Anda di halaman 1dari 13

CORPUS ALLIENUM

A.

B.

Identitas Pasien
Nama

: Tuan M.T

Usia

: 35 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Alamat

: Bonto Manai

Pekerjaan

: Konstruksi Baja

No. RM

: 40 24 20

Tanggal masuk RS

: 29 Februari 2016

Dokter pemeriksa

: dr. Yusuf Bachmid, Sp.M

Anamnesis
Keluhan Utama

: Mata kiri kemasukan serbuk besi

Anamnesi Terpimpin :
Seorang laki-laki datang ke poli mata RSUD Syech Yusuf dengan
keluhan mata kiri kemasukan serbuk besi yang dialami sejak kemarin.
Pasien sehari-hari bekerja sebagai konstruksi besi, dan pasien tidak
menggunakan google glass saat bekerja. Pasien mengeluh mata sedikit
merah yang timbul perlahan setelah keluhan kemasukan besi. Pasien juga
mengeluh mata terasa seperti berpasir, silau dan mata sering berair. Terdapat
serbukan besi pada kornea berwarna coklat kehitaman, pasien mengaku
tidak mengalami gangguan penglihatan dan pasien tidak ada riwayat
menggunakan obat untuk mengurangi keluhan.
Riwayat penyakit dahulu :
1.

Riwayat mata merah sebelumnya disangkal

2.

Riwayat alergi disangkal

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga yang mengeluhkan sakit yang sama

C.

Status Opthalmologi

No.
1.
2.
3.

4.

No.
5.

Pemeriksaan
Visus
Tekanan Intra Okuler
Kedudukan Bola Mata
Posisi
Eksoftalmus
Enoftalmus
Mikroftalmus
Pergerakan Bola Mata
Atas
Bawah
Temporal
Temporal atas
Temporal bawah
Nasal
Nasal atas
Nasal bawah
Nistagmus
Pemeriksaan
Palpebrae
Hematom
Edema
Hiperemis
Benjolan
Ulkus
Fistel
Hordeolum

OD
20/20
Tidak diperiksa

OS
20/20
Tidak diperiksa

Ortoforia
(-)
(-)
(-)

Ortoforia
(-)
(-)
(-)

(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(-)
OD

(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(-)
OS

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
2

6.

7.

7.

No.
7.
8.

9.

Kalazion
Ptosis
Ektropion
Entropion
Sekret
Trikiasis
Madarosis
Apparatus Lakrimalis
Edema
Hiperemis
Benjolan
Lakrimasi
Konjungtiva Bulbi
Kemosis
Pterigium
Pinguekula
Konjungtiva Bulbi
Flikten
Simblefaron
Injeksi konjungtiva
Injeksi siliar
Pemeriksaan
Konjungtiva Bulbi
Injeksi episklera
Hiperemis
Kornea
Kejernihan
Corpus Alienum
Edema
Ulkus
Erosi
Infiltrat
Flikten
Keratik presipitat
Macula
Nebula
Leukoma
Leukoma adherens
Stafiloma
Pigmen iris
Bekas jahitan
Sklera
Episkleritis
Skleritis

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(+)

(-)
(-)
(-)
(+)

(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(-)
OD

(-)
(-)
(-)
(-)
OS

(-)
(+)

(-)
(+)

Jernih
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Jernih
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)

(-)
(-)

10.

No.
11.

12.

13.

14.

D.

Kamera Okuli Anterior


Kedalaman
Dalam
Kejernihan
Jernih
Flare
(-)
Sel
(-)
Hipopion
(-)
Hifema
(-)
Pemeriksaan
OD
Iris
Warna
Coklat
Gambaran radier
Jelas/tidak jelas
Eksudat
(-)
Atrofi
(-)
Sinekia posterior
(-)
Sinekia anterior
(-)
Iris bombe
(-)
Iris tremulans
(-)
Pupil
Bentuk
Bulat
Besar
cukup
Regularitas
reguler
Isokoria
(+)
Letak
Sentral
Refleks cahaya langsung
(+)
Seklusio pupil
(-)
Oklusi pupil
(-)
Leukokoria
(-)
Lensa
Kejernihan
Jernih
Subluksasi
(-)
Pseudofakia
(+)
Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Dalam
Jernih
(-)
(-)
(-)
(-)
OS
Coklat
Jelas/tidak jelas
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Bulat
Cukup
reguler
(+)
Sentral
(+)
(-)
(-)
(-)
Jernih
(-)
(+)

Palpasi
OD

OS

Tensi ocular

Tn

Tn

Nyeri tekan

Massa tumor

Glandula pre-aurikuler

E.

Tidak ada pembesaran

Tidak ada pembesaran

Tonometri
Tidak dilakukan pemeriksaan

/////
F.

Slit Lamp
SLOD

: Konjungtiva hiperemis (+), kornea keruh (-), Corpus alienum (-)


BMD kesan normal, iris cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral

SLOS

: Konjungtiva hiperemis (+), kornea keruh (-), Corpus alienum (+)


BMD kesan normal, iris cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral

G.

Resume
Seorang laki-laki, 35 tahun, datang ke poliklinik mata RSUD Syech
Yusuf dengan keluhan mata kiri kemasukan serbuk besi yang dialami sejak
kemarin. Pasien sehari-hari bekerja sebagai konstruksi besi, dan pasien tidak
menggunakan google glass saat bekerja. Pasien mengeluh mata sedikit
merah yang timbul perlahan setelah keluhan kemasukan besi. Pasien juga
mengeluh mata terasa seperti berpasir, silau dan mata sering berair. Terdapat
serbukan besi pada kornea berwarna coklat kehitaman, pasien mengaku
tidak mengalami gangguan penglihatan dan pasien tidak ada riwayat
menggunakan obat untuk mengurangi keluhan. Pasien tidak pernah
mengalami hal serupa sebelumnya, riwayat mata merah sebelumnya
disangkal, dan riwayat alergi disangkal. Tidak ada keluarga yang
mengeluhkan sakit yang sama
Pada pemeriksaan oftalmologi pada inspeksi tampak corpus
alienum pada limbus inferior kornea. Pada pemeriksaan visus ODS 20/20.
Pada palpasi tidak ditemukan kelainan. Penyinaran oblik dan Slit lamp
pada OS tampak konjungtiva hiperemis (+), kornea tidak keruh, corpus
alienum (+), BMD kesan normal, iris cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral.

H.

Kesan
Kesadaran
Keadaan Umum
OD
OS

: Compos mentis
: Baik
: Mata tampak tenang
: Tampak mata kemerahan, benda asing (+)

I.

Diagnosis
OS : Corpus alienum kornea bagian limbus inferior

J.

Terapi dan Edukasi

Terapi
- Ekstraksi Corpus alienum
- Gentamisin Eye Ointment Tube 4 x 1
- Doksisiklin 1 x 1
- Asam Mefenamat tab 3 x 1

Edukasi
- Menjelaskan ke pasien mengenai Corpus
-

K.

alienum

serta

komplikasinya
Meminum dan mengoleskan obat secara teratur
Tidak mengucek mata
Menggunakan kacamata atau Google saat bekerja

Prognosis
Visum (Visam)
: ad bonam
Kesembuhan (Sanam)
: ad bonam
Jiwa (Vitam)
: ad bonam
Kosmetika (Kosmeticam) : ad bonam

CORPUS ALIENUM
A.

Anatomi dan Histologi

Gambar 1. Anatomi mata1

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening


mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan
yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis2,3 :
1.

Epitel
Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal
550 m dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Bagian
terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel ini. Setiap gangguan
epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit
atau mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar, sehingga apabila
terjadi kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa

2.

membentuk jaringan parut.


Membran Bowman
Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan
suatu membrane tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen
kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada
membrane bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan

3.

parut.
Stroma
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas
jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar
dengan permukaan kornea. Di antara serat-serat kolagen ini terdapat
matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata

depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar air dalam
stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan
penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka
akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea
(edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga
memberikan gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi
gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea dan
sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea
4.

terpecah dan kornea terlihat keruh.


Membran Descement
Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak
berstruktur dan bening, terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan

5.

pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah.


Endotel
Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting
untuk mempertahankan kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang
mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai
daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan
normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat
trauma bedah, penyakit intraocular.Usia lanjut akan mengakibatkan
jumlah endotel berkurang.Kornea tidak mengandung pembuluh darah,
jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media
penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V.

Gambar 2. Histologi kornea4


B.

Definisi
Corpus alienum adalah substansi abnormal atau objek yang tidak
termasuk dalam tubuh, misalnya debu, serbuk kayu, logam, serangga
ataupun serpihan kaca. Kondisi ini paling beresiko pada orang yang bekerja
sebagai

pedagang,

buruh,

penebang

kayu

dan

tukang

kebun.

Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab


terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.
Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat
serius.5,6
C.

Epidemiologi
Di Amerika Serikat corpus alienum adalah salah satu penyebab
paling sering kedaruratan pada

mata. Kadang-kadang, corpus alienum

mungkin tidak ditemukan pada saat pemeriksaan, namun meninggalkan


abrasi kornea disertai rasa sakit pada bekas yang dihasilkan.5
Corpus alienum superfisial pada kornea lebih sering daripada
mendalam Corpus alienum yang lebih dalam. Pada pasien-pasien dengan
riwayat trauma, harus selalu dipertimbangkan adanya corpus alienum

intraokular. Persentasi angka kejadian pada laki-laki lebih banyak


dibandingkan perempuan dan meningkat pada dekade kedua.5
D.

Etiopatogenesis5
Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma
mata ringan. Benda asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau
stroma bila benda asing tersebut diproyeksikan ke arah mata dengan
kekuatan yang besar.
Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi,
mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem
pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga
dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat
infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan
infeksi dan nekrosis jaringan.
Penyebab cedera mata atau benda asing yang umum adalah :
1.

Pekerja industri : partikel besi (Terutama pekerja palu-pahat), ampelas

2.

dan batubara.
Pekerja pertanian : kulit padi dan sayap serangga.
Benda asing : partikel debu, pasir, baja, kaca, kayu dan serangga kecil

3.

(Nyamuk).7
E.

Gambaran Klinik5,6,7
Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing,
fotofobia, mata merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan
oftalmologi, ditemukan visus normal atau menurun, adanya injeksi
konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola mata,
fluorescein (+).

F.

Diagnosis
Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan anamnesis
kejadian trauma dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan didapatkan dan
kongesti konjungtiva. Sebuah benda asing dapat terlokalisasi pada
konjungtiva atau kornea dengan penerangan obliq. Pemeriksaan slit-lamp
setelah tes fluorescein adalah metode terbaik untuk menemukan benda asing
di kornea.7 jika pada pemeriksaan pertama lensa masih jernih maka untuk
melihat kedudukan benda asing di dalam bola mata dilakukan dengan

10

melebarkan pupil dengan midriatil. Pemeriksaan funduskopi sebaiknya


segera dilakukan karena bila lensa terkena maka lensa akan menjadi keruh
secara perlahan-lahan sehingga akan memberikan kesukaran untuk melihat
jaringan belakang lensa.2
G.

Penatalaksanaan3,6,7,8
Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing
tersebut dari bola mata. Setelah benda asing dikeluarkan, tujuan pengelolaan
selanjutnya adalah menghilangkan rasa sakit, menghindari infeksi, dan mencegah
kerugian permanen fungsi kornea. Bila lokasi corpus alienum berada di

palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan mudah dapat dilepaskan


setelah pemberian anatesi lokal. Untuk mengeluarkannya, diperlukan kapas
lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam. Arah pengambilan, dari tengah ke
tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet
portable. Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat
dengan kassa steril dan diperban.
Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat
insisi di limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk
menarik benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris
yang mengandung benda asing tersebut.
Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat
dikeluarkan dengan magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa
juga dapat ditarik dengan magnit, sesudah insisi pada limbus kornea, jika
tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa dengan ekstraksi linier
untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler untuk usia
yang tua.
Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat
dikeluarkan dengan giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak
berhasil, dapat dilakukan dengan operasi vitrektomi.
H.

Pencegahan
Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik
dalam bekerja atau berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata
pelindung.5,6

11

I.

Komplikasi
Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi,
kedalaman, dan efek dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar,
terletak di bagian sentral dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan,
maka akan dapat mempengaruhi visus. Namun jika cedera ringan biasanya
sembuh tanpa masalah lebih lanjut, selama diberi perawatan yang tepat.
Kemungkinan komplikasi termasuk :
a.
Infeksi dan jaringan parut : jika benda asing tidak dihapus dari mata
b.

maka dapat menyebabkan infeksi dan jaringan parut.


Goresan pada kornea atau lecet : benda asing dapat menggores
kornea, yang merupakan organ yang jernih. Dengan perawatan yang

c.

tepat, lecet pada kornea dapat disembuhkan dalam waktu 48 jam


Ulkus : jila luka pada kornea tidak sembuh, maka akan timbul ulkus
pada tempat benda asing berada. Hal ini bisa mempengaruhi

d.

penglihatan atau menyebabkan abses.


Penetrasi pada mata : kadang-kadang benda proyektil dapat
menembus mata hingga masuk ke dalam bola mata yang akan

e.

menyebabkan cedera serius dan bahkan kebutaan.


Jaringan parut pada kornea - ini dapat menyebabkan beberapa derajat
gangguan

DAFTAR PUSTAKA
1.

Picture of the Eyes. Available from : http://www.webmd.com/eye-

2.

health/picture-of-the-eyes
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit

3.

FKUI Jakarta.
Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya

4.

Medika Jakarta.
Anatomy

of

Human

Eye.

Available

from

http://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2005/10/corneahistology.html

12

5.

Bashour M. 2008. Corneal Foreign Body. Evailable from :

6.

http://emedicine.medscape.com/article/1195581-overview
Emergency departement factsheets. Eye Injury (Foreign Body).
http://www.health.vic.gov.au/edfactsheets/downloads/eye-injury-foreignbody.pdf

7.

Khurana

K,

2007.

Extraocular

Foreign

Bodies.

In:

Comprehensive Opthalmology. Fourth Edition. New Delhi: New Age


8.

International (P) Limited Publishers. p.348-351.


Cao CE. 2015. Corneal Foreign Body Removal. Clinical and
Academy Core Faculty Mount Sinai Emergency Medicine Residency Miami
Beach : Florida. Available from :

9.

http://emedicine.medscape.com/article/82717-overview#showall
Complications of Foreign Bodies in Eyes. Available from :
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/eyeinjuries-foreign-body-in-the-eye

13

Anda mungkin juga menyukai