Campur Aduk Benar Salah
Campur Aduk Benar Salah
Kini banyak artis yang berusaha mencalonkan diri menjadi bupati maupun wakil bupati.
Hal ini antara lain disebabkan telah lolosnya beberapa artis menjadi pasangan bupati dan
wakil bupati yang seakan menjadi magnet bagi artis lainnya untuk berlomba mencari
Indonesia, sebuah negara besar yang kaya dengan ragam budaya dan mencakup wilayah
yang luar biasa luas, penuh dengan bumbu-bumbu perselisihan dan ketidak-sepahaman.
Ini kemudian mempermudah beberapa oknum dan pihak-pihak tertentu untuk mengadu
Keanekaragaman ini pula yang kemudian menjadi celah bagi orang-orang tertentu untuk
ketidakjelasan antara mana yang benar dan mana yang salah, karena semua hal dianggap
Hak-hak kebenaran dipangkas dan dilembekkan sehingga tidak ada ketegasan dalam
melarang perjudian, pembunuhan tidak mendapat hukuman yang berat, perzinahan pun
dibiarkan merajalela, minuman keras dan obat terlarang dijual dengan leluasa sampai
dikemas dalam berbagai siaran yang merusak moral. Semua itu kini tengah melanda
Indonesia.
Segala sesuatunya kini telah berbalik, yang benar dikatakan salah, yang salah dikatakan
(٩٦) ن
َ سُبو
ِ خْذَناُهْم ِبَما َكاُنوا َيْك
َ ن َكّذُبوا َفَأ
ْ ض َوَلِك
ِ سَماِء َوالْر
ّ ن ال
َ ت ِم
ٍ عَلْيِهْم َبَرَكا
َ حَنا
ْ ل اْلُقَرى آَمُنوا َواّتَقْوا َلَفَت
َ ن َأْه
ّ َوَلْو َأ
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. Al A’raaf 96)
Dari media elektronik kita jumpai segala macam kerusakan moral. Mulai dari iklan-iklan
yang sebenarnya tidak sesuai kenyataan digelontorkan terus-menerus agar diaggap benar
adanya. Ada pula film-film seronok serta sinetron yang merusak moral yang gencar
diproduksi karena menghasilkan laba dan rating. Akhirnya masyarakat dipaksa untuk
lembek dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Muncullah kemudian masyarakat yang bodoh dalam norma dan aqidah, mencampur-
adukkan antara yang benar dan salah menjadi sesuatu yang dianggap lumrah. Ini adalah
salah satu gejala menipisnya iman secara bertahap hingga kemudian akan memunculkan
langka, sedangkan manusia dihadapkan pada berbagai masalah baru lalu mereka bertanya
pada orang-orang ynag dianggap mengerti ilmu agama itu padahal mereka tidak mengerti
ilmu agama (bodoh) lalu mereka memberikan fatwa yang sesat dan menyesatkan.
“Akan tiba saatnya di akhir zaman orang-orang Islam yang ahli ibadah bodoh-bodoh sedangkan
pemimpinnya orang-orang fasik”. (HR Baihaqi)
Maka, ummat yang bodoh akan sulit melahirkan pemimpin yang cerdas. Ummat yang
bermental munafik sulit melahirkan pemimpin ynag bermental mukmin sejati dan bersih.
“Gambaran ulama di muka bumi adalah seperti bintang-bintang dilangit ynag memberi petunjuk dalam
kegelapan didarat dan lautan. Apabila terbenam, maka dikhawatirkan orang-orang akan tersesat jalanya”.
(HR Ahmad).
“Sesungguhnya keutamaan dan kelebihan seorang yang alim (ilmu dunia akhirat) dibandingkan orang yang
abid (ahli ibadah) adalah seperti kelebihanku jika dibandingkan dengan orang yang paling rendah
derajatnya”. (HR Tirmidzi)
“Allah tidak akan mencabut pengetahuan dari hati para ulama tetapi Dia akan mewafatkan mereka dan
tidak ada lagi yang menggantikan mereka sehingga orang akan mempercayakan urusannya kepada
pemimpin yang bodoh. Mereka akan menghadapi banyak persoalan dan akan memberikan fatwa tanpa
pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan” (Al hadits)
Pernyataan Rosulullah ini sudah banyak terbukti pada masa ini, karena orang-orang islam
mengangkat pemimpin yang hanya tahu kulit luar islam dan tidak memahami islam
dengan benar, bahkan merusak islam. Model pemimpin semacam itu hanya akan
menjadikan ummat sebagai bahan memperebutkan dominasi sosial dan politik saja.
Apalagi jika orang yang bermoral rusak diangkat jadi pemimpin maka akan sesat dan
Mulai dari media elektronik yang menampilkan kerusakan moral, kini para pelaku yang
tampil seronok dan bermoral rusak di media elektronik itu banyak yang berlomba
menjadi pemimpin suatu daerah. Sudah merusak melalui media massa, kinipun berlomba
Kini, salah satu artis bermoral rusak yang juga berusaha merusak melalui kepemimpinan
adalah Jupe (Julia Pe.....), entah apa nama belakangnya, karena sebenarnya nama Perez
(perzinahan). Maka, seharusnya nama Perez itu hilang setelah bercerai. Lantas, singkatan
Meskipun mendapat tentangan dari banyak masyarakat Pacitan, ternyata Jupe nekat
menyambangi Pacitan yang akan menjadi ajang perusakan moralnya yang baru selain
melalui media panggung hiburan dan film seronoknya. Bahkan, pada pertengahan April
2010 ini dia mengunjungi salahsatu pondok pesantren di Pacitan untuk minta dukungan
dari ulama.
Akankah masyarakat Pacitan dan masyarakat daerah lainnya di Indonesia ini menjadi
bukti hadits Rosulullah. Bahwasanya di akhir zaman akan muncul ulama-ulama yang
bodoh dengan mendukung perusak moral semacam Jupe dan mengangkat perusak moral
itu sebagai pemimpin mereka. Naudzubillah. Semoga ulama dan masyarakat Pacitan
maupun daerah lainnya masih memiliki keimanan dan kesadaran moral sehingga bisa
menggagalkan usaha para perusak moral itu untuk merusak kepemimpinan di daerah
masing-masing.
Selain dari beberapa hadist tersebut, banyak pula ayat-ayat Al Qur’an yang memberikan
ancaman terhadap para pembuat kerusakan di muka bumi. Yaitu para perusak moral dan
aqidah, serta orang-orang yang menghasut dan memusuhi Islam. Ayat-ayat tersebut
diantaranya adalah:
(١١) ن
َ حو
ُ صِل
ْ ن ُم
ُح
ْ ض َقاُلوا ِإّنَما َن
ِ سُدوا ِفي الْر
ِ ل َلُهْم ل ُتْف
َ َوِإَذا ِقي
“Dan bila dikatakan kepada mereka:’Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’. Mereka
menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan’”. (QS. Al Baqoroh 11)
(٩٩) ن
َ سُقو
ِ ت َوَما َيْكُفُر ِبَها ِإل اْلَفا
ٍ ت َبّيَنا
ٍ ك آَيا
َ َوَلَقْد َأْنَزْلَنا ِإَلْي
“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar
kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik”. (QS. Al Baqoroh 99)
(٢٠٦) س اْلِمَهاُد
َ جَهّنُم َوَلِبْئ
َ سُبُه
ْح
َ خَذْتُه اْلِعّزُة ِبالْثِم َف
َ ل َأ
َّ ق ا
ِ ل َلُه اّت
َ َوِإَذا ِقي
(٢٠٧) ف ِباْلِعَباِد
ٌ ل َرُءو
ُّ ل َوا
ِّ ضاِة ا
َ سُه اْبِتَغاَء َمْر
َ شِري َنْف
ْ ن َي
ْ س َم
ِ ن الّنا
َ َوِم
(٢٠٨) ن
ٌ عُدّو ُمِبي
َ ن ِإّنُه َلُكْم
ِ طا
َ شْي
ّ ت ال
ِ طَوا
ُخ
ُ سْلِم َكاّفًة َول َتّتِبُعوا
ّ خُلوا ِفي ال
ُ ن آَمُنوا اْد
َ َيا َأّيَها اّلِذي
(٢٠٩) حِكيٌم
َ عِزيٌز
َ ل
َّ ن ا
ّ عَلُموا َأ
ْ ت َفا
ُ جاَءْتُكُم اْلَبّيَنا
َ ن َبْعِد َما
ْ ن َزَلْلُتْم ِم
ْ َفِإ
“Dan apabila dikatakan kepadanya: ‘Bertakwalah kepada Allah’, bangkitlah kesombongannya yang
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka
Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya”.
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah
Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara penuh, dan janganlah kamu turuti
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
“Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka
ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Baqoroh 206-209)
عَلْم َأّنَممما
ْ ن َتَوّلمْوا َفمما
ْ ك َفمِإ
َ ل ِإَلْي م
ُّ ل ا
َ ض َما َأْنَز
ِ ْن َبع
ْعَ ك
َ ن َيْفِتُنو
ْ حَذْرُهْم َأ
ْ ل َول َتّتِبْع َأْهَواَءُهْم َوا
ُّ ل ا
َ حُكْم َبْيَنُهْم ِبَما َأْنَز
ْ َوَأنِ ا
(٤٩) ن
َ سُقو
ِ س َلَفا
ِ ن الّنا
َ ن َكِثيًرا ِم
ّ ض ُذُنوِبِهْم َوِإ
ِ صيَبُهْم ِبَبْع
ِ ن ُي
ْ ل َأ
ُّ ُيِريُد ا
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka
tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka
berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Al Maaidah 49)
(٨٦) حيِم
ِجَ ب اْل
ُ حا
َصْ ك َأ
َ ن َكَفُروا َوَكّذُبوا ِبآَياِتَنا ُأوَلِئ
َ َواّلِذي
“Dan orang-orang kafir serta orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami (fasik), mereka Itulah
penghuni neraka”. (QS. Al Maaidah 86)
(٤٩) ن
َ سُقو
ُ ب ِبَما َكاُنوا َيْف
ُ سُهُم اْلَعَذا
ّ ن َكّذُبوا ِبآَياِتَنا َيَم
َ َواّلِذي
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu
berbuat fasik”. (QS. Al An’am 49)
Nah, dari uraian beberapa hadits dan ayat-ayat Al Qur’an tersebut, marilah kita benahi
diri kita dan masyarakat kita, jangan sampai terjerumus ke dalam kerusakan moral dan
dosa. Kita selamatkan moral bangsa ini dengan ajaran-ajaran Islam yang benar, jangan
kita biarkan kerusakan moral merajalela. Mari kita benahi bersama segala bentuk
kerusakan moral dan menanamkan aqidah di setiap langkah hidup kita sehari-hari.