Anda di halaman 1dari 52

Kewirausahaan

• 2. Perencanaan Keuangan dan Manajemen Bisnis


• 2.1. Perencanaan Keuangan
A. Persiapkan modal sebanyak mungkin sebelum memulai bisnis
Sebuah rencana lebih baik menyimpan sebanyak mungkin kebutuhan investasi uang,
termasuk biaya hidup untuk tahun pertama usaha atau bahkan dua tahun. Rintangannya
adalah bahwa bisnis belum tentu akan mendapat untung dalam satu atau dua tahun. Yang
menjadi masalah utama adalah jangan sampai melakukan bisnis dengan bertumpu kepada
utang tanpa perencanaan yang matang. Kita harus dapat menyiapkan ‘amunisi’ sebelum
memulai bisnis, karena paling tidak itu merupakan bagian dari esensi kepercayaan diri
dalam menekuni dunia ini.
B. Pisahkan keuangan untuk bisnis dan untuk rumah tangga
Ada beberapa alasan mengapa banyak orang senang mencampur keuangan pribadi
dengan keuangan keluarga. Penyebab umumnya ada tiga, yaitu karena malas membuka
rekening baru sebagai rekening usaha, terbiasa menggunakan satu rekening saja untuk
berbagai kepentingan termasuk untuk usaha, atau karena adanya pandangan bahwa uang
usaha adalah uang pribadi tadi.
Niat untuk memisahkan rekening bisnis dan rumah tangga perlu di barengi dengan aksi
nyata dalam bentuk misalnya system pencatatan akuntansi. Salah satu keuntungan
penggunaan pencatatan akuntansi adalah orang akan merasa malu jika banyak melakukan
pengambilan untuk kepentingan pribadi. Kalau dirasa perlu, dianjurkan menggunakan
sofware yang memudahkan pencatatan sistem akuntansi usaha.
C. Pelajari sistem pembiayaan bisnis
Tidak ada pembatasan yang pasti antara jenis sumber dana usaha jika dibagi menurut
waktu, jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Namun secara umum
pembiayaan yang berjangka waktu satu hingga sepuluh tahun dikategorikan ke dalam
pembiayaan jangka menengah. Sementara jika lebih dari masa tersebut di kategorikan
menjadi pembiayaan jangka panjang.
Khusus pembiayaan jangka menengah yang kerap jadi pilihan usaha pebisnis, pada
dasarnya secara global ada beberapa jenis pembiayaan termasuk di dalamnya.
Diantaranya adalah term loan. Term loan biasa diberikan oleh bank komersial, asuransi,
dana pensiun, lembaga pembiayaan pemerintah dan supplier perlengkapan. Besarnya
tingkat bunga term loan ditentukan beberapa faktor seperti tingkat bunga umum, besar
kecilnya pinjaman, jatuh tempo, dan jumlah utang yang telah dimiliki sebelumnya.
Jenis pembiayaan jangka menengah lainnya adalah equipment loan, yaitu pembiayaan
yang biasa digunakan untuk pengadaan perlengkapan baru. Equipment loan biasanya
diberikan untuk perlengkapan yang mudah diperjualbelikan, dan bukan perlengkapan
yang terspesialisasi.
Equipment loan biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual perlengkapan,
perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga pembiayaan lainnya. Terdapat dua
instrumen bisa digunakan dalam membiayai equipment ini, yaitu melalui kontrak
penjualan kondisional dan hipotek barang bergerak. Jika perusahaan menggunakan
kontrak penjualan kondisional untuk membiayai pembelian perlengkapan, penjual akan
menahan sebagian sampai pembeli melunasi keseluruhan pembiayaan sesuai kontrak.
Jadi pada saat perlengkapan dikirim biasanya penjual menerima down payment dan
pembeli bersedia melunasi secara periodik. Hingga pada saat pelunasan berakhir maka
penjual akan menyerahkan perlengkapan yang ditahan atau surat-surat perlengkapan
tersebut.
Sementara hipotik barang bergerak lebih umum digunakan oleh bank komersial. Sama
halnya dengan pemberian gadai, pemberi pinjaman memiliki atau menguasai hak gadai
atas suatu perlengkapan dan peminjam akan melunasinya untuk jangka waktu tertentu.
Apabila dikemudian hari peminjam tidak dapat melunasi utang, maka pihak pemberi
pinjaman akan menjual perlengkapan yang ditahan tersebut. Namun belakangan
berkembang pemikiran bahwa pemberian hak gadai tanpa harus menahan perlengkapan
sebagai objek gadai. Alasannya utamanya, perlengkapan yang dijadikan sarana produksi
jika ditahan bisa-bisa akan menghambat proses produksi peminjam dan mengakibatkan
ketidakmampuan membayar pinjaman.
Salah satu bentuk lain pembiayaan adalah leasing, yang menjangkau objek-objek seperti
apartemen, perkantoran, pertokoan, telepon, mobil, komputer hingga bangunan dan
peralatan pabrik. Leasing merupakan suatu kontrak antara pemilik aktiva (lessor) dan
pihak lain yang memanfaatkan aktiva (lessee) untuk jangka waktu tertentu. Lessee dapat
memanfaatkan aktiva tanpa harus memilikinya, tanpa menanggung biaya perawatan,
pajak atau pun asuransi. Sebagai kompensasi, lessee berkewajiban membayar sewa aktiva
yang digunakan.
Beberapa bentuk leasing yang populer diantaranya sale and leaseback, operating leases
dan financial leases. Sale and leaseback dimana perusahaan yang memiliki aktiva
menjual aktiva tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa kembali aktiva
tersebut untuk periode tertentu. Pembeli aktiva dapat berupa bank, asuransi, perusahaan
leasing, pegadaian atau pun investor individu.
Operating leases, dimana pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya
perawatan yang keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing. Sementara pada
financial leases, lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat dibatalkan dan
diamortisasikan secara penuh.
2.2. Manajemen Bisnis
A. Memiliki visi dan misi bisnis
Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan
menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi yang
awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap berikutnya
mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri kepada
peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba mengembangkan
bidang usaha lain yang baru.
B. Memilih jenis badang usaha
Memulai bisnis sendiri tentunya pebisnis bebas menentukan pengelolaan bisnis dan juga
luasnya cakupan usaha. Begitu juga dalam memilih jenis atau status usaha untuk bisnis
yang akan dijalankan. Bisnis yang dibangun tergolong kepada Badan Usaha Milik
Swasta, sehingga pebisnis bisa memilih memulai dari status perusahaan perorangan,
perusahaan persekutuan (CV dan Firma) atau PT (Perseroan Terbatas). Terdapat
kelebihan dan kelemahan dari setiap jenis perusahaan tersebut. Apa saja?
Kebanyakan pebisnis di skala kecil tentunya memulai usaha dari nol dengan status
perusahaan perorangan. Kondisi ini memungkinkan usaha benar-benar dikelola sendiri
oleh pemilik, dalam arti hak dan tanggung jawab yang penuh atas usaha yang dijalankan.
Maka tak heran jika dalam perjalanan pebisnis sulit membedakan antara aset usaha dan
aset pribadi. Untuk menjalankan perusahaan perorangan ini tentunya modal bersumber
dari pemilik sendiri, untuk pendapatan bisnis yang juga akan dinikmati sendiri.
Keuntungannya bisnis yang dimulai dengan status ini diantaranya adalah lebih simpel
karena tidak membutuhkan pengurusan ijin usaha dan juga tidak berbadan hukum.
Jika pebisnis memiliki teman atau kerabat dan kemudian patungan dalam membangun
sebuah bisnis, perusahaan yang dibentuk berarti bukan lagi sebagai perusahaan
perorangan, melainkan perusahaan persekutuan. Untuk ini modal (uang) dan juga ide
tentunya datang dari semua pihak yang sudah sepakat memulai bisnis secara bersama.
Ada dua jenis perusahaan bisa dipilih melalui jalan ini, yaitu CV dan Firma.
Berbeda dengan CV, pemodal yang terlibat pada firma harus menyerahkan kekayaan
sesuai yang tertera di akta pendirian, konsekuensi yang serupa dengan perusahaan
perorangan. Sedangkan jika pada CV pemodal bisa menjadi sekutu aktif atau pasif, pada
firma hanya ada sekutu aktif. Sekutu aktif bertanggungjawab memberikan modal dan
tenaganya untuk kelangsungan perusahaan, sementara sekutu pasif hanya menyetorkan
modal saja. Pembagian keuntungan sekutu pasif dan aktif berbeda sesuai kesepakatan.
Jenis perusahaan CV dan Firma juga tidak perlu berbadan hukum. Hanya saja bila firma
didirikan secara resmi maka perusahaan terlebih dahulu harus didaftarkan ke Berita
Negara Republik Indonesia (BNRI). Sementara perusahaan berbentuk CV harus
menggunakan akta pendirian serta harus didaftarkan melalui Kantor Kepaniteraan
Pengadilan Negeri setempat sesuai dengan kedudukan/domisili perusahaan.
Jika ingin memiliki perusahaan yang berbadan hukum, pilihannya adalah jenis
perusahaan Perseroan Terbatas (PT). Sesuai dengan statusnya, perusahaan jenis ini tentu
saja lebih rumit dalam pendiriannya. Salah satunya a kta pendirian atau perubahan PT
harus di laporkan dan atau mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum & HAM RI.
Menjalankan PT berarti memiliki modal yang terdiri dari saham-saham, dimana
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Modal PT disebutkan
dengan jelas dalam akta pendirian atau perubahannya, termasuk pemilik sahamnya.
Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya
tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Dibandingkan dengan perusahaan perorangan tentu saja harus diakui bahwa dengan
membentuk perusahaan persekutuan atau PT, ide-ide baru akan lebih banyak mengalir,
serta tanggung jawab juga bisa terbagi. Dengan konsekuensi keputusan bisnis merupakan
kesepakatan bersama dan keuntungan bisnis juga dibagi sesuai kesepakatan.
Namun jika usaha pebisnis sudah mulai berkembang, biasanya status usaha perusahaan
perorangan secara sendirinya akan perlu ditingkatkan ke jenjang lebih tinggi seperti CV
atau PT. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk beberapa kepentingan. Misalnya bagi
perusahaan yang berhubungan dengan proses tender yang sering disyaratkan dengan
status minimal perusahaan persekutuan. Diantara pertimbangannya adalah perusahaan
yang dikelola lebih dari satu orang dipandang lebih profesional dalam menjalankan
operasional.
C. Berpikir sederhana.
Banyak orang memulai bisnis dengan awal yang sederhana, misalnya dengan hanya
menjadi penjual barang-barang bekas digarasi misalnya. Yang penting dari hal ini adalah
bagaimana kita merumuskan rencana bisnis ke depan disesuaikan dengan potensi dan
kendalanya. Misalnya, seseorang yang awalnya menjual pakaian bekas digarasi tadi,
dapat melebarkan jenis-jenis pakaian yang dijual dengan mengambil dari grosir di daerah
tertentu. Garasi kemudian dapat diubah menjadi sebuah kios. Jangan lupa untuk
memberikan sentuhan pemasaran kepada para calon konsumen yang akan kita bidik.
D. Membuat proposal bisnis
Memahami angka-angka keberuntungan dan menciptakan sebuah analisis break even
adalah langkah pertama dalam membuat rencana bisnis. Untuk perusahaan kecil, porsi
kunci dari rencana bisnis adalah analisis break even, peramalan untung rugi, dan proyeksi
cash flow. Sekalipun bisnis Anda besar dari pekerjaan atau menjual produk, jika Anda
tidak mendapatkan bayaran dalam 90-180 hari, Anda tidak akan bertahan meskipun Anda
telah merencanakannya. Dengan cash flow di tempatnya, sebaik sebuah peramalan
untung rugi, Anda dapat bekerja dengan ide bisnis Anda dan meningkatkannya sebelum
dimulai, dan melanjutkan untuk menggunakannya setelah dimulai.Menciptakan sebuah
rencana bisnis juga mengijinkan Anda untuk menentukan biaya dimulainya proyek dan
apa strategi pemasaran. Jika Anda tidak dapat membuat angka-angka bekerja pada kertas,
Anda tidak akan dapat membuat mereka bekerja dalam kehidupan yang nyata.
E. Manajemen informasi bisnis
Membangun sebuah jaringan informasi bisnis adalah secara krusial penting untuk
kesuksesan jangka panjang. Tujuan utama dari hal ini adalah membuat bisnis kita unggul
secara comparative dengan jenis usaha yang lain. Beberapa cara untuk mendapatkan
keunggulan ini adalah dengan mengetahui lebih dari kompetitor, membuat produk yang
sulit atau tidak mungkin untuk ditiru, menjadi dapat untuk menghasilkan dan
mendistribusikan produk dengan lebih efisien, memiliki lokasi lebih baik, atau
menawarkan customer service superior.
F. Mengentahui konsep produk
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita akan
konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami bukan
hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada lingkungan
yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Aspek-aspek yang penting dalam
melakukan analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang
sama sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.
G. Kelola SDM seoptimal mungkin
Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang
sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha
seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat
menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan
SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan
membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja
pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi
pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk
mengoptimalkan kinerja pegawai.
• Studi Kelayakan Usaha
3. Studi Kelayakan Usaha
Seni dalam kehidupan ini salah satunya tergambar dari kondisi naik turun keadaan
ekonomi manusia termasuk di dalamnya kondisi usaha pebisnis. Tak mungkin semua
selalu berjalan mulus seperti keinginan. Ada kalanya kondisi usaha berjalan seperti yang
diharapkan, dan bukan tak mungkin masa-masa kurang atau tidak diinginkan menghiasi
perjalanan usaha. Bagi Anda yang baru ingin memulai bisnis tentunya sudah harus siap
dengan berbagai kemungkinan risiko yang akan menghampiri, sekaligus mempersiapkan
diri untuk menghadapi segala kemungkinan tersebut.
Salah satu persiapan yang mungkin dilakukan pebisnis untuk meminimalkan risiko
kerugian usaha adalah melakukan studi kelayakan usaha. Banyak aspek harus
diperhatikan dalam studi kelayakan usaha. Untuk kesehari-harian sebuah bisnis, salah
satunya pebisnis akan berhadapan dengan aspek teknis dan produksi.
Beberapa pertanyaan muncul dalam aspek teknis dan produksi sebuah kelayakan usaha
ini. Pertanyaan apa saja yang harus dijawab? Pertama kali pebisnis bisa mencari tahu,
apakah studi dan pengujian pendahuluan untuk bisnis sejenis pernah dilakukan orang
lain? Ini bisa dilakukan dengan mencari literatur dan informasi di berbagai tempat yang
memungkinkan.
Pertanyaan selanjutnya, apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal? Apakah luas
produksi tersebut akan meminimumkan biaya produksi rata-rata atau akan
memaksimalkan laba? Intinya calon pebisnis mempertimbangkan secara simultan faktor-
faktor permintaan. Masih dalam pemikiran yang sama, calon pebisnis juga harus
memperhatikan bagaimana fasilitas ekspansi nantinya, menyangkut lokasi, pengaturan
fasilitas produksi dan lainnya.
Bagi usaha yang menawarkan produk, dalam bidang teknis ini calon pebisnis juga harus
menjawab pertanyaan, apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat. Pebisnis bisa
memilih beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama.
Pertanyaan terkait dengan bidang ini, apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih
sudah tepat. Faktor yang diperhatikan diantaranya, tentang umur ekonomis dan fasilitas
pelayanan jika terjadi kerusakan pada mesin-mesin.
Masih terdapat beberapa pertanyaan tak kalah penting yang harus dijawab pada bagian
teknis ini, diantaranya apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik,
bagaimana dengan pemilihan lokasi dan site produksi? Beberapa variabel utama yang
diperhatikan dalam pemilihan lokasi adalah ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang
dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, serta fasilitas transportasi.
Sementara masalah pemilihan teknologi yang diperhatikan berhubungan dengan
optimalisasi produksi sekaligus dampak terhadap sosial dan lingkungan. Sebaiknya dalam
pemilihan teknologi jangan menggunakan teknologi yang telah usang atau pun teknologi
percobaan. Alasannya, teknologi yang telah usang bisa menyebabkan perusahaan kalah
bersaing dalam industri. Dan jika teknologi yang dipilih masih dalam tahap coba-coba,
bisa-bisa pebisnis akan direpotkan nantinya oleh masalah perawatan fasilitas. Turut tak
terlupakan dalam bagian ini adalah kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi.
Sudah dipersiapkan atau belum?
Selain itu pebisnis juga harus memikirkan perlengkapan-perlengkapan tambahan dan
pekerjaan-pekerjaan teknis tambahan yang perlu dilakukan. Faktor-faktor seperti material
handling, supply bahan pembantu, serta kontrol kualitas. Disamping masalah-masalah di
atas, pebisnis juga bisa memperhatikan, apakah skedul kerja telah dibuat secara realistis
atau belum.
• Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)
4. Jenis-jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi kasus
A. Edam Burger
Bagaimana menjelaskan fenomena bisnis burger dalam negeri yang sekarang melejit
menjadi makanan dan bisnis alternatif bagi sebagian orang dalam perspektif sebuah
terobosan bisnis. Bagaimana pula menjelaskan pengembangan usaha produsen burger
menengah lokal dengan pola kemitraan, bukan dengan pola franchise?
Fitur:
l Business opportunity (kesempatan usaha) buat siapa saja. Sistem kemitraan ini
didasarkan pada kebutuhan mitra baru yang ingin mengembangkan usaha dibidang ini.
Prinispnya, kebutuhan modal dan perlengkapan disesuaikan dengan permintaan mitra.
l 3000 mitra seluruh Indonesia.
B. Waralaba
Tingkat keberhasilan bisnis waralaba mencapai 95% lebih. Sayangnya tak semua orang
memiliki dana untuk memulai usaha ini. Salah satu bank, BRI misalnya, memberikan
solusi lewat pembiayaan waralaba.
Selain “memberikan” pengalaman, ketenaran merek, franchisor juga memberikan sistem
yang telah teruji kepada franchisee-nya. Oleh karena itu diyakini bahwa bisnis dengan
pola waralaba merupakan jalan tersingkat seseorang untuk terjun ke bisnis tanpa harus
bersusah payah merintis dari nol.
Sayangnya tidak semua orang yang berkeinginan terjun ke bisnis waralaba mempunyai
cukup dana. Berbeda dengan bisnis yang dirintis sendiri, bisnis waralaba biasanya
membutuhkan modal dalam jumlah tertentu. Padahal kendala permodalan, selama ini
merupakan kendala utama yang banyak dikeluhkan oleh bisnis Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia.
Namun berbeda dengan skim kredit lainnya, skim kredit waralaba tidak menganganggap
mutlak adanya jaminan tambahan aktiva tetap. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian.
Pertama apakah bank dengan franchisor mempunyai hubungan kerja sama. Kalau ada
ikatan kerja sama, franchisor kita minta membuka escrow account di bank tersebut. Jika
ada pola kerja sama, agunan berupa aktiva tetap tidak lagi mutlak.
Dalam kacamata perbankan, franchisor merupakan pihak yang membantu bank
melakukan mitigasi risiko, sehingga risiko bisnis menjadi lebih kecil jika dibandingkan
dengan skim kredit lainnya.
C.Toko buku murah
Secara umum budaya masyarakat Indonesia untuk membaca buku relatif lebih rendah
jika dibandingkan dengan budaya menonton. Selain kultur membaca yang rendah,
mahalnya kertas sehingga mendongkrak harga buku juga berkonribusi terhadap
enggannya seseorang membaca buku. Padahal, membaca buku banyak sekali manfaatnya.
Selain bisa mengasah imajinasi, membaca juga menjadi pintu gerbang untuk memperluas
horison pengetahuan.
Lantaran minat baca yang rendah ini tak banyak pengusaha yang tertarik untuk
menggeluti bisnis menjual buku, yang baru ataupun yang bekas.
Penjualan buku dapat dilakukan untuk segmentasi kalangan mahasiswa, karena
mahasiswa membutuhkan data dan referensi dalam pengerjaan tugas-tugas akademis
mereka. Membaca untuk mengetahui kandungan buku menjadikan informasi yang dapat
diberikan kepada konsumen menjadi lebih lengkap dan timbal balik.
Potongan harga dapat menjadi salah satu strategi dalam mengatasi persaingan pasar,
terlebih bila ada kesempatan mendapatkan potongan harga dari penerbit untuk
emmasarkan bukunya.
D. Aksesori Motor
Pertumbuhan unit sepeda motor membawa berkah tersendiri bagi bisnis turunannya. Dan
selalu tersedia ceruk kosong untuk bisa digeluti.
Populasi sepeda motor di tanah air sudah mencapai angka luar biasa, yakni lebih dari 30
juta unit. Wajar jika kemudian banyak bisnis ikutan yang ikut mendulang keuntungan.
Bila diamati bengkel serta penjualan onderdil serta aksesoris menjamur namun setiap hari
tidak pernah sepi.
Meskipun pertumbuhan pasar tunggangan beroda dua sempat menciut selepas kenaikan
harga BBM juga tidak lantas membuat pasar onderdil maupun bisnis di seputarnya
menjadi loyo. Bisnis suku cadang, aksesoris motor, aksesoris pengamanan seperti alarm
dan helm, kostum motorcross, spare part racing, bengkel modifikasi, serta perawatan
tetap ramai. Maklum, sebagai kendaraan alternatif yang harganya relatif terjangkau, dari
waktu ke waktu jumlahnya terus membengkak.
Meski tiap periode tertentu muncul bisnis ikutan dari sepeda motor ini, namun ternyata
terus ada celah kosong. Dari sekian banyak produsen aksesoris tanah air pada umumnya
lebih tertarik menggarap onderdil maupun variasi motor balap.
• Kisah Sukses Pengusaha
○ Teacher: Wempi Saputra
5. Kisah sukses pengusaha
Diadopsi dari: Berita WGTT edisi mret 2008 dan http://leadership-
politic.blogspot.com/
http://urlshrtn.com/1x” href=”http://adclick.adster.com/click.php?
link_id=15837&napid=21954&napub=20489″ target=”_blank”>
a. TANGGA SUKSES IR. FURSAN (mantan kenshusei yang menjadi pengusaha)
Masa depan harus mulai dibangun sekarang juga ! Demikian salah satu pesan dari Pak
Fursan yang saat ini telah mempunyai usaha sendiri di Bekasi. Sambil menikmati
brownis Bandung, beliau menceritakan pengalamannya ketika bertemu saya di Bandung
tgl 30 Desember 2007, beliau termasuk pekerja keras yang memulai karier murni dari
angka nol. Beliau masuk pelatihan IMM Jepang di Lembang Angkatan 25 Bandung pada
tahun 1995 selama 3 bulan, padahal waktu itu masih berstatus mahasiswa yang sedang
kuliah S1 di Jurusan Teknik Mesin di sebuah universitas di Bandung.
Beliau memutuskan ambil cuti selama 4 semester berturut ? turut supaya bisa mengikuti
program magang di Jepang yang waktu itu masih untuk jangka waktu dua tahun. Oleh
IMM Japan ditempatkan di sebuah perusahaan di Nara Perfecture yang bergerak dalam
bidang welding & metal work. Pekerjaan beliau sehari ? hari waktu adalah menekuni
pengelasan dan membuat Jig & Fixture Proses pengelasan. Setelah selesai program
magang, Pak Fursan kembali ke Indonesia Tahun 1997, kemudian banyak melakukan
wawancara kerja saat kembali di Cevest Bekasi. Akhirnya beliau memilih bekerja di
perusahaan PMA Jepang di daerah Karawang di bidang maintenance dan engineering
support, kemudian satu tahun kemudian ada tawaran dari teman jepang untuk membantu
di perusahaan yang berlokasi di Cikarang sebagai sales engineer sampai awal tahun 2003
Nama Perusahaan yang mereka bentuk tersebut adalah PT.Fako Karya Teknika, yang
bergerak dalam bidang engineering service, design support dan spart parts. Usaha ini
tidak membutuhkan bengkel yg luas, mereka memakai ruko (rumah toko) dimana lantai
satu untuk bengkel dan lantai dua untuk design dan kantor, mempunyai 8 orang pekerja
sebagai tenaga operator bidang mesin Bubut 2 orang, mesin milling 1 orang, Welder 3
orang, helper 1 orang, tenaga adminitrasi 2 orang. Lokasi PT Fako ini sangat strategis
yakni di dalam kawasan Industri Jababeka Cikarang, tepatnya di jalan Beruang Raya
Blok G3 No. 176, Tlp. 021 ? 82603649 (FA ? 2008).
b. PUSPO WARDOYO SUKSES BERBISNIS DENGAN MANAJEMEN
KONFLIK

Bicara waralaba ayam bakar, ingat Wong Solo. Berdebat tentang Wardoyo, pemilik
Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Malah dalam banyak hal, nama lelaki ini lebih
beken ketimbang rumah makannya. Maklum, keberaniannya membuat acara Poligamy
Award di suatu hotel beberapa waktu lalu, menimbulkan pro dan kontra. Apakah ia
kebablasan dalam hal personal branding? Tunggu dulu. Ternyata, menurut pria kelahiran
Solo 46 tahun lalu ini,
apa yang ia lakukan memang disengaja. Kok bisa?
“Saya harus menciptakan konflik terus-menerus di benak orang supaya orang
membicarakan saya,” ujar Direktur PT Sarana Bakar Diggaya ini blakbalakan. Bahkan ia
mengungkapkan, jika perlu, ia membayar orang untuk mendemo dirinya sendiri.
Tujuannya, supaya orang selalu membicarakan dirinya tanpa henti dan polemik menjadi
panjang. Contohnya, isu poligami.
Bagi Puspo, apakah orang membicarakan hal positif atau negatif, untuk tahap awal
bukanlah masalah. Yang penting, setiap saat orang membicarakan dirinya. Hal ini,
dikatakannya, penting untuk bisnisnya. “Ketika orang membicarakan Puspo, itu berarti
membicarakan Wong Solo, ” ujar suami dari empat wanita ini. Ia yakin, jika orang kenal
Puspo, yang bersangkutan akan men-deliver hal itu ke Wong Solo.
Bagaimana Puspo bisa melakukan ini semua? Diceritakan, ketika pada tahun 1993
memulai bisnis ini, ia belum seterkenal sekarang. Ia memulai perjalanan usahanya
dengan modal Rp. 700 ribu. Waktu itu orang mengenalnya hanya sebagai pedagang kaki
lima di Bandara Polonia, Medan.
Namun suatu hari pada 1996, Koran daerah Medan, Waspada menulis seputar dirinya.
Judulnya, “Puspo Wardoyo, Sarjana Membuka Ayam Bakar Wong Solo di Medan.”
Sejak itu, bisnis rumah makannya sukses besar. Omsetnya naik 300%-400%. “Dari sini
saya sadar dampak pemberitaan,” ujar mantan guru SMA di Bagansiapi-api, Sumatera
Utara ini. Dan ia pun mulai mendekati pers.
Setelah cukup dekat dengan kalangan pers. Puspo mulai memahami cara kerja dunia pers.
Antara lain, penting isu dalam pemberitaan. Sejak itu, ia mulai menciptakan isu atau
konflik yang berkenaan dengan dirinya. “Isu atau konflik itu penting supaya media mau
memberitakannya, tanpa kita memintanya,” ia menjelaskan. Isu-isu yang dibuatnya
haruslah mengandung unsur tidak bermasalah. Malah kalau bisa, dengan isu tersebut, ia
menjadi pahlawan. “karena seorang pionir adalah seorang pembuka, dan ia bisa disebut
pahlawan,” katanya. Target besarnya adalah bagaimana mempromosikan bisnis.
Tentang sosok pahlawan ini, Puspo mencontohkannya dalam hal poligami. Ia
memfigurkan dirinya sebagai pahlawan poligami. Sekaligus sebagai pengusaha rumah
makan yang sukses dan andal. Di sini ia ingin meruntuhkan mitos bahwa poligami itu
tabu.
Isu yang diluncurkan, antara lain sewaktu mendapat penghargaan Enterprise-50. Lalu,
saat menerima penghargaan sebagai Waralaba Lokal Terbaik dari Presiden RI Megawati.
Dan terakhir yang bikir geger Poligamy Award. Tak tanggung-tanggung, dana tak kurang
dari Rp. 2 miliar dikucurkannya untuk acara ini.
Tentang isu poligami, Puspo berujar, “Ini positif dan paling efektif. Karena ada
kebenaran, tapi tak semua orang berani mengungkapkannya.” Toh, ia melihat, dari sisi
agama, apa yang dilakukannya tak melanggar aturan. Ia sadar, banyak orang yang setuju
dan banyak juga yang tak setuju. “Ketika orang bicara poligami, tak akan pernah tuntas,”
ujarnya. Hal itu, ia menambahkan, akan memunculkan konflik di antara mereka.
Puspo mengakui ia sangat terkesan dengan isu Poligamy Award. Karena, setelah acara
tersebut diselenggarakan, banyak sekali tanggapan dari masyarakat. “Ini puncak promosi
saya,” ujarnya bangga. Diakuinya, ini isu yang paling berat dan seru yang pernah
diluncurkannya. “Karena isu ini melawan arus,” tambahnya. Isu-isu tersebut ternyata
tidak dibuatnya sendiri. Ia membentuk sejumlah tim. Tim yang terdiri dari para wartawan
ini tersebar di beberapa kota, antara lain Jakarta, Badung, Surabaya, Solo, Malang, Bali
dan Medan. Namun, ia tak menyerahkan pembuatan isu begitu saja kepada timnya.
“Semua tetap di bawah kepemimpinan saya,” katanya. Dua minggu sekali ia mengadakan
rapat untuk menetapkan isu dalam satu bulan.
Hasil evaluasinya saat ini menunjukkan, nama Puspo Wardoyo sudah dikenal banyak
orang. Adapun dari sisi bisnis, ia merasa relatif berhasil. Saat ini sejumlah rumah makan
di berbagai kota besar dimilikinya. Sejumlah proposal kerjasama juga terus mengalir ke
mejanya. Namun, kalau dibandingkan dengan rumah makannya, ia mengakui namanya
cenderung lebih popular ketimbang Wong Solo. Itulah sebabnya, agar seimbang, kini ia
mengupayakan agar nama rumah makannya kian dikenal. Karena hal itu, beberapa
langkah kini digodoknya. Caranya? Membuat sejumlah isu baru! Pertama, isu yang
berisikan pesan bahwa dirinya adalah sosok yang baik, sabar, penuh kasih sayang dengan
keluarga, dan dermawan. “Saya ingin colling down setelah kasus Poligamy Award, untuk
meraih simpati,” ujarnya terus terang. Berikutnya, fokus pada product branding.
Sejumlah produk unggulan Wong Solo akan segera diluncurkan.
Menurutnya, selama ini Wong Solo dikenal sebagai rumah makan biasa. Padahal,
usahanya ini memiliki sejumlah produk unggulan. Contohnya, beras terbaik dari
Delangga. Juga, kangkung unggulan yang hidup di air panas dari Cibaya, yang karena
daya tahannya yang kuat dinamakannya Kangkung Perkasa. Selain itu, ia juga memiliki
beberapa produk unggulan yang namanya nyerempet-nyerempet poligami, seperti Jus
Poligami, Jus Dimadu, atau Tumis Cah Poligami. Terlepas dari kontroversi yang ada,
suka tidak suka, Puspo adalah salah satu pebisnis yang piawai mem-brand-kan dirinya.
c. MARIUS “C59″ WIDYARTO SUKSES BERBISNIS DENGAN DESAIN
KREATIF

Tentu sebagian besar dari Anda pernah mendengar nama kaus bermerk C59. Kesuksesan
C59 tidak lepas dari kepiawaian penggagasnya, Marius Widyarto atau yang akrab
dipanggil Mas Wiwied. Bermula dari rasa gusarnya melihat teman-temannya yang
memamerkan kaos bergambar kota mancanegara buah tangan dari orang tuanya usai
bepergian dari luar negeri, Wiwied kemudian tertantang untuk membuat sendiri kaus
bergambar patung Liberty dan kota New York dan sesumbar bahwa omnya juga baru
datang dari luar negeri,sejak saat itulah ia semakin dikenal sebagai orang yang piawai
membuat kaus, sampai-sampai, ketika ia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor, ia
lebih sering didatangi orang untuk urusan pesanan kaus daripada untuk pekerjaannya.
Wiwied yang sejak kecil menyukai pekerjaan prakarya memulai usahanya dari rumahnya
yang berukuran 60 m2 di Gang Caladi 59, yang akhirnya menjadi nama merk kausnya
dengan modal awal dari hasil penjualan kado pernikahannya dengan Maria Goreti
Murniati. Mental entrepreneur Wiwied banyak ditempa ketika ia ikut seorang pengusaha
keturunan di Bandung yang memperlakukannya secara keras.Pada awalnya Wiwied
menjalankan usahanya dari order kanan kiri, ia juga ikut mendesain,memilih bahan,
memotong,menjahit, menyablon sampai finishing disamping juga mencari order.
Usahanya meningkat ketika mendapatkan order dari Nichimen-perusahaan Jepang yang
bergerak di bidang pestisida, kaus itu untuk dibagi-bagikan ke para petani.
Usahanya semakin terasa meningkat setelah mengikuti kegiatan Air Show 1986 di
Jakarta yang diikuti pula oleh para peserta dari mancanegara.
Wiwied kemudian juga merambah bidang retail yang bermula dari menjual sisa order
yang tidak memenuhi syarat yang ternyata juga diminati orang. Setelah usahanya
meningkat, pada tahun 1992, ia kemudian pindah ke Jalan Tikukur no.10 yang kemudian
memborong rumah di sekitarnya yakni no.4,7,8,9 yang kemudian ia jadikan kantor dan
showroom produknya. Selain itu ia juga membuka showroom di daerah lain,seperti
Balikpapan, Bali,Yogya dan kota lain sehingga kini ia memiliki sekitar 600 outlet di
Indonesia dengan mempekerjakan sekitar 4000 karyawan.
Di mancanegara,Wiwied memiliki 60 showroom yang tersebar di Slowakia,Polandia, dan
Czech dan bahkan kini ia juga sudah merambah jaringan Metro Dept.Store di Singapura.
Keberhasilannya menembus mancanegara bermula dari beberapa stafnya yang bersekolah
di luarnegeri yang biasanya membawa satu dua koper kaus C59 dan dijual pelan-pelan di
sana, kemudian diadakan survey yang tenyata pasar di sana menguntungkan karena
memiliki empat musim, sehingga tidak hanya bisa menjual t-shirt namun juga sweater
atau jaket.
Wiwied juga memiliki sebuah pabrik di atas tanah seluas 4000m2 di daerah Cigadung,
Bandung. Pabrik ini dibangun setelah mendapatkan kredit dari Robbie Djohan yang saat
itu menjabat Dirut Bank Niaga pada tahun1993, ketika itu Bank Niaga memesan t-shirt
ke C59. Di tahun yang sama pula ia mengubah bentuk usahanya menjadi PT. Caladi Lima
Sembilan.
Keberhasilan Wiwied dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang telah ia terima,
diantaranya Upakarti 1996, ASEAN Development Executive Award 2000-2001,Dan
pemenang I Enterprise 50.
Filosofi bisnis Wiwied sendiri terinspirasi dari burung Caladi yang berasal dari bahasa
Sunda yang berarti burung pelatuk. Wiwied mengartikan Caladi sebagai 5 citra dan 9
cita-cita, lima citra itu menggambarkan karakter sumberdaya manusia yang dimiliki C59
yakni, cakap, cerdik, cermat, cepat, dan ceria.Sedangkan 9 cita-citanya adalah
customersatisfaction, company profit, confident working atmosphere, control,
collaboration, clear mind, creativity, dan consultative. Wiwied juga ingin seperti burung
pelatuk Woody Woodpecker yang tidak mau kalah dari pesaingnya, dan bila kita
perhatikan burung pelatuk selalu fokus ketika mematuk pohon, Wiwied pun ingin selalu
fokus di bidang garmen.
Salah satu kunci sukses Wiwied juga terletak pada penggalian ide desain yang tidak
pernah berakhir, baginya riset desain sangatlah penting karena kekuatan produknya ada
pada rancangan,apalagi industri t-shirt cepat berganti tren. Karyawannya pun mendapat
kesempatan jalan-jalan untuk mencari ide-ide segar, bahkan ia membiarkan karyawannya
untuk tidak masuk asalkan ketika ia masuk ia sudah membawa ide bagus.
Setiap desain yang akan dikeluarkan harus dipresentasikan lebih dulu, kemudian setelah
terpilih, baru dilanjutkan dengan prosesi produksi, pemilihan bahan,teknik cetak,warna,
dan sebagainya.
Wiwied juga terlihat sangat piawai membangun networking, ia selalu berusaha
membangun hubungan baik dengan supplier, support, customer, dan government. Ia
sangat percaya bahwa relationship adalah kunci kesuksesan dari bisnis. Wiwied mengaku
kalau dia merupakan biangnya koperasi,untuk itu ia juga mendirikan koperasi untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawannya, omset koperasinya saat ini sekitar Rp 600
juta. Ia bangga karena telah dapat mewujudkan impiannya untuk membuka lapangan
kerja bagi banyak orang
• http://probiz.wgtt.org/modul/course/category.php?id=2
• PENDAHULUAN : KEWIRAUSAHAAN 1. Hakikat dan Konsep Dasar
Kewirusahaan Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka
adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka
usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental
mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18). Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda
antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-
beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan
kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang
(Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara
bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan
didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi resiko atau ketidakpastian Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan
adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari
produksinya. Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan- perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-
kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk
baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka
pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter
mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis
serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Pengertian dan Teori Kewirausahaan
Ketika mata kiri melirik ke SAP online dan mata kanan ke kalendar akademik, …..waduh
cilaka ternyata jatah ngajar sebelum UTS tinggal satu kali pertemuan lagi. Padahal materi
yang diberikan masih lumayan banyak. Saya pun buru-buru berburu bahan ajar terburu eh
terbaru, atau setidak-tidaknya me-review kembali beberapa bahan ajar yang sudah
diunggah ke staffsiteku. Tulisan ini akan memaparkan tentang sejarah teori
kewirausahaan, yang konsepnya sudah disebut-sebut dari zaman “baheula”, diantaranya
oleh Jean Baptista Say dan Richard Cantillon pada awal abad ke-18.
Pengertian Kewirausahaan
Istilah entrepreneur pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom
Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of
production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon
dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur
adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah
organ produktif.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik
berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan
organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru
(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi
(Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
Jean Baptista Say (1816): Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai
alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
Frank Knight (1921): Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi
perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.
Joseph Schumpeter (1934): Wirausahawan adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-
kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk
baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka
pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter
mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis
serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Penrose (1963): Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di
dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979): Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979): Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses
mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari
berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang
mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut
sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang
produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang
yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Selain
itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi
manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai
kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika
membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa
menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau
kondisional.
Teori Kewirausahaan
Sebelum memaparkan teori kewirausahaan, terlebih dahulu saya mengulas pengertian
“teori”. Maksudnya sekalian menyegarkan ingatan saya sendiri sih, kan semester ini
mengajar metodologi penelitian juga hehehe. Kita biasanya menggunakan teori untuk
menjelaskan sebuah fenomena. Fenomena yang akan dijelaskan disini adalah kehadiran
entrepreneurship yang mempunyai kontribusi besar dalam pengembangan ekonomi. Teori

tersebut terdiri dari konsep dan konstruk, nah lho apa ya beda kedua istilah tersebut? .
Teori adalah “sekumpulan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang saling
berhubungan” yang menunjukkan pandangan sistematis terhadap sebuah fenomena
dengan merinci hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan
memprediksi fenomena. Mari kita lihat beberapa teori yang menjelaskan dan
memprediksi fenomena mengenai kewirausahaan.
Neo Klasik, teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilag teknologis, dimana
manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan
sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel
keputusan. Hmmm, jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang
kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaan. Kasihan bener ya tapi Masa sih? ……
Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai
kewirausahaan. Kata Grebel dkk, “There is no space for an entrepreneur in neoclassical
theory”. Nah loh, jadi dimana letak teori kewirausahaannya dong? Tapi sebagai titik awal
masih bermanfaat juga kok. Kan konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam
Neo Klasik masih mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu.
Dan individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang
akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.
Schumpeter’s entrepreneur, kajian schumpeter lebih banyak dipengaruhi oleh kajian
kritisnya terhadap teori keseimbangan (equilibrium theory)-nya Walras. Waduh…. harus
mengulang kembali berbagai teori-teori ekonomi nih hehehe. Menurut beliau, untuk
mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang
harus berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai mencapai keseimbangan. Jadi
kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang menurut Schumpeter disebut
“situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Hmmm agak jelimet
juga nih. Saya mencoba membuat interpretasi lain terhadap pernyataan teoritis tersebut,
“Orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa
perubahan“. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap dinamika di balik
perubahan ekonomi yang diamatinya secara empiris. Singkat cerita, akhirnya beliau
menemukan unsur eksplanatory-nya yang disebut “inovasi“. Dan aktor ekonomi yang
membawa inovasi tersebut disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi
yang inovatif yang akan membuat perubahan. Hmmmm, begitulah “warisan” dari Om
Schumpeter hehehe.
Austrian School, Mengutip Adaman dan Devine (2000), masalah ekonomi mencakup
mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang
terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para entrepreneur yang
bersiang. Hmmmmmm…… tambah bingung nih. Ada dua konsep utama disini yaitu
pengetahuan tersembunyi (orang lain belum tahu) yang dikaji oleh Hayek dan
kewirausahaan oleh Mises. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi
melalui tindakan entrepreneural. Dan seorang entrepreneur akan mengarahkan usahanya
untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang
mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan. Oooohhh begitu toh, jadi artinya seorang
entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan (atau informasi) baru (dimana
orang banyak belum mengetahuinya). Dan pengetahuan atau informasi baru tersebut
dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Wah beda-beda tipis ya dengan
schumpeter dengan konsep inovasinya. Kan dengan inovasi juga kita bisa mendapatkan
pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.
Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses perubahan yang berkelanjutan.
Dan proses inilah yang merupakan titik awal dari pendekatan Austrian terhadap
kewirausahaan. Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami
sukses dan gagal (hmmm memang begitu adanya ya hehehe). Namun seorang
entrepreneur selalu berusaha memperbaiki kesalahannya. Wah kalo begitu sih, ternyata
orang tua Saya sudah memahami Austrian Sholl ini dong. Buktinya mereka sering
berkata:”Kegagalan itu adalah sukses yang tertunda”, “Belajarlah dari kesalahan”, atau

“Hanya keledai lah yang terperosok dua kali” hehehe. Kasihan bener ya keledai
Padahal “keledai” yang berjumpalitan beberapa kali (gagal dan gagal lagi) akhirnya bisa
juga menemukan kesuksesan, itulah seorang entrepreneur.
Kirzerian Entrepreneur, Kirzer memakai pandangannya Misesian tentang “human
action” dalam menganalisis peranan entrepreneural. Singkat kata, unsur entrepreneur
dalam pengambilan keputusan manusia dikemukan oleh Om Kirzer ini lho. Wah beliau
ini pasti setuju deh dengan jargon “the man behind the gun” ya hehehe. Menurut beliau,
“knowing where to look knowledge”. Dan dengan memanfaatkan pengetahuan yang
superior inilah seorang entrepreneur bisa menghasilkan keuntungan. Petuah lain dari
beliau adalah “This insight is simply that for any entrepreneurial discovery creativity is
never enough: it is necessary to recognize one’s own creativity“.
Sebenarnya masih banyak sih “petuah-petuah” beliau ini, terutama dikaitkan dengan
teori-teori ekonomi sebelumnya, termasuk tanggapannya terhadap teori keseimbangan
dari neo klasik. Tapi cukup sudahlah, toh mata kuliah entrepreneurship tidak akan terlalu
berat di teori kok. Nanti mahasiswa pada protes lagi, “Pak kok belajar teori mulu nih,
kapan kita bisa berlatih menjadi seorang entrepreneur nih!!”. Makanya di kelas kita lebih
banyak berlatih bagaimana membuat proposal bisnis serta berlatih kreaivitas dan inovasi
melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (disain brosur, e-marketing,
teknik presentasi, dll). Lagian, teori-teori di atas lebih banyak dikaitkan dengan teori
ekonomi.
Teori Entrepreneur dari perspektif individu
Berikutnya saya tetap “maksa” untuk mengulas teori kewirausahaan dari perspektif
individunya. Toh kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi tidak hanya “melulu” soal
praktek berwirausaha. Masa sih semua mahasiswa yang ikut kuliah kewirausahaan
akhirnya menjadi entrepreneur semua (syukur juga sih kalo memang iya). Bisa saja
sebagian diantaranya menjadi peneliti tentang kewirausahaan atau pengamat
kewirausahaan hehehe. Jadi dengan sangat menyesal saya akan mencoba mengulas
beberapa teori atau model yang dihubungkan dengan karakteristik individu seorang
entrepreneur. Beberapa di antaranya adalah (1) life path change, (2) Goal Directed
Behaviour, dan (3) Outcome expectancy.
http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/2008/04/05/sejarah-dan-teori-kewirausahaan/

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP: KONSEP DASAR


Diposting oleh rulam Tanggal: 16 July 2009 | Kategori: Artikel | dilihat 2,417 Kali |

Oleh Slamet PH
Abstrak: Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan, dan
keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan. Tujuan pendidikan
kecakapan hidup adalah menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu, sanggup,
dan terampil menjaga kelangsungan hidup, dan perkembangannya di masa datang. Kecakapan
hidup mencakup kecakapan dasar dan kecakapan instrumental. Kecakapan dasar meliputi: (l)
kecakapan belajar mandiri; (2) kecakapan membaca, menulis, dan menghitung; (3) kecakapan
berkomunikasi; (4) kecakapan berpikir ilmiah, kritis, nalar, rasional, lateral, sistem, kreatif,
eksploratif, reasoning, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah; (5) kecakapan
kalbu/personal; (6) kecakapan mengelola raga; (7) kecakapan merumuskan kepentingan dan
upaya-upaya untuk mencapainya; dan (8) kecakapan berkeluarga dan sosial. Kecakapan
instrumental meliputi: (l) kecakapan memanfaatkan teknologi; (2) kecakapan mengelola sumber
daya; (3) kecakapan bekerjasama dengan orang lain; (4) kecakapan memanfaatkan informasi;
(5) kecakapan menggunakan sistem; (6) kecakapan berwirausaha; (7) kecakapan kejuruan; (8)
kecakapan memilih, menyiapkan, dan mengembangkan karir; (9) kecakapan menjaga harmoni
dengan lingkungan: dan (10) kecakapan menyatukan bangsa.
Kata kunci: kecakapan hidup, kelangsungan hidup, kecakapan hidup dasar, kecakapan hidup
instrumental.
1. Pendahuluan
Tantangan pendidikan nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dari waktu kewaktu
meliputi empat hal, yaitu peningkatan: (1) pemerataan kesempatan, (2) kualitas, (3) efisiensi, dan
(4) relevansi. Pengenalan pendidikan kecakapan hidup (life skill education) pada semua jenis dan
jenjang pendidikan pada dasarnya didorong oleh anggapan bahwa relevansi antara pendidikan
dengan kehidupan nyata kurang erat.
Kesenjangan antara keduanya dianggap lebar, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Pendidikan
makin terisolasi dari kehidupan nyata sehinggu, tamatan pendidikan dari berbagai jenis dan
jenjang pendidikan dianggap kurang siap menghadapi kehidupan nyata. Suatu pendidikan
dikatakan relevan dengan kehidupan nyata jika pendidikan tersebut sesuai dengan kehidupan
nyata. Namun, pertanyaannya adalah kehidupan nyata yang mana? Sementara itu, kehidupan
nyata sangat luas dimensi dan ragamnya, misalnya ada kehidupan pribadi, kehidupan keluarga,
kehidupan masyarakat, dan kehidupan bangsa. Kalau mengacu pada Garis-garis Besar Haluan
Negara tahun 1998 dan Undang-Undang No.2, Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN), kehidupan nyata itu menyangkut kehidupan peserta didik, kehidupan keluarga, dan
kehidupan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan subsector (pertanian, industri, jasa,
dsb.).
Kehidupan-kehidupanin i (disebut juga kepentingan) tidak selamanya sejalan satu sama lain,
sehingga terjadi apa yang dikenal dengan perbedaan kepentingan antara berbagai kehidupan
nyata terhadap pendidikan. Idealnya, pendidikan harus relevan dengan berbagai kehidupan nyata
itu. Namun, pada akhirnya perlu diambil keputusan mengenai manakah diantara kehidupan yang
akan menjadi prioritas pada suatu kurun waktu tertentu. Dalam kerangka empat strategi dasar
kebijakan pendidikan, pendidikan kecakapan hidup menyangkut salah satu strategi, yaitu
meningkatkan relevansi pendidikan dengan kehidupan nyata.
Pendidikan sekolah (PS) dan pendidikan luar sekolah (PLS) diselenggarakan untuk
meningkatkan kualitas daya pikir, daya kalbu dan daya fisik peserta didik sehingga yang
bersangkutan memiliki lebih banyak pilihan dalam kehidupan, baik pilihan kesempatan untuk
melanjutkan pndidikan yang lebih tinggi, pilihan kesempatan untuk bekerja maupun pilihan
untuk mengembangkan dirinya. Untuk menecapai tujuan tersebut, PS dan PLS perlu memberikan
bekal dasar kemampuan kesanggupan dan ketrampilan kepada peserta didik agar mereka siap
menghadapi berbagai kehidupan nyata. Telah banyak upaya yang dilakukan dalam memberikan
bekal dasar kecakapan hidup, baik melalui pendidikan di keluarga, di sekolah, maupun di
masyarakat.
Upaya-upaya tersebut bukan tidak berhasil sama sekali dalam meningkatkan kemampuan,
kesanggupan dan keterampilan hidup tamatannya, akan tetapi kehidupan nyata yang memiliki
ciri “berubah” telah menuntut PS dan PLS untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian PS dan
PLS dituntut menghasilkan tamatanya yang mampu, sanggup, dan terampil untuk menghadapi
tantangan hidup yang sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus. Mampu dalam arti tamatan PS
dan PLS memiliki kualifikasi yang dibutuhkan bagi kehidupan masa depan. Sanggup dalam arti
tamatan PS dan PLS mau, komit, bertanggung jawab dan berdedikasi menjalankan
kehidupannya. Terampil dalam arti cepat, cekat, dan tepat dalam mencapai sasaran hidup yang
diinginkannya.
Mengingat peserta didik PS dan PLS berada dalam kehidupan nyata, maka salah satu upaya yang
perlu dilakukan adalah mendekatkan pendidikan (kegiatan belajar mengajar) dengan kehidupan
nyata yang memiliki nilai-nilai preservative dan progresif sekaligus melalui pengintensifan dan
pengefektifan pendidikan kecakapan hidup. Istilah pengintensifan dan pengefekktifan perlu
digaris bawahi agar tidak salah persepsi bahwa selama ini tidak diajarkan kecakapan hidup sama
sekali dan yang diajarkan adalah kecakapan untuk mati. Kecakapan hidup sudah diajarkan, akan
tetapi perlu peningkatan intensitas dan efektivitasnya, sehingga PS dan PLS dapat menghasilkan
tamatan yang mampu, sanggup, dan terampil terjun dalam kehidupan nyata nantinya. UUSPN
telah mengamantkan pendidikan kecakapan hidup, yang bunyinya: “Pendidikan Nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarkatan dan kebangsaan“. Jadi,
pendidikan kecakapan hidup bukanlah sesuatu yang baru dan karenanya juga bukan topik yang
orisinil. Yang benar-benar baru adalah bahwa kita mulai sadar dan berpikir bahwa relevansi
antara pendidikan dengan kehidupan nyata perlu ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya.
1. Kajian Teori
2. Pengertian
Meskipun kecakapan hidup telah didefinisikan berbeda-beda, namun esensi pengertiannya sama.
Brolin (l989) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan
yang diperlukan oleh seseorang untuk berfungsi secara independen dalam kehidupan. Pendapat
lain mengatakan bahwa kecakapan hidup adalah kecakapan sehari-hari yang diperlukan oleh
seseorang agar sukses dalam menjalankan kehidupan (http://www.lifeskills-stl.org/page2.html)
Malik Fajar (2002) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai kecakapan untuk bekerja selain
kecakapan untuk berorientasi ke jalur akademik. Sementara itu Tim Broad-Based Education
(2002) menafsirkan kecakapan hidup sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan
berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu
mengatasinya.
Meskipun terdapat perbedaan dalam pengertian kecakapan hidup, namun esensinya sama yaitu
bahwa kecakapan hidup adalah kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang diperlukan
oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia. Oleh karena itu,
pendidikan kecakapan hidup adalah, pendidikan yang member bekal dasar dan latihan yang
dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agar yang
bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjalankan kehidupannya, yaitu dapat menjaga
kelangsungan hidup dan perkembangannya. Dengan definisi tersebut, maka pendidikan
kecakapan hidup harus merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata sehari-hari, baik yang bersifat
preservative maupun progresif. Pendidikan perlu diupayakan relevansinya dengan nilai-nilai
kehidupan nyata sehari-hari. Dengan cara ini, pendidikan akan lebih realistis, lebih kontekstual.
Tidak akan mencabut peserta didik dari akarnya, sehingga pendidikan akan lebih bermakna bagi
peserta didik dan akan tumbuh subur. Seseorang dikatakan memiliki kecakapan hidup apabila
yang bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjalankan kehidupan dengan nikmat dan
bahagia. Kehidupan yang dimaksud meliputi kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan
tetangga, kehidupan perusahaan, kehidupan masyarakat, kehidupan bangsa, dan kehidupan-
kehidupan lainnya. Ciri kehidupan adalah perubahan dan perubahan selalu menuntut kecakapan-
kecakapan untuk menghadapinya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jikpa PS dan PLS
mengajarkan kecakapan hidup.
1. Tujuan
Seperti jugpa ada pengertian kecakapan hidup, tujuan pendidikan kecakapan hidup juga
bervariasi sesuai kepentingan yang akan dipenuhi. Naval Air Station Antlanta (2002) menuliskan
bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah: to promote family strength and growth
through education; to teach concepts and principles relevant to family living, to explore personal.
attitudes and values, and help members understand and accept the attitudes and values of others;
to develop interpersonal skills which contribute to family well-being; to reduce mariage and
family conflict and theeby enhance service member productivity; and to encourage on-base
delivery of family education program and referral as appropriate to community programs.”i
appropriate to community programs. Sementara itu, Tim Broad-Based Education Depdiknas
(2002) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah untuk: (1)
mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan
problema yang dihadapi, (2) memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan (3)
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah, dengan member peluang
pemanfaatan sumber daya yang ada di masyaakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis
sekolah.
Meskipun bervariasi dalam menyatakan tujuan pendidikan kecakapan hidup, namun
konvergensinya cukup jelas yaitu bahwa tujuan utama pendidikan kecakapan hidup adalah
menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjaga
kelangsungan hidup dan perkembangannya di masa datang. Esensi dari pendidikan kecakapan
hidup adalah untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata, baik
preservatif maupun progresif. Lebih spesifiknya, tujuan pendidikan kecakapan hidup dapat
dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, memberdayakan aset kualitas batiniyah, sikap, dan perbuatan lahiriyah peserta didik
melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos), dan pengamalan (patos) nilai-nilai kehidupan
sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Kedua, memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir, yang dimulai dari
pengenalan diri, eksplorasi karir; orientasi karir, dan penyiapan karir. Ketiga, memberikan bekal
dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari
yang dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang
sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus. Keempat, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
sekolah melalui pendekatan manajemen berbasis sekolah dengan mendorong peningkatan
kemandirian sekolah, partisipasi stakeholders, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah.
Kelima, memfasilitasi peserta didik dalam memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapi
sehari-hari, misalnya kesehatan mental dan pisik, kemiskinan, kriminal, pengangguran,
lingkungan sosial dan pisik, narkoba, kekerasan, dan kemajuan iptek.
1. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pendidikan kecakapan hidup pada PS dan PLS adalah sebagai
berikut. Pertama, peserta didik memiliki asset kualitas batiniyah, sikap,dan perbuatan lahiriyah
yang siap untuk menghadapi kehidupan masa depan sehingga yang bersangkutan mampu dan
sanggup menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Kedua, peserta didik memiliki
wawasan luas tentang pengembangan. Karir dalam dunia kerja yang sarat perubahan yaitu yang
mampu memilih, memasuki, bersaing, dan maju dalam karir. Ketiga, peserta didik memiliki
kemampuan berlatih untuk hidup dengan cara yang benar, yang memungkinan peserta didik
berlatih tanpa bimbingan lagi. Keempat, peserta didik memiliki tingkat kemandirian,
keterbukaan, kerjasama, dan akuntabilitas yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup
dan perkembangannya. Kelima, peserta didik memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk
mengatasi berbagai permasalahan hidup yang dihadapi.
1. Manfaat
Pendidikan kecakapan hidup memberikan manfaat pribadi peserta didik dan manfaat sosial bagi
masyarakat. Bagi peserta didik, pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kualitas
berpikir, k ualitas kalbu, dan kualitas fisik. Peningkatan kualitas tersebut pada gilirannya akan
dapat meningkatkan pilihan-pilihan dalam kehidupan individu, misalnya karir, penghasilan,
pengaruh, prestise, kesehatan jasmani dan rohani, peluang, pengembangan diri, kemampuan
kompetitif, dan kesejahteraan pribadi. Bagi masyarakat, pendidikan kecakapan hidup dapat
meningkatkan kehidupan yang maju dan madani dengan indikator-indikator adanya: peningkatan
kesejahteraan sosial, pengurangan perilaku destruksif sehingga dapat mereduksi masalah-
masalah sosial, dan pengembangan masyarakat yang secara harmonis mampun memadukan
nilai-nilai religi, teori, solidaritas, ekonomi, kuasa dan seni (cita rasa).
1. Konsep Dasar
2. Tujuan Pendidikan Nasional
Secara normatif, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-Undang Republik Indonesia No.2, Tahun 1989
tentang sistem Pendidikan Nasional). Berdasarkan tujuan tersebut, maka PS dan PLS bertugas
dan berfungsi mempersiapkan peserta didik agar mampu: (1) mengembangkan kehidupan
sebagai pribadi, (2) mengembangkan kehidupan untuk bermasyarakat, (3) mengembangkan
kehidupan untuk berbangsa, dan (4) mempesiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
yang lebih tinggi. Konsekuensinya apa yang diajarkan harus menampilkan sosok utuh keempat
kemampuan tersebut.
1. Pendidikan Kecakapan Hidup sebagai Upaya untuk Mencapai Tujuan
Pendidikan Nasional
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana ditulis pada butir 2.5.1. diperlukan
upaya-upaya yang dapat menjembatani antara siswa dengan kehidupan nyata. Kurikulum yang
ada saat ini memang merupakan salah satu upaya untuk menjembataninya, namun perlu
ditingkatkan kedekatannya dengan nilai-nilai kehidupan nyata. Bila demikian, pertanyaannya
adalah: “Apakah kurikulum yang ada sekarang sudah merefleksikan kehidupan nyata saat ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan kajian yang mendalam terhadap kurikulum yang ada
dan terhadap nilai-nilai kehidupan saat ini. Kesenjangan antara keduanya (kurikulum dan
kehidupan nyata) merupakan tambahan pengayaan yang perlu diintegrasikan terhadap kurikulum
yang ada sehingga kurikulum yang ada saat ini benar-benar merefleksikan nilai-nilai kehidupan
nyata.
Pengenalan kecakapan hidup terhadap peserta didik bukanlah untuk mengganti kurikulum yang
ada, akan tetapi untuk melakukan reorientasi terhadap kurikulum yang ada sekarang agar benar-
benar merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata. Jadi, pendidikan kecakapan hidup merupakan
upaya untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum yang ada dengan tuntutan kehidupan
nyata yang ada saat ini, bukan untuk merombaknya. Penyesuaian-penyesuaian kurikulum
terhadap tuntutan kehidupan perlu dilakukan mengingat kurikulum yang ada memang dirancang
per mata pelajaran yang belum tentu sesuai dengan kehidupan nyata yang umumnya bersifat utuh
(Tim Broad Based Education Depdiknas, 2002). Selain itu, kehidupan memiliki karakteristik
untuk berubah, sehingga sudah sewajarnya jika kurikulum yang ada perlu didekatkan dengan
kehidupan nyata. Dalam pandangan ini, maka kurikulum merupakan sasaran yang bergerak dan
bukan sasaran yang diam.
Dalam arti yang sesungguhnya, pendidikan kecakapan hidup memerlukan penyesuaian-
penyesuaian dari pendekatan supply-driven menuju ke demand-driven. Pada pendekatan supply-
driven, apa yang diajarkan cenderung menekankan pada school-based learning yang belum tentu
sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai kehidupan nyata yang dihadapi oleh peserla didik. Pada
pendekatan demand-driven, apa yang diajarkan kepada peserta didik merupakan refleksi nilai-
nilai kehidupan nyata yang dihadapinya sehingga lebih berorientasi kepada life skill-based
learning.
Dengan demikian, kerangka pengembagan pendidikan berbasis kecakapan hidup idealnya
ditempuh secara berurutan sebagai berikut (Slamet PH, 2002). Pertama, diidentifikasi masukan
dari hasil penelitian, pilihan-pilihan nilai, dan dugaan para ahli tentang nilai-nilai kehidupan
nyata yang berlaku. Kedua, masukan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan, untuk
mengembangkan kompetensi kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup yang dimaksud
harus menunjukkan kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan untuk menjaga kelangsungan
hidup dan perkembangannya dalam dunia yang sarat perubahan. Ketiga, kurikulum
dikembangkan berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan. Artinya, apa
yang harus, seharusnya, dan yang mungkin diajarkan pada peserta didik disusun berdasarkan
kompetensi yang telah dikembangkan. Keempat, penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup
perlu dilaksanakan dengan jitu agar kurikulum berbasis kecakapan hidup dapat dilaksanakan
secara cermat. Hal-hal yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup
seperti misalnya tenaga kependidikan (guru), pendekatan-strategi-metode pembelajaran, media
pendidikan, fasilitas, tempat belajar dan durasi belajar, harus siap. Kelima, evaluasi pendidikan
kecakapan hidup perlu dibuat berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan
pada langkah kedua. Karena evaluasi belajar disusun berdasarkan kompetensi, maka penilaian
terhadap prestasi belajar peserta didik tidak hanya dengan pencil and paper test, melainkan juga
dengan performance test dan bahkan dengan evaluasi otentik.
Pendidikan PS dan PLS di masa depan akan menekankan pada kecakapan hidup. Diharapkan,
tujuan pendidikan nasional lebih menekankan pada penguasaan kehidupan, kurikulum lebih
merefleksikan kehidupan nyata, penyelenggaraannya benar-benar jitu dalam merealisasikan
kurikulum berbasis kecakapan hidup yang ditunjukkan oleh guru memiliki penguasaan
kehidupan yang kuat, siswa mempelajari kenyataan dan aktif, metode pembelajaran lebih
konkrit, kerja tim kuat, media pendidikan menggunakan kenyataan, tempat belajar tidak harus
selalu dikelas tetapi juga di kancah/kehidupan, durasi pembelajaran tergantung kompetensi yang
ingin dikuasai, referensi tidak selalu berupa buku tetapi juga kehidupan nyata/konteks,
pengalaman hidup akan lebih kaya, dan evaluasi belajar lebih menekankan pada autentik.
1. Jenis Kecakapan Hidup
Kehidupan adalah perubahan. Tamatan PS dan PLS akan menjalani kehidupan, yang berarti
mereka harus mampu dan sanggup menghadapi , perubahan dan bahkan mampu dan sanggup
menjadi agent of change. Perubahan ada yang tidak diinginkan dan ada yang diinginkan.
Perubahan, yang tidak diinginkan akan mengusik kelangsungan hidup manusia, dan perubahan
yang diinginkan akan mendukung perkembangan manusia. Agar tamatan PS dan PLS mampu,
sanggup, dan terampil menjalan kehidupan, mereka harus diberi bekal kecakapan hidup. Menurut
Slamet PH (1997), kecakapan hidup dapat dikategorikan menurut kualitas fisik, akal, kalbu, dan
spiritual: (1) kecakapan fisik dapat diukur dari derajad keterampilan, (2) kecakapan akal dapat
diukur dari kecerdasan dan variasi daya fikirnya (deduktif, induktif, ilmiah, nalar, rasional, kritis,
kreatif, lateral, discovery, exploratory, dan sistem), (3) kecakapan kalbu dapat diukur dari daya
rasanya dan daya emosinya (rasa kasih saying, kesopanan, toleransi, kejujuran, disiplin diri,
komitmen, dan integritas, dan (4) kecakapan spiritual ditunjukkan oleh derajad keimanan dan
ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa. Menurut US Department of Labor (1992), peserta
didik harus diberi bekal kecakapan hidup yang terdiri dari lima kompetensi (kemampuan
mengelola sumber daya, kemampuan inter personal, kemampuan mencari dan menggunakan
informasi, kemampuan menggunakan sistem, dan kemampuan rnenggunakan teknologi dalam
kehidupan) dan tiga bagian kemampuan elementer (kecakapan elementer dalam baca, tulis,
hitung, bicara, mendengar; kecakapan berfikir; dan kualitas personal). Kemudian, the National
Training Board (1992) dari Australia mengharuskan agar setiap generasi mudanya memiliki
tujuh kompetensi kunci sebagai berikut: collecting, analysing and organising information;
communicating ideas and information; planning and organising activities, working with others
and in team; using mathematical ideas and techniques; solving problems; and using technology.
Sementara itu, United Kingdom melalui General National Vocational Qualification (1993)
mengharuskan bahwa setiap penduduknya harus memiliki core skills sebagai berikut:
communication, personal skills, problem solving, information technology, and modern language.
New Zealand (l994) juga menghendaki semua generasi muda memiliki essential skills sebagai
berikut: information skills, communication skills, self-management skills, work and study skills,
numeracy skills, problem solving and decision-making skills. Tim Broad-Based Education
Depdiknas (2002) memilah kecakapan hidup menjadi lima, yaitu kecakapan personal, kecakapan
berfikir rasional, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan kejuruan. Kecakapan
personal terlalu sempit definisinya karena hanya difokuskan pada pengenalan diri (self
awareness). Padahal kecakapan personal sangat luas dimensinya. Demikian juga, kecakapan
berpikir juga hanya disempitkan pada berpikir rasional, padahal kecakapan berpikir juga sangat
luas dimensinya, misalnya kecakapan berpikir deduktif induktif, ilmiah, kritis, kreatif,
nalar/logik, lateral, discovery, exploratory, dan sistem. Kemudian makna kecakapan akademik
juga rancu karena yang dimaksud kecakapan akademik (oleh Tim Broad-Based Education)
adalah kecakapan berpikir ilmiah. Tidak jelas perbedaan antara kecakapan berpikir rasional
(thinking skill) dan kecakapan berpikir akademik.
Wacana-wacana tersebut di atas mendorong penulis untuk merumuskan kecakapan hidup
menjadi dua kategori, yaitu kecakapan hidup yang bersifat dasar dan instrumental. Kecakapan
hidup yang bersifat dasar adalah kecakapan yang bersifat universal dan berlaku sepanjang
zaman, tidak tergantung pada perubahan waktu dan ruang, dan merupakan fondasi dan
sokoguru bagi tamatan PS dan PLS agar bisa mengembangkan kecakapan hidup yang bersifat
instrumental. Kecakapan hidup yang bersifat instrumental adalah kecakapan yang bersifat
relatif kondisional, dan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan ruang, waktu, situasi,
dan harus diperbaharuhi secara terus menerus sesuai dengan derap perubahan. Mengingat
perubahan kehidupan berlangsung secara terus menerus, maka diperlukan kecakapan-kecakapan
yang mutakhir, adaptif dan antisipatif. Oleh karena itu, prinsip belajar sekali selesai dan tidak
perlu beiajar lagi. tidak relevan lagi. Tamatan PS dan PLS, selain harus belajar sesuatu yang baru
(learning), harus juga mampu melupakan pengalaman belajar yang lalu yang tidak lagi relevan
lagi dengan kehidupan saat ini (unlearning) dan selalu belajar kembali (relearning). Adapun
kategori dimensi kecakapan hidup yang bersifat dasar dan instrumental yang dimaksud dapat
dirinci sebagai berikut.
1. Kecakapan Dasar
Kecakapan dasar meliputi:
(l) Kecakapan belajar terus-menerus
Kecakapan belajar terus menerus (sepanjang hayat) adalah kecakapan yang paling penting
dibandingkan dengan semua kecakapan hidup lainnya. Pengetahuan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan kehidupan berubah makin cepat sehingga menuntut tamatan PS dan PLS memiliki
kemampuan untuk belajar terus-menerus. Kecakapan ini merupakan kunci yang dapat membuka
kesuksesan masa depan. Dengan kecakapan ini, tamatan PS dan PLS mudah menguasai
kecakapan-kecakapan lainnya. Karena itu, tamatan PS dan PLS perlu diberi bekal dasar tentang
strategi, metode, dan teknik belajar untuk memperoleh dan menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi baru dalam kehidupannya.
(2) Kecakapan membaca, menulis, menghitung
Tamatan PS dan PLS diharapkan memiliki kecakapan membaca dan menulis secara fungsional,
baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, Jerman,
Perancis, Arab, Jepang, Mandarin, atau yang lain. Kecakapan membaca- memahami dan
menafsirkan informasi tertulis dalam surat kabar, majalah, jurnal, dan dokumen. Menulis –
mengkomunikasikan pikiran, ide-ide, informasi dan pesan-pesan tertulis dan membuat dokumen-
dokumen seperti surat, arahan, bimbingan, pedoman kerja, manual, laporan, grafik, dan diagram
alir. Kecakapan menghitung – kemampuan dasar menghitung dan memecahkan masalah-masalah
praktis, dengan memilih secara tepat dari teknik-teknik matematika yang ada, dengan atau tanpa
bantuan teknologi.
(3) Kecakapanb erkomunikasil:i san,t ertulis,t ergambar,m endengar
Manusia berinteraksi dengan manusia lain melalui komunikasi langsung, baik secara lisan,
tertulis, tergambar, dan bahkan melalui kesan pun bisa. Mengingat manusia menggunakan
sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi dengan orang lain, maka kecakapan
berkomunikasi termasuk kecakapan mendengar harus dimiliki oleh tamatan PS dan P LS.
Suatu studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi akan menghambat pengembangan
personal dan professional seseorang. Bahkan para pebisnis memperkirakan bahwa kelemahan
berkomunikasi akan menambah pembiayaan usahanya akibat kesalahan yang dibuat. Mengingat
era globalisasi telah bergulir, maka penguasaan salah satu bahasa asing (Inggris, Perancis, Arab,
Jepang, J erman, Mandarin, dsb) oleh peserta didik merupakan keniscayaan.
(4) Kecakapan berpikir
Tingkat kecakapan berpikir seseorang akan berpengaruh terhadap kesuksesan hidupnya.
Mengingat kehidupan manusia sebagian besar dipengaruhi oleh cara berpikir, maka peserta didik
perlu diberi bekal dasar dan latihan-latihan dengan cara yang benar tentang kecakapan berpikir
deduktif induktil ilmiah, kritis, nalar, rasional, lateral, sistem, kreatif, eksploratif, discovery,
inventory, reasoning, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Selain itu, peserta didik
harus diberi bekal dasar tentang kecintaan terhadap kebenaran, keterbukaan terhadap kritik dan
saran, dan berorientasi kedepan.
(5) Kecakapan kalbu: iman (spiritual), rasa dan emosi
Memiliki bangsa kecakapan kalbu yang baik merupakan asset kualitas batiniyah yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan bangsa. Kecakapan kalbu yang terdiri dari iman (spiritual), rasa, dan
emosi merupakan unsur-unsur pembetuk jiwa selain akal. Pada dasarnya jiwa merupakan
peleburan iman, rasa, emosi, dan akal. Jiwa merupakan sumber kekuatan dan kendali bagi setiap
manusia dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Bahkan, baik buruknya suatu
bangsa sangat dipengaruhi oleh baik buruknya kalbu bangsa yang bersangkutan. Erosi kalbu
akan berpengaruh sangat dahsyat karena apapun tingginya derajad berpikir seseorang, tetapi jika
tidak dilandasi oleh moral, spiritual dan emosional yang baik, hanya kehancuran yang terjadi.
Untuk itu peserta didik perlu diberi bekal dasar dan latihan-latihan dengan eara yang benar
tentang kecakapan moral, emosional dan spiritual. Integritas, kejujuran, solidaritas, kasih sayang
pada orang lain, kesopanan, disiplin diri, menghargai orang lain, hak asasi, kepedulian, toleransi,
dan tanggung jawab adalah contoh-contoh kecakapan moral yang perlu diajarkan kepada peserta
didik. Iman dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kedamaian antar umat beragama, dan
toleransi religius, adalah contoh-contoh pendidikan kecakapan iman/spiritual yang merupakan
payung bagi pendidikan kecakapan hidup lainnya. Bekerja keras, semangat yang membaja, pintar
bergaul, rajin, memiliki keinginan untuk maju, dan upaya-upaya secara konsisten untuk
mencapai keinginan untuk maju, adalah contoh-contoh kecakapan emosional yang sangat
signifikan kontribusinya terhadap kesuksesan hidup seseorang.
(6) Kecakapan mengelola kesehatan badan
Di mana terdapat kesehatan badan, disitulah terdapat kesehatan jiwa. Manusia diciptakan oleh-
Nya dengan martabat tertinggi sehingga yang bersangkutan harus memelihara kesehatan dirinya
lebih baik dari pada memelihara barang-barangnya. Oleh karena itu, peserta didik sudah
selayaknya diberi bekal dasar tentang pengelolaan kesehatan badan agar yang bersangkutan
memiliki kesehatan badan yang prima, bebas penyakit, dan memiliki ketahanan badan yang kuat.
Berolahraga secara teratur, makan yang bergizi dan bervitamin, menjaga kebersihan, dan
beristirahat cukup merupakan pendidikan kecakapan mengelola kesehatan badan yang harus
diterapkan dalam kehidupan peserta didik.
(7) Kecakapan merumuskan keinginan dan upaya-upaya untuk mencapainya
Dua hal yang karakteristik sifatnya dalam kehidupan adalah: (l) adanya keinginan baru, dan (2)
upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai keinginan baru tersebut. Kecakapan merumuskan
dua hal yang karakteristik ini merupakan bagian penting bagi kehidupan seseorang. Dalam
kehidupan banyak dijumpai orang-orang yang kurang mampu merumuskan tujuan hidup yang
realistik, dan kalaupun tujuan yang dirumuskan cukup realistic, tidak jarang pula upaya-upaya
yang ditempuh kurangs esuai. Kecakapan semacam ini perlu diajarkan kepada peserta didik agar
yang bersangkutan mampu menjalani kehidupan secara realistis. Perumusan tujuan study tour
dan upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan study tour adalah contoh pendidikan
kecakapan merumuskan keinginan dan upaya-upaya untuk mencapainya.
(8) Kecakapan berkeluarga dan sosial
Peserta didik hidup dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam keluarga, siswa
tersebut berinteraksi dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Peserta didik harus memahami,
menghayati, dan menerapkan nilai-nilai kasih sayang, kesopanan, toleransi, kedamaian, keadilan,
respek, kecintaan, solidaritas, dan tatakrama sebagai anak terhadap kedua orang tuanya maupun
sebagai saudara terhadap saudara-saudaranya. Dalam sekolah, peserta didik harus memahami,
menghayati; dan menerapkan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah. Dalam masyarakat,
peserta didik harus memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai sosial sebagai berikut:
menjunjung tinggi hak asasi manusia, peduli terhadap barang-barang milik publik, kerjasama,
tanggung jawab dan akuntabilitas sosial, keterbukaan dan apresiasi terhadap keanekaragaman.
Peserta didik harus mampu berkomunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal. Kelancaran
berkomunikasi, selain memperbanyak kawan, juga untuk memupuk kesehatan mental. Karena
peserta didik hidup dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, maka dia
harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
2.5.3.2 Kecakapan Instrumental
Kecakapan instrumental meliputi:
1. Kecakapan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan
Teknologi telah merambah ke segala kehidupan dan merupakan alat penggerak utama kehidupan.
Bahkan keunggulan teknologi merupakan salah satu faktor daya saing yang ampuh. Salah satu
faktor yang membuat negara berkembang tertinggal dengan negara maju adalah ketertinggalan
teknologi. Generasi muda harus diberi bekal agar mengapresiasi pentingnya teknologi bagi
kehidupan dan mempersiapkannya untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi yang ada.
Mereka harus dididik bagaimana bekerja dengan jenis-jenis teknologi dan disiapkan agar mereka
memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi dalam berbagai kehidupan (pertanian, perikanan,
peternakan, kerajinan, kerumahtanggan, kesehatan, komunikasii, industry manufaktur,
perdagangan, kesenian, pertunujukan, olah raga, konstruksi, transportasi, dan perbankan). Peserta
didik perlu dibekali cara-cara memilih teknologi, menggunakannya untuk tugas-tugas tertentu
dan cara-cara memeliharanya.
1. Kecakapan mengelola sumber daya
Peserta didik perlu diberi bekal tentang arti, tujuan dan cara-cara mengidentifikasi,
mengorganisasi, merencanakan, dan mengalokasikan sumber daya. Lebih spesifiknya, siswa
perlu dilatih: (1) mengelola sumber daya alam; (2) mengelola waktu; (3) mengelola uang, dengan
melatih mereka membuat rencana teknis dan anggaran, penggunaannya, dan membuat
penyesuaian-penyasuaian untuk mencapai tujuan; (4) mengelola sumber daya ruang, (5)
mengelola sumber daya sosial budaya, (6) mengelola peralatan dan perlengkapan, dan (7)
mengelola lingkungan.
1. Kecakapan bekerjasama dengan orang lain
Kehidupan, baik perusahaan, bank, pendidikan, maupun yang lain, yang akan dimasuki oleh
tamatan PS dan PLS kelak pada umumnya bersifat kolektif. Tamatan PS dan PLS hanyalah
merupakan bagian dari kehidupan tersebut. Mereka nantinya harus bisa bekerjasama secara
harmonis dengan orang lain. Karena itu, sejak dini mereka perlu diberi bekal dan latihan: latihan
yang dilakukan secara benar tentang cara-cara bekerja sama, menghargai hak asasi orang lain,
pentingnya kebersamaan, tanggung jawab dan akuntabilitas perbuatan, keterbukaan, apresiasi
keanekaragaman, kemauan baik yang kreatif, kepemimpinan, manajemen negosiasi, dan masih
banyak hal-hal lain yang perlu diajarkan.
1. Kecakapan memanfaatkan informasi
Saat ini dan lebih-lebih di masa mendatang, informasi akan mengalir secara cepat dan deras
dalam berbagai kehidupan. Siapa yang tertinggal inforrnasi akan tertinggal pula dalam
kehidupannya. Jadi, informasi sudah merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada
kehidupan seseorang. Untuk itu, peserta didik perlu dibekali cara-cara mendapatkan dan
memanfaatkan aneka ragam informasi yang ada. Mereka harus dididik cara-cara mendapatkan
dan mengevaluasi inforrnasi, mengorganisasi dan memelihara informasi, menafsirkan dan
mengkomunikasikan informasi, dan menggunakan computer untuk mengolah data agar menjadi
informasi.
1. Kecakapan menggunakan system dalam kehidupan
Kehidupan diciptakan oleh-Nya dalam serba sistem. Oleh karenanya, jika ingin mengenali
hakikat (kebenaran seutuhnya) segala yang ada dalam kehidupan, harus mengenali sampai pada
sistemnya. Mengenali sampai pada sistemnya ditempuh melalui perbuatan berpikir sistem.
Berpikir system adalah berpikir membangun keberadaan hal menurut kriteria sistem. Sistem
adalah kumpulan proses berstruktur hirarkis yang terikat pada tujuan. Peserta didik perlu
memahami, menghayati, dan menerapkan system dalam kehidupannya. Mereka perlu diberi
bekal dasar tentang cara berpikir, cara mengelola, dan cara menganalisis kehidupan sebagai
sistem. Mereka harus memahami cara kerja system-sistem kehidupan seperti misalnya bank,
perusahaan, sekolah, pertanian, peternakan, dan keluarga. Bahkan dirinya sebagai system harus
dikenalinya secara baik.
1. Kecakapan berwirausaha
Kecakapan berwirausaha adalah kecakapan memobilisasi sumber daya yang ada di sekitarnya
untuk mencapai tujuan organisasinya atau untuk keuntungan ekonomi. Seringkali istilah
kewirausahaan dikaitkan dengan income generating activities (IGA). Memang kewirausahaan
terkait dengan IGA, tetapi kewirausahaan tidak sama dengan IGA. Jika IGA memiliki ciri untuk
mencari keuntungan ekonomi, kewirausahaan tidak selalu. Kewirausahaan memiliki ciri-ciri: (1)
bersikap dan berpikiran mandiri, (2) memiliki sikap berani menanggung resiko, (3) tidak suka
mencari kambing hitam, (4) selalu berusaha menciptakan dan meningkatkan nilai sumber daya,
(5) terbuka terhadap umpan balik, (6) selalu ingin perubahan yang lebih baik, (7) tidak pernah
merasa puas, terus menerus melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya, dan
(8) memiliki tanggung jawab moral yang baik.
1. Kecakapan kejuruan, termasuk olah raga dan seni (cita rasa)
Tidak semua peserta didik menyukai keterampilan berpikir, sebagian dari mereka menyukai
keterampilan-keterampilan kejuruan seperti misalnya pertanian, peternakan, kerajinan, bisnis,
boga, busana, industry, olah raga, dan kesenian (seni kriya, seni music, seni tari, seni lukis, seni
suara, dan seni pertunjukan dsb.). Juga tidak semua peserta didik melanjutkan kependidikan yang
lebih tinggi dan karenanya perlu diberi bekal keterampilan kejuruan agar mereka memiliki
kemampuan untuk mencari nafkah. Lebih-lebih bagi peserta didik yang berasal dari kalangan
marginal secara ekonomi-sosial maka dapat dipastikan bahwa mereka tidak akan melanjutkan
kependidikan yang lebih tinggi dan mereka akan terjun dalam kehidupan. Untuk itu, mereka jelas
membutuhkan keterampilan kejuruan yang secara praktis dapat digunakan untuk mencari nafkah.
1. Kecakapan memilih, menyiapkan dan mengembangkan karir
Setiap tamatan PS dan PLS kelak berharap memiliki karir yang sesuai dengan potensi diirinya
dan sesuai dengan peluang yang ada. Selain itu, karir yang dimiliki diharapkan dapat
memberikan penghargaan yang layak. Untuk sampai pada harapan tersebut, peserta didik perlu
dikenalkan tentang potensi diirinya, jenis-jenis karir yang ada dalam kehidupan, persyaratan
untuk memasuki jenis karir tertentu dan disiapkan agar kelak setelah lulus PS dan PLS mampu
memilih, menyiapkan, dan mengembangkan karir yang sesuai dengan potensi dirinya. Jangan
sampai tamatan PS dan PLS tidak mengenal potensi dirinya sendiri dan jenis-jenis karir yang
ada. Karena itu tahap-tahap pendidikan karir yang dimulai dari career awareness, career planning
, sampai pada career development perlu dikenalkan kepada semua peserta didik.
1. Kecakapan menjaga harmoni dengan lingkungan
Peserta didik hidup dalam lingkungan nyata dan lingkungan maya sekaligus. Lingkungan nyata
berupa fisik yang dapat dirasakan oleh panca indera seperti tanah, air dan udara. Terhadap
lingkungan fisik, peserta didik harus mampu menjaga kesehatan dirinya (kebersihan, ketegaran
badan) dan keharmonisan dengan alam sekitarnya (memelihara lingkungan). Lingkungan maya
yang juga disebut nirpisik adalah suasana sosial yang dapat ditangkap oleh otak dan dirasakan
oleh hati. Terhadap lingkungan maya (nirpisik), peserta didik harus mampu menjaga
keharmonisan dengan masyarakat disekitarnya.
1. Kecakapan menyatukan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila
Negara Kesatuan Repuplik Indonesia terdiri dari keanekaragaman kebhinekaan dalam suku,
agama, ras, dan asal-usul, tetapi harus tetap menjadi satu (bhineka tunggal ika). Untuk mencapai
bhineka tunggal ika diperlukan upaya-upaya nyata, baik melalui PS maupun PLS. Peserta didik
perlu diberi bekal kemampuan mengintegrasikan kebhinekaan bangsa berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menjaga
kesatuan bangsa, demokrasi, keadilan sosial, kecintaan terhadap negaranya, kepahlawanan dan
apresiasi terhadap para pahlawan, apresiasi terhadap peninggalan budaya, kebebasan dan
tanggung jawab, kesadaran sebagai warganegara, adalah contoh-contoh kecakapan hidup untuk
menyatukan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
1. Simpulan dan Saran
2. a. Simpulan
Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan
yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia. Pada
dasamya, pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan yang memberi bekal dasar dan latihan
yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agar
yang bersangkutan mampu, sanggup dan terampil menjalankan kehidupannya yaitu dapat
menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi
dua kategori, yaitu kecakalpan hidup yang bersifat dasar dan instrumental. Kecakapan dasar
bersifat universal dan berlaku sepanjang zaman, dan kecakapan instrumental bersifat relative,
kondisional, dan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan ruang, waktu, dan situasi.
1. b. Saran
Pendidikan kecakapan hidup memang bukan sesuatu yang baru. Yang benar-benar baru adalah
bahwa kita mulai sadar dan berfikir bahwa relevansi antara pendidikan dengan nilai-nilai
kehidupan nyata perlu ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya. Karena itu, yang diperlukan
adalah membawa sekolah sebagai bagian dari masyarakat dan bukannya menempatkan sekolah
sebagai sesuatu yang berada dimasyarakat. Pendidikan harus merefleksikan nilai-nilai kehidupan
sehari-hari, baik yang bersifat preservative dan progresif. Sekolah harus menyatu dengan nilai-
nilai kehidupan nyata yang ada di lingkungannya dan mendidik peserta didik sesuai dengan
tuntutan nilai-nilai kehidupan yang sedang berlaku. Ini menuntut proses belajar mengajar dan
masukan instrumental sekolah seperti misalnya kurikulum, guru. Metodologi pembelajaran, alat
bantu pendidikan, dan evaluasi pembelajaran benar-benar realistik, kontekstual, dan bukannya
artifisial.
Pustaka
Brolin, D.E. 1989. Life Centered Career Education: A Competency Based Approach. Reston,
VA: The Council for Exceptional Children.
Depdiknas. 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan
Broad-Besed Education (Draft). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 1989. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kantor Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia.
GNVQ. 1993. Core Skills. London: The Office of General National Vocational Qualification.
Malik Fadjar. 2001. Laporan Menteri Pendidikan Nasional pada Rapat Koordinasi Bidang
Kesra Tingkat Menteri. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Malik Fadjar. 2002. Paparan Seputar Langkah-langkah Menuju Tercapainya Sasaran
Pembangunan Pendidikon (Disampaikan dalam Sidang Kabinet). Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
MPR. 1998. Garis-garis Besar Haluan Negara. Jakarta: Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia.
Naval Air Station Atlanta. 2002. Life Skills Education and Support. http//www.nasatlanta.navy.
Mil/life.html.
Slamet PH. 1997. Perlunya Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Utuh (Jurnal Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan). Jogjakarta: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Slamet PH. 2002. Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama: Konsep
dan Pelaksanaan. Jakarta. Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
The National Training Board. 1992. National Competency Standard: Policy and Guidelines.
Canberra: The Office of NTB.
US Department of Labor. 1992. Learning a Living: A Blueprint for High Performance.
Washington DC.: US Department of Labor.
________.2002. The Life Skills Education Proiect. http://www. whomas.org.it/text2/life
skills.html
________.2002. Life Skills Foundation. http://www.lifeskills-stl.org/page2.html
________.2002. Life Skills for Vocational Success. http://www. workshopsinc.com/manual/
Wirausaha Sosial
Posted by: admin, in Wir_Sos
WIRAUSAHAWAN SOSIAL YANG SUKSES
Oleh : Nandang Mulyana
Berbicara wirausaha maka yang terpikir adalah usaha apa, bagaimana mencari modal dan
bagaimana prospeknya. Pikiran tersebut tidak salah sepenuhnya karena semua pertanyaan
tersebut akan menghampiri. Akan tetapi dalam wirausaha khususnya wirausaha sosial yang
paling utama adalah membangun terlebih dahulu mental atau jiwa wirausaha itu sendiri. Jika
mental tersebut telah terbangun jawaban akan pertanyaan diatas tidak akan sulit untuk dijawab.
Apa itu wirausaha sosial
Menjawab pertanyaan diatas seringkali terjebak bahwa wirausaha adalah kajian bidang ekonomi,
lebih khusus lagi berdagang. Pemaknaan wirausaha demikian tidak sepenuhnya salah, karena
memang pada awalnya witausaha lebih berkaitan dengan ekonomi. Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya wirausaha tidaklah menjadi monopoli bidang ekonomi saja. Setiap
orang dapat menjadi wirausahawan, lebih khusus lagi wirausahawan sosial, karena mental atau
jiwa wirausaha ini dapat ditularkandari satu orang ke orang lain. Kewirausahaan dapat dimiliki
lewat pembelajaran dini.
Jadi sebenarnya apa definisi wirausaha itu ? Paulus Wirotomo memberikan definisi yang
membedakan antara wirausaha dengan wirausaha sosial. Wirausaha oleh Paulus Wirotomo
didefinisikan sebagai innovator berjiwa bisnis yang akan mematenkan hasil penemuan mereka
untuk kepentingan mereka sendiri. Definisi ini memperlihatkan bahwa kepentingan bisnis yang
memfokuskan pada pencarian keuntungan sangat menonjol. Kesejahteraan atau kegunaan bagi
masyarakat luas bukanlah tujuan utama dari wirausahawan ini.
Berbeda dengan wirausaha sosial yang didefinisikan oleh Paulus Wirotomo sebagai innovator
sosial yaitu orang-orang yang melakukan terobosan, serta melakukan hal-hal yang bersifat baru
yang kemudian ditujukan untuk kesejahteraan bagi orang banyak. Dari definisi ini bukan berarti
bahwa keuntungan dan kesejahteraan individu inovator akan terabaikan. Individu innovator akan
mendapatkan keuntungan baik materi maupun sosial dari kegiatan yang dilakukannya.
Berdasarkan dua definisi yang diberikan oleh Paulus Wirotomo tersebut terlihat bahwa ada
perbedaan yang sangat mendasar. Pada definisi yang pertama terlihat bahwa kecakapan individu
menjadi hal yang utama, karena hasil inovasi tidak untuk disebarkan untuk kesejahteraan orang
lain. Sedangkan definisi kedua selain memunculkan kecakapan individu juga harus tercakup
kecakapan sosial dimana inovasi yang dikemukakan dapat dinikmati oleh orang lain. Kecakapan
individu dan kecakapan sosial mutlak dimiliki oleh seorang wirusahawan sosial.
Kecakapan yang Perlu Dimiliki oleh Wirausahawan Sosial
Tidaklah mudah untuk menjadi wirausahawan sosial, karena kita harus mengenal potensi yang
dimiliki oleh diri sendiri serta juga harus mampu menganalisis kebutuhan orang lain. Untuk
itulah diperlukan kecakapan-kecakapan tertentu yang mengyangkut kedua hal tersebut. Andrias
Harefa seperti telah disebutkan di atas merangkum bahwa kecakapan yang perlu dimiliki oleh
wirausahawan sosial itu adalah kecakapan individu dan kecakapan sosial. Kecakapan individu
berhubungan dengan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melihat bakat,
minat, dan potensi serta bagaimana mengelola kemampuan tersebut. Sedangkan kecakapan sosial
berkaitan dengan kemampuan untuk berempati, menyadari kebutuhan dan kepentingan orang
lain, kemampuan untuk membangun suatu hubungan dan kemampuan mempertahankan suatu
hubungan .

Unsur penting dari kecakapan individu meliputi pertama, kesadaran diri, kedua pengaturan diri,
dan ketiga motivasi. Kesadaran diri berhubungan dengan kemampuan untuk memetakan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Kemampuan untuk mengenal emosi, kepercayaan diri,
dan adanya harga diri. Pengaturan diri menyangkut dengan kemampuan untuk mengendalikan
dan mengatur hal-hal yang berasal dari diri, seperti emosi, loyalitas, tanggung jawab, terbuka
akan perubahan. Motivasi berhubungan dengan dorongan untuk berprestasi, inisiatif, optimisme.
Dari ketiga unsur kecakapan individu tersebut, unsur kesadaran diri memegang peranan penting
dalam wirausaha sosial. Kesadaran diri yang bagus akan mendorong unsur lain menuju ke arah
yang baik pula. Demikian juga sebaliknya jika kesadaran diri rendah kemungkinan pengaturan
diri dan motivasipun akan rendah.
Sedangkan unsur dari kecerdasan sosial meliputi pertama empati, dan kedua ketrampilan sosial.
Empati menyangkut kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu dalam memahami orang
lain, berdiri dalam perspektif orang lain. Kemampuan empati ini berkaitan dengan kemampuan
untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan orang lain. Sedangakn ketrampilan sosial lebih
berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Kemampuan sosial ini
menjadi penting karena orang lain harus diyakinkan bahwa barang atau jasa yang kita jual itu
dibutuhkan oleh yang bersangkutan.
Kemudian timbul pertanyaan ”untuk menjadi wirausahawan sosial kecakapan mana yang paling
penting ?”. Jawaban dari pertanyaan ini sederhana sekali yaitu kedua-duanya, karena kedua
kecakapan ini saling berkaitan. Kecakapan individu jika tidak ditunjang oleh kecakapan sosial
maka inovasi yang dikembangkan tidak akan bermanfaat bagi orang lain, sebalikinya jika
kecakapan sosial tidakditunjang dengan kecakapan individu hanya omong kosong belaka. Akan
tetapi jika ditelaah lebih mendalam, ternyata kecakapan individu merupakan faktor yang sangat
penting dalam wirausaha sosial. Memunculkan karya besar serta bidang usaha yang akan
dikembangkan sangat membutuhkan kecakapan individu. Menggali gagasan hingga menjadi
suatu produk baik jasa maupun barang mungkin saja berasal dari kemampuan sosial, akan tetapi
gagasan yang berasal dari kecakapan sosial tadi muncul karena seseorang mempunyai kecakapan
individu. Kecakapan sosial yang sama dari beberapa orang akan menghasilkan gagasan yang
berbeda-beda. Kondisi ini disebabkan kecakapan individu berbeda-beda.
Takut Gagal dan Tidak Percaya Diri
Setiap orang pada intinya mempunyai kedua kecerdasan, karena ini semua adalah anugrah.
Dengan demikian ”Apakah setiap orang dapat menjadi wirausahawan sosial ?”. Jawabnya ”ya”.
Setiap manusia tentulah mempunyai impian dan cita-cita. Impian-impian dan cita-cita dapat
mendorong manusia menjadi kreatif. Kreatifitas inilah yangmendorong manusia untuk terus
bekerja menghasilkan “sesuatu”. Kemudia manusia sebagai mahluk sosial tentulah mempunyai
keinginan untuk membicarakan “sesuatu” hasil kerja kerasnya kepada orang lain. Kreatifitas
yang muncul pada umumnya karena seseorang berhubungan dengan orang lain, sehingga dapat
menangkap “masalah” yang perlu pemecahan. Keberanian dari berkreasi berdasarkan “masalah”
yang ada dan mengkomunikasikannya denga orang lain dasar dariwirausaha sosial.
Masalah besar yang dihadapi orang dalam memulai wirausaha adalah rasa takut dan kurang
percaya diri. Rasa takut dan kurang percaya diri inilah momok yang menghambat orang
berkreasi. Macetnya kreasi seseorang menjadikan orang tersebut tidak akan jadi seorang
wirausahawan. Rasa takut dan kurang percaya diri ini lebih banyak disebakan karena faktor
budaya dan lingkungan tempat individu tinggal. Budaya cari aman dan pengalaman, baik diri
sendiri maupun orang lain, yang mengalami kegagalan dalam wirausaha mendorong menguatnya
rasa takut dan tidak percaya diri.
Budaya cari aman mendorong orang lebih senang menjadi karyawan. Dengan menjadi karyawan
akan terhindar dari kerugian. Akan tetapi jika ditelaah menjadi karyawanpun perlu memiliki jiwa
wirausaha, karena sampai kapan seseorang akan terus menjadi karyawan, bagaimana dengan
karier jika tidak kreatif, dan bagaimana jika di PHK. Untuk menghindari dan menjawab
pertanyaan tersebut diperlukan jiwa wirausaha yang kreatif dengan inovasi-inovasi dalam
mengembangkan perusahaan dan karier.
Kegagalan yang dialami baik oleh diri sendiri maupun orang lain juga mendorong orang untuk
tidak melakukan wirausaha. Kegagalan-kegagalan ini menumbuhkan mitos bahwa ”memulai
usaha penuh resiko yang sering berakhir dengan suatu kegagalan”. Padahal data hasil survey The
Wall Street menunjukkan persentase usaha yang gagal di dua tahun pertama adalah 23,7 %,
kegagalan di tahun empat pertama sebesar 51,7 %, dan dalam masa enam tahun sebesar 62,7 %.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kegagalan merupakan hal yang biasa terjadi. Kegagalan
bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan karena semua orang mengalaminya. Kegagalan menjadi
hal yang positif karena akan menambah pengalaman, sehingga membuat seseorang akan bekerja
lebih baik lagi. Jadi kegagalan jangalah menjadi pemicu munculnya rasa tidak percaya diri.
Trik Menjadi Wirausahawan Sosial
Dewasa ini menjadi seorang wirausahawan itu menjadi suatu keharusan. Menjadi wirausahawan
itu tidak terbatas hanya membuka usaha sendiri, tetapi juga jika menjadi karyawan. Jiwa
wirausahawan karyawan akan mendorong kemajuan perusahaan dan juga karier karyawan itu
sendiri. Berikut ini beberapa trik yang dapat digunakan sebagai landasan untuk menjadi
wirausahawan :
1. Mulai Dengan Mimpi
Mimpi adalah sesuatu yang setiap orang pasti mengalaminya. Mimpi bagi seorang wirausahawan
akan memunculkan daya kreasi dan inovasi. Dengan bermimpi tidak akan dikenal kata ”tidak
bisa” atau ”tidak mungkin”. Setelah mempunyai impian kemudian mencari orang-orang yang
mempunyai mimpi yang sama untuk mengembangkan usaha. Orang-orang yang mempunyai
mimpi yang sama pada umumnya adalah sahabat atau anggota keluarga. Kelemahan dalam
mengadakan kerja sama dengan sahabat atau anggota keluarga adalah profesionalitas. Jika
profesionalitas digunakan kemungkinan terjadi perpecahan dalam persahabatan dan
kekeluargaan akan tinggi. Mengembangkan usaha bisa juga dengan melibatkan orang lain.
Kesulitannya akan semakin terbatasnya mimpi-mimpi yang dapat dijadikan ajang kreasi dan
inovasi.
2. Mencintai Produk atau Jasa yang Dihasilkan
Mencintai produk dan jasa yang dihasilkan menunjukkan rasa percaya diri. Percaya diri inilah
yang akan menumbuhkan keuletan. Mencintai produk dan jasa yang dihasilkan akan membuat
orang yang akan menggunakan produk dan jasa menjadi yakin untuk memakai produk atau jasa
yang ditawarkan. Selain itu juga mencintai produk atau jasa akan mendorong seseorang untuk
menciptakan kreasi dan inovasi baru.
3. Ambil Resiko dan Jangan Takut Gagal
Sebelum mengambil resiko ada hal-hal yang perlu diperhitungkan. Gunanya agar resiko yang
diambil merupakan resiko yang paling minimal menimbulkan kerugian. Berani mengambil
resiko dengan segala perhitungannya dan tidak takut gagal merupakan kunci dasar untuk
mencapai keberhasilan, karena akan semakin sedikit kompetitor yang dihadapi. Kegagalan
merupakan obat kuat bagi seorang wirausahawan yang akan mempertajam kemampuan.
4. Kerja Keras
Kerja keras merupakan awal bagi semua wirausahawan sukses. Seorang wirausahawan tidak
pernah bekerja dibatasi oleh waktu, karena waktu luang yang tidak digunakan akan membuat
mereka merasa tidak produktif.
5. Berpikir Multy-tasking
Kemampuan berpikir multy-tasking ini yang membedakan seorang biasa dengan wirausahawan.
Kemampuan berpikir ini menjadikan seorang wirausahawan mampu untuk menangani berbagai
persoalan dari berbagai perspektif pada waktu yang bersamaan. Semakin tinggi kemampuan
seorang dalam multy-tasking, akan semakin besar pula untuk mengolah peluang yang ada
menjadi sesuatu yang produktif.
6. Mampu Menahan Nafsu Ingin Cepat Sukses
Mencapai kesuksesan memerlukan waktu dan proses. Sangat jarang kesuksesan yang langgeng
dicapai dengan jalan pintas. Membangun sebuah usaha yang kokoh dan mapan memerlukan
waktu bertahun-tahun bahkan bisa jadi puluhan tahun. Demikian juga dengan proses untuk
menjadi wirausahawan sukses perlu perjuangan dan kerja keras. Perlu kesabaran dan pantang
menyerah untuk mencapai kesuksesan. Kegagalan merupakan awal untuk meraih kesuksesan.
7. Lakukan Mulai Sekarang
Trik inilah yang harus menjadi perhatian, karena semakin banyak waktu yang digunakan untuk
pertimbangan semakin kecil kesuksesan akan digapai. Jika dirasakan sudah siap lakukanlah,
jangan ditunda-tunda, karena kompetitor tidak akan menunggu sampai kita siap. Terlambat
sedikit peluang akan hilang. Berpikirlah bahwa hari ingin adalah milik kita sedangkan hari esok
bukan milik kita.
Harus-Memiliki Keterampilan
untuk Pengusaha

What skills do you need to have to succeed


in business? Keterampilan apa yang Anda
perlu memiliki untuk sukses dalam bisnis?
Know the five must-have skills you need to
have as an entrepreneur and develop to
succeed in today's competitive market. Tahu
lima must-have keterampilan Anda harus
memiliki sebagai pengusaha dan
mengembangkan untuk berhasil dalam
persaingan pasar hari ini.
by Lyve Alexis Pleshette oleh Alexis Lyve
Pleshette
Senior Staff Writer, PowerHomeBiz.com
Senior Staf Writer, PowerHomeBiz.com

You've decided that you want to


get out of the corporate rat-race
and be your own boss. Anda
telah memutuskan bahwa Anda ingin keluar dari perlombaan tikus dan menjadi bos
perusahaan Anda sendiri. As you begin planning how to start your own business from
home, you begin listing down what you want to do and what you can do. Ketika Anda
mulai merencanakan bagaimana memulai bisnis Anda sendiri dari rumah, Anda mulai
daftar ke bawah apa yang ingin Anda lakukan dan apa yang dapat Anda lakukan. You
tell yourself that you love to do a little bit of everything you can do research, Web design,
write, with a 10 years experience in legal and administrative support. But then, you ask
yourself, “What skills do I really need to have to succeed as a home based
entrepreneur?” Anda mengatakan kepada diri sendiri bahwa Anda suka melakukan
sedikit semua yang anda dapat melakukan penelitian, Web desain, menulis, dengan 10
tahun pengalaman dalam dan administrasi bantuan hukum itu. Tapi, Anda bertanya
pada diri sendiri, "Keterampilan apa yang saya benar-benar harus memiliki untuk
berhasil sebagai seorang pengusaha berbasis rumah? "
If you are thinking of starting a business, you will need a broad array of
entrepreneurial skills to succeed in today's competitive market. Jika Anda
berpikir untuk memulai bisnis, Anda akan memerlukan serangkaian luas
keterampilan kewirausahaan untuk berhasil dalam persaingan pasar hari ini. You
must possess basic skills necessary to enable you to start, develop, finance, and
market your own home business enterprises. Anda harus memiliki keterampilan
dasar yang diperlukan untuk memungkinkan Anda untuk memulai,
mengembangkan, keuangan, dan pasar usaha bisnis rumah Anda sendiri. There
are a number of qualities and skills you need to have, including personal
attributes, business skills and management capability. Ada sejumlah kualitas dan
keterampilan Anda harus memiliki, termasuk atribut pribadi, keterampilan bisnis
dan kemampuan manajemen. While you may not have all of them right now,
there are five basic skills you really must have to run any kind of business.
Meskipun Anda mungkin tidak memiliki semua dari mereka sekarang, ada lima
keterampilan dasar Anda benar-benar harus memiliki untuk menjalankan jenis
usaha.
These five skills are: Kelima keterampilan adalah:
1. Sales and marketing skills . Sales and marketing are the two most important
skills you must have when you plan to start your own business. 1. Dan pemasaran.
Keterampilan Penjualan Penjualan dan pemasaran adalah dua keterampilan
yang paling penting yang harus Anda miliki ketika Anda merencanakan untuk memulai
bisnis Anda sendiri. A business is nothing if it has no customers. Sebuah bisnis apa-apa
jika tidak memiliki pelanggan. You may have the fanciest computer with the latest
graphics software, but if no one is knocking at your door to hire you as a graphic
designer, then you better rethink why you are in business in the first place. Anda
mungkin memiliki komputer mewah dengan software grafis terbaru, tapi kalau tidak ada
orang yang mengetuk pintu Anda untuk menyewa Anda sebagai seorang desainer
grafis, maka anda lebih baik memikirkan kembali mengapa Anda melakukan bisnis di
tempat pertama. Maybe you are better off employed by a firm. Mungkin Anda lebih baik
digunakan oleh perusahaan. To have revenues and profits, you first need to have
customers. Untuk memiliki pendapatan dan keuntungan, pertama Anda harus memiliki
pelanggan. To get customers, you must be able to market your business and possess
the skills to close the sale. Untuk mendapatkan pelanggan, Anda harus dapat
memasarkan bisnis Anda dan memiliki kemampuan untuk menutup penjualan.
As you plan your business, you must begin to think how to reach your target
audience and the people who may need your products or service. Ketika Anda
rencana bisnis Anda, Anda harus mulai berpikir bagaimana mencapai target
audiens Anda dan orang-orang yang mungkin membutuhkan produk atau layanan
Anda. This entails understanding the concept of marketing, and using the tools
that your budget permits. Hal ini mencakup pemahaman konsep pemasaran, dan
menggunakan alat-alat yang Anda anggaran izin. You must have a knack for
understanding what people wants, listening to their needs, and interact well with
other people. Anda harus memiliki bakat untuk memahami apa yang orang ingin,
mendengarkan kebutuhan mereka, dan berinteraksi dengan baik dengan orang
lain.
It would be extremely helpful if you possess excellent written and oral
communication skills to help you sell your products and services (more so if you
are a solo entrepreneur who will be doing everything by yourself). Ini akan
sangat membantu jika Anda memiliki keterampilan komunikasi tertulis dan lisan
yang sangat baik untuk membantu Anda menjual produk dan jasa Anda (lebih
jadi jika Anda seorang pengusaha solo yang akan melakukan segala sesuatu
dengan diri Anda sendiri). You need to create a buzz about your business by
talking to people and presenting to them your business. Anda perlu menciptakan
buzz tentang bisnis Anda dengan berbicara kepada orang-orang dan menyajikan
kepada mereka bisnis Anda. You need to write ads, press releases and story ideas
about your business. Anda perlu menulis iklan, siaran pers dan ide cerita tentang
bisnis Anda. Starting a business is a time to get out of your timid self and begin
to aggressively market your venture. Memulai bisnis adalah waktu untuk keluar
dari diri Anda malu-malu dan mulai agresif pasar usaha Anda. That's the only
way you can succeed. Itulah satu-satunya cara Anda dapat berhasil.
2. Financial know-how. You are in business to make money. 2 tahu.
Keuangan-bagaimana. Anda dalam usaha untuk membuat uang. Therefore, the
most important skill you must have is the ability to handle money well. Oleh karena itu,
keterampilan yang paling penting yang harus Anda miliki adalah kemampuan untuk
menangani uang dengan baik. This includes knowing how to stretch the limited start-up
capital that you have, spending only when needed and making do with the equipment
and supplies that you currently have. Ini termasuk mengetahui cara untuk meregangkan
modal awal yang telah Anda terbatas, pengeluaran hanya bila diperlukan dan membuat
hubungannya dengan peralatan dan perlengkapan yang telah Anda miliki. You also
need to identify the best pricing structure for your business in order to get the best kind
of return for your products or services. Anda juga perlu mengidentifikasi struktur harga
terbaik untuk bisnis Anda untuk mendapatkan jenis terbaik kembali untuk produk atau
jasa Anda.
Success in business is not limited to those who have tons of capital in the
beginning. Sukses dalam bisnis tidak terbatas pada mereka yang memiliki modal
ton di awal. Look at the failed dot-coms with funding of as much as $100
million. Lihatlah dot-com yang gagal dengan dana sebanyak $ 100 juta. Even if
they are awash with cash, they still ended up as a failure because they were not
able to manage their money well. Bahkan jika mereka dipenuhi dengan uang
tunai, mereka masih berakhir sebagai gagal karena mereka tidak mampu
mengelola uang dengan baik. They lavished themselves with high-tech office
furniture and gave their CEOs fancy jets to fly, only to have their cash flow
depleted in less than a year. Mereka curahkan diri dengan teknologi mebel
kantor-tinggi dan memberikan CEO mereka terbang jet mewah, hanya untuk
memiliki arus kas mereka habis dalam waktu kurang dari setahun.
If you are able to manage your cash flow well when the business starts to run,
you will be able to survive the ups and downs of self employment. Jika Anda
mampu mengelola arus kas Anda baik ketika bisnis mulai berjalan, Anda akan
mampu bertahan naik dan turunnya lapangan kerja sendiri. The important thing is
to always focus on the bottomline. Yang penting adalah untuk selalu berfokus
pada bottomline tersebut. For every spending, always ask yourself: “How much
will this contribute to my bottom line?” If it will not give your business anything
in return financially, better think twice before opening your wallet. Untuk setiap
pengeluaran, selalu tanyakan pada diri sendiri: "Berapa ini memberikan
kontribusi finansial saya bottom line?" Kalau mau bisnis Anda tidak memberikan
imbalan apa pun, lebih baik berpikir dua kali sebelum membuka dompet Anda.
3. Self-motivation skills. As an entrepreneur, you do not have the luxury of
bosses and bureaucracy to tell you what needs to be done. 3. Self-motivasi
keterampilan dilakukan. Sebuah Sebagai pengusaha, Anda tidak memiliki
kemewahan bos dan birokrasi untuk memberitahu Anda apa yang perlu. Everything
rests on your shoulder from thinking where to get the money to fund the business, to
developing the product, to determining how to reach the customer, and so on.
Semuanya bersandar pada bahu Anda dari berpikir di mana untuk mendapatkan uang
untuk dana usaha, untuk mengembangkan produk, untuk menentukan bagaimana untuk
mencapai pelanggan, dan sebagainya. Only you will create the plans, and change them
should the situation shifts. Hanya Anda akan membuat rencana, dan mengubah mereka
harus bergeser situasi. You need to be smart enough to know when you need to go
ahead, and when to stop. Anda harus cukup pintar untuk tahu kapan Anda perlu pergi
ke depan, dan kapan harus berhenti.
To succeed in business, you must be a self-starter with a clear desired goal in
mind. Untuk sukses dalam bisnis, Anda harus menjadi starter diri dengan tujuan
yang diinginkan yang jelas dalam pikiran. You must have the confidence in
yourself, and in your ideas (how can you sell your ideas to others if you yourself
do not believe in them?). Anda harus memiliki kepercayaan diri sendiri, dan ide-
ide Anda (bagaimana Anda bisa menjual ide-ide Anda kepada orang lain jika
Anda sendiri tidak percaya pada mereka?). More importantly, you must be
willing to focus your energy and work hard towards each and every step that will
make your enterprise a success. Especially if you work at home, it is doubly hard
to get into the work mindset: sometimes, the television is just too tempting that it
is hard to get out of your pajamas and begin typing in your computer. Lebih
penting lagi, Anda harus bersedia untuk memfokuskan energi dan kerja keras
terhadap setiap langkah yang akan membuat perusahaan Anda sukses. Terutama
jika Anda bekerja di rumah, adalah ganda sulit untuk masuk ke dalam pola pikir
pekerjaan: kadang-kadang, televisi adalah terlalu menggoda sehingga sulit untuk
keluar dari piyama Anda dan mulai mengetik di komputer Anda. You therefore
must have that extra drive and commitment to make sure that you are taking the
necessary steps to make your dream of a successful business a reality. Oleh
karena itu Anda harus memiliki drive ekstra dan komitmen untuk memastikan
bahwa Anda mengambil langkah yang diperlukan untuk
membuat impian Anda dari sebuah bisnis yang sukses menjadi

4. Time management skills. The ability to plan your day and


manage time is particularly important for a home business. 4.. Manajemen waktu
keterampilan Kemampuan untuk merencanakan hari Anda dan mengelola waktu
adalah penting untuk bisnis rumah. When you wake up in the morning, you must have a
clear idea of the things you must do for the day. Ketika Anda bangun di pagi hari, Anda
harus memiliki gagasan yang jelas tentang hal yang harus Anda lakukan untuk hari ini.
Especially if you are running a one-person operation, you must have the ability to multi-
task be the secretary at the start of the day typing all correspondences and emails,
become the marketing man writing press releases before noon, make sales call in the
afternoon, and become a bookkeeper before your closing hours. Terutama jika Anda
menjalankan operasi satu orang, Anda harus memiliki kemampuan untuk multi-tugas
menjadi sekretaris pada awal hari mengetik semua korespondensi dan email, menjadi
orang pemasaran menulis press release sebelum tengah hari, membuat penjualan
memanggil dalam sore, dan menjadi seorang petugas pembukuan sebelum jam
penutupan Anda. Imagine if you are selling products and you still have to create the
products, deliver and fulfill the orders, rush to the bank to cash the checks. Bayangkan
jika Anda menjual produk dan Anda masih harus membuat produk, memberikan dan
memenuhi pesanan, buru-buru ke bank untuk kas cek. Lots of job for a simple home-
based business! Banyak pekerjaan untuk bisnis rumahan sederhana! No, you don't have
to be a superman (or superwoman). Tidak, Anda tidak perlu menjadi seorang superman
(atau perempuan super). You simply have to know how to manage time and prioritize
your tasks. Anda hanya harus tahu bagaimana mengelola waktu dan memprioritaskan
tugas-tugas Anda.
One difficulty of working from home is that you can never seem to stop. There
are simply too many things to do, as if work never stops (and it doesn't!). Part of
having good time management skills is knowing when to stop and when to leave
work, and begin doing your other roles in your family as the husband, wife,
mother or father. Salah satu kesulitan bekerja dari rumah adalah bahwa Anda
sepertinya tidak pernah bisa berhenti (. Ada terlalu banyak hanya untuk
melakukan sesuatu, seakan tidak pernah berhenti bekerja dan tidak!). Bagian dari
memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik adalah tahu kapan harus
berhenti dan kapan harus meninggalkan pekerjaan, dan mulai melakukan peran
lain di dalam keluarga Anda sebagai sang suami, istri, ibu atau ayah. You must
be able to know how to keep your home life separate from your work life, and
ensure that there exists a balance between the two. Anda harus dapat mengetahui
bagaimana menjaga kehidupan rumah Anda terpisah dari kehidupan kerja Anda,
dan memastikan bahwa ada keseimbangan antara keduanya.
5. Administration skills. If you can afford to hire an assistant who will organize
your office space and file your papers and mails, lucky you! 5 keterampilan.
Administrasi. Jika Anda mampu untuk menyewa seorang asisten yang akan
mengatur ruang kantor Anda dan file kertas Anda dan mail, Anda beruntung! However,
most start-up entrepreneurs cannot afford such luxuries. Namun, start-up sebagian
besar pengusaha tidak mampu membeli kemewahan seperti itu. Over and above the
tasks of managing, marketing and planning your business, you also need to possess a
great deal of administration skills. Atas dan di atas tugas pengelolaan, pemasaran dan
perencanaan bisnis Anda, Anda juga perlu memiliki banyak keterampilan administrasi.
You need to file your receipts so tax time will not be a trip to Hades. Anda perlu file Anda
sehingga waktu penerimaan pajak tidak akan pergi ke neraka. You need to do all the
work in terms of billing, printing invoices, collecting payments, and managing your
receivables. Anda harus melakukan semua pekerjaan dalam hal penagihan, pencetakan
faktur, pembayaran mengumpulkan, dan mengelola piutang Anda.
Starting a business is never easy, even if you have the perfect background and
possess all the above skills. Memulai bisnis tidak pernah mudah, bahkan jika
Anda memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki semua keterampilan
di atas. Having all the needed skills and qualities will not even ensure your
success. Setelah semua keterampilan yang dibutuhkan dan kualitas bahkan tidak
akan menjamin kesuksesan Anda. But having these basic skills will, at least,
lessen the pain of the start-up process, giving you greater chance in seeing your
business grow and prosper. Tapi memiliki keterampilan dasar akan, setidaknya,
mengurangi rasa sakit dari-proses mulai, memberikan Anda kesempatan yang
lebih besar dalam melihat bisnis Anda tumbuh dan sejahtera.
Promosi dalam Marketing yang Paling Dasar

Pemasaran merupakan sendi, atau Pokok induk dari sebuah perusahaan. Baik itu
perusahaan berupa barang, atau pun jasa. Bagian dari sebuah pemasaran yang
paling awal adalah pesan. Pesan melalui sebuah komunikasi. Pesan merupakan
komunikasi yang harus bisa dijalankan dalam sebuah product. Misalnya calon
pembeli sudah tahu produk kita, disitu sebuah citra atau image dari Produk yang
akan kita pasarkan sudah ada komunikasi. Sudah ada pesan. Dan tentunya sudah
ada daya tarik tersendiri dari pembeli tersebut. Entah itu positif atau-pun negatif.
Itu perlu kita lakukan.

Kemudian adanya merk dagang. Itu perlu agar adanya Brand dari produk yang akan
kita pasarkan mendapat respon. Branding dalam pemasaran itu penting. Kenapa
perlu? Branding merupakan Baju, wajah atau-pun icon. Apabila produk kita sudah
punya Brand terhadap calon pembeli, tentu saja pembeli akan selalu mengingat
barang anda.
Dan yang paling penting, program promosilah yang merupakan saluran komunikasi
yang utama terhadap calon pembeli. Ia akan membantu kita merencanakan
program promosi yang efektif, jika kita tinjau sebentar teori komunikasi dan kita
tunjuan penerapannya terhadap pengembangan strategi promosi.

Metode Promosi

Dalam mempromosikan sebuah barang atau produk, perlu yang namanya metode.
Dan lebih penting lagi, jika dilakukan.
Alat-alat yang perlu dilakukan dalam promosi untuk membangun penjualan produk
atau pun barang anda, Promosi yang efektif adalah sebagai berikut :

Iklan
yup.... gunakanlah layanan Iklan.
kenapa iklan? karena dengan menggunakan iklan, produk anda akan mudah dikenal
oleh orang lain. Apabila lewat Offline, bisa menggunakan Koran ataupun majalah
sebagai media promosi produk anda.

Dan apabila meinginginkan atau menggunakan online, sungguh mudah, gunakanlah


layanan iklan gratis. Sungguh banyak layanan iklan yang menyediakan secara
gratis. Dan bila perlu, gunakanlah website ataupun blog sebagai wadah anda dalam
berpromosi produk anda. Itu sebagai contoh kecil saja.

Kewiraniagaan (personal selling).

Promosi Konsumen (Hadiah, Perlonmbaan, Penawaran kombinasi).

Metode yang bertujuan merangsang iklan dan promosi dealer.

Pameran dan eksibisi.

Resiporitas

Jaminan dan servis

Penawaran komperatitif

ATA CARA MEMASANG IKLAN


Februari 3, 2008 · 4 Komentar
Bangun dan kuatkan image business Anda di Blog ini, Blog ini setiap jamnya dikunjungi sekitar
150 orang, sehingga setiap harinya sekitar 3600 orang yang berkunjung ke Blog ini, dan selalu
bertambah. Tingkatkan penjualan produk & layanan jasa Perusahaan Anda dengan memasang
IKLAN di Blog ini.
Syarat Yang Harus Anda Penuhi, jika ingin memasang IKLAN:
• Kirim contens IKLAN Anda melalui cepiar.car@gmail.com atau dengan
mengisi Komentar dengan contens IKLAN Anda.
• IKLAN yang merugikan orang lain, menyangkut syara, porno, dan kekerasan
akan kami tolak
• Pengajuan dan Persetujuan Kontrak IKLAN via e-mail cepiar.car@gmail.com
• Jika terjadi permasalahan yang menyangkut kerugian diselesaikan dengan
Musyawarah, jika musyawarah menemui titik buntu diselesaikan dengan jalur
hukum.
Best Regard,
Marketing Manager’s Cepiar Group
Kategori: 'Tata Cara Pasang IKLAN di Blog ini'
Ditandai: advertising, Bisnis, bisnis sukses, iklan, memasang iklan, memasang iklan di internet,
usaha, wirausaha, wirausaha sukses
Kisah Pengusaha sukses
November 1, 2007 · 23 Komentar
BANDUNG – Pendidikan sekolah tak selalu menjamin kesuksesan seseorang. Sudah banyak contoh
orang-orang sukses tanpa latar belakang pendidikan yang tinggi. Yoyo Saputra, salah satu contohnya.
Lelaki kelahiran Ciamis, Jabar, 41 tahun lalu ini hanya memiliki ijazah setingkat SD. Namun dengan bekal
pendidikan yang pas-pasan itu, kini Yoyo mampu menjadi wirausahawan yang sukses.
Usaha yang ditejuni oleh Yoyo adalah memproduksi suku cadang mesin-mesin industri yang terbuat dari
karet dan plastik. Memang kesuksesan Yoyo ini tidak datang secara tiba-tiba. Prosesnya cukup panjang.
Dimulai pada tahun 1982 ketika Yoyo nekat meninggalkan tanah kelahirannya di Ciamis. Tanpa bekal
apa-apa, Yoyo yang baru lulus SD ini merantau ke Bandung. Tujuannya untuk bekerja.
“Saya diterima kerja menjadi buruh perusahaan yang membuat suku cadang mesin yang terbuat dari
karet,” kata Yoyo ketika ditemui SH di rumahnya di kawasan Kiara Condong PSM Bandung.
Yoyo padahal sama sekali awam dengan pekerjaan yang ditekuninya saat itu. Beruntung Yoyo tergolong
orang yang mau belajar. Lambat laun Yoyo pun mulai bisa mencetak sendiri suku cadang mesin yang
terbuat dari karet seperti kopel dan poli eretan maupun selang. Kemampuannya itu terasah secara
otodidak.
Di tempat kerjanya, Yoyo belajar lebih banyak lagi. Tidak sekadar hanya belajar membuat produk, tapi
mulai belajar mencari order pesanan. Menurut Yoyo, dirinya memiliki pengalaman tak terlupakan kala
coba-coba mencari order sendiri. Sebagai ongkos untuk pergi mencari order ke Jakarta, Yoyo harus
melego jaket kulit kesayangannya. Yoyo lupa jaket kulit miliknya saat itu laku terjual dengan harga
berapa. Yang pasti, kenang Yoyo, uang dari penjualan jaket kulit hanya cukup untuk ongkos
berangkatnya saja.
Untuk kembali ke Bandung, Yoyo harus mencari tumpangan secara gratis. “Waktu itu saya gagal.
Ternyata tidak gampang mencari order,” aku Yoyo.
Kegagalan di pengalaman yang pertama tak membuat Yoyo patah arang. Yoyo tetap terus berusaha.
Hingga akhirnya, ia memperoleh order sendiri. Setelah dirasa punya cukup pengalaman, Yoyo keluar dari
pekerjaannya.
Yoyo memberanikan diri untuk membuka usaha yang sama pada tahun 1985-an. Karena tidak
mempunyai modal, Yoyo membuka usaha dengan uang pinjaman sekitar Rp 200.000. Dengan uang
pinjaman ini, Yoyo membeli mesin press bekas.
Karena sudah mulai banyak dikenal, tidak sulit baginya untuk mendapatkan order pesanan. Pesanan
pertama yang diterimanya kala itu adalah membuat semacam terminal las serta klep pompa air. Pesanan
pertama ini dikerjakannya dengan baik hingga membuat si pemesan puas.
Menurut Yoyo, dirinya punya prinsip membuat produk yang kualitasnya baik dengan tepat waktu seperti
yang diinginkan oleh pihak pemesan.
Dengan prinsip ini, lambat laun pesanan yang diterimanya terus bertambah. semakin banyak pemesan
yang percaya pada dirinya. “Modal saya pas-pasan. Makanya saya selalu minta uang muka dari
pemesan. Uang muka itu saya pakai untuk membeli bahan baku karet,” tutur Yoyo.
Hasil Kerja Keras
Kerja keras dari Yoyo mulai berbuah kesuksesan. Ketika krisis moneter melanda negeri ini sekitar tahun
1997-an, usaha yang dirintis oleh Yoyo terbukti mampu bertahan. Saat itu pesanan yang datang justru
berlipat-lipat jumlahnya.
Sayangnya tidak semua pesanan mampu dipenuhinya. Harga bahan baku karet yang naik hingga 300
persen merupakan penyebabnya. Yoyo mengatakan banyak pemesan yang keberatan ketika harga
produknya dinaikkan, pPadahal dengan naiknya harga bahan baku karet, sulit bagi Yoyo untuk tidak ikut
menaikkan harga.
Sampai sekarang harga bahan baku karet yang terus naik selalu menjadi masalah bagi Yoyo. Di awal
tahun 2005 lalu, harga bahan baku karet kembali naik hingga 10 persen. Bukan hanya harga saja yang
naik, Yoyo pun ternyata harus menanggung pajak PPn untuk semua karet yang dibelinya.
Pengenaan pajak ini dikeluhkan oleh Yoyo. “Usaha saya ini usaha kecil, masak diberlakukan sama
dengan industri besar, harus membayar PPn juga,” ujar suami dari Ratna Sulastri ini. Pengenaan PPn
berikut harga bahan baku karet yang terus naik menjadi masalah bagi kelangsungan usaha yang dirintis
oleh Yoyo.
Pasalnya, tidak semua pemesan mengerti. Ketika Yoyo harus menaikkan harga produknya, sebagian
besar pemesan membatalkan pesanannya. Hingga akhirnya Yoyo harus bersiasat untuk menentukan
harga.
Menurut Yoyo kalaulah harga produknya naik, kenaikan harga tidak dapat serta-merta mengikuti
kenaikan harga bahan baku. Paling-paling yang dilakukannya adalah menekan keuntungan. “Dapat
untung antara 10 persen-15 persen sudah bagus,” katanya.
Kalau Yoyo coba-coba cari untung lebih banyak, pihak pemesan bakal beralih ke tempat lain. Maklum,
usaha sejenis seperti yang ditekuni oleh Yoyo jumlahnya sekarang sudah sangat banyak.
Persaingan di antara mereka semakin ketat. Yoyo menyikapi persaingan ini dengan cara wajar. Yoyo
mengatakan kalau kemudian pihak pemesan mengalihkan order ke yang lain, berarti hal itu memang
bukan rezekinya. Sikap pasrah ini justru membuat Yoyo selalu berlapang dada.
Toh pesanan selalu mengalir. Nama Yoyo yang telah dikenal sepertinya menjadi jaminan. Terlebih lagi
Yoyo berani bersaing dengan menawarkan produk yang berkualitas serta menyelesaikan pesanan tepat
waktu sesuai keinginan si pemesan.
Kini, Yoyo memang mulai menikmati kesuksesannya. Pesanan yang terus datang, sebanyak 11 mesin
pres dan mesin bubut yang dimiliki serta 7 pekerja yang membantunya menjadi indikator kesuksesan
usaha milik Yoyo.
Omzet sebesar Rp 25 juta/bulan adalah indikator lain dari keberhasilan Yoyo merintis usahanya. Semua
keberhasilan ini tak membuat Yoyo cepat berpuas diri. (SH/didit ernanto)
Kategori: Bisnis
Ditandai: wirausaha sukses
Kecerdasan Emosi Wirausaha
November 1, 2007 · 6 Komentar
Tidak selalu mudah menentukan pilihan bidang usaha
yang tepat, yang sesuai dengan kemampuan, bakat, minat,
talenta, dan potensi Anda. Sebab semua hal itu harus dapat
dikaitkan dengan kebutuhan pasar yang nyata, suatu hal
yang memerlukan kemampuan berempati, menyadari
perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain.
Kesulitan pertama yang muncul ketika seseorang memutuskan untuk menjadi wirausaha adalah
mendapatkan peluang usaha yang cocok, yang sesuai dengan situasi dirinya, atau mendapatkan
ide-ide yang dapat dikembangkan menjadi suatu usaha nyata. Ada dua hal yang penting disini :
kecakapan pribadi dan kecakapan sosial.
Kecakapan pribadi menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Tiga unsur yang
terpenting untuk menilai kecakapan pribadi seseorang adalah: pertama, kesadaran diri. Ini
menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan
batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya
diri. Kedua, pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-mosi dan desakan-
desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas
kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka
terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. Dan ketiga, motivasi. Ini
menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk
memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
Kecakapan sosial menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. Dua unsur
terpenting untuk menilai kecakapan sosial seseorang adalah: pertama, empati. Ini menyangkut
kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap
kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi
kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang
lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan
kekuasaan, juga tercakup didalamnya. Kedua, keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini
adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan
meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola
perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan
menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
Dengan kata lain keberhasilan menjadi wirausaha itu berkaitan erat dengan kecerdasan dan
kecakapan emosi seseorang, suatu hal yang banyak diuraikan Daniel Goleman dalam karya-
karyanya. Atau sekurang-kurangnya kita dapat mengatakan bahwa untuk menjadi wirausaha
sukses diperlukan kecerdasan intrapersonal (kecakapan pribadi) dan kecerdasan interpersonal
(kecakapan sosial).
Bahwa kecerdasan intrapersonal atau kecakapan pribadi merupakan hal penting dalam memilih
bidang usaha nampak jelas dari pengalaman dan keberhasilan pada digital entrepreneur seperti
Steve Jobs (Apple), Bill Gates (Microsoft), Michael Dell (Dell Computers), Jeff Bezos
(Amazon.com), Sabeer Bathia (Hotmail.com), Abdul Rahman dan Budiono Darsono
(Detik.com), John Tumiwa dan Jerry (AsiaGateway.com), Adi (Indomall.or.id), Wiro dan
Korpin (Datakencana.com), dan Hardi (Indomall.com). Sebab sebagaimana telah saya paparkan
dalam buku Berwirausaha Dari Nol (Gramedia Pustaka Utama, 2000), mereka semua memilih
bisnis di alam maya sebagai pengembangan dari kesenangan atau hobi “bergaul” dengan
komputer. Juga terlihat dalam kisah sukses kolektor sepatu eksklusif Linda Chandra yang
memilih usaha sesuai hobinya sejak kecil itu. Nilasari dan Theresia Juliaty berhasil
mengembangkan hobi memasak kue menjadi bisnis yang menguntungkan. Riyanto Tosin dan
Iwan Gayo menyenangi bidang pendidikan dan sukses dalam usaha menulis, menerjemahkan dan
menerbitkan buku-buku pendidikan. Dale Carnegie menjadi kesohor karena kesenangannya
menulis dan mengajar dikelola menjadi buku laris How To Win Friend and Influence People,
How To Stop Worrying and Start Living, dan mendirikan Dale Carnegie Training. Stephen
Covey menjadi terkemuka karena berhasil mengolah kesenangannya melakukan studi pustaka
dan merajutnya menjadi karya-karya besar yang menggoncang dunia, The 7 Habits of Highly
Effective People, The 7 Habits of Higly Effective Family, Living The 7 Habits, Principle-
Centered Leadership, dan mendirikan Covey Leadership Center.
Jadi langkah pertama dalam memilih bidang usaha adalah menemukan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan seperti :
• Apakah Anda mengenali emosi-emosi diri dan dampak yang ditimbulkannya dalam diri Anda?
Apa yang membuat Anda senang, gembira, atau sedih?
• Apakah Anda mengetahui kekuatan-kekuatan pribadi Anda, bakat, talenta, pengetahuan, dan
keterampilan yang telah Anda kembangkan serta batas-batasnya?
• Dalam hal apa Anda memiliki keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri (percaya
diri)?
• Seberapa jauh Anda mampu mengendalikan diri dalam mengelola desakan-desakan hati yang
merusak?
• Apakah Anda memiliki sifat dapat dipercaya, jujur dan menunjukkan integritas?
• Seberapa jauh Anda merasa bertanggung jawab atas hasil-hasil yang Anda peroleh selama ini
(kinerja pribadi)?
• Apakah Anda menunjukkan keluwesan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang tak
terhindarkan?
• Apakah Anda terbuka dan menerima pendapat, gagasan, dan informasi-informasi baru untuk
berinovasi?
• Seberapa jauh Anda memiliki dorongan yang kuat untuk maju, meningkatkan taraf hidup dan
kualitas hidup Anda?
• Seberapa jauh Anda mampu menyesuaikan diri dengan kelompok?
• Seberapa jauh Anda mempersiapkan diri untuk mengambil atau memanfaatkan kesempatan?
• Seberapa gigih Anda menghadapi halangan dan kegagalan dalam mencapai cita-cita pribadi
Anda?
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu menunjukkan tingkat kecerdasan intrapersonal atau
kecakapan pribadi seseorang. Tetapi untuk menjadi wirausaha kita tidak dapat berhenti sampai
disitu. Sebab diperlukan kecerdasan interpersonal atau kecakapan sosial untuk melengkapinya.
Dalam hal ini kecerdasan intrapersonal menjadi fondasi dari kecerdasan interpersonal, kecakapan
pribadi merupakan landasan untuk mengembangkan kecakapan sosial, etika karakter menjadi
tumpuan etika kepribadian. Itulah yang ditunjukkan oleh kisah-kisah wirausaha sukses tersebut
di atas.
Bill Gates tahu betul bahwa ia cerdas dalam menyusun program-program komputer (software).
Tapi hal itu tidak cukup untuk menjadi wirausaha. Ia juga harus memahami keinginan,
kebutuhan, dan kepentingan pasar global terhadap teknologi komunikasi informasi yang mudah
dipahami (user friendly). Kemampuannya berempati dengan keinginan, kebutuhan, dan
kepentingan orang lain itulah yang membuat Microsoft selalu menawarkan produk-produk yang
relatif mudah dipergunakan untuk berbagai kepentingan konsumennya.
Michael Dell sadar sekali bahwa sejak usia remaja ia menyukai metode pemasaran langsung ke
pelanggan (end users), tanpa perantara. Dan ia belajar sungguh-sungguh untuk memanfaatkan
teknologi komputer sekaligus sebagai sarana memasarkan secara langsung (direct marketing).
Sebab hal ini dapat menekan biaya, sehingga konsumen diuntungkan. Pemasaran langsung juga
memungkinkan Dell menjalin hubungan yang erat untuk mendapatkan masukan atau bahkan
melibatkan konsumen dalam proses inovasi produk-produknya (relationship marketing). Ada
pemahaman yang kuat mengenai kebutuhan, keinginan, dan kepentingan konsumen yang
dilayaninya. Ada minat yang kuat untuk berempati dan menawarkan solusi yang saling
menguntungkan (win win solution).
Budiono Darsono sadar betul bahwa ia mahir dalam menjalankan fungsi sebagai redaktur media
cetak. Pengalamannya di majalah TEMPO dan tabloid DeTik, misalnya, menunjukkan bakat-
bakatnya yang terbaik. Masalahnya ia melihat adanya kebutuhan, keinginan, dan kepentingan
pembaca media di Indonesia untuk mendapatkan berita aktual sedini mungkin. Soalnya adalah
bagaimana memuat berita tentang peristiwa penting yang terjadi hingga pukul enam sore, agar
dapat diketahui pembaca pada pukul delapan malam, hari yang sama (sementara media cetak
baru muncul esok pagi). Jawabnya adalah membuat media online di internet. Maka dengan
modal nekad dan uang 30-an juta rupiah (sementara untuk mendirikan media cetak diperlukan
investasi miliaran rupiah) lahirlah situs Detik.com. Bahkan mulai Februari 2000 Detik.com
dikembangkan menjadi bisnis portal dan bukan sekadar media digital.
Dalam bentuknya yang populer, kecerdasan interpersonal dan kecakapan sosial ini umumnya di
subkontrakkan menjadi apa yang galib disebut survei dan riset pasar. Intinya sama, yakni
mengetahui keinginan, kebutuhan, dan persepsi segmen pasar yang ingin dibidik dan mengkaji
kemungkinan menangguk keuntungan dari segmen pasar tersebut.
Jadi, bagaimana memilih bidang usaha yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan
pribadi Anda? Pertama, gunakanlah kecerdasan intrapersonal dan kecakapan pribadi Anda.
Untuk itu pakailah pertanyaan-pertanyaan sebelumnya sebagai bahan refleksi, melakukan
perjalanan ke dalam diri Anda sendiri. Hal ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pribadi
(atau kelompok), tak bisa digantikan oleh siapapun juga. Ketahuilah secara pasti apa produk atau
jasa yang dapat Anda tawarkan kepada orang lain (sebagai solusi terhadap masalah tertentu),
yang sesuai dengan minat, bakat, talenta, dan hobi Anda.
Kedua, gunakanlah kecerdasan interpersonal dan kecakapan sosial Anda untuk berempati,
memahami kebutuhan, keinginan, kepentingan, dan permasalahan segmen pasar tertentu.
Sepanjang dimungkinkan, lakukan survei dan riset pasar. Kalau modal usaha Anda memadai
subkontrakkan hal ini pada para ahlinya. Kalau modal usaha Anda pas-pasan, lakukan saja
sendiri. Kunjungi pasar-pasar tradisional dan modern, hadiri pameran-pameran, wawancarai
orang-orang yang menurut Anda memahami hal yang ingin Anda ketahui, dan seterusnya.
A. MENETAPKAN STRATEGI DASAR PROMOSI
Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan ( message ) yang
dikomukasikan langsung kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat
dalam program promosi. Apabila calon pembeli telah mengetahui produk perusahaan
tersebut, berarti kesan tertentu telah disampaikan ( baik kesan positif maupun negatif )
dengan demikian suatu produk bisa dikatakan sebagai simbol komunikasi.
Memang pada kenyataannya produk mempunyai suatu “citra” dalam pikiran calon si
pembeli, jadi merk dagang atau nama barang itu adalah simbol yang menyampaikan
pesan kepada calon pembeli. Kemasan barang juga menkomunikasikan ide yang dapat
meningkatkan atau menurunkan citra produk tersebut. Harga pun menunjukan gagasan
mengenai mutu, dan citra konsumen terhadap produk yang dijual tersebut.
Realisasi cara – cara dimana aspek – aspek program pemasaran ini meningkatkan atau
menurunkan citra terhadap produk itu menegaskan pentingnya nilai komunikasi factor –
faktor ini dan pentingnya membentukunya sedemikian rupa sehingga memberikan
kesan yang diinginkan. Walaupun demikian, program promosilah yang merupakan
saluran komunikasi yang utama terhadap calon pembeli. Ia akan membantu kita
merencanakan program promosi yang efektif, jika kita tinjau sebentar teori komunikasi
dan kita tunjuan penerapannya terhadap pengembangan strategi promosi.
Bagaimana Komunikasi Bekerja
Unsur dasar dari system komunikasi adalah source ( sumber ), Message
( pesan ), dan destination ( tujuan ). Sumber itu bias seseorang ( misalnya wira niaga )
atau organisasi komukasi ( seperti televise, surat kabar, atau majalah ). Jika konsumen
yang menerima pesan itu telah memahami arti pesan tersebut, ia mungkin bereaksi
dalam berbagai cara. Artinya, ia mungkin menjadi pengirim pesan itu selanjutnya.
Komunikasi itu adalah diantara seorang wiraniaga dengan seorang calon pembeli, kita
perlu menambahkan unsur umpan balik ( feed back ) ke dalam konsep kita.
Ringkasannya, untuk efektifnya komunikasi , ia haruslah :
1. Mendapatkan perhatian
2. Menggunakan isyarat yang mengacu pada pengalaman yang lazim dari pengirim
( sender ) dan tujuan ( destination ) untuk dapat dipahami maknanya.
3. Membangkitkan kebutuhan pribadi dalam diri tujuan ( destination ) dan
menunjukan beberapa cara unuk memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Menyarankan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan situasi
kelompok, dimana tujuan mendapatkan diri mereka pada waktu ia bergerak
untuk memberikan taggapan yang dikehendaki oleh si sumber.
Hal ini menegaskan bahwa pentingnya program penjualan dalam memberikan metode
– metode penyampaian informasi yang tepat dan pesan yang persuatif kepada calon
pembeli. Dan jika tugas ini tidak dilaksanakan secara efektif, maka seluruh program
pemasaran akan gagal.
Menetapkan Perpaduan Promosi
Untuk menentukan cara terbaik menjual produk, keputusan pokok adalah tentang sifat
perpaduan promosi yang mungkin paling efektif. Khususnya bagaimana iklan,
kewiraniagaan, promosi konsumen ( perlombaan, hadiah, dan penawaran kombinasi ),
dan kegiatan promosi dealer dapat digabungkan menjadi sautu perpaduan penjualan
yang efektif.
Metode Promosi
Daftar mengenai alat – alat promosi yang penting yang dapat dipakai untuk
membangun suatu program penjuaan efektif, adalah :
1. Iklan
2. Kewiraniagaan ( Personal Selling )
3. Promosi Konsumen. ( Hadiah, Perlombaan , Penawaran Kombinasi )
4. Metode yang bertujuan merangsang iklan dan promosi dealer.
5. Pameran dan eksibisi.
6. Resiporitas
7. Jaminan dan servis
8. Penawaran komperatitif.
Memilih Metode Promosi
Karena banyaknya metode promosi, maka pengalaman menunjukan bahwa tipe produk
yang berbeda akan membutuhkan campuran bahan penjualan yag berbedapula Ini
dapat digambarksndengan membandingkan strategi promosi produk industrial dengan
barang konsumen. Hal ini memicu variasi dalam ciri – ciri merek saingan, dan juga
perbedaan dalam kebijaksanaan merek, saluran distribusi, dan kebijakan harga,
cenderung membutuhkan perbedaan dalam perpaduan promosi untuk tercapainya hasil
yang menguntungkan.
Pengaruh dari faktor – faktor ini terhadap strategi dasar promosi akan dilukiskan dalam
pasal – pasal berikut :
1. Pengaruh Kebijaksanaan Merek. Seorang pengusaha ( manufacture ) mungkin
memilih menjual dengan memakai mereknya sendiri, atau dengan merek sendiri
dari para perantara, ataupun tanpa memakai merek.
2. Pengaruh Saluran Distribusi. Keputusan – keputusan mendasar mengenai
kebijaksanaan distribusi juga akan mempengaruhi strtegi penjualan.
3. Pengaruh Kebijaksanaan harga. Dalam menetapkan harga bagi suatu produk,
banyak perbedaan pratek dapat dijaankan. Pada sutu pihak, seorangpengusaha
mungkin memutuskan untuk bersaing terutama berdasarkan harga, dengan
akibat hanya margin kecil saja yang dapat diperoleh dari aktivitas penjualan
tersebut.
4. Pendekatan yang disarankan untuk menentukan strategi promsi.
IKLAN
Iklan produk dapat digunakn oleh pengusaha ( manufacturers ) atau oleh produsen
untuk melaksanakan berbagai tugas sebagai berikut :
1. Mempromosikan penjualan suatu merek melalui pengecer – pengecer yang
sekarang dengan mendapatkan langganan – langganan baru, an membuat
langganan – langganan yang sekarang mebeli lebih banyak produk itu dari pad
waktu yang lampau.
2. Membantu penjualan suatu produk bermerek dengan memberikan kepada
konsumen nama dan alamat dari para pengecer terpilih yang menyediakan
produk tersebut.
3. Jika produk itu dijual dari rumah ke rumah , maka iklan produk itu akan
membantu menjual merek, dengan meratakan jalan untuk para wiraniaga dan
memberikan tuntunan bagi wiraniaga untuk diikuti.
4. Membantu mendapatkan distribusi utnuk suatu produk baru, atau memperluas
distribusi dari suatu produk lama, dengan merangsang permintaan pada took –
toko pengecer melalui iklan konsumen, dan membangkitkan minat para
pengecer terhadap produk itu melalui iklan yang ditujukan kepada mereka.
5. Mendorong para pengecer untuk mengadakan pameran, iklan, dan menjual
secara aktif produk itu.
6. Memperluas penjualan suatu industri, atau untuk menangkis trend penjualan
yang memburuk
Lebih besar persentase iklan pengusaha dan produsen yang ditujukan untuk
meingkatkan bagian share ( pasar ) yang diperoleh merek individual dari penjual, yaitu
Iklan yang ditujukan untuk mendorong permintaan yang selektif.
Menilai Kesempatan untuk Memanfaatkan Iklan Konsumen
Faktor – factor penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Iklan mungkin lebih efektif jika perusahaan mengikuti trend permintaan primer
dan bukan sebaliknya.
2. Yang menentukan kesempatan perusahaan untuk dapat mempengaruhi
permintaan ialah adanya kesempatan luas untuk direferensiasi produk.
3. Peranan relative dari kualitas yang tersembunyi dari produk tersebut terhadap
konsumen. Kualitas yang tersembunyi ini adalah lawan dari kualitas yang dapat
dilihat dan dinilai.
4. Motif pembelian emosional yang kuat yang dapat dipakai dlam himbauan iklan
kepada konsumen.
5. Yang terpenting adalah apakah operasi perushaan itu ada memberikan banyak
hal bagi iklan dan promosi produknya untuk mencapai pasar hendak dijangkau.
Kapan Iklan Sebaiknya Diutamakan dalam Perpaduan Promosi
Proses Penentuan metode yang akan dipakai ini dimulai dengan penaksiran yang
seksama terhadap kesempatan yang dapat memberikan sumbangan berguna bagi
tercapainya tujuan yang dikendaki. Iklan konsumen sebaiknya diutamakan dalam
kedaan yang berikut :
1. Jika penilaian menunjukkan bahwa kondisi sangat baik untuk mempengaruhi
bahwa kondisi sangat baik untuk mempengaruhi penilaian konsumen dan untuk
menciptakan tindakan pembelian yang cepat melalui iklan konsumen itu.
2. Jika analisa membawa kepada kesimpulan bahwa kewiranigaan tidak penting
dalam pemasaran yang menguntungkan bagi produk ini.
3. Jika uasha promosi dealer dan metode – metode penjualan lainnya, jika dipakai
sendirian, ternyata kurang memberikan harapan dalam meningkatkan penjualan
daripada iklan konsumen.
Masalah – Masalah Lain dari Manajemen Iklan
1. Harus diambil keputusan mengenai berapa banyak harus dikeluarkan uang untuk
iklan ini.
2. Harus dipilih media yang akan membawakan pesan iklan tesebut.
3. Harus dibuat pengaturan untuk pembuatan iklan yang efektif
4. Harus diambil langkah – langkah untuk mengukur efetivitas ikaln itu, melalui pra
– uji, sebagai alat untuk memaksimumkan hasil dari uang yang dikeluarkan.
KEWIRANIAGAAN
Kewiraniagaan (Personal Selling) adalah unsur terpenting kedua bagi eksekutif untuk
menentukan perpaduan promosinya dalam mendapatkan pesanan. Tujuan
kewiraniagaan adalah :
1. Mendapatkan pesanan untuk produk itu.
2. Membuat agar pengecer aktif mempromosikan dan memamerkan produk itu
ditempat penjualannya.
3. Membuat grosir ( wholesaler ) bekerja sama dengan pengusaha ( manufacture )
untuk aktif menjual produk itu atau dengan mendorong para pengecer untuk aktif
ditempat penjualan dengan iklan penjual dan usaha –usaha promosi lainnya, dan
4. Mendidik mereka yang dapat mempengaruhi pembelian untuk memilih
perusahaannya dan produknya.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kewirniagaan
Kewiraniagaan (personal salesmanship) ternyata merupakan metode yang efektif bila
besarnya pembelian relative besar, bila cirri – ciri produk itu membutuhkan penjelasan
dan demostrasi, bila barang itu dibeli pada jarak waktu yang jarang, dan bila calon
pembelian telah memiliki model lama dari produk yang hendak ia tukar tambahakan.
Bila seorang konsumen perlu mengorbankan banyak surplusnya untuk membeli sebuah
pesawat televise, sebuah lemari es, mobil atau rumah, maka diperlukan daya bujuk
(persuasion) dari pihak wiraniaga untuk mengatasi keengganan yang wajar untuk
membeli dari calon pembeli. Kewiraniagaan yang agresif cenderung merupakan metode
yang esensial bagi pemasaran produk yang demikian.
Masalah – Masalah Lain Mengenai Manajeman Tenaga penjualan
1. Bagaimana Merekrut dan memiih wiraniaga dengan caliber yang dikehendaki.
2. Bagaimana melatih para wiraniaga baru sehingga mereka dapat melaksanakan
fungsi mereka secara efektif.
3. Metode gaji/imbalan apa yang akan dipakai.
4. Bagaimana merangsang orang – orang itu untuk berusaha semaksimum
mungkin dalam pekerjaannya.
5. Bagaimana mengawasi orang – orang ini sehingga mereka memanfaatkan
dengan sebaik – baiknya kesempatan – kesempatan yang ada didaerah mereka.
6. Bagaimana menentukan wilayah dimana orang – orang beroperasi, dan
7. Bagaimana meniai prestasi para wiraniaga itu.
PROMOSI DEALER
Promosi dealer adlah unsur ketiga yang dimaksudkan kedalam perpaduan penjualan
oleh banyak manufactur dalam usahanya mendapatkan pesanan. Promosi dealer
meliputi erbagai jenis iklan, etalase, dan pameran interior, demontrasi produk,
perlombaan konsumen, pemberian hadiah, penggunaan kombinasi penawaran,
pembagian contoh cuma – cuma, dan aktivitas – aktivitas lain yang bertujuan
meningkatkan penjualan suatu merek produk tertentu.
Perlu diperhatikan bahwa kebtuhan untuk mengindentifikasi perantara pengecer
dengan merek manufactur itu adalah berkenaan dengan kebijaksaan distribusi
perusahaan tersebut. Jadi kita diikuti kebijaksanaan distribusi pengecer tertentu, maka
perlu sekali menufactur itu mengambil langkah – langkah aktif untuk mengawasi bahwa
sumber lokal supplai ini diindetifikasi dengan mereknya.
Jadi, usaha – usaha manufactur terutama ditujukan pada dealer untuk mendorong
mempromosikan mereknya secara agresif. Penjualan dealer dan bantuan iklan dapat
pula merupakan alat untuk memudahkan pekerjaan promosi dealer. Akan tetapi,
manufactur sedikit atau tidak mengadakan iklan atas nama mereknya sendiri.
Jika yang diutamakan adalah Kewiraniagaan Eceran, sampai berapa jauhkah
diperlukan Promosi Dealer itu?
Jika manufactur mengikuti kebijaksanaan distribusi eceran terpilih (selected retail
distribution), maka adalah penting baginya mengambil langkah–langkah aktif untuk
memastikan bahwa dealernya mengindentifikasikan dirinya sendiri sebagai sumber
local suplai itu. Dan jika tidak demikian, hasrat untuk memeriksa merek itu sebelum
mengambil keputusan akan membeli mungkin dikecewakan oleh karena tidak tahu
kemana harus pergi untuk mendapatkan demontrasinya.
Suatu produk membutuhkan kewiraniagaan pribadi yang agresif (aggressive personal
salesmanship) oleh organisasi dealer, maka usaha ini akan paling efektif jika ditunjang
oleh suatu program dealer promosi yang aktif. Iklan eceran, pameran, dan promosi
dapat membawa calon – calon pembeli tersebut ketokonya atau merangsang mereka
untuk menanyakan per telepon atau per pos. Dengan bantuan demikian, pra wiraniaga
itu dapat menggunakan waktu dan bakat persuatifnya secara efektif.
Metode Mendorong Promosi Dealer
1. Samapi berapa jauh promosi dealer ang aktif itu dianggap penting.
2. Apakah distribusinya diseleksi atau tidak.
3. Praktek saingan, dan
4. Biaya metode alternative yang bersangkutan.
PROMOSI KONSUMEN
Promosi konsumen ini bertujuan untuk mendapatkan dampak yang cepat ditemapt
pmbelian, barangkali bersama dengan satu atau lebih sasaran yang mendasarinya.
Pemakain promosi konsumen ini sngat kontroversial. Jelaslah bahwa kebutuhan akan
rangsangan yang kuat dalam program promosi itu bergantung pada apakah tanggapan
pembeli dini (early buying respone) dapat atau tidak dapat diharapkan dari gabungan
dampak iklan konsumen, kewirniagaan dan promosi dealer.
Jadi promosi konsumen itu adalah alat praktis jangka pendek yang bertujuan untuk
merangsang tanggapan yang segera ditempat pembelian. Jika diterapkan dalam
keadaan yang tepat, bersama – sama dengan unsur – unsur lain dalam perpaduan
promosi, maka penggunaannya dapat memberikan hasil dalam janga pendek. Akan
etapi, manfaat jangka panjang dari pemakaian promosi adalah lebih sulit. Jika ia
digunakan untuk mempromosikan contoh paksaan (forced sampling) dari suatu produk
baru, manfaat jangka panjang memang mungkin dapat diraih. Dan jika ia digunakan
dalam promosi dari merek yang sudah tekenal dan sudah mapan (established brands),
peningkatan porsi pasarnya (share of market) biasanya hanya bersifat sementara.
Menentukan Perpaduan Promosi
1. Memutuskan metode promosi yang mana dari berbagai metode tersebut yang
akan dimasukkan kedalam perpaduan ini.
2. Menentukan apakah mungkin paling menguntungkan untuk mengutamakan iklan
konsumen iklan konsumen, kewiraniagaan, promosi dealer, ataukah pemakaian
metode – metode penjualan lain yang dipilih untuk itu. Taksirlah kecocokan dari
beberapa metode ini untuk menjadi pedoman pengambilab keputusan.
3. Ambilah suatu keputusan mengenai bagaimana metode – metode promosi
pelengkap ini dapat dikombinasikan dengan metode – metode yang diutamakan
itu agar terlaksanakan tugas – tugas penjualan yang perlu agar tercapai
efektivitas maksimum dari total perpaduan ( total mix ) ini. Kebanyakan program
promosi itu adalah kombinasi dari beberapa metode.
APACS ( Adaptive Planning and Control Sequence = Perencanaan Penyesuaian
dan Urutan Pengawasan )
Studi MSI ini adalah berenaan dengan bagaimana pengalokasian dana untuk
perpaduan promosi iklan, kewiraniagaan, dan promosi penjualan dalam pemasaran
produk – produk baru. Selain itu juga meliputi proses pengambilan keputusan promosi
dari waktu pekerjaan dimulai dari perencanaan program sampai kepada alokasi dana
untuk aktivitas – aktivitas tertentu.
Menurut konsep APACS ini terdiri dari 8 langkah dalam mengambil keputusan proses
promosi tersebut, antara lain :
1. Rumuskan maslah dan terapkan tujuan.
2. Nilailah keseluruhan situasi. Tentukanlah potensi pasar, biaya manufacturing
kebijaksanaan harga, dll serta tinjaulah pengalaman masa lampau.
3. Tentukanlah tugas dan kenalilah alat – alat.
4. Kenalilah rencana – rencana dan perpaduan – perpaduan alternatif.
5. Taksrlah hasil – hasil yang diharapkan. Pergunakanlah pertimbangan dan
pengalaman yang sejalan, tes lapangan, dan setiap teknik ilmu manajemen yang
sesuai untuk meramalkan hasilnya berdasarkan criteria prestasi yang dapat
diterima.
6. Peninjauan dan keputusan oleh manajemen.
7. Umpan balik dari hasil – hasil dan post audit.
8. Menyesuaikan program jika diperlukan. Revisi atau kuatkan lagi sasaran –
sasaran , sub sasaran, dan pengeluaran – pengeluaran yang diperlukan.
a) Jika pada tahap ini tidak dapat diperoleh kesepakatan, atau ternyata
program ini tidak mungkin, kembalilah ke tahap sebelumnya dan daur
ulang ( recycle ) sebagaimana diperlukan.
b) Teruslah dengan masalah – masalah lain, jika telah tercapai rencana
alokasi promosi yang memuaskan.
B. MENETAPKAN DANA PROMOSI
Tugas menentukan dana promosi ini merupakan faktor kunci, karena keputusan utama
ini akan sangat berpengaruh terhadap efetivitas program promosi, dan karenanya
terhadap laba. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan latar belakang yang
esensial bagi pendekan – pendekan untuk total usaha promosi ini dalam satu tahun
tertentu, atau dalam hal produk baru, untuk periode beberapa tahun.
PENDEKATAN YANG LAZIM UTNUK MENENTUKAN PERDANAAN
Ada 4 metode mengenai pendekatan yang lazim dilaksanakan oleh perusahaan –
perusahaan dagang dalam praktek yang sesungguhnya, antara lain :
1. Persentase dari penjualan.
2. Seluruh dana yang tersedia
3. Paritas kompetitif
4. Tujuan riset
Dalam melakukan suatu survey terhadap pendekatan –pendekatan untuk menentukan
dana iklan bagi AssoCiation of National Advertisers beberapa tahun lalu, Ricard
Webster menyatakan agar para pemasang ilan menggunakan klasifikasi dua arah yang
mula – mula disarankan oleh C.M. Edwards dan W.H. Horward :
1. Metode breakdown dan
2. Metode hidup
Metode breakdown digambarkan sebagai penyediaan sejumlah dana yang akan
dieluarkan ( disbursed ) oleh bagian iklan yang dianggap cocok, dan metode builup
mempunyai cirri- cirri pendanaan yang memperinci dengan persis bagaimana dana itu
akan dibelanjakan.
Persentase dari Penjualan
Pendekatan yang lazim dibawah klasifikasi breakdown adalah jumlah bulat (lump sum)
untuk iklan itu ditentukan dengan mengalihkan penjualan dollar dengan suatu
persentase tertentu. Adapun variasi dari rencan ini adalah mengganti angka persentase
itu dengan jumlah dollar tertentu per unit dan mengalikan angka ini dengan penjualan
dollar ( dollar sales ).
Persentase Tetap Lawan Persentase Berubah
Pendekatan ini adalah cepat dan mudah. Faedahnya selanjutnya adalah
dipertahankannya dana kan ini dalam batas – batas kesanggupan perusahaan itu
( karena pengeluaranya dikaitkan dengan penghasilan ). Jika semua atau sebagian
besar dari para saingan dalam suatu industri menggunakan metode ini dan
menerapkan persentase yang sama dari penjualan, maka pengeuaran iklan para
saingan itu akan kira – kira sebanding ( proposional ) dengan porsi pasarnya ( market
share ).
Yang paling penting adalah fakta bahwa metode persentase tetap dari penjualan itu
mengasumsikan bahwa dana iklan itu haruslah meerupakan hasil dari penjualan yang
dicapai dan bukan penyebab dari kenaikan penjualan. Sesuai dengan keterbatasan
anggaran, presentase ini dapat pula diubah untuk mencerminkan perubahan dalam
persaingan, daya tanggap para pembeli, dan kondisi perusahaan.
Jika dana iklan ini terutamaa ditentukan oleh besarnya pekerjaan yang akan
dilaksanakan dalam suatu tahun tertentu, maka para eksekutif mungkin menyediakan
suatu jumlah untuk menghasilkan laba dalam jangka jika diperkirakan bahwa
penghasilan dalam satu atau dua tahun berikutnya akan mengimbangi angka
pengeluaran itu.
Penjualan Masa Lampau lawan Penjualan Masa Depan Sebagai Basis
Dalam tahun – tahun dahulu, angka presentase yang sering kali dipakai adalah
penjualan masa lampau untuk memperoleh dana iklan itu. Pendekatan ini dapat
menyebabkan dana itu terlalu kecil atau terlalu besar, bergantung bagaimana prospek
penjualan untuk tahun mendatang dibandngkan dengan tahun yang baru saja lampau.
Memandang kebelakang dapat pula membuat suatu perusahaan kehilangan
kesempatan terbaiknya untuk mempertahankan atau memperluas posisinya dalam
industri. Kelemahan ini paling serius apabila yang dipakai itu adalah persentase tetap
dari penjualan dan bukan menciptakan penjualan.
Karena ketrbatsan ini, maka pendekatan persentase dari penjualan masa lampau ini
pada umumnya telah ditinggalkan orang. Sebagai gantinya penjualan masa depan lebih
banyak dipakai . Jika penjualan masa depan dipakai, maka dana iklan itu akan lebih
sesuai dengan perkiraan kondisi pasar daripada memakai penjualan masa lampau.
Akan tetapi hal harus diingat bahwa pendekatan persentase dari penjualan masa depan
ini masih memberikan tekananutama pada mempertahankan pengeluaran iklan dalam
batas – bats kesanggupan perusahaan, dengan ikut memperhitungkan hambatan –
hambatan dari anggaran operating untuk tahun mendatang.
Seluruh Dana Yang Tersedia
Sebuah contoh ekstrim dari pendektan breakdown ini adalah dimana sebuah
perusahaan mengalokasikan sebagian dari dana likwidnya yang tersedia dan dana
yang dapat dipinjamnya untuk menunjang program iklannya. Pendekatan seluaruh dana
yang tresedia ono mungkin lebih dekat untuk penunjang penyelenggaraan tugas –
tugas promosi yang perlu dari pada apabila dana itu terbatas pada suatu persentase
yang telah disetujui dari penjualan yang sesuai dengan anggaran operating dari suatu
tahun tertentu.
Iklan dapat diharapkan akan memberikan hasil yang sagat menguntungkan pada
akhirnya, namun kesukaran keuangan dapat terjadi jika diabaikan uang tunai jangka
pendek dan limit kredit terhadap pengeluaran iklan. Oleh karena itu manajemen
keuangan harus bis membatasi pengeluaran promosi menurut kesanggupan
perusahaan. Hal ini membawa pada kelemahan yang paling serius dari pendekatan
“seluruh dana yang tersedia”ini. Kelemahan itu adalah tidak adanya hubungan logis
antara penyediaan dana dengan kesempatan iklan.
Jadi pendekatan “seluruh dana yang tersedia” ini paling – paling hanya dapat
merupakan langkah mendesak yang bersifat sementara yang mungkin dapat memenuhi
kebutuhan dari suatu perusahaan baru yang kurang pembiayaannya, atau suatu
perusahaan yang kekurangan modal kerja karena pertumbuhannya yang pesat.
Paritas Kompetitif
Prinsip penuntun dari pendekatan paritas kompetitif ini adalah mendasarkan dana iklan
itu pada beberapa cara yang sistematis terhadap apa yang dilakukan oleh para
saingan. Pendekatan ini mungkin baik berdasarkan alasan bahwa ratio industri ini
merupakan kebijaksanaan bersama para saingan. Kendatipun adanya kelemahan ini,
namun dapat sikemukakan bahwa pendekatan paritas kompetitif ini dapat menghindari
terjadinya perang iklan jika metode – metode lain yang diikuti untuk mendapatkan dana
iklan ini. Informasi mengenai dana – dana yang direncanakan biasanya tidaklah
diumumkan oleh para pengambil keputusan, dan taksiran mengenai pengeluaran iklan
yang diperoleh oleh organisasi – organisasi riset melalui penghitungan iklan – iklan dan
memakai tarip media yang diterbitkan, pada umumnya hanyalah tersedia sesudah
banyak waktu berlalu.
Walaupun paritas kompetitif ini tidaklah berarti untuk menetapkan dana iklan bagi
merek baru, namun pendekatan ini mungkin lebih dapat dipertahankan untuk
perusahaan dengan merek yang sudah mapan yang berada rank kedua atau ketiga
dalam suatu industri yang oligopolistis. Pengeluaran iklan dari para saingan , tentu saja
akan mempengarui besarnya pengeluaran yang dibutuhkan untuk mencapai
peningkatan porsi pasar yang dikehendaki. Tetapi daya tangkap ( responsivenses )
pasar terhadap merek perusahaan dipengaruhi pula oleh faktor – faktor lain, seperti
kesempatan iklan dan efektivitas dari perpaduan pemasaran ( Marketing Mix )
Suatu variasi yang lebih canggih dari pendekatan paritas kompetitif ini adalah membuat
porsi produk dari total pengualan iklan industri ini sama dengan porsi pasar yang
dikehendaki merek ini. Posisi pasar ang dicapai oleh suatu merek cenderung
dipengaruhi oleh bagaimana ia jika dibandingkan dengan merek – merek saingan dilihat
dari inovasi produk, kualitas organisasi distribusi, dan juga besarnya pengeluaran yang
dialokasikan untuk kewiraniagaan ( personal selling ), promosi penjualan, dan akhirnya
untuk iklan.
Tujuan Riset
Riset adalah sebuah metode buidup dimana pekerjaan yang akan dilaksanakan itu
diutamakan, sedangkan pendekan ‘seluruh dana yang tersedia’, pendekatan
persentase dari penjualan, dan pendekatan paritas kompetitif mengunakan dana dalam
jumlah uang yang bulat untuk iklan yang kemudian dipecah – pecah menurut tipe
khusus dari metode dan media promosinya sebagaimana yang dianggap cocok oleh
eksekutif iklannya.
Di bawah metode tujuan riset ini, pertama – tama perusahaan mlaksanakan riset
sebagai pedoman dalm menetapkan tujuan – tujuan yang pantas untuk iklan tahun
mendatang. Pendekatan tujuan riset ini, jika diterapkan dengan tepat, jelas lebih unggul
dari pada metode – metode yang sudah dibahas. Pendekatan ini juga berarti
manajemen bergantung kepada riset untuk mendapatkan fakta – fakta sebagai dasar
untuk keputusan – keputusan mengenai sasaran – sasaran yang cocok, metode yang
tepat, dan jumlah usaha promosi yang perlu untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Kelemahan utama dari pendekatan tujuan riset ini yang lazim dikemukakan adalah
bahwa ia tidak membutuhkan agar pengambilan keputusan menentukan apakah tujuan
yang ditetapkan itu mungkin dapat memberikan sumbangan yang lebih besar dari biaya
untuk mencapainya. Kritikan ini mempunyai 2 ( dua ) segi :
1. Walaupun pendekatan tujuan riset ini membutuhkan indentifikasi tujuan – tujuan
yang pantas, namun ia tidak menentukan bahwa sasaran – sasaran ini harus
dikaitkan dengan peningkatan penjualan yang dikehendaki. Sasaran – sasaran
ini memang berguna untuk menjadi pedoman dalam perencanaan program
promosi, namun tak banyak manfaatnya untuk pengembangan penetapan dana
iklan. Jadi untuk mengaitkan sasaran komukasi degan hasil – hasil penjualan
dibutuhkan kecerdikan riset, yang tidak dinyatakan sebagai suatu kebutuhan
menurut definisi umum dari metode tujuan riset.
2. Metode tujuan riset tidak menentukan bahwa nilai pencapaian tujuan ini diukur
berdasarkan tambahan penghasilan yang dihasilakannya. Informasi ini tentu saja
dibutuhkan jika tujuan alternatif hendak dinilai sebagaimana mestinya dan
ditentukannya sasaran – sasaran yang paling sesuai.
Dari kritikan tadi akan menghadapi tantangan – tantangan masalah riset :
1. Menentukan berapa banyak iklan dibutuhkan dan apa jenisnya untuk mencapai
tujuan – tujuan yang telah ditentukan
2. Menaksir tambahan penjualan yang mungkin diperoleh dari tercapainya sasaran
– sasaran komunikasi yang telah ditentukan.
Walaupun kesukarannya menantang, namun pendekatan tujuan riset yang telah
dimodifikasi ini dapat mengarahkan analisa dan uasaha riset ke saluran – saluran yang
memberikan harapan.
Iklan Sebagai Investasi
Iklan yang mempunyai efek yang segera dirasakan dapatah dianggap sebgai ongkos
sekarang ( current expence ), tetapi iklan baru memberikan hasil dimasa depan adalah
bersifat investasi dan memang seharusnya diperlakukan demikian. Apabila manajemen
bersedia menggap iklan sebagai investasi dan mennggu hingga 3 tahun atau lebih
untuk dapat memunggut hasilnya, dan mau menyetujui strategi dana iklan yang
diusulkan dan mengambil langkah – langkah untuk mengembangkan potensi penuh dari
merek baru ini. Jadi iklan yang diperkirakan akan mempunyai efek jangka panjang itu
hendaklah ditempatkan dalam anggaran modal. Investasi promosi ini harus bersaing
untuk memperoleh dana berdasarkan daya labanya ( profitability ).
Kelemahan dari ROI ( return on investment / pengembalian atas investasi ) ini adalah
sulitnya menaksir tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi iklan tersebut.
Masalah – masalah yang dijumpai meliputi :
1. Membedakan iklan investasi dari iklan yang diduga mempunyai efek jangka
panjang.
2. Menaksir penguapan ( evaporation ) efek komulatif dari iklan, dan
3. Mengukur efek kumulasi iklan terhadap volume penjualan jangka panjang dan
premi harga pada akhirnya.
Riset Untuk Menentukan Tingkat Pengeluaran
Suatu masalah pokok untuk menetapkan dana iklan ini adalah menentukan berapa
banyak iklan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu sasaran yang telah ditentukan.
Eksperimen dengan berbagai tingkat pengeluaran iklan di berbagai pasar yang diuji
merupakan salah satu cara untuk memecahkan masalah ini. Perlu diketahui bahwa
para peniliti ( sesearchers ) tidak sanggup untuk mendapatkan kerjasama para
pengecer untuk memungkinkan pengukuran hasil penjualan melalui pendekatan audit
eceran ( retailaudit appoarch ).
Hubungan Antara Pengeluaran Iklan Dengan Tujuan Porsi Pasar
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah dapat dikembangkan garis–garis
pedoman yang berguna dari analisa pengalaman masa lampau mengenai hubungan
antara pengeluaran iklan dengan tujuan–tujuan porsi pasar itu. Hampir tanpa
pengecualian, merek–merek yang berkembang karena memanfaatkan studi produk
konsumen yang memadai, diintrodusir kedunia perdagangan oleh tenaga penjual yang
terampil ( skilled sales force ).
Hubungan Antara Tujuan Komunikasi dengan Hasil – Hasil Penjualan
Manufaktur barang – barang tahan lama itu mendapatkan kesulitan, jika tidak mungkin,
untuk mengukur hasil – hasil iklan dari penjualannya. Ini membawa mereka untuk
megambil sasaran –sasaran komukasi untuk iklan mereka sebagai ganti dari penjualan
atau porsi sasaran – sasaran indusrinya. Kemudian terjadi masalahuntuk memutuskan
apakah tujuan – tujuan yang dikehendaki itu lebih bernilai dari biaya untuk
mencapainya. Eksperimentasi ini menghasilkan pengembangan pendekatan “jadwal –
media” untuk menetapkan dana iklan, suatu metode yang termasuk kedalam kategori
tujuan riset dan menyangkut pemakaian – pemakaian praktis dari pendekatan ideal –
incremental yang telah dibahas.
Diakui bahwa efektivitas sebuah iklan yang dipasang beberapa kali dalam suatu media
( misalnya sebuah majalah ) adalah hasil dari serangkaian saringan yang kira – kira
sebagai berikut :
1. Majalah itu mempunyai total sirkulasi diantara orang – orang yang adalah calon
pembeli atau “influencers”.
2. Sesungguhnya yang membaca majalah ini jauh lebih banyak.
3. Sejumlah orang yang jumlahnya lebih kecil dari pada pembaca majalah itu
‘terdadah ( exposed )’ pada halaman dimana iklan itu tampil.
4. Sejumlah orang yang lebih kecil lagi benar – benar menaruh perhatian pada iklan
tersebut.
5. Sejumlah yang masih kecil lagi menerima suatu kesan yang sadar.
6. Kesan sadar itu :
• Membuat beberapa orang pembaca untuk pertama kalinya sadar akan produk
tersebut.
• Memperkuat kesadaran yang sekarang sudah ada dalam diri orang – orang lain.
• Menggerakan sebagian orang dari hanya kesadaran saja ke sikap yang forable.
• Menggerakan sebagian orang untuk membeli.
Dengan memahami rangkaian saringan (screening sequence) ini, kemudian riset
dilaksanakan utnuk menentukan hubungan antara :
1. Kesan – kesan sadar.
2. Kesadaran dan sikap yang forable, dan
3. Pembelian produk.
Jika hubunagn itu telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan jmlah
kesan sadar yng dapat diperoleh melalui berbagai jadwal media. Pengiklan (advertiser)
kemudian dapat menentukan dana, iklan yang optimum.

Anda mungkin juga menyukai