex, 2008
Laki‐laki Perempuan Laki‐laki dan Perempuan
No. Kabupaten/kota Belum Cerai Cerai Belum Cerai Cerai Belum Cerai Cerai
Kawin Kawin Kawin
Kawin Hdup Mati Kawin Hdup Mati Kawin Hdup Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9101 Kab. Fakfak 45.53 52.97 .31 1.20 43.89 50.95 .29 4.87 43.89 50.95 .29 4.87
9102 Kab. Kaimana 33.43 61.73 .28 4.56 33.36 61.74 .88 4.01 33.36 61.74 .88 4.01
9103 Kab. Teluk Wondama 46.98 48.86 .78 3.38 41.25 52.65 1.45 4.65 41.25 52.65 1.45 4.65
9104 Kab. Teluk Bintuni 43.23 54.03 .99 1.75 35.44 60.59 .00 3.97 35.44 60.59 .00 3.97
9105 Kab. Manokwari 37.81 58.96 .20 3.04 32.74 58.95 .78 7.54 32.74 58.95 .78 7.54
9106 Kab. Sorong Selatan 45.61 50.41 .75 3.23 35.00 53.80 1.88 9.32 35.00 53.80 1.88 9.32
9107 Kab. Sorong 40.61 56.50 .36 2.53 27.42 65.61 2.05 4.92 27.42 65.61 2.05 4.92
9108 Kab. Raja Ampat 40.76 53.31 .35 5.57 34.42 58.69 1.91 4.98 34.42 58.69 1.91 4.98
9172 Kota Sorong 44.51 53.59 .63 1.26 37.03 55.08 3.63 4.26 37.03 55.08 3.63 4.26
9100 Prov. Papua Barat 42.65 53.97 .56 2.82 36.68 56.66 1.60 5.05 36.68 56.66 1.60 5.05
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan, 2008
4.1.
Table Percentage of Population by Regency/Municipality and Health Condition, 2008
Keluhan Kesehatan Mengalami
No. Kabupaten/kota Asma/ Diare/ Sakit kepala Keluhan
Panas Batuk Pilek Sakit gigi Lainnya Kesehatan
napas sesak buang air berulang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9101 Kab. Fakfak 7,30 5,39 3,97 1,03 1,07 ,98 ,96 4,89 14,91
9102 Kab. Kaimana 7,00 4,81 4,19 ,82 ,56 1,69 1,12 4,66 16,26
9103 Kab. Teluk Wondama 17,73 18,49 17,25 1,71 ,57 8,53 1,99 8,82 31,85
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9104 Kab. Teluk Bintuni 10,72 10,66 6,75 1,13 ,92 7,56 1,54 48,52 58,14
9105 Kab. Manokwari 15,60 14,52 13,84 ,99 ,94 4,13 ,50 10,43 28,15
9106 Kab. Sorong Selatan 8,63 21,07 31,34 1,03 6,17 2,01 3,32 2,67 42,95
9107 Kab. Sorong 11,85 13,21 12,76 1,20 1,05 5,56 1,05 9,77 30,63
9108 Kab. Raja Ampat 4,73 5,32 4,85 ,74 ,61 1,71 ,25 4,12 11,88
9172 Kota Sorong 16,77 20,44 19,22 2,16 1,74 10,12 2,21 13,36 40,97
9100 Prov. Papua Barat 12,99 14,17 13,68 1,38 1,26 5,84 1,60 10,90 31,00
71
72
Tabel Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Lama Hari Sakit, 2008
4.2.
Table Percentage of Population by Regency/Municipality and Number of Sick Day, 2008
Lama hari sakit
No. Kabupaten/kota
<= 3 4 ‐ 7 8 ‐ 14 15 ‐ 21 22 ‐ 30 Total
Tabel Persentase Penduduk yang Sakit menurut Kabupaten/Kota dan Cara Pengobatan Sendiri, 2008
4.3.
Table Percentage of Unhealth Population by Regency/Municipality and Way of Self Medication, 2008
Cara Mengobati Sendiri Melakukan Pengobatan
No. Kabupaten/kota
1. Tradisional 2. Modern 3. Lainnya Sendiri
9104 Kab. Teluk Bintuni 24,64 82,73 17,27 43,07
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9100 Prov. Papua Barat 32,34 85,55 4,77 61,25
73
Tabel Persentase Penduduk yang Sakit menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2008
74
4.4.
Table Percentage of Unhealth Population by Regency/Municipality and Place of Medication, 2008
Tempat Berobat Jalan Penderita
Rumah Prakter yang
No. Kabupaten/kota Rumah sakit Puskesmas Petugas Praktek Dukun/
sakit dokter/ Lainnya Berobat
pemerintah / Pustu Kesehatan Batra Tabib Jalan
swasta poliklinik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9101 Kab. Fakfak 20,20 ,00 9,32 69,05 3,03 ,00 ,00 2,57 46,81
9102 Kab. Kaimana 13,16 1,55 11,63 66,65 8,56 ,00 ,00 1,01 42,63
9103 Kab. Teluk Wondama 7,56 ,00 ,51 91,93 ,00 ,00 ,00 1,01 58,93
9104 Kab. Teluk Bintuni 2,12 3,55 6,10 86,81 2,85 ,00 ,00 9,72 24,85
9105 Kab. Manokwari 5,79 4,91 16,99 67,88 9,33 ,00 ,00 2,93 35,96
9106 Kab. Sorong Selatan 8,29 ,00 1,66 90,05 1,66 ,00 ,00 ,00 19,75
9107 Kab. Sorong 10,38 6,48 32,43 46,83 10,42 2,61 1,30 10,39 37,77
9108 Kab. Raja Ampat 1,38 2,72 2,77 91,75 1,38 ,00 ,00 2,72 74,56
9172 Kota Sorong 13,94 6,25 33,44 47,32 2,89 ,00 ,00 2,41 30,40
9100 Prov. Papua Barat 9,31 2,39 11,72 75,37 3,11 ,21 ,10 2,86 39,91
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Pertama, 2008
4.5.
Table Percentage of Under‐Fives Children by Regency/Municipality and First Birth Attendant, 2008
Penolong Kelahiran Pertama
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
75
Tabel
4.6.
Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir, 2008
76
Table Percentage of Under‐Fives Children by Regency/Municipality and Last Birth Attendant, 2008
Penolong Kelahiran Terakhir
Dokter Bidan Dukun Famili Lainnya
Lain
9105 Kab. Manokwari 10,26 30,15 1,99 21,46 34,76 1,37 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 3,79 41,46 ,00 35,17 12,06 7,52 100,00
9107 Kab. Sorong 6,19 46,97 1,23 33,32 12,29 ,00 100,00
9108 Kab. Raja Ampat ,67 24,62 5,47 54,15 13,03 2,06 100,00
9172 Kota Sorong 12,31 67,81 4,26 9,45 4,74 1,42 100,00
9100 Prov. Papua Barat 6,83 48,77 2,23 21,14 19,55 1,48 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Lama Pemberian ASI, 2008
4.7.
Table Percentage of Under‐Fives Children by Regency/Municipality and Breast Feeding Periode, 2008
Lama Pemberian ASI (bulan)
No. Kabupaten/kota Jumlah
<= 5 6 ‐ 11 12 ‐ 17 18 ‐ 23 >=24
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (11)
9101 Kab. Fakfak ,82 19,03 23,26 7,54 49,35 100,00
9102 Kab. Kaimana 4,54 41,76 22,72 20,65 10,32 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 1,32 11,85 47,36 17,12 22,36 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
77
Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Pemberian Imunisasi, 2008
78
4.8.
Percentage of Under‐Fives Children by Regency/Municipality and Immunization, 2008
Jenis Imunisasi
Kabupaten/kota
BCG DPT POLIO CAMPAK/ MORBILI HEPATITIS B
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kab. Fakfak 94,72 92,18 92,12 79,83 85,90
Kab. Kaimana 87,22 78,45 77,91 67,20 70,00
Kab. Teluk Wondama 91,10 81,52 78,10 58,22 67,13
Kab. Teluk Bintuni 79,16 78,11 85,38 77,02 80,18
Kab. Manokwari 86,23 81,55 83,56 77,93 77,93
Kab. Sorong Selatan 97,47 95,56 96,18 82,21 75,59
Kab. Sorong 87,67 83,97 85,21 80,29 80,26
Kab. Raja Ampat 84,93 82,20 90,43 79,46 75,34
Kota Sorong 91,49 87,71 89,13 76,81 85,34
Prov. Papua Barat 89,92 84,19 84,42 71,37 75,77
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2008
5.1.
Table Percentage of 10 Years of Age and Over Population by Regency/Municipality and School Participation, 2008
Masih sekolah
Tidak/belum Tidak
No. Kabupaten/kota pernah Jumlah yang bersekolah Jumlah
sekolah SD SMP SMA PT Masih lagi
Sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9101 Kab. Fakfak 3,52 11,90 7,35 7,26 0,89 27,40 69,09 100,00
9102 Kab. Kaimana 7,80 11,14 4,16 4,03 0,57 19,90 72,30 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 7,41 15,77 6,31 4,52 0,41 27,00 65,58 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9104 Kab. Teluk Bintuni 10,82 11,62 4,92 3,37 0,27 20,18 69,00 100,00
9105 Kab. Manokwari 18,50 11,63 5,01 5,59 2,40 24,63 56,88 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 2,91 11,84 5,28 7,15 4,18 28,46 68,63 100,00
9107 Kab. Sorong 9,59 12,24 5,36 1,14 2,49 21,23 69,18 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 1,82 15,24 2,51 3,58 0,36 21,70 76,48 100,00
9172 Kota Sorong 1,62 7,89 7,46 6,96 1,63 23,93 74,45 100,00
9100 Prov. Papua Barat 7,03 12,15 5,83 4,99 1,28 24,25 68,72 100,00
79
Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki, 2008
80
5.2.
Table Percentage of 10 Years of Age and Over Population by Regency/Municipality and Certificate of Attainment Obtained, 2008
Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki Jumlah
No. Kabupaten/kota Tidak
mempunyai SD SMP SMA DI/II DIII S1/DIV S2/S3
ijazah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9101 Kab. Fakfak 27,06 29,79 20,58 17,71 1,28 0,39 3,10 0,10 100,00
9102 Kab. Kaimana 37,78 27,37 15,00 16,77 0,62 1,05 1,41 ‐ 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 38,27 28,68 15,63 13,44 1,23 0,82 1,51 0,41 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 33,30 23,21 21,52 18,93 0,22 0,90 1,92 ‐ 100,00
9105 Kab. Manokwari 41,66 19,07 17,33 16,48 0,59 0,93 3,66 0,29 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 30,08 30,24 24,18 13,52 ‐ 1,08 0,90 ‐ 100,00
9107 Kab. Sorong 41,77 24,90 16,85 13,99 0,38 0,58 1,53 ‐ 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 28,89 45,08 15,54 9,05 ‐ 0,53 0,91 ‐ 100,00
9172 Kota Sorong 16,85 17,49 21,17 34,20 1,39 2,43 6,30 0,16 100,00
9100 Prov. Papua Barat 32,84 25,68 18,16 18,54 0,86 1,10 2,66 0,17 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2008
5.3.
Table Percentage of 10 Years of Age and Over Population by Regency/Municipality and Literacy, 2008
Laki‐laki Perempuan Laki‐laki dan Perempuan
No. Kabupaten/kota Huruf Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Huruf Buta
Latin Arab Lainnya Huruf Latin Arab Lainnya Huruf Latin Arab Lainnya Huruf
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3) (4) (5) (6) (3) (4) (5) (6)
9101 Kab. Fakfak 97,78 12,62 0,50 2,22 96,59 13,66 0,29 3,22 97,18 13,15 0,39 2,73
9102 Kab. Kaimana 93,84 28,99 0,28 5,88 93,55 28,71 ‐ 6,45 93,70 28,85 0,14 6,16
9103 Kab. Teluk Wondama 84,93 3,64 17,42 15,07 78,77 4,95 16,00 19,20 82,02 4,26 16,75 17,02
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9104 Kab. Teluk Bintuni 92,53 3,99 8,74 7,22 81,41 4,27 5,96 18,59 87,53 4,12 7,49 12,33
9105 Kab. Manokwari 88,14 10,45 2,85 11,46 76,05 10,64 3,83 23,42 82,08 10,55 3,35 17,46
9106 Kab. Sorong Selatan 97,39 2,24 6,31 2,61 93,12 1,22 3,23 6,88 95,35 1,75 4,84 4,65
9107 Kab. Sorong 94,23 19,76 0,36 5,05 87,69 19,25 0,41 12,31 91,17 19,52 0,38 8,44
9108 Kab. Raja Ampat 93,06 6,94 2,09 6,94 91,96 7,26 2,31 8,04 92,54 7,09 2,19 7,46
9172 Kota Sorong 99,21 15,69 3,80 0,79 98,42 15,49 2,37 1,58 98,82 15,59 3,08 1,18
9100 Prov. Papua Barat 92,45 12,08 6,60 7,39 88,15 12,62 5,43 11,28 90,37 12,34 6,04 9,27
81
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Umur Kawin Pertama, 2008
6.1.
82
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and First Marriage, 2008
Umur Perkawinan Pertama
No. Kabupaten/kota Jumlah
Kurang dari 16 16 17 ‐ 18 19 ‐ 24 25+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9101 Kab. Fakfak 3,15 3,82 18,14 56,53 18,35 100,00
9102 Kab. Kaimana 3,91 2,21 13,10 56,43 24,35 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 4,95 3,96 16,83 54,95 19,31 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 11,32 6,59 23,12 43,88 15,09 100,00
9105 Kab. Manokwari 10,61 18,34 24,97 34,09 11,99 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 5,61 6,23 17,89 60,12 10,15 100,00
9107 Kab. Sorong 18,65 11,87 19,78 40,11 9,59 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 3,47 7,01 24,40 57,05 8,07 100,00
9172 Kota Sorong 8,02 2,14 18,82 50,90 20,13 100,00
9100 Prov. Papua Barat 7,52 5,96 18,56 50,73 17,22 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Kontrasepsi, 2008
6.2.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Contraceptive Usage, 2008
Umur Perkawinan Pertama
No. Kabupaten/Kota Tidak Pernah Jumlah
Pernah Menggunakan KB Sedang Menggunakan KB
Menggunakan KB
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9101 Kab. Fakfak 31,49 21,65 46,86 100,00
9102 Kab. Kaimana 14,87 25,84 59,29 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 11,39 10,40 78,21 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
83
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Kontrasepsi, 2008
84
6.3.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Contraceptive Usage, 2008
Alat Kontrasepsi yang Sedang Digunakan
No. Kabupaten/Kota MOW/ MOP/ Intravag/ Cara Jumlah
AKDR/IUD Suntik Susuk KB PIL Kondom
Tubektomi Vasektomi Tisu Tradisional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
9101 Kab. Fakfak 1,66 ,00 ,00 62,50 1,68 34,16 ,00 ,00 ,00 100,00
9102 Kab. Kaimana ,00 1,93 1,90 60,14 ,00 33,06 ,00 ,00 2,97 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama ,00 ,00 ,00 91,30 ,00 8,70 ,00 ,00 ,00 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 2,78 ,00 ,00 44,40 4,17 44,49 ,00 ,00 4,14 100,00
9105 Kab. Manokwari 4,04 ,85 ,85 44,37 5,38 26,28 ,00 ,00 18,23 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 2,44 6,41 ,00 35,19 ,00 41,33 ,00 ,00 14,63 100,00
9107 Kab. Sorong 1,62 1,62 1,62 54,82 12,90 25,81 ,00 ,00 1,62 100,00
9108 Kab. Raja Ampat ,00 ,00 ,00 70,69 ,00 29,31 ,00 ,00 ,00 100,00
9172 Kota Sorong 1,71 3,42 4,27 52,49 3,40 32,15 1,71 ,00 ,85 100,00
9100 Prov. Papua Barat 1,68 1,79 1,53 56,77 3,92 30,00 ,41 ,00 3,91 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak Lahir Hidup, 2008
6.4.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Number of
Children Ever Born Alive, 2008
Anak Lahir Hidup
No. Kabupaten/Kota Jumlah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9101 Kab. Fakfak 7.99 13.85 19.37 15.83 18.04 8.65 6.76 4.14 3.66 .52 1.20 100.00
9102 Kab. Kaimana 15.95 25.62 22.49 16.10 10.77 3.65 3.37 1.61 .00 .00 .44 100.00
9103 Kab. Teluk Wondama 7.93 15.36 20.30 11.40 9.91 14.86 7.42 8.39 2.47 .99 .99 100.00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9104 Kab. Teluk Bintuni 12.27 20.29 21.74 16.07 11.80 7.53 5.63 3.74 .94 .00 .00 100.00
9105 Kab. Manokwari 13.87 17.02 22.08 18.74 10.11 7.77 4.61 1.93 1.36 1.46 1.06 100.00
9106 Kab. Sorong Selatan 5.40 18.06 15.15 19.78 22.61 9.09 6.80 1.87 .63 .00 .62 100.00
9107 Kab. Sorong 4.52 18.08 16.97 23.70 10.75 13.56 4.51 3.39 2.82 .56 1.13 100.00
9108 Kab. Raja Ampat 7.62 13.43 21.73 14.08 13.32 12.66 5.70 5.17 2.27 2.31 1.71 100.00
9172 Kota Sorong 7.30 20.33 25.28 16.58 11.84 7.66 3.26 1.75 2.25 1.51 2.25 100.00
9100 Prov. Papua Barat 9.34 18.49 21.11 16.27 12.21 9.65 5.23 3.88 1.88 .82 1.12 100.00
85
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak Masih Hidup, 2008
86
6.5.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Number of
Children Still Living, 2008
Anak Lahir Hidup
No. Kabupaten/Kota Jumlah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9101 Kab. Fakfak 8,51 14,38 20,43 15,82 19,07 7,94 6,41 3,10 2,61 1,04 ,68 100,00
9102 Kab. Kaimana 15,95 25,62 23,81 15,66 10,33 3,21 3,81 1,16 ,00 ,00 ,44 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 7,93 15,85 20,30 16,85 9,41 16,84 4,94 4,93 1,98 ,49 ,49 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 14,16 22,18 20,79 16,54 11,32 6,59 5,16 2,33 ,94 ,00 ,00 100,00
9105 Kab. Manokwari 14,95 18,30 23,92 20,02 9,63 5,41 4,50 1,64 ,87 ,19 ,58 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 5,40 18,68 17,03 21,66 22,35 8,08 6,18 ,00 ,00 ,62 ,00 100,00
9107 Kab. Sorong 4,52 18,08 21,50 24,27 11,87 11,86 2,26 3,39 ,56 ,56 1,13 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 8,20 15,78 22,32 15,25 12,64 9,78 9,74 2,29 1,72 1,14 1,14 100,00
9172 Kota Sorong 7,81 20,83 27,04 15,32 12,09 7,66 3,51 1,99 2,51 1,00 ,25 100,00
9100 Prov. Papua Barat 9,72 19,10 22,43 17,59 12,16 9,35 4,58 2,65 1,39 ,54 ,49 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak
Tabel yang Sudah Meninggal, 2008
6.6.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Number of
Children Ever Born Alive, 2008
Anak Sudah Meninggal
No. Kabupaten/Kota Jumlah
0 1 2 3 4 5 6+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (14)
9101 Kab. Fakfak 88,63 7,69 3,68 ,00 ,00 ,00 ,00 100,00
9102 Kab. Kaimana 96,91 2,21 ,88 ,00 ,00 ,00 ,00 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 82,18 10,89 4,95 ,50 ,99 ,50 ,00 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 87,27 8,95 2,36 1,42 ,00 ,00 ,00 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9105 Kab. Manokwari 83,61 9,86 3,01 1,77 1,46 ,00 ,30 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 90,90 3,50 1,88 1,87 1,87 ,00 ,00 100,00
9107 Kab. Sorong 86,42 7,37 1,70 3,38 ,00 1,13 ,00 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 79,14 15,65 4,04 1,17 ,00 ,00 ,00 100,00
9172 Kota Sorong 88,22 6,77 3,01 1,50 ,25 ,00 ,25 100,00
9100 Prov. Papua Barat 87,33 7,71 2,99 1,14 ,53 ,23 ,07 100,00
87
Tabel Rata‐rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 ‐ 49 Tahun Menurut Kabupaten/Kota, 2008
88
6.7.
Table The Average of Children Ever Born Alive from Ever Married Woman 15 ‐ 49 Years Old by Regency/Municipality, 2008
Kelompok Umur (Tahun)
No. Kabupaten/Kota
15 ‐ 19 20 ‐ 24 25 ‐ 29 30 ‐ 34 35 ‐ 39 40 ‐ 44 45 ‐ 49
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
9101 Kab. Fakfak ‐ 1,07 2,16 2,46 3,66 3,80 4,22
9102 Kab. Kaimana ,82 ,85 1,37 2,38 2,71 3,37 2,50
9103 Kab. Teluk Wondama ,50 1,45 2,50 3,11 4,41 5,06 4,41
9104 Kab. Teluk Bintuni ,33 ,94 2,24 2,77 2,93 3,86 3,85
9105 Kab. Manokwari ,40 1,28 2,03 2,53 2,86 3,73 3,92
9106 Kab. Sorong Selatan 1,00 ,84 2,52 2,84 3,44 4,05 3,99
9107 Kab. Sorong 1,00 1,00 1,88 2,93 2,95 4,23 3,19
9108 Kab. Raja Ampat 1,00 1,70 2,36 3,11 4,54 4,89 5,32
9172 Kota Sorong ,67 1,11 1,96 2,27 2,42 3,64 3,86
9100 Prov. Papua Barat ,63 1,12 2,07 2,70 3,27 4,14 3,87
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai (meter persegi), 2008
7.1.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Floor Area (metre per square), 2008
Luas Lantai (meter per segi)
No. Kabupaten/kota Jumlah
<=19 20 ‐ 49 50‐99 100‐149 150+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9101 Kab. Fakfak 12,03 44,19 32,44 8,34 3,00 100,00
9102 Kab. Kaimana 3,90 62,52 22,47 6,12 5,00 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 14,19 69,78 15,09 ,00 ,94 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 20,49 62,71 14,14 1,15 1,52 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
89
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Atap Terluas, 2008
90
7.2.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Roof Main Material, 2008
Jenis Atap Terluas
No. Kabupaten/kota Jumlah
Beton Genteng Sirap Seng Asbes Ijuk/rumbia Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9101 Kab. Fakfak 6,47 ,00 ,66 91,16 ,00 1,70 ,00 100,00
9102 Kab. Kaimana 3,61 1,39 ,00 95,00 ,00 ,00 ,00 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama ,94 ,00 ,47 68,88 ,00 27,35 2,36 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni ,00 ,77 2,30 82,38 11,47 3,08 ,00 100,00
9105 Kab. Manokwari ,45 1,80 ,23 93,48 1,78 2,26 ,00 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 1,07 1,62 1,58 77,33 ,54 12,42 5,44 100,00
9107 Kab. Sorong ,59 8,87 ,00 76,91 11,26 2,36 ,00 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 1,62 ,52 ,00 88,24 ,00 8,57 1,05 100,00
9172 Kota Sorong 1,64 1,19 ,30 95,70 1,18 ,00 ,00 100,00
9100 Prov. Papua Barat 2,02 1,31 ,44 87,03 1,65 6,82 ,74 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Lantai Terluas, 2008
7.3.
Percentage of Households by Regency/Municipality and Floor Main Material, 2008
Jenis Lantai Terluas
Kabupaten/kota Jumlah
Bukan tanah Tanah
(2) (3) (4) (8)
Kab. Fakfak 94,92 5,08 100,00
Kab. Kaimana 77,34 22,66 100,00
Kab. Teluk Wondama 90,09 9,91 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
91
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Dinding Terluas, 2008
92
7.4.
Percentage of Households by Regency/Municipality and Wall Main Material, 2008
Jenis Dinding Terluas
Kabupaten/kota Jumlah
Tembok Kayu Bambu Lainnya
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kab. Fakfak 67,94 27,96 4,10 ,00 100,00
Kab. Kaimana 61,37 36,36 ,00 2,27 100,00
Kab. Teluk Wondama 14,63 72,17 1,41 11,79 100,00
Kab. Teluk Bintuni 7,67 85,58 ,77 5,98 100,00
Kab. Manokwari 45,73 48,37 ,91 4,99 100,00
Kab. Sorong Selatan 26,16 53,80 3,76 16,28 100,00
Kab. Sorong 41,97 58,03 ,00 ,00 100,00
Kab. Raja Ampat 31,28 66,58 2,14 ,00 100,00
Kota Sorong 79,09 20,61 ,00 ,30 100,00
Prov. Papua Barat 51,34 43,51 1,02 4,14 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Sumber Air Minum, 2008
7.5.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of drinking Water, 2008
Sumber Air Minum
Air Sumur Mata Mata
No. Kabupaten/kota Ledeng Sumur Sumur Jumlah
kema‐ Air isi Ledeng tak air air tak Air Air
mete‐ bor/ terlin‐ Lainnya
san ulang eceran terlin‐ terlin‐ terlin‐ sungai hujan
ran pompa dung
bermer dung dung dung
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
9101 Kab. Fakfak 0,34 0,00 56,02 2,03 0,00 6,85 0,68 7,84 14,67 0,34 10,89 0,34 100,00
9102 Kab. Kaimana 0,00 8,06 32,39 5,69 0,57 9,57 14,19 5,67 13,94 8,81 1,12 0,00 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 0,47 0,00 1,89 9,44 0,47 5,20 8,96 8,97 22,63 41,03 0,47 0,47 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9104 Kab. Teluk Bintuni 0,39 6,91 0,00 0,00 26,20 3,06 10,31 0,76 8,78 0,74 42,11 0,74 100,00
9105 Kab. Manokwari 0,00 7,08 3,55 2,70 5,97 24,07 13,30 8,29 15,15 17,42 2,47 0,00 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 0,00 1,07 8,47 0,00 0,00 8,09 5,91 26,92 10,28 14,54 8,15 16,57 100,00
9107 Kab. Sorong 0,59 2,95 0,00 0,00 3,54 0,00 8,88 0,00 0,00 10,07 73,96 0,00 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 64,66 5,30 17,91 0,00 8,95 2,64 0,55 100,00
9172 Kota Sorong 7,74 37,71 13,64 6,53 3,11 8,29 3,26 2,07 0,30 0,59 16,16 0,59 100,00
9100 Prov. Papua Barat 2,60 14,03 15,55 5,15 2,96 9,61 7,26 6,34 10,08 12,44 12,88 1,09 100,00
93
Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air Menurut Kabupaten/Kota, dan Jarak ke Tempat Penampungan Akhir
Tabel
94
Kotoran/Tinja Terdekat , 2008
7.6.
Percentage of Households Using Pump/Well/Spring/Water as Source Of Dringking Water By Regency/Municipality, and The Distance to the Nearest Septic
Table
Tank or Other Waste Disposal, 2008
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas Air Minum, 2008
7.7.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Drinking Water Facility, 2008
Fasilitas Air Minum
95
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Cara Memperoleh Air Minum, 2008
96
7.8.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and How to Get the Drinking Water, 2008
Cara Memperoleh Air Minum
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2008
7.9.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Toilet Facility, 2008
Fasilitas Tempat Buang Air Besar
97
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kloset, 2008
98
7.10.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Type Of Closet Facility, 2008
Jenis kloset
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja , 2008
7.11.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Final Disponal of Feces , 2008
Tempat Pembuangan Akhir Tinja
99
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Penerangan , 2008
7.12.
100
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of Lighting , 2008
Sumber Penerangan
Tabel Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Telepon, Telepon Selular, dan Komputer Menurut Kabupaten/Kota, 2008
7.13.
Table Percentage of Households Possessing Telephone, Handphone, and Personal Computer by Regency/Municipality, 2008
Jenis Alat Komunikasi
No. Kabupaten/kota
Telepon Telepon Selular Desktop/PC Laptop/Note Book
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9101 Kab. Fakfak 17,00 51,58 3,67 3,67
9102 Kab. Kaimana 6,11 43,94 7,78 7,78
9103 Kab. Teluk Wondama ,47 23,60 2,84 2,84
9104 Kab. Teluk Bintuni 1,53 45,85 10,27 10,27
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
101
Tabel Persentase Rumah Tangga Yang Mengakses Internet Menurut Kabupaten/Kota, 2008
7.14
102
Table Percentage of Households That Accessed the Internet by Regency/Municipality, 2008
Tempat Akses Internet
No. Kabupaten/kota
Telepon Rumah Telepon Selular Warnet Kantor/Sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9101 Kab. Fakfak 16,11 10,01 ,00 5,62
9102 Kab. Kaimana ,00 14,38 7,49 ,00
9103 Kab. Teluk Wonda ,00 20,03 ,00 ,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 4,06 4,44 ,00 21,16
9105 Kab. Manokwari 12,46 7,66 22,47 19,90
9106 Kab. Sorong Selata ,00 4,44 ,00 3,97
9107 Kab. Sorong ,00 5,42 ,00 2,66
9108 Kab. Raja Ampat ,00 2,45 ,00 ,00
9172 Kota Sorong 67,37 31,18 70,04 46,68
9100 Prov. Papua Barat 100,00 100,00 100,00 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Table Persentase Penduduk menurut Kabupaten/ Kota dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan 2008
8.1
Table Percentage of Households That Accessed the Internet by Regency/Municipality, 2008
Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp)
Kurang dari 100 000 150 000 200 000 300 000 500 000 750 000 1 000 000 Jumlah
No. Kabupaten/kota
Less than ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ dan lebih Total
100 000 149 999 199 999 299 999 499 999 749 999 999 999 and over
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9101 Kab. Fakfak 0 1,37 5,94 23,29 39,27 13,24 8,22 8,68 100
9102 Kab. Kaimana 0,72 11,19 11,91 19,13 19,86 23,47 7,94 5,78 100
Kab. Teluk Wondama
9103 0,47 4,72 5,19 24,53 10,38 31,6 19,34 3,77 100
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
9104 Kab. Teluk Bintuni 0 0,41 3,25 20,73 6,91 37,8 16,26 14,63 100
9105 Kab. Manokwari 1,37 9,56 8,47 13,93 30,87 20,22 7,65 7,92 100
9106 Kab. Sorong Selatan 0 5,78 7,51 13,87 49,71 18,5 4,05 0,58 100
9107 Kab. Sorong 1,18 6,51 10,65 27,81 36,09 13,02 3,55 1,18 100
9108 Kab. Raja Ampat 0 7,94 16,93 23,28 38,1 10,05 2,12 1,59 100
9172 Kota Sorong 0 0 0 2,61 18,26 44,35 9,28 25,51 100
9100 Prov. Papua Barat 0,54 5,03 6,66 15,68 28,32 25,37 7,95 10,45 100
103
Table 8,2 [Lanjutan / Continued ]
Table
104
Golongan Pengeluaran Per kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp) Rata‐rata per
Kurang dari 100 000 150 000 200 000 300 000 500 000 750 000 1 000 000 kapita Per
Kelompok barang Commodity group Capita
Less than ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ dan lebih
Average
100 000 149 999 199 999 299 999 499 999 749 999 999 999 and over
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
B. BUKAN MAKANAN / NON FOOD
1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga
a. Sewa, kontrak, perkiraan sewa rumah 0,80 5,20 16,11 33,14 42,66 58,43 47,01 42,48 30,73
b. Pemeliharaan rumah dan perbaikan ringan 3,09 0,00 0,35 0,34 0,00 0,00 0,97 0,58 0,67
c. Rekening listrik, air, gas, minyak tanah, dll 1,52 25,26 21,92 18,08 13,50 7,69 9,26 3,12 12,54
d. Rekening telepon rumah, pulasa HP, dll 2,55 4,24 8,61 9,15 5,88 4,01 2,84 7,24 5,56
2. Aneka Barang dan Jasa
a. Sabun mandi/cuci, kosmetik, dll 2,45 13,46 10,23 5,60 3,26 2,04 0,00 1,78 4,85
b. Biaya Kesehatan 2,80 2,81 3,60 3,64 3,39 1,33 7,67 9,76 4,38
c. Biaya Pendidikan 2,85 3,07 2,34 2,44 2,78 4,35 3,33 5,42 3,32
d. Transportasi, Pengangkutan, Bensin, Solar 2,09 9,52 13,61 11,64 14,11 11,47 6,36 13,15 10,24
e. Jasa Lainnya 3,04 0,61 0,31 0,62 1,18 0,47 3,84 1,96 1,50
3. Pakaian, Alas Kaki, dan penutup Kepala 2,56 6,91 7,05 5,87 6,62 4,00 7,70 4,14 5,60
4. Barang Tahan Lama 2,82 2,43 2,72 2,64 2,72 4,44 11,03 9,41 4,78
5. Pajak, Pungutan, dan Asuransi
a. Pajak (PBB, Kendaraan) 3,08 0,38 0,22 0,65 0,14 0,00 0,00 0,37 0,60
b. Pungutan / retribusi 3,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,30 0,00 0,00 0,43
c. Asuransi Kesehatan 3,09 0,00 0,14 0,00 0,45 0,61 0,00 0,60 0,61
Jumlah Bukan Makanan
35,83 73,90 87,20 93,82 96,68 99,12 100,00 100,00 85,82
Total of Non Food
Jumlah / Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Table
8.2 [Lanjutan / Continued ]
Table
Golongan Pengeluaran Per kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp) Rata‐rata per
Kelompok barang
Kurang dari 100 000 150 000 200 000 300 000 500 000 750 000 1 000 000 kapita Per
Capita
Less than ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ dan lebih
Commodity group Average
100 000 149 999 199 999 299 999 499 999 749 999 999 999 and over
B. BUKAN MAKANAN / NON FOOD
1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga 16,84 15,12 18,62 13,97 22,00 23,61 16,53 18,20 18,62
2. Aneka Barang dan Jasa 4,83 6,63 7,60 6,37 10,72 11,63 19,60 10,57 9,45
3. Pakaian, Alas Kaki, dan penutup Kepala 1,88 4,36 3,47 1,91 3,54 2,88 3,30 2,47 2,96
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
4. Barang Tahan Lama 0,14 0,49 1,16 2,02 2,84 1,67 23,25 9,95 3,61
5. Pajak dan Asuransi ‐ 0,04 0,02 0,15 0,28 0,22 0,69 2,35 0,33
6. Keperluan pesta dan upacara 0,30 1,28 0,64 0,91 1,53 1,48 0,68 25,94 2,51
Jumlah Bukan Makanan
23,99 27,91 31,52 25,33 40,91 41,49 64,05 69,47 37,48
Total of Non Food
Jumlah / Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
105
Tabel Persentase Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan Gratis selma 6 Bulan Referensi menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kartu yang digunakan, 2008
9.1.
106
Table Percentage of Households that Received Free Health Service in the Reference 6 Months by Regency/Municipality and Type of Card used , 2008
% Rumah Tangga yang Kartu Kompensasi BBM
Askeskin Kartu Sehat Lainnya Jumlah
Mendapat Pelayanan Gratis (KKB)
No. Kabupaten/kota
% of households that got Health Insurance for Oil Subsidy reduction of
Health Card Others Total
health service for free poor people compensation card
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9101 Kab. Fakfak 38,36 86,90 3,57 3,57 5,95 100,00
9102 Kab. Kaimana 15,88 68,18 4,55 20,45 6,82 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 68,40 45,52 32,41 0,00 22,07 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 45,12 15,32 2,70 0,00 81,98 100,00
9105 Kab. Manokwari 24,59 58,89 12,22 18,89 10,00 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 28,32 16,33 53,06 10,20 20,41 100,00
9107 Kab. Sorong 11,24 36,84 31,58 0,00 31,58 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9171 Kota Sorong 9,57 51,52 6,06 0,00 42,42 100,00
9100 Prov. Papua Barat 26,83 42,17 16,24 5,90 24,58
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Persentase Rumah Tangga yang Membeli Beras Murah / Raskin selma 3 Bulan Referensi dan Jumlah Beras yang Dibeli
Tabel
9,2 menurut Kabupaten/ Kota, 2008
Percentage of Households that Bought Cheap Rice or Rice for the Poor during the Reference 3 Months by
Table
Regency/Municipality , 2008
% Rumah Tangga yang membeli Jumlah Beras yang dibeli (Kg) / Amount of
Jumlah
Beras Murah/raskin cheap rice bought (Kg)
No. Kabupaten/kota
% of households that bought cheap
<=10 11‐30 >=31 Total
rice
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
9101 Kab. Fakfak 77,17 0,00 36,69 63,31 100,00
9102 Kab. Kaimana 51,62 0,70 71,33 27,97 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
107
108
Tabel Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha selama Setahun Terakhir menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Kredit, 2008
9.3
Table Percentage of Households that Obtained Loan During the Last Year by Regency/ Manucipality and Type of Loan, 2008
% RT yang menerima
Jenis Kredit / Type of Loan
.
No. Kabupaten/kota kredit Jumlah
% of house hold who Program Pemerintah Bank Koperasi/Yayasan Perorangan Lainnya Total
P2K P2KP
received loan Government Program Bank Fondation Individually Others
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9101 Kab. Fakfak 2,74 0,00 0,00 0,00 2,74 0,00 0,00 0,00 100,00
9102 Kab. Kaimana 0,36 0,00 0,00 0,00 0,00 0,36 0,00 0,00 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 3,30 0,00 0,00 1,89 1,42 0,00 0,00 0,00 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 4,47 0,00 0,00 0,00 3,66 0,41 0,00 0,41 100,00
9105 Kab. Manokwari 2,46 0,00 0,00 0,27 0,82 1,09 0,00 0,00 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 6,94 0,00 0,00 0,58 5,20 0,00 0,58 0,58 100,00
9107 Kab. Sorong 2,96 0,00 0,00 0,59 1,18 0,59 0,59 0,00 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
9171 Kota Sorong 6,09 0,00 0,00 0,00 4,35 1,45 0,29 0,00 100,00
9100 Prov. Papua Barat 3,69 0,00 0,00 0,25 2,37 0,73 0,19 0,08 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008