Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PERTANIAN TERPADU

SIKLUS NITROGEN, FOSFOR, CARBON, ENERGI DAN AIR


PADA KACANG TANAH (Arachis Hypogaea L.)

Oleh :
ITA MADYASARI
(A24063159)

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN
2010
SIKLUS NITROGEN

Atmosfer bumi banyak mengandung berbagai gas dan gas yang paling
banyak kandungannya adlah nitrogen sebesar 93%. Nitrogen dibutuhkan oleh
semua mahluk hidup di bumi terlebih lagi bagi tanaman dalam menjalankan
aktivitasnya sebagai produsen. Nitrogen mengalami suatu siklus yang setelah
pemanfaatannya akan kembali lagi ke atmosfer. Siklus nitrogen secara umum
dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Siklus Nitrogen secara Global

Menurut Foth dalam Hanafiah (2005) pada tanaman kacang tanah untuk
menghasilkan polong sebanyak 1.25 ton dan 2.5 ton brangksan menyerap 218.6
kg N. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul menganjurkan pemberian
pupuk urea sebanyak 90 kg. Kandungan nitrogen dalam urea sebesar 46%. Jika
dosisnya sebanyak 90 kg, nitrogen yang dapat diserap oleh tanaman sebanyak
41.4 kg N. Penyerapan nitrogen oleh kacang tanah dengan unsure nitrogen yang
diberikan melalui pupuk memiliki selisih angka yang jauh. Hal ini dikarenakan
kemampuan akar kacang tanah untuk menambat nitrogen yang berasal dari udara
dan kondisi tanah di masing-masing daerah. Pada akar kacang tanah terdapat
bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium.
Gambar di atas merupakan gambaran siklus nitrogen secara global.
Menurut Fletcher dan Reverdo (2002) pada tahun 2000 luas lahan kacang tanah di
seluruh dunia adalah 22 038 x 103 ha dengan mengasilkan kacang tanah sebanyak
30 210 x 109 ton. Hal ini berarti kacang tanah membutuhkan serapan nitrogen
sebanyak 4 817 506 800 kg N, sehingga aliran nitrogennya dapat dilihat pada
gambar 2.

Atmosfer (4 000 000 000)


Fiksasi biologi
(140)
Tanaman
Kacang tanah
(0.004)

Bahan organic (volatisasi ) (dinitrifikasi)


(130)
Amonifikasi
N organic NH3 + H+ NH4
Aminisasi nitrifikasi

NO3

Gambar 2. Siklus Nitrogen pada kacang tanah

Tanaman menyerap unsure dalam bentuk N ammonium dan N nitrat, tetapi


tanaman lebih banyak menyerap tanaman dalam bentuk N ammonium
dibandingkan N nitrat. Pemberian pupuk N hanya diserap oleh tanaman sekitar
30-50% dan sisanya tercuci, tertinggal dalam tanah serta dinitrifikasi. Kehilangan
N dalam tanah dapat terjaadi karena volatisasi, dinitrifikasi, erosi, dan diserap
makanan. Gambar….menunjukkan bahwa hanya 0.004 x 109 kg N yang diserap
sedangkan fikasasi biologisnya terjaadinya sebanyak 140 x 109 kg N. Sisa fiksasi
digunakan untuk tanaman lain dan tersimpan dalam tanah.
SIKLUS FOSFOR

Fosfor dibutuhkan oleh tanaman untuk pembentukan biji dan buah.


Ketersediaan fosfor di alam sangat sedikit, sedangkan perannya sangat penting
bagi tanaman sehingga unsure fosfor diberikan melalui pupuk. Siklus fosfor dapat
dilihat pada gambar 3.

M-mining
F-fertilization
W-weathering
B-burial
D-decay
G-growth

Gambar 3. Siklus Fosfor secara Global

Gambar di atas merupakan siklus fosfor secara umum. Menurut Foth


dalam Hanfiah (2005) pada tanaman kacang tanah untuk menghasilkan polong
sebanyak 1.25 ton/ha dan brangkasan 2.5 ton/ha menyerap fosfor sebanyak 17.9
kg/ha. Menurut Dinas pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul pemupukan
unsur P dilakukan sebanyak 90 kg SP36, yang artinya terdapat 32.4 kg P yang
tersedia dalam pupuk tersebut. Penyerapan unsur P oleh kacang tanah dengan
unsure P yang diberikan melalui pupuk memiliki selisih yang berbeda cukup jauh.
Hal ini dikarenakan ketersediaan unsur P dalam tanah jumlahnya sangat sedikit
karena terikat oleh kation Al dan Fe pada kondisi masam atau dengan Ca dan Mg
pada kondisi netral yang kemudian mengalami pengendapan. Selain itu juga
terfiksasi pada permukaan positif koloidal tanah atau lewat pertukaran anion.
Proses terikatnya P berlangsung cepat dibandingkan kecepatan tanaman menyerap
unsure P sehingga pemberian pupuk P dilebihkan.
Sumber utama P larutan tanah selain dari pelapukan bebatuan/bahan induk
juga berasal dari mineralisasi P organik hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman yang
mengimmobilisasikan P dari larutan tanah dan hewan. Umumnya kadar P dalam
bahan organik adalah 1%. Jika tanah mengandung 1% bahan organik berarti
terdapat 200 kg P organic/ha, yang dimineralisasikan secara perlahan
tergantung aktivitas jasad perombak bahan organik tanah (Hanafiah,2005).
SIKLUS CARBON

Unsur karbon dibutukan untuk proses fotosintesis bagi tanaman. Unsur


karbon yang berlebihan dapat membahayakan keselamatan manusia, sehingga
perlu dijaga keseimbangannya. Siklus karbon dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Siklus Karbon secara Global

Gas karbondioksida merupakan gas yang sangat berbahaya jika dalam


jumlah yang banyak tetapi juga sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis bagi
tanaman untuk menghasilkan makanan. Saat ini sedang terjadinya isu global
warming akibat meningkatnya kadar karbon di bumu ini. Meningkatnya kadar
karbon di bumi ini mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca sehingga panas di
bumi meningkat.
Gas karbon yang dilepas dari berbagai sumber, tidak dapat terurai
sehingga mengumpul di atmosfer. Gas karbon yang tidak dapat terurai ini
menyebabkan sinar matahari yang masuk ke dalam bumi tidak dapat dipantulkan
kembali ke luar atmosfer karena terhalang oleh karbon. Gambar di atas
menunjukkan berbagai sumber pelepasan karbon dan sumber yang paling banyak
melepaskan karbon adalah laut tetapi laut juga menyerap gas karbon dalam jumlah
besar sehingga masih terdapat keseimbangan selama laut tidak di rusak.
Berdasarkan Simposium Life Cycle Assessment of Products and
Technologies (2009) yang diadakan di Finland mengatakan penyumbang terbesar
gas karbon pada atmosfer adalah hutan. Hutan pada dasarnya bersifat seimbang
selama hutan dijaga dengan baik dan pengelolaannya secara bijak. Hutan
menyimpan gas karbon sebanyak 610 giga ton. Apabila hutan dirusak, karbon
yang tersimpan dalam hutan akan terlepas ke atmosfer. Kebanyakan hutan dirusak
untuk lahan pertanian dan perumahan. Pembakaran hutan juga menyumbang
bertambahnya karbon. ( ditambah gas yang dilepas oleh kacang tanah)
Selain itu penggunaan energi penggunaan bahan bakar ikut menyumbang
bertambahnya karbon. Emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan dan pabrik
menyebabkan gas karbon bertambah. Untuk itu, perkembangan teknologi saat ini
harus memperhatikan lingkungan dan pembangunan harus selaras dengan alam.
SIKLUS AIR

Air sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Sebagian besar bagian bumi dan tubuh manusia terdiri dari air.
Siklus air di alam dapat dilihat pada gambar 5.
Atmosfer (12 700 km3)

Transportasi Uap air pada awan


(40 000 km3)

Persipitasi daratan
(113 000 km3)

Vegetasi
Persipitasi laut (evaporasi dan transpirasi)
(373 000 km3) Sungai dan danau (73 000 km3)
Evaporasi laut (413 000 km3) (178 000 km3)

Es (26 350 000 km3) Perkolasi daratan

Laut Permafrost
(1 335 040 000 km3) (22 000 km3)
Kelembaban tanah
(122 000 km3)
Aliran air
(40 000 km3)
Air tanah
(15 300 000 km3)

Gambar 5. Siklus Air


Siklus di atas merupakan siklus air secara umum dalam satuan km3. Pada
gambar di atas dijelaskan bahwa besarnya evaporasi dan transpirasi yang
dihasilkan oleh tanaman adalah sebesar 73 000 km3. Nilai ini merupakan nilai
global, yang artinya total nilai evaporasi dan transpirasi dari berbagai tanaman di
seluruh dunia. Tanaman kacang tanah adalah salah satu tanaman legum yang
dikenal oleh semua masyarakat dunia dan dapat ditanam pada lingkungan tropis
maupun subtropis. Luas total lahan kacang tanah di seluruh dunia adalah 22 038 x
103 ha. Setiap tanaman kacang tanah dapat menyerap air sebesar 500-700 mm
selama satu musim tanam. Maka total air yang dapat diserap oleh tanaman kacang
tanah di seluruh dunia adalah 154.266 km3. Peerhitungannya sebagai berikut :
Jumlah air yang diserap = 22 038 x 107 m2 x 0.7 m
= 1.54266 m3 = 154.266 km3
Siklus aliran air pada kacang tanah dapat dilihat pada gambar 6. Tabel 1
menunjukkan total presipitasi dan irigasi yang diberika pa kacang tanah dalam
satu musim dan selama 5 tahun.

Tabel 1. Total Presipitasi dan Irigasi Kacang Tanah


Sumber Air Tahun
98 99 00 01 02
mm
Presipiasi 718 492 398 433 441
Irigasi
50% 117 171 161 210 73
75% 182 250 232 272 101
100% 242 328 360 144 276
Sumber : Peanut Science (2005)
Atmosfer (12 700 km3)

Transportasi Uap air pada awan


(40 000 km3)

Persipitasi daratan
(113 000 km3)

Tanaman lain Kacang tanah


(112 845.734 km3)
(156.266 km2)
Persipitasi laut Evaporasi dan tranpirasi vegetasi (73 000)
(373 000 km3) Sungai dan danau
Evaporasi laut (413 000 km3) (178 000 km3)

Es (26 350 000 km3) Perkolasi daratan

Laut Permafrost
(1 335 040 000 km3) (22 000 km3)
Kelembaban tanah
(122 000 km3)
Aliran air
(40 000 km3)
Air tanah (15 300 000 km3)

Gambar 6. Siklus Air pada Kacang Tanah


ALIRAN ENERGI

Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Manusia sebagai konsumen


paling akhir sehingga energi yang didapat manusia lebih kecil dibandingkan
dengan hewan herbivore. Siklus energi dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Aliran Energi

Setiap budidaya terdapat energi input dan energi output. Energi input
terdiri dari semua input yang dibutuhkan dalam budidaya dan output berupa
produk tanaman itu sendiri. Energi input dan output kacang tanah dapat dilihat
pada table 1.
Tabel 1. Energi input dan output kacang tanah pada pertanian Thailand
Input Unit Jumlah Kilokalori
Pekerja jam 68.67 37 374
Mesin kcal 21 705 21 705
Bahan bakar liter 21.927 209 841
Bahan bakar liter 11.571 110 734
irigasi
Seed kg 4 22 560
Cangkul dan tugal kcal 2 640 2 640
Total input kcal 404 854

Total output kcal 300 1 692 000


Output/unit total 1 692 000/435 654 =4.2
input
Output/unit 1 692 000/ (404 854-37 374) = 4.6
imported energy

Data di atas merupakan Input dan output untuk produksi kacang tanah
pada pertanian Thailand di Chiang Mai Valley tahun 1974. Pada tahun tersebut
pertanian Thailand telah mengunakan mesin untuk mengolah tanahnya. Saat ini
sebagian besar pertanian di Indonesia masih menggunakan tenaga hewan atau
sapid an kerbau. Hal ini disebabkan karena lahan pertanian yang dimiliki oleh
setiap petani sempit. Berikut data input dan output energi untuk produksi kacang
tanah pada luas lahan 1 ha.

Tabel 2. Energi Input dan Output di Indonesia

Input Unit Nilai konversi Jumlah


Tenaga manusia 154 jam 1.610 MJ/jam 247.94 MJ
Pupuk N 90 kg 73.947 MJ/Kg 6 655.23 MJ
Pupuk P 90 kg 13.490 MJ/kg 1 214.1 MJ
Pupuk K 50 kg 7.864 MJ/Kg 393. 2 MJ
Benih kacang 80 kg 1804.8 MJ
tanah
Alat olah tanah 2640 kkal 4.2 Joule/kal 11.088 MJ
Kacang tanah 3470 kkal/kg x 4.2 Joule/kal 54 652.5 MJ
3750 kg = 13 012
500
Total input 10 326.358 MJ
Total Output 54 652.5 MJ

Tabel 2 menunjukan bahwa besaran energi output lebih besar


dibandingkan dengan besaran energi input. Energi input digunakan untuk
memproduksi kacang tanah. Pemanfaat energi input secara maksimal dapat
meningkatkan energi output kacang tanah sehingga tidak ada energi yang hilang.
Penambahan energi pada tanaman kacang tanah dapat terjadi melalui proses
fotosintesis dengan menggunakan energi matahari.
Energi kacang tanah terletak pada polong dan brangkasan. Manusia
memanfaatkan polong untuk dikonsumsi, sehingga energi pada polong akan
mengalir atau berpindah ke dalam tubuh manusia. Brangkasan kacang tanah
digunakan manusia untuk pakan ternak. Energi brangkasan akan berpindah pada
hewan ternak.
Tabel energi tersebut tidak memperhitungkan input energi untuk
pengendalian hama dan penyakit. Jika terdapat pengendalian hama dan penyakit
dalam budidaya, energi input untuk pestisida harus dimasukkan. Setiap pestisida
memiliki input energi yang berbeda-beda sesuai jenisnya. Pestisida tidak
dimasukkan ke dalam input energi karena dalam budidaya kacang tanah setiap
daerah mempunyai masalah yang berbeda-beda terhadapa serangan hama dan
penyakit.
HUBUNGAN DENGAN PERTANIAN TERPADU

Pertanian secara monokultur mempunyai produk samping yang tidak


terpakai. Biasanya produk samping yang tidak dimanfaatkan dibuang atau
dibakar. Hal ini dapat menyebabkan polusi udara akibat pembakaran produk
samping dan terdapat energy yang tidak dimanfaatkan. Untuk itu diperlukan
pertanian terpadu agar limbah yang dihasilkan sedikit dan input yang diperlukan
dari luar dapat berkurang. Pengurangan input dari luar karena satu subsistem
dapat memperoleh sumber dari subsistem lainnya.
Pertanian yang sering diterapkan antara dua sub system adalah tanaman-
ternak, tanaman-ikan, ternak ikan. Tanaman- ternak dikatakan system pertanian
terpadu karena produk samping tanaman seperti brangkasan dapat dijadikan
makanan ternak. Kotoran ternak dapat dijadikan pupuk kandang oleh tanaman
sehingga limbah yang dihasilkan dapat bermanfaat. Output yang dihasilkan tidak
hanya satu tetapi ganda. Petani dapat memperoleh produk dari tanaman dan dagin
dari sapi.
Pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran sapi menandung unsure-
unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian pupuk kandanng selain
menguntungkan bagi tanaman juga dapat mengembalikan kesuburan tanah.
Kandungan berbagai unsure yang terdapat di pupuk kandang dapat dilihat pada
tabel

Tabel 1. Kandungan Hara Beberapa Pupuk Kandang


Sumber Pakan N P K Ca Mg S Fe
ppm
Sapi perah 0.53 0.35 0.41 0.28 0.11 0.05 0.004
Sapi daging 0.65 0.15 0.30 0.12 0.10 0.09 0.004
Kuda 0.70 0.10 0.58 0.79 0.14 0.07 0.010
Unggas 1.50 0.77 0.89 0.30 0.88 0.00 0.100
Domba 1.28 0.19 0.93 0.59 0.19 0.09 0.020
Kandungan hara N, P, K yang paling tinggi didapat dari unggas. Selain
mengandung unsure hara N, P, K pupuk kandang juga mengandunng unsure
mikro. Pemberian pupuk kandang selain menambah unsure makro tetapi juga
menambah unsure mikro pada tanaman. Tabel 2 menyajikan kotoran yang
dihasilkan oleh peternakan di Indonesia pada tahun 2002.

Tabel 2. Populasi Ternak dan Unggas Menurut Jenisnya pada Tahun 2002
Jumlah ternak Kotoran ternak Kotoran ternak
Jenis ternak
(ekor) basah (juta ton) kering (juta ton)
Sapi perah dan 5. 908
10 790 400 11. 815
potong
Kerbau 2 436 100 2.668 1.334
Kuda 446 300 0 .489 0.244
Kambing 13 045 100 2.381 1.190
Domba 7 661 100 1.398 0.699
Ayam 1 071 948 700 39.126 19.563
Total 57.877 28.938

Jumlah kotoran yang begitu banyak dihasilkan sangat berpotensi untuk


dijadikan pupuk kandang atau dikomposkan. Selain mengurangi penggunaan
pupuk kimia tetapi juga dapat membagun pertanian organik yang memperhatikan
kelestarian lingkungan dan mengurangi residu pestisida. Oleh karena itu pertanian
kacang tanah baik dipadukan dengan peternakan khususnya sapi dan kambing,
sehingga lebih efektif dan efisien dalam penggunaan input.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanah. 2005. Pupuk organic tingkatkan produksi pertanian. Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27 (6) : 13-15.

Drossman, H., S. Janke dan I. Baker. 2009. Human Impact and Biogeochemical
Cycles. http://www.coloradocollage.edu. [7 Januari 2010]

Hanafiah, K.E. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Koukkari, H. dan M. Nors. 2009. Life Cycle Assessment of Products and


Technologies LCA Symposium. VTT Technical Research Centre.
Finland.

Ulay. 2009. Virtual Water(Footprints). http://www.waterfoine.nl. [7 Januari 2010]

Pimpan,C. 1977. Energy Analysis Methods in Agricultural Production with


Applications to Chiang Mai Valley, Thailand. Skripsi. Departemen
Ekonomi Pertanian. Universitas Michigan.

Sorensen, R. B., C. L. Butts, and D. L. Rowland. 2005. Five years of subsurface


drip irrigation on peanut: what have we learned?. Peanut Science (32) :
14-19

Anda mungkin juga menyukai