OFFICE ADDRESS:
Jl padang no 5, manggarai, setiabudi, jakarta selatan
(belakang pasaraya manggarai)
phone number : 021 8317064
pin BB 2A8E2925
WA 081380385694
Medan :
Jl. Setiabudi no. 65 G, medan
Phone number : 061 8229229
Pin BB : 24BF7CD2
www.Optimaprep.Com
1. Arthritis
1. Arthritis
1. Arthritis
Mekanisme kerja metotreksat:
Inhibisi sintesis purin & pirimidin menghambat
sintesis DNA menghambat proliferasi sel.
Supresi reaksi transmetilasi dengan akumulasi
poliamin,
Reduksi proliferasi sel-T dependen antigen, &
Meningkatkan pengeluaran adenosin &
mensupresi inflamasi-dimediasi adenosin
mengurangi leukosit di daerah inflamasi
2. Geriatri
Sarcopenia: hilangnya massa
& kekuatan otot, pada
sebagian besar kasus terkait
usia lanjut.
Cachexia: sindrom metabolik kompleks terkait penyakit (cancer, end stage renal
disease) & ditandai oleh hilangnya massa otot dengan/tanpa hilangnya massa
lemak.
Frailty: sindrom geriatrik yang disebabkan oleh penurunan akumulatif terkait usia
pada berbagai sistem fisiologi, yang meningkatkan kerentanan pada risiko jatuh,
dirawat di RS, dan kematian. Diagnosis frailty: kehilangan berat yang tidak
diinginkan, exhaustion, kelemahan, jalan lambat & aktivitas fisik rendah.
Sarcopenia: European consensus on definition and diagnosis. Age and Ageing 2010; 39: 412423
2. Geriatri
Sarkopenia terutama dijumpai pada lansia, tetapi
juga dapat ditemui pada usia yang lebih muda
seperti kasus demensia & osteoporosis.
Sarcopenia: European consensus on definition and diagnosis. Age and Ageing 2010; 39: 412423
2. Geriatri
Sarcopenia: European consensus on definition and diagnosis. Age and Ageing 2010; 39: 412423
3. Farmakologi
Quinolones rapidly inhibit DNA synthesis by promoting
cleavage of bacterial DNA in the DNA-enzyme complexes of
DNA gyrase and type IV topoisomerase, resulting in rapid
bacterial death.
Ciprofloxacin should not be used in pneumococcal
pneumonia as it does not cover Streptococcus pneumoniae
adequately.
Less common
Rare
Anxiety
Abdominal or stomach
Behavior change similar
blurred vision
discomfort
chest discomfort
to being drunk
cold sweats
cough or hoarseness
difficulty with
cool,
pale
skin
decreased appetite
concentrating
depression
diarrhea
difficult or labored breathing drowsiness
dizziness
fast or shallow breathing
lack or loss of strength
fast, irregular, heartbeat
restless sleep
fever or chills
feeling of warmth
unusual sleepiness
general feeling of discomfort headache
increased hunger
lower back or side pain
increased sweating
muscle pain or cramping
nausea
painful or difficult urination redness of the face, neck, arms,
and occasionally, upper chest
Sleepiness
shortness of breath
slurred speech
wheezing
More common
More common:
Less common
Abnormal stools
bad, unusual, or unpleasant
(after) taste
change in taste
difficulty with moving
discoloration of the fingernails
or toenails
flu-like symptoms
joint pain
rash
runny nose
sneezing
stuffy nose
swollen joints
Pyelonefritis:
Inflammation of the kidney & renal pelvis
fever, chilling, nausea, vomit, flank pain, diarrhe, leukocyte silinder.
Cystitis:
Complicated UTI
Urethritis:
6. Transfusi Darah
Type
Descriptions
Indications
Whole
blood
PRC
FFP
Platelet
conc.
Cryopresi
pitate
7. Aritmia
8. PEA
PEA encompasses a
heterogeneous group of
organized electric rhythms that
are associated with either
absence of mechanical
ventricular activity or mechanical
ventricular activity that is
insufficient to generate a clinically
detectable pulse.
9. CKD
Chronic kidney disease (CKD)
encompasses a spectrum of different pathophysiologic
processes associated with abnormal kidney function and a
progressive decline in GFR.
Etiology: DM, hypertension, glomerulonephritis, druginduced, myeloma.
Signs & Symptoms of Uremia
General
Neurologic
Cardiovascular
Hematologic
Metabolic
9. CKD
Stage
GFR
1 (N or GFR)
> 90
2 (mild)
60-89
Estimate progression
3 (moderate)
30-59
4 (severe)
15-29
< 15 or dyalisis
5 (kidney failure)
Therapeutic Goals
Treatment:
Dietary restriction: Na (if hypertensive),
K (if hyperkalemic), protein
Blood pressure control <130/80
Metabolic acidosis: bicnat
Anemia: erythropoietin
Hyperparathyroidism: phosporous
binder
Harrisons principles of internal medicine. McGraw-Hill; 2011.
Pocket medicine. 3rd ed. LWW; 2008.
9. CKD
Dialysis should be instituted whenever the GFR is
<15 mL/min & there is 1/more of the following:
symptoms or signs of uraemia,
inability to control hydration status
blood pressure or a rogressive deterioration in
nutritional status.
11. Dispepsia
Suplementasi protein
Diuretik untuk edema: loop diuretic (furosemid)
Terapi hiperlipidemia
Restriksi Na < 2 g/hari
Selain kewajiban atas vaksin meningitis, Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyarankan
calon haji untuk mendapatkan vaksin influenza dan pneumonia.
Vaksin influenza
Vaksin influenza dianjurkan terutama untuk jamaah haji sebagai berikut:
Pasien penyakit kronis gangguan ginjal, sakit jantung, gangguan
pernapasan, diabetes, dan gangguan sistem saraf.
Pasien imunodefisiensi.
Obesitas.
Wanita hamil.
Vaksin pneumonia
Mencegah infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae.
Disarankan bagi calon jamaah haji dengan kondisi sebagai berikut:
Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.
Anak-anak dan orang dewasa pengidap penyakit kronis, seperti diabetes, asma,
gangguan ginjal atau penyakit jantung.
15. Tuberkulosis
Penatalaksanaan TB Resisten Obat
Pasien tuberkulosis yang disebabkan kuman resisten obat
(khususnya MDR) seharusnya diobati dengan paduan obat
khusus yang mengandung obat anti tuberkulosis lini kedua.
Paling tidak harus digunakan empat obat yg masih efektif dan
pengobatan harus diberikan paling sedikit 18 bulan.
16. Tuberkulosis
Pasien TB dengan kelainan hati:
Pirazinamid tidak boleh diberikan
Penyakit hati akut/ikterik
OAT dimulai setelah penyakit hati sembuh.
17. Hepatitis
Hepatitis Imbas Obat e.c. pirazinamid, rifampisin,
isoniazid.
Bila klinis (+) (ikterik, mual/muntah) OAT stop.
Gejala (-), lab:
Bilirubin >2x OAT stop
SGOT, SGPT 5x OAT stop
SGOT, SGPT 3x teruskan dengan pengawasan
18. Tuberkulosis
If the treatment is
inadequate or if host
defenses are impaired, the
infection may spread via
airways, lymphatic channels,
or the vascular system.
Miliary pulmonary disease
occurs when organisms
draining through lymphatics
enter the venous blood &
circulate back to the lung.
18. Tuberkulosis
18. Tuberkulosis
TB MILIER
Rawat inap
Paduan obat: 2 RHZE/ 4 RH
19. Diabetes
Jika GDP belum mencapai target (70-130 mg/dL), maka
dosis dapat dinaikkan 2 unit setiap 3 hari. Jika GDP
masih di atas 180 mg/dL, dosis dapat dinaikkan 4 unit
setiap 3 hari.
Insulin prandial diberikan untuk menurunkan kadar
glukosa darah setelah makan, ketika pemberian insulin
basal & obat oral gagal mencapai target.
Insulin prandial diberikan pada porsi makan yang
menaikkan glukosa darah prandial tertinggi (glukosa
darah 1-2 jam setelah makan >160-180 mg/dL)
Terapi insulin pada pasien diabetes melitus. PERKENI 2011.
19. Diabetes
20. Aritmia
20. Aritmia
20. Aritmia
SVT:
Often start in young age.
AF:
More often find in elderly
History of hypertension
20. Aritmia
BEDAH, ANASTESIOLOGI,
RADIOLOGI
Menyebabkan perdarahan
internal yang berat
Darah pada rongga
peritoneum peritonitis
Terlihat gejala syok akibat
perdarahan hebat
Gejala peritonitis dapat tidak
terlalu terlihat
http://crashingpatient.com/trauma/abdominal-trauma.htm/
Retroperitoneal hematom
http://www.sharinginhealth.ca/clinical_assessment/abdominal_exam.html
A lung mass abutts the mediastinal surface and creates acute angles with
the lung, while a mediastinal mass will sit under the surface creating obtuse
angles with the lung (Figure)
x-ray on the left there is a lesion that has an acute border with
the mediastinum.
This must be a lung mass
The chest radiograph on the right shows a lesion with an
obtuse angle to the mediastinum.
This must be a mediastinal mass.
Notice the trachea was shifted to the right (arrow)
http://www.radiologyassistant.nl/en/p4620a193b679d/mediastinum-masses.html
http://www.jaapa.com/the-patient-with-cold-hands-understandingraynauds-disease/article/139839/
Priapism - causes
Psychotropic drugs
phenothiazines
butyrophenones
hydralazine
prazosin, labetolol,
phentolamine and
other -blockers
testosterone
metoclopramide
calcium-channel
blockers
anti-coagulants
tamoxifen
omeprazole
hydroxyzine
cocaine, marijuana, and
ethanol
Priapism - treatment
Karena pharmacological
agents
Terbutaline 5 mg po
diulang dalam 15
minutesresolusi pada
1/3 of patients
Injeksi intracavernous dari
-adrenergic
phenylephrine 100 to 500
mcg (put 10 mg in 500cc
NSS 20 mcg/ml. Inject
10 to 20 cc every 5-10
minutes (maximum - 10
doses)
http://emedicine.medscape.com/article/
http://en.wikipedia.org/wiki/
Disorders
Clinical
Fimosis
Parafimosis
Peyronies disease
Detumescence
erection
25. Ensefalokel
26. Necrosis
Pada dasarnya terdapat 6
mekanisme nekrosis
Koagulasi
Terjadi pada proses infark
pada jaringan (except brain)
Terjadi karena hilangnya
suplai darah
Gross: tissue is firm
Micro: Cell outlines are
preserved (cells look
ghostly), and everything
looks red
Liquefactive
Terjadi pada proses infeksi
atau penyebab yang tidak
diketahui dan infark pada
otak
Due to lots of neutrophils
around releasing their toxic
contents, liquefying the
tissue
Gross: tissue is liquidy and
creamy yellow (pus)
Micro: lots of neutrophils
and cell debris
Caseous
Terjadi pada tuberculosis
Due to the body trying to wall
off and kill the bug with
macrophages
Gross: White, soft, cheesylooking (caseous) material
Micro: fragmented cells and
debris surrounded by a collar
of lymphocytes and
macrophages (granuloma)
Fat necrosis
Biasa terjadi pada pankreatitis
akut
Damaged cells release lipases,
which split the triglyceride
esters within fat cells
Gross: chalky, white areas
from the combination of the
newly-formed free fatty acids
with calcium (saponification)
Micro: shadowy outlines of
dead fat cells (see image
above); sometimes there is a
bluish cast from the calcium
deposits, which are basophilic
http://www.pathologystudent.com/?p=5770
Apoptosis
An active programmed process of autonomous
cellular dismantling that avoids eliciting
inflammation
Characterized by:
- exposure of phosphotidyl serine on cell surface
- cytoplasm shrinkage
- membrane blebbing
- chromatin condensation
- cleavage of DNA at internucleosome site
- caspase mediated
- corpse clearance via phagocytosis
27. Urolithiasis
Urinary tract stone disease
Signs:
Flank pain
Irritative voiding symptom
Nausea
microscopic hematuria
Kidney Stone
Struvite stones
Lebih sering ditemukan pada wanita
Hampir selalu akibat dari ISK
Cystine stones
Representing only a very small percentage
these are the result of a hereditary disorder that causes
kidneys to excrete massive amounts of certain amino acids
(cystinuria)
Kristal urine
Amorphous Urates and
Phosphates
Calcium Oxalate
Uric Acid
Triple Phosphate
Bilirubin Crystals
Cholesterol
Alkaline citrate
Commonly used alkaline citrates are: sodium
potassium citrate, potassium citrate, sodium citrate,
potassium magnesium citrate
Alkaline citrates are used for:
Correction of hypocitraturia;
Alkalinisasi urin;
Inhibition of growth and aggregation of calcium oxalate;
Inhibition of agglomeration of calcium phosphate
Buergers treatment
Rawat RS
Memastikan diagnosis dan arterial imaging.
Vasoactive dilation is done during initial
admission to hospital, along with debridement of
any gangrenous tissue.
Tatalaksana selanjutnya diberikan bergantung
keparahan dan derajat nyeri
Penghentian rokok menurunkan insidens
amputasi dan meningkatkan patensi dan limb
salvage pada pasien yang melalui surgical
revascularisation
Vasoactive drugs
Nifedipine dilatasi perifer dan meningkatkan
aliran darah distal
Diberikan bersamaan dengan penghentian rokok,
antibiotik dan iloprost
Riwayat trauma
Bengkak/discoloration
Pain/tenderness
Inversion restriction
Anterior drawer test for
ankle
X-ray
The anterior drawer
Menilai integritas dari ligamen talofibular
anterior.
Cara pemeriksaan:
Posisi kaki sedikit plantar fleksi
Pegang kaki dengan tang kiri
Tarik tumit kearah antrior dengan
tangan kanan
Positive test Laxity and poor
endpoint on forward translation
Grading
Grade I: anterior
talofibular ligament
(ATF)
Grade II: ATF plus
calcaneofibular
ligament (CF)
Grade III: ATF plus
CF plus posterior
talofibular ligament
Injury
Clinical Findings
Imaging
Ankle sprain
Positive drawer/inversion
test
X-Ray
Achilles Rupture
USG
Metatarsal fracture
X-Ray
Plantar fasciitis
Not needed
Timing
Operasi secepatnya direkomendasikan untuk
mengurangi insidens infeksi
Methods
Elevasi dan debridement
Primary bone fragment replacement is a surgical
option in the absence of wound infection
should include prohylaxis antibiotics
Craniectomy:
Eksisi bagian dari tengkorak dan flap tulang diambil
seluruhnya.
Tulang yang diambil tidak diganti, dan apabila defek
besar, maka mungkin kranioplasti dibutuhkan
Cranioplasty:
Plastic repair to the skull in which synthetic material is
inserted to replace the cranial bone that was
removed.
may be performed after a large craniectomy
bladder
Patent Urachus
Karena tidak adanya involusi dari duktus
Terdapat saluran yang meghubungkan vesika urinaria dengan
umbilicus
www.mssurg.net/.../Pediatric%20Umbilical%20Abnormalities%20-
Step 3:
Inject medial toe aspect
Insert needle perpendicular to
medial aspect
Enter skin via area anesthesized
in step 2
Inject medial aspect of toe with
1-2 cc
Inject from dorsal to plantar
surface
Digital Blocks
Dorsal and palmar digital nerves
Toes (except 1st) single needle insertion
Digital Blocks
Landmarks - bone and web space
Diagnosis
History of trauma
Swelling/discoloration
Pain/tenderness
Eversion restriction
Anterior drawer test
for
ankle
X-ray
www.uwec.edu/kin/majors/AT/aidil/images
/Ankle.JPG
Rehabilitation
After 5 to7 days (after inflammation subside)
start restoring motion to the hindfoot by turning
the heel in and out (Active Range of motion)
BPH
Proposed Etiologies
Perubahan pada keseimbangan
testosterone/estrogen
Rendahnya produksi testosterone pada usia paruh baya
Simple/Closed Pneumothorax
S/S :
Chest Pain
Dyspnea
Tachypnea
Decreased Breath Sounds
on Affected Side
Th/
ABCs with C-spine
control
Airway Assistance as
needed
If not contraindicated
transport in semi-sitting
position
Provide supportive care
Contact Hospital and/or
ALS unit as soon as
possible
Gambaran radiology
Visible visceral pleural edge
see as a very thin, sharp white
line
No lung markings (avascular)
are seen peripheral to this line
The peripheral space is
radiolucent compared to
adjacent lung
The lung may completely
collapse
The mediastinum should not
shift away form the
pneumothorax unless a
tension pneumothorax is
present (discussed separately).
Subcutaneous emphysema
and pneumomediastinum may
also be present
MATA
36. Skleritis
Skleritis merupakan peradangan sclera profunda yang
disertai dengan gejala fotofobia, lakrimasi, nyeri bola
mata.
Nyeri bersifat konstan dan tumpul, bola mata juga
terasa nyeri
Tanda utama skleritis adanya adanya bagian mata yang
berwarna ungu gelap akibat dilatasi pleksus vascular
profunda di sclera dan episklera.
Skleritis terjadi bilateral pada 1/3 kasus, lebih banyak
pada wanita; timbul pada dekade ke-5 sampai ke-6
Sering dijumpai keratitis atau uveitis.
3. Miscellaneous
Relapsing polychondritis
Herpes zoster ophthalmicus
Surgically induced
Avascular patches
Treatment
Oral steroids
Immunosuppressive agents (cyclophosphamide, azathioprine, cyclosporin)
Combined intravenous steroids and cyclophosphamide if unresponsive
Episcleritis
Maximal congestion
of episcleral vessels
Scleritis
Maximal congestion of
deep vascular plexus
Slight congestion of
episcleral vessels
37. HORDEOLUM
Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata
Infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea
Gejala: kelopak bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal,
merah, nyeri bila ditekan, ada pseudoptosis/ptosis akibat
bertambah berat kelopak
Gejala
nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau
bawah
berwarna kemerahan.
Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas
dengan membuka kelopak mata.
Rasa mengganjal pada kelopak mata
Nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk.
Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
Ilmu Penyakit Mata, Sidharta Ilyas
2 bentuk :
Hordeolum internum: infeksi kelenjar Meibom di dalam
tarsus. Tampak penonjolan ke daerah kulit kelopak, pus
dapat keluar dari pangkal rambut
Hordeolum eksternum: infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.
Penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal
http://www.huidziekten.nl/zakboek/dermatosen/htxt/Hordeolum.htm
Hordeolum Eksterna
Ilmu Penyakit Mata, Sidharta Ilyas
Hordeolum Interna
Pengobatan
Self-limited dlm 1-2 mingu
Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4x/hari
Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya:
Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B,
Chloramphenicol
Jika tidak menunjukkan perbaikan : Antibiotika oral
(diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin,
Eritromisin, Doxycyclin
Insisi bila pus tidak dapat keluar
Pada hordeolum interna, insisi vertikal terhadap margo
palpebra supaya tidak memotong kelenjar meibom lainnya
Pada hordeolum eksterna, insisi horizontal supaya kosmetik
tetap baik
Diagnosis Banding
Kalazion
Inflamasi idiopatik, steril, dan kronik dari kelenjar Meibom
Ditandai oleh pembengkakan yang tidak nyeri, muncul
berminggu-minggu.
Dibedakan dari hordeolum oleh ketiadaan tanda-tanda inflamasi
akut
Jika sangat besar, kalazion dapat menekan bola mata,
menyebabkan astigmatisma
Blefaritis
Radang kronik pada kelopak mata, disebabkan peradangan
kronik tepi kelopak mata (blefaritis anterior) atau peradangan
kronik kelenjar Meibom (blefaritis posterior)
Gejala: kelopak mata merah, edema, nyeri, eksudat lengket,
epiforia, dapat disertai konjungtivitis dan keratitis
Selulitis palpebra
Infiltrat difus di subkutan dengan tanda-tanda radang akut,
biasanya disebabkan infeksi Streptococcus.
Sumber: Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan and Asburys General Ophtalmology 17th ed. Philadephia: McGraw-Hill, 2007.
38. HIFEMA
Definisi:
Perdarahan pada bilik mata
depan
Tampak seperti warna
merah atau genangan
darah pada dasar iris atau
pada kornea
Tujuan terapi:
Mencegah rebleeding
(biasanya dalam 5 hari
pertama)
Mencegah noda darah
pada kornea
Mencegah atrofi saraf
optik
Komplikasi:
Perdarahan ulang
Sinekiae anterior perifer
Atrofi saraf optik
Glaukoma
Tatalaksana:
39. Xeroftalmia
XN. NIGHT BLINDNESS
Vitamin A deficiency can interfere with rhodopsin
production, impair rod function, and result in
night blindness.
Night blindness is generally the earliest
manifestation of vitamin A deficiency.
chicken eyes (chickens lack rods and are thus
night-blind)
Night blindness responds rapidly, usually within
2448 hours, to vitamin A therapy
X2 CORNEAL XEROSIS
Corneal changes begin early in
vitamin A deficiency, long before
they can be seen with the naked
eye which characteristic are
superficial punctate lesions of the
inferiornasal aspects of the
cornea, which stain brightly with
fluorescein
Early in the disease the lesions
are visible only through a slitlamp biomicroscope
With more severe disease the
punctate lesions become more
numerous, spreading upwards
over the central cornea, and the
corneal stroma becomes
oedematous
XS. SCARS
Healed sequelae of prior
corneal disease related to
vitamin A deficiency include
opacities or scars of varying
density (nebula, macula,
leukoma), weakening and
outpouching of the
remaining corneal layers
(staphyloma, and
descemetocele), and
phthisis bulbi.
Diseases
Neuritis optik (1)
Definition/characteristics
Ophthalmoscopic findings
Neuropati optik
iskemik (2)
(1)
(2)
(3)
Papilledema
Retrobulbar neuritis
Unilateral/bilateral
Vision impairment
Inflammation of orbital
portion of optic nerve
Unilateral
Central/paracentral scotoma
to complete blindness
Fundus appearance
Hyperemic disk
Inflammation or infarction
of optic nerve head
Unilateral
Central/paracentral
scotoma to complete
blindness
Hyperemic disk
Vessel appearance
Engorged vessels
Normal
Hemorrhages?
Normal
Not affected
Hemorrhages near or on
optic head
Depressed
Treatment
Normalize ICP
Corticosteroids if cause
known
Definition
Normal
Depressed
PSKIATRI
http://www.simplypsychology.org/
personality-theories.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Psychosexual_development
42. Psikosomatis
Dalam DSM-4 psikosomatis
dimasukkan ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi
kondisi medis dengan kriteria:
Adanya kondisi medis
Faktor psikologi mempengaruhi
kondisi medis umum, melalui 1
cara di bawah:
Faktor psikologi mempengaruhi
perjalanan penyakit, dilihat dari
hubungan waktu antara stresor
dengan timbulnya gejala
Faktor psikologi mengganggu terapi
medis
Faktor psikologi menambah risiko
pada kesehatan
Respons fisiologis terakit stres
mempresipitasi atau
mengeksaserbasi kondisi medis
Atopic Dermatitis
Psoriasis
Psychogenic Excoriation
Localized Pruritus
Hyperhidrosis
Urticaria
Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition.
Gangguan Somatoform
Diagnosis
Karakteristik
Gangguan somatisasi
Hipokondriasis
Nyeri somatoform
Gangguan Konversi
Somatoform
Disorders in which there is an apparent physical
illness, but there is no organic cause
Usually people go to the doctor rather than a
psychiatrist/psychologist!
43. Psychotherapy-Counseling
Psychoterapy
Suatu usaha untuk
meringankan
penderitaan dan
disabilitas psikologis
dengan menginduksi
perubahan perilaku dan
dan sikap pasien
Psychotherapy Indications
Sebagian besar diagnosis axis I dan II, baik sebagai
terapi sendiri atau kombinasi dengan yang lain
Alone or in combination with medications
Depression, anxiety disorders, eating disorders,
sexual disorders, dissociative disorders, paraphilias,
addictions, personality disorders
In combination with medications
Schizophrenia, bipolar disorder
Contraindications:
delirium, dementia, psychopathy
Types of Psychotherapy
Psychodynamic
Cognitive Behavioural therapy
Supportive
Psychodynamic Psychotherapy
Balance between here
and now relationships
and early relationships
Once per week
Face to face
6 months to several years
Anxiety and depression,
personality disorders,
somatoform disorders,
sexual dysfunction
3 areas addressed
Ego psychology: Drive
gratification (desire and
aggression)
Freud
Supportive Psychotherapy
Reduction in anxiety through empathy,
concern and understanding
Strengthen healthy or effective mechanisms
of coping
Helpful for most psychiatric disorders
Often used in conjunction with other
treatments
Psikoanalisis
Cabang ilmu yang dikembangkan oleh
Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia
Dikaitkan dengan perkembangan kepribadian
mulai dari masa kanak
Tidak digunakan sebagai terapi, tapi sebagai
analisis tentang suatu kepribadian dan prilaku
yang menyimpang
Gejala Umum
Gejala Psikologis
Gejala Fisik
Psikoanalisis
Pengalaman di masa lalu yaitu konflik antara beberapa
dorongan yang bertentangan (id dgn super ego) dan
timbulnya tingkah laku kompromi
Etiologi
Prof Maramis:
Ansietas adalah kesalahan penyesuaian diri
secara emosional karena tak dapat
diselesaikannya suatu konflik a-sadar.
Kecemasan yg timbul dirasakan secara
langsung atau diubah oleh berbagai
mekanisme pertahanan psikologik (defencemechanism) dan munculah gejala-gejala
subjektif lain yg mengganggu
Penyalahgunaan zat
(1) penggunaan berulang yang
berakibat kesulitan
menyelesaikan tugas
pekerjaan, sekolah, atau di
rumah
(2) menggunakan zat pada
situasi berbahaya (berkendara
saat mabuk)
(3) menyebabkan masalah
hukum
(4) tetap menggunakan meski
menyebabkan masalah sosial
atau interpersonal
Ketergantungan psikis
Suatu keinginan untuk terus meminum suatu obat untuk
menimbulkan rasa senang atau untuk mengurangi ketegangan dan
menghindari ketidaknyamanan
Obat-obat yang menyebabkan ketergantungan psikis biasanya
bekerja di otak
Efek:
mengurangi kecemasan dan ketegangan
menyebabkan kegembiraan, euforia (perasaan senang yang
berlebihan) atau perubahan emosi yang menyenangkan lainnya
menyebabkan perasaan meningkatnya kemampuan jiwa dan fisik
mengubah persepsi fisik
Ketergantungan fisik
Suatu kondisi dimana tubuh menyesuaikan diri terhadap obat yang
dipakai secara terus menerus sehingga menimbulkan toleransi dan
jika pemakaiannya dihentikan, akan timbul gejala putus obat
Adiksi/ketagihan
Perbuatan kompulsif (yang
terpaksa dilakukan) dan
keterlibatan yang berlebihan
terhadap suatu kegiatan
tertentu
Aspek psikososial yang
berhubungan dengan
ketergantungan obat
Toleransi obat
sebuah kondisi yang ditandai
oleh penurunan efek obat
pada pemberian berulang
Intoksikasi
Kondisi peralihan yang timbul
akibat penggunaan zat
psikoaktif sehingga terjadi
gangguan kesadaran, fungsi
kognisi, persepsi, afek atau
perilaku dan fungsi
psikososial
Zat
Intoksikasi
Withdrawal
Alkohol
Heroin
Miosis/midriasis, mengantuk/koma,
cadel, gangguan perhatian/memori
Kanabis/ganja
/marijuana
Kokain
Amfetamin
Benzodiazepin
46. Pemfigus
Kelainan
Penjelasan
Pemfigus vulgaris
Pemfigoid bulosa
Pemphigus Vulgaris
Pemphigus Vulgaris
Pemphigus Foliceus
Paraneoplastic Pemphigus e.c
Castleman tumor
Cleared when the tumor removed
Bullous Pemphigoid
Cicatricial Pemphigoid
47. Balantidiasis
Balantidium coli
~70 x 45 m
(up to 200 m)
~55 m
Dermatitis Popok
Medikamentosa
1. Kortikosteroid topikal
Yang dianjurkan: Potensi ringan (mis : krim Hidrokortison 1% - 212 %) dan
umumnya diberi untuk jangka waktu 3 7 hari.
Steroid poten: Indikasi kontra menimbulkan efek samping cukup banyak.
2. Antifungal topikal
Nistatin atau imidazol: aman dan efektif
Klotrimazol dan mikonazol nitral juga dapat digunakan.
3. Anti bakterial
Infeksi/ infeksi sekunder pada DP dapat diberikan beberapa anti mikroba,
termasuk benzalkonium chlorida dan triklosan.
Penggunaan bedak talkum tidak dianjurkan karena beberapa produknya dapat
menyebabkan iritasi. Penggunaan bedak bayi dapat menimbulkan talcum powder
granuloma karena potensi toksiknya, corn starch powder dapat menginhibisi
pertumbuhan candida albicans tetapi bila memasuki saluran nafas bayi dapat
menimbulkan pneumonia aspirasi.
dr. Chairiyah Tanjung, Dermatitis Popok
49.
Rubra
Wolff K. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 5th ed. McGraw-Hill; 2007.
Djuanda A., Hamzah M., Aisah S., 2008, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 5. Jakarta: FKUI Hal 304-305
Penyakit
Keterangan
Erisipelas
Selulitis
Impetigo
krustosa
Djuanda A., Hamzah M., Aisah S., 2008, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 5. Jakarta: FKUI Hal 58-61
3 months 2 years
Obstipation
Gastroenteritis
Bowel duplication
Maldigestion
Gastric mucosal
membrane
Meckels diverticulum
Obstipation
Volvulus
Hepatitis
Urinary tract infection
Ascariasis
Appendicitis
Pancreatitis
> 5 years
Appendicitis
Gastritis
Ovarian torsion
Menstrual cycle
Cholecystitis
Functional abdominal pain
Urinary tract stone
Varicocele testis
0 - 3 months : vomiting
3 months 2 years : vomiting,
pitching/crying, trauma(-)
2 5 years : can tell the pain, localization
not true
> 5 years : can tell the type and localization
of the pain
Table 1
Gastritis and Gastropathy of Childhood
Copyright 2015 Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition. Published by Lippincott Williams & Wilkins.
184
History
Epigastric pain
Abdominal indigestion
Nausea
Vomiting postprandially
Vomiting blood or coffee
groundlike material
Diarrhea
Dark or black stools (or bright
red blood from rectum, if
bleeding is brisk and intestinal
transit time is short)
Irritability
Poor feeding and weight loss
Less often: Chest pain,
hematemesis, melena
Physical Exam
Epigastric tenderness is
physical finding that most
closely correlates with gastritis
on endoscopy.
Normal bowel sounds
Laboratory
Heme-test all stools.
CBC for anemia with other
signs of chronic blood loss
(e.g., microcytosis, low
reticulocyte count)
Helicobacter pylori
identification: antibody (from
serum, whole blood, saliva, or
urine), antigen (from stool), or
urea breath testing (UBT).
Diagnostic test: endoscopy
Treatment
Antacids or H2 blockers to
maintain gastric pH >4 to
5:
Ranitidine: 2 3
mg/kg/dose b.i.d. to
t.i.d. in children
Cimetidine: 10
mg/kg/dose q.i.d.
Famotidine: 0.52
mg/kg/d divided twice
Omeprazole,
lansoprazole,
rabeprazole, or
esomeprazole 1
mg/kg/d
Discontinue NSAIDs.
Helicobacter pylori:
Triple therapy with proton
pump inhibitor and
antibiotics, e.g., omeprazole,
amoxicillin, and
clarithromycin
If eradication unsuccessful,
quadruple therapy is
recommended for 714 days,
including:
Bismuth, Metronidazole, PPI,
Another antibiotic (either
amoxicillin, clarithromycin, or
tetracycline).
Pediatric Gastroesophageal Reflux Clinical Practice Guidelines: Joint Recommendations of the North American Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition (NASPGHAN) and the
European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition (ESPGHAN). Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition . 49:498547
Gastroesophageal Reflux: Management Guidance for the Pediatrician . Jenifer R. Lightdale, David A. Gremse and SECTION ON GASTROENTEROLOGY, HEPATOLOGY, AND NUTRITION. Pediatrics; originally
published online April 29, 2013
Hipersensitivitas terhadap protein di dalam makanan (cth kasein & whey dari
produk sapi)
Mekanisme pertahanan spesifik dan non-spesifik saluran cerna belum sempurna,
antigen masuk lewat saluran cerna hipersensitivitas
Hipersensitivitas bisa diperantarai IgE atau Tidak diperantarai IgE
The prevalence of food allergies has been estimated to be 5-6% in infants and
children younger than 3 years and 3.7 % in adults
Gejala:
Anafilaktik
Kulit: dermatitis atopik, urtikaria, angioedema
Saluran nafas: asma, rinitis alergi
Saluran cerna: oral allergy syndrome, esofagitis eosinofilik, gastritis eosinofilik, gastroenteritis
eosinofilik, konstipasi kronik, dll.
PPM IDAI
PPM IDAI
55. Clinitest
Method
Clinitest is a reagent tablet based on
the Benedict's copper reduction
reaction, combining reactive
ingredients with an integral heat
generating system.
The test is used to determine the
amount of reducing substances
(generally glucose) in urine/stools.
Clinitest provides clinically useful
information on carbohydrate
metabolism.
Principle
Clinitest
Sindrom
Klinefelter
47,XXY
noninherited
Sindrom
Edward
Trisomi 18
Noninherited
Clenched hands, Crossed legs, abnormally shaped head; micrognathia, Feet with a
rounded bottom (rocker-bottom feet), Low birth weight & IUGR, Low-set ears, Mental
delay, microcephaly, Undescended testicle, coloboma iris, Umbilical hernia or inguinal
hernia, congenital heart disease (ASD, PDA, VSD), kidney problems (i.e: Horseshoe
kidney, Hydronephrosis, Polycystic kidney), severe intellectual disability
It is three times more common in girls than boys. Many individuals with trisomy 18 die
before birth or within their first month.
Sindrom Down
Trisomi 21
noninherited
mikrosefal; hypotonus, Excess skin at the nape of the neck, Flattened nose, Separated
sutures, Single palm crease, Small ears, small mouth, Upward slanting eyes, Wide, short
hands with short fingers, White spots on the colored part of the eye (Brushfield spots),
heart defects (ASD, VSD)
Physical development is often slower than normal (Most never reach their average adult
height), delayed mental and social development (Impulsive behavior, Poor judgment, Short
attention span, Slow learning)
Sindrom turner
45 + XO
noninherited
The most common feature is short stature, which becomes evident by about age 5.
Ovarian hypofunction. Many affected girls do not undergo puberty and infertile.
About 30 % have webbed neck, a low hairline at the back of the neck, limfedema
ekstrimitas, skeletal abnormalities, or kidney problem, 1/3 have heart defect, such as
coarctation of the aorta.
Most of them have normal intelligence. Developmental delays, nonverbal learning
disabilities, and behavioral problems are possible
Marfan
syndrome
3 dari 4 kasus
bersifat
diturunkan
Fragile X
syndrome
Diturunkan
secara X-linked
dominan
Etiology
Peningkatan aliran arteri pulmoner - Atrial septal
defect (ASD), systemic arteriovenous fistulae,
total anomalous pulmonary venous return
Peningkatan aliran dan tekanan arteri pulmoner VSD besar, PDA besar, truncus arteriosus, single
ventricle dgn aliran darah pulmoner yang normal
Peningkatan tekanan vena pulmoner - Mitral
stenosis, cor triatriatum, obstructed pulmonary
venous return
Gejala
GEJALA HIPERTENSI PULMONAL:
Sesak napas
Fatigue
Letargi
Toleransi latihan fisik berkurang
dengan fase pemulihan yg lambat
Presyncope
Syncope
GEJALA GAGAL JANTUNG:
DOE
Orthopnea
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Edema
Ascites
Anorexia
Nausea
GEJALA ERYTHROCYTOSIS:
Myalgias
Anorexia
Fatigue
Paresthesia jari-jari dan
bibir
Tinnitus
Pandangan kabur
Nyeri kepala & pusing
Irritabilitas
GEJALA VASODILATASI:
Presyncope
Syncope
Tanda
Sianosis sentral
Clubbing finger/ jari tabuh
Palpasi prekordial didapatkan adanya ventricular
heave kanan dan palpable S2.
Suara P2 yang keras
High-pitched early diastolic murmur dari
insufiensi pulmonal
Right-sided fourth heart sound
Pulmonary ejection click
Single S2
Tatalaksana
Prognosis
Eisenmenger syndrome bersifat fatal; tetapi
sebagian kecil pasien berhasil bertahan hidup
hingga dekade keenam.
Angka harapan hidup biasanya sekitar 20-50
tahun jika didiagnosa awal dan ditatalaksana
maksimal.
GnRH dependent
(central) : early
reactivation of
Hypothalamus-pitutarygonad axis
GnRH independent
(peripheral): autonom
sex steroid , not affected
by Hypothalamuspitutary-gonad axis
Variant
thelarche prematur
adrenarche prematur
Etiologi
GnRH dependent (sentral)
idiopatik
kelainan SSP
tumor
non-tumor: pasca infeksi,
radiasi, trauma, kongenital
Iatrogenik
keterlambatan diagnosis
pada GIPP
Heteroseksual
peningkatan aromatisasi
perifer
Pubertas Prekoks, Diagnosis & Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi Endokrinologi Anak Fakultas
Kedokteran USU/RSUP H. Adam MalikMedan
Etiologi
GnRH independent
(perifer)
perempuan (isoseksual)
Stadium Tanner
McCune Albright
Hipotiroid berat
heteroseksual
adrenal: tumor, CAH
Tumor
ovarium:arrhenoblasto
ma
Pubertas Prekoks, Diagnosis & Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi Endokrinologi Anak Fakultas
Kedokteran USU/RSUP H. Adam MalikMedan
Gejala + Tanda
GnRH Dependent Precoccious
Puberty
Selalu isoseksual
perkembangan tanda-tanda
pubertas
mengikuti pola stadium
pubertas normal
gambaran hormonal:
peningkatan aktivitas
hormonal di seluruh poros
Pubertas Prekoks, Diagnosis & Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi Endokrinologi Anak Fakultas
Kedokteran USU/RSUP H. Adam MalikMedan
Efek testosteron
hirsutism
Acne
male habitus
Efek umum
sexual behavior
agresif
Pubertas Prekoks, Diagnosis & Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi Endokrinologi Anak Fakultas
Kedokteran USU/RSUP H. Adam MalikMedan
Anamnesis
Usia awitan saat terjadi pubertas dan progresivitas
perubahan fisik pubertal.
Pola pertumbuhan (kecepatan tumbuh) anak sejak bayi.
Adanya kelainan SSP atau gejala kelainan SSP
Riwayat penyakit dahulu
kemoterapi, radiasi, operasi, trauma atau infeksi SSP, riwayat
konsumsi obat-obatan jangka panjang (obat yang mengandung
hormon steroid seks)
Pemeriksaan fisis
Pengukuran tinggi badan, berat badan, rasio segmen
atas/bawah tubuh.
Palpasi tiroid: ukuran, ada tidaknya nodul, konsistensi, dan
bruit
Status pubertas sesuai dengan skala maturasi Tanner
Perempuan: rambut aksila (A), payudara atau mammae (M), dan
rambut pubis (P).
Laki-laki: rambut aksila (A), rambut pubis (P), dan genital (G).
RUTIN:
Usia tulang/bone age
USG pelvis pada anak
perempuan
ATAS INDIKASI:
Ultrasonografi testis pada
anak laki-laki jika terdapat
asimetri pembesaran testis.
USG atau CT-Scan abdomen.
MRI kepala untuk mencari lesi
hipotalamus
Tatalaksana
ditujukan langsung pada penyebab
Tumor SSP atau tumor yang memproduksi hormon seks
steroid: bedah, radiasi atau kemoterapi yang sesuai.
Terapi subsitusi kortisol dengan hidrokortison suksinat
pada HAK.
Terapi substitusi hormon tiroid pada hipotiroid primer.
Pubertas prekoks sentral idiopatik: penggunaan GnRH
agonis.
Pubertas prekoks perifer: keberhasilan tata laksana
penyakit yang mendasarinya
Faktor risiko
Prematuritas.
Pemberian makan enteral. EN jarang ditemukan pada bayi
yang belum pernah diberi minum.
Formula hyperosmolar dapat mengubah permeabilitas mukosa dan
mengakibatkan kerusakan mukosa.
Pemberian ASI terbukti dapat menurunkan kejadian EN.
Manifestasi klinis
Manifestasi sistemik
Distres pernapasan
Apnu dan atau bradikardia
Letargi atau iritabilitas
Instabilitas suhu
Toleransi minum buruk
Hipotensi/syok, hipoperfusi
Asidosis
Oliguria
Manifestasi perdarahan
Distensi abdomen
Eritema dinding abdomen atau
indurasi
Tinja berdarah, baik samar
maupun perdarahan saluran
cerna masif (hematokesia)
Residu lambung
Muntah (bilier, darah, atau
keduanya)
Ileus (berkurangnya atau
hilangnya bising usus)
Massa abdominal terlokalisir yang
persisten
Asites
Pemeriksaan penunjang
Darah perifer lengkap. Leukosit
bisa normal, meningkat (dengan
pergeseran ke kiri), atau menurun
dan dijumpai tombositopenia
Kultur darah untuk bakteri aerob,
anaerob, dan jamur
Tes darah samar
Analisis gas darah, dapat dijumpai
asidosis metabolik atau campuran
Elektrolit darah, dapat dijumpai
ketidakseimbangan elektrolit,
terutama hipo/
hipernatremia dan hiperkalemia
Kultur tinja
Enterokolitis nekrotikans
stadium II dan III
Tata laksana umum.
Antibiotik selama 14 hari.
Puasa selama 2 minggu.
Pemberian minum dapat
dimulai 7-10 hari setelah
perbaikan radiologis
pneumatosis.
Ventilasi mekanik bila
dibutuhkan.
Jaga keseimbangan
hemodinamik. Pada EN
stadium III sering dijumpai
hipotensi refrakter.
60. Vitamin B1
Vitamin thiamin (B1) memiliki bentuk aktif thiamine
pyrophosphate yang merupakan koenzim dari metabolism
karbohidrat dalam proses dekarboksilasi alpha ketoacids
(cth: asam piruvat) .
Dengan kata lainn, Thiamin berperan penting pada siklus
kreb di dua tempat:
The oxidative decarboxylation of pyruvate to acetyl CoA;
Krebs cycle
Defisiensi Mineral
61. TB Milier
Jika menemukan salah satu tanda di bawah
ini, rujuk ke RS
TB Milier
TB milier terjadi akibat
penyebaran kuman melalui
hematogen ke organ-organ
tubuh (dalam hal ini paruparu)
Pada keadaan TB yang
berat, baik pulmonal
maupun ekstrapulmonal (TB
milier, TB meningitis, TB
tulang, dll):
fase intensif diberikan minimal 4
macam jenis obat selama 2 bulan
(rifampisin, INH, pirazinamid,
etambutol, atau streptomisin).
Fase lanjutan diberikan
rifampisin dan INH selama 10
bulan.
Pungsi lumbal sangat dianjurkan untuk usia < 12 bulan dan dianjurkan
untuk usia 12-18 bulan
Diagnosis banding: meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis, APCD (pada
infant), epilepsi
Profilaksis
Pada saat demam
Parasetamol 10-15 mg/kg diberikan 4 kali/hari
Diazepam oral 0,3 mg/kg setiap 8 jam, atau per rektal 0,5 mg/kg setiap
8 jam pada suhu >38,5C
63.HISTOPATOLOGI PENYAKIT
GLOMERULAR
The glomerular basement membrane (GBM) of the kidney is the basal lamina
layer of the glomerulus.
The GBM is a fusion of the endothelial cell and podocyte basal laminas
GLOMERULUS
NORMAL
Minimal-Change Glomerulonephritis
Nama lain Nil Lesions/Nil Disease (lipoid
nephrosis)
Minimal change nephrotic syndrome (MCNS)
merupakan penyebab tersering dari sindrom
nefrotik pada anak, mencakup 90% kasus di
bawah 10 tahun dan >50% pd anak yg lbh tua.
Mesangial Proliferative GN
Mesangioproliferative pattern of glomerular
injury is characterized by the expansion of
mesangial matrix and the mesangial
hypercellularity.
Contoh: immune disease such as IgA
nephropathy or class II lupus nephritis or nonimmune diseases such as early diabetic
glomerulosclerosis
Membranoproliferative
glomerulonephritis (MPGN)
Membranoproliferative glomerulonephritis (MPGN) is
an uncommon cause of chronic nephritis that occurs
primarily in children and young adults.
This entity refers to a pattern of glomerular injury
based on characteristic histopathologic findings,
including:
(1) proliferation of mesangial and endothelial cells and
expansion of the mesangial matrix
(2) thickening of the peripheral capillary walls by
subendothelial immune deposits and/or intramembranous
dense deposits
(3) mesangial interposition into the capillary wall, giving
rise to a double-contour or tram-track appearance on
light microscopy
Membranoproliferative
glomerulonephritis (MPGN)
type I. Glomerulus with
mesangial interposition
producing a double contouring
of basement membranes,
which, in areas, appear to
surround subendothelial
deposits (Jones silver
methenaminestained section;
original magnification 400).
Courtesy of John A. Minielly,
MD.
Chronic GN. A Masson trichrome preparation shows complete replacement of virtually all glomeruli by bluestaining collagen. (Courtesy of Dr. M. A. Venkatachalam, Department of Pathology, University of Texas Health
Sciences Center, San Antonio, Texas.)
Gangguan gizi
Gangguan sirkulasi (syok)
Electrolyte: kalium
K has important role in resting membrane potential & action potentials.
The level of K influences cell depolarization
the movement of the resting potential closer to the threshold more
excitability & hyperpolarization
decreased resting membrane potential to a point far away from the threshold
less excitability.
Electrolyte: kalium
Hypokalemia
Disorientation
Confusion
Discomfort of muscles
Muscle weakness
Ileus paralytic
Paralysis of the
muscles of the lung,
resulting in death
Hyperkalemia
Rapid heart beat
(fibrillation)
Skin tingling
Numbness
Weakness
Flaccid paralysis
Tatalaksana Hipokalemia
Transient, asymptomatic, or mild hypokalemia may spontaneously resolve
or may be treated with enteral potassium supplements.
Symptomatic or severe hypokalemia should be corrected with a solution of
intravenous potassium.
PPM IDAI
http://emedicine.medscape.com/article/907757-treatment
Lini kedua:
Kina + doksisiklin
Tetrasiklin + Primakuin
Lini pertama:
(Artesunat + amodiakuin) dosis tunggal selama 3 hari + primakuin dosis
tunggal 14 hari
(Dihidroartemisinin + piperaquine) dosis tunggal selama 3 hari + primakuin
dosis tunggal 14 hari
Lini kedua:
Kina 3x sehari selama 7 hari + primakuin selama 14 hari
MALARIA
BERAT
Pengobatan malaria berat di tingkat Puskesmas dilakukan dengan memberikan artemeter ataupun kina hidroklorida
intramuscular sebagai dosis awal sebelum merujuk ke RS rujukan.
HIPOGLIKEMIA
Semua anak dengan gizi
buruk berisiko hipoglikemia
(< 54 mg/dl)
Jika tidak memungkinkan
periksa GDS, maka semua
anak gizi buruk dianggap
hipoglikemia
Segera beri F-75 pertama,
bila tidak dapat disediakan
dengan cepat, berikan 50 ml
glukosa/ gula 10% (1 sendok
teh munjung gula dalam 50
ml air) oral/NGT.
Pemberian Makanan
Fase stabilisasi (Inisiasi)
Energi: 80-100 kal/kg/hari
Protein: 1-1,5 gram/kg/hari
Cairan: 130 ml/kg/hari atau 100 ml/kg/hari (edema)
Fase transisi
Energi: 100-150 kal/kg/hari
Protein: 2-3 gram/kg/hari
Fase rehabilitasi
Energi: 150-220 kal/kg/hari
Protein: 3-4 gram/kg/hari
DEHIDRASI
Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali
pada kasus dehidrasi berat dengan syok.
Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT
beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam
pertama
setelah 2 jam, berikan ReSoMal 510
ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75
dengan jumlah yang sama, setiap jam selama 10
jam.
Atasi Infeksi
Anggap semua anak dengan
gizi buruk mengalami infeksi
saat mereka datang dan
segera diberi antibiotik.
PILIHAN ANTIBIOTIK
SPEKTRUM LUAS
Jika tidak ada komplikasi
atau tidak ada infeksi nyata
Kotrimoksazol PO (25 mg
SMZ + 5 mg TMP/kgBB/12
jam selama 5 hari.
Mikronutrien
Jika ada gejala defisiensi vitamin A, atau pernah sakit campak dalam 3
bulan terakhir, beri vitamin A dengan dosis sesuai umur pada hari ke 1, 2,
dan 15.
67. Atelectasis
Atelectasis is defined as diminished volume affecting all
or part of a lung
2 types:
Obstructive:
the most common type and results from reabsorption of gas from
the alveoli when communication between the alveoli and the
trachea is obstructed at the level of the larger or smaller bronchus.
Causes of obstructive atelectasis include foreign body, tumor, and
mucous plugging.
Nonobstructive
caused by loss of contact between the parietal and visceral
pleurae, compression, loss of surfactant, and replacement of
parenchymal tissue by scarring or infiltrative disease.
Persalinan
69. IUFD
Kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan
sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya
kehamilan
Etiologi
perdarahan antepartum seperti plasenta previa dan
solusio plasenta
pre eklamsi dan eklamsi
penyakit kelainan darah
penyakit infeksi menular
penyakit saluran kencing
penyakit endokrin sperti DM dan hipertiroid
malnutrisi
IUFD
Tanda dan gejala
Terhentinya pertumbuhan uterus, atau penurunan TFU
Terhentinya pergerakan janin
Terhentinya denyut jantung janin
Penurunan atau terhentinya peningkatan berat badan ibu.
Perut tidak membesar tapi mengecil dan terasa dingin
Terhentinya perubahan payudara
Tatalaksana
Terminasi Kehamilan
Pengakhiran kehamilan jika ukuran uterus tidak lebih dari 12 minggu kehamilan
Persiapan:
Tindakan:
Kuretasi vakum
Kuretase tajam
Dilatasi dan kuretasi tajam
Pengakhiran kehamilan jika ukuran uterus lebih dari 12 minggu sampai 20 minggu
Misoprostol 200mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama.
70. Antiskabies
Drugs
Efektif
All stadium
Permethrine 5%
All stadium
Gameksan 1%
All stadium
Krotamiton 10%
Sulfur precipitate
6%
Definition
Primary Amenorrhea
Secondary
Amenorrhea
Oligomenorea
Menorrhagia
Panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan
kurang dari 3 bulan
Metrorrhagia
Menometrorrhagia
Gangguan Menstruasi
PENYEBAB
Etiologi
Penyebab amenore primer:
1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama)
2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak
memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks
yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina
terlalu sempit/himen imperforata)
3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet
berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain lain)
4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin
5. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma
Swyer) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X)
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
Etiologi
Penyebab amenore sekunder:
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
Pemeriksaan Penunjang
HCG terdeteksi pada test
pack (kualitatif) atau Plano
Test (kuantitatif)
USG
Adanya kantong janin
Tanda Kehamilan
Istilah
Keterangan
Tanda Hegar
Tanda Goodle
Tanda Mc Donald
Tanda ladin
Tanda Chadwick
75.Proses persalinan
Kala I (pembukaan)
Inpartu mulai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Kala pembukaan dibagi
dua fase, yaitu:
1. Fase laten dimana sampai pembukaan 3cm. Berlangsung 78jam.
2. Fase aktif dibagi atas 3 fase yaitu:
a. Fase akselerasi. Dalam waktu 2jam pembukaan 3cm tadi
menjadi 4cm
b. Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4-9cm
c. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali, dalam
waktu 2jam pembukaan dari 9cm menjadi lengkap
Letak Lintang
78
Ruptur uteri
Gejala ruptura uteri iminen :
1. Lingkaran retraksi patologis Bandl
2. Hiperventilasi
3. Gelisah cemas
4. Takikardia
Etiologi: trauma, riwayat sc, distosia,
grandemultipara, partus percobaan,
gagal induksi, CPD, histerorafia.
http://www.americanpregnancy.org/pregnancyhealth/skinchanges.html
80. Oksitosin
1. Penderita diberi oleum ricini, kemudian klisma
3
jam
His adekuat
His adekuat
pertahankan sampai
kelahiran
His adekuat
SC
Pada Janin
Karena induksi motilitas uterus, oksitosin dapat
menyebabkan bradikardia, kontraksi ventrikel
premature, dan aritmia lain, dan sangat jarang
kematian janin, nilai Apgar rendah, ikterik, dan
pendarahan retina
Oxytocin(pitocin). VIHA pharmacy. 2006
Data
Numerik
Kategori
Nominal
Ordinal
Hanya
Membedakan
Membedakan
Urutan
Besar beda
Gender
Sembuh / tak sembuh
Hidup / mati
Gol. darah (O, A, B, AB)
Status perkawinan
Diskret
kontinu
Didapat dari
perhitungan
Didapat dari
pengukuran
Interval
Ratio
Perbedaan besaran
dan jarak
(Tak ada nilai nol
mutlak
- Suhu badan
- Denyut jantung
-Berat badan
-Tinggi badan
http://bioquest.org/numberscount/courses/statistics-course/data-structure-modul/
Indikator
Jumlah
10000
8000
7800
9500
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (Spm) Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia , Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat , Direktorat Gizi Masyarakat . Jakarta . 2004
Pasal 9
1. STR Bersyarat diberikan kepada peserta
PPDS/PPDGS warga negara asing yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan di
Indonesia melalui penyelenggara pendidikan
dan pelatihan.
2. dst
Neonatal Mortality Rate = number of deaths <28 days of age during time period X 1,000
number of live births during time period
75/300 x 1000
Logika: suatu dasar untuk memperoleh pengetahuan yang benar, sebab tanpa
logika penalaran tidak mungkin dilakukan, dan tanpa penalaran pengetahuan tidak
akan dibenarkan. Kegiatan penalaran tidak akan lepas dari logika. Logika tidak bisa
dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran. Dasar penalaran logika ada
dua yaitu, penalaran logika deduktif dan penalaran logika induktif.
Deduksi: kegiatan berpikir dengan kerangka pikir dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kearah kesimpulan yang lebih bersifat khusus, atau penarikan
kesimpulan dari dalil atau hukum menuju contoh-contoh.
Induksi: cara berpikir untuk menarik kesimpulan dari kasus khusus atau contoh
menuju kasus umum atau dalil atau hukum atau kesimpulan umum.
Verifikasi: salah satu cara pengujian hipotesis yang tujuan utamanya adalah untuk
menemukan teori-teori, prinsip-prinsip, generalisasi, dan hukum-hukum
Empiris: salah satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan serta pengalaman itu sendiri, dan mengecilkan peranan
akal.
A person presenting with unexplained acute lower respiratory illness with fever (>38
C ) and cough, shortness of breath or difficulty breathing.
AND
One or more of the following exposures in the 7 days prior to symptom onset:
a.
Close contact (within 1 metre) with a person (e.g. caring for, speaking with, or
touching) who is a suspected, probable, or confirmed H5N1 case;
b. Exposure (e.g. handling, slaughtering, defeathering, butchering, preparation for
consumption) to poultry or wild birds or their remains or to environments
contaminated by their faeces in an area where H5N1 infections in animals or
humans have been suspected or confirmed in the last month;
c.
Consumption of raw or undercooked poultry products in an area where H5N1
infections in animals or humans have been suspected or confirmed in the last
month;
d. Close contact with a confirmed H5N1 infected animal other than poultry or wild
birds (e.g. cat or pig);
e.
Handling samples (animal or human) suspected of containing H5N1 virus in a
laboratory or other setting.
AND
One of the following additional criteria:
a. infiltrates or evidence of an acute pneumonia on chest radiograph
plus evidence of respiratory failure (hypoxemia, severe
tachypnea)
b.
OR
positive laboratory confirmation of an influenza A infection but
insufficient laboratory evidence for H5N1 infection.
Probable definition 2:
A person dying of an unexplained acute respiratory illness who is
considered to be epidemiologically linked by time, place, and exposure
to a probable or confirmed H5N1 case.
90. BPJS
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh BPJS diantaranya adalah:
pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang
tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus
gawat darurat; (kasus Nyonya A bisa dijamin BPJS karena tension
penumototaks merupakan kasus gawat darurat)
pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik (kasus nona S tidak
masuk ke dalam jaminan BPJS)
angguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau
alkohol (kasus pemuda Y tidak masuk dalam jaminan BPJS)
pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
Refleksi isi
Refleksi perasaan
Merangkum
Informed Consent
Diwakili bila:
Usia <18 tahun
Keterbelakangan mental
THT-KL
Function
Otoacoustic emission
Auditory brainstem
response
an auditory evoked potential extracted from ongoing electrical activity in the brain
and recorded via electrodes placed on the scalp.;
The resulting recording is a series of vertex positive waves of which I through V are
evaluated;
used for newborn hearing screening, auditory threshold estimation, intraoperative
monitoring, determining hearing loss type and degree, and auditory nerve and
brainstem lesion detection
Behavioural
observation
audiometry
Visual reinforcement
audiometry
The procedure relies on continued cooperation of the child, in particular their ability
to stay in the required test position;
VRA uses lighted and/or animated toys that are flashed on simultaneously with the
presentation of an auditory signal (warble tones, narrow band noise or speech)
during a conditioning period.
98. Epistaksis
Epistaksis anterior
Epistaksis posterior
99. Disfonia
Diagnosis
Characteristic
Papilloma laring
Carcinoma
Vocal nodule
Istirahat bicara dan terapi suara
Tindakan bedah mikro laring dilakukan apabila
ada kecurigaan keganasan atau lesi fibrotik
Gambaran patologik PA: epitel gepeng
berlapis yang mengalami proliferasi dan di
sekitarnya terdapat jaringan yang mengalami
kongesti
Nodul vokalis
Ca laring
Polip
Papiloma
100. Rhinosinusitis
Diagnosis
Clinical Findings
Acute Rhinosinusitis
Chronic sinusitis
Dentogen sinusitis
Rhinosinusitis
Pemeriksaan penunjang rhinosinusitis:
Foto polos: posisi waters, PA, lateral. Tapi hanya
menilai sinus-sinus besar (maksila & frontal). Kelainan
yang tampak: perselubungan, air fluid level,
penebalan mukosa.
CT scan: mampu menilai anatomi hidung & sinus,
adanya penyakit dalam hidung & sinus, serta
perluasannya gold standard. Karena mahal, hanya
dikerjakan utk penunjang sinusitis kronik yang tidak
membaik atau pra-operasi untuk panduan operator.
Buku Ajar THT-KL FKUI; 2007.
Rhinosinusitis
Terapi rhinosinusitis
Tujuan:
Mempercepat penyembuhan
Mencegah komplikasi
Mencegah perubahan menjadi kronik
Prinsip:
Membuka sumbatan di kompleks osteomeatal (KOM) drainasi &
ventilasi pulih
Farmakologi:
AB amoksisilin 10-14 hari
Dekongestan
Lain-lain: analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, NaCl
Operasi
untuk sinusitis kronik yang tidak membaik, sinusitis disertai kista atau
kelainan ireversibel, polip ekstensif, komplikasi (kelainan orbita,
intrakranial, osteomielitis, kelainan paru), sinusitis jamur.
Buku Ajar THT-KL FKUI; 2007.