Anda di halaman 1dari 16

ANALISA TATA LETAK FASILITAS DAN ALIRAN BAHAN

PADA PROYEK KONSTRUKSI

DISUSUN OLEH :
WILLEM SIDHARNO
08/273394/ET/06106

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

ANALISA TATA LETAK FASILITAS DAN ALIRAN BAHAN


PADA PROYEK KONSTRUKSI
Oleh :
Willem.Sidharno 1) Toriq A.Ghuzdewan 2)

INTISARI
Seiring jalannya waktu dan perkembangan teknologi, persaingan sangat ketat
khususnya pada dunia konstruksi menuntut perusahaan untuk melakukan efisiensi diberbagai
aspek produksi. Salah satu efisiensi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
mengoptimalkan kinerja di lapangan dengan melakukan pengaturan tata letak fasilitas dan
aliran bahan sehingga (material handling) pelaksanaan pekerjaan proyek/produksi dapat
lebih efisien, hemat waktu, frekuensi pekerjaan yang rendah dan hasil produksi yang
optimal. Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan melakukan analisa
dan simulasi pada tata letak fasilitas proyek konstruksi.
Penelitian ini bertujuan melakukan analisa dan simulasi tata letak fasilitas dan
aliran bahan pada proyek konstruksi. Penelitian dilakukan melalui studi pada proyek
pembangunan gedung RSA UGM. Analisa khususnya dilakukan pada pekerjaan balok dan
kolom karena pertimbangan waktu penelitian yang terbatas dan karena pada proyek
konstruksi pekerjaan yang paling tinggi frekuensi produksinya pada balok dan kolom. Untuk
itu analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan ini bertujuan untuk mengetahui tata letak
fasilitas dan aliran bahan pada produksi balok precast (B11) dan kolom in situ (K3) dan
Menganalisa fasilitas, tata letak dan aliran bahan pada produksi balok precast (B11) dan
kolom in situ (K3) yang ada pada proyek pembangunan RSA UGM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe tata letak fasilitas dan pola aliran bahan
yang diterapkan pada proyek dalam studi kasus adalah tipe process layout dan pola odd
angle. Berdasarkan analisa dengan metode kuantitatif atau perhitungan from to chart yang
di optimalkan dengan metode CRAFT menggunakan software WinQSB dan analisa metode
kualitatif teknik ARC dengan alternative, diperoleh tata letak baru hasil metode kuantitatif
yang di optimalkan dengan CRAFT dengan nilai : 42,94% dan Final layout yang dipilih
berdasarkan peningkatan efisiensi terbesar adalah layout berdasarkan ARC yang
menghasilkan total momen material handling. Namau pada kasus ini yang dipakai adalah
hasil analisa metode kualitatif yang hasil efisiensinya lebih rendah dibanding efisiensi hasil
WinQSB sebesar 28,32% dan derajat hubungan keterkaitan kegiatan yang lebih efektif
dibanding hasil analisa dengan WinQSB.
Kata kunci : Tata letak, Aliran bahan, Material handling, Plant layout
1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
2) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kompetisi yang terjadi akhir-akhir sangat
ketat sehingga memaksa setiap perusahaan
melakukan efisiensi dalam segala kegiatan
proses produksinya untuk mengurangi atau
menurunkan
biaya
produksi
tanpa
menurunkan kualitas barang atau produk yang
dihasilkan dengan waktu yang efektif dan
efisien. Dalam Perkembangan industri
konstruksi saat ini dengan permintaan semakin
meningkat namun kualitas terbaik dan tepat
waktu mengharuskan system produksi pada
perusahaan untuk memiliki kemampuan yang
fleksibel, produktif, efektif, dan efisien dengan
berbagai
cara dan kegiatan, seperti
merencanakan fasilitas lokasi fasilitas
pekerjaan, menata urutan aliran proses atau
dengan menata ulang fasilitas produksi yang
sudah ada (re-layout). Tujuan dari kegiatankegiatan di atas adalah untuk menata tata
letak fasilitas produksi yang lebih efektif dan
efisien agar waktu produksi lebih minimal
tapi tetap menghasilkan kuantitas dan kualitas
produk yang terbaik.
1.2. Rumusan Masalah
Tata letak fasilitas dan aliran bahan sangat
penting untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas pekerjaan. Sebelum itu semua
tercapai maka perlu diketahui bagaimana
menyusun tata letak yang baik dan bagaimana
mengoptimalkan tata letak pada aliran proses
produksi balok dan kolom jika belum efektif
dan efisien. Agar bisa tercapai keberhasilan
produksi yang baik dengan jarak dan waktu
yang optimal.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
tugas akhir ini adalah :

Mempelajari fasilitas-fasilitas pendukung


yang ada pada pekerjaan konstruksi dan
mempelajari tata letak produksi yang ada
pada proyek konstruksi.
Menganalisa aliran bahan pada proses
produksi yang sudah ada.
Membuat aliran produksi

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

Mengusulkan perbaikan tata letak


produksi yang lebih baik, sehingga lebih
efisien dan efektif .

1.4. Batasan Masalah


Pada Proyek Pekerjaan Rumah Sakit
Akademik UGM tahap I, banyak aspek yang
terlibat dan saling berkaitan, oleh karena itu
agar lebih jelas, pembahasan masalah tidak
melebar dan menyimpang dari lingkup
pembahasan, maka ter-dapat asumsi dan
batasan masalah sebagai berikut :
Obyek penelitian tata letak fasilitas proyek
dilakukan pada Proyek Pekerjaan Rumah
Sakit Akademik UGM tahap I.
Kegiatan kegiatan yang diamati
khususnya hanya pada proses produksi
balok precast (B11) dan kolom in situ
(K3).
Penelitian dilakukan untuk alternatif, agar
lebih lancar pada proses aliran produksi
balok precast (B11) dan kolom in
situ(K3).
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat baik bagi Perusahaan,
mahasiswa dan institusi pendidikan maupun
bagi kepentingan akademik. Manfaat itu
mencakup :
Gambaran pengembangan perancangan
tata letak fasilitas proyek yang dapat
diterapkan untuk proyek proyek yang akan
datang,nantinya dapat dijadikan pedoman
manajemen untuk membangun layout
fasilitas proyek yang lebih baik dari
sebelumnya.
Menjelaskan tata letak dan fasilitas yang
baik dalam pelaksanaan suatu proyek
untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan.
Memberikan informasi yang berguna
sebagai pengembangan tata letak dan
fasilitas proyek.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produktivitas kerja
Produktivitas adalah satu ukuran umum
suatu negara, industri, atau unit usaha yang
menggunakan sumber dayanya atau faktor

produksi. Ukuran keberhasilan produksi


dipandang dari sisi output, maka produktivitas
dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi
output dan input.

2.2 Usaha-usaha
meningkatkan
produktivitas kerja
Berdasarkan definisi produktivitas yang
merupakan sebagai rasio output terhadap
input, maka dapat dilihat bahwa untuk
peningkatan produktivitas, perlu dilakukan
tindakantindakan
meningkatkan
output
dan/atau menurunkan input. Maka dapat
dilakukan peningkatan produktivitas kerja
dengan usaha-usaha antara lain:
1) Meningkatakan jumlah alat yang digunakan
untuk proses produksi
2) Meningkatkan SDM pada
3) Mengatur tata letak falitas dan aliran bahan
dengan baik
4) menaikkan Output sedangkan input
mengalami menurun.
2.3. Perkembangan Teori Tata Letak
Pabrik
Perencanaan tata letak fasilitas merupakan
susunan dari fasilitas-fasilitas dan operasional
yang dibutuhkan untuk proses pengolahan
suatu produk. Pengaturan tata letak dan
fasilitas telah dikembangkan sejak tahun
1960an pada industri-industri massal/besar
seperti pabrik dan perusahaan yang
menghasilkan produk (Apple, 1990).
Tata letak merupakan satu keputusan
penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Tata letak
memiliki banyak dampak strategis karena tata
letak menentukan daya saing perusahaan
dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan
biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak
pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak
yang efektif dapat membantu organisasi
mencapai sebuah strategi yang menunjang
diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.
Semua kasus desain tata letak harus
mempertimbangkan bagaimana untuk dapat
mencapai (Wignjosoebroto, 2009):
Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang
lebih tinggi.
Aliran informasi, barang, atau orang yang
lebih baik.

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

Moral karyawan yang lebih baik, juga


kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
Interaksi dengan pelanggan yang lebih
baik.
Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata
letak yang ada sekarang, tata letak
tersebut akan perlu diubah).

2.4. Keuntungan penggunaan tata letak dan


aliran bahan
Secara garis besar keuntungan dari tata
letak pabrik ialah mengatur area kerja dan
segala fasilitas produksi yang paling ekonomis
untuk beroperasi produksi aman, dan nyaman
sehingga akan dapat menaikkan moral kerja
dan performance dari operator. Lebih spesifik
lagi tata letak yang baik akan dapat
memberikan keuntungankeuntungan dalam
sistem produksi (Wignjosoebroto, 2009), yaitu
antara lain sebagai berikut :
1. Menaikkan output produksi
2. Mengurangi waktu tunggu (delay)
3. Mengurangi proses pemindahan bahan
(material handling)
4. Penghematan penggunaan areal untuk
produksi gudang dan service.
5. Pendaya guna yang lebih besar dari
pemakaian mesin, tenaga kerja, dan
fasilitas produksi
6. Mengurangi inventory in-process.
7. Proses manufacturing yang lebih singkat
8. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan
keselamatan kerja dari operator.
9. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.
10. Mempermudah aktivitas supervisi.
11. Mengurangi
kemacetan
dan
kesimpangsiuran.
12. Mengurangi faktor yang bisa merugikan
dan mempengaruhi kualitas dari bahan
baku ataupun produk jadi.

Aliran bahan
Perancangan fasilitas seperti aliran bahan
sangat penting karena merupakan tulang
punngung terwujudnya tata letak dan fasilitas
yang efisien dan efektif. Aliran bahan harus
dirancang dengan cermat sehingga tidak
menjadi suatu pola aliran yang mebingungkan
seperti benang yang kusut, dapat dikatakan
bahwa keberhasilan perusahaan atau paling
tidak profitabilitasnya merupakan pantulan

Aliran bahan yang direncanakan dengan tepat

Gambar 2.2 Pentingnya aliran bahan (Apple,


1990)
2.5 Hubungan Perancangan Tata Letak
Pabrik Dengan Produktivitas
Untuk lebih spesifik, berikut ini adalah
beberapa alasan mengapa harus memperbaiki
desain layout pabrik :
1) Menaikkan output produksi.
2) Mengurangi waktu tunggu.
3) Mengurangi proses material handling.
4) Penghematan penggunaan areal untuk
produksi, gudang, dan service.
5) Pemanfaatan fasilitas produksi dan tenaga
kerja dengan lebih optimal.
6) Mengurangi biaya simpan produk
setengah jadi (inventory in-process).
7) Mempersingkat proses manufacturing.
8) Mengurangi resiko kesehatan dan
keselamatan kerja operator.
9) Mempermudah
aktivitas
supervisi
(pengawasan kerja).
10) Mengurangi
kemacetan
dan
kesimpangsiuran aliran material.

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Definisi Tata Letak Pabrik
Tata letak (plant layout) didefinisikan
sebagai perencanaan dan integrasi daripada
aliran komponen komponen suatu produksi
untuk mendapatkan interelasi yang paling
efektif dan efisien antara pekerja peralatan dan
pemindahan dari material mulai dari

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

3.3 Macam / Tipe Tata Letak


1. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan
Aliran Produksi (product lay out)
Mesin
Bubut

Mesin
Drill

Mesin
Gerind
a

Mesin
Press

Mesin
Pelengkung

Mesin
Perata

Mesin
Drill

Mesin
Bubut

Mesin
Perata

Mesin
Drill

Mesin
Drill

Mesin
Drill

Gudang Produk Jadi

Penataan fasilitas fisik yang baik

2. Tata Letak Proses ( Process Lay-Out )


Mesin
Bubut

Mesin
Bubut

Mesin
Drill

Pengel
asan

Pengel
asan

Mesin
Bubut

Mesin
Bubut

Mesin
Drill

Pengec
atan

Pengec
atan

Mesin
Perata

Mesin
Perata

Mesin
Perata

Mesin
Gerinda

Mesin
Gerinda

Perakitan

Gudang Prroduk Jadi

Operasi efisien

Proses Perakitan (Assembly)

Biaya produksi minimum

3.2 Tujuan Tata Letak Proyek


1. Menaikkan output produksi
2. Mengurangi waktu tunggu (delay)
3. Mengurangi proses pemindahan bahan
(material handling)
4. Penghematan penggunaan areal untuk
produksi gudang dan service.
5. Pendaya guna yang lebih besar dari
pemakaian mesin, tenaga kerja, dan
fasilitas produksi
6. Mengurangi inventory in-process.
7. Proses manufacturing yang lebih singkat
8. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan
keselamatan kerja dari operator.
9. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.
10. Mempermudah aktivitas supervisi.
11. Mengurangi
kemacetan
dan
kesimpangsiuran.
12. Mengurangi faktor yang bisa merugikan
dan mempengaruhi kualitas dari bahan
baku ataupun produk jadi.

Gudang Bahan Baku (Material)

Keberhasilan Perusahaan

penerimaan melalui pabrikasi menuju


pengiriman produk jadi (Apple, 1990)

Gudang Bahan Baku

langsung dari usaha yang berjalan dalam


perencanaan ini (Apple,1990).

Perakitan

1. Garis lurus (Straight line)

Gudang Bahan Baku (Material, Komponen,


Spare Parts, Dll)

3. Tata Letak Material Tetap (Fixed


Product Lay Out)
Mesin
Gerinda

Mesin
Keling

Mesin
Gergaji/potong

Mesin
Gerinda

2. Bentuk U (U shape)
Gudang Produk Jadi

Mesin
Las

Fasilitas
Pengecatan

3. Pola ziq zaq


4. Tata Letak Grup (Group Technology
Lay Out)
Mesin
drill

Mesin
perata

Mesin
gerinda

Mesin
las

Pengecatan

Perakitan

Mesin
press

Mesin
bubut

Mesin
drill

Mesin
gerinda

Mesin
drill

Pera
kitan

Mesin
press

Mesin
drill

Pera
kitan

Aliran

Bahan

untuk

produksi
Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

proses

4. Melingkar (Circular)
3

Mesin
gerinda

3.4 Ciri tata letak yang baik


1. Pemrosesan digabung dengan pemindahan
bahan
2. Pemindahan bergerak dari penerimaan
menuju pengiriman
3. Operasi pertama dekat dengan penerimaan
4. Operasi terakhir dekat dengan pengiriman
5. Penyimpanan pada tempat pemakaian jika
mungkin
6. Tata letak yang dapat disesuaikan dengan
perubahan
7. Direncanakan untuk perluasan terencana
8. Barang setengah jadi minimum
9. Sedikit mungkin bahan yang tengah
diproses
10. Pemakaian
seluruh
lantai
pabrik
maksimum
11. Ruang penyimpanan yang cukup
3.5 Pola

Perakitan

Gudang bahan baku

Gudang bahan baku

Mesin
bubut

5
6

5. Bersudut ganjil (Odd angle)


1

3.6 Langkah langkah perencanaan pola


aliran
perencanaan pola aliran bahan yang
sebaiknya diterapkan, maka prosedur tersebut
dibawah ini akan banyak membantu
pelaksanaan maksud tersebut

3.7 Perencanaan aliran yang efektif


Suatu jalur aliran langsung adalah aliran
maju yang tidak terputus, tidak mengalami
pemotongan lintasan dari awal sampai dengan
akhir tujuan. Bilamana aliran saling
berpotongan, maka hal tersebut akan berakibat
terjadinya kemacetan atau hambatan yang
tidak diinginkan
3.8 Metode

konvensional

I Ruang penerimaan
& pengiriman
II Ruang penyimpanan &
material
III Ruang penyimpanan
alat & perkakas
IV Ruang maintenance
V Ruang produksi
(pabrikasi & perakitan)
VI Ruang ganti pakaian
VII Kantin
VIII Ruang administrasi

I
II

A
1, 2, 3

O
6

A
1, 2, 8

A
6

E
4

I
4
O

O III
6
O IV
6
O
I V
6
A
U VI
6
U VII
A
U
6
O VIII
U
U
4, 5
O
U
U
5
U
U
E
O
4
E 4, 5
X 1, 4
9

Alasan penetapan
derajat hubungan
(bawah)

untuk

menganalisa aliran bahan


Jenis peta proses untuk dianalisa disini
adalah :
Peta proses operasi (Operation process
chart)
Peta aliran proses (Flow process chart)
Diagram aliran (Flow diagram)

Derajat hubungan
(atas)

Gambar 3.9. Peta hubungan aktivitas dalam


sebuah industri manufaktur (Wignjosoebroto,
2009)
3.11 Program tata letak terkomputer
Analisa tata letak bisa dilakukan dengan
komputer (Apple, 1990), beberapa paket
komputer yang telah lama dikenal antara lain :
CRAFT, CORELAP, ALDEP dan PLANET.

3.9 Metode kuantitatif guna menganalisa


aliran bahan menggunakan metode
from to chart
Teknik ini sangat berguna untuk kondisikondisi dimana banyak items yang mengalir
melalui suatu area seperti bengkel permesinan,
kantor, dll. Angka-angka yang terdapat dalam
suatu from to chart akan menunjukkan total
dari berat beban yang harus dipindahkan, jarak
perpindahan bahan, volume atau kombinasikombinasi dari faktor-faktor ini
3.10 Metode kualitatif untuk menganalisa
aliran bahan menggunakan metode
Activity Relationship Chart (ARC)
Untuk menggunakan metode kualitatif
digunakan Activity Relationship Chart (ARC)
atau sering disebut peta keterkaitan kegiatan,
yaitu marancang tata letak berdasarkan derajat
hubungan aktivitas dari masing-masing stasiun
kerja.

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

3.12 WinQSB
WinQSB
merupakan
salah
satu
perangkat lunak (software) simulasi berbasis
windows yang digunakan untuk memodelkan
dan menganalisis suatu sistem. WinQSB
memeberikan solusi yang baik dalam
perancangan layout.

3.17 Simulasi tata letak dengan WinQSB


Untuk proses iterasi dengan WinQSB
disesuaikan dengan data materaial flow (MF).
Dimana anaisa dengan WinQSB menggunakan
data tambahan berupa data luas sub
departemen berdasarkan luas mesin.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Objek penelitian
Untuk menyelesaikan tugas akhir ini
proyek yang menjadi objek penelitian adalah
Rumah Sakit Akademik UGM yang berlokasi
di Jln. Ring Road Utara Kelurahan Trihanggo
Desa Kronggahan, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, seperti yang terlihat
pada Gambar 4.1.

Mulai

Studi pustaka
1 Tata letak pabrik
2 WinQSB
Survey ke proyek

Identifikasi masalah

Jenis produk
Bahan baku
Proses produksi dan spesifikasi mesin
Tata letak awal dan luas area

Perumusan masalah

Gambar 4.1 Proses pekerjaan Rumah Sakit


Akademik UGM tahap I
4.2. Diagram Alir Penelitian
Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah
diagram alir dari penelitian yang dilakukan
mulai dari tahap awal sampai tahap akhir,
yang dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah :

a.

b.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer
Pengumpulan data sekunder

Pengolahan Data
Metode konvensional
1. Peta proses operasi
2. Peta aliran proses
3. Diagram aliran
Metode
kuantitatif
dengan From
To Chart

Analiosa alogaritma
CRAFT dengan
software Win QSB

Metode Kualitatif
dengan Activity
Relation Chart
Analysis

Apakah ada
peningkaatan
efisinsi jarak

Tidak

Ya
Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 4.1 Diagram alir penelitian

BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum
Proyek
dalam
studi
kasus
ini
berupa pelaksanaan pekerjaan Rumah
Sakit Akademik
UGM yang nantinya
berfungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan umum serta berperan sebagai centre
for excellent dengan menggunakan forum
program pendidikan dan penelitian. RS
Akademik UGM akan dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknis UGM. Melalui Unit
Pelaksana tersebut, RS Akademik UGM siap
dikelola dan berorientasi kepada tercapainya
Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

kinerja operasional dan finansial rumah sakit


yang baik dengan tetap mengedepankan fungsi
sosial sebuah rumah sakit

Nama stasiun

Panjang

Lebar

Luas

kerja

(m)

(m)

(m2)

18

90

16.5

66

Bar bender 1

B2

Bar cutter

B3

Bar bender 2

Bengkel kayu

15

15

10

150

15

15

225

12

12

144

12

12

144

94.2

16.8

1582.56

No

Kode

A1

A2

penumpukkan

B1

4
5
6

Gudang bahan
baku
Tempat

besi

E1

E2

10

11

Gambar 5.1 Pekerjaan gedung RS Akademik


UGM tahap I yang baru mencapai 80%

5.5 Tata letak dan Fasilitas Proyek


Lahan yang dimiliki RSA UGM dengan
luas total lahan 6086.86 m (114,2 m x 53,3
m) hanya pada daerah penelitian yaitu gedung
tahap I, dengan mengabaikan luas lahan untuk
tahap II. Luas lahan di ukur dengan cara
mengukur luasan melalui gambar site plan
yang dapat dilihat pada Gambar 5.4. yang
terdiri dari 6 stasiun kerja.

Tempat
casting balok
Tempet delay
balok 1
Tempat delay
balok 2
Tempat
casting kolom
Gedung RSA
UGM

5.6 Pekerjaan balok dan kolom


Berdasarkan hasil penelitian, urutan dan jenis
pekerjaan balok precast dan kolom in situ.
Akan diuraikan lebih jelas pekerjaan balok
precast dan kolom in situ pada sub dibawah.

Keterangan gambar :
A1 : Gudang bahan baku
A2 : Area penumpukkan besi tulangan
B1 : Bar bender 1
B2 : Bar cutter
B3 : Bar bender 2
C : Bengkel kayu
D : Tempat perakitan tulangan dan casting
balok
E1 : Tempat penumpukan balok
E2 : Tempat penumpukan balok
F : Tempat pekerjaan casting kolom
G : Gedung RSA UGM

Tabel 5.3. Ukuran dan luas stasiun kerja pada


proyek RSA UGM

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

Tulangan D 10

Tulangan D19

Tulangan D 13

Tulangan D 25

B11
Tumpuan

Pemotongan
Tulangan
sengkang

Pemotongan
tulangan pokok

Pemotongan
Tulangan
sengkang

Pemotongan
tulangan pokok

Pembengkokan
tulangan
sengakang

Pembengkokan
tulangan pokok

Pembengkokan
tulangan
sengakang

Pembengkokan
tulangan pokok

Tulangan diangkat
ke tempat
pemasangan

3 D 19

Tulangan bawah

4 D 19
3 D 19

Sengkang

D 10 - 100

4 D 19
4 D 19
D 10 - 200

Pengecoran
kolom

BALOK

KOLOM

Pemasangan
Balok dan kolom
dicor

Struktur

Gambar 5.17. Proses produksi balok dan


kolom hingga menjadi struktur beton
5.6.1 Pekerjaan Balok precast
Jenis balok yang digunakan pada
pembangunan RSA UGM adalah balok
precast yang terdiri dari beberapa type
balok yang berbeda. Yang menjadi objek
tinjauan disini adalah type balok precast
B11, dengan jumlah balok yang akan
digunakakn 24
buah, bentang balok
5.88m, tinggi 0.5m dan lebar 0.3m. balok
terdiri dari beberpa elemen yaitu :
tulangan dan beton. Tulangan yang
dipakai pada balok precast type B11
adalah deform 19 dan deform 10. untuk
lebih jelas dan detail balok B11 dapat
dilihat pada gambar 5.15.

Gambar 5.15. Potongan detail tulangan Balok


precast (B11)
5.6.2 Pekerjaan Kolom in situ
Kolom yang digunakan pada proyek
RSA UGM adalah kolom jenis
konvensional atau in situ dan yang
menjadi tinjauan adalah type kolom K3
dengan jumlah kolom K3 yang akan
digunakan 48 buah, ukuran kolom :
tinggi 3.57m, ukuran kolom 0.7m x
0.4m. tulangan yang dipakai pada kolom
adalah tulangan type deform dengan
diameter 25 sebagai tulangan pokok dan
diameter 13 sebagai tulangan geser /
sengkang. Untuk detail potongan kolom
dapat dilihat pada gambar 16
K3
400

700

Pengecoran
balok precast

500

4 D 19

Tulangan atas
Tulangan samping

Perakitan tulangan
kolom dan
pemasangan
casting

300

300

500

Perakitan tulangan
Balok dan
pemasangan
casting

Lapangan

8 D 25
D 13 100 ~ 200

Gambar 5. 16. Potongan detail tulangan kolom


in situ K3
Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

5.8 Pengukuran waktu kerja


Pengukuran waktu kerja dalam penelitian
ini ditinjau pada produksi balok precast B11
dan kolom in situ K3 mulai dari pekerjaan
awal penulangan sampai pekerjaan tahap akhir
menjadi balok dan kolom yang dinyatakan
dalam satuan frekuensi, jarak dan waktu per
harian, selama waktu penelitian

BAB VI
ANALISA DAN PEMBAHASAN
6.1. Tipe tata letak
Tipe tata letak fasilitas terdiri dari empat
tipe yaitu : tata letak fasilitas berdasarkan
aliran produksi (product layout), tata letak
proses (process layout), tata letak material
tetap (fixed product layout) dan tata letak grup
(group technology layout). Dari hasil survey
pada proyek RSA UGM metode pengaturan
dan penempatan dari segala mesin serta
peralatan produksi yang memiliki tipe/jenis
sama digabung dalam satu departemen
pengaturan tata letak fasilitas atau dengan kata
lain semua mesin dan peralatan yang
mempunyai ciri operasi yang sama akan
dikelompokan bersama sesuai dengan proses
atau fungsi. maka dapat disimpulkan tipe tata
letak pada proyek pembangunan RSA UGM
adalah tipe process layout.

yang dipermudah dengan di beri simbolsimbol dan berguna untuk mengontrol


urutan dan jenis pekerjaan
6.3.2.2
Peta aliran proses
Peta aliran proses merupakan peta
yang
menggambarkan
aktivitas
produktif maupun tidak produktif
yang
terlihat
dalam
proses
pelaksanaan kerja secara lengkap
dengan lebih terperinci. Dengan peta
aliran proses maka akan dapat
diperoleh keuntungan atau perbaikan
proses.
6.3.2.3
Diagram aliran
Diagram aliran menunjukkan lokasi
dari semua aktivitas yang terjadi
dalam peta aliran proses. Pembuatan
diagram aliran diperlukan untuk
memperjelas peta aliran proses dan
membantu perbaikan tata letak tempat
kerja. Tata letak baru dapat di peroleh
dengan memindah-mindahkan titik
tempat
berlangsungnya
operasi/pekerjaan, pemeriksaan dan
penyimpanan
sedemikian
rupa
sehingga ditemukan susunan tata letak
baru yang paling ekonomis ditinjau
dari segi jarak dan waktu

6.2 Pola aliran


Berdasarkan hasil survey dan analisa yang
telah disajikan pada gambar 6.6 dan gambar
6.7. dapat dilihat bahwa aliran pekerjaan balok
maupun kolom aliran banyak sekali
membentuk sudut ganjil dan tidak beraturan.
dapat disimpulkan bahwa jenis pola aliran
yang dipakai adalah pola aliran yang tidak
beraturan dan membentuk sudut ganjil (odd
angle)
6.3.2 Analisa aliran bahan dengan (Metode
konvensional)
6.3.2.1
Peta proses operasi
Peta proses merupakan gambaran urutan
produksi mulai dari pengerjaan bahan
baku sampai produk jadi atau setengah
jadi yang dilengkapi dengan informasi

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

6.3.3

Menentukan macam & type


tata letak

Analisa aliran bahan dengan From

to chart (Metode kuantitatif)


6.3.3.1 Penentuan jarak antar stasiun kerja
Penentuan jarak antar stasiun kerja,
terlebih dahulu harus melakukan
pengukuran titik pusat untuk tiap-tiap
stasiun kerja yang berkoordinat X,Y
(0,0) pada pojok kiri bawah, lalu
diukur jarak dari koordinat (0,0) ke
titik pusat yang dituju,

Menentukan Pola aliran

Analisa data :
Metode konvensional, Membuat :
-Peta proses operasi,
-Peta aliran proses,
-Diagram aliran

Metode kuantitatif :
-Penentuan jarak antar stasiun kerja
-Menentukan frekuensi aliran material handling
antar stasiun
-Menghitung jarak total material handling

Metode kualitatif :
-Membuat peta hubungan aktivitas (ARC)
-Pembuatan lembar kerja (work sheet)
-Membuat Activity Template Block Diagram
(ATBD)
-Membuat Activity Relationship Diagram (ARD)

Metode kuantitatif hasil analisa ARC:


-Penentuan jarak antar stasiun kerja hasil
ARC
-Menentukan frekuensi aliran material
handling antar stasiun
-Menghitung jarak total material handling
Tidak Efisien
Analisa tata letak
menggunakan software WinQSB :
-Analisis CRAFT dengan mengunakan
data tata letak Awal
-Analisis CRAFT dengan mengunakan
data tata letak hasil ARC

Dianalisa perbandingan antara


layout lama dan baru hasil
lebih efisien??

Efisien

6.3.3.2 Menentukan
frekuensi
aliran
material handling antar stasiun
Penentuan frekuensi aliran material
antara stasiun kerja akan ditentukan
oleh beberapa faktor perhitungan
antara lain :
Aliran proses yang memerlukan
transportasi atau perpindahan
(dapat dilihat pada peta proses
operasi, peta aliran dan diagram
aliran).
Jumlah material yang dipindahkan
(dapat dilihat pada tabel 6.3.)
Alat transportasi dan kapasitas
alat yang digunakan.
Perhitugan
frekuensi
aliran
material handling antar stasiun
kerja
menggunakan
rumus
persamaan (1), hasil perhitungan
disajikan dalam tabel 6.3
6.3.3.3 Menghitung momen total material
handling
Berdasarkan jarak antara stasiun kerja
dan frekuensi aliran material, maka
dapat ditentukan momen total material
handling dengan menggunakan rumus
persamaan (2) dan hasil perhitungan
disajikan pada tabel 6.4.
6.3.4

Analisa aliran bahan dengan ARC


(Metode kualitatif)
Metode kualitatif yang digunakan utnuk
menganalisa aliran material bahan disini
adalah ARC (Activity relationship chart).

FINISH. Tata letak yang efisien

Gambar 6.2. Flow chart urutan analisa tata letak

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

10

Derajat hubungan kedekatan dalam


kode huruf atau sandi

Gudang bahan baku

Mutlak Perlu

Sangat Penting

Penting

Biasa

Tidak perlu

6.3.4.2 Hasil tata letak berdasarkan ARC

2,3,6

Penggunaan catatan secara bersama

Menggunakan tenaga kerja yang sama

Menggunakan space area yang sama

Derajat kontak personel yang sering dilakukan

Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan


Urutan aliran kerja

4.5m

Petunjuk pembacaan peta

Kotak ini menunjukkan


keterkaitan antara gudang bahan
baku dan bar bender 1

Gudang bahan baku


O
2,3,6

AI

2,3,6

Melaksanakan kegiatan kerja yang sama

Menggunakan peralatan kerja yang sama

(27.3 , 72.3)

6m
Tower crane

Kemungkinan adanya bau, ramai, dll

4.5m

E1

8.4m

2m

2.5m

3m

B1
1m

(8.4 , 47.1)

5m

6m
6m

12m

Bar bender 1

A1
1m

B2
B2

5m

62.7m

E2

6m

Deskripsi alasan

1m

Kode
alasan

9m

4m

A2

8.25m

Gedung RSA UGM

1m

B3

6m

Tempat casting kolom

1m

1m

Tempat delay balok 2

12m

7.5m

Tempat delay balok 1

Area penumpukkan besi

16.8m

12m

3m

10m

1m

U
O

2m

3m

16.5m

14m

4.5m

5m

12m

6m

I
-

9m

6m

Tempat casting balok

Tidak diharapkan

5m

Bengkel kayu

(43.3 , 92.2)

114.2m

Bar bender 2

5m

25m

18m

5m

AI

Alasan keterkaitan atau


ditunjukkan kode nomor
47.1m

50.7m

Kantor

35m

4,5,6

15m

A
3,4,6

30m

15m

30m

Mobile crane

AI

Bar bender 1

Bar cutter

94.2m

20m

Area penumpukkan besi

Gambar 6.10. Peta hubungan aktivitas


Y

6.2m
(0,0)

53.3m

Membuat Activity Relationship Diagram

(ARD)
Pembuatan activity relationship diagram
(ARD) yang disajikan pada gambar 6.11 yang
berguna untuk mengetahui aliran dan urutan
pekerjaan pada tata letak baru berdasarkan
keterkaitan kegiatan dengan metode hubungan
keterkaitan yang diberi kode garis.
A ; D,F

E;-

A;
A1,B1,B3

E;-

A ; B2

E;-

X;-

X;-

X;-

B2

A2

I;
A1,E1,E2

O;-

A;
B1,B3,C,E
1

E;-

I ; A1
A ; B2,D

O;D

I ; B1,B3

E;G

A ; B2,D,F
X;-

B3

B1

A;
B1,C,G

E;-

I ; A1,A2
A ; D,G

O;F

I ; A1,A2

E;-

A ; D,G
X;-

E1

E2

I;-

O ; A1

A;
E1,E2,F

I;C

Momen awal sebelum di iterasi atau


dianalisa dengan WinQSB

E;-

X;-

O ; B3

O;
A2,E1,E2

Analisa tata letak metode CRAFT


menggunakan software WinQSB.
Analisa perancangan tata letak
metode CRAFT dengan WinQSB bertujuan
untuk mencari alternatif yang memberikan
jarak yang paling efisien. Dimana data yang di
olah menggunakan software merupakan salah
satu metode heuristic sehingga dalam
pencarian alternatif yang baru dapat dilakukan
dengan efisien alternatif layout yang
dihasilkan oleh software WinQSB.

O;-

X;-

I ; A1

A1
I:
B1,B2,B3,
C,D,F,G

E;G

X;-

O ; B2

E;X;-

O ; A1

X;-

I ; A1

A;-

6.3.5

O ; A1

E ; B1,B3
X;-

G
I ; A1

O;-

Ketrerangan :
Urutan pekerjaan Kolom
Urutan pekerjaan Balok

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

11

beraturan bentuknya dan membentuk sudut


ganjil.
6.4.2 Pembahasan
hasil
pengolahan
metode kualitatif dengan ARC
Pengolahan metode ini menghasilkan tata
letakbaru yang berdasarkan hubungan
kedekatan aktivitas sehingga didapat tata letak
yang teratur dan aliran material bahan yang
berurutan. Hasil tata letak berdasarkan ARC
disajikan pada gambar 6.5 dan hasil olahan
dengan CRAFT ditunjukkan pada lampiran 5.
Tata letak hasil ARC ini tidak memberikan
penurunan jarak material handlingnya.
Penguranag jarak material handling dapat
dihitung dengan membandingkan jarak hasil
tata letak awal yang disajikan pada tabel 6.4
dengan tata letak hasil ARC yang disajikan
pada tabel 6.7. Hasil perbandingan tata letak
awal diperoleh penurunan total momen
material handling pada tata letak hasil ARC
yaitu : dari 1718,6m menjadi 1231,88m atau
sebesar
Peningkatan
Peningkatan efisiensi tanpa menggunakan
ARC sebesar :
Peningkatan efisiensi =

Momentatal etekawal Momentatal etakbaru


x100%
Momentatal etakawal
= 28,32 %
5755,42 5486,40
x100%
=
5755,42
= 4,67 %

6.4 Pembahasan
6.4.1

Pembahasan hasil pengolahan data

dengan metode konvensional


Hasil pengolahan data dengan metode ini
dihasil kan 3 peta proses yaitu : peta
proses
operasi, peta aliran proses dan peta diagram
aliran. Dari peta aliran proses yang
menggambarkan aliran material dengan tata
letak saat ini (awal) dapat dilihat produksi
balok dan kolom termasuk type tata letak jenis
process layout dan pola aliran material ini
termasuk pola aliran odd angle, dimana
ditunjukan dari peta diagram aliran yang tak
Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

efisiensi

Momentatal etekawal Momentatal etakbaru


x100%
Momentatal etakawal
=

1718,6 1231,88
x100%
1718,6

6.4.3

Pembahasan hasil pengolahan CRAFT


metode kuantitatif dengan from to chart
Pada pembahasan ini merupakan pembuktian
secara matematis mengenai kondisi layout saat ini
dan layout hasil analisis. Dengan from to chart
dapat diketahui peningkatan efisiensi jarak hasil
analisis dibandingkan dengan jarak awal.
Berdasarkan lampiran 4 Layout saat ini memiliki
momen total 5755,42 dan layout hasil analisis
bertdasarkan ARC yang memiliki momen total
3283,66 Sehingga peningkatan efisiensi adalah :
Peningkatan
efisiensi
=

Momentatal etekawal Momentatal etakbaru


x100%
Momentatal etakawal

5755,42 3283,66
x100%
5755,42

= 42,94 %

12

Tabel 6.10 Hasil analisa dan peningkatan efisiensi


berdasarkan jenis analisa
Hasil Analisa
Jenis analisa
Jarak (m)

Peningkatan

Awal

Baru

efisiensi (%)

353,9

250,15

29.31

1718,6

1231,88

28.32

Metode
kuantitatif
Jarak material
handling

Metode
kualitatif

Momen
material

5755,42

5486,40

4.67

5755,42

3283,66

42.94

handling
Momen
dengan
WinQSB

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1

Kesimpulan
Dari hasil analisa dapat diketahui tipe
tata letak fasilitas dan pola aliran bahan
yang digunakan pada RSA UGM
dikategorikan dalam jenis layout tipe
process layout dan pola odd angle.
Final layout yang dipilih berdasarkan
peningkatan efisiensi terbesar adalah
layout berdasarkan
ARC
yang
menghasilkan total peningkatan efisiensi
sebesar 28,32% dan derajat hubungan
keterkaitan kegiatan yang lebih efektif.
Berdasarkan hasil analisa ARC laju
aliran pada tata letak baru hasil analisa
lebih teratur dibanding aliran pada tata
letak awal awal, dengan sebagian besar
laju aliran produk dan pola odd angle
yang mengalami
back
tracking,
sehingga dengan hasil analisa laju aliran
masih tetap mengalami back tracking
namun laju aliran dapat tertata dengan
baik.
Berdasarkan analisa dengan metode
kuantitatif atau perhitungan (from to
chart) yang di optimalkan dengan

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

metode CRAFT menggunakan software


WinQSB dan analisa metode kualitatif
(teknik ARC) yaitu analisa berdasarkan
derajad hubungan kedekatan aktivitas
diperoleh alternatif baru untuk tata letak
fasilitas dan aliran bahan pada proyek
RSA
UGM
yang
menghasilkan
peningkatan efisiensi momen aliran
bahan lebih kecil dibanding layout awal
yaitu sebesar :
alternatif taat letak baru hasil metode
kunatitatif yang di optimalkan dengan
CRAFT : 42,94 %
Alternatif tata letak baru hasil metode
kualitatif (teknik ARC) menghasilkan
pertukaran
departemen E2
dan
departemen F, pertukaran departemen
B3, menghasilkan pengurangan total
momen material handling sebesar
28.32%
Berdasarkan analisa data di proyek RSA
UGM dapat disimpulkan bahwa kajian
tata letak hasil ARC dengan metode
kualitatif merupakan tata letak yang
paling baik, karena tata letak yang
dihasilkan lebih efektif dan juga terjadi
penururan total jarak tempuh material
handlingnya walaupun tidak sebesar
penurunan tata letak hasil metode
kuantitatif. Alasan dipilih nya tata letak
hasil nanalisa ARC karena hasil analisa
dari software WinQSB peningkatan
efisiensi jarak material handling lebih
efisien namun tidak memperhatikan
hubungan
keterkaitan
kerja
berdasarakan
urutan dan proses
pekerjaan.

7.2

SARAN
Dari hasil perancangan ulang tata
letak produksi pada proyek RSA UGM, maka
dapat disarankan untuk :
Perlu di tinjau lagi tata letak dan
pengaturannya agar lebih efisien dan
efektif pada penempatan tata letak
fasilitas proyek
Analisa tata letak fasilitas dan aliran
bahan
perlu
dilakukan
dalam
pelaksanaan proyek karena dapat
meningkatakan fisiensi dan efektifitas
pekerjaan dan lebih mengoptimalkan
hasil pekerjaan.

13

Pada penelitian ini hanya dilakukan


tinjauan pada balok dan kolom maka itu
untuk ke depan diharapakan adanya
penelitian yang lebih lengkap lagi dari
pekerjaan awal samapi pekerjaan akhir
serta
memperhitungkan
koefisienkoefisien yang mempengaruhi waktu
pekerjaan.
Sebaiknya pada pengaturan tata letak
jarak antar departemen jangan terlalu
jauh dan aliran proses pekerjaan di atur
sebaik mungkin agar jarak tempuh tidak
terlalu jauh dan tidak banyak terjadi
perpotongan lintasan.
Untuk analisa tata letak fasilitas dapat
digunakan dua alternatif yaitu dengan
metode manual (metode kuantitatif dan
metode
kulitatif)
dan
dengan
menggunakan software WinQSB tetapi
tetap memperhatikan keterkaitan antar
pekerjaan, stasiun kerja, urutan dan
proses pekerjaan untuk menghasilkan
hasil analisa yang lebih efektif.
Untuk mencapai hasil tata letak yang
lebih efektif mungkin pada proyek
selanjutnya
diharapkan
dapat
memperhitungkan duluan lokasi tata
letak,fungsi,luas dan aliran proses
pekerjaan yang berlangsung pada
proyek itu agar tata letak fasilitas lebih
efektif, efisien dan tidak banyak terjadi
perpotongan lintasan dan back tracking.
Menganalisa luasan daerah yang akan
dipakai untuk tempat letak fasilitas
proyek agar dapat di analisa dan
direncanakan terlebih dahulu lintasan
kerja dan gang untuk mencapai tata
letak yang efektif dan efisien.
Hasil perancangan ini bisa dijadikan
pertimbangan usulan tata letak dan
untuk perencanaan tata letak untuk
proyek tahap selanjutnya dikemudian
hari. yaitu berdasarkan metode kualitatif
dengan teknik ARC atau dengan metode
lain yang ada. Dimana tata letak yang
dihasilkan lebih efektif dan efisien
dibanding tata letak awal.

Analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2009.
http://people.brunel.ac.uk/~mostjjb/jebior/contents
hmtl. [12 Desember 2009]
Aditya, Erick. Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas pada PT. XYZ. Skripsi jurusan teknik
mesin dan industri FT UGM . 2009
Apple, James M. Tata Letak Pabrik dan
Pemindahan Bahan. Bandung : Penerbit ITB.
1990.
Belman, Frengky S. Analisa Waktu Baku Pada
Proyek RSA UGM. Skripsi jurusan teknik sipil dan
lingkungan FT UGM. 2010.
Djojowirono, Soegeng. Manajemen Konstruksi.
Yogyakarta : Biro penerbit KMTS FT UGM. 1991.
Hendrarto, M, Roni, K dan Toto, P. Modifikasi
Tata Letak Fasilitas Produksi Jamur Tiram (Studi
kasus pada Petani jamur cita lestari cisarua kab.
Bandung) Jurnal Teknotan, ISSN 1978-1067 Vol 1
no 3. 2009
Heragu, S S. 2006, Facilities Design Second
Edition, online book.
Anonim b. 2010.
http://books.google.co.id/books?id+GTwPZRNSUC&pritsec./content=frontcover&dq=inauthor.%22
sunderesh+s.+heragu%22&cd=1#v=onepage&q=&f
=false. Akses [27 April 2010].
Quesada ibarguen, V .M. & Vergara Schmalbach, J.
C. Analisis Cuantitavo con WinQSB. Universidad
de Cartagena. 2003
Sitanggang, Dameyantin. Perancangan Ulang Tata
Letak Menggunakan Travel Chart Pada Bagian
Produksi PT. CKUP. Skripsi jurusan teknik industri
FT USU. 2009
Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan
Pemindahan Bahan. Surabaya : Penerbit Guna
Widya. ITS. 2009

14

Anda mungkin juga menyukai