Anda di halaman 1dari 121

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT

PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2008

ISSN :
No. Publikasi/Publication Number : 91522.09.12
Katalog BPS/BPS Catalog : 4101002.9100
Ukuran Buku/Book Size : 14.85x21 cm
Jumlah Halman Total/Total Pages : xii + 108 halaman / 120 pages

Naskah/Manuscript :
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Barat :

Gambar Kulit/ Cover Design :


Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
BPS Provinsi Papua Barat

Diterbitkan Oleh/Published by :
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Dicetak Oleh/Printed by :

Boleh Dikutip dengan menyebut sumbernya


May be cited with reference to the source

 
 
KATA
PENGANTAR

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat Tahun 2008


merupakan kelanjutan publikasi tahun-tahun sebelumnya. Data yang
disajikan pada publikasi ini, merupakan hasil olahan data KOR SUSENAS
2008. Penerbitan ini bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan
kesejahteraan rakyat di Provinsi Papua Barat yang diukur berdasarkan
beberapa variabel. Dengan demikian diharapkan buku ini dapat
digunakan sebagai salah satu bahan acuan dalam mengambil kebijakan
untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat Provinsi Papua Barat.
Disadari bahwa dalam publikasi ini masih terdapat banyak
kekurangan sehingga saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan
di waktu yang akan datang. Serta diucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga publikasi ini dapat terselesaikan. Semoga buku ini dapat
bermanfaat.

Manokwari, September 2009


Kepala BPS Provinsi Papua Barat

Ir. Tanda Sirait, MM


NIP. 340005623


 
 

   

ii 
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... ix
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
METODE SURVEI............................................................................. 5
KEPENDUDUKAN............................................................................ 15
KESEHATAN..................................................................................... 19
PENDIDIKAN................................................................................... 29
FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA........................... 33
PERUMAHAN.................................................................................. 41
KONSUMSI ATAU PENGELUARAN........................................... 57
KONSUMSI RUMAH TANGGA LAINNYA................................ 61
LAMPIRAN TABEL.......................................................................... 67

   

iii 
 
   

iv 
 
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan


Jenis Kelamin, 2008.......................................................... 68
3.2 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota,
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2008....................... 69
3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas
menurut Kabupaten/Kota, Status Perkawinan dan
Jenis Kelamin, 2008............................................................ 70
3.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas
menurut Kabupaten/Kota, Status Perkawinan dan
Jenis Kelamin, 2008............................................................ 71
4.1 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan
Keluhan Kesehatan, 2008................................................... 72
4.2 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan
Lama Hari Sakit, 2008................ 73
4.3 Persentase Penduduk yang Sakit menurut
Kabupaten/Kota dan Cara Pengobatan Sendiri,
2008.................................................................................. 74
4.4 Persentase Penduduk yang Sakit menurut
Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2008.... 75
4.5 Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan
Penolong Kelahiran Pertama, 2008.................................. 76
4.6 Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan
Penolong Kelahiran Terakhir, 2008................................. 77
4.7 Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Lama
Pemberian ASI, 2008........................................................... 78
4.8 Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan
Pemberian Imunisasi, 2008................................................. 79
5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas
menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah,
2008........................................................................................ 80


 
Tabel Judul Halaman

5.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas


menurut Kabupaten/Kota dan Ijazah/STTB Tertinggi
yang Dimiliki, 2008.......................................................... 81
5.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas
menurut Kabupaten/Kota dan Kemampuan
Membaca dan Menulis, 2008........................................... 82
6.1 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang
Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Umur
Kawin Pertama, 2008........................................................ 83
6.2 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang
Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan
Penggunaan Kontrasepsi, 2008....................................... 84
6.3 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang
Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan
Penggunaan Kontrasepsi, 2008................................... 85
6.4 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang
Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah
Anak Lahir Hidup, 2008..................................................... 86
6.5 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang
Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah
Anak Masih Hidup, 2008................................................... 87
6.6 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang
Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah
Anak....................................................................................... 88
6.7 Rata-rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah
Kawin Berumur 15-19 Tahun Menurut
Kabupaten/Kota, 2008..................................................... 89
7.1 Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota
dan Luas Lantai (meter persegi), 2008........................... 90
7.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Atap Terluas, 2008........................................... 91
7.3 Persentase Rumah Tangga Menurut
Kabupaten/Kota, dan Jenis Lantai Terluas, 2008........ 92
7.4 Persentase Rumah Tangga Menurut
Kabupaten/Kota, dan Jenis Dinding Terluas, 2008
..... 93
7.5 Persentase Rumah Tangga Menurut
Kabupaten/Kota, dan Sumber Air Minum, 2008.......... 94
vi 
 
Tabel Judul Halaman

7.6 Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air


Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air Menurut
Kabupaten/Kota, dan Jarak ke Tempat
Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Terdekat,
2008.................................................................................... 95
7.7 Persentase Rumah Tangga Menurut
Kabupaten/Kota dan Fasilitas Air Minum, 2008....... 96
7.8 Persentase Rumah Tangga Menurut
Kabupaten/Kota dan Cara Memperoleh Air
Minum, 2008....................................................................... 97
7.9 Persentase Rumah Tangga Menurut
Kabupaten/Kota dan Fasilitas Tempat Buang Air
Besar, 2008........................................................................ 98
7.10 Persentase Rumah Tangga Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kloset, 2008.................... 99
7.11 Persentase Rumah Tangga Menurut
Kabupaten/Kota dan Tempat Pembuangan Akhir 10
Tinja, 2008........................................................................ 0
7.12 Persentase Rumah Tangga Menurut 10
Kabupaten/Kota dan Sumber Penerangan, 2008.... 1
7.13 Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Telepon,
Telepon Selular, dan Komputer Menurut 10
Kabupaten/Kota, 2008................................................... 2
7.14 Persentase Rumah Tangga Yang Mengakses Internet 10
Menurut Kabupaten/Kota, 2008 ................................. 3
8.1 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/ Kota
dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan 10
2008.................................................................................... 4
8.2 Distribusi Pngeluaran per Kapita Sebulan menurut
Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per 10
Kapita Sebulan, 2008...................................................... 5
9.1 Persentase Rumah Tangga yang Mendapat
Pelayanan Kesehatan Gratis selma 6 Bulan
Referensi menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kartu 10
yang digunakan, 2008..................................................... 6

vii 
 
Tabel Judul Halaman

9.2 Persentase Rumah Tangga yang Membeli Beras


Murah / Raskin selma 3 Bulan Referensi dan Jumlah
Beras yang Dibeli menurut Kabupaten/ Kota,
2008...................................................................................... 107
9.3 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit
Usaha selama Setahun Terakhir menurut Kabupaten/
Kota dan Jenis Kredit, 2008............................................. 108
 

   

viii 
 
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1 Komposisi Penduduk di Papua Barat Berdasarkan Jenis


Kelamin dan Umur............................................................. 15

3.2 Komposisi Penduduk Papua Barat Berdasarkan Jenis


Status Perkawinan............................................................... 16

3.3 Komposisi Penduduk dengan Status Belum Kawin


Menurut Jenis Kelamin........................................................ 17

4.1 Komposisi Penduduk di Papua Barat yang Mengalami


Keluhan Kesehatan.............................................................. 20

4.2 Komposisi Penduduk di Papua Barat Menurut Keluhan


Kesehatan yang dialami.................................................... 22

4.3 Komposisi Penduduk Papua Barat Menurut


Kabupaten/Kota dan Jenis Keluhan Sakit......................... 23

4.4 Komposisi Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan


Cara Pengobatan Sendiri...................................................... 23

4.5 Komposisi Balita menurut Kabupaten/Kota dan


Penolong Kelahiran Pertama................................................ 27

5.1 Komposisi Penduduk berumur 10 Tahun ke atas


Menurut Ijazah Formal Minimal SMA................................ 31

5.2 Komposisi Penduduk berumur 10 Tahun ke atas


Menurut Kemampuan Membaca dan Menulis.................... 32

ix 
 
Gambar Judul Halaman

6.1 Komposisi Wanita yang Usia Perkawinan Pertama


Kurang dari 16 Tahun............................................................. 34

6.2 Komposisi Wanita 10 Tahun Ke Atas dan pernah kawin


yang Sedang Menggunakan KB........................................... 35

6.3 Komposisi Wanita berumur 10 Tahun ke Atas yang


Pernah Kawin Berdasarkan Jumlah Anak............................ 36

6.4 Komposisi  Wanita  berumur  10  Tahun  ke  Atas  yang  Pernah 
Kawin Berdasarkan Jumlah Anak............................................... 37

6.5 Komposisi Wanita berumur 10 Tahun ke Atas yang


Pernah Kawin Berdasarkan kelompok Jumlah Anak
Lahir Hidup.......................................................................... 38

6.6 Komposisi Wanita Berumur 15-49 Tahun Menurut Rata-


Rata Jumlah Anak Lahir Hidup........................................ 40

7.1 Komposisi Rumah Tangga di Papua Barat Menurut Luas


Lantai Rumah..................................................................... 42

7.2 Komposisi Rumah Tangga di Papua Barat Menurut Jenis


Atap Terluas.............................................................................. 43

7.3 Komposisi Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


dan Jenis Atap Terluas...................................................... 44

7.4 Komposisi  Rumah  Tangga  Menurut  Kabupaten/Kota, 


Penggunaan  Atap  Genteng,  Lantai  Bukan  Tanah,  dan 
Dinding Tembok.................................................................... 45

7.5 Komposisi Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


yang Jarak Sumber Air Minum ke Tempat Pembuangan
Tinja kurang dari 10 meter................................................... 49


 
Gambar Judul Halaman

7.6 Komposisi Rumah Tangga Berdasarkan


Kabupaten/Kota dan Cara Memperoleh Air Minum........ 50

7.7 Komposisi Rumah Tangga Berdasarkan


Kabupaten/Kota dan Tidak Adanya Kloset sebagai
Tempat Buang Air Besar......................................................... 51

7.8 Komposisi Rumah Tangga Berdasarkan


Kabupaten/Kota dan Penggunaan Listrik.......................... 53

8.1 Komposisi Penduduk Papua Barat menurut Jenis


Konsumsi dan Kelompok Pengeluaran Per Kapita............ 58

8.2 Komposisi Penduduk Papua Barat Berdasarkan Jenis


Konsumsi Bukan Makanan...................................................... 60

9.1 Persentase Rumah Tangga yang Mendapatkan


Pelayanan Kesehatan Gratis di Papua Barat................... 63

9.2 Persentase Rumah Tangga yang Membeli Raskin


Menurut Kabupaten/Kota...................................................... 64

9.3 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit


Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kredit..................... 66

   

xi 
 
 

xii 
 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
I. PENDAHULUAN

Provinsi Papua Barat merupakan provinsi yang


relatif muda. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari
Provinsi Papua. Sebagai bagian dari kebijakan
desentralisasi pembangunan, Provinsi Papua pecah menjadi
tiga bagian berdasarkan Undang-Undang No 45 Tahun
2000 yaitu Irian Jaya Timur (sekarang Provinsi Papua),
Irian Jaya Tengah (hingga saat ini belum terbentuk) dan
Irian Jaya Barat (sekarang Provinsi Papua Barat). Provinsi
Papua Barat mulai operasional dipimpin oleh seorang
gubernur setelah Abraham Oktovianus Atururi dinyatakan
sebagai pemenang pemilihan gubernur Irian Jaya Barat
oleh KPU pada tahun 2006.
Sebagai provinsi yang berada di bagian barat
pulau burung cendrawasih, kondisi geografis hampir sama
dengan Provinsi Papua. Daerah berbukit-bukit dan
pegunungan merupakan faktor utama yang menghambat
aksesibilitas warga untuk mencapai fasilitas seperti rumah
sakit, sekolah, perguruan tinggi dan lain-lain. Kondisi
geografis ini juga yang mengakibatkan biaya transportasi
tinggi. Akibatnya, pembangunan perumahan dan fasilitas-
fasilitas pendukung lainnya membutuhkan biaya yang
sangat mahal.
Keterisoliran warga marupakan masalah lain dari
pembangunan di Papua Barat. Distribusi penduduk yang

 
  1 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
terpusat di daerah pesisir dan jarang di pegunungan
mengakibatkan sebaran penduduk menjadi tidak merata.
Dampaknya adalah tidak semua penduduk Papua Barat
dapat menikmati hasil-hasil pembangunan. Meskipun
penduduk Papua Barat tinggal di daerah yang kaya
sumber daya alam, tetapi kualitas penduduknya masih
tergolong tertinggal.
Untuk dapat melihat dampak pembangunan Provinsi
Papua Barat terhadap penduduknya diperlukan data dan
informasi yang meliputi aspek-aspek kesejahteraan
penduduk. Data dan Informasi tersebut dihimpun dalam
kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Susenas
merupakan survei rutin tahunan yang diselenggarakan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Susenas merupakan survei yang
memotret aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan, perumahan, dan konsumsi penduduk.
Dengan demikian, Susenas memiliki kemampuan untuk
menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk.
Publikasi “Statistik Kesejahtaraan Rakyat Provinsi
Papua Barat Tahun 2008” merupakan himpunan data hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2008 di
delapan kabupaten dan satu kota se-Provinsi Papua Barat.
Pelaksanaan Susenas tahun 2008 bertepatan dengan
pelaksanaan Susenas Modul Perumahan. Susenas
dilaksanakan pada bulan Juli 2008.
Sampel meliputi rumah tangga di perkotaan dan
daerah perdesaan. Total sampel Susenas di Provinsi Papua
 
2   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Barat 2.336 rumah tangga terdiri dari 1.856 rumah
tangga kor dan 480 rumah tangga Kor dan modul
perumahan. Dengan sampel rumah tangga kor dan modul
perumahan sebanyak itu hanya dapat disajikan sampai
tingkat provinsi. Karena itu, publikasi ini hanya menyajikan
hasil survei Susenas kor karena ditujukan untuk
menggambarkan tingkat kabupaten.

Sistematika Penulisan
Publikasi “ Statistik Kesejahteraan Rakyat di Provinsi
Papua Barat Tahun 2008” disusun dengan sistematika
sebagai berikut. Setelah bab ini adalah Bab Metode
Survei. Pada Bab Metode Survei dikemukakan tahapan-
tahapan survei mulai dari ruang lingkup, kerangka sampel,
hingga konsep dan definisi. Gambaran kesejahteraan
penduduk dimulai pada bab tiga dengan mengulas aspek
kependudukan. Pembahasan selanjutnya membahas aspek
kesehatan penduduk pada bab empat, aspek pendidikan
pada bab lima, aspek fertilitas dan keluarga berencana
pada bab enam, aspek ketenagakerjaan perumahan pada
bab tujuh, dan aspek konsumsi rumah tangga pada bab
delapan. Publikasi ini ditutup dengan pembahasan aspek
teknologi dan informasi pada bab sembilan.

 
  3 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 

 
4   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
II. METODE SURVEI

Ruang Lingkup
Susenas 2008 dilaksanakan di seluruh Indonesia
termasuk di Provinsi Papua Barat. Jumlah sampel yang diliput
seabanyak 2.336 rumah tangga yang tinggal di blok sensus
bukan khusus dan bukan rumah tangga khusus (lihat konsep dan
definisi). Jumlah rumah tangga sampel tersebut cukup
representatif untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan
penduduk Papua Barat hingga level kabupaten. Selain itu,
jumlah sampel tersebut juga representatif menggambarkan
tingkat kesejahteraan penduduk di daerah perkotaan dan
perdesaan.

Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas Juli
2008 terdiri dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel untuk
pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan
subblok sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah
tangga lebih besar dari 150 rumah tangga), dan kerangka
sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok
sensus/subblok sensus terpilih.
Kerangka sampel blok sensus adalah master frame
blok sensus yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil
pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel blok sensus ini mencakup
 
  5 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
blok sensus di delapan kabupaten dan satu kota dan
dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah
perkotaan adalah daftar blok sensus yang terdapat di daerah
perkotaan di setiap kabupaten/kota, sedangkan kerangka
sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perdesaan
adalah daftar blok sensus yang terdapat di daerah perdesaan
disetiap kabupaten/kota. Kerangka sampel untuk pemilihan
subblok sensus adalah daftar subblok sensus yang terdapat
dalam blok sensus terpilih yang mempunyai jumlah rumah
tangga lebih besar dari 150 rumah tangga.

Rancangan Penarikan Sampel


Rancangan penarikan sampel Susenas Juli 2008
adalah rancangan penarikan sampel bertahap dua. Pada
tahap pertama dipilih secara acak 146 blok sensus dari master
frame blok sensus dengan menggunakan metode probability
proportional to size (PPS). Size yang digunakan adalah jumlah
rumah tangga hasil P4B.
Pada tahap kedua, dipilih masing-masing 16 rumah
tangga dalam setiap blok sensus terpilih. Pemilihan ke-16
rumah tangga sampel dilakukan setelah pendaftaran rumah
tangga dalam satu blok sensus selesai dikerjakan. Pemilihan
rumah tangga sampel menggunakan sistematic sampling
tepatnya linear systematic sampling.

 
6   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data di setiap rumah tangga terpilih
dilakukan melalui wawancara langsung antara pencacah
dengan responden. Keterangan tentang rumah tangga dapat
dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah
tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah
tangga lain yang mengetahui karakteristik yang ditanyakan.

Konsep dan Definisi


Blok Sensus
Blok sensus adalah bagian dari suatu wilayah
desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja dari seorang
Pencacah.
Kriteria blok sensus adalah sebagai berikut:
1. Setiap wilayah desa/kelurahan dibagi habis menjadi
beberapa blok sensus.
2. Blok sensus harus mempunyai batas-batas yang
jelas/mudah dikenali, baik batas alam maupun buatan.
Batas satuan lingkungan setempat/SLS, seperti: RT, RW,
dusun, lingkungan, dan sebagainya diutamakan sebagai
batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas
alam atau buatan).
3. Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan.
Blok sensus biasa (B) adalah blok sensus yang muatannya
antara 80 sampai 120 rumah tangga atau bangunan sensus
tempat tinggal atau bangunan sensus bukan tempat tinggal
atau gabungan keduanya dan sudah jenuh.
 
  7 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Blok sensus khusus (K) adalah blok sensus yang mempunyai
muatan sekurang-kurangnya 100 rumah tangga, kecuali untuk
lembaga pemasyarakatan tidak ada batas muatan. Tempat-
tempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus antara lain:
asrama militer (tangsi) dan daerah perumahan militer dengan
pintu keluar masuk yang dijaga.
Blok sensus persiapan (P) adalah blok sensus yang kosong.
Contoh: Sawah, kebun, tegalan, rawa, hutan, daerah yang
dikosongkan (digusur) atau bekas permukiman yang terbakar.
Rumah Tangga
Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang
yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau
sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu
dapur. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak,
dan anak.
Juga dianggap sebagai rumah tangga biasa antara lain:
1. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian
bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri.
2. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus
tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan
sensus tersebut masih dalam (sub) blok sensus yang sama
dianggap sebagai satu rumah tangga.
3. Pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya
kurang dari 10 orang. Pemondok dianggap sebagai art
induk semangnya.
4. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu
kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus
 
8   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga
biasa.
5. Anggota TNI yang tinggal di asrama bersama
keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-
harinya
Rumah tangga khusus
1. Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat
tinggal yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur
oleh suatu yayasan atau badan, misalnya asrama
perawat, asrama mahasiswa, asrama TNI (tangsi).
2. Orang-orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan,
panti asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya.
3. Sekelompok orang yang mondok dengan makan
(indekos) yang berjumlah lebih besar atau sama dengan
10 orang.
Rumah tangga khusus tidak dicakup dalam kegiatan Susenas.
Anggota rumah tangga (art) adalah semua orang yang
biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (krt,
suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain,
pembantu rumah tangga atau art lainnya), baik yang berada
di rumah tangga responden maupun sementara tidak ada pada
waktu pencacahan.
Kepala rumah tangga (krt) adalah seseorang dari sekelompok
art yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah
tangga, atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai krt.

 
  9 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Status Perkawinan
Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau
suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal
bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak
saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama,
negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup
bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai
suami-istri.
Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai
suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini
termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi
secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya
hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri
ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah,
bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita
yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil,
dianggap cerai hidup.
Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau
istrinya dan belum kawin lagi.
Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang
mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena
penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama sebulan
terakhir tidak mempunyai keluhan), kecelakaan, kriminal atau
hal lain.
Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya orang yang
mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan
 
10   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat
pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap,
termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah art.
Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan menginap 1
malam atau lebih di suatu unit pelayanan kesehatan modern
atau tradisional, termasuk dalam kejadian ini adalah rawat
inap untuk persalinan.
Pendidikan
Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak pernah atau
belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal,
termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak
tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar.
Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal.
Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal,
tetapi pada saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak
lagi aktif.
Fertilitas dan Keluarga Berencana
Anak kandung lahir hidup adalah anak kandung yang pada
waktu dilahirkan menunjukkan tanda-tanda kehidupan,
walaupun mungkin hanya beberapa saat saja, seperti jantung
berdenyut, bernafas, dan menangis.
MOW (medis operasi wanita)/tubektomi (sterilisasi wanita)
adalah operasi yang dilakukan pada krt/art wanita untuk

 
  11 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengikat saluran
telur.
MOP (medis operasi pria)/vasektomi (sterilisasi pria) adalah
suatu operasi ringan yang dilakukan pada krt/art pria dengan
maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan pada
pasangannya.
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/IUD (Intra Uterus
Device)/spiral adalah alat yang dibuat dari plastik
halus/tembaga, berukuran kecil, berbentuk spiral, T, kipas dan
lainnya, dipasang di dalam rahim untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
Suntikan KB adalah salah satu cara pencegahan kehamilan
dengan jalan menyuntikkan cairan tertentu ke dalam tubuh
secara periodik, misalnya satu, tiga atau enam bulan sekali.
Susuk KB/norplan/implanon/alwalit (Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit) adalah enam batang logam kecil yang
dimasukkan ke bawah kulit lengan atas untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
Pil KB adalah pil yang diminum untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Pil ini harus diminum secara teratur setiap hari.
Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat dari karet,
berbentuk seperti balon, yang dipakai oleh krt/art laki-laki
selama bersenggama dengan maksud agar istrinya/
pasangannya tidak menjadi hamil.
Intravag/tisue/kondom wanita adalah tisue KB yang
dimasukkan ke dalam vagina sebelum kumpul.
Cara tradisional
 
12   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Pantang berkala/sistim kalender didasarkan pada pemikiran
bahwa dengan tidak melakukan senggama pada hari-hari
tertentu, yaitu pada masa subur dalam siklus bulanan, seorang
wanita dapat menghindarkan terjadinya kehamilan.
a. Senggama terputus adalah cara yang dilakukan oleh krt/art
laki-laki untuk mencegah masuknya air mani ke dalam rahim
wanita, yaitu dengan menarik alat kelaminnya sebelum terjadi
ejakulasi (klimaks).
b. Cara tradisional lainnya misalnya menyusui dengan sengaja
untuk KB, tidak campur (puasa), jamu, dan urut.
c. Perumahan
d. Luas lantai yang dimaksud di sini adalah luas lantai yang
ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari (sebatas
atap).
e. Fasilitas Air Minum
f. Yang termasuk fasilitas air minum adalah instalasi air minum
yang dikelola oleh PAM/PDAM atau non-PAM/PDAM,
termasuk sumur dan pompa.
Teknologi dan Informasi
Telepon adalah pesawat yang menyalurkan percakapan
jarak jauh melalui kawat dan listrik.
Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan
dapat menerima informasi input digital, kemudian
memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di
memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.

 
  13 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistim
komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer
dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia

 
14   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
  III. K
KEPENDUDUK
KAN 

   

Kependudukan  atau  demografi    adalah  ilmu  yang 


pelajari  dinamika  kependudukan  manusia  pada  suatu 
memp s
wilayaah tertentu, melip
puti di dalamnya ukuran, struktur,, dan 
busi  penduduk.    Jumlah  penduduk  berubah  seetiap 
distrib
waktu  akibat  adanya  kelahiran,  kem
matian,  migrasi  sserta 
penuaan. Kependudukan dapat merujuk secara keseluru
uhan 
atau  kkelompok  terten
ntu  yang  didasarkan  kriteria  seperti 
umur,  pendidikan,  jen
nis  kelamin  dan
n  lainnya.  Komp
posisi 
pendu pua  Barat  menurrut  jenis  kelamin  dan  
uduk  Provinsi  Pap
umur,  

100.00

80.00

Persentase

1  58.43 
60.61
60.00
0  L
Laki‐laki
37.66 40.20 
40.00

Perempu
P
20.00
0  a
an
1.73   1.36    Gambar 3.1
‐ Persentase
0 ‐ 14 15 ‐ 64 65+ Penduduk di
Papua Barat
Kelompok Um
mur Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Umuur
 
 

 
1  
  15
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
disajikan  pada  Tabel  3.1  daan  Tabel  3.2.  Tampak 
T bahwa 
persentase terbesar berada p
pada usia produkttif baik laki‐laki 
maupun  perrempuan.  Persen
ntase  penduduk  usia  produktif 
(berumur 15‐64 tahun) masin
ng‐masing sebesaar 60,61 persen 
dan 58,43 peersen (lihat Gambar 3.1). Berdasaarkan Tabel 3.1 
persentase  penduduk  pereempuan  Kabupaten  Fak‐Fak, 
Kabupaten  Manokwari,  daan  Kota  Sorongg  lebih  besar 
daripada pen
nduduk laki‐laki.  Sebaliknya di en
nam kabupaten 
lainnya, perssentase pendudu
uk laki‐laki lebih  besar daripada 
penduduk peerempuan.  

770.00  

660.00  

550.00  

440.00  

330.00  

220.00  

110.00  

.00  
Kab. Sorong Selatan

Kota Sorong
Kab. Fakfak

Kab. Kaimana

Kab. Teluk Wondama

Kab. Teluk Bintuni

Kab. Sorong

Kab. Raja Ampat
Kab. Manokwari

Gambar 3.2
Persentase
P
Penduduk Papua
Barrat Berdasarkan
Jenis Status
Perkawinan
Belum Kaw
win Kawin
  Cerai Hdup Cerai Mati

 
 
16   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
Tabel  3.2  menunjukkan  bahwa  sebesar  38,9  peersen 
uduk  berada  pada  usia  muda  (0‐14  tahun),  59,55 
pendu 5
persen
n  pada  usia  prod
duktif  (15‐64  tahun),  dan  1,55  peersen 
berum
mur  65  tahun  leb
bih.  Kota  Sorong  memiliki  persen
ntase 
pendu
uduk  dengan  usia 
u produktif  tertinggi  (64,0
08%) 
sedanggkan  Kabupaten
n  Raja  Ampat  terendah  (53,8
84%). 
osisi  penduduk  dengan  usia  65  tahun  lebih
Kompo h  di 
Kabup
paten Sorong men
nduduki urutan p
pertama yaitu seb
besar 
4,06 persen dan yang tterendah di Kabupaten Sorong Sellatan 
sebesaar 0,42 persen. 

50.00  
45.00   46.98   44.51  
43.89  
40.00  
35.00  
30.00  
25.00   27.42  
20.00  
15.00  
10.00  
Gambar 3.3 5.00  
Persentase i .00  
Penduduk
Kab. Raja Ampat
Kab. Fakfak

Kota Sorong
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama

Kab. Sorong Selatan
Kab. Kaimana
Kab Kaimana

Kab. Sorong
Kab. Manokwari

dengan
Status Belum
Kawin
Menurut
Jenis
Kelamin Laki‐laki Perempuan
 
Sebagian  besar  penduduk  di  Paapua  Barat  bersttatus 
kawin  (Tabel 3.3). Sebaanyak separoh leebih penduduk Paapua 
Barat  berstatus  kawin
n  (56,66%),  sedaangkan  36,68  peersen 
belum kawin,  1,6  persen cerai hidup  dan 
d 5,05 persen  cerai 
 
1  
  17
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
mati. Semakin banyak penduduk yang berstatus kawin maka 
peluang untuk timbulnya kelahiran penduduk baru semakin 
besar dan tentunya akan menambah pula jumlah penduduk 
di  Papua  Barat.  Dalam  hal  ini  Kabupaten  Sorong  yang 
memiliki persentase tertinggi (65,61%). Laki‐laki yang belum 
kawin relatif lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang 
belum kawin (Gambar 3.3). Penduduk dengan status belum 
kawin tertinggi berada di Kabupaten Fak‐Fak (43,89%).   
Terjadinya perceraian (cerai hidup) penduduk di Kota 
Sorong  memiliki  persentase  tertinggi  yaitu  sebesar  3,63 
persen.  Sedangkan  untuk  cerai  mati  paling  besar 
persentasenya di Kabupaten Sorong Selatan (4,92%). 
   

   

 
18   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
  IV. KESEHATAN 

   

Pembangunan  masyarakat  meliputi  beberapa 


bidang,  salah  satunya  adalah  bidang  kesehatan.  Keadaan 
kesehatan  penduduk  merupakan  cermin  dari 
kesejahteraan  masyarakat.  Kesehatan  juga  menjadi 
penunjang  kualitas  sumber  daya  manusia.  Pelayanan 
kesehatan  yang  disediakan  pemerintah  untuk  masyarakat 
belum  tersampaikan  secara  optimal  karena  kurangnya 
informasi atau data. Informasi ini sangat penting terutama 
dalam  hal  penyediaan  fasilitas  kesehatan  masyarakat. 
Banyaknya  keluhan  kesehatan  yang  dialami  masyarakat 
menunjukkan  derajat  kesehatan  pada  masyarakat 
tersebut.  Gambar  4.1  menunjukkan  bahwa  Kabupaten 
Teluk  Bintuni  memiliki  penduduk  dengan  keluhan 
kesehatan  terbanyak  dengan  persentase  sebesar  58,14 
persen  sedangkan  kabupaten  Raja  Ampat  hanya  sebesar 
11,88 persen. 
Keluhan  kesehatan  yang  dialami  kebanyakan 
masyarakat pada wilayah tertentu dapat dijadikan sebagai 
informasi  seperti dalam  hal  penyediaan obat‐obatan atau 
tenaga medis. Berdasarkan Gambar 4.2 keluhan kesehatan 
yang  paling  banyak  dialami  penduduk  di  Papua  Barat 

 
  19 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
adalah  batuk  yaitu  sebesar  14,17  persen  sedangkan 
keluhan yang paling sedikit  dialami adalah d
diare/buang air 
sebesar 1,2
26 persen. 
Gambar  4.3  menun
njukkan  bahwa  Teluk  Bintuni 
memiliki peersentase pendud
duk yang paling ttinggi dengan 

Kota Sorong 40.97   
Kab. Raja Ampat 11.88   
Kab. Sorong 30.63   
Kaab. Sorong Selatan 42.95   

Gam
mbar 4.1 Kab. Manokwari 28.15   
Persentase Kab. Teluk Bintuni 8.14   
58
Pe
enduduk di Kab
b. Teluk Wondama 31.85   
Pa
apua Barat
Kab. Kaimana 16.26   
yang
Mengalami
M Kab. Fakfak 14.91   
Keluhan
Kesehatan .00       50.00       100.00      
 
keluhan keesehatan lainnya  (48,52%) sedanggkan penduduk 
di Kabupateen Sorong Selatan adalah pilek ( 3
31,34%). 
Keseehatan  manusia  jjuga  dilihat  dari  rata‐rata  lama 
sakit.  Semakin  lama  orangg  sakit  maka  daapat  dikatakan 
bahwa tinggkat kesehatannyya semakin menu
urun. Tabel 4.2 
menunjukkkan  bahwa  Kabupaten  Sorong  Se
elatan  memiliki 
persentasee  penduduk  yangg  paling  tinggi  deengan  rata‐rata 
lama  sakitt  paling  lama  3  hari  (82,61%
%).  Sebaliknya, 
kabupaten  ini  memiliki  persentase  terkecill  penduduknya 

 
20   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
yang rata‐rata lama sakitnya antara 22‐30 hari (0%). Hal ini 
dapat  dikatakan  bahwa  secara  umum,  penduduk 
Kabupaten  Sorong  Selatan  paling  jarang  mengalami  sakit. 
Cara  penanganan  terhadap  sakit  atau  penyakit  juga 
menentukan  kecepatan  penyembuhan.  Persentase 
penduduk Kabupaten Sorong yang melakukan pengobatan 
sendiri  sebesar  70,58  persen  (lihat  Table  4.3).  Hal  ini 
berarti dari 100 penduduk di Kabupaten Sorong, sebanyak 
70  penduduk  yang  melakukan  pengobatan  sendiri  (lihat 
Tabel  4.3).  Angka  ini  merupakan  yang  paling  tinggi  di 
antara  kabupaten/kota  yang  lainnya.  Sedangkan  yang 
paling rendah adalah di Kabupaten Teluk Bintuni (43,07%). 
Pengobatan  sendiri  yang  dilakukan  ada  3  macam  cara 
yaitu secara tradisional, modern, dan lainnya. Pengobatan 
secara  tradisional  paling  diminati  oleh  penduduk 
Kabupaten  Sorong  Selatan  yaitu  sebanyak  77,88  persen 
sedangkan  Kota  Sorong  memiliki  persentase  terkecil 
(8,72%). 
Berdasarkan  Gambar  4.4  menunjukkan  bahwa 
hampir  di  seluruh  kabupaten/kota  di  Papua  Barat, 
pengobatan  sendiri  yang  dilakukan  secara  modern  relatif 
besar.  Penduduk  yang  melakukan  pengobatan  sendiri 
secara  tradisional  di  Kabupaten  Sorong  Selatan  memiliki 
persentase  tertinggi  (77,88%  )    jika  dibandingkan  dengan 
 
  21 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
kabupaten//kota  yang  lain
nnya  sedangkan  Kota  Sorong 
persentaseenya terendah (8,72%).  

Lainnya 10.90   

Sakit gigi 1.6
60   

Gamb bar 4.2 Sakit kep


pala berulang 55.84   
Perrsentase
Diaree/     buang air 1.2
26   
Pendduduk di
Papuua Barat Asma// napas sesak 1.338   
M
Menurut Pilek 13.68   
Keluhan
Kesehata
an yang Batuk 14.17   
dialami Panas 12.99   

  .00      20
0.00      
40.00      
60.00      
80.00      
100.00      
 
Dalam  penyembuhan  orang  sakkit,  terkadang 
memerlukaan  penanganan  dan 
d pengawasan
n  yang  intensif. 
p merupakan salah satu penanganan pada orang  
Rawat inap
sakit  yang  dianggap  lebih  baik  daripada  berobat  jalan. 
Tetapi  tidak  semua  orang  sakit 
s memilih  untuk  rawat  inap 
karena berbagai macam alaasan seperti keteerbatasan biaya 
atau  tingkaat  keparahan  peenyakit  yang  massih  bisa  diatasi 
dengan  beerobat  jalan.  Peersentase  pendu
uduk  di  Papua 
Barat  yangg  memilih  berobaat  jalan  sebesar  39,91  persen. 
Penduduk  di  Kabupaten  Raaja  Ampat  memiiliki  persentase 
terbesar  yaang  memilih  berobat  jalan  (74,56
6%)  sedangkan 
Kabupaten  Sorong  Selatan
n  memiliki  perseentase  terkecil  
(19,75%). 

 
22   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
48.52   
50.00      
45.00      
40.00      
35.00      
Paanas
30.00      
25.00       Batuk
20.00      
Pilek
15.00      
10.00       Asma/ napas sesak
5.00      
.00       Diare/     buang air
Kab. Kaimana

Kab. Sorong Selatan
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Fakfak

Kab. Raja Ampat
Kab. Manokwari

Kab. Sorong

Kota Sorong
Saakit kepala berulang
Saakit gigi
Laainnya
Gambar 4.3
Persentase Penduuduk
Papua Barat Menurut
Kabupaten/Kota dan 
Jenis Keluhan Sakit
 

Kota SSorong
8.72    91.94   
Kab. Raja A
Ampat 4
48.42   
Kab. SSorong 94.43   
3. Lainnyya
Kab. Sorong Selatan 96.77   
77.88    Gambar 4.44
Kab. Mano
okwari 2. Mode
ern
Persentase 
17.27    Penduduk
Kab. Teluk B
Bintuni 82.73    menurut
ndama
Kab. Teluk Won 1. Tradissional Kabupaten//Kota
dan Cara
Kab. Kaimana
Pengobatan
Kab. Fakfak Sendiri

.00                    
20.00                    
40.00               
60.00       
80.0010                    
100.00                    
             
      120.00                      
 

 
2  
  23
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Hal  yang  juga  menjadi  perhatian  dalam  bidang 
kesehatan masyarakat adalah adanya sarana atau fasilitas 
kesehatan.  Pemanfaatan  fasilitas  kesehatan  yang 
disediakan  pemerintah  dapat  menunjukkan  seberapa 
optimal fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Fasilitas 
kesehatan yang disediakan oleh pemerintah seperti rumah 
sakit  pemerintah  dan  Puskesmas/Pustu.  Pemanfaatan 
fasilitas  kesehatan  secara  keseluruhan  dapat  dilihat  pada 
Tabel  4.4.  Sebesar  75,37  persen  dari  penduduk  di  Papua 
Barat  memanfaatkan  Puskesmas/Pustu    sebagai  tempat 
berobat,  sedangkan  sebanyak  11,72  persen  praktek 
dokter/poliklinik,  9,31  persen  rumah  sakit  pemerintah, 
3,11  persen  adalah  petugas  kesehatan,  2,39  persen 
memilih  berobat  di  rumah  sakit  swasta,  0,21  persen 
praktek batra, 0,1 persen ke dukun/tabib, dan 2,86 persen 
lainnya.  Penduduk  Kabupaten  Sorong  masih 
mengandalkan  praktek  batra  dan  dukun/tabib  sebagai 
tempat  berobat  yaitu  masing‐masing 2,61  persen  dan  1,3 
persen. 

BALITA 
 
Pembangunan kualitas sumber daya manusia dapat 
dimulai  dari  pembangunan  generasi  pengganti  sejak  dini. 
Balita sebagai penerus generasi bangsa, menjadi perhatian 

 
24   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
tersendiri  dalam  pembangunan  sumber  daya  manusia. 
Balita  yang  sehat  dan  tercukupi  kebutuhan  gizinya  akan 
menjadi  balita  yang  kuat  dan  cerdas.  Kesehatan  balita 
selain  ditentukan  oleh  kesehatan  ibu  hamil  juga 
dipengaruhi  oleh  penolong  kelahiran.  Kesehatan  ibu  dan 
anak  secara  umum  dapat  dilihat  dari  data  penolong 
kelahiran.  Penolong  kelahiran  yang  dilakukan  oleh  dokter 
atau  tenaga  medis  lainnya  dianggap  lebih  baik  jika 
dibandingkan  dengan  dukun  atau  famili.  Tabel  4.5 
menunjukkan  bahwa  45,95  persen  penolong  kelahiran 
pertama  balita  dilakukan  oleh  bidan,  25,39  persen  oleh 
dukun, 17,25 persen oleh famili, 7,74 persen oleh dokter, 
2,6  persen  oleh  tenaga  medis  lain,  dan  1,07  persen  oleh 
lainnya. 
Masih tingginya persentase kelahiran  yang ditolong 
oleh  dukun  di  Papua  Barat  menunjukkan  bahwa  peranan 
dukun dalam proses kelahiran balita pertama masih tinggi. 
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa dukun memiliki peranan 
terbesar di Kabupaten Raja Ampat dalam proses kelahiran 
balita  pertama  (  54,15%)  sedangkan  untuk  tenaga  bidan 
paling berperan di Kabupaten Kaimana dengan persentase 
72,74 persen.  
Berdasarkan Tabel 4.5 dan 4.6 menunjukkan bahwa 
baik  penolong  kelahiran  balita  pertama    maupun  terakhir 
 
  25 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
di  Papua  Barat  di  dominasi  oleh  bidan.  Hal  ini 
menunjukkan  bahwa  secara  keseluruhan  bidan  memiliki 
peranan  yang  paling  besar  dalam  menolong  kelahiran 
balita di Papua Barat. Sedangkan dukun berada pada posisi 
kedua setelah bidan.  
Setelah  proses  kelahiran,  kesehatan  balita  juga 
ditentukan  oleh  asupan  gizi  yang  diberikan.  ASI  sebagai 
makanan  pertama  untuk  balita  menyediakan  asupan  gizi 
yang  sempurna  dan  sesuai  kebutuhan  balita.  Pemberian 
ASI  pada  balita  akan  mempengaruhi  derajat  kesehatan 
pada balita. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 32,22 
persen  balita  di  Papua  Barat  mengalami  pemberian  ASI 
selama  12‐17  bulan,  31,96  persen  selama  lebih  dari  24 
bulan,  18,05  persen  yang  mengalami  pemberian  ASI 
kurang  dari  5  bulan.  Masih  tingginya  pemberian  ASI 
selama lebih dari 24 bulan menunjukkan bahwa kesadaran 
ibu‐ibu di Papua Barat untuk menyusui masih tinggi. 
Ada  dua  faktor  yang  mempengaruhi  tumbuh 
kembang  anak  yaitu  faktor  genetik  dan  faktor  lingkungan 
(milleu).  Faktor  lingkungan  dan  bukan  lingkungan  yang 
baik  harus  dapat  menyediakan  segala  kebutuhan  dasar 
anak untuk dapat tumbuh kembang optimal, yang dikenal 
dengan asuh, asah dan asih. Asuh berupa kebutuhan fisis‐
biomedis,  asah  bermakna  kebutuhan 
 
26   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
latihaan/rangsangan/b
bermain/stimulassi,  asih  beerarti 
kebu
utuhan  akan  kasiih  sayang/emosi  (Titi  Sularyo,  19
994).  
Kebu
utuhan fisis‐biom
medis atau asuh m
mencakup kebutu
uhan 
nutriisi  yang  seimban
ng  dan  tepat,  perawatan 
p keseh
hatan 
dasar,  pakaian,  peerumahan,  dan
n  lingkungan  sserta 
kesegaran jasmani. 

80.00        
70.00        
Dokteer
60.00        
50.00        
Bidan
n
40.00        
30.00        
Tenagga Medis 
20.00         Lain
10.00         Dukun
.00         Gambar 4.5 
Persentase 
Kab. Kaimana

Kab. Sorong Selatan
Kab. Teluk Bintuni

Kab Raja Ampat


Kab. Fakfak

Kab. Raja Ampat
Kab. Manokwari
Kab. Teluk Wondama

Kab. Sorong

Kota Sorong

Famili
Balita menurrut 
Lainnya Kabupaten/K Kota 
dan Penolongg 
Kelahiran 
Pertama 
 
Nutrisi  memeggang  peranan  paling  penting  daalam 
mem
menuhi  kebutuhaan  asuh  ini.  Kasu
us‐kasus  gizi  buru
uk  di 
negaara  Indonesia  menjadi 
m bukti  bahwa  permasalaahan 
nutriisi  ini  masih  men
njadi  kendala  di  sebagian  masyarrakat 
kita.  Namun  yang  tidak  kalah  penting 
p juga  ad
dalah 
perawatan  kesehatan
n  dasar,  yang  teermasuk  di  dalam
mnya 

 
2  
  27
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
adalah  imunisasi  dan  usaha  pencegahan  morbiditas  pada 
anak  yang  lainnya.  Anak  yang  sehat  akan  tumbuh  dan 
berkembang  dengan  baik,  sedangkan  anak  yang  sering 
sakit  akan  terganggu  pula  tumbuh  kembangnya.  Dengan 
demikian  imunisasi  sebagai  salah  upaya  mencegah 
terjangkitnya  penyakit  pada  anak  menjadi  program  wajib 
yang  telah  disediakan  oleh  negara/pemerintah  melalui 
program pengembangan imunisasi (PPI). Telah kita ketahui 
bersama  bahwa  dengan  pemberian  imunisasi  telah  bisa 
menyelamatkan berjuta‐juta nyawa anak didunia.  
Imunisasi yang diberikan pada balita di Papua Barat 
diantaranya  adalah  imunisasi  BCG,  DPT,  Polio, 
Campak/Morbili,  dan  Hepatitis  B.  Tabel  4.8  menunjukkan 
bahwa  persentase  balita  yang  mendapatkan  imunisasi 
sangat  tinggi  untuk  semua  jenis  imunisasi  yaitu  89,92 
persen  BCG,  84,19  persen  DPT,  84,42  persen  Polio,  71,37 
persen  campak/Morbili,  dan  sebanyak  75,77  persen 
imunisasi  Hepatitis  B.  Kabupaten  Kaimana  memiliki 
persentase  terendah  jika  dibandingkan  dengan 
kabupaten/kota  yang  lainnya  di  Papua  Barat  yang 
mendapat imunisasi campak dan Hepatitis B yaitu masing‐
masing 67,2 persen dan 70 persen. 
 
 
 
28   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 

  V. PENDIDIKAN 

   

Selain  aspek  kesehatan,  aspek  pendidikan  juga 


menjadi  salah  satu  indikator  kualitas  sumber  daya 
manusia.  Pendidikan  menentukan  tingkat  kecerdasan  dan 
keterampilan  manusia  dan  juga  menjadi  sarana  dalam 
membangun kehidupan sosial ekonomi dalam masyarakat. 
Untuk mengetahui sejauh mana program pendidikan yang 
dicanangkan  pemerintah  terlaksana  maka  perlu  adanya 
informasi  mengenai  komposisi  penduduk  berdasarkan 
partisipasi sekolah.   
Tabel  5.1  menunjukkan  bahwa  sebanyak  68,72 
persen  penduduk  berumur  10  tahun  ke  atas  sudah  tidak 
bersekolah  lagi,  itu  artinya  bahwa  dari  100  penduduk 
sebanyak  68  orang  tidak  bersekolah  lagi.  Dalam  hal  ini, 
Kabupaten  Raja  Ampat  memiliki  persentase  tertinggi  di 
Papua Barat (76,48%).  
Masih tingginya jumlah penduduk yang sudah tidak 
bersekolah  lagi  di  Papua  Barat  ini  menunjukkan  bahwa 
angka  partisipasi  sekolah  di  Provinsi  Papua  Barat  masih 
rendah.  Kabupaten  Sorong  Selatan  memiliki  tingkat 
partisipasi sekolah paling tinggi yaitu persentase penduduk 

 
  29 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
berumur  10  tahun  ke  atas  yang  masih  bersekolah 
sebanyak  28,46  persen  sedangkan  yang  terendah  di 
Kabupaten  Kaimana  sebanyak  19,9  persen.  Kabupaten 
Sorong  Selatan  juga  memiliki  Tingkat  partisipasi  di 
perguruan  tinggi  paling  tinggi    (4,18%)  sedangkan  yang 
terendah di Kabupaten Teluk Bintuni (0,27%).  
Kualitas pendidikan formal dalam masyarakat dapat 
diukur  dari  ijazah/STTB  tertinggi  yang  dimiliki.  Semakin 
tinggi tingkat pendidikan  formal masyarakat maka tingkat 
intelektualitas  masyarakat  juga  semakin  tinggi.  Tabel  5.2 
menunjukkan  bahwa  komposisi  penduduk  berumur  10 
tahun  ke  atas  di  Papua  Barat  yang  tidak  memiliki  ijazah 
yaitu  sebesar  32,84  persen,  berarti  dari  100  orang 
berumur  10  tahun  ke  atas  diantaranya  ada  sebanyak  32 
orang yang tidak memiliki ijazah. Dalam hal ini, Kabupaten 
Sorong  memiliki  persentase  tertinggi  yaitu  41,77  persen 
sedangkan  yang  terendah  adalah  Kota  Sorong  sebesar 
16,85  persen.    Gambar  5.1  menunjukkan  bahwa 
persentase  penduduk  berumur  10  tahun  ke  atas  yang 
tamat  minimal  SMA,  tertinggi  berada  pada  Kota  Sorong 
yaitu  sebesar  44,48  persen  sedangkan  yang  terendah  di 
Kabupaten Raja Ampat sebesar 10,5 persen. 
Kualitas  pendidikan  penduduk  suatu  tempat  selain 
dilihat  dari  ijazah  terakhir  yang  dimiliki  juga  dapat  dilihat 
 
30   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
dari  ketrampilan  min
nimum  yang  seharusnya  dimiliki  oleh 
masyyarakat  dalam  melaksanakan  aktivitas 
a baik  ssosial 
maupun  ekonomi.  Ketrampilan  minimum 
m ini  ad
dalah 
ketraampilan  membaca  dan  menuliss.  Kemampuan  baca 
tulis  tercermin  dalam
m  angka  melek  huruf,  baik  huruf  latin 
maupun  lainnya  yangg  dimiliki  oleh  peenduduk  berumu
ur  10 
tahun ke atas. 

Kotaa Sorong 44.48 

Kab. Rajaa Ampat 10.5
50 

Kab.. Sorong 16
6.48 

Kab. Sorong Selatan 15
5.50 

Kab. Man
nokwari 21.94 

Kab. Telukk Bintuni 21.97  Gambar 5.1


Kab. Teluk Wo
ondama 177.42  Persentase 
Penduduk Berum mur
Kab. K
Kaimana 1
19.85 
10 Tahun ke Ataas
Kab
b. Fakfak 22.57  Menurut Ijazah
Formal Minimal
‐ 20.00  40.00  60.00  80.00 10 SMA
00.00 
 
7 persen penduduk berumur 10 taahun 
Sebanyak 90,37
ke  atas 
a mampu  membaca 
m dan  menulis 
m huruf  llatin, 
sedangkan  12,34  persen  huruf  Arab
b,  6,04  persen  h
huruf 
nya, dan sisanya ssebanyak 9,27 peersen penduduk  yang 
lainn
buta  huruf.  Berdasaarkan  Tabel  5.3  diperoleh  inforrmasi 
bahw
wa 9,27 persen p
penduduk tidak m
mampu membacaa dan 
menulis atau buta huruf. Sedangkan P
Persentase buta h
huruf 
 
3  
  31
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
terbesar  berada  di  Kabupaaten  Manokwari  (17,46%)  dan 
terendah di Kota Sorong (1,18%). 
Dilihat  dari  jenis  keelamin  persentasse  perempuan 
yang  buta  huruf  relatif  lebih  besar  jika  dibandingkan 
dengan  laki‐laki  yang  butta  huruf,  yaitu  masing  11,28 
persen dan
n 7,39 persen (Tab
bel 5.3). 
 

9.27 

Huruf Latin
Gambar 5.2  6.04 

Persentase
Pend
duduk berumur Huruf Arab
10 Tahun ke atas 12.34 
Menurut
Kemampuan Huruf Lainnya
Membaca
M dan
90.37 
Menulis 
Buta Huruf

‐ 50.00  100.00 

 
 
   

 
32   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
  VI. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA 

   

Selain dipengaruhi oleh penolong kelahiran pertama 
dan  terakhir  seperti  yang  telah  dibahas  dalam  bab  IV, 
kesehatan  ibu  dan  anak  juga  ditentukan  oleh  umur 
perkawinan  pertama.  Umur  perkawinan  pertama  seorang 
wanita  mempengaruhi  besar  kecilnya  risiko  melahirkan, 
semakin  muda  wanita  semakin  tinggi  resiko  yang 
ditanggung  selama  mengandung  maupun  melahirkan, 
maka    semakin  tinggi  pula  resiko  keselamatan  ibu  dan 
anak.  Hal  ini  disebabkan  wanita  yang  masih  muda  belum 
memiliki  rahim  yang  siap  untuk  pertumbuhan  janin  atau 
juga  belum  siapnya  mental  dalam  menghadapi  masa 
kehamilan  dan  melahirkan.  Begitu  juga  dengan  wanita 
yang  terlalu  tinggi  usia  perkawinan  pertama  dari  yang 
dianjurkan  oleh Program KB,  resiko  yang  dihadapi  selama 
masa kehamilan maupun melahirkan juga tinggi. 
Tabel  6.1  menunjukkan  bahwa  sebanyak  50,73 
persen  dari  wanita  berumur  10  tahun  ke  atas  di  Papua 
Barat,  memiliki  usia  perkawinan  pertama  antara  19‐24 
tahun.  Masih ada wanita di Papua Barat yang menikah di 
bawah  umur  16  tahun  (5,96%)  dan  yang  tertinggi 
persentasenya  adalah  di  Kabupaten  Sorong  (18,65%).  

 
  33 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Kabupaten  Teluk Wondamaa dan Teluk Bintu
uni menempati 
posisi  terttinggi  berikutnyaa  yaitu  masing‐‐masing  11,32 
persen  dan
n  10,61  persen.  Sedangkan  yan
ng  paling  kecil 
persentaseenya adalah Kabupaten Fak‐Fak (3,15%).  

Kota Sorong 8.02   
Kab. Raja Ampat 3.47   
Kab. Sorong 18.65   
Kaab. Sorong Selatan 5.61   
Kab. Manokwari 10.61   
Kab. Teluk Bintuni 11
1.32   
Gambar 6.1 Kabb. Teluk Wondama 4.95   
Persentase 
Kab. Kaimana 3.91   
Wanita yang
Usia Perkawinan Kab. Fakfak 3.15   
Pertama Kurang
dari 16 Tahun
.00           10.00           20.00          

 
 
Tinggginya  laju  perrtumbuhan  pen
nduduk  dapat 
ditekan  meelalui  program  kkeluarga  berencana/KB,    yang 
bertujuan  untuk  mengattur  jarak  kelah
hiran  maupun 
menekan  aangka  kelahiran.  Keberhasilan  Pro
ogram  KB  juga 
dapat  dilihat  dari  komp
posisi  keluarga  yang  sedang 
menggunakkan  atau  pernah
h  menggunakan  KB.  Tabel  6.2 
menunjukkkan  bahwa  seban
nyak  55,68  perse
en  dari  wanita 
 
34   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
k atas  yang  peernah  kawin,  meereka 
berumur  10  tahun  ke 
tidakk  pernah  menggunakan  KB,  sedaangkan  22,56  peersen 
pernah  menggunkaaan  KB,  dan  21
1,76  persen  sed
dang 
mengggunakan  KB.  Tiingginya  persenttase  wanita  beru
umur 
10  ttahun  ke  atas  yang 
y tidak  pernaah  menggunakan
n  KB 
menunjukkan    bahwa  pelaksanaan  program 
p KB  di  Paapua 
Barat belum optimal. 

Kota SSorong 30.74   

Kab. Raja A
Ampat 9.233   

Kab. SSorong 35.57   

Kab. Sorong Seelatan 30.52    Gambar 6.2


Persentase 
Kab. Mano
okwari 16.12   
Wanita 10
Kab. Teluk B
Bintuni 122.25    Tahun Ke Ataas
Kab. Teluk Won
ndama 10.440    dan pernah
kawin yang
Kab. Kaimana 25.84   
Sedang
Kab. FFakfak 21.65    Menggunaka an
KB
.00                  
10.00             
20.00      
                 
30.00                  
40.00                  
  
Berdasarkan  Gambar 
G 6.2  menunjukkan 
m baahwa 
Kabu
upaten  Sorong  memiliki 
m persenttase  tertinggi  waanita 
unakan  KB  sebessar  35,57  persen  dan 
yangg  pernah  menggu
h Kabupaten Rajaa Ampat sebesar  9,23 
yangg terendah adalah
perseen. 
dang ditentukan oleh 
Keberhasilan program KB terkad
jenis alat kontrasepsi yang digunakan. Ketidakcocokan
n dan 

 
3  
  35
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
cara  pengggunaan  terkadan
ng  juga  menjadi  alasan  wanita 
untuk mem
milih jenis KB terttentu. Dari wanitta yang pernah 
kawin  dan
n  sedang  mengggunakan  KB  dip
peroleh  bahwa 
56,77 perseen diantaranya m
memilih KB suntikk dan 30 persen 
memilih  piil.  KB  Suntik  dan
n  pil  dianggap  seebagai  alat  KB 
yang mudah dan praktis. 

3.91    MOW/  
Tubektomi
.00    MOP/  
.41    Vasektomi
AKDR/IUD
Gambar 6.3 30.00   
Persentase  3.92    Suntik
Wanita 5
56.77   
Susuk KB
Berdasarkan
1.53   
Alat PIL
Kontrasepsi 1.79   
yang Sedang 1.68    Kondom
Digunakan
.00       0      
20.00       40.00       60.00
 
Pemakaian KB suntik di Kabupaten Teeluk Wondama 
hat  Tabel  6.3),  persentase  ini 
mencapai  91,3  persen  (Lih
adalah yang tertinggi jika diibandingkan denggan pemakaian 
KB  suntik  di  kabupaten/kkota  lainnya  di  Papua  Barat. 
Sedangkan untuk pemakaiaan KB dengan pil angka tertinggi 
uk  Bintuni  yaitu  sebesar  44,49 
berada  di  Kabupaten  Telu
n  41,33  persen  di  kabupaten  Sorong  Selatan. 
persen  dan
Pemakaian  KB  dengan  cara  tradisional  masih 
m tinggi  di 
Kabupaten  Manokwari  (18,23%).  Satu‐satunya 

 
36   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
kabu
upaten/kota yangg masih terdapat penggunaan kon
ndom 
sebagai alat KB adalah Kota Sorong ( 1
1,7%).  
Salah  satu  prrogram  keluargaa  berencana  ad
dalah 
miliki  dua  anak  cu
mem ukup,  sehingga  keberhasilan 
k proggram 
KB  dapat 
d dilihat  dari  jumlah  anak  yang  dilahirkan  dari 
waniita  berumur  10  tahun 
t ke  atas  dengan  status  peernah 
kawin.  Dari  Gambar  6.4  menunjukkan  bahwa  wanitta  di 
Papu
ua  Barat  yang  beerumur  10  tahun
n  ke  atas  dan  peernah 
kawin, paling banyak  memiliki anak laahir hidup sebanyyak 2 
(21,1 ntase  wanita  yang 
11%).  Masih  tingginya  persen
mem
miliki anak lebih dari 2 menunjukkaan belum berhasilnya 
program keluarga beerencana yang dijjalankan pemerin
ntah. 
Hal ini terbukti dengaan masih adanya wanita yang mem
miliki 
anakk  dalam  jumlah  banyak,  bahkan  lebih  dari  10  orang 
o
anakk lahir hidup (1,12
2%). 
25.00  
21.11  
Gambar 6.4 
20.00   188.49  
Persentasee 
16.27  
Wanita 
15.00  
12.21   berumur 110 
9.34   9.6
65   Tahun ke AAtas 
10.00   yang Pernah 
5.23   Kawin 
5.00   3.88  
Berdasarkkan 
1.88  
.82   1.12   Jumlah Annak 
.00  
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+
 
 
3  
  37
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Berdasarkan Gambar 6.5, diketahui bahwa sebanyak 
64, 06 persen wanita di Kabupaten Kaimana memiliki anak 
lahir  hidup  paling banyak  dua  anak.  Sedangkan  Wanita di 
Kabupaten  Raja  Ampat,  Kabupaten  Sorong,  Kabupaten 
Sorong  Selatan,  Kabupaten  Teluk  Wondama  dan 
Kabupaten Fak‐Fak, lebih banyak yang memiliki anak lahir 
hidup  lebih  dari  2  anak.    Hal  ini  menunjukkan  bahwa  laju 
pertumbuhan penduduk  di Kabupaten Kaimana lebih bisa 
dikendalikan dari pada di kabupaten/kota lainnya di Papua 
Barat. 

Kota Sorong 47.09
52.91
Kab. Raja Ampat 57.22
42.78
Kab. Sorong 60.42
39.58
Kab. Sorong Selatan 61.38
38.62
Kab. Manokwari 47.04
52.96
Gambar 6.5 Kab. Teluk Bintuni 45.71
54.29
Persentase Wanita
Kab. Teluk Wondama 56.42
berumur 10 Tahun 43.58
ke Atas yang Kab. Kaimana 35.94
64.06
Pernah Kawin 58.80
Kab. Fakfak 41.20
Berdasarkan
kelompok Jumlah 0.00 50.00 100.00
Anak Lahir Hidup
>2 <=2
 
 

  Wanita  dalam  usia  subur  (WUS)  adalah  wanita 


dengan  kelompok  umur  antara  15‐49  tahun  karena  pada 

 
38   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
usia tersebut kemungkinan wanita untuk melahirkan anak 
cukup  besar.  Wanita  usia  subur(WUS)  dan  Pasangan  Usia 
Subur  (PUS)  bagi  yang  berstatus  kawin  memiliki  potensi 
untuk  menambah  jumlah  anak  yang  dilahirkan.  Semakin 
banyak  WUS  atau  PUS  ini  maka  peluang  banyaknya  anak 
yang  dilahirkan  juga  semakin  tinggi.  Rata‐rata  anak  yang 
lahir hidup dari wanita di Papua Barat yang berumur 40‐44 
tahun  memiliki  angka  tertinggi  jika  dibandingkan  dengan 
kelompok  umur  lainnya  yaitu  sebesar  4,14  (Lihat  Tabel 
6.7).  Sedangkan  Secara  keseluruhan,  wanita  di  Papua 
Barat  yang  berumur  antara  15‐49  tahun  rata‐rata  jumlah 
anak yang dilahirkan sebanyak 2,54. 
Berdasarkan  Gambar  6.6  menunjukkan  bahwa 
kelompok  umur  40‐44  tahun  memiliki  rata‐rata  jumlah 
anak  yang  paling  banyak  (4,14).  Sedangkan  rata‐rata 
terendah  anak  yang  dilahirkan  ada  pada  kelompok  umur 
15‐19  tahun  (0,63).  Jika  dilihat  dari  Gambar  6.6,  dapat 
dikatakan bahwa dari kelompok umur 15‐19 sampai 40‐44, 
rata‐rata  jumlah  anak  lahir  hidup  cenderung  semakin 
banyak,  tetapi  pada  kelompok  umur  45‐49  mengalami 
penurunan rata‐rata menjadi 3,87. 

 
  39 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
4.50       4.1
14   
3.87   
4.00      
3.50       3.27   

3.00       2.70   
2.50      
07   
2.0 Gam
mbar 6.6 
2.00       Komposisi 
1.50       Wanita 
1.12   
Beru
umur 15‐49 
1.00       .63    Tahu
un Menurut 
.50       Rata‐Rata 
.00       Jumlah Anak 
15 ‐ 19 20 ‐ 24 25 ‐ 29 30 ‐ 34 35 ‐ 39 40 ‐‐ 44 45 ‐ 49
Lahirr Hidup 
 

   

 
 
40   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
  VII. PERUMAHAN 

   

Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, 
selain kebutuhan sandang dan pangan. Kebutuhan tempat 
tinggal  atau  rumah  akan  meningkat  seiring  dengan 
meningkatnya  jumlah  penduduk  yang  ada.  Kemakmuran 
penduduk  dapat  dilihat  dari  kondisi  rumah  atau  tempat 
tinggal  yang  ditempati.  Informasi  mengenai  perumahan 
dinilai  sangat  penting  untuk  mengetahui  sejauh  mana 
masyarakat  menikmati  rumah  atau  tempat  tinggal  dan 
sejauh  apa  kondisi  rumah  yang  dimiliki  masyarakat  guna 
mengetahui  tingkat  kemakmuran.  Kor  Susenas  2008 
memberikan  beberapa  informasi  penting    mengenai 
perumahan  diantaranya  adalah  :  luas  lantai,  jenis  atap 
terluas,  jenis  lantai  terluas,  jenis  dinding  terluas,  hal‐hal 
yang  menyangkut  air  minum,  sanitasi,  dan  fasilitas 
komunikasi. 
Kondisi  dan  kualitas  rumah  menunjukkan  tingkat 
kesejahteraan  sosial  ekonomi  rumah  tangga,  dimana 
semakin  baik  kondisi  rumah  maka  semakin  baik  tingkat 
kesejahteraan  rumah  tangga.  Salah  satu  hal  yang  dilihat 
dari  kondisi  perumahan  adalah  luas  lantai,  dimana 
semakin  luas  lantai  rumah  maka  kesempatan  untuk 

 
  41 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
memiliki  ru
umah  sehat  sem
makin  besar.  Luass  lantai  rumah 
yang  semp
pit  cenderung  menjadikan 
m rumaah  tidak  sehat 
karena ban
nyak hal, seperti kketerbatasan udaara bersih yang 
mengalir  kke  dalam.  Kamar  yang  lapang  tentunya 
t akan 
menciptakaan  kenyamanaan  bagi  pengghuninya  jika 
dibandingkkan  dengan  kam
mar  yang  sempitt.  Berdasarkan 
Gambar  7.1  menunjukkan  bahwa  rumah  taangga  di  Papua 
Barat paling banyak memiliiki luas lantai rum
mah antara 20‐
49 meter p
persegi (55,59%),  dan 2,62 persen
n lebih dari 150 
meter  perssegi.  Tabel  7.1  menunjukkan 
m baahwa  sebanyak 
75,95  persen  rumah  tanggaa  di  Kabupaten  Sorong 
S Selatan 
memiliki lu
uas lantai antara  20‐49 meter perrsegi, angka ini 
adalah  yan
ng  tertinggi  di  antara  kabupatten/kota  yang 
lainnya di P
Papua Barat. 

6
60.00           55.59   

5
50.00          

4
40.00          

3
30.00           24.76   
Gambar 7.1
2
20.00          
Persentase 11.80
0   
R
Rumah Tangga
di
d Papua Barat 1
10.00           23   
5.2
2.62   
Menurut Luas
Lantai Rumah .00          
<=19 20 ‐ 499 50‐99 100‐1
149 150+
 
 
42   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
Selain  ditentukkan  oleh  luas  laantai,  kualitas  ru
umah 
juga  dapat  dilihat  dari  jenis  atap  teerluas.  Semakin  baik 
jenis  atap  terluas  yaang  dipakai  makka  semakin  baik  pula 
disi rumah. Berdaasarkan Gambar  7.2 diperoleh  baahwa 
kond
jenis  atap  terluas  yang 
y paling  ban
nyak  digunakan  oleh 
rumaah  tangga  di  Papua 
P Barat  adaalah  seng  (87,0
03%). 
Sedaangkan genteng yyang dianggap seebagai jenis atap  yang 
ng  baik  justru  hanya  digunakan  oleh  sebagian  kecil 
palin
ua Barat (1,31%).  
rumaah tangga di Papu

.74   

6.82   
Beton
1.65    Gentengg
8
87.03    Sirap
Seng
.44    Asbes
Ijuk/rum
mbia
1.31    Gambar 7.2
Lainnya Persentase
Rumah Tangg ga
2.02   
di Papua Barat
Menurut Jenis
20.00    40.00          
.00           4       60.00          
80.00 0          
100.00           Atap Terluass
 

 
4  
  43
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Penggunaan  ijuk/rumbia  sebagai  atap  terluas  rumah  di 
Kabupaten  Teluk  Wondam
ma    masih  tinggi  yaitu  sebesar 
27,35 perseen (Lihat Gambarr 7.3). 

95.70   
Beton

Genten
68.88    g
Sirap

Seng

27.35   
Asbes

Ijuk/ru
mbia
Kab. Fakfak

Kab. Teluk Wondama


Kab. Kaimana

Kab. Sorong Selatan

Kab. Sorong

Kota Sorong
Kab. Teluk Bintuni

Kab. Manokwari

Kab. Raja Ampat

Lainnya
Gaambar 7.3
Persenta
ase Rumah
Tanggaa Menurut
Kabupaaten/Kota
dan Jenis Atap
Terluas
 
 
Kond
disi  rumah  den
ngan  atap  gen
nteng,  dinding 
tembok,  daan  lantai bukan ttanah dianggap ssebagai kondisi 
rumah  yang  cukup  baik  jikaa  dibandingkan  dengan 
d kondisi 
rumah  lain
nnya.  Penduduk  di  Papua  Barat  sebagian 
s besar 
memiliki  laantai  rumah  bukkan  tanah  yaitu  sebesar  91,08 
 
44   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
perseen.  Sedangkan  menurut  dindin
ng  rumah,  sebanyak 
51,34
4  persen rumah  tangga  adalah  te
embok,  43,51  peersen 
berdinding  kayu.  Gambar 
G 7.3  menunjukkan 
m baahwa 
Kabu
upaten  Sorongg  adalah  yan
ng  paling  banyak 
mengggunakan  gentteng  sebagai  atapnya  (  8,8
87%) 
sedangkan  Teluk  Wo
ondama  dan  Fakk‐Fak  yang  teren
ndah 
(0%).  

Kota Sorong
79.09   
96.15
Kab. Raja 
Ampat
Dind
ding 
Kab. Sorong Tem
mbok
8.87   
Kab. Sorong 
Selatan Lanttai bukan 
Kab.  tanaah
Manokwari
Kab. Teluk 
7.67   
Atap
p  Gambar 7.4 4
Bintuni Persentase
Gentteng
Kab. Teluk  Rumah Tang gga
Wondama Menurut
Kab.  7
77.34 Kabupaten//Kota,
Kaimana Penggunaann
Kab. Fakfak Atap Genteng,
Lantai Bukann
Tanah, dan
.00           50.00           100.00           150.00           Dinding Tem
mbok
 
Berdasarkan  pemakaian 
p temb
bok  sebagai  din
nding 
rumaah,  Kota  Sorongg  memiliki  perseentase  terbesar  jika 
diban
ndingkan  dengan  kabupaten/ko
ota  lainnya  (79,0
09%) 
dan  yang  terendah
h  adalah  Kabup
paten  Teluk  Bin
ntuni 

 
4  
  45
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
(7,67%).  Untuk  lantai  rumah    yang  bukan  tanah,  Kota 
Sorong  juga  menempati  urutan  pertama  dalam  hal 
pemakaian  bukan  tanah  pada  lantai  rumah  yaitu  sebesar 
96,15 persen (Lihat Gambar 7.4). Sehingga Jika dilihat dari 
jenis  atap  terluas,  jenis  lantai  terluas,  dan  jenis  dinding 
terluas  secara  keseluruhan,  kualitas  rumah  penduduk  di 
Kota  Sorong  jauh  lebih  baik  walaupun  atap  yang  banyak 
digunakan  adalah  seng.  Pemilihan  kayu  sebagai  dinding 
rumah  banyak  dilakukan  di  Teluk  Bintuni  (85,58%) 
Sedangkan bambu di Kabupaten Fak‐Fak (4,14%).  

SANITASI 
 
Kondisi  fisik  rumah  belum  menjamin  kenyamanan 
penghuninya  tanpa  adanya  fasilitas  sanitasi.  Air  dan 
sanitasi  adalah  salah  satu  faktor  utama  kesehatan 
masyarakat.  Berbagai  macam  penyakit  timbul  akibat 
kurangnya  air  bersih.  Salah  satunya  adalah  diare.  Diare 
disebabkan  oleh  penggunaan  air  yang  tercemar  limbah 
tinja  baik  itu  untuk  konsumsi  maupun  sarana  kebersihan 
seperti mencuci dan mandi. Penyakit diare telah memakan 
banyak  korban,  menurut  Departemen  Kesehatan  (2006) 
dari 1000 bayi lahir di Indonesia 50 diantaranya meninggal 
karena  diare.  Meskipun  demikian  masalah  sanitasi  tetap 

 
46   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
mendapat  prioritas  yang  rendah  dengan  anggaran  yang 
minim.  
Akses  terhadap  air  bersih  dan  sanitasi  merupakan 
salah  satu  fondasi  inti  dari  masyarakat  yang  sehat, 
sejahtera  dan  damai.  Hampir  50  persen  rumah  tangga  di 
wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia kekurangan 
layanan‐layanan  dasar  seperti  ini.  Sistem  air  bersih  dan 
sanitasi  yang  baik  akan  menghasilkan  manfaat  ekonomi, 
melindungi  lingkungan  hidup,  dan  vital  bagi  kesehatan 
manusia.  Masyarakat  tidak  selalu  menyadari  pentingnya 
kebersihan. Praktik‐praktik kebersihan yang ada seringkali 
tidak  kondusif  bagi  kesehatan  yang  baik,  dan  kakus  tidak 
dipelihara  atau  digunakan  dengan  baik.  Tingginya  angka 
kejadian diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit‐
penyakit lain yang berasal dari air di kalangan masyarakat 
berpenghasilan  rendah  tetap  menjadi  halangan  yang 
seringkali  terjadi  dalam  upaya  meningkatkan  kesehatan 
anak  secara  umum.  Selain  akses  yang  buruk  terhadap  air 
bersih,  kegagalan  untuk  mendorong  perubahan  perilaku 
khususnya  di  kalangan  keluarga  berpenghasilan  rendah 
dan  penduduk  di  daerah  kumuh  telah  memperburuk 
situasi air bersih dan sanitasi di Indonesia. 
Jarak  antara  sumber  air  bersih  dengan  tempat 
pembuangan  tinja  adalah  mempengaruhui  tingkat 
 
  47 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
kelayakan air bersih untuk dikonsumsi. Dalam hal ini jarak 
idealnya    adalah  minimal  10  meter.  Gambar  7.5 
menunjukkan  bahwa  persentase  rumah  tangga  di 
Kabupaten Sorong adalah yang tertinggi dalam jarak yang 
tidak ideal (33,28%) sehingga dapat dikatakan penduduk di 
Kabupaten  Sorong  paling  besar  persentasenya  yang 
menikmati air minum yang tidak layak. Namun sebaliknya 
di Kabupaten Sorong Selatan, memiliki kualitas air minum 
yang  paling  baik  karena  jarak  pembuangan  tinja  ideal 
mencapai  75,7 persen (Tabel 7.6). 
Status  kepemilikan  fasilitas  air  minum  juga  dapat 
dijadikan  sebagai  indikator  kesejahteraan.  Dimana  rumah 
tangga yang memiliki fasilitas air minum sendiri akan jauh 
lebih  baik  dari  pada  yang  menggunakan  fasilitas  bersama 
dan  umum  karena  penggunaannya  tidak  terbatasi  oleh 
kebutuhan  bersama.  Hasil  Susenas  2008  menunjukkan 
bahwa sebesar 40,44 persen rumah tangga di Papua Barat 
memiliki  fasilitas  air  minum  sendiri,  23,82  persen  milik 
bersama, 29,05 persen milik umum, dan 6,68 persen tidak 
ada  fasilitas  air  minum.  Tidak  adanya  fasilitas  air  di 
Kabupaten  Sorong  menduduki  posisi  tertinggi  di  Papua 
Barat  (34,96%).  Sebaliknya,  rumah  tangga  di  Kota  Sorong 
lebih  banyak  yang  memiliki  fasilitas  air  minum  sendiri 
(66,69%).  
 
48   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
Berdasarkan caara memperoleh  air minum, sebaagian 
besar  rumah  tanggga  di  Kabup
paten  Raja  Am
mpat 
mperoleh  air  min
mem num  dengan  gratis  (99,48%).  Naamun 
justru  sebaliknya,  rumah  tangga  di  Kota 
K Sorong  mem
miliki 
perseentase  yang  paaling  tinggi  dalaam  memperoleh
h  air 
denggan membeli yaitu sebesar 64,43 p
persen (Lihat Gam
mbar 
7.6).  Hal ini disebabkan oleh sebagian
n besar rumah tangga 
di Kaabupaten Raja Am
mpat menggunakkan sumur terlind
dung 
sebagai sumber air m
minum (Tabel 7.5).  
Selain  fasilitas  air  minum,  san
nitasi  dirasa  menjadi 
uah  kebutuhan  yang  tidak  bisa  diabaikan.  Kuaalitas 
sebu
perumahan  dapat  ju
uga  dilihat  dari  ada 
a tidaknya  fassilitas 
pat buang air bessar. Menurut Tab
temp bel 7.9, sebesar 4
49,52 
perseen rumah tanggaa di Provinsi Papu
ua Barat memiliki 

Kota So
orong
Kab. Raja A
Ampat
Kab. So
orong Gambar 7.5 5
Persentase
Kab. Sorong Seelatan
Rumah Tangga
Kab. Mano
okwari Menurut
Kab. Teluk Bintuni
Kabupaten/ /Kot
a yang Jaraak
Kab. Teluk Wondama Sumber Air
Kab. Kaimana Minum ke
Tempat
Kab. FFakfak Pembuangann
Tinja kurang
0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

dari 10 meteer
 

 
4  
  49
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
fasilitas tem
mpat buang air b
besar sendiri, 19,2
29 persen milik 
bersama,  1 milik  umum,  dan  19,63  persen 
11,56  persen  m
tidak ada faasilitas tempat bu
uang air besar.  
Masiih  tingginya  persentase  rumah  tangga  yang 
tidak  memiliki  fasilitas  tempat  buan
ng  air  besar 
menunjukkkan  bahwa  perrlu  adanya  perbaikan  sistem 
Papua Barat. Perbaikan sistem san
sanitasi di P nitasi terutama 
di Kabupaten Teluk Wondama yang sebagiaan besar rumah 
tangganya  tidak  memiliki  faasilitas  tempat  buang 
b air  besar 
(49,99%) daan hanya sebesarr 18,86 persen milik sendiri. 

120.00
98.59 9
98.39 99.48
100.00
80.00 64.43
60.00
40.00 35.57
Gambar 7.6 M
Membeli
20.00
P
Persentase T
Tidak membeli
0.00
Rumaah Tangga
Kab. Teluk …

Kab. Sorong …
Kab. Kaimana
Kab. Fakfak

Kab. Teluk Bintuni

Kab. Raja Ampat
Kab. Manokwari

Kab. Sorong

Kota Sorong

Be
erdasarkan
Kabuppaten/Kota
dan Cara
Mempperoleh Air
Minum
 
Sedaangkan  kabupateen/kota  yang  sebagian  besar 
rumah  tanggganya  telah  meemiliki  fasilitas  buang  air  besar 
sendiri      ad ng  (72,83%),  Kabupaten  Sorong 
dalah  Kota  Soron
uk    Bintuni    (59,25%),  dan 
(72,18%),  Kabupaten  Telu

 
50   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
Kabu
upaten Fak‐Fak (5
57,06%). Dilihat d
dari jenis kloset  yang 
nakan, sebagian besar rumah tangga di Provinsi Paapua 
digun
Barat  menggunakan  jamban  jenis  leeher  angsa  (45,7
75%), 
kemu
udian  selanjutnyya  jenis  plengsen
ngan  (35,45%),  12,92 
1
perseen jamban cemplung/cubluk, dan
n sebesar 5,88 peersen 
tidakk  memakai.  klosset  (16,1%),  ke
emudian  kabupaten 
Soro 12,21%),  dan  yang  terendah
ong  Selatan  (1 h  di 
Kabu
upaten Raja Amp
pat (0,67%). 

Kota SSorong 61
3.6
Kab. Raja Ampat 0.67
Kab. SSorong 4.0
02
Kab. Sorong SSelatan 12.21
Kab. Manokwari 9.58

Gambar 7.7 Kab. Teluk B


Bintuni 1.29
Persentase
P Rumah
Tangga Kab. Teluk Wondama 2.82
2
Berdasarkan
Kabupaten/Kota Kab. Kaaimana 16.10
0
dan Tidak Adanya
Kab. Fakfak 3.4
46
Kloset sebagai
T
Tempat Buang Air
Besar 0.00 5.00 10.00 15.00 20.0
00
 
Sebagian besaar rumah tangga di Kabupaten TTeluk 
Won
ndama  menggu
unakan  kloset  jenis  plengsen
ngan 
(56,5
57%).  Menurut  tempat  pembuangan  akhir  tinja, 
t
sebaanyak  52,13  perrsen  rumah  tangga  di  Papua  Barat 
B
 
5  
  51
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
menggunakan tangki/spal sebagai tempat pembuangan 
akhir  tinja,  1,23  persen  kolam/sawah,  16,4  persen 
sungai/danau/laut,  15,36  persen  lobang  tanah,  10 
persen  pantai/tanah  lapang/kebun,  dan  4,89  persen 
lainnya.  Sedangkan  di  Kabupaten  Sorong  sebanyak 
47,95  persen  menggunkaan  lobang  tanah.  Pemakaian 
lobang  tanah  di  Kabuapaten  Sorong  sebagai  tempat 
pembuangan  akhir  tinja  disebabkan  oleh  jenis  kloset 
yang  digunakan  adalah  jenis  cemplung/cubluk. 
Penggunaan pantai/tanah lapang/kebun sebagai tempat 
pembuangan akhir tinja di Kabupaten Manokwari masih 
relatif  tinggi  (26,2%).  Sebagian  besar  rumah  tangga  di 
Kabupaten  Teluk  Wondama  menggunakan 
sungai/danau/laut (43,4%). 
Setelah membahas sistem sanitasi di Papua Barat, 
hal  yang  menjadi  perhatian  dalam  melihat 
kesejahteraan  rakyat  dari  kondisi  rumah  adalah  sitem 
penerangan.  Jenis  penerangan  yang  digunakan 
menunjukkan  tingkat  kesehjateraan  rumah  tangga. 
Listrik dianggap sebagai sumber penerangan yang lebih 
baik  dari  pada  petromak,  pelita,  atau  sumber 
penerangan  lainnya.  Hal  ini  disebabkan  listrik  sebagai 
sumber  penerangan  yang  praktis  dan  tidak  seperti 
 
52   
StatK
KesRa Provinsi Pap
pua Barat 2008 
 
petro
omak atau pelitaa lainnya yang m
menyebabkan po
olusi. 
Gam
mbar  7.8  menun
njukkan  bahwa  penggunaan  liistrik 
PLN  di  Kota  Sorong  adalah  yang  paaling  besar  (95,5
54%). 
Hal  iini  berarti  bahw
wa  dari  100  rumah  tangga  sebanyak 
95  rumah  tangga  yaang  sudah  mengggunakan  listrik  PLN 
sebaagai  sumber  penerangan.  Telluk  Bintuni  ad
dalah 
Kabu
upaten  yang  paaling  tinggi  dalaam  hal  penggun
naan 
listrik  non  PLN  seb
bagai  sumber  peenerangan  (59,1
11%) 
dan yang terendah aadalah Kabupateen Sorong. 

Kota Sorong 2.67
95.54

Kab. Raaja Ampat 15.42
8.41
Listrik 
Kab. Sorong 0.00 non PLN
71.55

Kab. Soron
ng Selatan 9.74
36.29

Kab. M
Manokwari 2.94 Listrik 
58.17
59.11 PLN
Kab. Telu
uk Bintuni 19.09 Gambar 7.8
Kab. Teluk W
Wondama 23.57 Persentase 
30.67
Rumah Tanggaa
177.88
Kab.. Kaimana 52.88 Berdasarkan
9.21
Kabupaten/Koota
Kaab. Fakfak 75.77 dan Penggunaaan
Listrik
0

20

40

60

80

100

 
Menurut  Tabel  7.12  pelita/ssentir/obor  seb
bagai 
sumber  penerangan  sebagian  beesar  digunakan
n  di 

 
5  
  53
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Kabupaten Teluk Wondama (40,1%), Kabupaten Sorong 
Selatan  (51,81%),  dan  di  Kabupaten  Raja  Ampat 
(56,13%).  Pemakaian  pelita/sentir/obor  yang  paling 
tinggi adalah di Kabupaten Raja Ampat (56,13%). 
Hal  berikutnya  yang  menjadi  tolak  ukur  kualitas 
perumahan  adalah  alat  komunikasi.  Seiring  dengan 
berkembangnya  teknologi,  alat  komunikasi  seperti 
telepon,  telepon  seluler,  dan  komputer  menjadi 
semakin  dibutuhkan.  Berdasarkan  data  Susenas  2008, 
hanya  sekitar  10,63  persen  rumah  tangga  di  Papua 
Barat  yang  memiliki  telepon  sebagai  alat  komunikasi, 
sebesar  50,68  persen  yang  memiliki  telepon  seluler, 
hanya 5,49 persen yang memiliki desktop/PC. Dari 50,68 
persen  pengguna  telepon  seluler  di  Papua  Barat, 
sebagian  besar  penggunanya  adalah  rumah  tangga  di 
Kota  Sorong,  dimana  dari  100  rumah  di  Kota  Sorong 
sebanyak 79 rumah yang menggunakan telepon seluler. 
Tidak  cukup  dengan  alat  komunikasi  jarak  jauh, 
media  informasi  yang  tak  terbatas  juga  sangat 
diperlukan. Kebutuhan informasi yang mudah dijangkau 
kapan  saja  dan  dimana  saja  sangat  membantu 
masyarakat  dalam  melakukan  kegiatan  sosial‐
ekonominya.  Internet  sebagai  sarana  komunikasi  dan 
 
54   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
informasi  yang  mudah  diakses,  penggunaannya  di 
Indonesia  semakin  hari  semakin  meningkat. 
Pemanfaatannya  juga  sangat  bermacam‐macam,  mulai 
dunia  hiburan,  komunikasi  jarak  jauh,  bisnis  dan 
beragam  kebutuhan  manusia  lainnya  dapat  diakses 
dengan  hanya  menggunakan  sebuah  komputer  atau 
telepon  genggam.  Untuk  melihat  seberapa  jauh 
masyarakat  Papua  Barat  mengakses  internet,  maka 
dapat  dilihat  pada  Tabel  7.14.  Baik  internet  dengan 
telepon  rumah,  telepon  seluler,  warnet,  atau  pun 
kantor/sekolah paling banyak digunakan di Kota Sorong 
yaitu masing‐masing 67,37 persen, 31,18 persen, 70,04 
persen, dan 46,68 persen. 
   

 
  55 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
   

 
56   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
  VIII. KONSUMSI /PENGELUARAN 
 
Upaya  peningkatan  pembangunan  bidang  sosial‐
ekonomi  dari  tahun  ke  tahun  terus  dilakukan  oleh 
pemerintah.  Upaya  ini  dimaksudkan  untuk  meningkatkan 
taraf  hidup  masyarakat  yang  diharapkan  diikuti  dengan 
peningkatan  kualitas  hidup  masyarakat,  sehingga 
kesejahteraan  masyarakat  lebih  terjamin.  Tingkat 
kesejahteraan  sebuah  rumah  tangga  dapat  dilihat  dari 
tingkat  pendapatannya.  Oleh  karena  sulitnya 
mendapatkan  data  pendapatan  yang  akurat  maka  tingkat 
pendapatan  rumah  tangga  dapat  didekati  oleh  tingkat 
pengeluaran/konsumsi rumah tangga.  
Berdasarkan Tabel 8.1, rumah tangga di Papua Barat 
paling  banyak  berpengeluaran  per  kapita  antara    Rp 
300.000  ‐  Rp  499.999  (28,32%),  dan  berikutnya  golongan 
pengeluaran  antara  Rp  500.000  ‐  Rp  749.999  (25,37%). 
Sebanyak  49,71  persen  penduduk  Kabupaten  Sorong 
Selatan  memiliki  pengeluaran  antara  Rp  300.000  ‐  Rp 
499.999.  Masih  terdapat  4  Kabupaten  yang  memiliki 
rumah  tangga  berpengeluaran  per  kapita  di  bawah  Rp. 
100.000,  yaitu  Kabupaten  Kaimana,  Kabupaten  Teluk 
Wondama,  Kabupaten  Manokwari,  dan  Kabupaten 

 
  57 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
Sorong.  Dalam  hal  ini,  Kabupaten  Manokwari  yang 
memiliki  persentase tertinggi (1,37%). 
Dalam  ilmu  ekonomi,  kebutuhan  manusia  memiliki 
bermacam‐macam  tingkatan,  mulai  dari  kebutuhan  dasar 
untuk  hidup  sampai  kebutuhan  tersier  atau  mewah.  
Kebutuhan  dasar  meliputi  kebutuhan  sandang,  pangan, 
dan papan. Berdasarkan Gambar 8.1, maka terlihat bahwa 
semakin  besar  golongan  pengeluaran  per  kapita  maka 
semakin  kecil  persentase  konsumsi 

80.00
76.01 72.09 74.67 69.47
70.00 64.05
68.48
59.09 58.51
60.00

50.00
Jumlah 
40.91
40.00 41.49 35.95 Makanan 
31.52
30.00 30.53
27.91
23.99 25.33
20.00

10.00

Gambar 8.1 0.00


Persentase 100 000 149 999 199 999299 999 499 999 749 999999 999 and over Jumlah 
Penduduk Bukan 
Papua Barat Less  ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ dan  Makanan
menurut Jenis than lebih
Konsumsi dan
Kelompok Kurang  100 000 150 000 200 000300 000 500 000 750 000 1 000 
Pengeluaran dari  000
Per Kapita

 
58   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
makanan  dan  sebaliknya  semakin  besar  konsumsi  bukan 
makanan. 
Berdasarkan Tabel 8.2 , dapat dikatakan bahwa dari 
rumah  tangga  yang  berpendapatan  kurang  dari  Rp. 
100.000,  konsumsi  terbesar  ada  pada  umbi‐umbian 
(24,12%).  Sedangkan  untuk  rumah  tangga  dengan 
pengeluaran  lebih  besar  dari  Rp.  1.000.000,  pengeluaran 
terbesar  adalah  keperluan  pesta  dan  upacara.  Hal  ini 
tentunya  akan  menunjukkan  bahwa  rumah  tangga 
berpenghasilan  rendah  cenderung  memiliki  tingkat 
pemenuhan  kebutuhan  yang  hanya  diutamakan  untuk 
kebutuhan  pokok  seperti  makanan.  Sehingga  dapat 
dikatakan semakin besar pengeluaran maka semakin besar 
pula  konsumsi  makanan.  Berdasarkan  rata‐rata 
pengeluaran  per  kapita  penduduk,  sebesar  37,48 
persennya  adalah  kebutuhan  bukan  makanan.  Dalam  hal 
ini, perumahan dan fasilitas rumah tangga adalah menjadi 
kebutuhan  yang  paling  besar  di  antara  kebutuhan  bukan 
makanan  lainnya  (18,62%),  sedangkan  yang  lainnya 
dapat dapat dilihat pada Gambar 8.2. 

 
  59 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 

6.  Keperluan pesta 
n upacara
dan 2.51

5. Pajak dan 
Asuransi 0..33

4. Barang Tahan 
Lama 3.61

3. Paakaian, Alas 
Kaki, d
dan penutup  2.96
Kepala
2. Anekaa Barang dan 
Jasa 9.45

1. Peru
umahan dan 
Gambar 8.2 Fasiliitas Rumah 
G 18.62
Persentase  T
Tangga
Pengeluaran 
P
0.00 10.00 20.00
Penduduk Papua
Barat Berdasarkan
B
Jenis Konsumsi  
  an Makanan
Buka

   

 
60   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
  IX. KEADAAN SOSIAL EKONOMI RUMAH
TANGGA LAINNYA
   
Dalam rangka pengentasan kemiskinan, pemerintah
melakukan berbagai macam kebijakan seperti pelayanan
kesehatan gratis, pembagian beras murah atau raskin,
bantuan kredit usaha, dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Untuk itu pada KOR SUSENAS 2008 dimasukkan beberapa
pertanyaan untuk memonitor keberhasilan kebijakan
pemerintah tersebut.

A. Pelayanan Kesehatan Gratis


Kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan
meliputi beberapa macam aspek yang telah diuraikan
pada bab IV mengenai kesehatan. Usaha pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam hal
kesehatan adalah dengan cara memberikan pelayanan
gratis bagi masyarakat yang tidak mampu. Penerbitan
suatu kartu yang dapat digunakan untuk pelayanan
kesehatan gratis oleh pemerintah adalah salah satu
caranya. Namun terkadang masih banyak masyarakat
yang tidak mendapatkan kartu tersebut dikarenakan
kurang maksimalnya pembagian kartu. Oleh karena itu
diberlakukan surat-surat lain untuk mendapatkan 
pelayanan kesehatan gratis seperti Askeskin (Asuransi

 
  61 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
kesehatan Keluarga Miskin), KKB (Kartu Kom
mpensasi BBM),
kartu sehat, dan lainnya.
Sebeesar 26,83 perse
en dari semua rumah tangga di
Papua Barat mendapatka
an pelayanan ke
esehatan gratis
selama 6 bulan terakhir, dengan
d presenta
ase tertinggi di
Kabupatenn Teluk Wondam
ma sebesar 68,,4 persen dan
Kabupatenn Raja Ampat se
ebesar 0 persen (Lihat Gambar
9.1). Namun demikian, p
persentase di Ka
abupaten Teluk
Bintuni dan Kabupaten Fa
ak-Fak juga massih tinggi yaitu
asing 45,12 perseen dan 38,36 perrsen.
masing-ma
Berdasarkan Tabel 9.1,
9 persentase rumah tangga
yang pernnah mendapatka
an pelayanan ke
esehatan gratis
paling ba akan kartu Askeskin (42,17%),
anyak mengguna
mpensasi BBM 16,24 persen, ka
Kartu Kom artu sehat 5,9
persen, da
an 24,58 persen lainnya.

Kota Sorong 9.57
Gambar 9.1
Kab. Raja Ampat 0.00 Persentase
Kab. Sorong 11.24 Rumah
Kab. Sorong Selatan 28.332 Tangga yang
Kab. Manokwari 24.59 Mendapatkan
Kab. Teluk Bintuni 45.12
Kab. Teluk Wondama
Pelayanan
68.40
Kab. Kaimana 15.88 Kesehatan
Kab. Fakfak 38.36 Gratis di
Papua Barat
0.00 20.00 40..00 60.00 80.00
0
 
 
   

 
62   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
B. Beras Murah 
Berdasarkan  Tabel  9.2  diperoleh  bahwa  sebesar 
63,3  persen  rumah  tangga  di  papua  Barat  membeli 
beras  murah/raskin  selama  6  bulan  terakhir  dengan 
persentase tertinggi di Kabupaten Fak‐Fak 77,17 persen 
dan  berikutnya  adalah  Raja  Ampat  (74,07%), 
Kabupaten  Sorong  (70,41%),  Kabupaten  Manokwari 
(68,03%),  Kabupaten  Sorong  Selatan  (63,03%), 
Kabupaten Teluk Bintuni (58,94%), Kabupaten Kaimana 
(51,62%),  dan  yang  paling  sedikit  adalah  Kota  Sorong 
(38,55%). 
Rumah tangga yang membeli beras murah/raskin 
di Kabupaten Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, 
Manokwari,  Raja  Ampat,  dan  Kota  Sorong  sebagian 
besar membeli beras murah/raskin rata‐rata antara 11‐
30  kg  (Lihat  Tabel  9.2).  Sedangkan  untuk  Kabupaten 
Fak‐Fak  sebagian  besar  membeli  beras  murah/raskin 
rata‐rata  lebih  dari  30  kg  (63,31%)  dan  yang  lainnya 
seperti Kabupaten Sorong Selatan dan Sorong sebagian 
besar  membeli  beras  murah/raskin  rata‐rata  kurang 
dari 10 kg yaitu masing‐masing 44,95 persen dan 48,74 
persen. 
 
 
  63 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 

Kota Sorong 38.55

Kab. Raja Ampat 7
74.07

Kab. Sorong 70.41
7

Kaab. Sorong Selatan 63..01
Gambar
G 9.2
Persentase Kab. Manokwari 68
8.03
Rumah
Tangga Kab. Teluk Bintuni 58.9
94
yang
Membeli Kab
b. Teluk Wondama 67
7.92
Raskin
Menurut Kab. Kaimana 51.62
2
K
Kabupaten/
Kota Kab. Fakfak 77.17
 
0.00 50.00 100.00
 
 
   

 
64   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
C. Kredit Usaha 
Pemerintah  meningkatkan  kesejahteraan 
masyarakat  dengan  mendorong  pertumbuhan  ekonomi, 
salah satu usahanya adalah dengan  memberikan stimulus 
bagi  perkembangan  usaha  kecil  dan  menengah.  Stimulus 
yang  diberikan  berupa  pemberian  kredit  usaha  bagi 
masyarakat,  tentu  saja    dengan  persyaratan‐persyaratan 
tertentu.  Jenis  kredit  yang  diterima  masyarakat  pun 
bermacam‐macam  seperti  Program  Pengembangan 
Kecamatan  (P2K),  P2KP,  Program  Pemerintah, kredit  dari 
Bank,  kredit  dari  koperasi/yayasan,  kredit  perorangan, 
dan lainnya.  
Berdasarkan Tabel 9.3, persentase rumah tangga di 
Papua  Barat  yang  menerima  kredit  adalah  sebesar  3,69 
persen,  dan  yang  persentase  tertinggi  adalah  di 
Kabupaten  Sorong  Selatan  (6,94%)  (lihat  Gambar  9.3). 
Kredit  yang  diberikan  pemerintah  relatif  masih  rendah 
yaitu sebesar 0,25 persen sedangkan untuk P2K dan P2KP 
di Papua Barat tidak ada rumah tangga yang menerima.  
Kredit usaha dari bank memiliki persentase terbesar 
dari  yang  lainnya  (2,37%)  menunjukkan  bahwa  peranan 
bank  dalam  pertumbuhan  usaha  di  Papua  Barat  relatif 
lebih  besar.  Dari  9  kabupaten/kota  di  Provinsi  Papua 
Barat,  4  kabupaten  diantaranya  menerima    kredit  dari 
 
  65 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
program  p
pemerintah  yaitu
u  Kabupaten  Teeluk  Wondama 
(1,89%),  Kabupaten  Manokwari  (0,27%
%),  Kabupaten 
Sorong  Seelatan  (0,58%),  dan  Kabupaten  Sorong  (0,59%), 
untuk seleengkapnya dapat dilihat pada Tabeel 9.3. 
Persentase  terbesarr  dari  pemberiaan  kredit  oleh 
bank adalah di Kabupaten
n Sorong Selatan
n yaitu sebesar 
n dan selanjutnyya adalah Kota So
5,2 persen orong (4,35%), 
Kabupaten  Teluk  Bintunii  (3,66%),  kabup
paten  Fak‐Fak 
(2,74%),  Kabupaten  T
Teluk  Wondama  (1,42%), 
Kabupaten Sorong (1,18%
%), dan Kabupate
en Manokwari 
(0,82%). 
 

8.00
6.94 % RTT yang menerima 
7.00 kred
dit
6.00 0
5.20 P2K
5.00 4.35
3.66 P2KP
P
4.00
2..74
3.00
Proggram Pemerintah 
Gambar 9.3 2.00 1.42 1.18
Perrsentase 0.82
Rumah Tangga 1.00 Bankk
0.00 0.00
yang 0.00
Me enerima Kopeerasi/Yayasan 
Kab. Fakfak
K b F kf k

Kab. Teluk Bintuni

Kab. Raja Ampat
Kab. Kaimana

Kab. Sorong Selatan
Kab. Teluk Wondama

Kab. Manokwari

Kab. Sorong

Kota Sorong

Kredit Menurut
M Fond
dation
Kabupa aten/Ko Pero
orangan  
ta daan Jenis Indivvidually
Kredit
Lainnya Others

 
66   
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 

   

 
  67 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

68 
Tabel Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2008
3.1.
Table Percentage of Population  by Regency/Municipality and Sex, 2008

 
   
No. Kabupaten/kota Laki‐Laki Perempuan Laki‐laki dan Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5)


9101 Kab. Fakfak 49.13 50.87 100.00                          

 
9102 Kab. Kaimana 50.84 49.16 100.00                          
9103 Kab. Teluk Wondama 52.81 47.19 100.00                          
9104 Kab. Teluk Bintuni 55.02 44.98 100.00                          

 
9105 Kab. Manokwari 49.87 50.13 100.00                          
9106 Kab. Sorong Selatan 52.12 47.88 100.00                          
9107 Kab. Sorong 53.26 46.74 100.00                          
9108 Kab. Raja Ampat 52.41 47.59 100.00                          
9172 Kota Sorong 49.96 50.04 100.00                          
9100 Prov. Papua Barat 51.56 48.44 100.00                          
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Penduduk  menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2008
3.2.
Table Percentage of Population  by Regency/Municipality, Age Group and Sex, 2008
   
Male Female Laki‐laki dan Perempuan
No. Kabupaten/kota
 0 ‐ 14 15 ‐ 64  65+ Jumlah  0 ‐ 14 15 ‐ 64  65+ Jumlah 0‐14 15 ‐ 64  65+ Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9101 Kab. Fakfak    39.74    57.60 2.66       100.00      37.44       61.28 1.28    100.00   38.59   59.43   1.97   100.00  
9102 Kab. Kaimana    33.55    64.75 1.70       100.00      40.18       58.82 1.00    100.00   36.85   61.80   1.35   100.00  
9103 Kab. Teluk Wondama    41.11    58.15 .74       100.00      48.34       50.11 1.55    100.00   44.64   54.23   1.14   100.00  
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni    35.05    63.62 1.32       100.00      37.19       62.59 .23    100.00   36.02   63.15   .82   100.00  
9105 Kab. Manokwari    35.76    62.37 1.87       100.00      39.21       59.10 1.70    100.00   37.53   60.69   1.78   100.00  
9106 Kab. Sorong Selatan    42.03    57.71 .26       100.00      34.61       64.78 .61    100.00   38.63   60.95   .42   100.00  
9107 Kab. Sorong    34.97    59.14 5.89       100.00      34.59       63.47 1.94    100.00   34.79   61.15   4.06   100.00  
9108 Kab. Raja Ampat    45.92    52.94 1.14       100.00      44.07       54.88 1.05    100.00   45.06   53.84   1.10   100.00  
9172 Kota Sorong    34.15    64.41 1.44       100.00      34.58       63.76 1.66    100.00   34.37   64.08   1.55   100.00  
9100 Prov. Papua Barat    37.66    60.61 1.73       100.00      40.20      58.43 1.36    100.00   38.90   59.55   1.55   100.00  

  69 
 
 
 
 
Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, 2008

70 
3.3.
Table Percentage of 10 Years Old and Over Population  by Regency/Municipality, Marital Status and Sex, 2008

 
   
Laki‐laki Perempuan Laki‐laki dan Perempuan
No. Kabupaten/kota Belum  Cerai  Cerai  Belum  Cerai  Cerai  Belum  Cerai  Cerai 
Kawin Kawin Kawin
Kawin Hdup Mati Kawin Hdup Mati Kawin Hdup Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9101 Kab. Fakfak 45.53   52.97   .31     1.20     43.89   50.95   .29     4.87     43.89   50.95   .29     4.87    
9102 Kab. Kaimana 33.43   61.73   .28     4.56     33.36   61.74   .88     4.01     33.36   61.74   .88     4.01    
9103 Kab. Teluk Wondama 46.98   48.86   .78     3.38     41.25   52.65   1.45     4.65     41.25   52.65   1.45     4.65    
 

9104 Kab. Teluk Bintuni 43.23   54.03   .99     1.75     35.44   60.59   .00     3.97     35.44   60.59   .00     3.97    
9105 Kab. Manokwari 37.81   58.96   .20     3.04     32.74   58.95   .78     7.54     32.74   58.95   .78     7.54    
9106 Kab. Sorong Selatan 45.61   50.41   .75     3.23     35.00   53.80   1.88     9.32     35.00   53.80   1.88     9.32    
9107 Kab. Sorong 40.61   56.50   .36     2.53     27.42   65.61   2.05     4.92     27.42   65.61   2.05     4.92    
9108 Kab. Raja Ampat 40.76   53.31   .35     5.57     34.42   58.69   1.91     4.98     34.42   58.69   1.91     4.98    
9172 Kota Sorong 44.51   53.59   .63     1.26     37.03   55.08   3.63     4.26     37.03   55.08   3.63     4.26    
9100 Prov. Papua Barat 42.65   53.97   .56     2.82     36.68   56.66   1.60     5.05     36.68   56.66   1.60     5.05    
 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan, 2008
4.1.
Table Percentage of Population  by Regency/Municipality and Health Condition, 2008
   
Keluhan Kesehatan Mengalami 
No. Kabupaten/kota Asma/  Diare/      Sakit kepala  Keluhan 
Panas Batuk Pilek Sakit gigi Lainnya Kesehatan
napas sesak buang air berulang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9101 Kab. Fakfak 7,30       5,39       3,97       1,03       1,07       ,98       ,96       4,89       14,91      
9102 Kab. Kaimana 7,00       4,81       4,19       ,82       ,56       1,69       1,12       4,66       16,26      
9103 Kab. Teluk Wondama 17,73       18,49       17,25       1,71       ,57       8,53       1,99       8,82       31,85      
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 10,72       10,66       6,75       1,13       ,92       7,56       1,54       48,52       58,14      
9105 Kab. Manokwari 15,60       14,52       13,84       ,99       ,94       4,13       ,50       10,43       28,15      
9106 Kab. Sorong Selatan 8,63       21,07       31,34       1,03       6,17       2,01       3,32       2,67       42,95      
9107 Kab. Sorong 11,85       13,21       12,76       1,20       1,05       5,56       1,05       9,77       30,63      
9108 Kab. Raja Ampat 4,73       5,32       4,85       ,74       ,61       1,71       ,25       4,12       11,88      
9172 Kota Sorong 16,77       20,44       19,22       2,16       1,74       10,12       2,21       13,36       40,97      
9100 Prov. Papua Barat 12,99       14,17       13,68       1,38       1,26       5,84       1,60       10,90       31,00      

  71 
 
 
 
 
 
 

72 
Tabel Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Lama Hari Sakit, 2008
4.2.
Table Percentage of Population  by Regency/Municipality and Number of Sick Day, 2008

 
   
Lama hari sakit
No. Kabupaten/kota
<= 3 4 ‐ 7 8 ‐ 14 15 ‐ 21 22 ‐ 30 Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


9101 Kab. Fakfak 41,80            39,41            13,23            3,76             1,80             100,00          
9102 Kab. Kaimana 51,44            32,90            9,78            1,98             3,90             100,00          
9103 Kab. Teluk Wondama 37,94            47,17            8,52            2,48             3,89             100,00          
9104 Kab. Teluk Bintuni 67,99            28,42            1,96            ,98             ,65             100,00          
 

9105 Kab. Manokwari 57,06            34,18            2,41            2,41             3,95             100,00          


9106 Kab. Sorong Selatan 82,61            14,76            2,62            ,00             ,00             100,00          
9107 Kab. Sorong 51,76            38,94            2,32            4,07             2,91             100,00          
9108 Kab. Raja Ampat 60,09            38,43            1,49            ,00             ,00             100,00          
9172 Kota Sorong 47,40            41,09            6,91            1,32             3,29             100,00          
9100 Prov. Papua Barat 49,68            38,89            6,36            2,09             2,97             100,00          
 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Penduduk yang Sakit menurut Kabupaten/Kota dan Cara Pengobatan Sendiri, 2008
4.3.
Table Percentage of Unhealth Population  by Regency/Municipality and Way of Self Medication, 2008
   
Cara Mengobati Sendiri Melakukan Pengobatan 
No. Kabupaten/kota
1. Tradisional 2. Modern 3. Lainnya Sendiri

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


9101 Kab. Fakfak 38,86                     82,83                     4,88                     64,34                    
9102 Kab. Kaimana 35,50                     68,09                     7,97                     60,45                    
9103 Kab. Teluk Wondama 36,56                     87,50                     3,36                     61,91                    

 
9104 Kab. Teluk Bintuni 24,64                     82,73                     17,27                     43,07                    
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9105 Kab. Manokwari 61,41                     62,84                     3,04                     66,60                    


9106 Kab. Sorong Selatan 77,88                     96,77                     3,97                     57,02                    
9107 Kab. Sorong 16,69                     94,43                     3,48                     70,58                    
9108 Kab. Raja Ampat 56,42                     48,42                     2,46                     41,97                    
9172 Kota Sorong 8,72                     91,94                     2,61                     67,24                    

 
9100 Prov. Papua Barat 32,34                     85,55                     4,77                     61,25                    

  73 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Penduduk yang Sakit menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2008  

74 
4.4.
Table Percentage of Unhealth Population  by Regency/Municipality and Place of Medication, 2008

 
   
Tempat Berobat Jalan Penderita 
Rumah  Prakter  yang 
No. Kabupaten/kota Rumah sakit  Puskesmas Petugas  Praktek      Dukun/   
sakit  dokter/  Lainnya Berobat   
pemerintah / Pustu Kesehatan Batra Tabib Jalan
swasta poliklinik

 
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9101 Kab. Fakfak 20,20     ,00     9,32     69,05     3,03     ,00     ,00     2,57     46,81    
9102 Kab. Kaimana 13,16     1,55     11,63     66,65     8,56     ,00     ,00     1,01     42,63    
9103 Kab. Teluk Wondama 7,56     ,00     ,51     91,93     ,00     ,00     ,00     1,01     58,93    
9104 Kab. Teluk Bintuni 2,12     3,55     6,10     86,81     2,85     ,00     ,00     9,72     24,85    
9105 Kab. Manokwari 5,79     4,91     16,99     67,88     9,33     ,00     ,00     2,93     35,96    
9106 Kab. Sorong Selatan 8,29     ,00     1,66     90,05     1,66     ,00     ,00     ,00     19,75    
9107 Kab. Sorong 10,38     6,48     32,43     46,83     10,42     2,61     1,30     10,39     37,77    
9108 Kab. Raja Ampat 1,38     2,72     2,77     91,75     1,38     ,00     ,00     2,72     74,56    
9172 Kota Sorong 13,94     6,25     33,44     47,32     2,89     ,00     ,00     2,41     30,40    
9100 Prov. Papua Barat 9,31     2,39     11,72     75,37     3,11     ,21     ,10     2,86     39,91    
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Pertama, 2008
4.5.
Table Percentage of Under‐Fives Children  by Regency/Municipality and First Birth Attendant, 2008
   
Penolong Kelahiran Pertama

No. Kabupaten/kota Tenaga Medis  Jumlah


Dokter Bidan Dukun Famili Lainnya
Lain

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (11)


9101 Kab. Fakfak 18,52         41,15         2,53          30,16         7,64         ,00           100,00       
9102 Kab. Kaimana ,00         72,74         ,85          23,85         2,56         ,00           100,00       
9103 Kab. Teluk Wondama 8,22         33,56         2,05          19,18         36,31         ,68           100,00       

 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 4,18         37,40         5,22          46,93         6,27         ,00           100,00       


9105 Kab. Manokwari 10,50         29,44         2,66          26,00         30,04         1,37           100,00       
9106 Kab. Sorong Selatan 4,75         39,55         1,91          36,12         10,14         7,52           100,00       
9107 Kab. Sorong 7,43         42,00         1,23          39,52         9,82         ,00           100,00       
9108 Kab. Raja Ampat ,67         22,56         5,47          54,15         17,15         ,00           100,00       
9172 Kota Sorong 10,42         69,70         4,26          8,51         5,69         1,42           100,00       
9100 Prov. Papua Barat 7,74         45,95         2,60          25,39         17,25         1,07           100,00       

  75 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel
4.6.
Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir, 2008  

76 
Table Percentage of Under‐Fives Children  by Regency/Municipality and Last Birth Attendant, 2008
   

 
Penolong Kelahiran Terakhir

No. Kabupaten/kota Tenaga Medis  Jumlah

 
Dokter Bidan Dukun Famili Lainnya
Lain

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (11)


9101 Kab. Fakfak 14,99         50,62         4,23          23,37         6,80         ,00           100,00       
9102 Kab. Kaimana ,00         73,59         ,85          22,15         2,56         ,85           100,00       
9103 Kab. Teluk Wondama 4,80         38,34         ,68          10,96         43,86         1,36           100,00       
9104 Kab. Teluk Bintuni 9,38         39,51         6,27          40,67         4,18         ,00           100,00       

 
9105 Kab. Manokwari 10,26         30,15         1,99          21,46         34,76         1,37           100,00       
9106 Kab. Sorong Selatan 3,79         41,46         ,00          35,17         12,06         7,52           100,00       
9107 Kab. Sorong 6,19         46,97         1,23          33,32         12,29         ,00           100,00       
9108 Kab. Raja Ampat ,67         24,62         5,47          54,15         13,03         2,06           100,00       
9172 Kota Sorong 12,31         67,81         4,26          9,45         4,74         1,42           100,00       
9100 Prov. Papua Barat 6,83         48,77         2,23          21,14         19,55         1,48           100,00       
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Lama Pemberian ASI, 2008
4.7.
Table Percentage of Under‐Fives Children  by Regency/Municipality and Breast Feeding Periode, 2008
   
Lama Pemberian ASI (bulan)
No. Kabupaten/kota Jumlah
<= 5 6 ‐ 11 12 ‐ 17 18 ‐ 23 >=24
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (11)
9101 Kab. Fakfak ,82            19,03            23,26            7,54            49,35            100,00          
9102 Kab. Kaimana 4,54            41,76            22,72            20,65            10,32            100,00          

 
9103 Kab. Teluk Wondama 1,32            11,85            47,36            17,12            22,36            100,00          
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 3,29            21,34            21,31            26,24            27,82            100,00          


9105 Kab. Manokwari 3,42            13,31            35,28            15,09            32,90            100,00          
9106 Kab. Sorong Selatan ,00            28,17            21,81            7,46            42,56            100,00          
9107 Kab. Sorong ,00            2,11            23,35            17,06            57,47            100,00          
9108 Kab. Raja Ampat ,00            3,67            35,34            37,78            23,20            100,00          
9172 Kota Sorong 6,81            19,14            31,14            5,41            37,50            100,00          
9100 Prov. Papua Barat 2,45            18,05            32,22            15,31            31,96            100,00          

  77 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Pemberian Imunisasi, 2008  

78 
4.8.
Percentage of Under‐Fives Children  by Regency/Municipality and Immunization, 2008

 
 
Jenis Imunisasi
Kabupaten/kota
BCG DPT POLIO CAMPAK/  MORBILI HEPATITIS B
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kab. Fakfak 94,72               92,18               92,12               79,83               85,90              
Kab. Kaimana 87,22               78,45               77,91               67,20               70,00              
Kab. Teluk Wondama 91,10               81,52               78,10               58,22               67,13              
Kab. Teluk Bintuni 79,16               78,11               85,38               77,02               80,18              

 
Kab. Manokwari 86,23               81,55               83,56               77,93               77,93              
Kab. Sorong Selatan 97,47               95,56               96,18               82,21               75,59              
Kab. Sorong 87,67               83,97               85,21               80,29               80,26              
Kab. Raja Ampat 84,93               82,20               90,43               79,46               75,34              
Kota Sorong 91,49               87,71               89,13               76,81               85,34              
Prov. Papua Barat 89,92               84,19               84,42               71,37               75,77              
 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2008
5.1.
Table Percentage of 10 Years of Age and Over Population  by Regency/Municipality and School Participation, 2008
   
Masih sekolah
Tidak/belum  Tidak 
No. Kabupaten/kota pernah  Jumlah yang  bersekolah  Jumlah
sekolah SD SMP SMA PT Masih  lagi
Sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9101 Kab. Fakfak                  3,52          11,90            7,35            7,26            0,89            27,40              69,09          100,00
9102 Kab. Kaimana                  7,80          11,14            4,16            4,03            0,57            19,90              72,30          100,00
9103 Kab. Teluk Wondama                  7,41          15,77            6,31            4,52            0,41            27,00              65,58          100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni                10,82          11,62            4,92            3,37            0,27            20,18              69,00          100,00
9105 Kab. Manokwari                18,50          11,63            5,01            5,59            2,40            24,63              56,88          100,00
9106 Kab. Sorong Selatan                  2,91          11,84            5,28            7,15            4,18            28,46              68,63          100,00
9107 Kab. Sorong                  9,59          12,24            5,36            1,14            2,49            21,23              69,18          100,00
9108 Kab. Raja Ampat                  1,82          15,24            2,51            3,58            0,36            21,70              76,48          100,00
9172 Kota Sorong                  1,62            7,89            7,46            6,96            1,63            23,93              74,45          100,00
9100 Prov. Papua Barat                  7,03          12,15            5,83            4,99           1,28            24,25              68,72          100,00

  79 
 
 
Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki, 2008  

80 
5.2.
Table Percentage of 10 Years of Age and Over Population  by Regency/Municipality and Certificate of Attainment Obtained, 2008

 
   
Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki Jumlah
No. Kabupaten/kota Tidak 
mempunyai  SD SMP SMA DI/II DIII S1/DIV S2/S3
ijazah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9101 Kab. Fakfak           27,06          29,79          20,58          17,71            1,28            0,39            3,10            0,10         100,00
9102 Kab. Kaimana           37,78          27,37          15,00          16,77            0,62            1,05            1,41                  ‐         100,00
9103 Kab. Teluk Wondama           38,27          28,68          15,63          13,44            1,23            0,82            1,51            0,41         100,00
 

9104 Kab. Teluk Bintuni           33,30          23,21          21,52          18,93            0,22            0,90            1,92                  ‐         100,00
9105 Kab. Manokwari           41,66          19,07          17,33          16,48            0,59            0,93            3,66            0,29         100,00
9106 Kab. Sorong Selatan           30,08          30,24          24,18          13,52                  ‐            1,08            0,90                  ‐         100,00
9107 Kab. Sorong           41,77          24,90          16,85          13,99            0,38            0,58            1,53                  ‐         100,00
9108 Kab. Raja Ampat           28,89          45,08          15,54            9,05                  ‐            0,53            0,91                  ‐         100,00
9172 Kota Sorong           16,85          17,49          21,17          34,20            1,39            2,43            6,30            0,16         100,00
9100 Prov. Papua Barat           32,84          25,68          18,16          18,54            0,86            1,10            2,66            0,17         100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2008
5.3.
Table Percentage of 10 Years of Age and Over Population  by Regency/Municipality and Literacy, 2008
   
Laki‐laki Perempuan Laki‐laki dan Perempuan

No. Kabupaten/kota Huruf  Huruf  Huruf  Buta  Huruf  Huruf  Huruf  Buta  Huruf  Huruf  Huruf  Buta 
Latin Arab Lainnya Huruf Latin Arab Lainnya Huruf Latin Arab Lainnya Huruf

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3) (4) (5) (6) (3) (4) (5) (6)
9101 Kab. Fakfak    97,78    12,62     0,50     2,22   96,59   13,66      0,29      3,22     97,18     13,15       0,39       2,73
9102 Kab. Kaimana    93,84    28,99     0,28     5,88   93,55   28,71            ‐      6,45     93,70     28,85       0,14       6,16

 
9103 Kab. Teluk Wondama    84,93      3,64   17,42   15,07   78,77     4,95   16,00   19,20     82,02       4,26     16,75     17,02
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni    92,53      3,99     8,74     7,22   81,41     4,27      5,96   18,59     87,53       4,12       7,49     12,33
9105 Kab. Manokwari    88,14    10,45     2,85   11,46   76,05   10,64      3,83   23,42     82,08     10,55       3,35     17,46
9106 Kab. Sorong Selatan    97,39      2,24     6,31     2,61   93,12     1,22      3,23      6,88     95,35       1,75       4,84       4,65
9107 Kab. Sorong    94,23    19,76     0,36     5,05   87,69   19,25      0,41   12,31     91,17     19,52       0,38       8,44
9108 Kab. Raja Ampat    93,06      6,94     2,09     6,94   91,96     7,26      2,31      8,04     92,54       7,09       2,19       7,46
9172 Kota Sorong    99,21    15,69     3,80     0,79   98,42   15,49      2,37      1,58     98,82     15,59       3,08       1,18
9100 Prov. Papua Barat    92,45    12,08     6,60     7,39  88,15   12,62     5,43   11,28     90,37     12,34       6,04       9,27

  81 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Umur Kawin Pertama, 2008  
6.1.

82 
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over  by Regency/Municipality and First Marriage, 2008

 
   
Umur Perkawinan Pertama
No. Kabupaten/kota Jumlah
Kurang dari 16 16 17 ‐ 18 19 ‐ 24 25+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9101 Kab. Fakfak 3,15           3,82           18,14           56,53           18,35           100,00          
9102 Kab. Kaimana 3,91           2,21           13,10           56,43           24,35           100,00          
9103 Kab. Teluk Wondama 4,95           3,96           16,83           54,95           19,31           100,00          
9104 Kab. Teluk Bintuni 11,32           6,59           23,12           43,88           15,09           100,00          

 
9105 Kab. Manokwari 10,61           18,34           24,97           34,09           11,99           100,00          
9106 Kab. Sorong Selatan 5,61           6,23           17,89           60,12           10,15           100,00          
9107 Kab. Sorong 18,65           11,87           19,78           40,11           9,59           100,00          
9108 Kab. Raja Ampat 3,47           7,01           24,40           57,05           8,07           100,00          
9172 Kota Sorong 8,02           2,14           18,82           50,90           20,13           100,00          
9100 Prov. Papua Barat 7,52           5,96           18,56           50,73           17,22           100,00          
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Kontrasepsi, 2008
6.2.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over  by Regency/Municipality and Contraceptive Usage, 2008

 
 
 
   
Umur Perkawinan Pertama
No. Kabupaten/Kota Tidak Pernah  Jumlah
Pernah Menggunakan KB Sedang Menggunakan KB
Menggunakan KB
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9101 Kab. Fakfak 31,49                   21,65                   46,86                   100,00                  
9102 Kab. Kaimana 14,87                   25,84                   59,29                   100,00                  
9103 Kab. Teluk Wondama 11,39                   10,40                   78,21                   100,00                  

 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 33,96                   12,25                   53,79                   100,00                  


9105 Kab. Manokwari 21,92                   16,12                   61,96                   100,00                  
9106 Kab. Sorong Selatan 25,64                   30,52                   43,84                   100,00                  
9107 Kab. Sorong 35,04                   35,57                   29,39                   100,00                  
9108 Kab. Raja Ampat 9,89                   9,23                   80,88                   100,00                  
9172 Kota Sorong 29,38                   30,74                   39,87                   100,00                  
9100 Prov. Papua Barat 22,56                   21,76                   55,68                   100,00                  

  83 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Kontrasepsi, 2008  

84 
6.3.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over  by Regency/Municipality and Contraceptive Usage, 2008  

 
   
Alat Kontrasepsi yang Sedang Digunakan
No. Kabupaten/Kota MOW/   MOP/   Intravag/   Cara  Jumlah
AKDR/IUD Suntik Susuk KB PIL Kondom
Tubektomi Vasektomi Tisu Tradisional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
9101 Kab. Fakfak 1,66       ,00     ,00     62,50     1,68     34,16     ,00       ,00       ,00       100,00  
9102 Kab. Kaimana ,00       1,93     1,90     60,14     ,00     33,06     ,00       ,00       2,97       100,00  
9103 Kab. Teluk Wondama ,00       ,00     ,00     91,30     ,00     8,70     ,00       ,00       ,00       100,00  

 
9104 Kab. Teluk Bintuni 2,78       ,00     ,00     44,40     4,17     44,49     ,00       ,00       4,14       100,00  
9105 Kab. Manokwari 4,04       ,85     ,85     44,37     5,38     26,28     ,00       ,00       18,23       100,00  
9106 Kab. Sorong Selatan 2,44       6,41     ,00     35,19     ,00     41,33     ,00       ,00       14,63       100,00  
9107 Kab. Sorong 1,62       1,62     1,62     54,82     12,90     25,81     ,00       ,00       1,62       100,00  
9108 Kab. Raja Ampat ,00       ,00     ,00     70,69     ,00     29,31     ,00       ,00       ,00       100,00  
9172 Kota Sorong 1,71       3,42     4,27     52,49     3,40     32,15     1,71       ,00       ,85       100,00  
9100 Prov. Papua Barat 1,68       1,79     1,53     56,77     3,92     30,00     ,41       ,00       3,91       100,00  

 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak Lahir Hidup, 2008
6.4.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over  by Regency/Municipality and Number of 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Children Ever Born Alive, 2008
   
Anak Lahir Hidup
No. Kabupaten/Kota Jumlah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9101 Kab. Fakfak 7.99   13.85   19.37   15.83   18.04   8.65   6.76   4.14   3.66   .52   1.20   100.00  
9102 Kab. Kaimana 15.95   25.62   22.49   16.10   10.77   3.65   3.37   1.61   .00   .00   .44   100.00  
9103 Kab. Teluk Wondama 7.93   15.36   20.30   11.40   9.91   14.86   7.42   8.39   2.47   .99   .99   100.00  
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 12.27   20.29   21.74   16.07   11.80   7.53   5.63   3.74   .94   .00   .00   100.00  
9105 Kab. Manokwari 13.87   17.02   22.08   18.74   10.11   7.77   4.61   1.93   1.36   1.46   1.06   100.00  
9106 Kab. Sorong Selatan 5.40   18.06   15.15   19.78   22.61   9.09   6.80   1.87   .63   .00   .62   100.00  
9107 Kab. Sorong 4.52   18.08   16.97   23.70   10.75   13.56   4.51   3.39   2.82   .56   1.13   100.00  
9108 Kab. Raja Ampat 7.62   13.43   21.73   14.08   13.32   12.66   5.70   5.17   2.27   2.31   1.71   100.00  
9172 Kota Sorong 7.30   20.33   25.28   16.58   11.84   7.66   3.26   1.75   2.25   1.51   2.25   100.00  
9100 Prov. Papua Barat 9.34   18.49   21.11   16.27   12.21   9.65   5.23   3.88   1.88   .82   1.12   100.00  

  85 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak Masih Hidup, 2008

86 
6.5.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over  by Regency/Municipality and Number of 
 

 
Children Still Living, 2008

 
Anak Lahir Hidup
No. Kabupaten/Kota Jumlah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9101 Kab. Fakfak 8,51   14,38   20,43   15,82   19,07   7,94   6,41   3,10   2,61   1,04   ,68   100,00  
9102 Kab. Kaimana 15,95   25,62   23,81   15,66   10,33   3,21   3,81   1,16   ,00   ,00   ,44   100,00  
9103 Kab. Teluk Wondama 7,93   15,85   20,30   16,85   9,41   16,84   4,94   4,93   1,98   ,49   ,49   100,00  
9104 Kab. Teluk Bintuni 14,16   22,18   20,79   16,54   11,32   6,59   5,16   2,33   ,94   ,00   ,00   100,00  
9105 Kab. Manokwari 14,95   18,30   23,92   20,02   9,63   5,41   4,50   1,64   ,87   ,19   ,58   100,00  
9106 Kab. Sorong Selatan 5,40   18,68   17,03   21,66   22,35   8,08   6,18   ,00   ,00   ,62   ,00   100,00  
9107 Kab. Sorong 4,52   18,08   21,50   24,27   11,87   11,86   2,26   3,39   ,56   ,56   1,13   100,00  
9108 Kab. Raja Ampat 8,20   15,78   22,32   15,25   12,64   9,78   9,74   2,29   1,72   1,14   1,14   100,00  
9172 Kota Sorong 7,81   20,83   27,04   15,32   12,09   7,66   3,51   1,99   2,51   1,00   ,25   100,00  
9100 Prov. Papua Barat 9,72   19,10   22,43   17,59   12,16   9,35   4,58   2,65   1,39   ,54   ,49   100,00  
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak
Tabel yang Sudah Meninggal, 2008
6.6.
Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over  by Regency/Municipality and Number of 
Children Ever Born Alive, 2008
   
Anak Sudah Meninggal
No. Kabupaten/Kota Jumlah
0 1 2 3 4 5 6+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (14)
9101 Kab. Fakfak 88,63       7,69       3,68         ,00         ,00         ,00         ,00         100,00      
9102 Kab. Kaimana 96,91       2,21       ,88         ,00         ,00         ,00         ,00         100,00      
9103 Kab. Teluk Wondama 82,18       10,89       4,95         ,50         ,99         ,50         ,00         100,00      
9104 Kab. Teluk Bintuni 87,27       8,95       2,36         1,42         ,00         ,00         ,00         100,00      
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9105 Kab. Manokwari 83,61       9,86       3,01         1,77         1,46         ,00         ,30         100,00      
9106 Kab. Sorong Selatan 90,90       3,50       1,88         1,87         1,87         ,00         ,00         100,00      
9107 Kab. Sorong 86,42       7,37       1,70         3,38         ,00         1,13         ,00         100,00      
9108 Kab. Raja Ampat 79,14       15,65       4,04         1,17         ,00         ,00         ,00         100,00      
9172 Kota Sorong 88,22       6,77       3,01         1,50         ,25         ,00         ,25         100,00      
9100 Prov. Papua Barat 87,33       7,71       2,99         1,14         ,53         ,23         ,07         100,00      
 

  87 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Rata‐rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 ‐ 49 Tahun Menurut Kabupaten/Kota, 2008

88 
6.7.
Table The Average of Children Ever Born Alive from Ever Married Woman 15 ‐ 49 Years Old by Regency/Municipality, 2008 

 
   
Kelompok Umur (Tahun)

 
No. Kabupaten/Kota
15 ‐ 19 20 ‐ 24  25 ‐ 29 30 ‐ 34 35 ‐ 39 40 ‐ 44 45 ‐ 49
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
9101 Kab. Fakfak ‐ 1,07       2,16         2,46         3,66         3,80         4,22        
9102 Kab. Kaimana ,82       ,85       1,37         2,38         2,71         3,37         2,50        
9103 Kab. Teluk Wondama ,50       1,45       2,50         3,11         4,41         5,06         4,41        
9104 Kab. Teluk Bintuni ,33       ,94       2,24         2,77         2,93         3,86         3,85        
9105 Kab. Manokwari ,40       1,28       2,03         2,53         2,86         3,73         3,92        
9106 Kab. Sorong Selatan 1,00       ,84       2,52         2,84         3,44         4,05         3,99        
9107 Kab. Sorong 1,00       1,00       1,88         2,93         2,95         4,23         3,19        
9108 Kab. Raja Ampat 1,00       1,70       2,36         3,11         4,54         4,89         5,32        
9172 Kota Sorong ,67       1,11       1,96         2,27         2,42         3,64         3,86        
9100 Prov. Papua Barat ,63       1,12       2,07         2,70         3,27         4,14         3,87        
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai (meter persegi), 2008 
7.1.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Floor Area (metre per square), 2008
   
Luas Lantai (meter per segi)
No. Kabupaten/kota Jumlah
<=19 20 ‐ 49 50‐99 100‐149 150+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9101 Kab. Fakfak 12,03           44,19           32,44           8,34           3,00           100,00          
9102 Kab. Kaimana 3,90           62,52           22,47           6,12           5,00           100,00          
9103 Kab. Teluk Wondama 14,19           69,78           15,09           ,00           ,94           100,00          
9104 Kab. Teluk Bintuni 20,49           62,71           14,14           1,15           1,52           100,00          
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9105 Kab. Manokwari 3,11           62,63           24,95           5,11           4,19           100,00          


9106 Kab. Sorong Selatan 7,01           75,95           9,05           7,99           ,00           100,00          
9107 Kab. Sorong ,00           50,34           47,30           2,36           ,00           100,00          
9108 Kab. Raja Ampat 1,07           71,88           25,46           1,59           ,00           100,00          
9172 Kota Sorong 18,27           41,06           29,25           8,15           3,27           100,00          
9100 Prov. Papua Barat 11,80           55,59           24,76           5,23           2,62           100,00          
 

  89 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Atap Terluas, 2008  

90 
7.2.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and  Roof Main Material, 2008

 
   
Jenis Atap Terluas
No. Kabupaten/kota Jumlah
Beton Genteng Sirap Seng Asbes Ijuk/rumbia Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9101 Kab. Fakfak 6,47           ,00           ,66           91,16           ,00           1,70           ,00           100,00      
9102 Kab. Kaimana 3,61           1,39           ,00           95,00           ,00           ,00           ,00           100,00      
9103 Kab. Teluk Wondama ,94           ,00           ,47           68,88           ,00           27,35           2,36           100,00      
9104 Kab. Teluk Bintuni ,00           ,77           2,30           82,38           11,47           3,08           ,00           100,00      
9105 Kab. Manokwari ,45           1,80           ,23           93,48           1,78           2,26           ,00           100,00      
9106 Kab. Sorong Selatan 1,07           1,62           1,58           77,33           ,54           12,42           5,44           100,00      
9107 Kab. Sorong ,59           8,87           ,00           76,91           11,26           2,36           ,00           100,00      
9108 Kab. Raja Ampat 1,62           ,52           ,00           88,24           ,00           8,57           1,05           100,00      
9172 Kota Sorong 1,64           1,19           ,30           95,70           1,18           ,00           ,00           100,00      
9100 Prov. Papua Barat 2,02           1,31           ,44           87,03           1,65           6,82           ,74           100,00      
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Lantai Terluas, 2008 
7.3.
Percentage of Households by Regency/Municipality and Floor Main Material, 2008
 
Jenis Lantai Terluas
Kabupaten/kota Jumlah
Bukan tanah Tanah
(2) (3) (4) (8)
Kab. Fakfak 94,92 5,08 100,00
Kab. Kaimana 77,34 22,66 100,00
Kab. Teluk Wondama 90,09 9,91 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

Kab. Teluk Bintuni 95,75 4,25 100,00


Kab. Manokwari 93,91 6,09 100,00
Kab. Sorong Selatan 88,68 11,32 100,00
Kab. Sorong 87,56 12,44 100,00
Kab. Raja Ampat 93,61 6,39 100,00
Kota Sorong 96,15 3,85 100,00
Prov. Papua Barat 91,08 8,92 100,00

  91 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Dinding Terluas, 2008   

92 
7.4.
Percentage of Households by Regency/Municipality and Wall Main Material, 2008

 
 
Jenis Dinding Terluas
Kabupaten/kota Jumlah
Tembok Kayu Bambu Lainnya
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kab. Fakfak 67,94                27,96                4,10              ,00              100,00              
Kab. Kaimana 61,37                36,36                ,00              2,27              100,00              
Kab. Teluk Wondama 14,63                72,17                1,41              11,79              100,00              
Kab. Teluk Bintuni 7,67                85,58                ,77              5,98              100,00              
Kab. Manokwari 45,73                48,37                ,91              4,99              100,00              
Kab. Sorong Selatan 26,16                53,80                3,76              16,28              100,00              
Kab. Sorong 41,97                58,03                ,00              ,00              100,00              
Kab. Raja Ampat 31,28                66,58                2,14              ,00              100,00              
Kota Sorong 79,09                20,61                ,00              ,30              100,00              
Prov. Papua Barat 51,34                43,51                1,02              4,14              100,00              
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Sumber Air Minum, 2008 
7.5.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of drinking Water, 2008
 
 

   
Sumber Air Minum
Air  Sumur  Mata  Mata 
No. Kabupaten/kota Ledeng  Sumur  Sumur  Jumlah
kema‐ Air isi  Ledeng  tak  air  air tak  Air  Air 
mete‐ bor/  terlin‐ Lainnya
san  ulang eceran terlin‐ terlin‐ terlin‐ sungai hujan
ran pompa dung
bermer dung dung dung
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
9101 Kab. Fakfak 0,34 0,00 56,02 2,03 0,00 6,85 0,68 7,84 14,67 0,34 10,89 0,34 100,00
9102 Kab. Kaimana 0,00 8,06 32,39 5,69 0,57 9,57 14,19 5,67 13,94 8,81 1,12 0,00 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 0,47 0,00 1,89 9,44 0,47 5,20 8,96 8,97 22,63 41,03 0,47 0,47 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 0,39 6,91 0,00 0,00 26,20 3,06 10,31 0,76 8,78 0,74 42,11 0,74 100,00
9105 Kab. Manokwari 0,00 7,08 3,55 2,70 5,97 24,07 13,30 8,29 15,15 17,42 2,47 0,00 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 0,00 1,07 8,47 0,00 0,00 8,09 5,91 26,92 10,28 14,54 8,15 16,57 100,00
9107 Kab. Sorong 0,59 2,95 0,00 0,00 3,54 0,00 8,88 0,00 0,00 10,07 73,96 0,00 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 64,66 5,30 17,91 0,00 8,95 2,64 0,55 100,00
9172 Kota Sorong 7,74 37,71 13,64 6,53 3,11 8,29 3,26 2,07 0,30 0,59 16,16 0,59 100,00
9100 Prov. Papua Barat 2,60 14,03 15,55 5,15 2,96 9,61 7,26 6,34 10,08 12,44 12,88 1,09 100,00

  93 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air  Menurut Kabupaten/Kota, dan Jarak ke Tempat Penampungan Akhir   
Tabel

94 
Kotoran/Tinja Terdekat , 2008 
7.6.
Percentage of Households Using Pump/Well/Spring/Water as Source Of Dringking Water By Regency/Municipality, and The Distance to the Nearest Septic 

 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
Table
Tank or Other Waste Disposal, 2008

No. Kabupaten/kota Jarak Ke Tempat Penampungan Kotoran/Tinja Jumlah

< 10 m >= 10 m Tidak tahu


(1) (2) (3) (4) (5)
9101 Kab. Fakfak 28,38 55,69 15,92 100,00
9102 Kab. Kaimana 9,04 38,65 52,32 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 28,57 39,80 31,63 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 7,82 72,65 19,53 100,00
9105 Kab. Manokwari 11,07 65,94 23,00 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 3,17 75,70 21,13 100,00
9107 Kab. Sorong 33,28 42,87 23,85 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 25,36 46,47 28,17 100,00
9172 Kota Sorong 13,92 70,43 15,65 100,00
9100 Prov. Papua Barat 17,59 53,80 28,61 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota  dan Fasilitas Air Minum, 2008 
7.7.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Drinking Water Facility, 2008

 
 
 

   
Fasilitas Air Minum

No. Kabupaten/kota Jumlah


Sendiri Bersama Umum Tidak ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


9101 Kab. Fakfak 56,71 22,03 15,33 5,93 100,00
9102 Kab. Kaimana 33,26 28,05 36,73 1,96 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 21,97 18,87 56,01 3,14 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 55,53 27,98 13,57 2,92 100,00


9105 Kab. Manokwari 32,64 24,36 30,48 12,52 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 10,74 40,91 29,23 19,12 100,00
9107 Kab. Sorong 43,53 17,81 3,70 34,96 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 29,05 52,49 17,93 0,52 100,00
9172 Kota Sorong 66,69 18,50 13,58 1,23 100,00
9100 Prov. Papua Barat 40,44 23,82 29,05 6,68 100,00

  95 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota  dan Cara Memperoleh Air Minum, 2008   

96 
7.8.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and How to Get the Drinking Water, 2008

 
   
Cara Memperoleh Air Minum 

No. Kabupaten/kota Total


Membeli Tidak membeli

(1) (2) (3) (4)


9101 Kab. Fakfak 44,67 55,33 100,00
9102 Kab. Kaimana 28,30 71,70 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 1,41 98,59 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 8,43 91,57 100,00
9105 Kab. Manokwari 12,63 87,37 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 1,61 98,39 100,00
9107 Kab. Sorong 5,91 94,09 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 0,52 99,48 100,00
9172 Kota Sorong 64,43 35,57 100,00
9100 Prov. Papua Barat 30,75 69,25 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota  dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2008 
7.9.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Toilet Facility, 2008

 
 
 

   
Fasilitas Tempat Buang Air Besar

No. Kabupaten/kota Total


Sendiri Bersama Umum Tidak ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


9101 Kab. Fakfak 57,06 18,09 12,91 11,93 100,00
9102 Kab. Kaimana 36,54 14,25 32,23 16,98 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 18,86 27,37 3,77 49,99 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 59,25 20,98 7,96 11,81 100,00


9105 Kab. Manokwari 51,54 12,74 3,61 32,11 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 19,17 32,39 14,93 33,50 100,00
9107 Kab. Sorong 72,18 15,37 0,59 11,86 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 26,89 26,08 28,48 18,55 100,00
9172 Kota Sorong 72,83 16,48 9,20 1,49 100,00
9100 Prov. Papua Barat 49,52 19,29 11,56 19,63 100,00

  97 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota  dan Jenis Kloset, 2008 

98 
7.10.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Type Of Closet Facility, 2008

 
   
Jenis kloset

No. Kabupaten/kota Total


Cemplung/  
Leher angsa Plengsengan Tidak pakai
cubluk

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


9101 Kab. Fakfak 51,07 21,02 24,44 3,46 100,00
9102 Kab. Kaimana 59,96 19,90 4,04 16,10 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 25,49 56,57 15,12 2,82 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 59,24 22,95 16,52 1,29 100,00
9105 Kab. Manokwari 53,47 17,72 19,24 9,58 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 51,49 33,11 3,19 12,21 100,00
9107 Kab. Sorong 37,55 12,08 46,35 4,02 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 67,34 19,54 12,45 0,67 100,00
9172 Kota Sorong 41,60 48,16 6,63 3,61 100,00
9100 Prov. Papua Barat 45,75 35,45 12,92 5,88 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota  dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja , 2008 
7.11.
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Final Disponal of Feces , 2008

 
 
 
 

   
Tempat Pembuangan Akhir Tinja  

No. Kabupaten/kota Pantai/tanah  Total


Sungai/danau/ Lobang 
Tangki/spal Kolam/sawah lapang/  Lainnya
laut tanah
kebun
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9101 Kab. Fakfak 35,27 0,68 17,20 35,95 9,88 1,02 100
9102 Kab. Kaimana 44,61 1,40 9,65 15,88 16,65 11,81 100
9103 Kab. Teluk Wondama 26,90 0,94 43,40 10,37 14,62 3,77 100
 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 45,40 0,00 8,00 16,79 1,15 28,66 100


9105 Kab. Manokwari 41,16 1,12 10,53 20,08 26,20 0,91 100
9106 Kab. Sorong Selatan 34,29 2,15 18,82 29,56 14,09 1,09 100
9107 Kab. Sorong 33,70 2,36 7,69 47,95 8,29 0,00 100
9108 Kab. Raja Ampat 55,87 0,00 7,46 15,94 19,69 1,05 100
9172 Kota Sorong 86,06 1,49 6,52 2,67 0,30 2,97 100
9100 Prov. Papua Barat 52,13 1,23 16,40 15,36 10,00 4,89 100

  99 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota  dan Sumber Penerangan  , 2008   
7.12.

100 
Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of Lighting , 2008

 
   
Sumber Penerangan 

No. Kabupaten/kota Total


Petromak/alad Pelita/sentir
Listrik PLN Listrik non PLN Lainnya
in /obor

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


9101 Kab. Fakfak 75,77 9,21 1,37 13,64 0,00 100
9102 Kab. Kaimana 52,88 17,88 0,85 28,11 0,28 100
9103 Kab. Teluk Wondama 30,67 23,57 3,77 40,10 1,89 100
9104 Kab. Teluk Bintuni 19,09 59,11 4,99 9,94 6,87 100
9105 Kab. Manokwari 58,17 2,94 0,89 37,11 0,89 100
9106 Kab. Sorong Selatan 36,29 9,74 1,07 51,81 1,07 100
9107 Kab. Sorong 71,55 0,00 0,00 26,07 2,37 100
9108 Kab. Raja Ampat 8,41 15,42 18,98 56,13 1,07 100
9172 Kota Sorong 95,54 2,67 0,89 0,89 0,00 100
9100 Prov. Papua Barat 62,21 12,68 2,09 22,03 0,99 100
 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tabel Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Telepon, Telepon Selular, dan Komputer Menurut Kabupaten/Kota, 2008  
7.13.
Table Percentage of Households Possessing Telephone, Handphone, and Personal Computer by Regency/Municipality, 2008
   
Jenis Alat Komunikasi
No. Kabupaten/kota
Telepon Telepon Selular  Desktop/PC Laptop/Note Book
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9101 Kab. Fakfak 17,00           51,58           3,67           3,67          
9102 Kab. Kaimana 6,11           43,94           7,78           7,78          
9103 Kab. Teluk Wondama ,47           23,60           2,84           2,84          
9104 Kab. Teluk Bintuni 1,53           45,85           10,27           10,27          
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9105 Kab. Manokwari 7,52           46,09           11,07           11,07          


9106 Kab. Sorong Selatan 2,63           21,24           1,07           1,07          
9107 Kab. Sorong 2,36           49,09           2,37           2,37          
9108 Kab. Raja Ampat ,00           12,11           ,52           ,52          
9172 Kota Sorong 22,54           79,95           6,22           6,22          
9100 Prov. Papua Barat 10,63           50,68           5,49           5,49          

  101 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Rumah Tangga Yang Mengakses Internet Menurut Kabupaten/Kota, 2008  
 
7.14

102 
Table Percentage of Households  That Accessed the Internet by Regency/Municipality, 2008

 
   
Tempat Akses Internet
No. Kabupaten/kota
Telepon Rumah Telepon Selular  Warnet Kantor/Sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9101 Kab. Fakfak 16,11                     10,01                     ,00                     5,62                    
9102 Kab. Kaimana ,00                     14,38                     7,49                     ,00                    
9103 Kab. Teluk Wonda ,00                     20,03                     ,00                     ,00                    
9104 Kab. Teluk Bintuni 4,06                     4,44                     ,00                     21,16                    

 
9105 Kab. Manokwari 12,46                     7,66                     22,47                     19,90                    
9106 Kab. Sorong Selata ,00                     4,44                     ,00                     3,97                    
9107 Kab. Sorong ,00                     5,42                     ,00                     2,66                    
9108 Kab. Raja Ampat ,00                     2,45                     ,00                     ,00                    
9172 Kota Sorong 67,37                     31,18                     70,04                     46,68                    
9100 Prov. Papua Barat 100,00                     100,00                     100,00                     100,00                    
 

 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Table Persentase Penduduk menurut Kabupaten/ Kota dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan 2008
8.1
Table Percentage of Households  That Accessed the Internet by Regency/Municipality, 2008

Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp)
Kurang dari  100 000 150 000 200 000 300 000  500 000 750 000 1 000 000 Jumlah 
No. Kabupaten/kota
Less than ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ dan lebih Total
100 000 149 999 199 999 299 999  499 999 749 999 999 999  and over
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9101 Kab. Fakfak 0 1,37 5,94 23,29 39,27 13,24 8,22 8,68 100
9102 Kab. Kaimana 0,72 11,19 11,91 19,13 19,86 23,47 7,94 5,78 100
Kab. Teluk Wondama

 
9103 0,47 4,72 5,19 24,53 10,38 31,6 19,34 3,77 100
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

9104 Kab. Teluk Bintuni 0 0,41 3,25 20,73 6,91 37,8 16,26 14,63 100
9105 Kab. Manokwari 1,37 9,56 8,47 13,93 30,87 20,22 7,65 7,92 100
9106 Kab. Sorong Selatan 0 5,78 7,51 13,87 49,71 18,5 4,05 0,58 100
9107 Kab. Sorong 1,18 6,51 10,65 27,81 36,09 13,02 3,55 1,18 100
9108 Kab. Raja Ampat 0 7,94 16,93 23,28 38,1 10,05 2,12 1,59 100
9172 Kota Sorong 0 0 0 2,61 18,26 44,35 9,28 25,51 100
9100 Prov. Papua Barat 0,54 5,03 6,66 15,68 28,32 25,37 7,95 10,45 100

  103 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Table   8,2 [Lanjutan / Continued ]
 
Table

104 
Golongan Pengeluaran Per kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp) Rata‐rata per 
Kurang dari  100 000 150 000 200 000 300 000  500 000 750 000 1 000 000 kapita Per 

 
Kelompok barang Commodity group Capita 
Less than ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ dan lebih
Average
100 000 149 999 199 999 299 999  499 999 749 999 999 999  and over
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
B. BUKAN MAKANAN / NON FOOD
1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga
a. Sewa, kontrak, perkiraan sewa rumah 0,80 5,20 16,11 33,14 42,66 58,43 47,01 42,48 30,73
b. Pemeliharaan rumah dan perbaikan ringan 3,09 0,00 0,35 0,34 0,00 0,00 0,97 0,58 0,67
c. Rekening listrik, air, gas, minyak tanah, dll 1,52 25,26 21,92 18,08 13,50 7,69 9,26 3,12 12,54
d. Rekening telepon rumah, pulasa HP, dll 2,55 4,24 8,61 9,15 5,88 4,01 2,84 7,24 5,56
2. Aneka Barang dan Jasa
a. Sabun mandi/cuci, kosmetik, dll 2,45 13,46 10,23 5,60 3,26 2,04 0,00 1,78 4,85
b. Biaya Kesehatan 2,80 2,81 3,60 3,64 3,39 1,33 7,67 9,76 4,38
c. Biaya Pendidikan 2,85 3,07 2,34 2,44 2,78 4,35 3,33 5,42 3,32
d. Transportasi, Pengangkutan, Bensin, Solar 2,09 9,52 13,61 11,64 14,11 11,47 6,36 13,15 10,24
e. Jasa Lainnya 3,04 0,61 0,31 0,62 1,18 0,47 3,84 1,96 1,50

 
3. Pakaian, Alas Kaki, dan penutup Kepala 2,56 6,91 7,05 5,87 6,62 4,00 7,70 4,14 5,60
4. Barang Tahan Lama 2,82 2,43 2,72 2,64 2,72 4,44 11,03 9,41 4,78
5. Pajak, Pungutan, dan Asuransi
a. Pajak (PBB, Kendaraan) 3,08 0,38 0,22 0,65 0,14 0,00 0,00 0,37 0,60
b. Pungutan / retribusi 3,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,30 0,00 0,00 0,43
c. Asuransi Kesehatan 3,09 0,00 0,14 0,00 0,45 0,61 0,00 0,60 0,61
Jumlah Bukan Makanan
35,83 73,90 87,20 93,82 96,68 99,12 100,00 100,00 85,82
Total of Non Food
Jumlah / Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Table  
8.2 [Lanjutan / Continued ]
Table
Golongan Pengeluaran Per kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp) Rata‐rata per 
Kelompok barang 
Kurang dari  100 000 150 000 200 000 300 000  500 000 750 000 1 000 000 kapita Per 
Capita 
Less than ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ dan lebih
Commodity group Average
100 000 149 999 199 999 299 999  499 999 749 999 999 999  and over

 
B. BUKAN MAKANAN / NON FOOD
1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga 16,84 15,12 18,62 13,97 22,00 23,61 16,53 18,20 18,62
2. Aneka Barang dan Jasa 4,83 6,63 7,60 6,37 10,72 11,63 19,60 10,57 9,45
3. Pakaian, Alas Kaki, dan penutup Kepala 1,88 4,36 3,47 1,91 3,54 2,88 3,30 2,47 2,96

 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

4. Barang Tahan Lama 0,14 0,49 1,16 2,02 2,84 1,67 23,25 9,95 3,61
5. Pajak dan Asuransi ‐ 0,04 0,02 0,15 0,28 0,22 0,69 2,35 0,33
6.  Keperluan pesta dan upacara 0,30 1,28 0,64 0,91 1,53 1,48 0,68 25,94 2,51
Jumlah Bukan Makanan
23,99 27,91 31,52 25,33 40,91 41,49 64,05 69,47 37,48
Total of Non Food
Jumlah / Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

  105 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tabel Persentase Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan Gratis selma 6 Bulan Referensi menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kartu yang digunakan, 2008  
9.1.

106 
Table Percentage of Households that Received Free Health Service in the Reference 6 Months by Regency/Municipality and Type of Card used , 2008
   

 
% Rumah Tangga yang  Kartu Kompensasi BBM 
Askeskin  Kartu Sehat Lainnya Jumlah
Mendapat Pelayanan Gratis (KKB)
No. Kabupaten/kota
% of households that got  Health Insurance for  Oil Subsidy reduction  of 
Health Card Others Total
health service for free poor people compensation card
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9101 Kab. Fakfak 38,36 86,90 3,57 3,57 5,95 100,00
9102 Kab. Kaimana 15,88 68,18 4,55 20,45 6,82 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 68,40 45,52 32,41 0,00 22,07 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 45,12 15,32 2,70 0,00 81,98 100,00

 
9105 Kab. Manokwari 24,59 58,89 12,22 18,89 10,00 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 28,32 16,33 53,06 10,20 20,41 100,00
9107 Kab. Sorong 11,24 36,84 31,58 0,00 31,58 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9171 Kota Sorong 9,57 51,52 6,06 0,00 42,42 100,00
9100 Prov. Papua Barat 26,83 42,17 16,24 5,90 24,58
 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Persentase Rumah Tangga yang Membeli Beras Murah / Raskin selma 3 Bulan Referensi  dan Jumlah Beras yang Dibeli 
Tabel
9,2 menurut Kabupaten/ Kota, 2008
Percentage of Households that Bought Cheap Rice or Rice for the Poor during  the Reference 3 Months by 
Table
Regency/Municipality , 2008
   
% Rumah Tangga yang membeli  Jumlah Beras yang dibeli (Kg) / Amount of 
Jumlah

 
Beras Murah/raskin cheap rice bought (Kg)
No. Kabupaten/kota
% of households that bought cheap 
<=10 11‐30 >=31 Total
rice
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
9101 Kab. Fakfak 77,17 0,00 36,69 63,31 100,00
9102 Kab. Kaimana 51,62 0,70 71,33 27,97 100,00

 
9103 Kab. Teluk Wondama
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

67,92 1,39 82,64 15,97 100,00


9104 Kab. Teluk Bintuni 58,94 8,97 71,72 19,31 100,00
9105 Kab. Manokwari 68,03 24,10 71,08 4,82 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 63,01 44,95 41,28 13,76 100,00
9107 Kab. Sorong 70,41 48,74 42,02 9,24 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 74,07 3,57 94,29 2,14 100,00
9171 Kota Sorong 38,55 24,81 60,90 14,29 100,00
9100 Prov. Papua Barat 63,30 17,47 63,55 18,98 100,00

  107 
 
 
 
 
 
 

108 
Tabel Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha selama Setahun Terakhir menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Kredit, 2008
9.3
Table Percentage of Households that Obtained Loan During the Last Year by Regency/ Manucipality and Type of Loan, 2008

 
% RT yang menerima 
Jenis Kredit / Type of Loan

.
No. Kabupaten/kota kredit Jumlah
% of house hold who  Program Pemerintah  Bank Koperasi/Yayasan Perorangan  Lainnya Total
P2K P2KP
received loan Government Program Bank Fondation Individually Others
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9101 Kab. Fakfak 2,74 0,00 0,00 0,00 2,74 0,00 0,00 0,00 100,00
9102 Kab. Kaimana 0,36 0,00 0,00 0,00 0,00 0,36 0,00 0,00 100,00
9103 Kab. Teluk Wondama 3,30 0,00 0,00 1,89 1,42 0,00 0,00 0,00 100,00
9104 Kab. Teluk Bintuni 4,47 0,00 0,00 0,00 3,66 0,41 0,00 0,41 100,00
9105 Kab. Manokwari 2,46 0,00 0,00 0,27 0,82 1,09 0,00 0,00 100,00
9106 Kab. Sorong Selatan 6,94 0,00 0,00 0,58 5,20 0,00 0,58 0,58 100,00
9107 Kab. Sorong 2,96 0,00 0,00 0,59 1,18 0,59 0,59 0,00 100,00
9108 Kab. Raja Ampat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
9171 Kota Sorong 6,09 0,00 0,00 0,00 4,35 1,45 0,29 0,00 100,00
9100 Prov. Papua Barat 3,69 0,00 0,00 0,25 2,37 0,73 0,19 0,08 100,00
 
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008 

Anda mungkin juga menyukai