Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya lembaga perbankan secara umum sama dengan perusahaan-

perusahaan swasta yang ada, yaitu bagaimana meningkatkan pendapatannya dan

berusaha untuk mengefisienkan biayanya agar perusahaan/bank dapat

memperoleh keuntungan/laba sesuai dengan yang diharapkan. Laba bertindak

sebagai perangsang bagi manajemen serta menarik modal/investasi baru dalam

memperluas usaha, mengurangi biaya dan meningkatkan pelayanan bagi

masyarakat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 bank

adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Pada saat ini, fungsi bank sudah berkembang luas tidak hanya

berkonsentrasi pada perkreditan lagi, tetapi sudah berkembang jauh dalam

fungsinya sebagai finansial intermidiary, yaitu sebagai lembaga yang

memperlancar pembauran transaksi perdagangan, memperlancar peredaran uang

serta sebagai lembaga yang memberi jaminan kepada nasabahnya.

Menghadapi persaingan antar bank yang semakin ketat, mengharuskan

pihak manajemen untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari bank lain

agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Salah satu strategi yang harus

dipikirkan oleh pihak manajemen adalah strategi mengenai produk/jasa yang bisa

1
2

diberikan kepada masyarakat selain pemberian kredit, mengingat pemberian kredit

memiliki resiko yang cukup tinggi terhadap resiko kredit macet. Sehingga untuk

dapat tetap eksis, maka bank diharapkan mampu mengandalkan pendapatan dari

jasa-jasa bank selain dari pendapatan bunga yang berasal dari pemberian

kreditnya.

Pendapatan yang diperoleh dari jasa-jasa bank selain dari pemberian kredit

dalam hal ini pendapatan bunga disebut dengan istilah Fee Based Income (FBI).

Adapun jasa-jasa bank yang menghasilkan fee based income seperti transfer

(kiriman uang), inkaso (collection), kliring, safe deposit box, bank card, bank

notes (valas), bank garansi, referensi bank, bank draft, letter of credit, travelers

cheque (cek wisata) dan jasa lainnya. Fee based income, memiliki manfaat yang

besar bagi bank, karena merupakan jalan terbaik untuk memperoleh tambahan

pendapatan (revenue). Disamping itu, akan bermanfaat juga bagi masyarakat,

karena bank telah menyediakan berbagai fasilitas yang sangat membantu dan

memberikan mereka kenyamanan serta kemudahan dalam melakukan transaksi

ekonomi.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar merupakan cabang

utama dari seluruh cabang Bank Tabungan Negara (Persero) yang ada di Sulawesi

Selatan. Sebagai salah satu bank yang terpercaya, PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Makassar harus senantiasa menjaga kualitas dan kinerjanya agar

dapat bersaing dengan bank-bank lain dalam menarik masyarakat untuk menjadi

nasabahnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu bank harus melakukan

terobosan-terobosan baru dalam memberikan pelayanan berupa kemudahan bagi


3

para nasabah dalam bidang ekonomi/keuangan seperti jasa transfer, kliring,

ingkaso, safe deposit box, jual beli surat-surat berharga dan jasa-jasa lainnya

sehingga bank dapat memperoleh tambahan pendapatan/fee selain dari kegiatan

utamanya dalam hal ini pemberian kredit. Untuk lebih jelasnya besarnya fee

based income dan total pendapatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Makassar di Kota Makassar untuk tahun 2003-2005 dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 1. Pendapatan Bunga, Fee Based Income dan Laba PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Makassar di Kota Makassar untuk Tahun
2003-2005 (dalam juataan rupiah)
Kontribusi
Total
Fee Based FBI
Tahu Pendapata
Income terhadap
n n
(Rp) Total
(Rp)
Pendapatan
2003 239.175 3.336.169 7,17 %
2004 154.882 3.526.733 4,39%
2005 211.101 3.288.957 6,42%
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar, Laporan
Laba-Rugi 2003-2005

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa fee based income

memberikan kontribusi yang positif terhadap pendapatan pada PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Cabang Makassar, dmn hal tersebut dapat dilihat pada tahun

2003 memberikan kontribusi sebesar 7,17% dan pada tahun 2004 sebesar 4,39%

kemudian untuk tahun 2005 kontribusinya sebesar 6,42% terhadap pendapatan

pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar.


4

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih

judul: “Kontribusi Fee Based Income Terhadap Pendapatan Pada PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar Di Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah pokok dalam

penelitian ini adalah seberapa besar kontribusi Fee Based Income (FBI) terhadap

pendapatan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar di Kota

Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi fee based

income terhadap pendapatan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Makassar di Kota Makassar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang

kontribusi fee based income terhadap pendapatan pada PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Cabang Makassar di Kota Makassar

b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang relevan dengan masalah

yang dikaji.

2. Manfaat Praktis
5

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Cabang Makassar di Kota Makassar dalam pengambilan

kebijakan yang berkaitan dengan fee based income.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Bank

a. Definisi Bank

Bank merupakan lembaga perantara antara sektor yang kelebihan dana

(surplus) dan sektor yang kekurangan dana (minus). Bank menerima simpanan

dana dari pihak yang kelebihan dana misalnya dalam bentuk tabungan atau

deposito dan menyalurkan ke pihak-pihak yang memerlukan dana dalam bentuk

pinjaman atau kredit. Untuk lebih memperjelas definisi bank, berikut

dikemukakan definisi bank menurut undang-undang:

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU

Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

Sedangkan definisi bank menurut beberapa ahli, sebagai berikut:


6

Menurut Hasibuan (2007:2) “Bank adalah lembaga keuangan, pencipta

uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran,

stabilisator moneter serta dinamisator pertumbuhan perekonomian”.

Menurut Kasmir (2008:11) “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan

utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan, dapat disimpulkan

bahwa bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkan kembali kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk lainnya.

b. Jenis–Jenis Bank

Praktik perbankan yang ada di Indonesia saat ini diatur dalam UU

Perbankan Nomor 10 Tahun 1998. Menurut Undang-Undang ini bank dibedakan

atas beberapa jenis. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan

maupun dari segi menentukan harga.

Menurut Kasmir (2008:20), bank dibedakan atas beberapa jenis yaitu:

1) Berdasarkan Undang-Undang
Berdasarkan Undang-undang pasal 5 UU No.10 tahun 1998 tentang
perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan, bank dibedakan
atas:
a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat
2) Berdasarkan kepemilikannya bank dibedakan atas:
a. Bank Milik Negara (Badan Usaha Milik Negara/BUMN)
b. Bank Milik Pemerintah Daerah (Badan Usaha Milik
Daerah/BUMD)
c. Bank Milik Swasta Nasional
d. Bank Milik Swasta Campuran (Nasional dan Asing)
e. Bank Milik Asing (Cabang atau Perwakilan)
7

3) Berdasarkan penekanan manajemennya bank dibedakan atas:


a. Bank Retail
b. Bank Korporasi
c. Bank Komersil
d. Bank Pedesaan
e. Bank Pembangunan
4) Berdasarkan statusnya bank dibedakan atas:
a. Bank Devisa
b. Bank Non Devisa
5) Berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha bank
dibedakan atas:
a. Bank Konvensional
b. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

c. Kegiatan Bank

Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank

sehari-hari tidak terlepas dari dunia keuangan. Kegiatan bank secara sederhana

dapat dikatakan sebagai tempat melayani segala kebutuhan para nasabahnya,

yakni menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan dan meyalurkannya

kembali dalam bentuk kredit.

Menurut Kasmir (2008:43) kegiatan perbankan yang ada di Indonesia

dewasa ini adalah:

1) Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk:


a. Simpanan giro (Demand Deposit)
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
c. Simpanan Deposito (Time Deposit)
2) Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk kredit
seperti:
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Perdagangan
d. Kredit Konsumtif
e. Kredit Produktif
3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Service) antara lain:
a. Menerima setoran-setoran seperti
- Pembayaran pajak
- Pembayaran telepon, air dan listrik
8

- Pembayaran uang kuliah


b. Melayani pembayaran-pembayaran seperti
- Gaji/Pensiun/Honorarium
- Pembayaran deviden
- Pembayaran kupon
- Pembayaran bonus/hadiah
c. Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi
- Penjamin emisi (Underwriter)
- Penanggung (Guarantor)
- Wali amanat (Trustee)
- Perantara perdagangan efek (Pialang/Broker)
- Pedagang efek (Dealer)
- Perusahaan pengelola dana (Invesment company)
d. Transfer (Kiriman Uang)
e. Inkaso (Collection)
f. Kliring
g. Safe Deposit Box
h. Bank Card
i. Bank Notes (Valas)
j. Bank Garansi
k. Referensi Bank
l. Bank Draft
m. Letter of Credit
n. Travelers Cheque (Cek Wisata)
o. Dan jasa lainnya.

d. Pendapatan bank

Pendapatan merupakan jumlah yang diterima oleh suatu lembaga usaha

sebagai balas jasa atas barang atau jasa yang telah dijual sesuai bidang usaha

kepada konsumen. Hasibuan (2007:99), mengemukakan bahwa “pendapatan bank

adalah jika jumlah penghasilan yang diterima lebih besar daripada jumlah

pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan”. Lebih lanjut Taswan (2003:47)

mengemukakan tentang pendapatan bank yaitu “pendapatan langsung sesuai

dengan kegiatan utama bank”


9

Jadi berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa pendapatan bank adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan bank,

yang diperoleh atas balas jasa yang telah dijual kepada konsumen.

Kasmir (2008:45) mengemukakan bahwa:

Pada dasarnya pendapatan bank terbagi atas dua, yaitu:


1) Pendapatan bunga (Interest Income)
Pendapatan yang bank bersumber dari fasilitas kredit yang diberikan
kepada debitur (pendapatan bunga kredit)
2) Pendapatan lain di luar usaha bunga
a) Fee Based Income/FBI
Pendapatan bank yang bersumber dari jasa-jasa atau pelayanan
yang diberikan kepada nasabah, seperti provisi transfer, bank
garansi, penyewaan safe deposit box, kliring, inkaso, dan lain-lain.
b) Pendapatan selain pendapatan bunga
Pendapatan bank yang bersumber diluar dari pendapatan bunga
dan fee based income, seperti pendapatan dari penjualan aktiva
tetap, pendapatan kenaikan nilai surat berharga dan sebagainya

2. Fee Based Income

a. Defenisi Fee Based Income (FBI)

Dalam rangkah menambah sumber pendapatan bagi bank serta untuk

memberikan pelayanan kepada nasabahnya, bank menyediakan berbagai bentuk

jasa pelayanan. Semakin pesatnya persaingan, mendorong setiap bank untuk tidak

hanya mengandalkan pendapatan dari kegiatan utamanya yaitu penyaluran kredit

melainkan juga pendapatan dari jasa-jasa lain yang diberikan kepada nasabah.

Pendapatan bank yang diperoleh selain dari pendapatan bunga biasa disebut

dengan istilah Fee Based Income (FBI)

Muljono (1996:309) mengemukakan bahwa “fee based income adalah

pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh bank di luar usaha inti bank

(pemberian kredit)”.
10

Selanjutnya, Wijanarto (2003:92) mengemukakan bahwa:


Pendapatan utama dari hasil operasional bank-bank itu terutama masih
cenderung tergantung pada pendapatan hasil bunga kredit. Seyogyanya
bank juga dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil pemberian jasa-
jasa perbankan yang dapat ditawarkan kepada nasabahnya atau yang lebih
dikenal dengan istilah fee based income.

Lebih lanjut Susilo, dkk. (2004:86) mengemukakan bahwa “fee based

income adalah penerimaan atau income yang berasal dari pemberiaan jasa-jasa

perbankan selain jasa perkreditan”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Fee

Based Income (FBI) merupakan pendapatan atau balas jasa di luar pendapatan

bunga yang diterima oleh bank dari nasabahnya.

b. Jenis-Jenis Fee Based Income

Jenis-jenis jasa bank yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabahnya

tergantung dari kemampuan bank itu sendiri. Kasmir (2008:149) mengemukakan

bahwa:

Jenis-jenis jasa bank (fee Based) yang dapat dikatakan lengkap untuk
ukuran perbankan Indonesia dewasa ini, antara lain: 1) kiriman uang
(transfer); 2) kliring (clearing); 3) inkaso (collection); 4) safe deposit box;
5) kartu kredit (bank card) 6) valuta asing/valas (bank notes); 7) cek
wisata (travellers cheque); 8) letter of credit; 9) bank garansi; 10) jual beli
surat-surat berharga; 11) jasa-jasa lainnya.

Jenis-jenis jasa bank tersebut lebih lanjut dijelaskan oleh Kasmir

(2008:149) sebagai berikut:

1) Kiriman Uang (Transfer)


Transfer merupakan jasa pengiriman uang atau pemindahan uang lewat bank
baik pengiriman uang dalam kota, luar kota atau keluar negeri. Lama
pengiriman dan besarnya biaya kirim sangat tergantung dari sarana yang
digunakan. Pemilihan sarana yang akan digunakan dalam jasa transfer ini
tergantung kamauan nasabah apakah lewat telex, telepon, atau on line
11

komputer. Sarana yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan pengiriman dan


besar kecilnya biaya pengiriman.
Keuntungan yang diperoleh bank dari jasa pengiriman uang, jika
dibandingkan dengan jasa pengiriman lainnya adalah sebagai berikut:
 Pengiriman uang lebih cepat
 Aman sampai tujuan
 Pengiriman dapat dilakukan lewat telepon melalui pembebanan rekening
 Prosedur mudah dan murah
2) Kliring (Clearing)
Kliring adalah jasa penyelesaian utang piutang antar bank dengan cara saling
menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring.
Lembaga kliring dibentuk dan dikordinir oleh bank Indonesia setiap hari
kerja. Peserta kliring adalah bank yang sudah memperoleh izin dari bank
Indonesia. Tujuan dilaksanakan kliring oleh bank Indonesia antara lain:
 Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral
 Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih
mudah, aman, dan efisien.
 Salah satu pelayanan nasabah kepada nasabahnya.
3) Inkaso (Collection)
Inkaso adalah warkat-warkat bank yang berasal dari luar kota atau luar
negeri. Warkat-warkat yang dapat diingkasokan atau ditagihkan adalah
warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri, seperti: cek, bilyet
giro, wesel, deviden, kupon, dan surat berharga lainnya. Lamanya penagihan
warkat dan besarnya biaya tagih yang dibebankan kepada nasabah tergantung
bank yang bersangkutan. Biasanya lama penagihan berkisar antara 1-4
minggu.
4) Sefe Deposit Box (SDB)
Sefe Deposit Box (SDB) merupakan jasa-jasa persewaan kotak untuk
menyimpan dokumen atau surat-surat berharga. SDB berbentuk kotak dengan
ukuran tertentu dan disewakan kepada nasabah yang berkepentingan untuk
menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda berharga miliknya.
Pembukaan SDB dilakukan dengan dua buah anak kunci, di mana satu
dipegang bank dan satu lagi dipegang oleh nasabah.
Keuntungan bagi bank dengan membuka jasa SDB kepada masyarakat
diperoleh dari:
 Biaya sewa
 Uang setoran jaminan yang mengendap
 Memberikan pelayanan kepada nasabah
Keuntungan yang diperoleh nasabah pemegang SDB adalah:
 Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan karena pihak bank
tidak perlu tahu isi SDB selama tidak melanggar aturan yang telah
ditentukan oleh lembaga perbankan.
 Keamanan dokumen juga terjamin, hal ini disebabkan karena; peralatan
keamanan canggih, SDB terbuat dari baja yang tahan api.
12

 Besarnya biaya yang dikenakan kepada nasabah SDB tergantung dari


bank yang bersangkutan, biasanya terdiri atas dua macam, yaitu; a) biaya
sewa yang besarnya tergantung ukuran box yang diinginkan serta jangka
waktu sewa. Biasanya biaya sewa dibayar pertahun, b) setoran jamiana,
yang merupakan biaya pengganti, apabila kunci yang dipegang oleh
nasabah hilang dan box harus dibongkar. Akan tetapi, jika tidak terjadi
masalah, maka apabila SDB tidak diperpanjang setoran jaminan dapat
diambil kembali.

5) Kartu Kredit (Bank Card)


Bank card merupakan “uang plastik” yang di keluarkan oleh bank.
Kegunaanya adalah sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti
supermarket, pasar swalayan, hotel dan tempat lainnya. Di samping itu,
dengan kartu ini juga dapat diuangkan berbagai tempat seperti di ATM yang
tersebar di berbagai tempat.
6) Valuta Asing/Valas (Bank Notes)
Merupakan uang kartal asing yang di keluarkan Dan di terbitkan oleh bank di
luar negeri. Bank notes dikenal juga dengan istilah “devisa tunai” yang
mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai. Tidak semua bank notes dapat
diperjualbelikan, hal ini tergantung dari peraturan devisa di negara asal bank
notes diterbitkan. Dalam transaksi jual beli bank notes ke dalam dua
klasifikasi, yaitu bank notes yang lemah dan bank notes yang nilainya kuat
ketimbang yang lemah.
7) Cek Wisata (Travellrs Cheque)
Cek wisata (travellrs cheque) adalah cek wisata atau cek perjalanan yang
biasanya digunakan oleh mereka yang hendak bepergian atau sering dibawa
oleh wisatawan. Travellrs cheque diterbitkan dalam nominal tertentu seperti
halnya uang kartal dan diterbitkan dalam mata uang rupiah dan mata uang
asing.
Keuntungan serta manfaat penggunaan travellrs cheque terutama bagi mereka
yang suka bepergian/berwisata antara lain:
 Memberikan kemudahan berbelanja, karena travellrs cheque dapat
dibelanjakan atau diuangkan di berbagai tempat
 Mengurangi resiko kehilangan uang karena setiap travellrs cheque
dilayani secara prima
 Dapat dijadikan cendera mata ataupun hadiah buat teman, kolega atau
nasabah
 Biasanya untuk untuk pembelian Cek wisata (travellrs cheque), tidak
dikenakn biaya, begitu pula pada saat pencairannya, namun hal ini sangat
tergantung kepada bank yang menerbitkannya.
8) Letter of Credit (L/C)
Letter of Credit (L/C) merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada
masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor/impor) termasuk barang
dalam negeri (antar pulau). Kegunaan Letter of Credit (L/C) adalah untuk
13

menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli


(importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.
9) Bank Garansi
Bank garansi yaitu jaminan pembayan yang diberikan oleh bank kepada suatu
pihak baik perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk
surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjamin akan
memenuhi (membayar) kewajiban-kewajiban dari pihak yang dujaminkan
kepada pihak yang menerima jaminan, apabila yang dijamin kemudian hari
ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang
diperjanjikan atau cedera janji.
Setiap transaksi yang berkaitan dengan bank garansi akan dikenakan biaya.
Biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah yang mengajukan permohonan
bank garansi merupakan balas jasa atau pendapatan bagi bank. biaya-biaya ini
merupakan kompensasi dari resiko yang akan dihadapi bank yang mungkin
akan terjadi dikemudian hari, seperti; biaya provisi, biaya administrasi dan
bea materai.
Di samping biaya yang dikenakan terhadap nasabahnya, permohonan bank
garansi juga harus disertai jaminan lawan yang sepadan. Jaminan lawan yang
akan diberikan oleh nasabah kepada bank sebagai jaminan terhadap resiko
yang mungkin terjadi di kemudian hari. Dalam menentukan besarnya jaminan
pihak bank selalu berpedoman pada ketentuan bank sentral dan kelaziman
yang berlaku di dunia perbankan.
10) Jual Beli Surat-Surat Berharga
Di dalam pasar modal pihak perbankan mempunyai peranan yang sangat
besar dalam rangka memajukan perkembangan pasar modal. Perbankan
mendukung setiap kegiatan yang ada demi kelancaran transaksi pasar modal
di bursa efek.
11) Jasa-Jasa Lainnya
Dalam hal ini, bank dapat memberikan kemudahan kepada nasabahnya
dengan memperoleh pendapatan sebagai balas jasa dari pelayanan yang
diberikan bank kepada nasabah-nasabahnya yang tidak termasuk pada poin-
poin di atas,seperti; jasa pembayaran listrik, pembayan gaji, pembayaran
telepon, pembayaran pajak, pembayaran kuliah, dan pembayaran-pembayaran
lainnya.

c. Keuntungan Fee Based Income

Di samping keuntungan utama dari kegiatan pokok perbankan, yaitu dari

selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman maka pihak perbankan juga dapat

memperoleh keuntungan lainnya, yaitu dari transaksi yang diberikannya dalam

jasa-jasa bank lainnya (Fee Based). Dewasa ini semakin banyak bank yang

mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank lainnya. Walaupun perolehan


14

keuntungan dari jasa-jasa bank lainnya ini masih relatif kecil, namun mengandung

suatu kepastian. Di sisi lain resiko kerugian terhadap jasa-jasa bank lainnya ini

lebih kecil jika dibandingkan dengan resiko dalam pemberian fasilitas kredit.

Kasmir (2008:116) mengemukakan bahwa “keuntungan yang diperoleh

dari fee based income ini antara lain diperoleh dari; 1) biaya administrasi; 2) biaya

kirim; 3) biaya Tagih; 4) biaya provisi dan komisi; 5) biaya sewa; 6) biaya iuran;

dan 7) biaya lainnya”.

Keuntungan-keuntungan tersebut lebih jauh dijelaskan oleh kasmir

(2008:117) sebagai berikut:

1. Biaya Administrasi
Biaya administrasi dikenakan untuk jasa-jasa yang memerlukan
administrasi tertentu. Pembebanan biaya administrasi biasanya dikenakan
untuk pengolahan sesuatu fasilitas. Seperti biaya administrasi simpanan,
biaya administrasi kredit, dan biaya administrasi lainnya.
2. Biaya Kirim
Biaya kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang (transfer), baik jasa
transfer dalam negeri maupun transfer ke luar negeri.
3. Biaya Tagih
Biaya tagih merupakan jasa yang dikenakan untuk menagihkan dokumen-
dokumen milik nasabahnya seperti jasa kliring (penagihan dokumen dalam
kota) dan jasa inkaso (penagihan dokumen ke luar kota).
4. Biaya Provisi dan Komisi
Biaya provisi dan komisi biasanya dibebankan kepada jasa kredit dan jasa
transfer serta jasa-jasa atas bantuan bank terhadap suatu fasilitas
perbankan. Besarnya jasa provisi dan komisi tergantung dari jasa yang
diberikan serta status nasabah yang bersangkutan.
5. Biaya Sewa
Jasa sewa dikenakan kepada nasabah yang menggunakan jasa safe deposit
box. Besarnya sewa tergantung dari ukuran box dan jangka waktu yang
digunakan.
6. Biaya Iuran
Jasa iuran diperoleh dari jasa pelayanan bank card atau kartu kredit, di
mana kepada setiap setiap pemegang kartu dikenakan biaya iuran.
Biasanya pembayaran biaya iuran ini dikenakan pertahun.
15

7. Biaya Lainnya
Besar kecilnya penetapan biaya-biaya di atas terhadap nasabahnya
tergantung dari banknya. Masing-masing bank dapat menggunakan
metode tertentu, misalnya jangkauan wilayah untuk biaya kirim dan biaya
tagih, jangka waktu untuk sewa dan iuran serta jumlah uang untuk biaya
administrasi serta biaya provisi dan komisi.

Namun disamping itu, untuk memperoleh pendapatan dari fee based

income maka perusahaan juga harus mengeluarkan beban-beban untuk

memperlancar kegiatan operasional perusahaan dalam hal ini fee based income

seperti; beban administrasi dan umum, beban personalia, beban transaksi valas

dan beban-beban lainnya.

3. Pendapatan

a. Defenisi Pendapatan

Pendapatan sebagai terjemahan revenue. Pendapatan dan keuntunngan

atau laba (gains) merupakan komponen dari penghasilan (income). Untuk

perusahaan pada umumnya pendapatan berasal dari kegiatan utama yang

tercermin pada penjualan out put (produk atau jasa) perusahaan yang berarti aliran

masuk kotor (gross inflows). Untuk lebih memahami konsep pendapatan, di

bawah ini dikemukakan beberapa definisi pendapatan menurut para ahli.

Menurut Carl (1999:249) mengemukakan bahwa “Pendapatan adalah

jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual baik

secara tunai maupun secara kredit”. Sedangkan menurut Mardiasmo (2000:450)

mengemukakan bahwa ”Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau

penurunan kewajiban perusahaan, yang timbul dari penyerahan barang/jasa atau

kegiatan usaha yang lain di dalam satu periode akuntansi”.


16

Sedangkan Fhilip E. Fess & Carl S Warren dalam Nafarin (2004:450)

mengemukakan bahwa:

Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam modal sendiri (modal pemilik)


yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan Jasa kepada
pelanggan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua
kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh
penghasilan.

Lebih lanjut, Accounting Terminology Bulettin No. 2 dalam Ahmed

(2006:279) mengemukakan bahwa:

Pendapatan berasal dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta diukur
dengan pembebanan yang dikenakan kepada pelanggan, klien, atau
penyewa untuk barang dan jasa yang disediakan bagi mereka. Pendapatan
juga mencakup keuntungan dari penjualan atau pertukaran aktiva (selain
saham yang diperdagangkan), bunga, dan dividen yang diperoleh dari
investasi, dan peningkatan lainnya dalam ekuitas pemilik kecuali yang
berasal dari kontribusi modal dan penyesuaian modal.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendapatan adalah jumlah yang diperoleh atas penjualan barang atau penyerahan

jasa oleh perusahaan kepada pelanggan.

a. Jenis-jenis pendapatan

Menurut Mardiasmo (2000:33-34) mengemukakan bahwa “Berdasarkan

sumber pendapatan perusahaan, pendapatan dapat dikelompokkan menjadi; 1)

Pendapatan Usaha; dan 2) pendapatan di luar usaha”.

Jenis-jenis pendapatan tersebut lebih jauh dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendapatan Usaha

Yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pokok atau kegiatan utama

perusahaan, yaitu berupa: pendapatan jasa (usaha), penjualan (barang

dagangan atau barang hasil produksi).


17

2) Pendapatan di Luar Usaha

Yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil di luar usaha pokok atau utama

perusahaan. Pendapatan di luar usaha, dapat berasal dari:

a) Penggunaan aktiva atau sumber ekonomis perusahaan yang lain oleh

pihak lain, misalnya: pendapatan bunga, pendapatan sewa, dan

pendapatan royalty.

b) Penjualan aktiva di luar barang dagangan atau hasil produksi, misalnya:

penjualan surat-surat berharga dan aktiva tetap berwujud.

4. Keterkaitan antara Fee Based Income dengan Pendapatan

Bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, merupakan fungsi bank menurut

Undang-Undang perbankan. Tapi, mengingat resiko pemberian kredit kepada

masyarakat cukup tinggi dan persaingan antar bank semakin ketat, sehingga bank

harus mampu melakukan gebrakan-gebrakan baru, yakni menciptakan produk/jasa

baru sehingga mampu menarik konsumen/nasabah yang lebih banyak. Banyaknya

produk/jasa yang ditawarkan oleh suatu bank sangat tergantung pada kemampuan

bank tersebut.

Pendapatan jasa yang diperoleh bank selain dari usaha intinya yaitu

pemberian kredit (pendapatan bunga) disebut dengan istilah Fee Based Income

(FBI). Adapun jasa-jasa bank yang menghasilkan fee based income seperti

transfer (kiriman uang), inkaso (collection), kliring, safe deposit box, bank card,

bank notes (valas), bank garansi, referensi bank, bank draft, letter of credit,
18

travelers cheque (cek wisata) dan jasa bank lainnya. Fee based income atau

pendapatan dari jasa-jasa bank selain pendapatan bunga walaupun relatif kecil

dibanding pendapatan bunga, namun mengandung suatu kepastian, hal ini

disebabkan karena resiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil dibandingkan

dengan kredit yang dikeluarkan.

Fee based income yang diperoleh memiliki manfaat yang besar bagi bank,

karena merupakan jalan terbaik untuk memperoleh tambahan pendapatan/income.

Dengan fee based income yang tinggi, maka total pendapatan bank juga akan

meningkat. Fee based income yang tinggi diharapkan mampu menutupi biaya-

biaya operasional bank, dengan demikian bank akan memperoleh laba sesuai yang

diharapkan. sehingga bank dapat terus eksis di masa yang akan datang.

B. Kerangka Pikir

Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank

sehari-hari tidak terlepas dari dunia keuangan. Kegiatan bank secara sederhana

dapat dikatakan sebagai tempat melayani segala kebutuhan para nasabahnya, baik

dengan usaha intinya yang berupa pemberian kredit kepada nasabah, maupun

usaha sampingannya berupa jasa pelayanan yang diberikan kepada nasabah guna

memudahkan para nasabahnya dalam melakukan transaksi-transaksi keuangan.

Dari usaha-usaha tersebut, bank memperoleh imbalan berupa pendapatan dari para

nasabahnya. Pendapatan bank terdiri atas; a) Pendapatan bunga, yang merupakan

balas jasa yang diterima oleh bank dari pemberian kredit kepada nasabah; b)

Pendapatan Selain pendapatan bunga yang terdiri atas fee based income dan non

fee based income. Fee based income merupakan pendapatan yang berasal dari
19

nasabah sebagai balas jasa atas produk/jasa yang diberikan oleh bank berupa

kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi-transaksi keuangan,

seperti; jasa pengiriman uang/transfer, jasa kliring, sefe deposit box, jasa letter of

credit, jasa travellers cheque, jasa bank garansi, jasa jual beli surat-surat berharga,

jasa penyetoran dana, jasa pembayaran dana, dan jasa-jasa lainnya. Sedangkan

pendapatan non fee based income merupakan pendapatan yang tidak tergolong

dalam pendapatan bunga dan fee based income seperti; pendapatan kenaikan nilai

surat berharga, pendapatan penyisihan penghapusan aktiva, pendapatan estimasi

kerugian komitmen dan pendapatan non operasional. Untuk lebih jelasnya, dapat

dilihat pada gambar berikut ini

PENDAPATAN BANK

Pendapatan Bunga; Pendapatan Selain Pendapatan


Pendapatan Bunga Bunga
Provisi dan Komisi Pendapatan
bunga

Fee Based Income; Non Fee Based Income;


Kartu ATM Batara Pendapatan kenaikan
Kiriman Uang nilai surat berharga
Inkaso Pendapatan penyisihan
Bank Garansi penghapusan aktiva
Payment Point Pendapatan estimasi
Batara Payroll kerugian komitmen
Money Changer Pendapatan non
operasional

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis
20

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan

di atas. Maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah “Diduga bahwa fee

based income memberikan kontribusi terhadap pendapatan pada PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar di Kota Makassar”.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:31) bahwa, “Variabel adalah salah suatu atribut

sifat dan nilai dari individu, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang diharapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Adapun variabel

terkait dalam penelitian ini adalah:

a. Fee Based Income sebagai variabel bebas (X). Dalam hal ini variabel bebas

(independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen (terikat).

b. Pendapatan sebagai Variabel terikat (Y). Dalam hal ini variabel terikat

(dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.

2. Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Makassar di Kota Makassar guna memperoleh data tentang


21

laporan laba rugi perusahaan yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang terdiri dari; wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya

data-data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis

deskriptif. Untuk lebih jelasnya, maka desain penelitian secara sederhana dapat

dilihat pada gambar berikut:

PT BANK TABUNGAN
NEGARA (PERSERO) CAB.
MAKASSAR
TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA DATA
Laporan Keuangan
 Dokumentasi
( Laporan Laba/Rugi)
 Wawancara

Fee Based Income


a. Pendapatan provisi dan
komisi, fee
b. Pendapatan Transaksi valuta Total
asing
c. Pendapatan kenaikan nilai Pendapatan
surat berharga
d. Pendapatan lainnya

Analisis Data Deskriptif

Kesimpulan Hasil Penelitian

Gambar 2. Skema Desain Penelitian

B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional Variabel


22

a. Fee Based Income adalah pendapatan atau balas jasa yang diperoleh

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) di luar pendapatan bunga yang

meliputi; Payment point, batara payroll, transfer (kiriman uang), inkaso

(collection), kliring, bank card, bank notes (valas), bank garansi, dan jasa

lainnya. yang diterima dari nasabah oleh PT Bank Tabungan Negara (persero)

Cabang Makassar di Kota Makassar.

b. Pendapatan adalah sejumlah penghasilan yang diperoleh dari nasabah baik

dari pendapatan bunga, pendapatan selain pendapatan bunga ( fee based

income dan non fee based income) oleh PT Bank Tabungan Negara (persero)

Cabang Makassar di Kota Makassar.

2. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar kontribusi

fee based income terhadap total pendapatan pada PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Makassar di Kota Makassar. Maka variabel dalam penelitian ini,

diukur dengan menggunakan satuan pengukuran Rupiah (Rp). Selanjutnya untuk

mengetahui besarnya jumlah kontribusi fee based income terhadap pendapatan

digunakan persentase (%).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


23

kesimpulannya”. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah data yang

memuat tentang laporan keuangan khususnya laporan laba/rugi PT bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar di Kota Makassar.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengumpulan sampel

yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik ini dilakukan atas dasar

pertimbangan sendiri artinya bahwa dalam pengambilan sampel memilih langsung

obyek atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan

ketersediaan data.

Adapun sampel dari penelitian ini adalah data laporan keuangan

khususnya laporan laba rugi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Makassar di Kota Makassar tahun 2004 - 2008.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Dokumentasi adalah mengumpulkan data berupa dokumen yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni data laporan

keuangan berupa laporan laba rugi PT Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Makassar tahun 2004 - 2008 serta data lain yang mendukung dalam

penelitian ini.
24

2. Wawancara adalah mengadakan pembicaraan secara langsung

dengan pihak yang berkompoten yakni pimpinan, bagian keuangan dan pihak-

pihak lain yang terkait dengan penelitian untuk mendapatkan respon/informasi

mengenai hal yang akan diteliti dalam hal ini misalnya data tentang pendapatan

jasa-jasa lain pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar.

E. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

metode analisis yang digunakan adalah deskriptif yaitu memberikan gambaran

dan uraian mengenai kontribusi fee based income terhadap pendapatan, maka

digunakan rumus sebagai berukut:

1. Untuk mendapatkan nilai FBI dapat dilihat

sebagai berikut;

 Biaya administrasi; Rp XX
 Biaya kirim; Rp XX
 Biaya tagih; Rp XX
 Biaya provisi dan komisi; Rp XX
 Biaya sewa; Rp XX
 Biaya iuran; Rp XX
 Biaya lainnya; Rp XX +
Total FBI Rp XXX

2. Untuk mendapatkan nilai total pendapatan dapat

dilihat sebagai berikut;

 Pendapatan bunga; Rp XX
 Pendapatan selain pendapatan bunga;
25

- Fee based income Rp XX


- Non fee based income Rp XX +
Rp XX +

Total Pendapatan Rp XXX


3. Untuk mengetahui kontribusi fee based income

terhadap pendapatan maka digunakan rumus;

FBI
× 100 %
Total Pendapatan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

a. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Awal sejarah berdirinya PT Bank Tabungan Negara (Persero) dimulai

tahun 1897 dengan dikeluarkannya Koninklijk Besluit Nomor 27 tahun 1897 (Stbl

NL tahun 1897) yang berisi pemberitahuan bahwa di Hindia Belanda telah

didirikan Postpaarbank yang berkedudukan di Batavia dan Gubernur Jenderal

adalah yang mengatur pelaksanaan pendiriannya. Adapun tujuan pendirian

Postpaarbank adalah mengajarkan kepada masyarakat untuk gemar menabung

sekaligus memperkenalkan kepada mereka lembaga perbankan.

Koninklijk Besluit nomor 27 tahun 1897 yang berisi tentang peraturan

Postpaarbank kemudian disempurnakan lagi oleh Besluit Gubernur Jenderal


26

Hindia Belanda Nomor 27 tahun 1934 yang kemudian dikenal dengan nama

“Postpaarbank Ordiantie” (Stbl NL nomor 652 tahun 1934) yang mulai

diberlakukan tanggal 1 Januari 1935. Pemerintah kemudian memberikan persekot

kepada Postpaarbank yang dianggap telah mampu membiayai diri serta dana

cadangan.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1928-1934 telah dibuka empat

kantor cabang di Makassar, Surabaya, Jakarta dan Medan. Pada tahun 1940

jerman melakukan penyerangan terhadap Hindia Belanda yang mengakibatkan

kegiatan Postpaarbank menjadi terganggu yang mengakibatkan terjadinya

penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat, namun

akhirnya keadaan mulai pulih pada tahun 1941.

b. Masa Pemerintahan Jepang

Pada masa ini, setelah Jepang berhasil menaklukkan Belanda kegiatan

Postpaarbank dibekukan. Sebagai gantinya pada 1 April 1942 didirikan kantor

tabungan dengan nama Tyokin Kyoku dengan tujuan mengisi kekosongan sambil

tetap menghimpun dana dari rakyat Indonesia melalui tabungan. Namun usaha

propaganda ini kurang berhasil karena dirasakan sebagai suatu paksaan. Tyokin

Kyoku hanya mendirikan satu cabang yakni di Yogyakarta.

c. Masa Kemerdekaan

Pada masa kemerdekaan Pemerintah Indonesia mengambil alih Tyokin

Kyoku dan mengganti namanya menjadi Bank Tabungan Pos. pada tahun-tahun

berikutnya Bank Tabungan Pos tidak dapat bekerja dengan baik karena adanya
27

aksi militer Belanda dan mencapai puncaknya pada Agresi Militer Belanda II pada

18 Desember 1948, akhirnya Bank Tabungan Pos menghentikan kegiatannya

karena kondisi yang tidak kondusif.

Pada 9 Februari 1950 dikeluarkan Undang-Undang Darurat nomor 9 (LN

RIS No. 12 Th 1950) untuk mengadakan perubahan terhadap Undang-Undang

Postpaarbank (Stbl NL No. 653 Th. 1937) dimana perubahan tersebut berisi antara

lain: nama Batavia menjadi Jakarta dan Postpaarbank menjadi Bank Tabungan

Pos yang berada di bawah Kementrian Perhubungan Tenaga dan Pekerjaan

Umum. Atas dasar pemikiran ini maka tanggal 9 Februari 1950 dijadikan tanggal

lahir Bank Tabungan Negara melalui Direksi Nomor 05/DIR/BIDIR/93, 27

September 1993.

Berdasarkan Keppres Nomor 94 tahun 1962 melalui Perpu Pemerintah

pengganti Undang-undang nomor 4tahun 1963, Bank Tabungan Pos dianggap

tidak sesuai dengan perkembangan revolusi nasional, sehinnga dikeluarkan

Undang-Undang nomor 2 tahun 1964 yang mengatur perubahan Bank Tabungan

Pos menjadi Bank Tabungan Negara.

Tugas utama saat pendirian Postpaarbank (1897) hingga berubah nama

menjadi Bank Tabungan Negara (1964) adalah bergerak dalam lingkup

penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka pada tahun 1974

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor B 49/MK/IV/1974 tanggal

29 Januari 1974 Bank Tabungan Negara ditunjuk sebagai wadah untuk membiayai

pembayaran yang berupa pinjaman kepada pembeli rumah, yang kemudian

melahirkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR-BTN). Penyaluran KPR untuk


28

pertama kalinya terjadi pada tanggal 10 Desember 1976 yang kemudian

diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

Seiring semakin maju dan berkembangnya lembaga perbankan, maka pada

1 Mei 1989 Bank Tabungan Negara berubah menjadi Bank Umum. Pada awal

tahun 1992 terjadi perubahan mendasar dalam bentuk hokum Bank Tabungan

Negara yaitu dikeluarkannya PP nomor 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang

merupakan pelaksanaan dari diberlakukannya Undang-Undang nomor 37 tahun

1992 tentang perbankan, maka bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah

menjadi Perseroan atau dikenal dengan nama PT Bank Tabungan Negara

(Persero) terhitung tanggal 23 September 1994.

PT Bank Tabungan Negara Cabang Makassar demi mencapai tujuan yang

telah ditetapkan membuka beberapa Kantor Kas yang tersebar di beberapa tempat.

Pendirian Kantor Kas tersebut dimaksudkan agar pelayanan terhadap nasabah

yang ada di beberapa tempat di kota Makassar ini dapat dijangkau dan dilayani

dengan cepat. Adapun Kantor Kas yang dibuka antara lain:

1) Kantor Cabang Pembantu Panakukang 7) Kantor Kas Maros

2) Kantor Kas Minasa Upa 8) Kantor Kas Palopo

3) Kantor Kas RS Umum Wahidin 9) Kantor Kas Kendari

4) Kantor Kas Antang 10) Kantor Kas Palu

5) Kantor Kas Tamalanrea 11) Kantor Kas Ambon

6) Kantor Kas Gowa

2. Tujuan dan Misi Usaha


29

Dalam perkembangannya bank telah memberikan berbagai jenis pelayanan

dalam rangka menarik minat nasabah dan meningkatkan jumlah nasabah. Namun,

bank sebagai lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat

seyogyanya mampu memberikan pencitraan rasa aman sehingga terus

meningkatkan jumlah nasabah dan bertahan di era persaingan yang semakin ketat

ini. Untuk itu perlu dibuat visi dan misi agar ada pegengan dalam bertindak.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar menggambarkan

tujuan dan misi usahanya ke dalam tiga fungsi besar yaitu:

a. Menjadi bank terkemuka dan menguntungkan dalam pembiayaan perumahan

untuk mencukupi kebutuhan papan masyarakat.

b. Menghimpun dana dari masyarakat guna mensukseskan pembangunan

nasional. Untuk itu pada tahun 1971 pemerintah Indonesia melalui Bank

Indonesia menciptakan tabungan baru yaitu Tabanas dan berdasarkan Surat

Direksi BI No. 22/DIR/UPG tanggal 28 April 1989, maka pada bulan

Oktober 1989 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Makassar telah

melaksanakan penerimaan simpanan dalam bentuk giro.

c. Memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat.

3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

a. Kepala Cabang

1) Menjamin kualitas pelayanan nasabah dan kualitas sumber daya manusia

di kantor cabang.

2) Menciptakan, memastikan dan meningkatkan keuntungan usaha cabang.


30

3) Menjamin kualitas pengawasan intern sesuai dengan petunjuk

pengawasan yang telah ditentukan.

4) Mengkoordinasi pembuatan rencana kerja, anggaran cabang dan

melakukan evaluasinya serta memenuhi target yang telah ditentukan.

5) Menjamin kualitas dan pertumbuhan usaha cabang baik dalam bentuk

asset, laba, kredit serta dana pihak ketiga.

6) Menjamin peningkatan dan pengendalian biaya.

7) Melakukan otoritas transaksi operasional yang melampaui kewenangan

bawahannya.

8) Menjamin produktivitas, kemampuan, motivasi dan disiplin pegawai yang

tinggi.

b. Kepala Bidang Retail Service

1) Merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mendelegasikan dan

mengambil semua aktivitas bidang retail cabang demi tercapainya target

bidang pelayanan retail yang efisien dan efektif sehingga terwujud

pertumbuhan asset dan keuntungan yang tinggi.

2) Menjamin kecepatan dan keakuratan pelayanan yang tinggi dalam bidang

Loan Service, Customer Service, Teller Service dan kantor kas.

3) Menjamin bahwa semua asset cabang di bawah wewenangnya telah

dilindungi, dipelihara dan diinventarisir dengan baik.

4) Menciptakan suasana kerja yang nyaman, bersahabat, dapat dipercaya,

disiplin, dinamis demi pelayanan yang baik.


31

5) Menciptakan kenyamanan, kebersihan, kerapian, ketertiaban dan

keindahan ruangan kerja dan ruang nasabah.

c. Kepala Bidang Loan Service

1) Memonitor kondisi kredit dan mengidentifikasi kredit bermasalah

2) Memberikan usulan kepada kepala cabang tentang potensi kredit

bermasalah.

3) Mengkaji dan mengevaluasi rencana kerja dan target peneriman angsuran.

4) Memastikan pemilihan penyelesaian kredit bermasalah yang baik.

5) Menyelesaikan kredit yang bermasalah dengan pihak luar yang

berwenang seperti pengadilan, BUPLN dan sebagainya.

d. Sekertaris

1) Mengatur dan mengkomunikasikan pertemuan-pertemuan manajer

cabang.

2) Mengadministrasikan surat-surat yang berhubungan dengan manajemen

cabang.

3) Melayani kebutuhan informasi yang berhubungan dengan manajemen

cabang.

e. Kepala Customer Service

1) Menjamin tingkat pelayanan yang prima kepada semua nasabah baik

nasabah yang datang langsung ke loket BTN maupun melalui telepon.

2) Memastikan semua pendapatan (seperti pembuatan master tabungan

deposito) dilakukan dengan benar.


32

3) Memastikan bahwa semua keluhan dari nasabah dapat diselesaikan

dengan baik.

4) Memastikan bahwa semua stafnya memahami semua produk dan jasa

BTN serta prosedurnya dengan baik.

f. Kepala Teller Service

1) Memastikan efektivitas dan efisiensi proses transaksi di Teller Service.

2) Memastikan bahwa semua teller melakukan transaksi dengan benar.

3) Memastikan bahwa pelayanan teller dapat memuaskan nasabah

4) Memastikan bahwa jumlah kas selalu benar

5) Memastikan bahwa jumlah kas selalu memadai untuk kegiatan

operasional dan sesuai dengan ketentuan yang ada.

g. Kepala Loan Service

1) Menyelenggarakan wawancara termasuk penentuan jadual wawancara.

2) Mengecek kelengkapan dan kebenaran semua berkas yang akan dibahas

dalam Rapat Komite Kredit (Rakomdit) dan menyerahkan ke Loan

Administarsi apabila telah selesai diperiksa.

3) Menyelenggarakan akad kredit termasuk penjualan akad, menghubungi

notaris dan memberikan pengarahan dalam akad kredit.

4) Menyelesaikan semua permasalahan seperti klaim, penjadualan ulang,

alih debitur, take over kredit yang belum bisa diselesaikan dengan baik

oleh stafnya.

5) Memastikan bahwa pelunasan kredit dilakukan dengan baik.

h. Kepala Transaction and Processing


33

1) Mengatur operasional proses transaksi sehari-hari.

2) Mengoptimalkan peningkatan efisiensi pada back office dan peningkatan

kontrol.

3) Memastikan aktivitas proses transaksi sesuai dengan kebijakan dan

prosedur yang ada.

4) Memastikan bahwa standar kualitas dan kecepatan proses transaksi selalu

dalam batas yang baik.

5) Memastikan bahwa password telah dibuat sesuai dengan prosedur.

6) Maintenance software dan hardware.

i. Kepala Loan Administration

1) Memastikan kecepatan dan ketepatan proses kredit.

2) Menandatangani surat penolakan atau persetujuan kredit berdasarkan hasil

Rakomdit.

3) Memastikan bahwa semua dokumen kredit telah ditata usahakan dengan

baik, aman dan lengkap baik dokumen pokok maupun dokumen

pendukung dari setiap debitur.

4) Menandatangani surat kepada Developer dan notaris untuk memenuhi

kewajiban yang belum dipenuhi.

5) Memastikan bahwa administrasi dan dokumen bebas dari masalah.

6) Memastikan kecepatan dan ketepatan proses Bapertarun PNS sesuai

dengan kebijakan yang ada.

j. Kepala Administrasi Umum Cabang (General Branch Administartion Head)

1) Memantau anggaran biaya dan belanja cabang.


34

2) Menyelenggarakan administrasi inventaris.

3) Bertanggungjawab atas pengolahan dan pengembangan semua inventaris

cabang.

4) Menyelenggarakan dan memantau semau kegiatan kepegawaian.

5) Memastikan keamanan cabang setiap waktu.

6) Memastikan semua file kepegawaian diadministrasikan dengan tertib.

k. Kepala Pembukuan dan Kontrol

1) Memastikan bahwa semua transaksi telah dibukukan dengan benar.

2) Bertanggungjawab atas keakuratan data dalam semua GL dan SL.

3) Sebagai koordinator dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan

intern/ekstern dan jawabannya.

4) Sebagai koordinator dalam rekonsiliasi General Ledger (GL) dan Sub

Ledgernya (SL).

5) Sebagai koordinator dalam tutup buku tahunan.

4. Keadaan Karyawan

Dalam setiap organisasi atau perusahaan keadaan karyawan merupakan hal

yang sangat penting, karena karyawan merupakan faktor penentu dalam mencapai

tujuan perusahaan. Tingkat produktivitas suatu perusahaan dapat diukur dari

keadaan karyawan yang bekerja di kantor tersebut. Berikut keadaan karyawan PT

Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar yang ditinjau berdasarkan

pendidikan, masa kerja dan pangkat.

Tabel 2. Keadaan karyawan berdasarkan Tingkat Pendidikan PT Bank


Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar
Tingkat Pendidikan Jumlah
S2 5
35

S1 75
D3 16
SMA 32
Total 129
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar 2009

Tabel 3. Keadaan karyawan berdasarkan Masa Kerja PT Bank Tabungan


Negara (Persero) Cabang Makassar
Masa Kerja Jumlah
< 5 tahun 5
5-10 tahun 49
10-15 tahun 47
15-20 tahun 12
20-25 tahun 15
>25 tahun 1
Total 129
Sumbe: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar tahun
2009
Tabel 4. Keadaan karyawan berdasarkan Pangkat PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Makassar
Pangkat Jumlah
Staf Madya 1 1
Staf Madya 2 2
Staf Muda 1 17
Staf Muda 2 16
Pengatur 1 29
Pengatur 2 44
Pengatur Muda1 20
Total 129
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar tahun
2009

5. Produk PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Adapun beberapa produk PT Bank Tabungan Negara (Persero) sampai

dengan saat ini adalah:

a. Produk Dana

1) Tabungan Batara

2) Tabungan e’Batarapos

3) Tabungan Haji Nawaitu


36

4) Deposito Berjangka Rupiah

5) Deposito Dollar

6) Giro Rupiah

7) Giro Dollar

8) Tabungan Batara Prima

b. Produk Jasa

1) ATM Batara

2) Kiriman Uang

3) Inkaso

4) Money Changer

5) Bank Garansi

6) Payment Point

7) Payroll

c. Produk Kredit

1) Kredit Perorangan

a) Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

b) Kredit Pemilikan Non-KPR

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Fee Based Income PT Bank Tabungan Negara (Persero)


Cabang Makassar

Menghadapi persaingan antar bank yang semakin ketat,

mengharuskan pihak manajemen untuk membuat strategi-strategi yang

lebih baik dari bank-bank lain. agar dapat memenangkan persaingan


37

tersebut. Salah satu strategi yang harus dipikirkan oleh pihak manajemen

adalah strategi mengenai produk/jasa yang bisa diberikan kepada

masyarakat selain pemberian kredit, mengingat pemberian kredit memiliki

resiko yang cukup tinggi terhadap resiko kredit macet. Sehingga untuk

dapat tetap eksis, maka bank diharapkan mampu mengandalkan

pendapatan dari jasa-jasa bank selain dari pendapatan bunga yang berasal

dari pemberian kreditnya. Pendapatan yang diperoleh dari jasa-jasa bank

selain dari pemberian kredit dalam hal ini pendapatan bunga disebut

dengan istilah Fee Based Income (FBI).

Dengan fee based income yang tinggi, maka akan terjadi

penambahan total pendapatan bank , disamping itu akan bermanfaat juga

bagi masyarakat, karena bank telah menyediakan berbagai fasilitas yang

sangat membantu dan memberikan mereka kenyamanan serta kemudahan

dalam melakukan transaksi ekonomi.

Adapun sumber-sumber pendapatan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Makassar sebagai berikut:

a. Pendapatan Bunga

1) Pendapatan Bunga (Interest Income)

Pendapatan bunga adalah pendapatan PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) yang bersumber dari kegiatan utama bank dalam memberikan

kredit. Pendapatan bunga ini terdiri dari hasil bunga dari transaksi bersifat

rupiah dan hasil bunga dari valuta asing.

2) Pendapatan Provisi dan Komisi


38

Pendapatan provisi dan komisi adalah pendapatan yang diperoleh

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar atas proses

pemberian kredit kepada nasabah

b. Pendapatan Selain Pendapatan Bunga;

1) Pendapat Fee Based Income

a) Pendapatan Provisi, Komisi, Fee

Pendapatan provisi, komisi dan fee diperoleh atas pembebanan kepada

nasabah atas jasa-jasa atau bantuan bank terhadap suatu fasilitas

perbankan, seperti:

 Kartu ATM Batara

Kartu ATM Batara merupakan fasilitas layanan kartu bagi nasabah

Tabungan dan Giro di PT. Bank Tabungan Negara yang memberikan

kemudahan bagi nasabah dalam memenuhi berbagai macam

kebutuhan transaksi melalui mesin ATM seperti tarik tunai,

pembayaran tagihan, dan sebagainya.

 Kirim Uang

Fasilitas jasa pelayanan PT. Bank Tabungan Negara untuk pengiriman

uang dalam bentuk rupiah maupun mata uang asing yang ditujukan

kepada pihak lain di suatu tempat (di dalam maupun luar negeri).

 Inkaso

Merupakan jasa pelayanan PT. Bank Tabungan Negara untuk

melakukan penagihan kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen

di tempat lain di dalam negeri ataupun di luar negeri.


39

 Bank Garansi

Merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh PT. Bank Tabungan

Negara atas permintaan nasabah untuk menjamin resiko tertentu yang

timbul apabila nasabah tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan

baik kepada pihak yang menerima jaminan.

 Payment Point

Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk memudahkan dalam

membayar tagihan rutin seperti; telkom dan PLN

 Batara Payroll

Merupakan layanan PT. Bank Tabungan Negara bagi Pengguna Jasa

(Perusahaan, Perorangan, Lembaga) dalam mengelola pembayaran

gaji, THR dan Bonus serta kebutuhan finansial lainnya yang bersifat

rutin bagi karyawan pengguna jasa.

b) Pendapatan Transaksi Valuta asing

 Money Changer

Adalah pelayanan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

kepada masyarakat yang ingin menjual atau membeli mata uang asing

tertentu.

c) Pendapatan Jasa Lainnya

Pendapatan yang tidak termasuk ke dalam pendapatan-pendapatan

di atas yang berupa pendapatan atas jasa yang diberikan oleh PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar kepada nasabah.


40

2) Pendapatan Non Fee Based Income

Pendapatan yang tidak tergolong dari kedua pendapatan di atas

seperti; pendapatan kenaikan nilai surat berharga, Pendapatan penyisihan

penghapusan aktiva, Pendapatan estimasi kerugian komitmen dan

pendapatan non operasional, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 3 (hal. 40).

Pendapatan PT. Bank Tabungan Negara


(Persero) Cabang Makassar

Pendapatan Bunga; Pendapatan Selain Pendapatan


Pendapatan Bunga Bunga
Provisi dan Komisi Pendapatan
bunga

Fee Based Income; Non Fee Based Income;


Kartu ATM Batara Pendapatan kenaikan
Kiriman Uang nilai surat berharga
Inkaso Pendapatan penyisihan
Bank Garansi penghapusan aktiva
Payment Point Pendapatan estimasi
Batara Payroll kerugian komitmen
Money Changer Pendapatan non
operasional

Gambar 3. Skema Pendapatan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang


Makassar

Berikut adalah Fee based income PT Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Makassar untuk tahun 2004-2008 sebagai berikut:

Tabel 5. Fee Based Income PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang


Makassar untuk Tahun 2004-2008 (dalam jutaan Rupiah)
41

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008


Fee Based Income (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
 Pendapatan provisi,
3.964 1.529 1.437 1.995 2.195
komisi dan fee
 Pendapatan transaksi
- - - 18 20
valuta asing
 Pendapatan lainnya 150.918 209.572 137.476 279.311 307.242
T O T A L (Rp) 154.882 211.101 138.913 281.324 309.457
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar, Laporan Laba-
Rugi 2004-2008 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa fee based income PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar pada tahun 2004 - 2008

berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Perkembangan fee based income tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut;

Tabel 6. Perkembangan Fee Based Income PT Bank Tabungan Negara


(Persero) Cabang Makassar untuk Tahun 2004-2008 (dalam juataan
Rupiah)
Fee Based Perkembangan
Tahun Income
(Rp) Rupiah Persen (%)
2004 154.882
56.219 36,30
2005 211.101
2006 138.913 (72.188) (34,20)
2007 281.324 142.411 102,52
2008 309.457 28.133 10.00
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar, Laporan Laba-
Rugi 2004-2008 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa fee based income PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar untuk tahun 2004 sebesar Rp

154.882.000.000. Kemudian di tahun 2005, fee based income meningkat sebesar

Rp 56.219.000.000 atau sekitar 36,30% menjadi Rp 211.101.000.000. Selanjutnya


42

tahun 2006, fee based income mengalami penurunan sebesar Rp 72.188.000.000

atau sebesar 34,20% menjadi Rp 138.913.000.000 dan pada tahun 2007, fee based

income mengalami peningkatan sebesar Rp 142.411.000.000 atau sebesar

102,52% menjadi Rp 381.324.000.000. Selanjutnya pada tahun 2008, fee based

income mengalami peningkatan sebesar Rp 28.133.000.000 atau sebesar 10,00%

menjadi Rp 309.457.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan fee

based income untuk tahun 2004 -2008 mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun kecuali pada tahun 2006. Namun, persentase perkembangan fee based

income PT Bank Tabungan Negara masih berfluktuasi hal ini disebabkan produk-

produk yang di keluarkan selain pemberian kredit belum menjadi produk yang

diminati masyarakat secara tetap, sehingga masih membutuhkan sosialisasi agar

dapat lebih dikenal dan dapat menjadi pilihan bagi masyarakat dalam melakukan

transaksi keuangan, agar mengalami peningkatannya secara signifikan setiap

tahunnya.

Menurut pihak bank, Fee based income PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Makassar yang berfluktuasi juga disebabkan oleh faktor internal

dan eksternal bank yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi besarnya laba

yang dicapai oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar. Faktor

internal sangat dipengaruhi oleh perubahan stuktur dan manajemen seperti

penggantian dalam dewan direksi, perluasan areal operasi bank, penambahan

produk-produk jasa perbankan yang terbaru dan tingkat pelayanan kepada

nasabah. Serta faktor ekstrnal dapat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan

semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kemudahan teknologi


43

perbankan, serta kepercayaan masyarakat terhadap bank atas simpanan mereka

(nasabah).

2. Analisis Pendapatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang


Makassar

Berhasil tidaknya perusahaan, umumnya ditandai dengan kemampuan

manajemen mengelola perusahaan dalam pencapaian laba. Ukuran yang

seringkali dipakai untuk menilai berhasil tidaknya manajemen perusahaan adalah

besarnya tingkat laba yang diperoleh. Untuk mengetahui laba atau ruginya suatu

usaha, maka dilakukan perhitungan dengan memperkurangkan antara total

pendapatan yang diterima dengan total biaya yang harus di keluarkan.

Apabila total pendapatan lebih besar dari pada total biaya maka

menghasilkan laba, sebaliknya jika total pendapatan lebih kecil dari pada total

biaya maka akan mengakibatkan kerugian bagi pihak bank. Perkembangan laba

yang dicapai oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar untuk

tahun 2004-2008 pada berikut:

Berikut adalah pendapatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Makassar untuk tahun 2004-2008 sebagai berikut:

Tabel 7. Pendapatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang


Makassar untuk Tahun 2004-2008 (dalam jutaan Rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
 Pendapatan bunga 3.293.007 3.034.891 2.841.506 4.025.016 4.427.518
 Pendapatan selain Pend.
Bunga;
a. 154.882 211.101 138.913 381.324 309.457
b.
44

- Pend. Kenaikan
38.410 - 19.023 26.607 29.268
nilai surat berharga
- Pend. non
19.506 42.965 12.204 122.125 134.338
operasional
T O T A L ( Rp ) 3.526.733 3.288.957 3.347.645 4.455.072 4.900.581
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar, Laporan Laba-
Rugi 2004-2008 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan pada PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar pada tahun 2004 - 2008 mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2005.

Perkembangan fee based income tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut;

Tabel 8. Perkembangan Pendapatan PT Bank Tabungan Negara (Persero)


Cabang Makassar untuk Tahun 2004-2008 (dalam juataan Rupiah)
Perkembangan
Pendapatan
Tahun Persentase
(Rp) Jumlah
(%)
2004 3.526.733
2005 3.288.957 (237.776) (6,74)
2006 3.347.645 58.688 1,78
2007 4.455.072 1.107.427 33,08
2008 4.900.581 445.509 10,00
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar, Laporan Laba-
Rugi 2004-2008 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar untuk tahun 2004 sebesar Rp

3.526.733.000.000, kemudian pada tahun 2005, menurun sebesar Rp

237.776.000.000 atau sebesar 6,74% menjadi Rp 3.288.957.000.000. Pada tahun

2006, meningkat sebesar Rp 58.688.000.000 atau sebesar 1,78% menjadi Rp

3.347.645.000.000. Selanjutnya pada tahun 2007, meningkat sebesar Rp

1.107.427.000.000 atau sebesar 33,08% menjadi Rp 445.072.000.000. Dan pada


45

tahun 2008 meningkat sebesar Rp 445.509.000.000 atau sebesar 10% menjadi Rp

4.900.581.000.000. Hal ini, menunjukkan bahwa pendapatan PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Cabang Makassar untuk tahun 2004-2008 mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun kecuali tahun 2005. Namun, persentase

perkembangan pendapatan PT Bank Tabungan Negara masih berfluktuasi setiap

tahunnya.

Menurut pihak Bank, hal ini dapat disebabkan oleh faktor internal dan

eksternal bank yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi besarnya laba yang

diperoleh. Faktor internal bank yang dipengaruhi oleh faktor perubahan struktur

dan manajemen bank, seperti pergantian dewan direksi, dan perluasan area operasi

bank serta penghematan atas beban-beban yang harus ditanggung. Sedangkan

fakror eksternal dapat dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat akan

dana untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya seperti, kebutuhan akan perumahan,

kendaraan, kebutuhan lain-lain serta semakin meningkatnya kebutuhan akan

kemudahan teknologi perbankan.

3. Analisis Kontribusi Fee Based Income (FBI) Terhadap Pendapatan


Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar

Berikut ini disajikan data mengenai variabel-variabel tersebut pada tabel

berikut:

Tabel 9. Fee Based Income (X) dan Pendapatan (Y) pada PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Makassar Tahun 2004-2008 (dalam
juataan rupiah)

Kontribusi FBI
Fee Based Income Pendapatan Terhadap
Tahun
(X) (Y) Pendapatan
(%)
2004 154.882 3.526.733 4,39
46

2005 211.101 3.288.957 6,42


2006 138.913 3.347.645 4,15
2007 281.324 4.455.072 6,31
2008 309.457 4.900.581 6,31
JUMLAH
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cab. Makassar, Laporan Laba-
Rugi 2004-2008 (data diolah)

Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kontribusi fee based

income terhadap pendapatan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Makassar untuk tahun 2004 sebesar 4,39%, untuk tahun 2005 sebesar 6,42%,

kemudian untuk tahun 2006 sebesar 4,15% dan pada tahun 2007 sebesar 6,31%,

sedangkan pada tahun 2008 sebesar 6,31%. Sehingga, dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa fee based income dapat memberikan kontribusi yang positif

terhadap peningkatan pendapatan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Makassar, namun kontribusi yang diberikan masih relatif kecil karena

hanya mencapai 4% – 6,5%.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa fee based income dapat memberikan kontribusi yang positif

terhadap peningkatan pendapatan pada PT Bank Tabungan Negara


47

(Persero) Cabang Makassar, namun kontribusi yang diberikan masih

relatif kecil karena hanya mencapai 4% – 6,5%.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diajukan

saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Makassar dalam mengambil keputusan yaitu:

1. Sebaiknya pihak PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Makassar di

Kota Makassar senantiasa meningkatkan fee based incomenya dalam bentuk

promosi kepada masyarakat mengenai produk/jasa yang disediakan oleh PT

Bank Tabungan Negara (Persero) untuk kemudahan nasabah dalam

melakukan transaksi keuangan dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan

meningkatnya fee based income, maka pendapatan juga akan semakin

meningkat sehingga PT Bank Tabungan Negara (Persero) dapat terus eksis

dalam persaingannya dengan bank-bank yang sejenis.

2. Sebaiknya PT Bank Tabungan Negara (Persero) merancang/mengeluarkan

produk/ jasa pelayanan perbankan terbaru yang berbeda dari produk bank-

bank sejenis yang sesuai dan kebutuhan masyarakat luas, sehingga dapat lebih

diminati oleh nasabah.

3. Untuk penelitian berikutnya disarankan agar meneliti variabel lain yang

mempengaruhi pendapatan selain fee based income (FBI).


48

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Riahi, & Belkoui. 2006. Teori Akuntansi Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat.

Carl S, Warren. 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, Malayu SP. 2007. Dasar-Dasar Perbankan.Jakarta: Bumi Aksara.


49

Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

______. 2008. Bank dan lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Keuangan Dasar 1 dilengkapi dengan Soal &


Penyelesaiannya Edisi 3 Cetakan 1. Yogyakarta: BPFE

Muljono, Teguh Podjo. 1996. Bank Budgeting; Profit Planning dan control.
Yogyakarta: BPFE-yogyakarta.

Nafarin. 2004. Akuntansi Pendekatan Siklus & Pajak untuk Perusahaan Industri
& Dagang. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.

Susilo, Y. Sri; Sigit Triandaru; A. Totok Budi Santoso. 2004. Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

Taswan. 2003. Akuntansi Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: UPP AMP YKPN.

Widiyono, Try. 2006. Aspek Hukum Operasional; Transaksi Produk Perbankan


di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Widjanarto. 2003. Hukum dan Ketentuan Perbankan Di Indonesia. Jakarta:


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai