BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia
yang mengalami peningkatan baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas menyebabkan kebutuhan bahan baku serta bahan penunjang
untuk industri kimia semakin meningkat pula.
Vinil asetat merupakan bahan kimia antara yang dapat dijadikan
bahan baku untuk pembuatan polivinil asetat, vinil asetat kopolimer,
polivinil alkohol, dan vinil chlorid.
Kebutuhan vinil asetat naik rata-rata 15 % pertahun, pengguna
terbesar industri vinil asetat adalah industri perekat, industri tekstil dan
cat yang banyak terdapat di Indonesia. Kebutuhan vinil asetat masih
dipenuhi dari impor karena pabrik vinil asetat belum ada di Indonesia.
Impor vinil asetat berasal dari Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan
(Indochemical, 1988).
Memperhatikan perkembangan tersebut pemerintah membuka
peluang bagi inventor untuk mendirikan pabrik ini, seperti yang
ditegaskan pemerintah dalam skala prioritas yang dikeluarkan BKPM
tahun 1987 (Indochemical, 1988).
Berdirinya pabrik vinil asetat akan mencukupi kebutuhan vinil
asetat dalam negeri, dapat memanfaatkan bahan baku yang tersedia,
dan juga untuk menambah devisa negara dengan mengekspor
hasilnya.
B. Tinjauan Pustaka
Vinil asetat pertama kali dikenal oleh Kettle pada tahun 1912
sebagai hasil samping dari pembuatan ethylidiene diacetate dari
asetilen dan asam asetat. Industri vinil asetat sendiri baru berkembang
tahun 1925 dan produksinya terus meningkat sejak tahun 1950.
Cara pembuatan vinil asetat ada 2 macam yang dibedakan oleh
jenis bahan bakunya yaitu :
Pendahuluan 1
99/129394/TK/24186
Prarancangan Pabrik Vinyl Acetate
Dari Asam Acetate dan Acetylene
Pendahuluan 2
99/129394/TK/24186
Prarancangan Pabrik Vinyl Acetate
Dari Asam Acetate dan Acetylene
Pendahuluan 3
99/129394/TK/24186